: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana M02249

Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)

PROSES BISNIS E-CATALOGUE BARU SEBAGAI KERANGKA
KEBUTUHAN INFORMASI PENGOLAHAN PRODUKSI KOMODITI
STUDI KASUS DESA MLATIHARJO KEC. GAJAH KAB. DEMAK
Suprihadi1), Radius Tanone2), Suharyadi3)
1

Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
email: suprihadi@staff.uksw.edu
2
Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
email: radius.tanone@staff.uksw.edu
3
Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
email: haryadi@staff.uksw.edu

ABSTRACT
E-catalogue is very useful for for an insititution procurement and its online transaction.
The one way business process in the existing e-catalogue has not fully served the
needs of those in commodity business. One of the reason is due to its short shelf life.

The product knowledge such as information on production experience, land potential,
planting time, harvest time estimation, is very essential for those in commodity business
as it serves as the information framework informing that their products are salable.
This study aims to make information framework for new product catalogue. This
would be useful in developing a new business process for e-catalogue application.
This study employs a literature review study, interview, and survey to gather the
information needed to develop the new e-catalogue business process. This new ecatalogue business process has been implemented by developing a prototype using
web-based e-catalogue. By so doing, it has extended the promotion time for selling
agricultural commodities.
Keywords: New E-Catalogue Concept, Agricultural Commodities

PENDAHULUAN
Industri e-commerce di Indonesia
sampai akhir tahun 2015 cukup maju pesat dan
dapat dibanggakan. Beberapa e-commerce
baru muncul dan menjadi tren di masyarakat
Indonesia karena memiliki karakteristik yang
unik berdasarkan produk yang dijual, misalnya
produk jasa perhotelan, jasa angkutan dan
transportasi dan produk barang bekas layak

pakai. Berdasarkan data analisis Ernst & Young,
pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di
Indonesia setiap tahun meningkat 40 persen.

Jumlah pengguna internet sudah mencapai
sekitar 93,4 juta dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar (Kompas, 2015). Bagi
pemerintah, konsep e-commerce juga
diterapkan dalam kegiatan pengadaan barang
dan jasa, yaitu e-purchasing, dimana regulasi
pelaksanaannya dituangkan didalam peraturan
Kepala Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Nomor 14 Tahun 2015 (LKPP, 2015).
Nilai transaksi e-commerce di Indonesia
disadari masih rendah, yaitu bernilai Rp 150
triliun di akhir tahun 2014, dibandingkan dengan
243

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

negara Tiongkok yang sudah mencapai Rp

6.000 triliun, setara dengan tiga kali lipat nilai
APBN Indonesia (Kominfo, 2015). Oleh
karena itu, pertumbuhan e-commerce di
Indonesia akan terus dikembangkan. Pemerintah
melalui Kementrian Komunikasi dan Informasi
(Kemenkominfo) akan meningkatkan transaksi
perdagangan secara elektronik (e-commerce)
mencapai nilai transaksi US$ 20 miliar pada
akhir tahun 2020. Dengan demikian, industri ecommerce sudah tidak dapat dipandang sebelah
mata dalam mendukung perekonomian di
Indonesia, terlebih lagi dalam menyongsong era
digital ekonomi. Berdasarkan fakta dan kondisi
tersebut, maka muncul suatu tantangan yaitu
bagaimana mengembangkan e-commerce
yang mampu mengakomodasi segala bentuk
produk, sehingga dapat mening-katkan nilai
transaksi e-commerce di Indonesia.
E-commerce yang lebih dikenal dengan
Toko Online (Online Shop), adalah sebuah
sistem informasi yang menyediakan layanan

transaksi pembelian produk berupa barang atau
jasa. Informasi terkait produk dalam e-commerce
harus lengkap dan jelas dalam upaya menarik
konsumen untuk membeli produk tersebut.
Sistem informasi yang bertugas mengelola
informasi berupa spesifikasi teknik, jenis atau
kategori, dan harga suatu produk disebut ecatalogue. Dengan demikian, e-catalogue
memiliki peranan yang penting dalam sebuah
industri e-commerce, yaitu pengelolaan produk
sebelum dinyatakan layak masuk ke dalam
transaksi pembelian. Pada saat ini, informasi
produk yang disediakan pada beberapa situs ecommerce terkenal di Indonesia adalah harga,
merk, berat, dan deskripsi, sehingga detil
informasi dimasukkan kedalam deskripsi produk.
Untuk info pemilik produk juga sangat terbatas,
244

