Renstra Dinkes Kab Bogor Studi Kasus Aks

RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR
JAWA BARAT TAHUN 2013-2016
Studi Kasus Akses Layanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin Kabupaten Bogor

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Ganjil 2016/2017
Mata Kuliah Manajemen Pemerintahan
Oleh:
Ahmad Naufal Azizi

(15/384251/SP/26963)

Aliyah Almas Saadah

(15/385738/SP/27041)

Yanit Gita Prastiwi

(13/353483/SP/25984)

Gilang Vena Pratama


(13/347475/SP/25634)

Dona Risma Ayu N A

(15/378593/SP/26547)

Gita Astri Kusumadewi

(15/378596/SP/26550)

Chorul U Amirulloh

(13/349932/SP/25890)

Gigich Ilmy Al Bonadi

(15/378689/SP/26643)

Miera Ludfia Islamy


(15/384275/SP/26987)

Amesyha Tri Dany Prasetyo

(15/384254/SP/26966)

Putri Intan Rengganis

(15/381162/SP/26774)

Heru Hadiyanto

(12/335753/SP/25403)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan merupakan tujuan besar Dinas Kesehatan yang disusun
untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung satu
sama lain dengan pendekatan paradigma sehat. Upaya yang dilakukan berupa peningkatan
kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, serta rehabilitasi sejak dalam kandungan
hingga usia lanjut. Selain itu pembangunan bidang kesehatan juga diarahkan untuk
meningkatkan dan memelihara mutu lembaga pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan
sumber daya manusia secara berkelanjutan, dan sarana prasarana dalam bidang medis,
termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
Dalam konteks desentralisasi, daerah dituntut untuk dapat menjalankan pembangunan
termasuk dalam bidang kesehatan yang berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat
dengan cara memberdayakan, menghimpun, dan mengoptimalkan potensi daerah untuk
kepentingan daerah serta mendukung kepentingan Nasional. Salah satu permasalahan utama
pembangunan kesehatan yang juga menjadi perhatian dalam penyusunan Rencana Strategis
ini diantaranya adalah masih tingginya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial
ekonomi, serta antar kawasan dalam wilayah Kabupaten Bogor sendiri.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor akan menjamin ketersediaan akses layanan
kesehatan bagi masyarakat miskin yang diantaranya akan ditempuh melalui langkah-langkah
seperti pelayanan kesehatan gratis; peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular; peningkatan kualitas, keterjangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan dasar;

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; penjaminan mutu, keamanan dan
khasiat obat dan makanan; penanganan kesehatan di daerah bencana; serta peningkatan
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) juga disusun atas
pertimbangan-pertimbangan berdasarkan hasil evaluasi atas pelaksanaan program dan
kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta kegiatan
yang berasal dari masyarakat. Selain itu, dalam penyusunan Renstra SKPD ini, Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor juga berusaha menyelaraskan pada visi, misi, tujuan, sasaran
dan strategi yang diusung bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Sehingga,

diharapkan pembangunan daerah dapat berjalan secara sistematis, komprehensif dan tetap
fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar yang dihadapi Kabupaten Bogor
khususnya dalam akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
1.2 LANDASAN HUKUM
Penyusunan Rancangan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2013-2018
didasarkan pada:
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta
dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950

tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4484);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);

7. Undangan-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Peraturan Pemerintahan Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 SERI E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Urusan
Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 7);


16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan
Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun
2008 Nomor 9);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008);
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
SKPD) ini adalah agar tersedianya dan tersusunnya dokumen rancangan perencanaan jangka
menengah yang nantinya akan digunakan untuk menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor
2013-2018 khusus bidang akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin Kabupatem
Bogor. Sedangkan, tujuan penyusunan Renstra SKPD ini adalah agar tersedianya suatu
dokumen yang strategis dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan
kondisi atau masalah daerah, perencanaan arah kebijaksaan, pembuatan strategi hingga
pemilihan program strategis yang sesuai dengan kebutuhan daerah terhadap akses layanan
kesehatan bagi masyarakat miskin Kabupatem Bogor.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Penyusunan Perubahan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dilakukan oleh
Tim Penyusun Perubahan Renstra Dinas Kesehatan. Dalam proses penyusunan Renstra juga
melibatkan seluruh bidang/bagian dalam rapat-rapat internal serta melibatkan stakeholders

dalam rapat koordinasi. Keterlibatan beberapa pihak baik internal maupun eksternal ini
terutama untuk memberikan masukan-masukan dalam penyusun Renstra. Sistematika
penulisan Perubahan Renstra Dinas kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2008-2013 sebagai
berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, landasan hukum, maksud
dan tujuan, serta sistematika penulisan.

