KARAKTERISTIK INDUSTRI KREATIF DI JAWA TENGAH MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY Marliyati

  

KARAKTERISTIK INDUSTRI KREATIF DI JAWA TENGAH

MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

1) 1) 1)

  

Marliyati , Lardin Korawijayanti , Ulfah Hidayati

1 Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. Sudharto SH Tembalang

  Semarang 50275

  

  E-mail

  

Abstract

This study aims to obtain the characteristics of the creative industries in the food

processing sector in Central Java in facing the ASEAN Economic Community (AEC).

Processed food sector industries based on local food, growing rapidly along with food

production in Central Java. Central Java Province has a high soil productiveness which

resulted in farm and plantation are a leading sector in Central Java Province. The

population study is the SMEs in food processing sector based on local food. The owners

of the SMEs has selected randomly as researched samples. The study presents that the

Central Java Province is being intensified the development of the SMEs in the food

processing sector based on local food, to offset the dominance exports of textile sector

and timber. The results study showed that there are still some obstacles in the SMEs

activities of the sector of processing of agricultural products, such as marketing,

packaging, and financing.

  

Keywords : ASEAN economic community, micro-small and medium enterprises, the

creative industries, obstacles

  

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik industri kreatif sektor

olahan pangan di Jawa Tengah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Industri sektor olahan pangan berbasis pangan lokal, berkembang pesat seiring dengan

hasil produksi pangan di Jawa Tengah. Propinsi Jawa Tengah mempunyai jenis tanah

dengan tingkat kesuburan tinggi, sehingga menyebabkan pertanian dan perkebunan

merupakan sektor unggulan di Propinsi Jawa Tengah. Populasi penelitian adalah UMKM

di sektor olahan pangan berbasis pangan lokal. Pemilik UMKM dipilih secara acak

sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Propinsi Jawa Tengah

sedang menggiatkan perkembangan UMKM di sektor olahan pangan berbasis pangan

lokal, untuk mengimbangi dominasi ekspor sektor tekstil dan perkayuan. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa masih terdapat beberapa hambatan dalam kegiatan UMKM sektor

olahan hasil pertanian, diantaranya: pemasaran, kemasan, dan pendanaan.

  

Kata Kunci : masyarakat ekonomi ASEAN, usaha mikro kecil dan menengah, industri

kreatif, hambatan

  PENDAHULUAN

  Dengan diberlakukannya otonomi daerah, mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi daerahnya terutama produk-produk yang berasal dari kekayaan lokal. Kerajinan rakyat berbasis industri kreatif dapat menunjang kepariwisataan di daerah. Industri kreatif tidak terpisahkan dari ekonomi kreatif, yaitu suatu aktivitas menciptakan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat, serta kreativitas. Perpaduan keahlian, bakat, serta kreativitas tersebut menghasilkan kekayaan intelektual.

  Produk berbasis kekayaan intelektual ini merupakan karya ekonomi kreatif, yang saat ini menyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar 7,6%. Kontribusi sektor ekonomi kreatif ini akan semakin meningkat, karena pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sekitar 6% menjadi pemicunya. Kelas menengah menjadi pendorong utama kegairahan konsumsi domestik. Pada tahun 2011, Pemerintah Indonesia semakin serius mengoptimalkan peran ekonomi kreatif. Sektor kepariwisataan merupakan salah satu pendorong utama kemajuan ekonomi kreatif. Data kunjungan wisatawan secara tidak langsung menggambarkan besarnya peluang ekonomi kreatif.

  Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan integrasi diantara negara anggota ASEAN, yang telah disepakati oleh seluruh negara anggota Selama ini, hasil produksi sektor usaha kecil dan menengah belum dapat diserap oleh pasar asing (Laufs, 2014). Diberlakukannya ASEAN Economic Community ( AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016, diharapkan dapat menjadi peluang bagi sektor UMKM untuk lebih dikenal oleh pasar asing. Sektor-sektor yang akan menjadi unggulan Indonesia dalam MEA 2015 adalah Sumber Daya Alam (SDA), Informasi Teknologi, dan Ekonomi Kreatif. Ketiga sektor ini merupakan sektor terkuat Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang lain (Wangke, 2014). Ekonomi kreatif di Indonesia banyak dihasilkan dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pada beberapa negara maju seperti Jepang dan Italia, perhatian pemerintah terhadap keberadaan UMKM sangat besar, sehingga sedikitnya pengaruh krisis ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi kedua negara tersebut (Lestari, 2010).

  Keberadan sektor UMKM di beberapa negara maju telah mengalami perkembangan. Sektor UMKM yang dilatarbelakangi oleh perusahaan keluarga, dikelola secara profesional layaknya perusahan publik. Beberapa paten tentang UMKM, diantarany Bizilia dan Elizabeth (2011) yang mengeluarkan paten tentang penerbitan kartu debit dan kredit bagi UMKM dan pelanggannya untuk mengurangi masalah penipuan dan pemalsuan dokumen. Sebelumnya, Yuan (2009), telah mengeluarkan paten tentang online social networking bagi UMKM. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana kesiapan UMKM di Jawa Tengah dalam

  ASEAN ECONOMIC COMMUNITY menghadapi .

METODE PENELITIAN

  Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah di bagian tengah Pulau Jawa dengan luas wilayah 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Jenis tanah di Propinsi Jawa Tengah mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi karena didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan gromosol, sehingga pertanian dan perkebunan merupakan sektor unggulan di Propinsi Jawa Tengah. UMKM Produk pangan olahan berbasis bahan lokal berkembang dan mulai mendominasi komoditas ekspor Propinsi Jawa Tengah seiring dengan ketersediaan hasil dari sektor pertanian. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekspor bahan makanan dan minuman olahan Jateng mewakili sekitar 3,34% nilai ekspor kumulatif selama Januari-Agustus 2015 dengan nilai US$121,14 juta (Dinkop UMKM Jateng, 2016).

  Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM yang berdomisili di Propinsi Jawa Tengah, dan sampel UMKM diambil secara acak sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti. Propinsi Jawa Tengah dapat dibagi menjadi 6 (enam) daerah, yaitu:

1. Eks Karisidenan Banyumas, terdiri dari: Kabupaten Banyumas; Kabupaten

  Banjarnegara; Kabupaten Cilacap; Kabupaten Purbalingga, 2. Eks Karisidenan Kedu: Kabupaten Purworejo; Kabupaten Temanggung;

  Kabupaten Wonosobo; Kabupaten Kebumen; Kabupaten Magelang, Kota Magelang, 3. Eks Karisidenan Pati: Kabupaten Pati; Kabupaten Kudus; Kabupaten Jepara;

  Kabupaten Blora; Kabupaten Rembang 4. Eks Karisidenan Pekalongan: Kabupaten Pekalongan; Kota Pekalongan;

  Kabupaten Batang; Kabupaten Tegal; Kota Tegal; Kabupaten Brebes; Kabupaten Pemalang 5. Eks Karisidenan Semarang: Kabupaten Semarang; Kota Semarang; Kabupaten

  Salatiga; Kota Salatiga; Kabupaten Kendal; Kabupaten Demak; Kabupaten Grobogan 6. Eks Karisidenan Surakarta: Kabupaten Klaten; Kabupaten Boyolali; Kabupaten

  Wonogiri; Kabupaten Sukoharjo; Kabupaten Sragen; Kota Surakarta; Kabupaten Karanganyar

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Produk-produk khas daerah merupakan industri kreatif yang dihasilkan oleh sektor usaha mikro kecil dan menengah. UMKM di Propinsi Jawa Tengah dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu: UMKM produksi/non pertanian, UMKM pertanian, UMKM perdagangan, dan UMKM Jasa. Di Propinsi Jawa Tengah, perkembangan UMKM dari berbagai sektor meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan UMKM di Propinsi Jawa Tengah dalam 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:

  Tabel 1 Perkembangan Jumlah UMKM di Jawa Tengah (dalam unit)

  Deskripsi Data 2010 2011 2012 2013 2014 2015 UMKM produksi/non pertanian 21.205 23.374 26.171 30.103 33.772 38.084 UMKM pertanian 9.775 10.097 13.242 15.809 17.452 19.010 UMKM Perdagangan 28.247 28.362 32.055 33.958 35.597 38.243 UMKM jasa 8.389 8.389 9.115 10.459 11.644 13.600

  Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah, 2016 Menurut Dinkop dan UMKM Propinsi Jawa Tengah (2016), UMKM produksi produk pangan olahan berbasis bahan lokal mulai mulai mendominasi komoditas ekspor produksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Jawa Tengah. Pertumbuhan produksi produk pangan olahan perlahan menggeser dominasi sektor tekstil dan perkayuan dalam ekspor UMKM produksi Jateng. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekspor bahan makanan dan minuman olahan di Propinsi Jawa Tengah mewakili sekitar 3,34% nilai ekspor kumulatif selama Januari-Agustus 2015 dengan nilai US$121,14 juta. Sementara itu, tekstil masih mendominasi dengan peranan terhadap total ekspor mencapai 42,5% dan bernilai lebih dari US$1,5 miliar, menyusul di belakangnya produk kayu olahan yang mencapai 18,62% (Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah, 2016).

  Meningkatnya jumlah UMKM di Propinsi Jawa Tengah, diikuti dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja, aset, dan omzet. Peningkatan penyerapan tenaga kerja, aset, dan omzet UMKM di Propinsi Jawa Tengah dalam 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:

  Tabel 2 Penyerapan Tenaga Kerja, Aset, dan Omzet

  Deskripsi Data 2010 2011 2012 2013 2014 2015

  Penyerapan tenaga kerja (orang) 285.335 293.877 345.622 480.508 608.893 740.740 Aset (Milyar) 4.448 5.266 6.816 9.634 13.947 19.046 Omzet (Milyar) 10.463 14.476 18.972 20.345 20.345 29.113

  Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah, 2016

  Data dari tabel 1 dan tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah UMKM di Jawa Tengah terus mengalami perkembangan signifikan dari tahun ke tahun. Bertambahnya jumlah UMKM diikuti dengan peningkatan jumlah penyerapan tenaga kerja, sehingga UMKM di Jawa Tengah sangat potensial dalam menciptakan ekonomi kreatif yang dapat bersaing dalam menghadapi program ASEAN ECONOMIC COMMUNITY.

  Perkembangan jumlah UMKM di Jawa Tengah yang terus bertambah tidak terlepas dari dukungan pemerintah daerah Propinsi Jawa Tengah. Dinkop UMKM Jateng berusaha untuk memperluas jaringan dan mitra UMKM untuk mempertemukan produsen dengan pembeli strategis. Dinkop UMKM Jateng untuk berperan lebih besar dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR).

  Dalam rangka memperluas jaringan dan mitra UMKM sebagai upaya untuk mempertemukan produsen dengan pembeli strategis, Pemerintah Jateng mendirikan gedung UMKM Center Jawa Tengah, di kota Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah. UMKM Center selain sebagai tempat membeli hasil produksi UMKM di Jawa Tengah, juga sebagai sarana bagi UMKM dan masyarakat umum untuk mendapatkan informasi mengenai kewirausahaan. Para konsultan UMKM dan konsultan koperasi dapat ditemui di Gedung UMKM Center Jawa Tengah, ada pula para praktisi bisnis yang membagikan pengalamannya pada masyarakat umum.

