PENILAIAN KESESUAIAN LOKASI SUAKA PERIKANAN DI BATANG KAPUR NAGARI KOTO BANGUN KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

  

PENILAIAN KESESUAIAN LOKASI SUAKA PERIKANAN

DI BATANG KAPUR NAGARI KOTO BANGUN

KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ARTIKEL

SUSY LETRINI

NIM: 1010018112020

  

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Pesisir dan Kelautan

(PSP2K)

  

Penilaian Kesesuaian Lokasi Suaka Perikanan di Batang Kapur

Nagari Koto Bangun Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota

1) 2) 2) 1)

Susy Letrini , Hafrijal Syandri , dan Azrita

Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta-Padang

2)

Dosen Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta-Padang

  

ABSTRAK

Penelit ian t ent ang penilaian kesesuaian lokasi suaka perikanan di Bat ang Kapur Nagari Kot o

Bangun Kecam at an Kapur IX Kabupat en Lim a Puluh Kot a dilakukan ant ara bulan Januari-M aret

2013. Tujuan penelit ian adalah unt uk m enganalisis peran kelem bagaan Pokw asm as dalam

pengelolaan suaka perikanan Sosa, m enganalisis spesies ikan yang hidup pada suaka

perikanan, m enganalisis st at us t ropik suaka perikanan dit injau dari param et er fisika-kim ia air

dan plankt on sert a m enganalisis kesesuaian lokasi suaka perikanan Sosa dengan beberapa

param et er yang t elah dit et apkan. Dari hasil penelit ian dapat dikem ukakan bahw a luas suaka

perikanan Sosa adalah 6,19 ha t erdiri dari zona int i 0,14 ha, zona perikanan berkelanjut an 1,25

ha dan zona pem anfaat an 4,80 ha yang dikelola oleh kelom pok m asyarakat di baw ah binaan

Dinas Perikanan Kabupat en Lim a Puluh Kot a secara ko-m anajem en. Spesies ikan yang hidup di

suaka Sosa sebanyak 23 spesies t erdiri dari fam ili Cyprinidae 16 spesies, Channidae 2 spesies,

Clupeidae 1 spesies, m ast acam belidae 1 spesies, Hemiram pidae 1 spesies, angridae 1 spesies

dan Chiclidae 1 spesies yang t eridiri dari em pat t rofik level m akanan yait u herbivor, om nivor,

karnivor dan predat or. Terdapat 1 spesies endem ik dan langka yait u ikan t abingalan

(Punt ioplit es bulu) dengan spesies dom inan di perairan suaka adalah kapiek (Barboides

schw anifeldi ). Hasil analisa kualit as air di perairan suaka perikanan Sosa m enunjukkan bahw a

perairan t ersebut belum t ercem ar dan m em enuhi krit eria baku m ut u kualit as air unt uk

perikanan. Hasil pengukuran padat an t ersuspensi t ot al (TSS) ket iga zona berkisar ant ara

ant ara 4,83±0,30 – 6,66±0,15 m g/ l, nilai COD berkisar ant ara 10,62±0,08-15,41±0,54 m g/ l dan

nilai TDS berkisar ant ara 12,05±0,02 -18,80±0,41 m g/ l. Kelim pahan plankt on berkisar ant ara

1.264-1,809 ind./ l, sehingga t rofik level perairan dikat egorikan oligot rofik. Veget asi t um buhan

di t epi sungai yang dit em ukan ant ara lain rum put ikan (Pot amoget on malaianus), t alas

(Colocasia esculent a), paku pakis (Aspidium sp), pungpulut an (Urena lobat a) kangkung air

( Ipomoea aquatic ),serempuli (M acaranga t riloba), put ri m alu (M imosa pudica). Berdasarkan

dat a yang t elah dikem ukakan t ent ang kelem bagaan pokm asw as, spesies ikan, kualit as air,

plankt on, t um buhan air dan kondisi fisik suaka perikanan Sosa di Bat ang Kapur Nagari Kot o

Bangun, m aka dapat dinyat akan bahw a suaka perikanan Sosa berfungsi baik dan sangat

efekt if.