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Pada bab ini menjelaskan mengenai tugas, fungsi, dan struktur organisasi
secara ringkas dan kinerja pelayanan Dinas Kesehatan.

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi permasalahan berdasarkan
tugas dan fungsi pelayanan dinas kesehatan, telaahan visi-misi dan program
kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, telaahan renstra K/L, telaahan
RTRW dan penentuan isu strategis.
BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi, Tujuan dan
Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor tahun 2008-2013.

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas SKPD,
program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di Dinas Kesehatan
untuk periode tahun 20082013.


BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang
sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VII

PENUTUP
Lampiran-lampiran.

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
2.1 TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2008 Nomor 9), Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok
membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas
otonomi di bidang kesehatan dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas pokok
tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut:
1. Perumus kebijakan teknis di bidang kesehatan
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan; dan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
fungsinya
2.1.1

STRUKTUR ORGANISASI DAN FUNGSI
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1

di bawah ini:

Gambar. 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor

BIDANG
Sekretaris

FUNGSI
1. pengoordinasikan penyusunan program dan pelaporan

2.
3.
4.
5.
6.
Informasi, Promosi, dan
Sumber Daya Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
Pembinaan Kesehatan
Masyarakat
Bidang Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit

1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

dinas
pengumpulan, pengolaan dan analisis data dinas
pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian dinas
pengelolaan administrasi keuangan dinas
pengelolaan situs web dinas
pelaksanaan monitoring, evaluasi dan menyusun
pelaporan kinerja dinas
Pengelolaan pengembangan sumber daya kesehatan
Pengelolaan promosi kesehatan
Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi kesehatan
Pengelolaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
Pengelolaan pelayanan kefarmasian dan POM
Pengelolaan pelayanan upaya kesehatan
Pengelolaan Gizi masyarakat dan institusi
Pengelolaan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
Pengelolaan kesehatan remaja dan lanjut usia
Pengelolaan kesehatan lingkungan
Pengelolaan pemberantasan penyakit
Pengelolaan surveilans, epidemiologi dan imunisasi

Dan Kesehatan
Lingkungan

BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, isu strategis
merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan
pembangunan karena dampaknya yang signifikan di masa mendatang. Jika isu strategis tidak
ditanggapi, maka dapat menimbulkan kerugian, dan jika tidak dimanfaatkan. maka akan
menghilangkan peluang untuk dimaksimalkan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat dalam jangka panjang.
Berdasarkan hasil telaah dari kebijakan, dokumen-dokumen yang terkait dengan
Renstra, evaluasi terhadap kinerja pada Renstra sebelumnya, serta hasil FGD internal Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor, maka dirumuskan salah satu permasalahan yang harus
diperhatikan dan ditangani dalam progam dan kegiatan dalam Renstra ini, yaitu isu akses
layanan kesehatan bagi masyarakat miskin Kabupaten Bogor. Mengingat hak untuk
mendapatkan akses layanan kesehatan adalah hak dasar warga Negara. Oleh karena itu,
permasalahan ini layak untuk diangkat ke permukaan.
3.1.1

TELAAH VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL
KEPALA DAERAH TERPILIH
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 ini

mengacu visi Kabupaten Bogor 2013-2018 yaitu: “Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten
Termaju di Indonesia”. Indikator termaju dari penjabaran Visi di atas adalah:
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari indeks pendidikan (education),
kesehatan (helath), dan daya beli
2. Kesinambungan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan yang berkualitas di seluruh
wilayah (LPE, PDR Harga Berlaku, PAD/APBD)
3. Kesalehan social (ZIS dan Ratio Tempat Ibadah)
Kemudian, Visi ini dijabarkan ke dalam beberapa misi yang terdiri atas 5 misi yang
salah

satu pernyataannya

berbunyi

“Meningkatkan Aksesabilitas

dan

Kualitas

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan”
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Dinas Kesehatan sesuai
tugasnya yaitu sebagai membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kesehatan, mempunyai tujuan dalam misi tersebut, yaitu:
1. Meningkatkan Cakupan Kepesertaan Masyarakat dalam Jaminan Kesehatan Nasional.

2. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat serta PHBS.
3. Meningkatkan puskesmas terakreditasi dan mempersiapkan puskesmas BLUD.
4. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya sarana dan prasarana kerja serta Kualitas
Aparatur.
5. Meningkatkan fungsi koordinasi, regulasi dan fasilitasi pelayanan kesehatan
pemerintah, swasta dan lintas sektor.
6. Meningkatkan Jejaring Pelayanan Kesehatan.
3.1.2

TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA PROVINSI
Berbagai masalah yang berkaitan dengan akses layanan kesehatan menjadi tantangan

tersendiri bagi Indonesia yang harus diselesaikan. Hal ini menuntut berbagai lembaga atau
instansi untuk turut serta menghadapi permasalahan ini. Selain itu, peningkatan peran dan
kapasitas pada lembaga atau instansi yang sudah ada khususnya Kementrian Kesehatan perlu
diadakan untuk menunjang keefektifan dan keefisienan kinerja untuk menjangkau seluruh
elemen masyarakat dalam pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, permasalahan yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang merupakan isu strategis khusus penanganan
akses layanan kesehatan masyarakat miskin yaitu:
“Aksesabilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih rendah, terutama
masyarakat miskin yang tinggal di daerah terpencil dal letak geografis yang sulit di
jangkau”.
Program pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin adalah program pemerintah
yang sangat strategis. Program ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat
miskin guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat tanpa terkecuali.
Dalam pembagian wilayah kerja koordinasi, Kabupaten Bogor masuk dalam wilayah
4 yaitu: Wilayah Bogor, dengan lingkup kerja Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten
Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok. Dengan kategori
permasalahan kesehatan yang dihadapi sebagai berikut:
1. Rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah, seperti infrastruktur jalan dan
jembatan, persampahan serta air bersih;
2. Perlunya peningkatan peran dan kapasitas lembaga atau instansi kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang adil dan merata bagi semua kalangan
masyarakat;
3. Perlunya peningkatan kesadaran kesehatan pada masyarakat miskin

3.1.3

TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN LINGKUNGAN
HIDUP STRATEGIS
Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Bogor tahun 2005-2025, disebutkan bahwa tujuan penataan ruang adalah untuk
mewujudkan : (a) terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien, melalui pemberian Building Coverage
Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan yang memiliki nilai konservasi; (b) meningkatkan
kualitas lingkungan pada kawasan lindung sebagai kawasan konservasi air dan tanah, melalui
program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan vegetatif dan sipil teknis serta kegiatan
pemanfaatan ruang yang tidak dapat mengganggu fungsi kawasan; (c) tercapainya
pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian
masyarakat khususnya pada daerah-daerah tertinggal dan terisolasi guna menekan migrasi
dari desa ke kota dengan pengembangan desa–desa potensial; (d) pembangunan dan
pengembangan perkotaan berhirarkis yang dibentuk oleh sistem jaringan antara kegiatan
perdesaan dan perkotaan internal daerah dan eksternal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya rencana tata ruang
yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan, dan pelaksanaan pembangunan
dalam mewujudkan sistem kota-kota.
Jika dilihat dari rencananya, terlihat seimbang antara rencana pembangunan pedesaan,
perkotaan dan sistem prasarana wilayah. Namun, dalam penerapannya masih terdapat
overlaping yang terjadi dalam pembangunan tersebut. Hal ini juga menyebabkan persebaran
pelayanan kesehatan yang tidak merata akibat pembangunan yang hanya memusat di
beberapa kawasan saja. Sehingga akses kesehatan masyarakat miskin di daerah lain pun
menjadi terhambat dan harus dipindah ke daerah lain juga. Permasalahan ini juga menjadi
salah satu isu strategis yang menjadi sorotan. Selain itu hal-hal lain yang perlu dilihat adalah
kualitas dan kuantitas SDM yang berada di kawasan tersebut. Apakah sudah memenuhi
standar atau belum. Sehingga peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang kesehatan
juga perlu dipertimbangkan. Sehingga dalam pelaksanaannya SDM tersebut mampu melayani
masyarakat khususnya masyarakat miskin dengan baik.
3.1.4

