Pendapatan Nasional disebut juga (8)

Pendapatan Nasional
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara salah satunya
dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan
ekonomi ( Economic Growth ) dapat diukur dari kenaikan besarnya pendapatan
nasional ( produksi nasional ) pada periode tertentu. Oleh karena itu, nilai dari
pendapatan nasional ( National Income ) ini merupakan gambaran dari aktivitas
ekonomi secara nasional pada periode tertentu. Tingginya tingkat pendapatan
nasional dapat mencerminkan besarnya barang dan jasa yang dapat diproduksi.
Besarnya kapasitas produksi tersebut dapat menunjukkan tingginya tingkat
kemakmuran masyarakat dalam suatu negara. Baik negara yang sedang
berkembang maupun negara – negara maju, semua mengiginkan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktorfaktor produksi dalam satu periode, biasanya satu tahun.
Arus pembayaran atas faktor produksi oleh sektor perusahaan,
pemerintah, ataupun luar negeri merupakan pendapatan bagi parapemilik faktor
produksi. Setiap orang akan memperoleh pendapatan karena membantu proses
produksi.


Permasalahan
Diatas telah dijelaskan kepada kita apa itu pendapatan nasional . Dan
disini kita membahas konsep teori dan pembahasan tentang pendapatan
nasional serta perbandingan Negara Indonesia dengan negara lainnya?
Bagaimnana perhitungan pendapatan nasional dengan metode
pendapatan, produksi, dan pengeluaran ?, Bagaimana perbandingan PDB dan
pendapatan Indonesia dengan negara lain ?, Apa saja manfaat perhitungan
pendapatan nasional ? dan lain sebagainya.

Tujuan mempelajari Pendapatan Nasional
Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian masyarakat dan
negara, Memperoleh taksiran yang akurat tentang nilai barang dan jasa dalam
satu tahun, Membantu pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan
program pembangunan, Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi perekonomian negara.

Manfaat mempelajari Pendapatan Nasional
Mengetahui struktur perekonomian negara (agraris, industri, jasa),
Mengetahui pertumbuhan perekonomian negara, dengan cara membandingkan


pendapatan nasional dari waktu ke waktu, Dapat membandingkan perekonomian
antar daerah, Dapat dijadikan dasar perbandingan dengan perekonomian negara
lain,Dapat membantu kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional adalah Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan
untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional.
Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang
diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor
perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55).
Selain itu, data pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk
membuat prediksi tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan
datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan
kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan
ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno,
2008, p57).

Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara (Sukirno, 2008, p36). Pengertian berbeda
dituliskan dengan huruf besar P dan N, dimana Pendapatan Nasional adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk
memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu (Sukirno, 2008,
p36). Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam perhitungan pendapatan
nasional, yaitu pendapatan nasional bruto dan pendapatan domestic bruto

Konsep Pendapatan Nasional
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam
batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan
GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum
diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto/kotor atau disebut juga dengan Pendapatan Domestik
Bruto (PDB) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa final yang
diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode (Mankiw, 2006, p6),

meliputi faktor produksi milik warga negaranya sendiri maupun milik warga
negara asing yang melakukan produksi di dalam negara tersebut.
“Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi
suatu negara”

Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara
(nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk
hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut atau
disebut juga dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) merupakan nilai barang
dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik
warga negara tersebut, termasuk nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor
produksi yang digunakan di luar negri, namun tidak menghitung produksi yang
dimiliki penduduk atau perusahaan dari negara lain yang digunakan di dalam
negara tersebut (Sukirno, 2008, p35).

Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi

depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement).
Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski
yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga
mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif
kecil.

Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak
tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang
bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak
hadiah, dll.

Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan
yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang
diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga
menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini,

melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh
pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas
pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah
pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan
(pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa
tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun
(iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan
maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi
bekerja).

Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak
langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak,
contohnya pajak pendapatan.


Penghitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan
(upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi
dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas
faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
2. Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk
yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa,
dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung
dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan
mentah atau barang setengah jadi).
3. Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini
dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat
pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption),
pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih
antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M)
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%

g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk
= PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007
adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?

jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
Tiga metode yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional
1.Cara Pengeluaran
Digunakan di negara-negara maju, seperti Belanda, Inggris, Jerman dan
Amerika Serikat, dimana pendapatan nasional yang dihasilkan metode ini dapat
memberi gambaran tentang sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang
dihadapi atau sampai dimana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan
tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati, serta memberikan informasi dan
data yang dibutuhkan dalam analisis makroekonomi (Sukirno, 2008, p37).

Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran memiliki empat
komponen penting,

* Konsumsi rumah tangga adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah
tangga, termasuk barang tahan lama, barang tidak tahan lama, jasa dan biaya
pendidikan (Mankiw, 2006, p12), namun tidak termasuk investasi, seperti
pembayaran asuransi atau uang saku untuk anak (Sukirno, 2008, p38).
* Belanja pemerintah mencakup pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah,
yang dibedakan menjadi konsumsi dan investasi (Sukirno, 2008, p38). Yang
termasuk dalam konsumsi adalah pembayaran gaji dan tunjangan pegawai negri
dan pembelian inventaris, sedangkan yang termasuk investasi adalah
pembangunan jalan raya, sekolah, dan lain sebagainya. pembayaran jaminan
social untuk fakir miskin, bantuan untuk korban bencana alam dan subsidi
lainnya tidak termasuk dalam belanja pemerintah, melainkan termasuk dalam
pembayaran transfer, karena tidak ada barang/jasa yang diproduksi (Mankiw,
2006, p13).
* Investasi merupakan pembelian barang yang nantinya digunakan untuk
memproduksi barang/jasa lainnya (Mankiw, 2006, p12). Investasi dapat
digolongkan menjadi pengeluaran atas barang modal dan peralatan produksi,
perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun, dan pengeluaran untuk
mendirikan bangunan (Sukirno, 2008, p39).
* Ekspor neto sama dengan pembelian produk dalam negri oleh orang asing
(ekspor) dikurangi dengan pembelian produk luar negri oleh warga negara

tersebut (impor) dalam periode yang sama (Mankiw, 2006, p13).
2.Cara Produk Neto

Produk neto dapat diartikan sebagai nilai tambah yang diciptakan dalam suatu
proses produksi (Sukirno, 2008, p42). Sehingga perhitungan pendapatan
nasional dengan cara neto diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah yang
diwujudkan oleh perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian
negara tersebut. Cara ini dapat memberikan informasi tentang seberapa besar
pengaruh sektor-sektor tersebut terhadap perekonomian negara.
3.Cara Pendapatan
Pendapatan nasional dengan cara pendapatan diperoleh dari penjumlahan
pendapatan-pendapatan yang terjadi, akibat penggunaan faktor produksi untuk
mewujudkan barang dan jasa (Sukirno, 2008, p44). Pendapatan tersebut
digolongkan menjadi pendapatan para pekerja (gaji/upah), pendapatan dari
usaha perseorangan, pendapatan dari sewa, bunga neto dan keuntungan
perusahaan.
Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional, terdapat berbagai kendala,
terutama di Indonesia. Masalah tersebut antara lain adalah
* Ketersediaan data dan informasi, karena tidak semua kegiatan ekonomi
terdokumentasi dengan baik