  

Kata kunci: suaka perikanan, kelembagaan, jenis ikan, kualitas air, plankton dan

vegetasi air.

  

The Assessment of the Suitability of the Fisheries Conservation Location on

Batang Kapur River in Nagari Koto Bangun Kapur IX Sub-district

Lima Puluh Kota Regency

1) 2) 2) 1) Susy Letrini , Hafrijal Syandri , dan Azrita 2)

Students of the Postgraduate Programs of Bung Hatta University-Padang

Lecturers of the Postgraduate Programs of Bung Hatta University-Padang

  

ABSTRACT

  This research is about the assessment of the conformity of fisheries conservation location in Batang Kapur River Nagari Koto Bangun Kapur IX Sub-district Lima Puluh Kota Regency. It was conducted during January to March 2013. The purpose of this research is to analyzed the roles of community institutions (Pokmaswas) in managing Sosa fisheries conservation, to analyze tropical status of fisheries conservation based on physics-chemical water parameters as well as plankton, and to analyze it with certain confirmed parameters.It is found that the Sosa fisheries conformity coverage was 6.19 ha, that consist of primary zone 0.14 ha, sustainable zone 1.25 ha, and used zone 4.80 ha. This area was managed by certain group under supervision of Fisheries Agencies of Lima Puluh Kota. There are 23 species found in Sosa conservation area. They are 16 species of Cyprinidae, 2 species of Channidae, 1 species of Clupeidae, 1 species of Mastacambelidae, 1 species Hemirampidae, 1 species of Angridae, and 1 species Chiclidae. They can be cathegorized into for four food tropical levels: herbivore, omnivore, carnivore and predator. It is also found one endemic and scarce species that is Tabingalan (Puntioplites bulu) in which the dominant species is Kapiek (Barboides

  

schwanifeldi ). The analyses shown that the water quality in Sosa fishery conservation is

still unpolluted and can fulfill the criteria of standardized water quality for fisheries.

  The result if the measurement of the Total Suspention Solid (TSS) of the three zones is between 4,83±0.30-6.66±0.15 mg/l, the COD value is between 10.62±0.08-15.41±0.54 mg/l and Total Disolved Solid (TDS) is between 12.05±0.02-18.80±0.41mg/l. The value of plankton is 1.264-1.809 ind./l, as the result tropic level of the area can be categorized as oligotropic. The vegetation found along the side river are fish grass, (potamogeton malaianus), talas (Colacasia esculenta), paku pakis (Aspidum sp), Pungpulutan (urena lobata), serempuli (Macaranga triloba), and putri malu (Mimosa

  

pudica ). Based on the research found mentioned above, it can be concluded that Sosa

fisheries conservation is very effective and can work well.

  Key words: fisheries conservation, institutional aspects, types of fish, water quality, plankton, and water vegetation .

  PENDAHULUAN

  Perairan umum daratan yang terdapat di Kabupaten Lima Puluh Kota cukup luas yang terdiri dari sungai, waduk dan genangan air lainnya. Ada sekitar 13 buah sungai besar dan kecil yang mengalir dan telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengairan/ irigasi. Salah satu dari sungai tersebut yang terbesar adalah Batang Kapur yang berada di Kecamatan Kapur IX dan satu waduk Koto Panjang yang sebagian wilayahnya termasuk Kabupaten Lima Puluh Kota.

  Potensi perairan umum di Kabupaten Lima Puluh Kota adalah sebesar 3.789,25 hektar dengan realisasi pemanfaatan sebesar 189,41 hektar (5%). Dari potensi tersebut dapat diproduksi ikan sekitar 377.100 kg/tahun dengan berbagai keanekaragaman spesies ikan (Dinas Perikanan Kab. Lima Puluh Kota, 2011).