PENENTUAN ISU STRATEGIS

Dalam renstra Dinas Kesehatan Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah dijelaskan
mengenai misi dalam bidang kesehatan, yaitu meningkatkan aksebilitas dan kualitas
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam meningkatkan aksesbilitas pemerintah
menekankan pada pentingnya pelayanan kepada masyarakat miskin yang terjangkau. Selain
itu, juga dilakukan peningkatan infrastuktur dan pemerataan dalam rencana tata ruang dan
kajian lingkungan hidup strategis. Selanjutnya dalam rencana tersebut juga dijelaskan
mengenai peningkatan pelayanan melalui peningkatan SDM, peran dan kapasitas lembaga,
serta peningkatan kesadaran masyarakat.
Dalam menjalankan tujuan tersebut direalisasikan dalam beberapa aspek yang
disebutkan dalam Isu - Isu Strategis. Sesuai dengan renstra Dinas Kesehatan, isu yang akan
dikaji adalah tentang “Aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih
rendah, terutama masyarakat miskin yang tinggal di daerah terpencil dan letak
geografis yang sulit dijangkau.”

BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
1.1 VISI DAN MISI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR
4.1.1 Visi Dinas Kabupaten Bogor

Pada periode pembangunan jangka menengah Kabupaten Bogor dalam rentang waktu
2013-2018, Kepala daerah yang terpilih sebagai pemangku utama pelaksanaan pemerintahan
telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan Kabupaten Bogor untuk periode ini adalah
terwujudnya Kabupaten Bogor

menjadi kabupaten termaju di Indonesia. Tujuan

pembangunan tersebut selanjutnya menjadi pedoman (guide line) bagi seluruh instansi
Pemenrintah Daerah Kabupaten Bogor, dalam hal ini adalah satuan kerja perangkat daerah
(SKPD). Sebagai upaya mendukung pembangunan tersebut dalam urusan kesehatan, Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor selanjutnya menyusun visi dan misi untuk arahan kerja yang
lebih strategis.
Dalam rangka mendukung Visi Kabupaten Bogor tersebut dan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor menetapkan Visi:
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang Mandiri untuk Hidup Sehat”
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dimaksudkan bahwa setiap penduduk mampu
berpikir, bersikap dan bertindak secara kreatif dan inovatif dalam mengatasi masalah
kesehatan atas kehendak dan dorongan diri sendiri bahkan diharapkan mampu mempengaruhi
lingkungannya untuk bersikap dan berperilaku hidup sehat.
4.1.2

Misi Dinas Kabupaten Bogor
Untuk mendukung visi yang telah dibuat dan ditetapkan, selanjutnya dibutuhkan konsep

yang jelas, sistematis, dan strategis. Konsep tersebut akan terangkum dalam pernyataan yang
menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan dilaksanakan dimasa datang sebagai hasil
dari interpretasi visi. Pernyataan-pernyataan inilah yang disebut sebagai misi organisasi. Misi
menjelaskan secara lebih jelas dari nilai umum yang dimiliki oleh visi, sehingga misi
seringkali

dinyatakan

sebagai

langkah-langkah

organisasi.

