IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU TANDA PENDUDU

IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU TANDA PENDUDUK
ELEKTRONIK (e-KTP)
(Studi Pada Kecamatan Seberang Ulu 1)
Oleh:
Steven Anthony, S.I.P., M.Si
[email protected]

Abstrak
Administrasi Kependudukan seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP)
merupakan hal yang penting karena selalu bersentuhan dengan setiap aktivitas
kehidupan di Indonesia, di antaranya adalah saat Pemilu Legislatif, Pemilu
Presiden, Pemilu Kepala Daerah, mengurus surat-surat, dan lain sebagainya yang
memerlukan suatu tata administrasi kependudukan yang baik. Namun pada
pelaksanaannya banyak terjadi kesalahan dalam menginformasikan data
kependudukan yang tertulis pada identitas KTP diakibatkan banyak faktor.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Implementasi Program e-KTP
pada Kecamatan Seberang Ulu I serta faktor-faktor yang mempengaruhinya,
dengan jenis penelitian deskriptif serta menggunakan metode penelitian kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya faktor yang menghambat dalam
pelaksanaan program ini seperti kurangnya kesadaran masyarakat, keterbatasan
dana, dan gangguan pada perangkat e-KTP, serta faktor pendukung seperti

Sumber Daya Manusia yang memiliki kapabilitas, perpanjangan waktu
pelaksanaan program e-KTP dan komunikasi antar pelaksana Program e-KTP.
Kata kunci: Implementasi, Program e-KTP, Administrasi Kependudukan

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
telah membagi secara proposional mengenai kewenangan pemerintah pusat,
provinsi dan kabupaten/kota. Berdasarkan Pasal 13 ayat (1) dan pasal 14 ayat (1)
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
menjelaskan bahwa pelayanan kependudukan dan catatan sipil merupakan urusan
wajib yang harus dilaksanakan dan menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota

yang dalam

pelaksanaannya

diperlukan


pembinaan dari

pemerintah pusat. Pembinaan tersebut sesuai dengan Pasal 217 huruf b Undang –
Undang Nomor 32 Tahun 2004 berupa pemberian pedoman dan standar
pelaksanaan urusan pemerintahan.
Indonesia merupakan negara yang besar dalam hal jumlah penduduk,
berdasarkan data populasi penduduk pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia
sekitar 237.641.326 jiwa (www.bps.go.id). Dengan jumlah tersebut berarti
Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah
penduduk setelah Republik Rakyat Cina dengan 1.306.313.802 jiwa, India
1.080.264.388 jiwa, Amerika Serikat 295.734.134 jiwa (Wikipedia, 2011). Data
dimaksud sudah termasuk penduduk Indonesia yang berdomisili di luar negeri.
Memiliki jumlah penduduk yang besar seperti ini, Indonesia tentunya
membutuhkan administrasi kependudukan yang terorganisir dengan sempurna,
baik dari pusat hingga ke daerah. Administrasi kependudukan dimaksud

menyangkut seluruh masalah kependudukan, yang meliputi pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan data informasi kependudukan.


Administrasi Kependudukan

menjadi semakin penting karena selalu

bersentuhan dengan setiap aktivitas kehidupan di Indonesia, di antaranya adalah
saat Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden, Pemilu Kepala Daerah, mengurus suratsurat kendaraan, mengurus surat-surat tanah, dan lain sebagainya. Sehingga
diperlukannya suatu tata adiministrasi kependudukan yang baik. Apabila kita
berdomisili pada suatu wilayah maka kita harus memiliki tanda domisili yang
dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai wujud dari tata kelola
administrasi kependudukan. Tetapi, pada pelaksanaannya banyak terjadi
kesalahan dalam menginformasikan data kependudukan yang tertulis pada
identitas KTP. Hal ini menyebabkan banyaknya terjadi kekeliruan dan kendala
dalam mengurus administrasi lain yang menjadikan KTP sebagai persyaratannya
seperti SIM, STNK, Pemilih dalam Pemilu, dan lain – lain.

Bukan itu saja, produk KTP yang sudah jadi sering kali bermasalah
dikarenakan material yang digunakan tidak long lasting dan tidak tahan lama.
Bahkan KTP mudah untuk dipalsukan karena material bahan yang digunakan
dalam pembuatan KTP sangat mudah untuk ditemukan di pasaran. Adapun
gambaran permasalahan dalam KTP dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :


Tabel 1
Gambaran Permasalahan dalam KTP
No.
1

Item Tanda Pengenal
Nama Pemohon

2

Tempat dan Tanggal Lahir

3

Alamat

4

Foto


5

Material KTP

Bentuk Permasalahan
Sering terjadi kesalahan dalam penulisan
nama, bin/binti, singkatan nama.
Banyaknya
terjadi
kekeliruan
dalam
menginformasikan tempat dan tanggal lahir.
Alamat pemohon sering kali tidak lengkap
dan tertulis dengan tidak jelas pada KTP.
Foto yang ter-display dalam KTP terlalu
kecil sehingga terlihat tidak jelas dan
menyamarkan wajah pemegang KTP.
KTP sering cepat rusak karena menggunakan
bahan yang tidak awet dan tidak tahan lama.

KTP juga mudah dipalsukan karena material
bahan KTP mudah untuk ditemukan di
pasaran dengan bebas.

Sumber: Olahan Data Sekunder, 2012

Tidak adanya petunjuk dan prosedur yang baku dari Kemendagri tentang
bagaimana memperoleh, mengelola, dan melaporkan data penduduk, atau dengan
bahasa IT katakanlah tidak adanya dukungan hardware maupun software yang
memadai menjadikan administrasi kependudukan di hampir seluruh Kantor
Desa/Kelurahan se-Indonesia berkualitas rendah, yang ada hanyalah format
register dan laporan manual. Jumlah penduduk yang mencapai 230 juta jiwa
dengan peta persebaran yang tidak merata menjadi salah satu penyebab masalah
kependudukan di Indonesia. Selama ini, pendataan identitas penduduk dikelola
hanya sampai di tingkat kecamatan, dengan menggunakan aplikasi SIAK yang
tidak online secara nasional. Hal ini tentu saja masih memungkinkan adanya data
penduduk ganda (NIK Ganda), sehingga sangat mungkin seorang penduduk
memiliki dua atau lebih kartu tanda penduduk (KTP). Permasalahan penduduk

Indonesia ini tidak akan dapat ditemukan titik terangnya apabila pendataan

indentitas penduduk Indonesia tidak dimanajemen dengan baik dan tidak berbasis
teknologi tinggi yang tersambung secara nasional.

Tekanan pemerintah pusat untuk segera menerapkan e-KTP menyebabkan
pemerintah daerah melakukan penganggaran yang akan digunakan untuk
pelaksanaan e-KTP tanpa melalui mekanisme APBD berikut pengadaan sarana
penunjang yang tidak sesuai peraturan perundang-undangan. Dibutuhkan kesiapan
elemen birokrasi pelaksanaan di tingkat bawah, terutama dalam sosialisasi
program e-KTP, termasuk penyediaan anggaran sharing program, karena
keperluan itu akan menyedot alokasi belanja daerah.