yaitu hanya terbatas pada nama pengunggah
produk, tidak disertai profil lengkap. Hal ini
kurang kondusif bagi pelaku usaha mikro dan

kecil (UMKM) di Indonesia, yang memiliki
keterbatasan dalam modal dan kompetensi di
bidang teknologi informasi. Selain itu, juga kurang
mendukung program peningkatan ekonomi lokal
(PEL), karena produk tidak dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi tempat usaha. Salah satu
e-commerce yang dapat memberikan informasi
lengkap profil pemilik prduk, sehingga dapat
mendukung program PEL adalah iklaster, yaitu
sistem jejaring bisnis UMKM koperasi berbasis
klaster (Suprihadi, 2013). Tetapi iklaster memiliki
keterbatasan untuk produk berupa komoditi hasil
usaha pengolahan usaha agribisnis, yaitu belum
dapat menyajikan informasi tentang estimasi
waktu panen dan hasil panen.
Elektronik katalog atau e-catalogue
adalah sistem informasi elektronik yang memuat
daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang
dari berbagai Penyedia Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP, 2015). Definisi lain tentange-catalogue
adalah presentasi online dan informasi mengenai

produk dan jasa yang ditawarkan dan dijual oleh
sebuah organisasi (Estukara, 2013). Menurut
Estukara (2013), keuntungan dari e-catalogue
sebagai berikut, yaitu:
a. Mengurangi biaya pemasaran tanpa biaya
pencetakan katalog tradisional.
b. Tidak perlu khawatir tentang pemisah akurasi
warna, ketebalan kertas, atau kualitas cetak.
c. Menjangkau pasar tanpa biaya distribusi.
d. Meningkatkan tingkat pelayanan pelanggang
dengan cepat, ketersediaan informasi
produk, dan pembaharuan katalog.
e. Mengurangi waktu dan biaya dalam
pemeliharaan katalog yang selalu diperbaharui dan akurat.

Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)

f. Memungkinkan pelanggan mencari katalog
dengan cepat untuk informasi produk
tertentu.

Menurut Badan Litbang pertanian
(2003), komoditas unggulan merupakan
komoditas andalan yang memiliki posisi strategis
untuk dikembangkan di suatu wilayah yang
penetapannya didasarkan pada berbagai
pertimbangan, baik secara teknis (kondisi tanah
dan iklim) maupun sosial ekonomi dan kelembagaan (pengusaan teknologi, kemampuan
sumber daya, manusia, infrastruktur, dan kondisi
sosial budaya setempat). Ditambahkan pula oleh
Bachrein (2003), bahwa penetapan komoditas
unggulan di suatu wilayah menjadi suatu
keharusan, dengan pertimbangan bahwa
komoditas-komoditas yang mampu bersaing
secara berkelanjutan dengan komoditas yang
sama di wilayah yang lain adalah komoditas
yang diusahakan secara efisien dari sisi
teknologi dan sosial ekonomi, serta memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif. Selain
itu, kemampuan suatu wilayah untuk
memproduksi dan memasarkan komoditas yang

sesuai dengan kondisi lahan dan iklim di wilayah
tertentu juga sangat terbatas.
Menurut Ambardi (2002) mengemukakan bahwa ada beberapa ciri komoditas
unggulan antara lain: komoditas unggulan harus
mampu menjadi penggerak utama (prime
mover) pembangunan, yang artinya mempunyai
kontribusi yang menjanjikan pada peningkatan
produksi dan pendapatan, memiliki keterkaitan
ke depan yang kuat, baik secara komoditas
unggulan maupun komoditas lainnya, mampu
bersaing dengan produksi sejenis dari wilayah
lain di pasar nasional, baik dalam harga produk,
biaya produksi, kualitas pelayanan, maupun
aspek-aspek lainnya, memiliki keterkaitan