* Pemilihan kegiatan produksi yang termasuk dalam perhitungan. Sebagai contoh
adalah kegiatan produksi dalam rumah tangga seperti mencuci dan memasak,
menanam palawijo untuk konsumsi pribadi, kegiatan yang menyalahi hukum
seperti transaksi jual beli obat terlarang dan prostitusi, serta tunjangan yang
tidak berupa uang, tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional.
* Penghitungan dua kali kerapkali terjadi ketika bahan yang sama dikonsumsi
oleh orang yang berbeda. Misalnya gula dan tepung yang dibeli oleh ibu rumah
tangga dapat dianggap sebagai barang jadi, namun jika bahan tersebut dibeli
oleh bakery shop, maka dianggap sebagai barang setengah jadi. Apabila nilai
produksi tepung dan gula dimasukkan dalam perhitungan produksi roti/kue,
maka akan terjadi perhitungan dua kali.
* Penentuan harga barang yang berlaku, karena tidak semua tempat
menggunakan harga yang sama, bergantung pada lokasi, musim, harga dollar,
dan lain sebagainya.
* Investasi bruto dan investasi neto, dimana terdapat perbedaan akibat
depresiasi, terutama untuk menghitung investasi yang dilakukan oleh negara.
* Informasi kenaikan harga barang membutuhkan informasi indeks harga.
Penentuan indeks harga itu sendiri memiliki beberapa masalah, seperti
penentuan barang yang akan digunakan dalam perhitungan.

Manfaat Perhitungan Pendapatan Negara atau Nasional
Bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk
mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang
dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional

juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan
menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat
digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri,
pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan
nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau
agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang
unggul di sektor jasa, dan sebagainya juga dapat digunakan untuk menentukan
besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional,
misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan
sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara
atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

Faktor yang memengaruhi Pendapatan Nasional
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan
permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang
akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan
penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran
barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan
tingkat harga tertentu.
“Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan
nasional”
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka
perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat
harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan
tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional
(pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.

Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan
jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak
dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan
sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang
dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku
masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

Investasi

Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agregat. Pendapatan Nasional disebut juga Produk Domestik
Bruto(PDB) atau Gross Domestic Product(GDP) adalah “Nilai barang dan jasa
akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian
dalam satu periode dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang berada
dalam perekonomian tersebut. Dalam konteks Negara, Indonesia juga
menghitung Pendapatan Nasionalnya dalam kurun waktu 1 tahun/periode.

Studi kasus mengenai pendapatan nasional indonesia
Dari data tersebut bisa kita simpulkan bahwa setiap tahunnya Indonesia
mengalami peningkatan Pendapatan Nasional. Indonesia juga menjadi salah satu
negara dengan PDB terbesar didunia. Pendapatan terbesar berada pada bidang
Industri Pengolahan yg berkisar di atas 25% dari PDB. Pada tahun 2005
Pendapatan Nasional Indonesia terbesar dipasok dari sektor pertambangan
sebesar Rp 491,28 triliuni. Dilihat dari PDB tanpa Migas juga tidak terpaut jauh
dari PDB dengan migas, itu berarti sektor tersebut memberikan PDB yang cukup
besar. Pendapatan Nasional Indonesia terkecil berada pada sektor Listrik, Gas
dan Air Bersih yang berkisar di bawah 1% dari PDB. Sedangkan mulai dari tahun
2006 hingga 2009 sektor Industri yang paling besar menyumbang Pendapatan
Nasional. Dapat dikatakan bahwa Indonesia saat ini berkembang menjadi Negara
Industri walaupun Indonesia disebut sebagai negara Agraris. Mengapa
demikian ? Indonesia menpunyai peluang besar untuk menjadi Negara Industri
dengan SDM yang ada dan dengan adanya teknologi yang berkembang cukup
pesat saat ini. Dengan menjadikan Industri sebagai tonggak utama
Pembangunan dan diberdayakannya SDM yang ada, bukan tidak mungkin
Indonesia dapat menciptakan peluang usaha guna mengurangi tingkat
pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan derajat hidup rakyat banyak.
Menurut VIVAnews – Pendapatan per kapita 2010 diperkirakan naik sekitar
US$3.000 atau Rp27 juta per tahun. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
Rusman Heriawan, kenaikan itu disebabkan dua faktor. Pertama, pertumbuhan
ekonomi yang diperkirakan mencapai sekitar enam persen atau lebih, yang pada
gilirannya akan meningkatkan PDB. Dampaknya akan lebih bagus jika
pertumbuhan PDB lebih cepat dibanding laju pertumbuhan penduduk.