Permasalahan yang muncul juga bersumber dari kualitas Sumber Daya
Manusia yang merupakan operator e-KTP yang dinilai belum cukup mumpuni
dalam pengoperasian perangkat elektronik. Permasalahan lain yang muncul
terdapat

pada

tingkat


kesadaran

masyarakat

kurang

dalam

partisipasi

mensukseskan e-KTP, sehingga dikhawatirkan akan memperlambat proses
pelaksanaan e-KTP.

Bedasarkan uraian – uraian diatas dan dengan tetap memperhatikan situasi
serta kondisi penelitian maka, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji
“IMPLEMENTASI

PROGRAM

KARTU


TANDA

PENDUDUK

ELEKTRONIK (e-KTP) (Studi Pada Kecamatan Seberang Ulu 1)”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian – uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :

1. Bagaimanakah Implementasi Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1
Kota Palembang?
2. Faktor – faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat
Implementasi Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Untuk mengetahui Implementasi Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu I
Kota Palembang.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang menjadi pendukung dan
penghambat Implementasi Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu I Kota
Palembang.

Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat berguna bagi
penulis untuk menambah wawasan dan diharapkan mampu mengembangkan teori
ilmu Administrasi Publik yang berkaitan dengan konsep kinerja pelaksanaan
kebijakan publik dalam rangka tertib administrasi.

Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadi
pedoman untuk terjun ke lapangan nantinya. Penelitian ini juga diharapkan dapat
menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam penataan administrasi
kependudukan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih baik
pemikiran maupun masukan bagi Pemerintah Kota Palembang dan Kecamatan
Seberang Ulu I khususnya dalam menerapkan dan melaksanakan program e-KTP

ini demi terwujudnya tertib administrasi kependudukan yang diharapkan selama
ini.

PEMBAHASAN

Kebijakan Publik

Banyak definisi yang dibuat para ahli untuk menjelaskan arti kebijakan. Laswell
dalam Parsons (2005:17) menyatakan bahwa kata kebijakan (Policy) umumnya ditujukan
untuk pilihan terpenting yang diambil baik dalam kehidupan organisasi atau privat.
Kebijakan bebas dari konotasi yang dicakup dalam kata politis (political) yang sering kali
diyakini mengandung makna ‘keberpihakan’ dan ‘korupsi’.

Thomas Dye (2006:20) menyebutkan kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever government chooses to do or not to
do). Pemerintah memegang peranan penting bukannya melakukan tindakan tertentu juga
untuk berbuat sesuatu atau menetapkan kebijakan untuk melaksanakan program sesuatu
dalam mengatasi permasalahan, akan tetapi pemerintahan hanya berdiam diri saja dan
tidak melakukan kegiatan apa – apa, itupun dapat disebut dengan kebijakan pemerintah.

Menurut Abidin (2006:91-93), orientasi analisis kebijakan dapat dibagi menjadi 3
(tiga) bentuk, yaitu :

1. Analisis kebijakan yang prospektif (prospective policy analysis), yaitu analisis
tentang kebijakan yang berlangsung sebelum ada evaluasi kebijakan.
2. Analisis kebijakan (retrospective policy analysis), yaitu analisis yang dilakukan
sesudah aksi kebijakan. Analisis ini dilakukan untuk menilai proses pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan. Termasuk dalam kelompok analisis ini adalah tahap – tahap
pemantauan dan evaluasi.
3. Integrasi dari kedua bentuk analisis prospektif dan retrospektif. Analisis ini dapat
berada sebelum aksi kebijakan ataupun sesudah aksi kebijakan.

Lebih lanjut Abidin (2006:44-52) menjelaskan bahwa apabila dilihat dari segi
struktur terdapat lima unsur kebijakan yaitu tujuan, kebijakan, masalah, tuntutan
(demand), dampak (outcomes) dan sarana atau alat kebijakan (policy instrument).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan suatu
keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk memecahkan masalah atau mewujudkan
tujuan yang hendak dicapai. Untuk itu, konsekuensi dari suatu kebijakan dapat diamati
secara jelas dalam masyarakat. Kebijakan publik pun dapat dipahami sebagai keputusan
yang mengikat bagi masyarakat pada tataran tertentu yang dibuat oleh pemerintah.

Implementasi Kebijakan

Menurut Mazmanian dan Sebatier dalam Nugroho (2006:19) mengemukakan
bahwa pengertian implementasi kebijakan adalah “Implementation is the carrying out of
basic policy decision, usually incorporated in a statute but which can also take the form
of important executives ordes or court decision. Ideally, that decision identifies the
problem(s) to be addressed, stipulates the objective(s) to be pursued, and, in a vaiety of
ways, “structures” the implementation process.”

Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2004:65) proses implementasi
adalah “Those action by public or private individuals (or groups) that are directed at the
achievement of objectives set forth in prior policy decision”.

Kamus Webster dalam Wahab (2004:64) merumuskan secara pendek bahwa to
implement (mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out
(menyediakan sarana untuk melakukan sesuatu).

Model Implementasi Kebijakan yang digunakan dalam Penelitian ini

Dari berbagai model implementasi kebijakan publik, menurut Nugroho
(2006:136) “Tidak ada yang terbaik diantara model atau teori, yang ada adalah pilihan –
pilihan model yang harus kita pilih secara bijaksana sesuai dengan kebutuhan
kebijakannya sendiri”.

Model Van Metter dan Van Horn cocok digunakan sebagai dasar penelitian,
karena variabel yang ada pada teori ini tergambar dan terukur sangat jelas. Variabel –
variabel dalam teori inilah yang nantinya akan digunakan untuk menganalisis dan
mengetahui berhasil atau tidaknya implementasi Program e-KTP di Kecamatan Seberang
Ulu I Kota Palembang.

Aktifitas
Implementasi
dan Komunikasi
Antar Organisasi

Standar dan
Sasaran
Karakteristik dari
Agen Pelaksana

Kebijakan
Publik

Kecenderungan/
Disposisi dari
Pelaksana

Sumber
Daya
Kondisi Sosial,
Ekonomi dan
Politik

Gambar 1: Implementasi Kebijakan Model Van Metter dan Van Horn

Model Van Metter dan Van Horn dipilih karena memiliki keunikan dalam
mengkaji bagaimana proses implementasi itu dilaksanakan dan variabel - variabel dalam
teori ini, yang akan digunakan untuk mengukur berhasil atau tidaknya implementasi

Kinerja
Kebijakan
Publik

Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang, memiliki ukuran –
ukuran yang jelas dan terperinci.