  Dari potensi perairan umum dan realisasi pemanfaatan tersebut, dapat dinyatakan bahwa peluang untuk meningkatkan pemanfaatan potensi perairan umum di Kabupaten Lima Puluh Kota cukup besar, baik untuk kegiatan budidaya maupun untuk dijadikan suaka perikanan guna melindungi keanekaragaman plasma nutfah dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan lain di luar sektor perikanan. Eksploitasi ikan dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan atau menggunakan bahan kimia yang berbahaya dapat menyebabkan spesies ikan endemik dan ekonomis penting terancam punah dan hilang (Syandri, 2008). konservasi (Andriani et al, 2009; Syandri et al, 2011). Salah satu bentuk konservasi yang dilakukan masyarakat adalah suaka perikanan (Tajerin et al, 2005; Amri dan Prasetyo, 2008) yang merupakan suatu bentuk kearifan lokal karena mereka memiliki aturan adat atau nagari dalam pengelolaannya (Nasution

  et al , 2005; Firdaus dan Sari, 2009).

  Selain itu suaka perikanan merupakan cara pengelolaan sumberdaya perikanan yang efektif dan efisien (Warsa et al, 2009), karena secara langsung dapat melindungi dan meningkatkan sumber daya perikanan (Utomo dan Samuel, 2005). Berdasarkan hal tersebut diperlukan penelitian tentang peran kelembagaan masyarakat dalam mengelola suaka perikanan, jenis ikan yang terdapat pada suaka, kondisi kualitas air, kelimpahan plankton dan jenis vegetasi yang hidup disekitar daerah suaka sehingga dapat ditentukan peran suaka perikanan Sosa dalam melestarikan sumber daya ikan dan habitatnya.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilaksanakan di Batang Kapur, Nagari Koto Bangun, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota, dimulai bulan Januari-Maret 2013. Pengumpulan data tentang peran kelembagaan dalam mengelola suaka perikanan dilakukan dengan menggunakan metode survei dan wawancara secara mendalam dengan pemangku kepentingan. Pengukuran luas digambarkan dalam bentuk peta skala 1: diidentifikasi menggunakan buku 50.000. identifikasi ikan. Data kelimpahan dan

  Parameter fisika-kimia air yang keragaman tumbuhan air atau vegetasi diukur dan alat untuk analisis kualitas air tepi sungai, dan bentuk lekukan perairan, dalam penelitian ini disajikan pada Tabel substrat dasar perairan diamati secara

  1. Pengambilan contoh air dilakukan pada visual. Identifikasi plankton setiap stasiun secara insitu dan eksitu. menggunakan metode laecky drop Data jenis spesies ikan diperoleh dari microtransect dengan rumus sebagai percobaan penangkapan dengan berikut : menggunakan jaring insang, kemudian

  N = n x (a/A) x (v/vc) x (1/V) Dimana : N = jlh total fitoplankton (ind./L) n = jlh rata-rata individu per lapang pandang

  2

  a = luas grlas penutup (mm ) v = volume air terkonsentrasi (ml)

  2 A = luas satu lapang pandang (mm )

  Vc = volume air di bawah gelas penutup (ml) V = volume air yang disaring (L)

  Tabel 1. Metode Pengujian dan Alat untuk Analisis Parameter Kualitas Air

  

Parameter Satuan Metode dan Alat

o

  Temperatur air C Thermometer/ insitu Kecerahan M SeChidisk/insitu TDS mg/l Gravimetri TSS mg/l Gravimetri Kedalaman M Insitu, meteran Substrat dasar Pengamatan visual Ph Unit Insitu, kertas lakmus BOD mg/l Analisis Labor, Winkler DO mg/l Metode Refluks Kalium dikromat COD mg/l Elektokimia, OT-meter Alkalinitas mg CaCo3/l Spektrofotometer Kesadahan mg/l Spektrofotometer

  Daya hantar listrik ms/cm Spektrofotometer Posfat (PO -P) mg/l Spektrofotometer

4 Total-P mg/l Spektrofotometer

  NO

  2 –N mg/l Spektrofotometer

  Amoniak (N-NH

  

3 ) mg/l Spektrofotometer

  N-Total mg/l Spektrofotometer

  Penilaian kesesuaian lokasi suaka perikanan dilakukan dengan membandingkan beberapa parameter yang diukur dengan kriteria suaka perikanan (Utomo dan Samuel, 2005). Beberapa tahapan dalam penilaian kesesuaian lokasi suaka perikanan menurut Utomo dan Samuel (2005) yang dimodifikasi oleh Loka Riset Pemacuan Stok

  8.