  Setiap hari jum’at sore di minggu ke-3, di gedung UMKM Center Jawa Tengah diadakan program “NGUCING” yang berarti “Ngobrol Usaha Mancing Ilmu”, sebagai tempat berbagi ilmu bisnis bagi

  UMKM dan masyarakat umum dengan para pembicara para tokoh dan praktisi bisnis. Hasil identifikasi produk unggulan hasil produksi UMKM di Jawa Tengah dari 6 (enam) bagian daerah: 1.

  Eks Karasidenan Banyumas Kabupaten/Kota Produk Barang Produk Olahan Pertanian

  Kab. Banjarnegara - - Kerajinan keramik Dawet

  • Kerajinan wayang dinding Minuman Purwaceng - -

  Kerajinan miniatur candi Manisan Carica Kerajinan bambu

  • Batik -
  • Kab. Banyumas

  Bordir

  Kerajinan tempurung kelapa Getuk goreng

  • Kerajinan patung dan topeng Jenang Jaket - -

  Kerajinan sandal ban Gula Kelapa

  • Batik Minyak atsiri

  Nopia

  • Kripik tempe
  • Kab. Cilacap
  • Batik Serabi - -

  Kerajinan kulit kerang Sale pisang Kripik tempe

  • Lanting -

  Kab. Purbalingga

  • Industri keramik Lanting Batik -

  Wayang suket

  • Kerajinan tempurung kelapa
  • Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 2.

  Eks Karasidenan Kedu Kabupaten/Kota Produk Barang Produk Olahan Pertanian

  Kab. Purworejo - Batik tulis Kue Lompong

  • Dawet hitam
  • Gula aren
  • Kab. Temanggung Batik Keripik -

  Kab. Wonosobo

  • Carica Batik -

  Kab. Kebumen - Batik - Emping mlinjo Kab. Magelang

  • Kerajinan tanduk sapi Dodol sirsak Tatah batu
  • Kota Magelang
  • Wayang kulit Getuk Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 3.

  Eks Karasidenan Pati Kabupaten/Kota Produk Barang Produk Olahan Pertanian

  1. - Kab. Pati Batik Bakaran – Tepung tapioka Batik Pesantenan

  • Kerajinan kuningan
  • Kab. Kudus - Bordir Jenang -
  • Batik -

  Kab. Jepara 1.

  • Mebel Kerupuk ikan dan udang
  • Adon adon coro
  • Horok horok
  • Kothok -

  Pindang serani

  • 1. - Kab. Blora Kerajinan kayu jati – Eggroll waluh 2.
    • – Keripik tempe

  • Kab. Rembang 1.

  Batik – Sirup kawis 2.

  • – Terasi 3.
  • – Garam Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 4.

  Eks Karasidenan Pekalongan Kabupaten/Kota Produk Barang Produk Olahan Pertanian

  Kab. Pekalongan

  • Batik tulis Keripik
  • Jenang sirsak

  • Sale pisang
  • Ikan asin
  • Emping mlinjo
  • Teh Kota Tegal -
  • Teh -
  • Telor asin
  • Kerajinan rebana
  • Jamur champignon
  • Tomat Rasa Kurma -
  • Keset perca
  • Tahu serasi

  • Keripik tempe
  • Jamu Kota Salatiga -
  • Kerajinan Bonpai -
  • Gethuk -
  • Ampyang Kab. Kendal -
  • Terasi -
  • Emping mlinjo
  • Kab. Grobogan -
  • Tenun -
  • Keripik belut
  • Batik -
  • Keripik tempe
  • Marning -
  • Industri gamelan
  • Furnitur -

  Kerajinan tas dan koper

  Kerupuk

  Kab. Demak - Bordir

  Batik tulis

  Gethuk Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 6. Eks Karasidenan Surakarta