Kelebihan yang dimiliki oleh model implementasi Van Metter dan Van Horn ini
adalah memandang implementasi sebagai proses interaksi beberapa organisasi pelaksana.
Dalam penelitian implementasi Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu I Kota
Palembang ini, organisasi pelaksananya adalah Kantor Kecamatan Seberang Ulu I Kota
Palembang dan tetap berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota
Palembang.

Program KTP Elektronik (e-KTP)

Sebuah kebijakan publik tidaklah muncul dengan sendirinya dan mempunyai
tujuan tertentu. Kebijakan publik dalam usaha menggapai tujuan yang telah ditetapkan
haruslah melewati beberapa tahapan implementasi begitu juga halnya yang terjadi dengan
Program KTP Elektronik (e-KTP). Tindakan lanjutan akibat dari munculnya sebuah
kebijakan publik adalah implementasi.

Program KTP Elektronik (e-KTP) adalah penjabaran kebijakan Kementrian Dalam
Negeri untuk menciptakan tatakelola administrasi kependudukan yang terintegrasi dengan
menggunakan sumber daya teknologi mutakhir, yang mempunyai tujuan strategis
(www.e-ktp.com) , yaitu :

1. Memutakhirkan data kependudukan secara terpadu untuk mencegah segala hal yang
bersifat distorsi, seperti data kependudukan ganda dan manipulasi data kependudukan;
2. Menjadi database kependudukan yang integral, komprehensif, updatable, serta bisa
digunakan untuk mengurus segala kebutuhan akan fasilitas pelayanan sosial, seperti
jaminan sosial, jaminan ekonomi, dan subsidi anggaran negara;

3. Multifungsi untuk kepentingan kegiatan ekonomi semacam perbankan (ATM, ebanking) serta menjadi instrumen untuk kegiatan elektoral demokrasi, yakni
melegalkan daftar calon pemilih (voters community).

KTP Elektronik atau e-KTP adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem
keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan
berbasis pada database kependudukan nasional. Penerapan KTP berbasis NIK (Nomor
Induk Kependudukan) telah sesuai Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang
Penerapan KTP Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional juncto Peraturan
Presiden Nomor 35 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Perpres No. 26 Tahun 2009.

Program e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di
Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini
disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari
seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang
terhadap negara dengan menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk
hal-hal berikut:

1. Menghindari pajak;
2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh kota;
3. Mengamankan korupsi;
4. Menyembunyikan identitas (misalnya oleh para teroris).

Untuk mengatasi duplikasi tersebut sekaligus menciptakan kartu identitas
multifungsi, digagaslah e-KTP yang menggunakan pengamanan berbasis biometrik.
Autentikasi menggunakan biometrik yaitu verifikasi dan validasi sistem melalui
pengenalan karakteristik fisik atau tingkah laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan

dengan cara ini, antara lain sidik jari (fingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan
bentuk gigi.

Pada e-KTP, yang digunakan adalah sidik jari dan pindai retina mata. Seluruh
rekaman sidik jari dan retina penduduk akan disimpan di AFIS (Automated Fingerprint
Identification System) yang berada di pusat data di Jakarta. Tujuan dan manfaat
penggunaan biometrik pada e-KTP adalah sebagai berikut:

1. Mencegah adanya pemalsuan dan penggandaan;
2. Biaya lebih ekonomis dan praktis;
3. Jika terjadi kehilangan kartu, maka orang yang menemukan kartu e-KTP milik orang
lain tidak akan dapat menggunakannya karena akan dicek kesamaan biometriknya;
4. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali ke
bentuk semula walaupun kulit tergores;
5. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar;

Program e-KTP ini dilaksanakan secara bertahap di 497 Kabupaten/Kota yang
ada di Indonesia. Tahap pertama pada tahun 2011 diterapkan di 197 Kabupaten/Kota
dengan anggaran Rp. 2,78 T yang bersumber dari APBN dan sisanya sebanyak 300
Kabupaten/Kota dilakukan penerapan e-KTP pada tahun 2012 dengan total anggaran
sebesar RP. 3,46 T bersumber dari APBN. Kota Palembang termasuk pada pelaksaan
Tahap Pertama yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2011.

Proses pelaksanaan Program e-KTP ini dilaksanakan pada tingkat kecamatan di
masing – masing kantor kecamatan di tiap kabupaten/kota. Berikut adalah gambar proses
perekaman data untuk e-KTP :

Verivikasi
data

Biodata Penduduk
NIK, nama lengkap,
jenis kelamin, alamat,
TTL, tanda tangan

Foto penduduk

Data
Kependuduk
an Berbasis
NIK

Pemotretan
Scan
sidik jari
dan
retina

Database
sidik jari dan
retina

Gambar 2

:

Proses Perekaman Data Kependudukan e-KTP
P

Sumber

:

www.e-ktp.com

E-KTP

Berdasarkann ga
gambar tersebut jelas terlihat bagaimana prosess pe
perekamanan data
untuk e-KTP. Warga (y
(yang telah menerima surat undangan dari pihakk kkantor kecamatan)
datang ke kantor kecam
camatan untuk proses perekaman sesuai dengann jadwal undangan
dengan membawa surat
urat undangan tersebut.

Selanjutnya wa
warga diharuskan untuk melapor kepada petugas
as untuk keperluan
registrasi dan diberi nom
nomor antrian kemudian diminta untuk mengantri.
i. S
Setelah dipanggil,
warga tersebut diminta
nta untuk memverivikasi data kependudukannya apa
apakah telah sesuai

atau belum. Apabila ada yang tidak sesuai, maka akan segera diperbaiki. Warga tersebut
selanjutnya akan difoto dan kemudian diambil rekam sidik jarinya (kesepuluh jari) dan
diambil pula rekam retina matanya. Terakhir, warga yang bersangkutan membubuhkan
tandatangannya di signature pad yang telah disediakan. Setelah semua proses dijalani,
maka selesai sudah proses perekaman e-KTP ini dan tinggal menunggu untuk
penerbitannya saja.

Data – data tersebut (biodata kependudukan yang telah divervikasi dan data
rekam sidik jari dan retina) disimpan dalam database dan kemudian dikirim melalui
jaringan komunikasi data ke server Automated Fingerprint Identification System di pusat
data Kementerian Dalam Negeri dan dilakukan proses identifikasi ketunggalan jatidiri
seseorang. Hasil identifikasi sidik jari penduduk apabila identitas tunggal, data
dikembalikan ke tempat pelayanan KTP Elektronik

dan

apabila

identitas

ganda,

dilakukan klarifikasi dengan tempat pelayanan KTP Elektronik.

Selanjutnya akan dilakukan personalisasi data yang sudah diidentifikasi

ke

dalam blangko KTP Elektronik. Setelah dilakukan personalisasi KTP Elektronik dikirim
(distribusikan) ke Dinas Dukcapil Kabupaten/Kota untuk diteruskan ke tempat pelayanan
KTP Elektronik. Petugas di tempat pelayanan KTP Elektronik, menerima KTP Elektronik
dan selanjutnya memberikan kepada penduduk dengan melakukan verifikasi melalui
pemadanan sidik jari penduduk 1 : 1.