dengan daerah lain baik dalam hal pasar
(konsumen) maupun pemasok bahan baku.
Mampu menyerap tenaga kerja berkualitas
secara optimal sesuai dengan skala produksinya, pengembangan komoditas unggulan harus
mendapatkan berbagai dukungan, misalnya

sosial, budaya, informasi dan peluang pasar,
kelembagaan, pengembangan komoditas
unggulan berorientasi pada kelestarian
sumberdaya dan lingkungan.
Pada usaha dagang komoditi saat ini,
kebutuhan akan informasi tentang produk yang
ditawarkan bagi konsumen mulai meningkat.
Beberapa informasi tambahan yang utama
sebagai deskripsi produk komoditi, antara lain
info tanam (waktu), info panen (waktu, hasil
produksi per hektar) dan info lahan (khususnya
sertifikasi lahan), memberi peranan penting
dalam meningkatkan nilai usaha. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 1, yaitu daftar data produksi
dan harga jual beberapa komoditi yang telah
terjual oleh klaster pertanian Tani Mahardika
di desa Mlatiharjo, kecamatan Gajah,
kabupetan Demak.
Berdasarkan beberapa fakta yang
terjadi di desa Mlatiharjo tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa informasi tentang proses
produksi dan infrastruktur budidaya suatu
komoditi, sangat memberikan peranan penting
dalam suatu usaha penjualan produk, yaitu
dapat meningkatkan trust public, dan menjaga
keberlangsungan usaha bagi konsumen dan
produsen. Tetapi dengan kerangka informasi
pada konsep e-catalogue yang ada saat ini
belum dapat mengakomodasi kebutuhan
tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini membuat
kerangka konsep sebagai dasar pengambilan
hipotesa pengembangan katalog produk baru
khususnya produk komoditi pertanian, sehingga
245

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

Tabel 1 Data Produksi dan Harga Jual Komoditi Desa Mlatiharjo
pada tahun 2014 (Sugiartono H., 2015)
No.


Jenis Komoditi

Tanaman Pangan
1.
Padi
2.
Kacang Hijau

Rerata Qty Produksi Per
Tahun (dalam Ton)
3.840
240

4.600
10.000

16.000

Hortikultura
1.
Kelengkeng
2.
Semangka
3.
Jambu Kristal
7.
Melon
8.
Cabe Keriting
9.
Cabe Rawit
10. Bawang Merah
11. Ketimun
12. Tomat
13. Sawi Hijau
14. Terong

1
360
1
120
1,6
2,4
80
30
20
1,5
3

18.000
2.400
6.000
6.000
20.000
15.000
19.000
1.500
2.000
4.000
2.000

35.000
2.500
12.000
6.100
21.000
16.000
20.000
1.600
2.100
4.500
2.100

Peternakan
1
Telur Bebek

20,4
Rerata Qty Produksi
Per Tahun (dalam Ekor)

2.
3.
4.
5.

Sapi Potong
Kambing /Domba
Bebek
Ayam Lokal

64
250
2100
5200

dapat diperoleh proses bisnis baru e-catalogue.
Kerangka konsep dapat dilihat pada Gambar 1.
Berdasarkan kondisi dan permasalahan
yang ada, maka penelitian ini bertujuan
menghasilkan perubahan idea atau konsep baru
tentang kerangka informasi katalog produk
yang ada dalam e-catalogue, sehingga katalog
produk baru tersebut dapat dipergunakan
sebagai dasar pengembangan proses bisnis baru
e-catalogue. Dengan demikian, proses bisnis
baru e-catalogue dapat memberikan peluang
peningkatan nilai transaksi dagang dalam ecommerce komoditi pertanian karena memiliki
jangka waktu promosi lebih panjang, yaitu sejak
awal produksi komoditi dilakukan.
246

Harga Jual Per Kg berdasarkan Daerah Asal
Pembeli (dalam Rupiah)
Lokal Kab.
Luar Kab.

