UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKON

SKRIPSI PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PERSEDIAAN SEBAGAI ALAT UKUR TINGKAT EFISIENSI PERUSAHAAN PADA

PT EXCELCOMINDO PRATAMA, Tbk

: MICKY ASADE

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 2009

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Perencanaan dan Pengawasan Persediaan sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 1Juli 2009 Yang Membuat Pernyataan

Micky Asade NIM. 050503217

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :

“ Perencanaan dan Pengawasan Persediaan sebagai Alat ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Medan”

Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungannya, terutama kepada kedua orang tua, Asril Said dan Ade Suryani, dan tak lupa kepada kakak dan adik-adik ku tersayang.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak berupa dukungan moril, materiil, spiritual, maupun administrasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, terutama :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding I dan Bapak Hasan Sakti Siregar, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.

5. Dosen Wali penulis, Bapak Iskandar Muda SE, Msi, Ak.

6. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan semasa perkuliahan, serta Staf Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu birokrasi administrasi selama penyusunan skripsi.

7. Kepada bapak Anom Riyanto dan Bapak Maf’ul Taufiq serta semua staff bagian Finance PT excelcomindo Pratama, Tbk Medan terima kasih banyak atas semua data dan informasi yang diberikan sehigga mempermudah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Papa dan Mama yang telah sabar dan selalu mendukung micky untuk semuanya. Terima kasih banyak untuk semua kasih sayang, doa, semangat, pengorbanan, serta pengertian yang sangat besar buat Micky, semoga micky bisa memberikan yang terbaik untuk Papa dan Mama.

9. Kepada Om Bambang, bang Olic, kak Lucy dan serta Adik-adik ku, andre, felix dan gabril terima kasih untuk doa dan dukungannya. Semoga kak micky selalu bisa menjadi kakak yang baik untuk kalian.

10. Teman-teman ku Ika, Ayu, Fatimah, wulan, marji , Yanti, iLa, iyo, Gita, Untuk semua teman-teman di HMI dan HMA, serta untuk rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulis 10. Teman-teman ku Ika, Ayu, Fatimah, wulan, marji , Yanti, iLa, iyo, Gita, Untuk semua teman-teman di HMI dan HMA, serta untuk rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulis

11. Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang memerlukannya. Wassalamualaikum Wr. Wb

Medan, 1Juli 2009 Yang Membuat Pernyataan

Micky Asade NIM. 050503217

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan pengawasan persediaan pada PT. Excelcomindo Pratama Tbk, Medan dan untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan pengawasan persediaan digunakan sebagai alat ukur tingkat efisiensi persediaan perusahaan Pada PT. Excelcomindo Pratama Tbk, Medan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif . Jenis data dan sumber data yang dipakai adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dengan teknik wawancara dan teknik dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan persediaan dilakukan dengan menggunakan SOP (Standard Operating Procedure) dan SAP (System Application Process) belum berjalan secara efektif, karena perusahaan masih sering mengalami kelebihan ataupun kekurangan persediaan.

Kata Kunci : perencanaan, pengawasan, persediaan, efisiensi, perusahaan

ABSTRACT

The Proposal of this research is to find out how the planning and controlling of inventory applied and used as a measurement for the efficiency level of inventory in PT. Excelcomindo Pratama Tbk, Medan.

This research was classified as descriptive research. This research used primary and secondary data as the type. Inquiry and documentation technique were used as a collecting and analyzing data technique.

The result indicated that the planning and controlling of inventory which used by using SOP (Standard Operating Procedure) and SAP (System Application Process ) has not come along effectively yet. This is due to the company often goes through excessive and lack inventory.

Keywords : planning, controlling, inventory, efficiency, company

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..............................................................................................6

B. Saran.........................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................65 LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Jalur Distribusi barang XL Medan.........................21 Gambar 2.2

Kerangka Konseptual............................................27

Gambar 4.1 High Level Distribusi.............................................54

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Struktur Organisasi Perusahaan Lampiran 2

Flow Proses Distribusi dari Main ke Branch

Lampiran 3 Flow Proses Distribusi dari Branch ke Depo/ XL Center Lampiran 4

Flow Proses Distribusi dari Depo ke dealer

Lampiran 5 Form Transfer Request

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu..................................................26 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .................................................................... 30 Tabel 4.1 Display warehouse stocks of material ..................................... 50

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan melalui realisasi laba yang optimal serta tercapainya kontinuitas usaha yang tidak terbatas. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan perlu melaksanakan penanganan yang menyeluruh dan terintegrasi pada seluruh bagian perusahaan, termasuk perencanaan mengenai kegiatan operasi perusahaan dan pengawasan agar kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan utamanya, tidak terlepas dari persediaan.

Pengadaan persediaan harus dilaksanakan secara tepat baik dalam jumlah maupun waktu agar tidak mengalami stagnasi dalam pelaksanaan proses produksi. Peranan persediaan pada perusahaan sangat penting untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan, yaitu untuk mencapai tujuan operasional perusahaan dalam memperoleh laba yang maksimum, kontinuitas dan perkembangan usaha. Tingkat produktivitas dan efisiensi perusahaan dapat dilihat dari persediaannya. Setiap perusahaan baik jasa, dagang, maupun manufaktur, besar atau kecil, selalu menghadapi masalah operasi normal yang berhubungan dengan persediaan. Oleh karena itu agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar adalah dengan mengadakan persediaan yang cukup. Kelebihan persediaan akan mengakibatkan tertanamnya investasi yang berlebihan dalam persediaan Pengadaan persediaan harus dilaksanakan secara tepat baik dalam jumlah maupun waktu agar tidak mengalami stagnasi dalam pelaksanaan proses produksi. Peranan persediaan pada perusahaan sangat penting untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan, yaitu untuk mencapai tujuan operasional perusahaan dalam memperoleh laba yang maksimum, kontinuitas dan perkembangan usaha. Tingkat produktivitas dan efisiensi perusahaan dapat dilihat dari persediaannya. Setiap perusahaan baik jasa, dagang, maupun manufaktur, besar atau kecil, selalu menghadapi masalah operasi normal yang berhubungan dengan persediaan. Oleh karena itu agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar adalah dengan mengadakan persediaan yang cukup. Kelebihan persediaan akan mengakibatkan tertanamnya investasi yang berlebihan dalam persediaan