Hasil verifikasi sidik jari penduduk tersebut, apabila datanya sama, maka KTP
Elektronik diberikan kepada penduduk. Apabila datanya tidak sama, maka KTP
Elektronik tidak diberikan kepada penduduk. Dalam hal datanya tidak sama, maka
petugas di tempat pelayanan KTP Elektronik mengembalikan KTP Elektronik ke

Kementerian Dalam Negeri melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/Kota untuk dimusnahkan.

Sumber pembiayaan Program e-KTP ini dibebankan kepada APBN dan APBD
Provinsi/Kota dan Kabupaten. Hal ini telah sesuai dengan Perpres No. 26 Tahun 2009
tentang Penerapan KTP Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional, Pasal 9
yang berbunyi :

(1) Pembiayaan perangkat keras, perangkat lunak, blangko KTP berbasis NIK, dan
pemberian bimbingan teknis pelayanan KTP berbasis NIK oleh Pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (3), dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(2) Pembiayaan untuk pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), dan pembiayaan untuk pengadaan dan
pemeliharaan perangkat pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota.

Program dan kegiatan di bidang administrasi kependudukan ini merupakan
kegiatan strategis nasional yang memerlukan anggaran yang besar (Rp. 6, 24 T), namun
hasilnya juga sangat besar manfaatnya bagi masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena
itu agar pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif dan efisien dengan hasil yang
optimal maka diperlukan komitmen dari semua pihak baik Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kab/Kota serta peran aktif dari semua lapisan masyarakat.

Faktor Penghambat Implementasi Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1

Setelah melakukan pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara di
lapangan, peneliti menemukan ada tiga faktor yang menghambat dan saling berkaitan satu
sama lainnya terhadap pelaksanaan Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1.
Ketiga faktor tersebut adalah:
a. Kesadaran masyarakat
b. Keterbatasan dana
c. Gangguan pada perangkat e-KTP
Ketiga faktor diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan e-KTP memerlukan perhatian
serius dari pemerintah khususnya perangkat kecamatan Seberang Ulu 1, agar pelayanan
pada masyarakat dapat berjalan efektif dan efisien.
a. Kesadaran Masyarakat
Pelaksanaan program pemerintah dapat berhasil dengan baik apabila didukung
oleh masyarakat yang merupakan sasaran dari kebijakan tersebut. Dalam merumuskan
suatu kebijakan berupa program, pemerintah telah menentukan tujuan dan sasaran dari
program. Sehingga yang harus dilakukan pemerintah sebagai pelaksana adalah mencapai
tujuan program dan program tepat sasaran.
Program e-KTP adalah program yang dicanangkan pemerintah yang bertujuan
untuk menata administrasi kependudukan

dengan menggunakan KTP yang berbasis

teknologi tinggi berupa muatan sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi
administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan
nasional. Melalui Program e-KTP ini, diharapkan setiap penduduk memiliki Nomor
Identitas Kependudukan (NIK) yang tunggal.
Pelaksanaan Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1 tidak hanya
dipengaruhi oleh penyedia layanan program, namun juga dipengaruhi oleh sasaran

Program e-KTP yaitu, masyarakat di Kecamatan Seberang Ulu 1. Kesadaran masyarakat
akan akan sangat mempengaruhi pelaksanaan Program e-KTP di Kecamatan Seberang
Ulu 1. Namun. kesadaran masyarakat di Kecamatan Seberang Ulu 1 mengenai arti
penting Program e-KTP masih sangat kurang. Hal ini diketahui setelah peneliti
melakukan wawancara dengan Camat Seberang Ulu 1 tanggal 8 Febuari 2012 pukul
09.00 WIB yang mengungkapkan :
“Kesadaran masyarakat kita masih sangat kurang. Banyak warga yang belum
ngerti dengan manfaat dari Program e-KTP ini. Sehingga, warga jadi pasif.
Warga banyak yang tidak berpartisipasi karena menganggap sudah cukup dengan
KTP yang mereka miliki sekarang.Padahal kan e-KTP ini merupakan
pembaharuan secara fisik maupun manfaat dari KTP yang lama. Warga juga
banyak yang gak tau tentang arti penting dari program ini.”

Kesadaran masyarakat di Kecamatan Seberang Ulu 1 terhadap pentingnya
berpartisipasi dalam Program e-KTP masih sangat kurang. Masyarakat banyak yang
bersikap pasif karena menganggap KTP yang lama sudah cukup sebagai tanda indentitas.
Padahal, e-KTP ini memiliki banyak manfaat dalam penataan administrasi di setiap
instansi pelayanan seperti Bank, Imigrasi, Kepolisian, Kesehatan dan lain – lain. Lebih
lanjut Kasi Pelayanan Umum melalui wawancara tanggal 8 Febuari 2012 pukul 11.00
WIB mengungkapkan :
“Warga disini kalau ditanya sudah buat e-KTP atau belum, mereka malah banyak
yang bilang kalau e-KTP itu idak terlalu penting. Padahal sudah jelas kalau eKTP ini sangat penting untuk menata administrasi kependudukan kita. Setiap
hari, warga yang datang tidak pernah sesuai dengan undangan yang kita sebar.
Bagi yang tidak bisa datang karena kesibukannya sudah kita berikan dispensasi.
Silahkan datang ketika tidak sibuk. Tapi sampai sekarang masih juga banyak
yang idak datang. Nanti liat bae pas butuh, baru sibuk nak buat e-KTP.”
Aparat di Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 sudah mengatur jadwal
pemanggilan warga per kelurahan dan per RT. Setiap warga juga sudah diberikan
undangan dan himbauan untuk datang ke kantor kecamatan sesuai dengan jadwal pada

undangan. Namun, dalam pelaksanaannya banyak warga yang tidak datang sesuai dengan
jadwal bahkan tidak datang sama sekali.
Sebenarnya aparat pelaksana Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1
memaklumi dengan kesibukan warga yang tidak bisa datang. Sehingga diberikan
dispensasi kepada warga yang belum datang untuk datang pada saat tidak sibuk. Namun
pemberian dispensasi ini tidak juga memunculkan sikap aktif warga untuk berpartisipasi.
Sehingga, tingkat pencapaian e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1 tidak pernah sesuai
dengan target yang telah ditentukan.
Berdasarkan data yang peneliti peroleh melalui dokumentasi, rata – rata warga
yang datang ke Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 untuk berpartisipasi dalam Program eKTP hanya sekitar 32,37 % dari total keseluruhan undangan yang telah disebar yaitu
sebanyak 129.735 jiwa (data per Januari 2012). Rata – rata warga yang datang hanya
berkisar antara 50 – 150 jiwa per hari, jauh dari jumlah undangan yang disebar per hari
yang bisa mencapai 250 – 400 jiwa. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa
sebagian warga belum ikut berpartisipasi dalam Program e-KTP. Hal ini mengartikan
bahwa tingkat kesadaran warga di Kecamatan Seberang Ulu 1 masih rendah dalam
mensukseskan Program

e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1.