36.000
38.400
Harga Jual Per Ekor berdasarkan Daerah
Asal Pembeli (dalam Rupiah)
Lokal Kab.
20jt
2,5jt
25.000
80.000

Luar Kab.
25jt
3jt
30.000
90.000

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penyelesaian permasalahan adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan kerangka informasi katalog
produk sebagai model konsep baru katalog
produk.
2) Pengembangan proses bisnis baru ecatalogue sebagai penerapan model konsep
baru katalog produk.
3) Pendampingan dalam pengelolaan komoditi
pertanian menggunakan prototip sistem
informasi e-catalogue komoditi pertanian
berbasis klaster sebagai penerapan proses
bisnis baru e-catalogue.
Untuk lebih jelas, pola penyelesaian
masalah dapat dilihat pada Gambar 2.

Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)
Data:
1. Nama
2. Berat / Bobot
3. Ukuran
4. Warna
5. Tipe

Informasi :

1. Foto
2. Harga
3. Quantity atau Stock
4. Waktu Pembuatan atau Produksi
5. Waktu Kadaluwarsa
6. Kandungan
7. Keunggulan
8. Sertifikasi (Halal, dll)

Profil Produk

(Product Profile )

Katalog Produk Baru
Lahan :

1. Peta Lokasi
2. Kapasitas Produksi
3. Irigasi
Pengetahuan Produk

(Product Knowledge)

Proses Produksi :

1. Waktu Tanam
2. Estimasi Waktu Panen
3. Estimasi Hasil Panen
4. Riwayat Produksi

Testimoni Publik
Teknologi :

1. Budidaya
2. Irigasi
3. Nilai Tambah

Pasca Panen :

Proses Bisnis Baru e-Catalogue
Komoditi Pertanian

1. Sistem Gudang
2. Pengemasan
3. Delivery

Gambar 1. Kerangka Konsep Pengembangan Katalog Produk Baru dalam Membangun Proses Bisnis Baru
E-Catalogue Produk Komoditi Pertanian

LANGKAH 2
Pendataan Profil dan
Identifikasi Kebutuhan
Stakeholder Agribisnis

LANGKAH 1
Identifikasi kondisi / keberadaan Klaster Tani
Mahardika

Identifikasi Profil,
dan Spesifikasi
Produk / Komoditi
Anggota

Identifikasi
Budidaya ,
Infrastruktur
Produksi dan
Pasca Panen

Pendataan Info
Tanam , Info
Panen, dan
Info Lahan

Pendataan Profil
Penyuluh
Pertanian & Pakar
Agribisnis

Luaran I:

Ø

Ø

Ø

Ø

Pemetaan dan Klasifikasi Komoditi
Produk Usaha Klaster
Daftar Profil Anggota dan Sumber
Daya Pengolahan Produksi Komoditi
Klaster
Pemetaan dan Klasifikasi Infrastruktur
Budidaya Klaster
Pemetaan Kebutuhan Informasi
Pengolahan Produksi Komoditi .

Identifikasi
Kebutuhan
Stakeholder

LANGKAH 3
Perumusan dan Analisis
Kebutuhan Proses Bisnis
Sistem e-Catalogue Baru

Analisis
Kebutuhan
SOP Sistem eCatalogue

Ø

Ø

Daftar Profil Stakeholder
Pemetaan Kebutuhan Informasi
Pengolahan Produksi Komoditi
Pemetaan Kebutuhan Akses
Stakeholder terhadap pelaku
atau produsen komoditi .