Dengan sistem akuntansi yang baik penilaian terhadap persediaan akan menjadi suatu sarana untuk memberikan informasi yang dapat diperkaya dalam evaluasi perusahaan serta dapat digunakan sebagai alat untuk pengendalian intern yang baik. Perusahaan dituntut untuk mampu menerapkan kebijakan akuntansi perusahaan dengan baik agar dapat memberikan informasi yang akurat guna kelancaran aktivitas perusahaan. Dalam hal persediaan, keamanan dari sistem bukan hanya masalah keamanan data persediaan tetapi juga keamanan dari fisik persediaan tersebut. Salah satu cara untuk peningkatan keamanan persediaan adalah dengan melakukan pemisahan fungsi di dalam persediaan, misalnya fungsi gudang, fungsi pengawasan persediaan, dll. Pemisahan fungsi ini dilakukan untuk mencegah adanya penyelewengan antara data persediaan dan fisik persediaan.

PT. Excelcomindo Pratama, Tbk., merupakan anak perusahaan dari Telkom Malaysia yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, dan saat ini sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Bisnis PT. Excelcomindo Pratama, Tbk atau yang lebih dikenal dengan nama XL adalah consumer solutions sebagai penyedia jaringan seluler dual band melalui kartu pra bayar serta pasca bayar. Dan juga business solutions sebagai penyedia layanan solusi korporat berbasis sirket sewa

(leased line), broad band dan IP (Internet Protocol). Yang termasuk ke dalam persediaan pada XL adalah kartu prabayar, baik perdana, isi ulang, dan kartu pengganti serta handphone dan sparepart. Semua persediaan yang ada pada XL Medan diperoleh dari kantor pusat yang berdomisili di Jakarta, kemudian persediaan tersebut disalurkan kepada sub logistic XL, toko-toko, dan perusahaan yang bekerjasama dengan XL.

. Mengingat persediaan barang dagang merupakan unsur terpenting dalam perusahaan ini, yang memerlukan suatu perencanaan dan pengawasan yang tepat, maka penulis memilih judul “Perencanaan dan Pengawasan Persediaan sebagai Alat Ukur Tingkat Efisiensi Perusahaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan”.

B. Perumusan Masalah

1. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah, secara sederhana dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yang dijelaskan berikut ini:

1. Bagaimana perencanaan dan pengawasan persediaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan?

2. Bagaimana perencanaan dan pengawasan persediaan digunakan sebagai alat ukur tingkat efisiensi persediaan perusahaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan pengawasan persediaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan.

2. untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan pengawasan persediaan digunakan sebagai alat ukur tingkat efisiensi persediaan perusahaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang perencanaan dan pengawasan persediaan sebagai alat ukur tingkat efisiensi perusahaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan.

2. bagi PT. Excelcomindo Pratama, Tbk, penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengawasan persediaan sebagai alat ukur tingkat efisiensi perusahaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan.

3. bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dalam penelitian selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan perencanaan dan pengawasan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Persediaan

1. Pengertian Persediaan

Istilah persediaan sangat berkaitan dengan perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, yang secara kontiniu diperoleh atau diproduksi dan dijual.

Adapun beberapa defenisi persediaan adalah: Menurut IAI (2004: 14.1), Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, digunakan dalam proses produksi dan atau dalam proses perjalanan, serta dalam bentuk bahan atau pelengkap (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Menurut Stice et.al (2004: 653), “Persediaan menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan serta untuk perusahaan manufaktur, barang-barang yang sedang diproduksi atau dimasukkan ke dalam proses produksi.”

Menurut Kieso et.al (2002: 444), “Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan/dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual.”

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan merupakan barang-barang yang tersedia untuk dijual atau yang akan digunakan dalam kegiatan proses produksi suatu perusahaan.

Karakteristik dari barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan sangat bervariasi, tergantung dari jenis kegiatan usaha perusahaan tersebut. Dalam beberapa kasus ada perusahaan yang memasukkan aktiva yang secara normal tidak dianggap sebagai persediaan ke dalam kelompok persediaan. Misalnya, tanah dan bangunan yang dimiliki untuk dijual oleh suatu perusahaan real estate, bangunan yang masih dalam proses pembangunan yang akan dijual di masa depan oleh suatu perusahaan konstruksi dan surat-surat berharga investasi yang dimiliki untuk dijual oleh seorang pialang saham (stockbroker), semua ini diklasifikasikan sebagai persediaan oleh perusahaan dalam industri tersebut.

2. Jenis-jenis Persediaan

Kata persediaan atau persediaan barang dagangan secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki perusahaan dagang, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan dalam kondisi siap dijual, sedangkan untuk perusahaan manufaktur atau industri, persediaan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu: persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi.

a. Persediaan Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan-bahan yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi. Persediaan bahan baku terdiri dari dua jenis yaitu bahan baku langsung (direct materials) yaitu bahan baku yang digunakan secara langsung dalam produksi barang, dan bahan baku tidak langsung (indirect materials) Bahan baku adalah bahan-bahan yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi. Persediaan bahan baku terdiri dari dua jenis yaitu bahan baku langsung (direct materials) yaitu bahan baku yang digunakan secara langsung dalam produksi barang, dan bahan baku tidak langsung (indirect materials)

b. Persediaan Barang Dalam Proses

Barang dalam proses terdiri dari bahan-bahan yang telah diperoses namun masih membutuhkan pengerjaan lebih lanjut sebelum dapat dijual. Persediaan ini terdiri dari tiga komponen biaya yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.

c. Persediaan Barang Jadi

Barang jadi adalah barang yang sudah selesai diproduksi dan menunggu waktu untuk dijual. Setelah produk ini selesai diproduksi, biaya yang diakumulasikan dalam proses produksi ditransfer dari akun persediaan barang dalam proses ke akun persediaan barang jadi.

