UJI KOEFISIEN KORELASI ARAHAN PENYEDIAAN

UJI KOEFISIEN KORELASI
ARAHAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK
BERDASARKAN KEBUTUHAN PENDUDUK KOTA
Azhar Hidayat_1630600131
1

Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Pasundan, azharhidayat31@yahoo.com

2

Dosen Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Pasundan, furisari_nurwulandari@unpas.ac.id

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – Universitas Pasundan Bandung
Jl. Dr. Setiabudi No.193, Kota Bandung

1. Pendahuluan
Kota sebagai kota paling layak huni di Indonesia Kota layak huni
menggambarkan sebuah kota dengan lingkungan atmosfer yang nyaman
untuk ditinggali dan berkerja yang dilihat dari berbagai aspek, baik aspek
fisik maupun non-fisik. Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan
terjadinya densifikasi penduduk dan permukiman yang cepat dan tak

terkendali di bagian kota. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan ruang
terbangun meningkat untuk mengakomodasi kepentingannya. Semakin
meningkatnya permintaan akan ruang khususnya untuk permukiman dan
lahan terbangun berdampak kepada semakin merosotnya kuantitas dan
kualitas lingkungan, karena Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang
telah dibuat tidak mampu mencegah alih fungsi lahan di perkotaan
sehingga Ruang Terbuka Hijau (RTH) semakin terancam dan kota semakin
tidak nyaman untuk beraktivitas. Dalam UU Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang menyebutkan bahwa proporsi Ruang Terbuka
Hijau (RTH) pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota
dengan rincian 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Ketersediaan RTH
yang dibawah 30% dari luas wilayah dapat dikatakan minim. Hal ini juga
dijelaskan pada Permen PU No. 5 Tahun 2008 yang mengharuskan
minimal 30% dari luas wilayah perkotaan merupakan RTH, dengan rincian
20% RTH publik dan 10% RTH privat. Salah satu dampak yang dihasilkan

dari minimnya ketersediaan RTH di perkotaan adalah masyarakat memiliki
keterbatasan tempat untuk melakukan sosialisasi dengan lingkungan di
sekitarnya, lebih lanjutnya terbatasnya RTH di kawasan perkotaan dapat
menyebabkan polusi-polusi yang dihasilkan tidak dapat diserap sehingga

dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut,
maka diperlukan arahan penyediaan RTH publik yang dapat memenuhi
kebutuhan penduduk di Kota. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi kebutuhan RTH publik berdasarkan jumlah penduduk
Kota, menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi penyediaan RTH
publik di Kota dan merumuskan arahan penyediaan RTH publik yang
sesuai dengan kebutuhan dan faktor yang mempengaruhinya di Kota.
A. Teori Uji Korelasi
Korelasi adalah teknik statistik yang digunakan untuk meguji
ada/tidaknya hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih.
Besar kecilnya hubungan antara dua variabel dinyatakan dalam bilangan
yang disebut koefisien korelasi, dengan prinsip:




Besarnya Koefisien antara -1 0 +1
Besaran koefisien -1 & 1 adalah hubungan yang sempurna
Nilai Koefisien 0 atau mendekati 0 dianggap tidak berhubungan antara
dua variabel yang diuji

Arah Hubungan:





Positif (Koefisien 0 s/d 1)
Negatif (Koefisien 0 s/d -1)
Nihil (Koefisien 0).

B. Definisi Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area yang memanjang
berbentuk jalur dan atau area mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja di tanam.
2. Aplikasi dalam SPSS

Pada pengujian apakah variabel pada data ini mempunyai hubungan
korelasi atau tidak secara signifikan, dengan memperhatikan:
3.1 Signifikansi :


 Berkenaan dengan besaran angka, jika 0, maka artinya tidak ada korelasi
sama sekali dan jika korelasi 1 berarti korelasi sempurna, hal ini berarti
bahwa semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan dua variabel semakin
kuat. Sebaliknya, jika r (koefisien korelasi) mendekati 0 maka hubungan
dua variabel semakin lemah. Sebagai standarisasi, angka korelasi diatas 0,5
menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan dibawah 0,5 korelasi
lemah.
 Selain besarnya korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran
hasil. Tanda negatif (-) pada output menunjukkan adanya arahan yang
berlawanan, sedangkan tanda positif (+) pada output menunjukkan adanya
arahan yang sama.
1.2 Dasar Pengambilan Keputusan pada Uji Koefisen Korelasi:

 Berdasarkan nilai signifikansi : Jika nilai signifikansi > dari 0,05, maka
kesimpulannya tidak terdapat korelasi, sedangkan jika < dari 0,05, maka
terdapat korelasi.

3. Berdasarkan tanda bintang (*) yang diberikan SPSS. Jika terdapat tanda
bintang pada pearson correlation maka antara variabel yang dianalisis

terjadi korelasi, sebaliknya jika tidak terdapat tanda bintang pada
pearson correlation maka antara variabel yang dianalisis tidak terjadi
korelasi.
4.1 Tahapan Pengerjaan
Variabel yang digunakan adalah variabel aksesibilitas transportasi dan
variabel jumlah mobilitas penduduk. Adapun data-data skor total yang
dapat ditabulasikan adalah sebagai berikut:

Aplikasi Pada SPSS:
1. Buka SPSS
2. Klik Variabel

View, kemudian pada bagian Name tulis saja Jarak,

kemudian dibaris selanjutnya Aksesibilitas dan di baris selanjutnya Harga. Pada
kolom Type ubah menjadi Numeric, dan pada kolom Label isi dengan
keterangan variabel yang jelas.

3. Klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate, dan klik Bivariate.


4. Setelah itu akan muncul kotak dengan nama Bivariate Correlations, masukkan

variabel ke dalam kolom variables. Pastikan kolom Correlation Coefficients
sudah mencentang Pearson, kemudian kolom Test of Significance sudah
mencentang Two Tailed. Dan Flag significcant correlation juga sudah di
centang.
5. Klik OK, maka akan keluar hasil sebagai berikut

Hasil dan Kesimpulan
Dalam pengambilan keputusan, dapat dilihat dari nilai siginifikansi dan nilai Pearson
pada Tabel Correlation. Maka dapat dilihat 2 pertimbangan :
a. Berdasarkan Nilai Siginifikansi
Dari output diatas, diketahui antara luas RTH dengan Penyediaan RTH mempunyai
nilai signifikansi 0,001 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan.
Selanjutnya antara Jarak dengan Harga Lahan mempunyai nilai signifikansi 0,001 <
0,05 yang berarti terdapat nilai korelasi yang signifikan. Yang terakhir antara
Aksesibilitas dengan Harga Lahan mempunyai nilai signifikansi 0,001 < 0,05 yang
berarti terdapat korelasi yang signifikan.
b. Melihat nilai Pearson Correlation


Dari output diatas, diketahui bahwa Nilai Pearson Correlation yang dihubungkan
antara masing – masing variabel mempunyai tanda bintang, ini berarti terdapat
korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan .

5. Daftar Pustaka
Hidayat, Wahyu. 2012. Korelasi Regresi – Penjelasan dan Tutorial Lengkap.
Statistikian. https://www.statistikian.com/2012/08/korelasi.html di akses 15
Maret 2018.
http://www.medcofoundation.org/mengenal-ruang-terbuka-hijau/. Di akses
pada 8 maret 2018
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/planomadani/article/view/3155/pdf. Di akses pada t8
maret 2018