Tingkat kesadaran yang rendah ini tentu sangat menghambat pelaksanaan
Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1. Aparat di Kecamatan Seberang Ulu 1
telah memasang target pencapain per hari yang harus dicapai agar seluruh warga di
Kecamatan Seberang Ulu 1 dapat dilayani. Namun, dengan melihat kondisi tingkat
kesadaran warga yang masih rendah, target 129.735 jiwa wajib KTP di Kecamatan
Seberang Ulu 1 terlayani dalam Program e-KTP akan sangat sulit dicapai. Hingga akhir
2011, Kecamatan Seberang Ulu 1 hanya mampu memenuhi persentase pencapaian hasil
rekaman 16,75% atau hanya menuntaskan hasil rekaman sebanyak 21.727 jiwa,

merupakan yang terendah dari 16 kecamatan yang menyelenggarakan program e-KTP
tersebut.

b. Keterbatasan Dana

Dalam menjalankan suatu kebijakan publik yang berupa program, tentu saja
diperlukan dana. Dana tersebut dianggarkan untuk membeli ataupun membayar segala
sesuatu dibutuhkan dalam pelaksanaan kebijakan publik. Keberadaan dana dalam
pelaksanaan program sangat penting. Karena, tanpa adanya dukungan pendanaan yang
memadai tentu saja pelaksanaan program akan terhambat.

Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 tidak mempunyai dana untuk penunjang
pelaksanaan Program e-KTP. Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 hanya menerima
perangkat Bimtek yang diberikan oleh pusat yang bersumber dari APBN. Sedangkan
untuk pembiayaan penunjang lainnya diserahkan dan menjadi tanggung jawab daerah
masing – masing yang menjadi peserta Program e-KTP. Camat Seberang Ulu 1 melaui
wawancara tanggal 8 Febuari 2012 pukul 09.30 WIB mengungkapkan :

“Kita tidak sama sekali punya dana yang bersumber dari anggaran kecamatan
untuk pelaksanaan Program e-KTP ini. Semua kita tinggal terima beres saja.
Kalau masalah dana itu yang atur Dinas Dukcapil. Jadi memang masalah dana ini
masih menjadi kendala untuk kita. Dana yang ada dari Dukcapil itu cuma untuk
honor saja. Itu pun kecil. Kalau dana untuk yang lainnya kita tidak dikasih dan
tidak punya. Jadi pelaksanaan e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1 terbatas.”
Lebih lanjut Camat Seberang Ulu 1 menjelaskan :

“Kita gak ada dana untuk sosialisasi, untuk beli genset dan gak ada dana untuk
bayar uang lembur petugas. Jadi yang kita lakukan disini apa adanya saja.
Sosialisasi kita apa adanya, kalau mati lampu kita gak bisa layani warga karena
gak ada genset. Pelayanan juga gak bisa sampai sore atau malam, karena kita gak
ada uang untuk lembur. Namun begitu, ada beberapa petugas kami yang
rumahnya dekat dengan kantor bersedia melayani masyarakat selepas maghrib
hingga jam 9 malam jika memang dibutuhkan”

Semua

pendanaan

penunjang

pelaksanaan

Program

e-KTP

merupakan

tanggungjawab pemerintah daerah. Kecamatan Seberang Ulu 1 tidak memiliki dana
penunjang pelaksanaan Program e-KTP. Pendanaan untuk menunjang pelaksanaan
Program e-KTP merupakan tanggungjawab Dinas Dukcapil Kota Palembang selaku
koordinator pelaksanaan di tingkat kota. Kecamatan Seberang Ulu 1 hanya menerima
pembayaran honor dari Dinas Dukcapil. Dinas Dukcapil tidak menyuntikan dana
penunjang pelaksanaan Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1 untuk keperluan
lain. Melalui observasi dan dokumentasi terhadap DPA Dinas Dukcapil TA. 2011,
peneliti mengetahui bahwa besaran dana penunjang yang dianggarkan untuk Program eKTP bersumber dari DAU sebesar Rp.500 Juta. Dari total keseluruhan dana ini, hanya
dipergunakan untuk sosialisasi sebesar Rp. 40 Juta, selebihnya habis untuk Belanja
Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa.

Tidak tersedianya dana penunjang ini mengakibatkan sosialisasi yang menjadi
tanggung jawab Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 sangat minim. Sosialisasi selama ini
dilaksanakan oleh Dinas Dukcapil saja, karena yang memegang dananya adalah Dinas
Dukcapil. Pemerintah Kecamatan Seberang Ulu 1 tidak bisa melakukan sosialisasi yang
menyeluruh kepada warga, karena dana yang yang butuhkan untuk sosialisasi tidak
tersedia dan tidak diberikan oleh Dinas Dukcapil sebagai Kuasa Pemegang Anggaran
dana penunjang Program e-KTP. Melalui observasi peneliti melihat hanya ada satu buah
banner sebagai media sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan aparat Kecamatan Seberang
Ulu 1 pun hanya sebatas penyampaian – penyampaian kepada warga yang datang atau
ditemui mengenai pelaksanaan Program e-KTP. Hal ini sejalan dengan penuturan Kasi
Pelayanan Umum melalui wawancara tanggal 8 Febuari 2012 pukul 11,30 WIB
mengatakan :

“Karena idak katek dana sosialisasi, jadi kita tidak bisa melakukan kegiatan
sosialisasi yang menyentuh kepada setiap warga di Kecamatan Seberang Ulu 1.
Sosialisasi yang kita lakukan terbatas sekali. Kita berharap warga saling
menyampaikan satu sama lain mengenai Program e-KTP ini, atau dari mulut ke
mulut bae. Kita tidak dikasih dana untuk sosialisasi dari Dinas Dukcapil.”
Sosialisasi yang minim tentunya akan berakibat kepada minimnya pengetahuan
warga tentang Program e-KTP. Hal ini tentu saja mengakibatkan rendahnya tingkat
kesadaran warga untuk berpartisipasi dalam Program e-KTP. Rendahnya tingkat
kesadaran dan partisipasi warga jelas akan menghambat pelaksanaan Program e-KTP
karena target akan sulit dicapai. Seandainya saja dana yang dimiliki oleh Kantor
Kecamatan Seberang Ulu 1 untuk sosialisasi cukup memadai, tentu sosialisasi yang
dilakukan akan baik pula dan tingkat kesadaran warga akan tinggi dan tentunya tingkat
partisipasi warga mensukseskan Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1 akan
tinggi pula. Jadi jelas bahwa keterbatasan dana yang dimiliki oleh Kantor Kecamatan
Seberang Ulu 1 mengakibat minimnya sosialisasi yang pada akhirnya menghambat
pelaksanaan Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1.