3. Pos-pos yang Dimasukkan dalam Persediaan

Menurut aturan umum, barang-barang seharusnya dimasukkan dalam persediaan dari suatu usaha memegang kepemilikan hukum. Pengalihan hak adalah istilah hukum yang diajukan pada titik dimana kepemilikan berubah. Ketika aturan pengalihan hak tidak diketahui, maka pelaporan seharusnya memasukkan pengungkapan yang tepat untuk praktik khusus yang diikuti serta faktor-faktor yang mendukung praktik tersebut. Berikut ini pos-pos yang dimasukkan dalam komponen persediaan ketika pemilikan barang berubah yaitu: barang dalam perjalanan (Gooods in Transit), barang dalam konsinyasi (Goods on Consignment), penjualan bersyarat (Conditional Sales).

a. Barang dalam Perjalanan (Goods in Transit)

Hal ini tergantung dari persyaratan penjualan (the terms of sale). Ketika persyaratannya adalah FOB (free on board) shipping point, hak atas seluruh muatan beralih ke pembeli pada saat pengiriman. Sejak hak beralih di titik pengiriman, maka barang dalam perjalanan pada akhir tahun harus dimasukkan dalam persediaan pembeli meskipun belum diterima. Bila persyaratannya FOB destination, hak tidak beralih sampai barang diterima oleh pembeli. Dengan kata lain barang-barang tersebut masih menjadi milik penjual selama barang masih dalam perjalanan dan dimasukkan dalam persediaan penjual.

b. Barang dalam Konsinyasi (Goods on Consignment)

Barang sering kali ditransfer ke penyalur atas dasar konsinyasi. Pengirim tetap memegang hak kepemilikan dan tetap memasukkan barang tersebut ke dalam persediaannya sampai persediaan tersebut berhasil dijual atau digunakan oleh penyalur dan pelanggan. Dengan adanya kesepakatan ini, pelanggan dapat mempertahankan tingkat persediaan yang rendah.

c. Penjualan Bersyarat (Conditional Sales), Penjualan Cicilan atau Angsuran (Installment Sales), dan Perjanjian Kembali (Repurchase Agreements).

Kontrak penjualan bersyarat dan penjualan cicilan mungkin mempertahankan hak kepemilikan di tangan penjual sampai harga jual sepenuhnya dibayar.

Dalam situasi seperti ini, penjual yang mempertahankan haknya, dalam menunjukkan barang yng berada dalam catatannya, dikurangi dengan nilai barang yang dimiliki pembeli seiring dengan penagihan. Sebaliknya, pembeli dapat melaporkan nilai barang yang dimiliki seiring dengan pembayaran yang dilakukan.

4. Metode Pencatatan dan Penilaiaan Persediaan

Ada dua metode yang biasa digunakan dalam mencatat persediaan yaitu : sistem pencatatan perpetual (perpetual inventory system), sistem persediaan periodik (periodic inventory system).

a. Sistem Pencatatan Perpetual ( Perpetual Inventory System )

Menurut sistem perpetual, catatan yang berkelanjutan menyangkut perubahan persediaan dicerminkan dalam akun persediaan yaitu, semua pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang dicatat secara langsung kea kun persediaan pada saat terjadi.

b. Sistem Persediaan Periodik (Periodic Inventory System)

Menurut sistem periodik, kuantitas persediaan di tangan ditentukan secara periodik. Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian. Metode dasar penilaian persediaan yang paling umum digunakan adalah:

1. metode Indentifikasi Khusus

Memerlukan suatu cara untuk mengidentifikasi biaya historis dari unit persediaan.

2. metode Biaya Rata-rata (Weighted Average Method)

Metode biaya rata-rata yang membebankan biaya tara-rata yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit yang dibeli pada tiap harga.

3. metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First-in, First-out atau FIFO)

Metode first-in,first-out (FIFO) didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang lebih dahulu masuk.

4. metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (Last-in, First-out atau LIFO)

Metode last-in, first out (LIFO) didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. LIFO sering kali dikritik dari sudut pandang teoritis, karena metode LIFO menghasilkan nilai lama dalam neraca dan dapat memberikan angka harga pokok penjualan yang aneh ketika tingkat persediaan menurun. Namun, metode LIFO adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan pada saat ini dengan pendapatan pada saat ini.

Selain keempat metode di atas, terdapat metode lain dalam menilai persediaan antara lain sebagai berikut:

1. metode yang Lebih Rendah antara Biaya dan Nilai Pasar (Lower of Cost or Market atau LCM)

Salah satu konsep akuntansi adalah konservatisme yaitu akui semua kerugian yang belum direalisasi, tapi jangan akui semua keuntungan yang belum direalisasi. Saat diaplikasikan dalam penilaian aktiva, konservatisme menghasilkan aturan nama yang lebih rendah antara biaya dan nilai pasar (lower of cost or market), yang berarti bahwa aktiva dicatat pada nilai yang lebih rendah antara biaya atau nilai pasarnya.