Dalam

mencapai

visi

“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang Mandiri untuk Hidup Sehat”, Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor selanjutnya menetapkan misi sebagai berikut:
Misi Pertama:
“Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas”

Misi ini mengandung makna bahwa setiap penduduk dituntut kemandiriannya di
dalam mendapatkan Jaminan Kesehatan Nasional demi memperoleh pelayanan kesehatan
yang akuntabel.
Misi Kedua:
“Meningkatkan daya dukung Pelayanan Kesehatan”
Misi ini mengandung makna bahwa setiap penduduk dapat terjangkau oleh pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan mempunyai hak serta kesempatan yang sama untuk
mengembangkan hidup sehat.
Misi Ketiga:
“Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Dalam Jaminan Kesehatan Nasional”
Misi ini mengandung makna bahwa dalam mendukung pencapaian misi pertama dan
pencapaian visi dibutuhkan ketersediaan sumber daya kesehatan dan manajemen kesehatan
yang akuntabel.
4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH
4.2.1 Tujuan
Tujuan jangka menengah merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam lima tahun
mendatang. Penentuan tujuan didasarkan pada visi, misi, isu-isu, dan analisis lingkungan
sehingga dapat mencapai visi dan misi Kabupaten Bogor. Penentuan tujuan penting untuk
melaksanakan kerja dalam lima tahun kedepan dengan mempertimbangkan sumber daya dan
kemampuan yang dimiliki serta faktor lingkungan yang mempengaruhi. Tujuan yang
ditetapkan merupakan penjabaran dari misi. Berikut tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor untuk mencapai visi dan misi.
1. Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Yang
Berkualitas” maka ditetapkan tujuan
Mewujudkan akses pelayanan kesehatan yang mudah, terjangkau, dan
berkualitas bagi masyarakat.
2. Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan daya dukung Pelayanan Kesehatan” maka
ditetapkan tujuan
Mewujudkan sumber daya, sarana, dan prasarana kesehatan yang memadai dan
berkualitas bagi masyarakat.

3. Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Dalam Jaminan
Kesehatan Nasional” maka ditetapkan tujuan
Mewujudkan ketersediaan sumber daya kesehatan dan manajemen kesehatan
yang akuntabel.
4.2.2

Sasaran
Setelah ditetapkan tujuan maka tujuan akan dijabarkan menjadi sasaran. Sasaran ini

menjadi sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh dinas dalam jangka waktu lima tahun.
Melalui sasaran dapat dipantau kinerja dari dinas sehingga kinerja harus sejalan dengan
sasaran yang akan dicapai. Sasaran yang ditetapkan memiliki fokus utama berupa tindakan
pengalokasian sumber daya organisasi kedalam strategi organisasi. Berdasarkan hal tersebut
maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menetapkan sasaran hingga tahun 2018 dengan
rincian sebagai berikut:
1. Untuk mewujudkan tujuan Mewujudkan akses pelayanan kesehatan yang mudah,
terjangkau, dan berkualitas bagi masyarakat maka ditetapkan sasaran:
a. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat terutama masyarakat
miskin.
b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
2. Untuk mewujudkan tujuan Mewujudkan sumber daya, sarana, dan prasarana
kesehatan yang memadai dan berkualitas bagi masyarakat maka ditetapkan sasaran:
a. Terwujudnya sumber daya, sarana, dan prasarana kesehatan yang memadaian
berkualitas bagi masyarakat.
3. Untuk mewujudkan tujuan Mewujudkan ketersediaan sumber daya kesehatan dan
manajemen kesehatan yang akuntabel maka ditetapkan sasaran:
a. Tersedianya sumber daya kesehatan bagi masyarakat terutama masyarakat miskin.
b. Meningkatnya manajemen kesehatan yang akuntabel bagi masyarakat.

4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa permasalahan utama yang diangkat dalam
rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 berfokus pada akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, terlebih pada masyarakat miskin. Untuk
menuntaskan permasalahan ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menetapkan sasaran
utama rencana strategis pada peningkatan aksesibilitas masyarakat miskin terhadap pelayanan
kesehatan berdasarkan tugas dan fungsi dinas kesehatan itu sendiri. Pemerataan pelayanan