  Kabupaten/Kota Produk Barang Produk Olahan Pertanian Kab. Klaten -

  Kerajinan tanah liat

  Tenun

  Kab. Boyolali - Kerajinan tembaga dan kuningan

  Abon sapi

  Kacang sangrai Kab. Wonogiri -

  Kerajinan wayang

  Kab. Sukoharjo - Mebel kayu

  Batik

  Abon

  Enting enting gepuk

  Batik

  Kota Semarang - Batik

  Tahu bakso

  Furniture

  Kabupaten/Kota Produk Barang Produk Olahan Pertanian Kab. Semarang -

  Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 5. Eks Karasidenan Semarang

  Kab. Pemalang - - Keripik buah

  Keramik

  Terasi Kab. Brebes -

  Shuttle cock

  Kab. Tegal - Kerajinan tanah liat

  Kab. Batang - Bordir

  Kota Pekalongan - Batik

  • Kacang mete
  • Anyaman bambu
  • Jamu Kab. Sragen -
  • Grafir kaca
  • Kerajinan gitar
  • Keripik Kota Surakarta -

  Batik

  • Keripik
  • Garmen Teh - Kab. Karanganyar Tenun Keripik -

  Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Menurut data Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah (2016), sampai dengan tahun 2015, pertumbuhan produk kuliner perlahan menggeser dominasi sektor tekstil dan perkayuan dalam ekspor UMKM produksi Jawa Tengah. Produk olahan hasil pertanian dari UMKM di Jawa Tengah telah banyak yang merambah pasar ekspor antara lain produk olahan carica di daerah Banjarnegara, Banyumas, Wonosobo. Gula semut dengan pusat produksi di Surakarta. Biji kopi banyak diproduksi di daerah Salatiga. Selanjutnya, kripik tempe dengan pusat produksi di Magelang. Negara tujuan ekspor produk UMKM tersebar di Malaysia, Vietnam, Thailand, hingga Jepang, Korea, dan China.

  Ketersediaan hasil dari sektor pertanian menyebabkan banyak UMKM berkreasi menghasilkan produk hasil olahan pertanian. Pemerintah daerah gencar mempromosikan produk olahan hasil pertanian berbasis pangan lokal. Selain carica, tanaman umbi sebagai bahan dasar jamu, banyak dimanfaatkan oleh UMKM di Jawa Tengah. Saat ini, produk hasil olahan tanaman singkong atau ketela pohon semakin mendominasi produk UMKM. Daerah produksi olahan tanaman singkong menyebar merata di Propinsi Jawa Tengah. Singkong berfungsi sebagai karbohidrat pengganti nasi, yang semakin ditinggalkan oleh masyarakat. Singkong juga dapat diolah menjadi tepung mokaf, yang dimanfaatkan sebagai pengganti tepung bagi penderita autis. Pemanfaatan singkong menjadi tepung mokaf dapat menjadikan singkong mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

  Pelaku UMKM Jawa Tengah memiliki kekuatan dalam menghadapi ASEAN Economic Community, karena memiliki bahan baku yang melimpah sesuai dengan ciri khas masing-masing daerah. Kegiatan produksi dari UMKM juga diimbangi dengan ketersediaan tenaga kerja. Kelemahan yang dihadapi oleh sebagian besar UMKM, baik untuk produksi barang maupun produksi olahan hasil pertanian, dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1.

  Promosi 2. Kemasan (packaging) 3. Dana Promosi penjualan produk masih merupakan permasalahan yang mendominasi

  UMKM di Propinsi Jawa Tengah. Pemerintah telah menyediakan gedung UMKM center sebagai sarana promosi bagi UMKM, belum banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis. Gedung UMKM Center di Kota Semarang dapat dilihat pada gambar 1.

  Gedung UMKM center yang terletak di Kota Semarang, masih dirasa jauh bagi pelaku UMKM yang berdomisili di luar kota Semarang. Masalah selanjutnya adalah dana, yang dapat menghambat perkembangan pelaku UMKM. Permasalahan UMKM berikutnya yang signifikan adalah kemasan (packaging). Kemasan yang kurang menarik akan membuat produk hasil produksi UMKM tidak diminati para konsumen. Bagi produk olahan hasil pertanian, produk yang tidak dikemas dengan baik, akan memperburuk mutu produk. Dalam kemasan produk makanan, kemasan juga harus dikemas secara informatif, berkaitan dengan tanggal kadaluwarsa produk dan bahan baku produk. Contoh kemasan produk olahan hasil pertanian yang telah mendapat pendampingan dari Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang, dapat dilihat pada gambar 2.

