TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS
BISNIS SABLON

NAMA

:

M. MU’TASHIM. N

NIM

:

11.12.5389

KELAS

:

S1-SI-01


STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

2011/2012

ABTRAK
Bisnis seperti ini memang memiliki peluang yang sangat baik. Usaha sablon digital
merupakan jenis usaha yang memiliki target pasar yang masih sangat luas. Target
pasar usaha ini meliputi perseorangan sampai perusahaan besar. Bisa dikatakan
bahwa jenis usaha ini tidak akan sepi karena bagi mereka yang membutuhkan jasa
usaha ini tetap membutuhkan promosi untuk kemajuan perusahaan mereka dalam
menarik pelanggan. Dengan modal kecil Keuntungan yang di dapatkan pun akan
berlipat ganda hasilnya.

ISI
Kunci sukses dalam bisnis sablon ini adalah desain. Ciptakan desain-desain yang
baik dan unik agar menempati posisi yang baik di mata konsumen. Ini penting jika
kamu memang ingin membangun brand atau merek sendiri.

Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu citra ke atas
berbagai jenis media atau bahan cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain,

plastik, kulit, dan lain-lain. Wujud yang paling sederhana dari stensil terbuat dari
bahan kertas atau logam yang dilubangi untuk mereproduksi atau menghasilkan
kembali gambar maupun hasil dari suatu rancangan desain. Stensil tersebut
selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli atau original dimana
detail-detail gambar yang direproduksi memiliki tingkat keterbatasan terutama bila
mereproduksi detail-detail yang halus.

Pada teknik cetak sablon acuan yang berupa stensil dapat juga melalui tahapan
fotografi, yang pada umumnya dikenal dengan istilah film hand cut.Film photographi
dan emulsi stensil direkatkan ke atas alat penyaring (screen) yang dibentangkan pada
sebuah bingkai yang terbuat dari bahan kayu maupun logam yang berfungsi sebagai
pemegang bagian dari suatu desain, dan harus mampu menahan bagian yang
digunakan selama proses penyablonan berlangsung. Adakalanya para perancang
grafis melakukan tahapan desain secara langsung pada permukaan alat penyaring
dengan bahan yang disebut “tusche” dan kemudian menutup eseluruhan sablonan
dengan lem. Tusche selanjutnya dicuci dengan bahan pelarut agar diperoleh bagian
yang dapat mengalirkan tinta pada permukaan alat penyaring.

Pada awal abad ke 20 proses pelaksanaan cetak sablon mulai menggunakan
kain/screen yang terbuat dari bahan sutera yang semula dipergunakan untuk

menyaring tepung. Dari sinilah maka istilah cetak sablon dikenal dengan sebutan
“silk screen printing” yang digunakan pada tahapan proses cetak. Karena sutera
harganya cukup mahal, serta memiliki kekuatan yang kurang baik, serta secara
dimensional kurang stabil, maka kemudian diganti dengan bahan yang terbuat dari
nilon dan selanjutnya dengan poliester. Sedangkan untuk keperluan cetak, alat-alat

atau benda-benda elektronik dipergunakan kain (screen) yang terbuat dari bahan
stainless steel/logam.
Serat kain dibuat/dianyam/dirajut menurut standar dan diproduksi dengan berbagai
ukuran tergantung dari tingkat ketebalan serat benang yang akan menghasilkan
tingkat kerapatan anyaman.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mutu, baik mutu kaos maupun mutu
pengerjaan sablonnya. Desain yang bagus kalau dikerjakan dengan ceroboh tentu
akan merusak hasil yang diharapkan. Pengetahuan cara menyablon memang harus
dikuasai.

Setelah desain ada, produknya jadi, tentu pasarnya yang kita tuju. Bagaimana
strateginya? Secara ringkas, untuk produk sablon yang 'biasa' tentu Anda harus
memiliki distributor yang banyak di setiap pasar, toko bahkan kakilima untuk

memasarkannya.

Untuk desain kaos dengan merek sendiri, tentu lebih khusus lagi. Memiliki toko
sendiri atau gerai tersendiri di department store tertentu atau butik-butik tertentu akan
mendongkrak citra produk Anda. Harga kaos Anda pun dapat sedikit di atas rata-rata.
Penempatan lokasi jual produk juga harus Anda perhatikan. Dekatkan dengan
konsumen yang hendak Anda tuju.

REFERENSI
1. http://aries-sablon.blogspot.com/2007/07/membangun-bisnis-sablon-kaos-tshirt.html
2. http://www.smkgrafikadp.com

Dokumen yang terkait

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

0 5 10

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP

1 3 7

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP DITINJAU DARI SKILL ARGUMENTASI ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DI LABORATORIUM NYATA DAN MAYA

4 85 57

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENGAWASAN OLEH BADAN PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA BAGI INDUSTRI (Studi di Kawasan Industri Panjang)

7 72 52

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA METRO

15 107 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60