Pendampingan SDM Pengelola
Sistem e-Catalogue Komoditi
Pertanian Berbasis Mobile
1. Training SOP Pengelolaan
Sistem e-Catalogue Komoditi
Pertanian
2. Training Mobile Apliccation
3. Training Pemetaan wilayah

Luaran III:

Luaran II:
Ø

Analisis Kebutuhan :
Alur Sistem, dan
Basis Data sebagai
Kerangka Informasi
Pengolahan
Produksi Komoditi

Ø

Ø

Ø

Ø

Model Kerangka Informasi
Catalogue Baru
Rancangan SOP Sistem eCatalogue Baru
Desain Alur sistem
Desain Basis Data

LANGKAH 5
Pendampingan Operasional & maintenance
Sistem Informasi e-Catalogue Komoditi
Pertanian Berbasis Klaster

LANGKAH 4
Pendampingan Implementasi SOP dan Aplikasi Sistem eCatalogue Komoditi Pertanian Berbasis Klaster

Implementasi
Server Pusat Data
Sistem Informasi eCatalogue
Komoditi Pertanian
Berbasis Web

Implementasi
Aplikasi eCatalogue
Komoditi
Pertanian
Berbasis Mobile

Pendampingan
Pemetaan dan
Input Data Lahan
Anggota Klaster

Luaran IV:

Ø

Ø

Ø

Pendampingan
Input data
Budidaya Lahan
Anggota Klaster

Pendampingan
Manajemen &
Maintenance Aplikasi
e-Catalogue Komoditi
Pertanian Klaster

Luaran V:
Ø

SDM Pengelola Sistem
Pusat Data Sistem Informasi e-Catalogue Baru
Komoditi Pertanian Berbasis Web
Prototipe Aplikasi Sistem Informasi e-Catalogue
Baru Komoditi Pertanian Berbasis Klaster
Ø

Ø

Ø

Ø

Dokumen Model Kerangka Informasi
Catalogue Baru
Dokumen SOP Proses Bisnis e-Catalogue
Baru
Paten Domain Web Pusat Data dan
Informasi Komoditi Pertanian
Prototip e-Catalogue
Jurnal Publikasi

Gambar 2. Metode Penyelesaian Pengembangan Proses Bisnis Baru e-Catalogue Komoditi Pertanian

247

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

Keterangan Gambar 2 adalah sebagai berikut:
LANGKAH 1:
Identifikasi kondisi/keberadaan Klaster Tani
Mahardika sebagai sumber data penelitian.
Tahap ini merupakan kegiatan survei dan
observasi untuk mendapatkan informasi dan
data-data yang tepat antara lain:
1) Profil Usaha Anggota, yaitu profil anggota
dan spesifikasi produk / komoditi.
2) Budidaya dan Infrastruktur, yaitu profil
budidaya produksi, infrastruktur/mesin
produksi, dan infrastruktur pasca panen.
3) Info Tanam, yaitu waktu tanam.
4) Info Panen / Hasil Produksi, yaitu estimasi
waktu panen, estimasi hasil panen per
hektar, dan perkembangan/riwayat
produksi.
5) Info Lahan, yaitu luas lahan, lokasi lahan,
potensi lahan, dan sertifikasi lahan.
6) Info Pasca Panen, yaitu sistem gudang,
pengemasan dan pemasaran dan delivery.
Alat bantu identifikasi pada tahap ini dapat
berupa kuosioner dan form-form isian
pendataan.
LANGKAH 2:
Pendataan profil dan identifikasi kebutuhan
stakeholder. Tahap ini masih merupakan
kegiatan survei dan observasi untuk
mendapatkan informasi dan data-data yang
tepat antara lain:
1) Profil Stakeholder
- Profil penyuluh pertanian.
- Profil peneliti pertanian bidang agribisnis.
- Profil pelaku usaha pertanian.
- Identifikasi kebutuhan informasi
stakeholder