  IX secara administrasi sebelah utara dan timur berbatasan dengan Propinsi Riau, sebelah selatan dengan Kecamatan Bukik Barisan dan Pangkalan, sebelah barat dengan

  ) dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota. Kecamatan Kapur

  2

  berada pada ketinggian 124 m.dpl, nagari ini dilalui oleh Sungai Batang Kapur dan Batang Mongan (BPS, 2011), merupakan Kecamatan yang terluas (723,36 Km

  2

  Nagari Koto Bangun terletak di Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota dengan luas 91 km

  2 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Wilayah Penelitian

  2

  3

  3

  9. Tempat asuhan ikan Tempat pemijahan Keanekaragaman jenis ikan Keterlindungan

  7.

  Ikan, yang terdiri dari 3 tahap. a) pemberian bobot pada setiap parameter berdasarkan urutan tingkat kepentingannya bagi suaka perikanan (Tabel 2); b) pemberian skor setiap parameter; c) hasil penilaian kesesuaian lokasi suaka perikanan yang diperoleh dari perkalian bobot dan skor.

  3 6.

  4

  4

  4

  5

  5. Kedalaman air Luas perairan Kualitas air Kelimpahan plankton Kelimpahan tumbuhan air

  4.

  3.

  2.

  

No. Parameter Bobot No. Parameter Bobot

1.

  Tabel 2. Bobot Parameter sesuai dengan Urutan Kepentingan Suaka Perikanan

  Suaka perikanan di Batang Kapur dikelola oleh Pokmaswas Sosa di bawah binaan Dinas Perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota. Pengelolaan ini dikenal dengan pola ko-manajemen. Pokmaswas Sosa melakukan pengawasan terhadap suaka dengan sistem pengelolaan berbasis masyarakat (Siswasmas), sedangkan Pemerintah sebagai fasilitator. Pengelolaan suaka ini berpedoman kepada Peraturan Nagari Koto Bangun Nomor : 002/N- KB/IV/2008. Struktur organisasi Pokmaswas Sosa terdiri dari pengurus pokmaswas, anggota pokmaswas, pembina pokmaswas dan pelindung pokmaswas (Gambar konsep ko-manajemen. Sebagai pembanding di perairan umum daratan Jambi 74% masyarakat nelayan pada suaka perikanan melaksanakan konsep ko manajemen (Nasution et al, 2008).

  Pembina Pokmaswas (Dinas Perikanan :

  Seksi Pengawasan Perikanan)

  Pelindung Pokmaswas : Wali Nagari Koto Bangun

  KAN (Kerapatan Adat Nagari) BAMUS (Badan Permusyawaratan)

KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS WAKIL

  

SEKRETARIS

BENDAHARA SEKSI PENDANAAN SEKSI PERLIND.SD.PER DAN KEAMANAN SEKSI HUMAS SEKSI PENG.POTENSI DAN WISATA

  ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA Gambar 1. Struktur Organisasi Pokmaswas Sosa, Nagari Koto Bangun, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota.

  Luas Suaka

  Luas suaka perikanan Sosa adalah 6,19 ha terdairi dari zona inti seluas 0,14 ha, zona perikanan berkelanjutan seluas 1,25 ha dan zona pemanfaatan seluas 4,80 ha (Gambar 2). Dari hasil pengamatan zona inti berkisar antara 6-10 m dengan rata-rata kedalaman 8 m, sedangkan pada zona perikanan berkelanjutan dan zona pemanfaatan kedalaman air berkisar antara 1-3 m dengan rata-rata kedalaman 2 m. Gambar 2. Peta Zonasi Suaka Perikanan Sosa di Batang Kapur Nagari Koto Bangun, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota.

  Spesies Ikan

  Berdasarkan hasil penelitian terhadap spesies ikan yang hidup di suaka Sosa maka terdapat 23 spesies yang ditemukan. Spesies tersebut didominasi oleh famili Cyprinidae sebanyak

  16 spesies, famili Channidae 2 spesies, famili Clupeidae 1 spesies, famili mastacambelidae 1 spesies, famili Hemirampidae 1 spesies, famili Bangridae 1 spesies dan famili Chiclidae 1 spesies seperti Tabel 3.

