PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARA. pdf

PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
DENGAN INDIKATOR TERUKUR TERHADAP KONTRIBUSI
KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
Oleh; Roesdi Noerdin *)

Tanggung Jawab sosial perusahan (Corporate Social Responsibility) merupakan
sebuah kewajiban fundamental yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk menjaga relasi
antara perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders), termasuk komunitas
yang berada di sekitar wilayah operasi pertambangan dilaksanakan. Pelaksanaan CSR juga
berperan dalam menjaga keberlanjutan aktivitas perusahaaan dalam dalam jangka panjang
dan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan adalah keterlibatan
perusahan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat (community development) itu sendiri menjadi pokok
utama dengan lahirnya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
yang menetapkan bahwa sebuah PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau
bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan
lingkungan (Pasal 74 ayat 1). Ditengah lahirnya Undang -Undang No 4 Tahun 2009 tentang
Minerba /Mineral Batubara ini juga semakin memantapkan peran CSR di bidang
pertambangan sebagai sebuah tuntutan kebutuhan sekaligus tanggung

jawab legal


perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
Dalam era globalisasi yang didorong oleh kemajuan dan keterbukaan entitas
ekonomi dan teknologi informasi, tuntutan terhadap perusahaan untuk menjalankan CSR
(Corporate Social Responsibility) semakin mengemuka. CSR bahkan telah menjadi suatu

kewajiban baru dalam standar bisnis yang harus diterapkan oleh perusahaan di seantero
jagat ini. Standar ISO 26000 tentang Social Responsibility yang diluncurkan pada 2010
tidak hanya menunjukkan bahwa CSR akan memiliki standar global, melainkan pula akan
menjadi piranti dan rujukan yang akuntable serta transparan terhadap perusahaan dalam
mengembangkan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan CSR. Hal ini merupakan salah
satu dari tujuh isu utama didalamnya, yakni hak asasi manusia (HAM), operasi perusahaan ,
lingkungan, tata kelola organisasi, konsumen dan ketenagakerjaan.
Penerapan program CSR dipandang membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan
akan berpengaruh kepada laba perusahaan. Tetapi, apabila dirancang dan diterapkan secara
benar, CSR akan menjadi sebuah investasi sosial jangka panjang yang berguna tidak hanya

untuk meningkatkan citra perusahaan di mata publik dan investor, melainkan pula dapat
dijadikan strategi bisnis dan pengelolaan risiko sosial (social risk management).
Kinerja sebuah perusahaan sendiri terkait kebijakan program pemberdayaan

masyarakat dapat dinilai dalam penerapan beberapa unsur pemenuhan yang mencakup; 1.
komitmen puncak manajemen tentang pemberdayaan masyarakat, 2. Struktur Organisasi
Program yang Devenitif dan bekerja secara Efektif serta efesien, 3. Fokus pengelolaan
Program CD harus diprioritaskan dalam rencana kerja strategis program, serta 4.
Anggaran yang memadai untuk pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.

Hal ini untuk mengukur sejauh mana dampak dari implementasi program
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam bentuk evaluasi
tentang peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan yang sudah tentu menjadi
bahan rumusan dalam penetapan re-desain program CSR yang lebih komprehensif.

Kontribusi Sektor Pertambangan
Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang mendukung keberhasilan
pelakasanaan pembangunan

nasional dan pembangunan daerah. Pada pelaksanaannya

adalah melalui transformasi potensi sumberdaya mineral yang menjadi modal rill ekonomi
serta menjadi modal sosial dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Namun tidak dapat dipungkiri


bahwa pembangunan yang berbasis pada pemanfaatan

sumberdaya mineral tidak dapat dilaksanakan secara berkesinambungan kerena sifat dari
pada sumberdaya mineral yang tidak terbarukan. Olehnya itu salah satu aspek yang perlu
dikembangkan dalam pembangunan tersebut adalah aspek pembangunan manusia yang
diukur dari pencapaian dan perkembangan indeks pembangunan manusia.
Kita ketahui bersama bahwa pembangunan merupakan proses suatu kegiatan yang
menimbulkan perubahan dan pertumbuhan, namun bukanlah hanya semata-semata pada
aspek ekonomi melainkan pada aspek pembangunan manusia seutuhnya. Olehnya itu sektor
pertambangan merupakan salah satu motor penggerak aktivitas pembangunan nasional
yang pada pelaksanaannya harus berada pada koridor pemanfaatan yang menjadi modal rill
ekonomi dan modal sosial dengan tujuan untuk meningkatkan mutu serta kualitas
kehidupan manusia agar mampu mandiri dalam menghadapi masa depannya.
Tangungg jawab pembangunan bukan hanya menjadi faktor domainnya pada sektor
pertambangan saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab segala sektor-sektor yang lain

yang memliki peran serta dalam pengembangan potensi sumberdaya yang ada. Namun pada
aspek ini, meskipun demikian untuk daerah yang pelaksanaan pembangunannya bergantung
pada sumberdaya mineral, sektor pertambangan mempunyai tanggung jawab besar dalam

usaha untuk meningkatkan kualitas kehidupan di daerah sehingga pelaksanaannya wajib
untuk menunjang pembangunan baik pada saat kegiatan usaha pertambangan berlangsung
maupun pada pasca usaha tambang nanti.
Kontribusi yang diberikan oleh sektor pertambangan terhadap pembangunan suatu
wilayah dapat dilihat dan dirasakan pada ruang lingkup kualitas kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat terutama pada wilayah, di mana sumberdaya tersebut berada dan
dikelola. Dalam pada itu, maka tentunya dua hal pokok tersebut menjadi subtansi dalam
pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development).
Kontribusi terhadap kondisi sosial kemasyarakatan adalah merupakan eksistensi
terhadap peran perusahaan yang mencakup kepentingan stakeholders dalam kemakmuran
terutama masyarakat sekitar wilayah tambang yang ikut memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan perusahaan dan ikut pula menanggung dampak dari kegiatan operasional
tambang dengan adanya program pemberdayaan masyarakat (community development)
dalam segala aspek kebutuhan masyarakat.
Sedangkan pada kontribusi ekonomi menjadi dampak tersendiri secara fiskal dalam
proses pendapatan baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten dimana operasi
pertambangan itu dilakukan. Pendapatan tersebut dapat diperoleh secara langsung maupun
mekanisme bagi hasil SDA dan pajak. Kontribusi ekonomi tersebut juga berpengaruh pada
aktivitas perekonomian daerah yang mana memberikan peran dalam segala aspek terhadap
aktivitas pegusahaan pertambangan itu sendiri. Dan disinilah sektor pertambangan menjadi

harapan untuk dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi daerah (growth centre) yang bisa
melahirkan kutub-kutub pertumbuhan ekonomi (growth pole) sehingga nantinya sumbersumber pertumbuhan ekonomi tersebut dapat berdiri sendiri serta mandiri pada saat usaha
pertambangan telah selesai dan daerah masih tetap eksis dan terus berkembang.