248

2) Identifikasi Kebutuhan Stakeholder, yaitu
identifikasi kebutuhan peran fungsionalitas
stakeholder pada e-catalogue baru.
Alat bantu identifikasi pada tahap ini dapat
berupa kuosioner dan form-form isian
pendataan.
LANGKAH 3:
Perumusan dan analisis kebutuhan proses bisnis
sistem e-catalogue baru. Pada langkah ke-3
ini mengajak klaster tani mahardika dan
stakeholder untuk merancang Standard
Operational Procedure (SOP) sebagai proses
bisnis e-catalogue baru, berdasarkan potensi
dari hasil langkah ke-1 dan langkah ke-2, antara
lain:
1) Prosedur untuk mengelola profil pemilik
komiditi.
2) Prosedur untuk mengelola spesifikasi
komoditi.
3) Prosedur untuk mengelola informasi
infrastruktur (produksi dan pasca panen)
4) Prosedur untuk mengelola informasi
budidaya.
5) Prosedur untuk mengelola informasi tanam.
6) Prosedur untuk mengelola informasi panen.
7) Prosedur untuk mengelola data
perkembangan harga.
8) Prosedur sistem penjaminan validitas
informasi.
9) Prosedur untuk menampilkan estimasi total
hasil produksisi.
10) Prosedur untuk menampilkan waktu tanam.
11) Prosedur untuk menampilkan estimasi
waktu panen.
12) Prosedur untuk menampilkan peta
wilayah lahan.
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan
pada langkah ke-3 adalah workshop dan

Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)

sarasehan dengan acara focus group
discussion (FGD). Hal ini dilaksanakan supaya
mendapatkan data lengkap tentang riwayat
transaksi usaha dagang komoditi yang telah
dilakukan klaster tani mahardika, sebagai dasar
kerangka kebutuhan informasi pengolahan
produksi suatu komoditi. Tahap ini juga
dilaksanakan untuk mendapatkan informasi
lengkap tentang kebutuhan informasi bagi
stakeholder.
LANGKAH 4:
Pendampingan implementasi SOP dan
aplikasi sistem e-catalogue komoditi berbasis
klaster. Pada tahap ini akan kegiatan pelatihan,
antara lain:
1) Pelatihan SOP pengelolaan sistem ecatalogue baru.
Pelatihan SOP sebagai kegiatan untuk
menguji dan perbaikan SOP yang telah
dirancang pada tahap sebelumnya
dengan cara simulasi, sehingga akhir
kegiatan ini diperoleh SOP yang paling
tepat.
2) Pelatihan Pemetaan Wilayah berbasis
Mobile
Pelatihan ini bertujuan agar mitra
mampu memetakan lahan budidaya
yang dimilikinya menggunakan alat-alat
pemetaan digital sederhana, yaitu
menggunakan device mobile yang
terjangkau untuk dimiliki mitra,
sehingga letak geografis lahan mitra
dapat ditampilkan oleh aplikasi map,
antara lain google maps yang dapat
ditampilkan di aplikasi web dan mobile
e-catalogue. Materi pelatihan adalah
Global Positioning System (GPS).
Data-data posisi geografis tersebut

akan
dipergunakan
untuk
menampilkan bentuk polygon wilayah
lahan budidaya, dan data kepemilikan
lahan sebagai informasi aset dan
komoditi petani di prototip ecatalogue.
Kegiatan pada tahap ini untuk mendapatkan
data kelayakan implementasi konsep ecatalogue baru sebagai kerangka kebutuhan
informasi pengolahan produksi komoditi.
Pada waktu yang bersamaan, proses
implementasi atau membangun aplikasi ecatalogue baru berdasarkan alur sistem dan
basis data langkah ke-3, dapat dilaksanakan.
LANGKAH 5:
Pendampingan Operasional & maintenance
sistem informasi e-catalogue baru. Pada tahap
ini domain dan hosting web server pusat data
dan prototip e-catalogue sudah tersedia, yaitu
www.e-komoditi.com. Kemudian, dimulai
proses pengisian konten dan menjalankan
aplikasi dengan didampingi oleh tim peneliti
untuk beberapa waktu, guna menjaga terjadinya
maintenance/perubahan struktur, dan
terjadinya kesalahan pada sistem. Bentuk
kegiatan pada tahap ini adalah workshop,
sehingga diharapkan melalui kegiatan ini konsep
proses bisnis e-catalogue baru dapat layak
diimplementasikan dalam sebuah prototip
sistem informasi e-catalogue berbasis web.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk dapat menerapkan katalog
produk baru pada suatu e-catalogue, yaitu
adanya product knowledge, maka perlu
adanya pengembangan proses bisnis sistem ecatalogue. Sistem e-catalogue harus memiliki
layanan yang mampu melakukan setting nama
dan isi dari product knowledge suatu produk
249