  Dari 23 spesies yang ditemukan terdapat 1 spesies endemik dan langka yaitu ikan Tabingalan (Puntioplites bulu), spesies dominan adalah ikan Kapiek (Barboides

  schwanifeldi ), ikan yang memiliki

  Garing (Tor douronensis) dan ikan Baung (Mystus nemurus).

  Keanekaragaman dan kelimpahan ikan juga ditentukan oleh karakteristik habitat perairan. Karakteristik habitat di sungai sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran sungai. Area yang lebih luas sering memiliki variasi habitat yang lebih besar dibanding dengan area yang lebih sempit (Wooton, 1991). Sehingga semakin panjang dan lebar ukuran sungai semakin banyak pula jumlah jenis ikan yang menempatinya (Kottelat et al, 1996). Selain itu perubahan kondisi lingkungan perairan dapat menyebabkan kepunahan bagi berbagai jenis organisme yang sebelumnya bersifat dominan. Tabel 3. Spesies Ikan di Suaka Perikanan Sosa Nagari Koto Bangun

  

ORDO FAMILIA GENUS NO SPESIES NAMA LOKAL IKAN

CLUPEIFORMES Clupeidae Clupeichtys

  14 Tor douronensis Garing

Rasbora 15 Rasbora argyrotaenia Pantau

  2. Terdapat 6-10 jenis ikan, keanekaragaman sedang: skor 2, parameter mendukung suaka yang berfungsi sedang dan cukup efektif.

  Kriteria penilaian parameter keanekaragaman jenis ikan : 1. Terdapat 1-5 jenis ikan, keanekaragaman kecil; skor 1, parameter mendukung suaka yang berfungsi rendah.

  23 Oreochromis niloticus Nila

  22 Mystus nemurus Baung CYPRINIODONTIFORMES Chiclidae Oreochromis

  21 H. chrysopunctatus Juluang-juluang Bangridae Mystus

  20 Channa micropeltes Toman Hemirampidae Hemirhamphodon

  18 Mastacambelus unicolor Tilan PERCIFORMES 19 Channa striata Ruan Channidae Channa

  17 Cyprinus carpio Mas Mastacambelidae Mastacambelus

  16 Rasbora lateristriata Seluang CYPRINIFORMES Cyprinidae Cyprinus

  13 Thynnichthys polilepis Motan Tor

  1 Clupeichtys bleekeri Bunga air putih

  12 Puntius lateristriga Kapiul Thynnichthys

  10 Puntioplites bulu Tabingalan

Puntius 11 Puntius binotatus Kapareh

  9 Osteochilus vitatus Lelan Puntioplites

  7 Lobocheilos kajanensis Sikam Osteochilus 8 Osteochilus haseltii Paweh

  6 Labiobarbus festivus Mali Lobocheilos

  5 Hampala macroplepidota Barau Labeo

  4 Cyclocheilus apogon Sibahan/Sipaku Hampala

  3 Crossocheilus oblongus Selimang batu Barbodes

  2 Barbodes schwanifeldii Kapiek

  3. Terdapat >10 jenis ikan, keanekaragaman tinggi: skor 3, parameter mendukung suaka yang berfungsi baik dan sangat efektif.

  

Kualitas Air namun perairan ini termasuk perairan

yang miskin unsur hara (Tabel 4).

  Hasil analisa kualitas air di Nilai pembeda utama dari parameter perairan suaka perikanan Sosa kualitas air pada habitat suaka menunjukkan bahwa perairan perikanan Sosa adalah TSS, COD tersebut belum tercemar dan dan TDS. memenuhi baku mutu perikanan dan dapat mendukung kehidupan ikan, Tabel 4. Kualitas Air di Suaka Perikanan Sosa Batang Kapur