2. metode Laba Kotor (Gross Profit Method)

Metode laba kotor digunakan untuk mengestimasi persediaan akhir. Metode ini didasarkan pada observasi bahwa hubungan antara penjualan dan harga pokok penjualan biasanya relatif stabil. Persentase laba kotor ditetapkan pada penjualan guna mengestimasikan harga pokok penjualan.

B. Perencanaan dan Pengawasan Persediaan Perusahaan selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan dengan keterbatasan- keterbatasan yang ada. Kondisi ini mengharuskan manajemen untuk menyusun suatu rencana yang tepat agar dengan sumberdaya yang terbatas tersebut, manajemen dapat memberikan kegunaan yang optimal untuk pencapaian tujuan perusahaan.

Menurut Handoko (1991: 77), “Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa”. Dari kutipan di atas, di dalam perencanaan terdapat beberapa faktor penting, yaitu: harus melibatkan masa Menurut Handoko (1991: 77), “Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa”. Dari kutipan di atas, di dalam perencanaan terdapat beberapa faktor penting, yaitu: harus melibatkan masa

Perencanaan persediaan barang dagangan harus dinyatakan dan disusun dengan tegas, karena persediaan merupakan elemen utama dari modal kerja yang selalu berputar dan terus-menerus mengalami perubahan. Pengawasan persediaan berguna agar perencanan yang telah disusun dapat menjadi efektif atau dapat memperkecil hambatan dan memperkuat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Selain itu, pengawasan persediaan juga berguna untuk membantu tersedianya suatu tingkat persediaan optimum yang dapat memenuhi kebutuhan persediaan dalam jumlah, mutu dan waktu yang tepat serta biaya yang rendah dan memperkecil resiko yang dapat timbul.

Menurut Hadibroto (1994:36), Pengawasan (control) adalah segala sesuatu yang termasuk dalam aktivitas penentuan apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan perencanaannya dan apakah terhadap harta benda usaha telah diadakan pengamanan yang sebaik- baiknya. Suatu pengawasan akuntansi dimaksudkan agar perusahaan Menurut Hadibroto (1994:36), Pengawasan (control) adalah segala sesuatu yang termasuk dalam aktivitas penentuan apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan perencanaannya dan apakah terhadap harta benda usaha telah diadakan pengamanan yang sebaik- baiknya. Suatu pengawasan akuntansi dimaksudkan agar perusahaan

Menurut Assuari (1998: 177), Tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:

1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.

2. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebih-lebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar.

Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengawasan persediaan dilakukan agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan efisien.

Kegunaan/Manfaat Perencanaan dan Pengawasan Persediaan

Adapun kegunaan/manfaat perencanaan dan pengawasan persediaan barang dagangan yaitu:

1. Menekan investasi modal dalam persediaan pada tingkat yang minimum.

2. Mengeliminasi atau mengurangi pemborosan dan biaya yang timbul dari penyelenggaraan persediaan yang berlebihan, kerusakan, penyimpanan, kekunoan, dan jarak serta asuransi persediaan.

3. Mengurangi resiko kecurangan atau kecurian persediaan.

4. Menghindari resiko penundaan produksi dengan cara selalu menyediakan bahan yang diperlukan.

5. Memungkinkan pemberian jasa yang lebih memuaskan kepada para pelanggan dengan cara selalu menyediakan bahan atau barang yang diperlukan.

6. Dapat mengurangi investasi dalam fasilitas dan peralatan pergudangan.

7. Menghindarkan atau mengurangi kerugian yang timbul karena perubahan harga.

C. Tingkat Efisiensi Perusahaan XL melakukan seluruh transaksi dengan mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) dan Menggunakan system Application Process (SAP) untuk mempermudah dalam mengakses data terutama persediaan sehingga akan tercapai tingkat efisiensi Perusahaan.

1. Standard Operating Procedure (SOP)

1.1 Tujuan Tujuan Dari Standard Operating Procedure (SOP) ini adalah untuk dijadikan panduan dan pedoman pelaksanaan operasional bagi XL dalam melaksanakan fungsi masing-masing divisi sehubungan distribusi Starter Pack dan Voucher Fisik:

1.1.1 dari Main Warehouse ke Branch Warehouse

1.1.2 dari Branch Warehouse ke Depo Warehouse dan XL Center

1.1.3 dari Depo ke Dealer XL

1.1.4 pengembalian barang dari Depo dan XL Center ke Main Warehouse

1.2 Ruang Lingkup Cakupan dari Standard Operating Procedure (SOP) ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh Team Main warehouse, team Branch Warehouse, Team Depo Warehouse, XL Center Operation dan Divisi-divisi XL lain yang terkait yang tercantum dalam SOP ini.

1.3 Defenisi yang terkait di dalam SOP

1.3.1 Logistik Main Warehouse merupakan Person In Charge (PIC) yaitu pelaku yang dituju dalam subjek pekerjaannya yang bertanggung jawab terhadap stock Gudang Main/Pusat dan bertanggung jawab terhadap distribusi dari Main ke Branch

1.3.2 Logistik Branch Warehouse merupakan Person In Charge (PIC) yang bertanggung jawab terhadap stock gudang Branch dan bertanggung jawab terhadap distribusi dari Branch ke Depo dan XL Center

1.3.3 Logistik Depo merupakan merupakan Person In Charge (PIC) yang bertanggung jawab terhadap stock gudang Depo

1.3.4 XL Center merupakan Person In Charge (PIC) yang bertanggung jawab terhadap stock barang di XL Center

1.3.5 ASOC/ASR merupakan ASOC (Area Sales Operation Coordinator) / ASR (Area Sales Representatives) adalah PIC yang mensupervisi kegiatan Depo masing-masing