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

Tengah dan sekitarnya, untuk mendapatkan
tanggapan terkait pengembangan katalog
produk baru yang diterapkan pada produk jenis
barang berupa komoditi pertanian.
Stakeholders yang dimaksud antara lain Dinas
Pertanian, Peternakan dan Perikanan
(Dispertankan), Pakar Pertanian, Petani,
Pelaku Usaha, Perbankan dan masyarakat
umum. Tools yang dipergunakan adalah

komoditi atau kelompok komoditi. Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara kepada
kelompok petani di Desa Mlatiharjo, ditemukan
fakta bahwa jumlah dan nama product
knowledge suatu komoditi dapat berbeda,
tergantung pada knowledge yang dimiliki
petani. Desain alur proses penentuan product
knowledge dapat dilihat pada Gambar 3.
MULAI

PILIH KELOMPOK
KOMODITI
PILIH PRODUCT
KNOWLEDGE
INPUT NAMA
PRODUCT KNOWLEDGE

YA
INPUT DESKRIPSI
PRODUCT KNOWLEDGE

TAMBAH ITEM
PRODUCT
KNOWLEDGE?
TIDAK

YA
TAMBAH NAMA
PRODUCT
KNOWLEDGE?

INPUT NAMA ITEM
PRODUCT KNOWLEDGE

INPUT DESKRIPSI ITEM
PRODUCT KNOWLEDGE

TIDAK

SIMPAN PRODUCT
KNOWLEDGE

TABEL
PRODUCT
KNOWLEDGE

TIDAK

SIMPAN
BERHASIL ?

YA

PESAN SIMPAN
KATALOG
BERHASIL

SELESAI

Gambar 3 Diagram Alir Proses Penentuan Product Knowledge Kelompok Komoditi Pertanian

Setelah nama dan jumlah item isi
product knowledge ditentukan, maka dalam
input katalog produk yang memuat product
knowledge dapat dilakukan seperti terlihat pada
Gambar 4. Tampilan katalog produk baru hasil
implementasi proses bisnis baru e-catalogue
dapat dilihat pada Gambar 5.
Pada penelitian ini dilakukan survei ke
stakeholders agribisnis dan publik berjumlah
550 responden di kota Salatiga provinsi Jawa
250

kuesioner, dan dianalisis menggunakan skala
Linkert yang hasilnya lebih dari 60 persen dari
stakeholders menyatakan setuju bahwa
product knowledge dapat adalah informasi yang
tidak dapat dipisahkan dari katalog produk
komoditi pertanian, serta menyatakan setuju
bahwa katalog produk baru diterapkan pada
sebuah e-catalogue, maka dapat membantu
memperpanjang masa promosi dan penjualan
suatu produk komoditi pertanian.

Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)
MULAI

PILIH
KLASIFIKASI
KOMODITI

KLASIFIKASI KOMODITI:
1. SEKTOR
2. SUB SEKTOR
3. KELOMPOK
4. JENIS

INPUT
PRODUCT
KNOWLEDGE
LAIN?

INPUT PROFIL
KOMODITI
YA

PILIH PRODUCT
KNOWLEDGE

PILIH LAHAN

YA

INPUT PROSES
PRODUKSI

INPUT DESKRIPSI
ITEM PRODUCT
KNOWLEDGE

LAHAN LAIN?

TIDAK

PILIH ITEM
PRODUCT
KNOWLEDGE

TIDAK

TIDAK

TABEL
KOMODITI

SIMPAN
KATALOG

SIMPAN
BERHASIL ?