  Zona Zona Perikanan Zona Parameter Satuan Inti Berkelanjutan Pemanfaatan

  Fisika perairan o

Suhu air C 26,0±1 27,0±2 27,0±2

Kecerahan M 6,0 3,0 3,0

Kedalaman M 6-10 1-3 1-3

a a a

Daya hantar listrik ms/cm 0,06±0,04 0,14±0,00 0,11±0,05

a b c

TDS mg/l 12,05±0,02 18,80±0,41 17,54±0,06

a b c

TSS mg/l 4,83±0,30 6,66±0,15 6,19±0,06

  

Substrat dasar Berbatu, kerikil kerikil dan kerikil dan

dan Pasir Pasir Pasir Kimia perairan

pH Unit 6,0 5,0 5,0

a b b

BOD mg/l 3,20±0,05 3,69±0,22 3,41±0,27

a b c

COD mg/l 10,62±0,08 15,41±0,54 14,55±0,36

a b c

DO mg/l 7,11±0,04 6,86±0,18 7,31±0,39

a b b Posfat (PO 4 -P) mg/l 0,04±0,00 0,07±0,01 0,09±0,03 a b b

Total-P mg/l 0,06±0,04 0,15±0,03 0,15±0,04

a a c NO

2 –N mg/l 0,09±0,00 0,11±0,00 0,10±0,01

a a a Amoniak (N-NH 3 ) mg/l 0,24±0,02 0,27±0,04 0,12±0,17 a b c

N-Total mg/l 1,24±0,02 1,02±0,01 1,06±0,00

a b c

Khlorofil a mg/l 14.0470±0,0 11.780,3±0,30 13.564,0±20

a b b

Alkalinitas mg CaCo3/l 83,14±2,78 91,38±2,66 84,89±5,31

a a c

Kesadahan mg/l 24,18±0,04 28,48±0,39 28,37±0,45

  Berdasarkan analisis nilai parameter kuanlitas air di zona deskriminan terhadap data parameter inti dengan zona perikanan kualitas air, maka habitat perairan berkelanjutan terletak pada sektor suaka perikanan Sosa Batang Kapur negatif, sedangkan parameter terbagi atas tiga kelompok yaitu kuanlitas air pada zona pemanfaatan zona inti, zona perikanan terletak pada sektor positif (Gambar berkelanjutan dan zona pemanfaatan. 3). Namun dari pengelompokan tersebut Gambar 3. Tiga Kelompok Kualitas Air pada Habitat Perairan Suaka Perikanan Sosa Batang Kapur

  Kelimpahan dan Jenis Plankton

  Spesies plankton yang berhasil diidentifikasi adalah fitoplankton 23 spesies dan zooplankton

  2 spesies dengan kelimpahan berkisar antara 1.264- 1,809 ind./l. Kelimpahan tertinggi adalah di zona inti sedangkan kelimpahan terendah adalah pada zona pemanfaatan. Berdasarkan nilai kelimpahan tersebut maka tingkat trofik perairan adalah oligotrofik. Beberapa faktor yang menentukan tersedianya unsur hara yang memadai (Wetzel, 1975).

  Keragaman Jenis Tumbuhan Air

  Hasil pengamatan visual terhadap kelimpahan tumbuhan air, maka suaka perikanan Sosa memiliki kelimpahan tumbuhan air khususnya vegetasi tepi sungai tinggi (>10 jenis). Vegetasi tepi sungai yang ditemukan antara lain rumput ikan (Potamogeton malaianus ), Talas (Colocasia esculenta), paku pakis

  

triloba ), putri malu (Mimosa dibuktikan dari hasil pengamatan

  pada zona inti ditemukan induk- pudica ). induk ikan dan larva yang pada akhirnya akan menuju ke zona perikanan berkelanjutan setelah

  Tempat Pemijahan Ikan dan

  mencapai ukuran benih dan

  Habitat Asuhan Ikan fingerling.