1.3.6 Kurir yaitu unit yang memberikan jasa Pengiriman barang

1.3.7 313 merupakan proses transfer barang di SAP

1.3.8 315 merupakan proses terima barang di SAP

1.3.9 Finance Region adalah Persin In Charge (PIC) Finance di masing-masing region

1.3.10 PIC Activation Voucher merupakan PIC yang melakukan pengaktifan voucher fisik di masing-masing region

1.4 Penanggung Jawab dalam SOP

1.4.1 Logistik Main Warehouse

1.4.2 Logistik branch Warehouse

1.4.3 Logistik Admin Depo Nasional

1.4.4 XL Center Operation (CRR, CRC, CRS, Admin XL Center, Manager)

1.4.5 ASOC (Area Sales Operation Coordinator) / ASR (Area sales representative) Nasional

1.4.6 RSOM

1.4.7 Finance Region

1.4.8 PIC Activation

1.5 Tugas dan Tanggung Jawab

1.5.1 Logistik Main Warehouse, tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. kontrol stock yang ada di gudang Main

b. melakukan pengiriman barang ke branch warehouse apabila ada request dan input 313 di SAP

c. koordinasi dengan kurir untuk pengiriman barang yang harus menggunakan kurir

d. memberikan barang ke PIC Logistik branch Warehouse apabila barang di ambil sendiri oleh logistik Branch Warehouse

e. menerima barang dan cek stock apabila ada barang yang dikembalikan

1.5.2 Logistik Branch Warehouse, tugas dan tanggung jawabnya adalah :

a. kontrol stock yang ada di gudang Branch

b. meminta stock ke Main apabila stock kurang / tidak mencukupi

c. menerima dan memeriksa barang dan input 315 di SAP

d. memeriksa barang yang datang apakah ada yang rusak

e. melakukan pengiriman barang ke Depo warehouse apabila ada permintaan dan input 313 di SAP

f. koordinasi dengan kurir untuk pengiriman barang yang harus mengunakan kurir.

g. memberikan barang ke PIC logistik Depo Warehouse apabila barang di ambil sendiri oleh Depo/ logistik Depo Warehouse

h. mengembalikan barang dari Main apabila ada yang harus dikembalikan dan proses/input mengembalikan barang di SAP

1.5.3 Logistik Admin Depo Warehouse, tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. kontrol stock yang ada di gudang Depo

b. meminta stock ke Branch apabila stock kurang/ tidak mencukupi

c. menerima dan memeriksa barang dan input stock masuk (315) di SAP

d. memeriksa apakah barang yang datang ada yang rusak

e. mengembalikan barang ke Main / Branch apabila ada repacking / ada yang harus dikembalikan

f. proses pengembalian barang di SAP jika ada barang yang harus dikembalikan

1.5.4 XL Center, tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. kontrol stock yang ada digudang XL Center

b. meminta stock ke Branch apabila stock kurang / tidak mencukupi b. meminta stock ke Branch apabila stock kurang / tidak mencukupi

d. memeriksa barang yang datang apakah ada yang rusak

e. mengembalikan barang ke Main apabila ada repacking sesuai informasi dari channel/ Main / koordinir repacking

f. Proses pengembalian barang di system melalui POS / IRBS dan koordinasi dengan admin XLC untuk memastikan barang sudah berkurang

1.5.5 Admin XL Center, tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. memastikan barang masuk dan keluar sudah tercatat di SAP

b. memastikan stock barang di SAP sesuai dengan stock fisik di XL Center (berkoordinasi dengan koordinator / Supervisor XL Center)

1.5.6 ASOC (Area Sales Operation Coordinator) / ASR (Area Sales representatives) Nasional

a. memonitor pengiriman barang return ke Main apakah sudah di lakukan

b. memonitor administrasi yang dilakukan Logistik Depo Warehouse (bagi area dimana Logistik masih di bawah Sales)

1.5.7 Finance Region

a. memonitor Stock dan administrasi Logistik Depo / Branch bagi area yang Logistiknya sudah di bawah Finance

b. stock opname ke semua gudang sesuai dengan kapasitasnya

1.5.8 PIC Activation

a. Mengaktifkan fisik voucher atas permintaan dari Depo dan XL Center.

Berikut ini jalur distribusi persediaan pada PT. XL:

Main Warehouse

TR

Goods

Branch warehouse

TR

Goods TR Goods

Goods

XL Center

Depo

Dealer PO &Payment

Payment Goods

XL Kita (DL)

Gambar 2.1

Jalur distribusi baraang XL Medan

Sumber: PT excelcomindo Pratama, Tbk Medan 2008 Dari jalur distribusi di atas dapat kita lihat bahwa jalur persediaan

PT XL sangat panjang untuk sampai ke dealer (toko-toko XL kita) dan kemudian di jual. Apabila hal ini tidak didukung oleh perencanaan dan pengawasan yang baik dan efektif akan memungkinkan terjadinya PT XL sangat panjang untuk sampai ke dealer (toko-toko XL kita) dan kemudian di jual. Apabila hal ini tidak didukung oleh perencanaan dan pengawasan yang baik dan efektif akan memungkinkan terjadinya

2. System Application Process (SAP)

SAP (System Application Pocess) merupakan sistem yang digunakan XL untuk melakukan seluruh kegiatan operasional perusahaan, termasuk perencanaan dan pengawasan persediaan. Perencanaan dan pengawasan persediaan material/ produk marketing (berupa SP/starter pack, PV/ physics voucher, presimse, bundling handset, datacard dll) yang diawali dari sales dan production planning untuk material tersebut. Proses produksi material adalah \tanggung jawab dari team channel HQ (Head Quarter) di Jakarta yang dilakukan oleh vendor XL. Data-data yang dibutuhkan sebagai ramalan (forecast) untuk perencanaan produksi antara lain yaitu: sales plan, monthly/annual sales target dan actual stock di Branch Warehouse dan Depo yang berasal dari region. Setelah proses produksi selesai, tahap selanjutnya adalah proses delivery/distribusi material tersebut dari Main Warehouse ke area-area di region.