publik, dalam hal ini pelayanan kesehatan, tidak hanya menyangkut persoalan pemberian hak
masyarakat, namun juga eksistensi negara di tengah-tengah masyarakat secara langsung.
Dalam mencapai sasaran pemerataan akses pelayanan kesehatan, Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor kemudian menetapkan strategi kebijakan yang akan ditempuh selama 5
tahun ke depan sebagai instrumen implementasi program kepada masyarakat miskin. Dengan
memperhatikan sasaran dan tujuan yang telah diuraikan sebelumnya, telah dihasilkan
beberapa strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a) Peningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas medis di daerah yang terdampak
kemiskinan di Kabupaten Bogor.
b) Peningkatkan pengetahuan masyarakat dari tingkat desa tentang prosedur pelayanan
kesehatan.
c) Pembuatan integrated system yang memudahkan monitoring dan evaluasi dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor.
d) Pemaksimalkan pemanfaatan kader di tingkat desa dalam pengelolaan data kesehatan
masyarakat di daerah pinggiran atau daerah yang terdampak kemiskinan.
e) Pembuatan sistem yang memudahkan keluarga miskin mendapat akses dari pinggiran
hingga ke pusat.
Strategi ini kemudian diturunkan dalam bentuk kebijakan sesuai dengan visi misi
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, diantaranya:
1. Peningkatan pemerataan sarana dan prasarana kesehatan ke daerah yang terdampak
kemiskinan di Kabupaten Bogor.
2. Penambahan jumlah tenaga kesehatan berpendidikan minimal S1 ke daerah yang
terdampak kemiskinan di Kabupaten Bogor.
3. Peningkatan kualitas tenaga medis yang sudah ada di daerah yang terdampak
kemiskinan melalui sosialisasi dan peningkatan kompetensi SDM.
4. Optimalisasi peran puskesmas dan posyandu baik di tingkat desa maupun kecamatan
di wilayah yang terdampak kemiskinan di Kabupaten Bogor.
5. Optimalisasi sistem pendataan dan pelaporan terkait kebutuhan medis di tingkat desa
dengan memanfaatkan kader desa.
6. Pembuatan sistem yang lunak dan tepat sasaran terkait dengan rujukan bagi gakin
(keluarga miskin) di Kabupaten Bogor.
7. Penerapan SPM di bidang kesehatan secara ketat di unit-unit rumah sakit dan
puskesmas di daerah pinggiran.
8. Optimalisasi penggunaan kartu BPJS dan Jamkesmas bagi keluarga miskin di
Kabupaten Bogor.

9. Pembuatan integrated system dari pusat ke pinggiran untuk memudahkan koordinasi
terkait dengan pemenuhan kebutuhan medis di daerah pinggiran.
10. Peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat khususnya keluarga miskin
pinggiran mengenai prosedur dalam mengakses pelayanan kesehatan.

BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, program dan
kegiatan dikategorikan ke dalam program/kegiatan lokalitas SKPD, program/kegiatan Lintas
SKPD, dan program/kegiatan kewilayahan. Di dalam Rencana Strategis periode tahun 20132018 yang disesuaikan dengan tujuan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk menjadikan
Kabupaten Bogor yang termaju di Indonesia maka akan dituangkan pula Indikator Termaju di
tingkat Kabupaten, terutama dibidang kesehatan yaitu meningkatkan akses pelayanan

kesehatan bagi masyarakat miskin. Berikut disajikan program dan kegiatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor tahun 2013-2018.
Program/kegiatan SKPD adalah sekumpulan rencana kerja suatu SKPD. Program
Lintas SKPD adalah sekumpulan rencana kerja beberapa SKPD. Program Kewilayahan dan
Lintas Wilayah adalah sekumpulan rencana kerja terpadu antar Kementerian/Lembaga dan
SKPD mengenai suatu atau beberapa wilayah, daerah, atau kawasan. Adapun rencana
program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten tahun 2013 – 2018 dapat dilihat dalam tabel
di bawah ini:

BAB VII
PENUTUP
Renstra Dinas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2013- 2018 merupakan
dokumen perencanaan periode 5 (lima ) tahunan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembanguan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Dinas Kesehatan dan dibuat terkait akses kesehatan masyarakat miskin di Kabupaten Bogor.
Renstra ini merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan sebagai pelaksanaan tahap ketiga dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor 2005-2025.
Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2013-2018 menjadi pedoman dalam penyusunan Renja yang
menjadi dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari Renstra Dinas Kesehatan.
Demikian Rencana Strategis ini dibuat dalam fokus isu strategis mengenai
aksesabilitas layanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Semoga rancangan Renstra ini
bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pedoman bagi perencanaan tahun-tahun berikutnya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo)

52 472 17

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72