  Berdasarkan data yang telah Hasil pengamatan visual dikemukakan tentang spesies ikan, terhadap lingkungan suaka perikanan parameter kualitas air, plankton dan Sosa Batang Kapur menunjukkan kondisi fisik suaka perikanan Sosa di bahwa zona inti merupakan tempat

  Batang Kapur Nagari Koto Bangun, pemijahan ikan karena perairannya maka ditabulasikan data tersebut cukup dalam, berteluk dan dasar dengan pemberian skor, sehingga perairan berbatu-batu besar. fungsi suaka perikanan Sosa dapat

  Sedangkan habitat asuhan ikan dirumuskan seperti dicantumkan adalah pada zona inti dan zona pada Tabel 5. perikanan berkelanjutan. Hal ini Tabel 5. Hasil Penilaian Suaka Perikanan Sosa di Batang Kapur Kenagarian Koto Bangun, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota.

  No. Parameter Kriteria Nilai

  1. Luas perairan (ha) < 200 ha

  4

  2. Rata-rata kedalaman air (m) 2-15 m

  10

  3. Kualitas air baik

  12

  4. Kelimpahan plankton (ind/l) <2000 ind/l

  4

  5. Jenis tumbuhan air (%) >10 %

  9

  6. Tempat asuhan ikan (% area) 25-35%

  9

  7. Tempat pemijahan terbatas

  6

  8. Keanekaragaman jenis ikan Tinggi

  6

  9. Keterlindungan Derah teluk terbuka

  4

  64 Keterangan : 0-30 : Suaka berfungsi rendah; >30-60 : Suaka berfungsi sedang dan cukup efektif; >60 : Suaka berfungsi baik dan sangat efektif. Berdasarkan hasil penilaian suaka perikanan sosa berfungsi baik dan sangat efektif.

  

KESIMPULAN DAN SARAN berbasis masyarakat (siswasmas)

  terhadap tindakan eksploitasi ikan

  Kesimpulan

  di zona inti, zona perikanan

  2. Di lokasi suaka perikanan Sosa Batang Kapur ditemukan 23 spesies ikan terdiri dari Ordo Clupeiformes 1 species, Cypriniformes 16 spesies, Perciformes 3 spesies dan Cypriniodontiformes 3 spesies.

  1. Pengelolaan suaka perikanan Sosa di Batang Kapur perlu ditingkatkan pengawasannya dengan berbasis masyarakat agar suaka perikanan tersebut dapat berfungsi lebih baik lagi.

  Anonimous. 2011. Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam Angka.

  Pengelolaan Suaka Perikanan Danau Bakuok Kabupaten Kampar Riau, Jurnal Bawal 3 (2) : 107-112.

  DAFTAR PUSTAKA Amri, K. dan D. Prasetyo. 2008.

  4. Agar suaka perikanan Sosa di Batang Kapur mempunyai nilai wisata, maka disarankan untuk membangun sarana dan prasarana tempat wisatawan menikmati keindahan areal suaka perikanan ini.

  3. Ikan Tabingalan yang bersifat endemik disarankan untuk dilakukan perlindungan melalui CITES dan domestikasi serta pembenihannya sehingga dapat dilakukan restocking dan introduksi.

  2. Perlu dipertahankan spesies ikan yang ada dengan meningkatkan pengawasan oleh masyarakat dan tidak dibenarkan menangkap ikan dengan memakai alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan dengan bahan kimia berbahaya serta melakukan introduksi.

  Saran

  Dari Ordo Cypriniformes ditemukan satu spesies ikan endemik yaitu ikan Tabingalan (Puntioplites bulu).

  6. Lokasi suaka perikanan Batang Kapur yang dikelola dengan model ko-manajemen oleh Pokmaswas Sosa bersama pemerintah merupakan suaka

  . Berdasarkan nilai kelimpahan plankton dan kholofil, maka trofik level kesuburan perairan berada pada tingkat oligotrofik.

  3

  5. Nilai kelimpahan plankton di perairan suaka perikanan Sosa Batang Kapur berkisar antara 1.264 – 1.809 ind/l dan nilai kholofil berkisar antara 0,011- 0,014 mg/m

  4. Nilai parameter kualitas perairan suaka perikanan Batang Kapur berada dalam kategori baik dan belum tercemar dan secara umum belum melampaui nilai Baku Mutu Kualitas Air kelas 3 untuk pertanian, perikanan, peternakan dan irigasi serta dapat mendukung proses kehidupan ikan, dan faktor pembeda utama dari kualitas air adalah TSS yang diikuti oleh COD dan TDS.