Material yang sudah menjadi stock di Branch Warehouse atau Depo area selanjutnya akan didistribusikan sesuai dengan permintaan, kebutuhan atau quota yang telah ditentukan. Branch Warehouse akan mensupply kebutuhan material untuk Depo dan XL Center. Permintaan/request material dari Dealer berdasarkan quota yang telah ditentukan tiap minggunya akan dipenuhi oleh Depo. Untuk area dimana tidak terdapat Branch Warehouse atau hanya terdapat d\Depo saja, Material yang sudah menjadi stock di Branch Warehouse atau Depo area selanjutnya akan didistribusikan sesuai dengan permintaan, kebutuhan atau quota yang telah ditentukan. Branch Warehouse akan mensupply kebutuhan material untuk Depo dan XL Center. Permintaan/request material dari Dealer berdasarkan quota yang telah ditentukan tiap minggunya akan dipenuhi oleh Depo. Untuk area dimana tidak terdapat Branch Warehouse atau hanya terdapat d\Depo saja,

Tanggung jawab dalam aktivitas perencanaan dan pengawasan persediaan barang:

• Sales Production Planning dilakukan oleh team channel Head Quarter (HQ) di Jakarta

• Data sales plan dan annual sales target dilakukan oleh team RSO/Regional Sales Operatoin di region

• Distribusi/delivery material dari Main warehouse ke area region dilakukan oleh team main Warehouse Jakarta • Maintain stock di SAP dan actual stock (termasuk transaksi material, inventory, rekonsiliasi dan lain-lain) di Branch Warehouse, Depo dan XL

Center dilakukan oleh Admin branch Warehouse (under Departemen Finance region), admin Depo (under Departemen Sales Operation) dan admin XL Center (under Departemen XLC region).

Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam menganalisis efektivitas suatu sistem. Salah satu kriteria yang dapat digunakan dalam menganalisis efektifitas sistem adalah kriteria yang ditetapkan oleh

Wilkiinson et,al (2000:350) menyatakan bahwa kriteria-kriteria yang perlu diperoleh untuk menilai apakah sistem yang ada, atau yang akan dibuat, efektif dan efisien, antara lain:

1. Relevant

2. Capacity of system

9. Security of system

10. Economics

11. simplicity Dengan adanya kriteria-kriteria di atas akan memudahkan manajemen dalam menentukan apakah sistem yang berjalan saat ini atau sistem yang akan digunakan nanti dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sehingga tujuan perusahaan dapat terpenuhi dengan adanya sistem yang efektif.

D. Tinjauan Penelititan Terdahulu Tabel 2.1

Nama dan Judul Penelitian

Hasil Penelitian

Tahun Siswa

Perencanaan dan 1.PT. Wicaksana Overseas International Cabang Medan Purnama

pengawasan merupakan perusahaan dagang yang menjual barang Sari(2002) persediaan Barang kebutuhan sehari-hari yang dikelompokkan ke dalam 7 dagangan pada PT macam Produk, yaitu: rokok, makanan, minuman, makanan wicaksana Overseas ringan, perawatan diri, perawatan rumah tangga, dan Internasional

perawatan kesehatan.

Cabang Medan 2.Sistem pencatatan yang di pakai perusahaan adalah perpetual, yaitu pencatatan yang dilakukan setiap terjadi mutasi barang. Pencatatan dilakukan di MHS (Mutasi Stock

Maslija Harian) yang sudah menggunakan sistem komputerisasi. Noviani

Analisis Efektivitas 3.Fasilitas pergudangan perusahaan cukup baik dan memadai, Iwai

Sistem Informasi yang dapat menampung semua persediaan barang dagangan (2007)

Persediaan dan yang dijual. Pendistribusian

Barang pada PT. 1. .Hasil analisis efektivitas sistem menunjukkan bahwa Excelcomindo

Sistem Informasi dan Pendistribusian Barang di XL Medan Pratama ,Tbk

dinyatakan kurang efektif. Dari segi keamanan sistem disebabkan tidak adanya pemisahan fungsi yang memungkinkan terjadinya penyelewengan persediaan dan hal ini berkaitan dengan sistem pengendalian internal persediaan.

2. Hasil analisis pengendalian internal persediaan menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan dalam hal persediaan kurang efektif. Karena dari segi pemisahan fungsi, XL medan tidak menerapkan pemisahan fungsi dalam penanganan persediaan. Dimana fungsi yang menangani catatan persediaan dan fungsi yang menangani fisik persediaan hanya dilakukan oleh satu bagian yaitu bagian Branch Warehouse.

E. Kerangka Konseptual

PT .Excelcomindo Pratama , Tbk

Persediaan Produk

Perencanaan dan Pengawasan

Persediaan

Alat Ukur Tingkat Efisiensi Persediaan dengan Menggunakan SOP (Standard Operasional Prosedure) & SAP (System

Application Process)

Efisiensi Perusahaan

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Dari skema di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : PT. Excelcomindo Pratama, Tbk Medan dalam kegiatan operasionalnya menjual

persediaan produk berupa Starter Pack (kartu perdana) dan voucher fisik yang dalam hal ini sangat memerlukan perencanaan dan pengawasan agar tidak terjadi kekurangan/kelebihan persediaan serta tidak terjadi kecurangan ataupun pencurian persediaan, untuk membuat perencanaan dan pengawasan persediaan menjadi persediaan produk berupa Starter Pack (kartu perdana) dan voucher fisik yang dalam hal ini sangat memerlukan perencanaan dan pengawasan agar tidak terjadi kekurangan/kelebihan persediaan serta tidak terjadi kecurangan ataupun pencurian persediaan, untuk membuat perencanaan dan pengawasan persediaan menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian.