  Gambar 1. Gedung UMKM Center Jawa Tengah Gambar 2. Kemasan Produk Olahan Hasil Pertanian

  Dengan adanya ASEAN Economic Community memberikan peluang bagi para pelaku UMKM untuk dapat bersaing dengan produk negara anggota ASEAN. Beberapa produk UMKM Jawa Tengah, seperti batik, tenun, carica, teh, telah diekspor ke negara tetangga. Dengan adanya kegiatan AEC, diharapkan akan memperluas pemasaran hasil produksi pelaku UMKM.

  Peluang yang ada dapat dijadikan tantangan bagi perkembangan UMKM. Tantangan untuk semakin berkreasi dan berinovasi akan terus dibutuhkan bagi perkembangan UMKM. Pemerintah daerah memberikan tangan terbuka bagi keberlangsungan usaha. UMKM yang membina hubungan baik dengan pemerintah daerah, akan mendapatkan peluang bagi produknya agar lebih dikenal masyarakat.

  Salah satu UMKM produk olahan hasil pertanian yang telah bekerjasama dengan pemerintah daerah, dapat dilihat pada gambar 3.

  Gambar 3. Kerjasama UMKM dengan Pemerintah Daerah

  SIMPULAN

  Pemerintah Jawa Tengah sedang menggalakkan produk olahan hasil pertanian berbasis bahan pangan lokal. Ketersediaan bahan baku dari hasil sektor pertanian menyebabkan pemerintah daerah mengharapkan produksi pangan olahan perlahan menggeser dominasi sektor tekstil dan perkayuan dalam ekspor UMKM dari Propinsi Jawa Tengah. Produk olahan hasil pertanian dari UMKM di Jawa Tengah telah banyak yang merambah pasar ekspor antara lain produk olahan carica, biji kopi, dan kripik tempe. Negara tujuan ekspor produk UMKM tersebar di Malaysia, Vietnam, Thailand, hingga Jepang, Korea, dan China.

  Faktanya, masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi pelaku UMKM dalam melakukan produksinya. Promosi, kemasan, dan dana merupakan kendala yang mayoritas ditemui di beberapa UMKM. Untuk mengatasi permasalahan dalam promosi, dapat diatasi oleh pemerintah daerah dengan memfasilitasi promosi terpadu berbasis internet, yang dapat mewadahi pelaku UMKM mempromosikan produknya. Pemerintah daerah diharapkan lebih giat memberikan pelatihan dan fasilitas pengemasan produk agar produk UMKM dapat diterima di masyarakat. Para pelaku UKM harus dapat menyusun laporan keuangan kegiatan usahanya sebagai sarana untuk memperoleh dana dari Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selama ini yang terjadi, pelaku UMKM belum menyusun laporan keuangan, yang menjadi syarat utama pemberian kredit, sehingga tidak dapat memanfaatkan program yang diberikan oleh pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

  Laufs, Khatarina, et al., 2014, Foreign Market Entry Mode Choice of Small and

  Medium Size Enterprises: A Systematic Review and Future Research Agenda ,

   Lestari, Etty Puji, 2010, Penguatan Ekonomi Industri Kecil dan Menengah Melalui

  , Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol.6, Nomor 2

  Platform Klaster Industri

  Weimei, Tang, et al., 2012, Analysis of Performance Management in Small Medium

  Enterprises , www.elsevier.com

  Wangke, Humprey, 2014, Peluang Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, Info Singkat, Vol VI No. 10/II/P3DI/Mei/2014 www.upsto.qov/patent-application-process/search-patents