Program e-KTP merupakan program penataan administrasi kependudukan yang
dijalankan dengan dukungan teknologi informasi yang tinggi dan teknologi pengamanan
yang canggih. E-KTP yang merupakan output dari Program e-KTP adalah sebuah kartu
ber-chip yang menjadi tanda pengenal penduduk. Di dalam chip e-KTP yang berkapasitas
8 Kilobyte ini telah merekam semua data identitas penduduk, dilengkapi dengan photo,
data sidik jari dari kesepuluh jari tangan, dan photo scan retina mata. Photo scan retina
mata ini merupakan solusi bagi penyandang cacat fisik yang rusak sidik jarinya. Semua
data ini dibuat basis datanya dan disimpan di sebuah data center di Kementrian Dalam
Negeri yang kemudian akan dilakukan pengecekan data antar kecamatan seluruh
Indonesia untuk menghindari terjadinya data penduduk yang sama tetapi berbeda
kecamatan atau penduduk yang ber-KTP ganda.

Untuk mendukung terwujudnya tujuan dari Program e-KTP, maka diperlukan
serangkaian perangkat yang berbasis teknologi tinggi. Perangkat yang digunakan dalam
pelayanan Program e-KTP ini adalah komputer yang dirancangan dengan program
aplikasi khusus. Sehingga, baik atau buruknya pelaksanaan Program e-KTP dapat dilihat
dari kelayakan perangkat yang digunakan. Adapun perangkat yang digunakan dalam
pelaksanaan Program e-KTP adalah peralatan canggih yang berteknologi tinggi yang
berupa :

a) Desktop PC

:

3 buah

b) UPS 1000 VA

:

3 buah

c) Camera Digital + tripod :

3 buah

d) Fingerprint Scanner

:

3 buah

e) Iris Scanner

:

3 buah

f) Hardisk eksternal 1 TB :

1 buah

g) Switch dan cabling

:

1 buah

h) OS Windows Server

:

1 buah

i)

Database engine

:

1 buah

j)

Aplikasi Perekam Data :

1 buah

k) Anti virus client

:

1 buah

l)

:

1 buah

Anti virus server

Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 mempunyai 3 (tiga) set perangkat e-KTP.
Pada mulanya, alat yang disediakan adalah hanya dua set perangkat saja. Namun, untuk
mempercepat pelayanan e-KTP ditambahkan lagi satu perangkat yang berupa pinjaman
dari Kemendagri. Penambahan alat ini dimaksudkan agar dapat mempercepat dan

memaksimalkan pelayanan e- KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1. Camat Seberang Ulu 1
melalui wawancara tanggal 8 Febuari 2012 pukul 09.45 mengungkapkan :

“Kita punya tiga set alat. Tapi sering ada kendala. Kendala yang muncul yaitu
alat kita macet atau rusak. Kalau sudah begitu, pelayanan kita terhambat. Harus
diperbaiki dulu alatnya, baru bisa bekerja lagi. Perbaikan ini kan memakan waktu
yang cukup lama. Kita harus lapor ke Dinas Dukcapil dulu, baru nanti datang
teknisinya. Jadi kalau sudah rusak bisa 1 (satu) hari untuk benerin nya.”
Pelayanan yang dilakukan pihak Kecamatan Seberang Ulu 1 kepada warga
menjadi terhambat jika timbul kerusakan dari perangkat yang digunakan. Proses
perbaikan juga memakan waktu yang lama karena harus menghubungi pihak teknisi
melalui Dinas Dukcapil terlebih dahulu. Sehingga, jika terjadi kerusakan alat pelayanan
kepada warga menjadi terganggu dan tidak maksimal. Kasi Pelayanan Umum melalui
wawancara tanggal 8 Febuari 2012 pukul 12.00 WIB mengungkapkan :

“Permasalahan kerusakan yang sering kita temui itu adalah masalah jaringan
yang gak connect dan perangkat yang macet atau hang. Nah kalau sudah begini
kita cuma bisa menghubungi pihak Dinas Dukcapil untuk meminta teknisi datang
memperbaiki. Prosedur inilah yang sering bikin lama. Coba saja staf kita
diajarkan untuk memperbaiki, pasti kalau rusak proses perbaikannya bisa cepat.”
Permasalahan perangkat yang sering muncul dalam pelayanan

e-KTP di

Kecamatan Seberang Ulu 1 adalah permasalahan jaringan dan perangkat yang tidak
merespon atau hang. Staf yang telah diberi Bimtek tidak diajarkan cara untuk
memperbaiki perangkat yang mengalami kerusakan. Sehingga, proses perbaikan akan
memakan waktu yang lama karena harus menunggu respon dari teknisi.

Tabel dibawah ini akan menjelaskan tentang intensitas gangguan pada perangkat e-KTP
di Kecamatan Seberang Ulu 1.

Tabel 2
Intensitas Gangguan Perangkat e-KTP
No.

Tanggal Kejadian

Permasalahan

Keterangan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

07 Oktober 2011
09 November 2011
14 November 2011
15 November 2011
16 November 2011
24 November 2011
16 Januari 2012
17 Januari 2012
18 Januari 2012
19 Januari 2012

Server dan Jaringan
Server dan Jaringan
Perangkat
Perangkat
Perangkat
Perangkat
Server dan Jaringan
Perangkat
Server dan Jaringan
Perangkat

Tidak connect
Tidak connect
Hang
Hang
Hang
Hang
Tidak connect
Hang
Tidak connet
Hang

Sumber : Data Sekunder, Febuari 2012.

Berdasarkan tabel diatas, tercatat pernah ada 10 kali gangguan atau kerusakan
yang terjadi pada jaringan dan perangkat e-KTP. Sampai dengan akhir dari penelitian
yang peneliti lakukan, gangguan masih sering terjadi walau tidak sampai memanggil
teknisi untuk perbaikannya. Selama ini untuk mengatasi kerusakan perangkat hang,
operator hanya me-reset perangkat tersebut. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses
perbaikan. Karena jika harus menunggu teknisi, perbaikan akan memakan waktu yang
lama.

Faktor Pendukung Implementasi Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 3 (tiga) faktor yang menghambat
implementasi Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang. Ketiga
faktor pendukung tersebut adalah :

a) Sumber Daya;
b) Perpanjangan waktu pelaksanaan Program e-KTP;
c) Komunikasi antar pelaksana Program e-KTP.

Hal – hal diatas menggambarkan bahwa SDM, Perpanjangan waktu pelaksanaan
Program e-KTP dan komunikasi antar pelaksana Program e-KTP merupakan faktor –
faktor yang mendukung implementasi Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1,
sehingga hal – hal ini perlu untuk selalu dijaga dan ditingkatkan.