B. Jenis dan Sumber Data

Adapun data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis. Misalnya, data yang bersumber dari wawancara dan pengamatan langsung oleh penulis.

b. Data Sekunder, yaitu data yang sudah diolah yang bersumber dari perusahaaan yang diteliti, misalnya sejarah singkat perusahaan , struktur organisasi dan data yang berhubungan dengan akuntansi.

C. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan:

1. Teknik wawancara, dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pihak perusahaan,

2. Teknik dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan informasi- informasi yang diperlukan melalui buku-buku, literatur dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

D. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Medan yang beralamat di Jl. Diponegoro No.5 Medan.

Tabel 3.1 Tabel Jadwal Penelitian

Bulan (2009) Tahapan Penelitian

Sept Okt Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Pengumpulan Data Seminar Proposal Penulisan Laporan Penyelesaian Laporan

Mei

Juni Juli

Agt

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT Excelcomindo Pratama, Tbk

a. Sejarah singkat perusahaan

PT Excelcomindo Pratama, Tbk didirikan pada tanggal 6 oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari yang bergerak dibidang perdagangan dan jasa umum. Pada tahun 1995 seiring dengan kerjasama antara Rajawali Group pemegang saham PT Grahametropolitan Lestari dengan beberapa investor asing (Nynex, AIF, dan Mitsui), PT Grahametropolitan Lestari mengubah nama menjadi PT Excelcomindo Pratama Tbk dengan kegiatan utamanya sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi. XL memperoleh lisensi GSM 900 pada bulan September 1995 dan beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996. XL menyediakan pelayanan jaringan GSM seluler di Indonesia dengan menggunakan teknologi GSM 900. Dalam perkembangannya XL memperoleh izin jaringan bergerak seluler untuk teknologi DCS 1800. Semenjak itu, XL adalah perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon mobile di Indonesia.

XL merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia yang merupakan satu anggota operator Axiata bersama dengan Aktel (Bangladesh), HELLO (Cambodia), Idea (India), MTCE (Iran), Celcom (Malaysia), Multinet (Pakistan), M1 (Singapore) dan Dialog (Sri

Lanka). XL dimiliki oleh Axiata Group Berhad melalui Indocel Holding Sdn Bhd (83,8%), Etisalat melalui Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) International Indonesia Ltd. (16%) dan publik (0,2%). Bisnis XL saat ini adalah sebagai consumer solution yaitu sebagai penyedia jaringan selular dual band melalui kartu pra bayar ( bebas) dan pasca bayar (Xplor). Dan juga sebagai bussines solutions yaitu sebagai penyedia layanan solusi korporat berbasis sirket sewa (leased line), broad band dan IP (internet Protocol). Hingga saat ini, XL telah mendirikan lebih dari 14.000 menara Base Transceiver Station (BTS) di seluruh Indonesia untuk melayani lebih dari 22 juta pelanggannya.

Untuk memberikan pelayanan dan dukungan terbaik bagi para pelanggannya, hingga kwartal I tahun 2007 telah tersedia lebih dari 156 gerai XL Center di seluruh Indonesia, didukung oleh layanan Contact Center yang selalu siap menyediakan informasi kepada pelanggan selama

24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Beberapa pengecer juga turut serta menjual perdana dan voucher isi ulang XL. Pelanggan prabayar XL dapat memperoleh isi ulang elektronik pada setiap XL center dan outlet, mesin ATM pada bank-bank besar dan melalui call center XL. Pada tahun 2006, XL resmi memperoleh lisensi 3G, layanan telekomunikasi seluler berbasis 3G pertama yang tercepat dan terluas di Indonesia.

b. Struktur Organisasi

Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otoritas, dan akuntabilitas (pertanggungjawaban) seluruh organisasi.

Dengan adanya struktur organisasi, setiap bagian di dalam perusahaan dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. PT Excelcomindo Pratama, Tbk juga memiliki stuktur yang mencerminkan arus tanggung jawab, otoritas, dan pertanggungjawaban dari setiap bagian di dalam perusahaan. Adapun struktur organisasi dari PT Excelcomindo Pratama, Tbk cabang Medan dapat dilihat pada lampiran 1.

Berikut ini uraian tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian dalam perusahaan :

Vice President

Merupakan posisi tertinggi di dalam struktur. Vice President dibantu oleh dua orang general manager yaitu General Manager Sales dan general Manager Network.

General manager Sales

Tugas dan tanggung jawabnya :

1. meningkatkan demand terhadap produk-produk XL di pasar

2. melakukan aktivitas untuk meningkatkan revenue/penjualan

3. meningkatkan pelayanan terhadap customer agar lebih loyal, sehingga meningkatkan revenue.

4. Meningkatkan kerja sama corporate dengan perusahaan lainnya dengan menjual produk/jasa XL

5. menentukan kegiatan promosi di areanya

6. memilih/menentukan channel penjualan General Manager Sales membawahi beberapa orang manager yaitu :

Manager Business Solution (Busol), tugas dan tangung jawabnya :

a. melakukan penjualan kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa telekomunikasi XL.

b. Harus mencapai target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan untuk jasa yang dijual kepada pihak luar