YA

PESAN SIMPAN
KATALOG
BERHASIL

SELESAI

Gambar 4 Diagram Alir Proses Baru Input Katalog Produk Komoditi Pertanian

Gambar 5. Tampilan Katalog Produk Baru suatu Produk Komoditi Pertanian

251

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

KESIMPULAN
Proses bisnis baru yang diterapkan pada
aplikasi e-catalogue telah dapat melakukan
dokumentasi data dan informasi produk, yaitu
profile dan knowledge sebagai katalog produk
baru. Katalog produk baru hasil penelitian ini
dapat dipergunakan sebagai kerangka
kebutuhan informasi pengolahan produksi
komoditi pertanian para stakeholders agribisnis
dan publik, sehingga dapat mengakomodir
kebutuhan pemasaran komoditi secara
elektronik hasil produksi para petani, yaitu
memperpanjang waktu promosi dan penjualan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Keberhasilan dalam penelitian ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk hal
itu, diucapkan terima kasih kepada:
- Universitas Kristen Satya Wacana selaku
penyandang dana penelitian.
- Pengurus dan anggota Klaster Pertanian Tani
Mahardika desa Mlatihardjo, kecamatan
Gajah, kabupaten Demak yang telah
memberikan data, sarana dan dukungan
partisipasi.
- Pemerintah Kabupaten Demak dan Kota
Salatiga dalam memberikan data dan ijin
pelaksanaan penelitian.
- Rekan-rekan anggota peneliti, serta para
mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis
UKSW Salatiga.
- Segala pihak yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini dengan baik,
serta terwujudnya laporan dan jurnal
publikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ambardi, U.M. 2002. Pengembangan Wilayah
dan Otonomi Daerah, Kajian Konsep
dan Pengembangan Pasar Pengkajian
Kebijkan Teknologi Pengembangan
Wilayah. Jakarta: Pusat Pengkajian
kebijakan Pengembangan Wilayah.
Bachrein, S. 2003. Penetapan Komoidtas
Unggulan Propinis. BP2TP Working
Paper. Bogor: Balai Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian.
Badan Litbang Pertanian. 2003. Panduan
Umum: Pelaksanaan Pengkajian dan
Program Informasi, Komunikasi dan
Desiminasi BPTP. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Depertemen Pertanian.
Estukara P., 2013, Perancangan Dan Pembuatan
E-Katalog Berbasis Android Pada Tee
C o m p a n y Yo g ya k a r t a . h t t p : / /
r e p o s i t o r y. amikom.ac.id/files/
Publikasi_10.11.3534.pdf. Diakses
pada 15 Januari 2016.
Kominfo, 2015, Pemerintah Akan Tingkat
Transaksi E-Commerce.http://
kominfo.go.id/index.php/content/
detail/4540/Pemerintah+Akan+
Tingkat+Transaksi+E-Commerce/0/
berita_satker#.VqZHM09KrIU ,
Diakses pada 25 Januari 2015.
Kompas. 2015. Tahun 2020, Volume Bisnis Ecommerce di Indonesia Mencapai USD
130 Miliar. http://biz.kompas.com/
read/2015/11/20/101500128/Tahun.
2020.Volume.Bisnis.E-commerce.di.
Indonesia.Mencapai.USD.130.Miliar.
Diakses pada 25 Januari 2016.
LKKP, 2015, Peraturan Kepala Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

252

Proses Bisnis E-catalogue Baru Sebagai Kerangka Kebutuhan Informasi Pengolahan Produksi Komoditi (Suprihadi,dkk)

Pemerintah Nomor : 14 Tahun 2015
tentang E-Purchasing. http://180.
250.210.150/eproc/index.
filedownload:download/
333839333535313b31, Diakses pada
14 Januari 2016.
Sugiartono H., 2015, Data Penjualan Beras,
Benih dan Bibit Klaster Tani
Mahardika, Demak: Tani Mahadika.
Tidak dipublikasikan.

Suprihadi, Sinatra L., Hudiono R., 2013,
Rancang Bangun Sistem Jejaring
Klaster Berbasis Web Dengan
Pendekatan Model E-Commerce:
Marketplace Concentrator, Jurnal
Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 10. No.1,
Februari 2013 : 58 – 69.

253

PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

254

Dokumen yang terkait

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Khutbah Washil bin Atho' wa ma fiha minal asalib al-insyaiyah al-thalabiyah : dirasah tahliliyah

3 67 62

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53