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung
pelaksanaan Program e-KTP. Untuk mendukung pelaksanaan Program e-KTP di
Kecamatan Seberang Ulu 1 dibutuhkan tenaga – tenaga operator pelayanan teknis e-KTP
yang professional dan berkualifikasi. Jumlah tenaga operator ini juga harus memadai
sesuai dengan jumlah perangkat e-KTP yang tersedia. Camat Seberang Ulu 1 melalui
wawancara tanggal 8 Febuari 2012 pukul 10.00 mengungkapkan :

“Operator yang kita pakai adalah staf kita yang sudah PNS, sarjana dan memang
yang sudah paham dengan komputer. Kita ambil yang masih muda dan enerjik.
Jumlah operator pelayanan teknis e-KTP yang kita punya ada 6 (enam) orang.
Semuanya berkualifikasi, sudah diberikan Bimtek e-KTP.”

Hal senada juga diutarakan oleh Kasi Pelayanan Umum melalui wawancara
tanggal 8 Febuari 2012 pukul 12.10 WIB yang mengatakan :

“Kita ambil dari operator SIAK. Jadi mereka sudah paham dengan aplikasi
program semacam ini sehingga mereka tidak lagi canggung dalam
mengoperasikan Program e-KTP. Mereka juga sudah diberikan Bimtek e-KTP.”
Berdasarkan wawancara dengan Camat Seberang Ulu 1 dan Kasi Pelayanan
Umum diatas, diketahui bahwa jumlah operator pelayanan teknis e-KTP yang tersedia di
Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 adalah sebanyak 6 (enam) orang untuk menjalankan 3
(tiga) set perangkat e-KTP yang tersedia. Operator pelayanan teknis e-KTP yang dipilih
dan diberdayakan adalah operator Program SIAK, sehingga sudah memiliki kualifikasi
dalam menjalankan perangkat komputer. Operator pelayanan teknis e-KTP juga
merupakan pegawai Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 yang sudah berstatus PNS dan
berpendidikan sarjana.

Melalui observasi, peneliti melihat jumlah operator yang tersedia sudah sangat
memadai. Dengan jumlah tenaga operator pelayanan teknis e-KTP sebanyak 6 (enam)
orang, pelayanan yang diberikan kepada warga tidak pernah terhenti. Enam orang
operator ini bekerja mengoperasikan tiga perangkat alat e-KTP, masing – masing alat
digunakan oleh dua orang operator. Setiap operator bekerja dapat saling membantu satu
sama lain. Jika ada operator yang istirahat, operator lain dapat langsung menggantikan
operator tersebut sehingga pelayanan berjalan lancar.

Jadi berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa Sumber Daya Manusia
yang tersedia di Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 sudah mendukung pelaksanaan
Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1.

b. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan Program e-KTP

Pada awalnya Program e-KTP ini dilaksanakan dengan batas waktu penyelesaian
sampai dengan akhir Desember 2011. Batas waktu penyelesaian sampai akhir Desember
2011 ini diberikan kepada 197 Kabupaten/Kota yang menjadi peserta Program e-KTP
tahap pertama yang salah satunya adalah Kota Palembang. Mengingat waktu pelaksanaan
yang molor dan baru dilaksanakan pada bulan Oktober 2011, jelas batas waktu
penyelesaian yang diberikan sangat tidak cukup untuk menyentuh ke seluruh warga wajib
e-KTP yang berjumlah 40.905 di Kecamatan Seberang Ulu 1.

Seluruh Kepala Daerah yang menjadi peserta Program e-KTP tahap pertama
meminta Mendagri untuk memberikan perpanjangan waktu pelaksanaan program e-KTP.
Mendagri kemudian mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor:
471.13/5079/SJ tentang Perpanjangan Waktu Pelayanan e-KTP Secara Massal untuk 197
Kabupaten/Kota. Sehingga dengan demikian, pelayanan e-KTP di Kota Palembang dan
tentunya di Kecamatan Seberang Ulu 1 diperpanjang sampai dengan akhir April 2012.
Perpanjangan waktu yang diberikan ini diharapkan dapat memaksimalkan jumlah warga
yang dilayani dalam Program e-KTP yang menjadi peserta Program e-KTP di Kecamatan
Seberang Ulu 1.

Camat Seberang Ulu 1 melalui wawancara tanggal 8 Febuari 2012 pukul 10.15. WIB
mengungkapkan :

“Kemarin kita dapat SE dari Mendagri tentang perpanjangan waktu pelaksanaan
Program e-KTP. Perpanjangan waktu yang dikasih itu sampai dengan akhir April
2012. Jadi dengan ada SE Mendagri ini kami bisa bernafas lega. Tidak terburu –
buru seperti kemarin. Kami bisa mengatur jadwal pemanggilan dengan lebih baik
lagi. Insyallah kami yakin akhir April 2012 seluruh warga kita sudah dilayani.”

Lebih lanjut Camat Seberang Ulu 1 mengatakan :

“Kalau dulu sebelum ada pemanggilan kita pusing mengatur jadwal. Waktu yang
ada cuma 2 bulan saja untuk 40.905 warga. Tapi setelah adanya perpanjangan ini,
kami sudah atur lagi jadwal pemanggilan warga. Jadi, sehari itu kita bisa undang
sekitar 300-an warga. Kita juga sudah ada target akhir April nanti seluruh warga
sudah terlayani.”
Dengan adanya perpanjangan waktu pelayanan e-KTP sampai dengan April
2012, pihak Kecamatan Seberang Ulu 1 dapat menata kembali jadwal pemanggilan warga
yang menjadi peserta di Kecamatan Seberang Ulu 1. Karena pada awalnya jadwal
pemanggilan warga disusun terlalu padat, mengingat batas waktu penyelesaian adalah
sampai dengan akhir Desember 2011. Diharapkan dengan adanya perpanjangan waktu
pelayanan e-KTP ini, seluruh warga dapat ikut berpartisipasi sesuai dengan jadwal yang
telah disusun di Kecamatan Seberang Ulu 1.

c. Komunikasi antar Pelaksana Program e-KTP

Komunikasi sangat menentukan dalam pencapaian tujuan dari pelaksanaan
kebijakan publik. Setiap hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan publik harus
ditransmisikan agar dapat dilaksanakan. Semakin baik komunikasi dan koordinasi
diantara pihak – pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsi
kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dalam melaksanakan Program e-KTP di
Kecamatan Seberang Ulu 1, dibutuhkan komunikasi yang baik antar pelaksana di Kantor
Kecamatan Seberang Ulu 1 maupun dengan Dinas Dukcapil, agar Program e-KTP dapat
berjalan sesuai dengan apa yang dinginkan.