Dampak Pendapatan Nasional Bagi Negara Lain
Masalah ekonomi sepertinya telah menjadi masalah paling rumit di
Indonesia. Bisa dikatakan demikian karena masalah tersebut tak jua
mendapatkan jalan keluar.. Pemerintah terdiri dari presiden ,menteri dan stafstafnya seringkali dituding sebagai pihak yang paling bersalah atas ketidak
mampuan Indonesia menangani masalah perekonomian, namun nyatanya
setelah beberapa periode pergantian “pemimpin” masalah Ekonomi tetap saja
tidak dapat diperbaiki, bahkan bisa dikatakan semakin parah.
Pendapatan nasional Indonesia menjadi tolak ukur seberapa jauh
Indonesia telah berkembang dari waktu ke waktu, dari segi perbaikan memang
jika dilihat dari pendapatan nasionalnya perekonomian Indonesia dikatakan

meningkat, namun ada hal lain yang juga tak mampu dipungkiri yaitu Hutan
Negara Indonesia yang juga dikatakan semakin meningkat.
Kegagalan Indonesia di masa lalu dalam mengelola utang telah
menyebabkan sebagian masyarakat alergi terhadap utang luar negeri dan
menganggapnya sebagai beban yang harus dibayar mahal. Besarnya utang luar
negeri saat ini telah menimbulkan pro kontra di kalangan masyarakat luas.
Adanya utang yang sangat besar tersebut merupakan suatu ancaman terhadap
stabilitas ekonomi dan kemandirian bangsa Indonesia jika tidak dikelola dengan
baik.
Dikarenakan fungsi pendapatan nasional atau pendapatan perkapita
membandingkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat dan tingkat ekonomi
antar Negara, pendapatan nasional Negara ini yag bisa dikatakan belum pada
traf memadai juga dapat membuat Negara kita menjadi bahan olok-olok Negara
lain, kita ambil contoh amerika, tidak dapat dipungkiri bahwa seringkali
pemerintah Indonesia dikatakan “disetir” oleh amerika, banya diantara kebijakan
yang diambil pemerintah duduga memiliki campur tangan dari amerka, ini terjadi
karena amerika merasa Indonesia masih sangat membutuhkan amerika dalam
berbagai bidang perekonomian. Begitu pula dengan Negara-negara lain yang
kebanyakan berasal dari benua eropa dan amerika, Indonesia dianggap lemah
dan membutuhkan banyak bantuan dari luar negeri untuk mengkatkan
perekomiannya.
Tidak semua dampak yang ditimbulkan oleh adanya pendapatan nasional
tersebut adalah dampak buruk, ada dampak baik yang juga dibawa olehnya.
Data pendapatan nasional dapat yang digunakan untuk menggolongkan suatu
negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa, mengggolongkan
Indonesia sebagai negara pertanian atau agraris membuat hasil bumi Indonesia
cukup dikenal berlimpah oleh Negara luar . Ini meberikan dampak positif yaitu
banyaknya Negara luar yang mengimport barang dari Indonesia, mengingat
pentingnya kenaikan tingkat eksport untuk mengukur pendapatan nasiona
tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi Indonesia.

SARAN
Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang baik.
Akan tetapi bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat
mengikuti begitu saja. Untuk itu pemerintah harus lebih memaksimalkan
pemerataan dalam mendistribusikan pendapatan, agar tidak terjadi gap

(kesenjangan) di dalam tingkat
munculnya suatu ketegangan.

kehidupan

masyarakat

yang

berakibat

Berharap agar pemerintah Indonesia tanggap terhadap pendapatan nasional di
negara kita.

BAB III
PENUTUP
Dengan ini saya harapkan semoga Paper yang telah saya kerjakan,
menjadi sesuatu hal yang berguna bagi saya maupun orang lain yang membaca
Paper ini, tak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Sumber-sumber informasi yang membantu saya dalam pengerjaan Paper
ini.
Tak lupa kepada Dosen saya yang membantu saya dalam mencari tema
tentang Paper ini Sehingga saya dapat mencari dan menentukan judul Paper ini
dengan judul “Pendapatan Nasional”, dan berkat beliau saya dapat termotifasi
untuk dapat mengerjakan Paper ini.