  3. Berdasarkan spesies ikan di suaka perikanan Sosa Batang Kapur ditemukan empat jenis tropik level kebiasaan makanan ikan yaitu herbivora, omnivora, karnivora dan predator.

  Kerjasama Bappeda dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota. Barung-Barung Balantai, Mendatang, Balai Riset KecamatanKoto XI Tarusan, Perikanan Perairan Umum, Kabupaten Pesisir Selatan, Pusat Riset Perikanan Provinsi Sumatera Barat. Tangkap, Badan Riset Prosiding Seminar Nasional Kelautan dan Perikanan.

  Forum Perairan Umum Warsa, A.,A.S. Nastiti., Krismono

  Indonesia VI, Palembang 18 dan A. Nurfiarini. 2009. November 2009: 61-69.

  Sumberdaya Perikanan Tangkap di Waduk Koto Kottelat, M and A.J. Whitten, 1996. Panjang . Bawal , 2 (3) :93-97. Biodiversity in Asia with Wetzel, R.G. 1975. Lymnology. Special Reference to Fish.

  Saunder Company Publishing. World Bank Tecnical Paper.

  West Washington, No. 143. 59 p. Philadelphia. 743 pp. Nasution, Z., M.T.D dan Sunarno.

  Wooton, J. 1991. Ecology of Teleost 2008. Pengembangan Model

  Fishes. New York : Champman Pengelolaan Suaka Perikanan & Hall. di Perairan Umum Daratan Berbasis Ko Manajemen.

  Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia 1 (1): 17-29.

  Syandri, H. 2008. Ancaman terhadap plasma nutfah ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr) dan upaya pelestariannya di Danau Singkarak. Orasi Ilmiah pada upacara pengukuhan Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Padang.

  Syandri, H; Junaidi dan Azrita. 2011.

  Pengelolaan sumber daya ikan bilih (Mystacoleucus

  padangensis blkr) berbasis

  kearifan lokal di Danau Singkarak. Jurnal Kebijakan

  Perikanan Indonesia, 3 (2): 11-18.

  Utomo, A.D dan Samuel, 2005.

  Status Keragaan Ikan di Perairan Umum, Prosiding

Dokumen yang terkait

EKSISTENSI PERADILAN ADAT DI KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT DALAM MENYELESAIKAN KASUS PIDANA ARTIKEL

0 0 21

PERAN JAKSA PENGACARA NEGARA DALAM PEMBERIAN BANTUAN HUKUM TEHADAP PEMERINTAH DALAM RANGKA PENGUATAN FUNGSI KEJAKSAAN DI BIDANG TATA USAHA NEGARA DAN KEPERDATAAN DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

0 0 15

KEPATUHAN HUKUM PESERTA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN MANDIRI DALAM MEMBAYAR PREMI DI KOTA PADANG ARTIKEL

0 1 14

1 PRAKTEK PERTANGGUNGJAWABAN KEJAHATAN PERUSAHAAN (CORPORATE CRIME LIABILITY) DALAM KASUS BONGKAR MUAT BARANG DARI DAN KE ATAS KAPAL DI PELABUHAN ARTIKEL

0 0 21

PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA RINGAN MELALUI MEDIASI DI POLRES KOTA PAYAKUMBUH ARTIKEL

0 6 19

PERANAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DALAM MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PENDIDIKAN BERDASARKAN UU NO 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KOTA PADANG ARTIKEL

0 0 17

KAJIAN EKOSISTEM MANGROVE DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI KAWASAN MANDEH KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

1 2 18

EVALUASI KEBUTUHAN FASILITAS PELABUHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PELAYANAN PERBEKALAN MELAUT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI KABUPATEN GORONTALO UTARA ARTIKEL

0 0 16

EKOLOGI DAN VEGETASI EKOSISTEM MANGROVE DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT (Studi Kasus : Pulau Panjang dan Pulau Tamiang) ARTIKEL

0 0 10

KAJIAN KONDISI TERUMBU KARANG DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA DI PULAU PANJANG, AIR BANGIS, KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL

0 0 11