Camat Seberang Ulu 1 melalui wawancara tanggal 8 Febuari 2012 pukul 10.30 WIB
mengatakan :

“Semua hal yang terkait dengan pelaksanaan Program e-KTP selalu kita
sampaikan dan kita komunikasikan baik kepada operator, Kasi Pelayanan Umum
dan kepada Dinas Dukcapil juga. Kita selalu membangun komunikasi yang
terbuka dan kekeluargaan. Jadi kalau ada apa – apa, staf saya tidak kaku
berbicara. Karena kita disini sudah seperti keluarga.”
Jadi berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa Komunikasi antara
Pelaksana sudah mendukung pelaksanaan Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu1.

KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun uraian kesimpulan dari penelitian yang berjudul Implementasi Program
Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) di Kecamatan Seberang Ulu 1 ini adalah :

1. Standar dan Sasaran Kebijakan

Pelaksana Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1 sudah memahami
Juklak dan Juknis atau SOP Program e-KTP dengan baik. Pelaksanaan Program e-KTP di
Kecamatan Seberang Ulu 1 sudah tepat sasaran. Setiap rangkaian kegiatan kepesertaan
dan pelayanan sudah dilaksanakan sesuai dengan Juklak dan Juknis. Pelayanan yang
diberikan petugas pun sudah memuaskan warga yang menjadi peserta Program e-KTP di
Kecamatan Seberang Ulu 1.

2. Sumber Daya

Pembiayaan pembelian perangkat e-KTP dan Bimtek Operator Pelayanan Teknis
e-KTP dibebankan kepada APBN. Sedangkan pembiayaan sosialisasi dan honor petugas
dibebankan kepada APBD, sehingga pembiayaan untuk pelaksanaan Program e-KTP
sudah tersedia dan terakomodir. Jumlah operator pelayanan teknis e-KTP sudah memadai
yaitu sebanyak 6 (enam) orang untuk mengoperasikan tiga set perangkat e-KTP. Operator
yang ditugaskan juga merupakan PNS yang berkualifikasi sarjana dan sudah diberikan
Bimtek Program e-KTP. Dalam memberikan pelayanan, Kantor Kecamatan Seberang Ulu
1 sudah menyiapkan ruang pelayanan dan ruang tunggu yang memadai dan nyaman untuk
warga yang mengantri. Waktu pelaksanaan Program e-KTP sampai dengan akhir April
2012. Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 memberikan pelayanan kepada warga sesuai
dengan jam dinas.

3. Karakteristik Badan Pelaksana

Struktur birokrasi pada Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 sudah sesuai dengan
isi kebijakan Program e-KTP. Pelaksaaan Program

e-KTP tidak menganggu kinerja

pelayanan lainnya di Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1. Pengawasan yang dilakukan
oleh Camat kepada bawahanya dalam pelaksanaan Program e-KTP sudah berjalan dengan
baik dan dilakukan secara rutin.

4. Sikap/Kecenderungan Pelaksana

Pelaksana Program e-KTP di Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 mendukung
pelaksanaan Program e-KTP dengan baik dan tidak merasa direpotkan dengan adanya
pelaksanaan program ini.

5. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksanaan

Komunikasi yang dibangun sesama pelaksana Program e-KTP di Kantor
Kecamatan Seberang Ulu 1 sudah baik. Komunikasi dibangun dengan cara kekeluargaan
dan terbuka. Tidak pernah terjadi kesalahpahaman dalam mengkomunikasikan ini
kebijakan. Komunikasi antara Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 dan Dinas Dukcapil
berjalan dengan lancar dan berkala. Komunikasi dibangun sesuai dengan prosedur tata
administrasi perkantoran yaitu berupa surat resmi. Komunikasi dengan warga dibangun
melalui sosialisasi Program

e-KTP. Namun, masih banyak warga yang belum

mengetahui tentang adanya pelaksanaan Program e-KTP dikarenakan sosialisasi yang
dilakukan masih sangat minim dan tidak menyentuh keseluruh lapisan masyarakat di
Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1.

6. Kodisi Ekonomi, Sosial dan Politik

Kondisi Ekonomi yang dimiliki Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 belum cukup
mendukung pelaksanaan Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1 karena
terbatasnya dana untuk sosialisasi dan pembayaran honor operator pelayanan teknis eKTP dan tidak adanya dana untuk pembelian genset. Masyarakat di Kecamatan Seberang
Ulu 1 sudah mendukung pelaksanaan Program e-KTP, namun tingkat partisipasinya
masih rendah. Situasi politik sudah mendukung pelaksanaan Program e-KTP di
Kecamatan Seberang Ulu 1. Elit Politik di DPRD sudah memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1. Pihak swasta yaitu PT.
Sucofindo memiliki peranan yang penting dalam pelaksanaan Program e-KTP di
Kecamatan Seberang Ulu 1 karena telah menyediakan perangkat e-KTP, instalasi,
memberikan Bimtek dan memberikan pendampingan pelaksanaan Program e-KTP
kepada petugas di Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1.

Adapun faktor – faktor penghambat Pelaksanaan e-KTP adalah :

1. Kesadaran masyarakat di Kecamatan Seberang Ulu 1 terhadap pentingnya Program eKTP dalam menata administrasi kependudukan masih kurang yang menyebabkan
rendahnya partisipasi masyarakat.
2. Keterbatasan dana yang tersedia dalam pelaksanaan Program e-KTP di Kecamatan
Seberang Ulu 1 mengakibatkan kurangnya sosialisasi, tidak tersedianya genset, honor
yang diberikan kepada operator pelayanan teknis e-KTP tidak memadai dan tidak
adanya jadwal pelayanan ekstra di luar jam kerja.

3. Gangguan yang sering terjadi pada perangkat e-KTP yang tersedia sanagat
menganggu pelayanan e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1.

Disamping itu, terdapat juga hal – hal yang menjadi faktor pendukung
implementasi Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1, yaitu:

1. Sumber Daya Manusia yang tersedia di Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 sudah
tersedia dengan cukup dan berkualifikasi untuk melaksanakan Program e-KTP;
2. Perpanjangan waktu yang diberikan Kemendagri dalam pelaksanaan Program eKTP samapai dengan akhir April 2012 mendukung untuk pencapaian target
Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 dalam melayani seluruh warga yang menjadi
peserta Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1;
3. Komunikasi antar pelaksana Program e-KTP di Kecamatan Seberang Ulu 1
sangat mendukung kelancaran pelaksanaan Program e-KTP di Kecamatan
Seberang Ulu 1;

Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan kepada Pemerintah Kota Palembang,
khususnya Pemerintah Kecamatan Seberang Ulu 1 dalam melaksanaan Program e-KTP di
Kecamatan Seberang Ulu 1 berdasarkan hasil penelitian adalah :

1. Pemerintah Kota Palembang dan Pemerintah Kecamatan Seberang Ulu 1 diharapkan
dapat memberikan informasi, penyuluhan, pengertian dan sosialisasi yang lebih
menyentuh kepada masyarakat mengenai pentingnya Program e-KTP dalam menata
administrasi kependudukan agar masyarakat menjadi lebih sadar dan ikut
berpartisipasi me