Manager Busol dibantu oleh beberapa orang staff. Manager XL Center, tugas dan tanggung jawabnya :

a. memberi pelayanan Customer Service yang terbaik bagi pelanggan yang datang ke XL center Medan

b. melakukan penjualan produk-produk XL dan melakukan penerimaan pembayaran/tagihan bulanan customer

c. berusaha meningkatkan loyalitas customer Manager XL Center dibantu oleh beberapa orang supervisor dan beberapa

orang staf. Manager Promo, tugas dan tanggung jawabnya :

a. melakukan kegiatan/event agar dapat meningkatkan penjualan dari departemen sales

b. melakukan kerja sama dengan Event Organizer untuk aktivitas promosi

c. melakukan publikasi kepada semua media elektronik, cetak, visual,dll. Manager promo dibantu oleh satu orang supervisor dan coordinator promo serta beberapa orang staf. Manager Sales Medan, tugas dan tanggung jawabnya : c. melakukan publikasi kepada semua media elektronik, cetak, visual,dll. Manager promo dibantu oleh satu orang supervisor dan coordinator promo serta beberapa orang staf. Manager Sales Medan, tugas dan tanggung jawabnya :

b. meningkatkan ketersediaan barang atau produk XL di pasar

c. melakukan pembinaan/pengembangan terhadap sales distribution di area masing-masing

d. meningkatkan revenue perusahaan dengan meningkatkan produk yang di jual dipasar.

Manager Sales Medan dibantu oleh beberapa orang ASOC (Area Sales Operation Coordinator) dan beberapa orang staf. General Manager Network, tugas daan tanggung jawabnya adalah :

1. memastikan avaibelity signal XL di seluruh area

2. menjaga BTS agar selalu dalam keadaan aktif

3. meningkatkan pembangunan BTS yang ada di areanya

4. menentukan area/titik daerah yang akan dibangun BTS

5. melakukan supporting terhadap departemen General Manager Network membawahi beberapa orang manager yaitu: Manager Field Maintanance, Manager Construction, Manager Network Support. Manager Field Maintenance, tugas dan tanggungjawabnya terdiri dari:

a. melakukan pengawasan terhadap BTS-BTS yang ada

b. secara rutin melakukan pemeriksaan/controlling terhadap BTS-BTS tersebut

c. mencegah terjadinya pencurian, pemadaman listrik, dan lain-lain yang mengakibatkan operasi BTS menjadi terganggu c. mencegah terjadinya pencurian, pemadaman listrik, dan lain-lain yang mengakibatkan operasi BTS menjadi terganggu

a. melakukan pembangunan BTS

b. melakukan pengawasan dalam instalasi peralatan/perlengkapan BTS dari awal hingga BTS tersebut aktif.

c. Mengatur jadwal pembangunan BTS tersebut, mana yang prioritas dan mana yang tidak

Manager Construction dibantu oleh satu orang supervisor dan beberapa orang staff. Manager Network Support, tugas dan tanggung jawabnya terdiri dari:

a. mengawasi jalannya project yang sedang dilakukan

b. melakukan pengawasan terhadap budget perusahaan dalam hal pembangunan BTS

c. melakukan pencatatan administrasi atas BTS-BTS yang telah aktif

d. mengatur pemakaian energi terhadap BTS (missal : pemilihan PLN atau solar)

Manager Network Support dibantu oleh coordinator project dan coordinator budgeting serta beberapa orang staff. Selain membawahi general manager sales dan general manager network, vice president juga membawahi beberapa orang manager yang langsung Manager Network Support dibantu oleh coordinator project dan coordinator budgeting serta beberapa orang staff. Selain membawahi general manager sales dan general manager network, vice president juga membawahi beberapa orang manager yang langsung

Manager finance

Adapun tugas dan tanggung jawab manager finance adalah:

1. melakukan pengawasan terhadap prsediaan produk-produk XL ysng ada.

2. Meminimumkan terjadinya Bed debt kepada perusahaan rekanan lainnya

3. Melakukan pengawasan terhadap pembelian-pembelian barang yang akan di beli dalam kaitannya dengan project

4. Melakukan controlling terhadap dana yang ada di Medan Manager finance dibantu oleh beberapa orang supervisor yaitu supervisor account receivable (A/R), supervisor inventory, dan supervisor procurement serta beberapa orang staff di bawah supervisor tersebut.

Manager management service

Adapun tugas dan tanggung jawab Manager Management Service adalah:

1. Melakukan pengawasan terhadap gedung dan fasilitas kantor lainnya

2. Melakukan rekrutmen/pengangkatan karyawan

3. Melakukan pendekatan terhadap pemerintahan/lembaga daerah lainnya. Manager management service dibantu oleh beberapa orang supervisor yaitu supervisor human resources development (HRD), supervisor external affair (EA), dan supervisor facilities management (FM) serta beberapa orang staff dibawah supervisor tersebut.

2. Persediaan Perusahaan

a. Jenis-jenis persediaan

Jenis persediaan di XL Medan hanya terdiri dari persediaan barang jadi. Persediaan ini didapat dari Main warehouse yang berlokasi di Jakarta. Persediaan barang jadi ini dikelompokkan berdasarkan produk yang dijual oleh perusahaaan. Untuk memudahkan pencatatan, produk-produk tersebut telah diberi kode terlebih dahulu yang hanya diketahui oleh bagian yang menangani persediaan. Adapun produk-produk yang dijual oleh XL medan yaitu:

1. Kartu perdana bebas yang merupakan kartu pra bayar dan kartu perdana Xplor yang merupakan kartu pasca bayar. Produk-produk ini diberi kode seperti:

• Spbebas2-10mdn untuk kartu perdana bebas • Spxplor50k-mdn untuk kartu perdana Xplor

2. Voucher isi ulang kartu bebas. Voucher ini ada yang bernilai Rp. 5000 sampai yang bernilai Rp. 100.000. produk ini di beri kode seperti:

• Voucher100k • Voucher50k • Voucher10k • Voucher5k

3. Sim card penukaran (kartu pengganti) kartu bebas dan Xplor. Produk-produk ini diberi kode seperti:

• Presimse 16k • Presimse32kopq, dan lain-lain • Presimse 16k • Presimse32kopq, dan lain-lain