Dampak Bantuan Asing Terhadap Perkembang

Dampak Bantuan Asing Terhadap Perkembangan Indonesia

Disusun oleh:
Ahmad Idham Aziz (0801513032)
Muhnur Abdalla (0801513017)
Dimas Meidian (0801513012)
Dinar Rizky Muliatama (0801513034)
Hanifan Fissilmi (0801513021)

Program Studi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Al-Azhar Indonesia
Jakarta
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Dimana, makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas
dalam mata kuliah Ekonomi Politik Internasional. Dimana bahan atau sumber-sumber yang kami
dapatkan atau diperoleh, berasal dari sumber-sumber yang baik dan terpercaya. Baik dari media

massa, jurnal, hingga website. Sehingga kualitas makalah ini sesuai dengan standar penulisan
ilmiah. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih ada kekurangan dan kelemahan,
sehingga kami harap mohon kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini. Dan terima
kasih kepada Bapak Reuspatyono selaku dosen mata kuliah Ekonomi Politik Internasional. Dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat dan berguna bagi para pembaca makalah ini. sekian dan
terimakasih.

Daftar Isi

ii

Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan ...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................4

BAB II Tinjauan Kepustakaan..................................................................................2

2.1 Pengertian Pinjaman Luar Negeri...........................................................................5
2.2 Apa Saja Contoh Bentuk Pinjaman Luar Negeri....................................................6
2.3 Dampak Bantuan Luar Negeri Terhadap Indonesia................................................8
2.4 Contoh Bantuar Luar Negeri Yang Diterima Oleh Indonesia.................................9

BAB III Kesimpulan...................................................................................................10

Daftar Pustaka............................................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ekonomi Politik Internasional ( EPI ) menurut DR.Mohtar Mas’oed dalam bukunya
Ekonomi Politik Internasional tahun 1989/1990, didefinisikan sebagai studi tentang saling
hubungan antara ekonomi dan politik dalam arena internasional.1 Salah satu jenis dari
pelaksanaan ekonomi politik internasional yaitu bantuan luar negeri.
Bantuan luar negeri menjadi instrument dalam pencapaian suatu pembangunan ataupun
pertumbuhan dengan dibantu oleh pihak lain seperti negara ataupun organisasi. Bervariasi
jenis bantuan yang ada dan diberikan termasuk kepada Indonesia. Dan Indonesia adalah

negara yang sedang berkembang menuju kearah kemajuan. Untuk mencapai kemajuan
tersebut, diperlukan struktur dan juga infrastruktur yang memadai. Dengan kondisi seperti
sekarang, masih sangat sulit bagi negara Indonesia untuk membangun struktur dan
infrastruktur dengan keuangan negaranya sendiri. Oleh karena itu, diperlukanlah bantuan dari
luar untuk melaksanakan pembangunan demi kemajuan negara ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Pinjaman Luar Negeri
2. Apa Saja Contoh Bentuk Pinjaman Luar Negeri
3. Dampak Bantuan Luar Negeri Terhadap Indonesia
4. Contoh Bantuar Luar Negeri Yang Diterima Oleh Indonesia
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk pemaparan mengenai pemberian bantuan asing kepada negara
indonesia, yang diambil dari beberapa sumber baik itu dari buku, jurnal, maupun dari
berbagai referensi seperti internet ataupun jenis referensi lainnya. Pada penulisan makalah ini,
kami akan mencoba memaparkan mengenai berbagai jenis bantuan luar negeri yang diberikan
kepada negara indonesia. Serta dampak positif dan juga dampak negatif dari bantuan yang
diberikan tersebut kepada negara Indonesia. Kami berharap makalah yang telah kami buat
dapat mengulas bahasan tersebut dengan jelas berdasarkan dari sumber-sumber yang telah
digunakan.
1 Mas’oed, Mochtar.2008. Ekonomi-Politik Internasional dan Pembangunan.Yogyakarta, Pustaka Pelajar.


BAB II
Pembahasan

1. Pengertian Pinjaman Luar Negeri
Pengertian utang luar negeri tidak berbeda dengan pinjaman luar negeri. Menurut
Tribroto (2001), pinjaman luar negeri pada hakekatnya dapat ditelaah dari sudut pandang
yang berbeda-beda. Dari sudut pandang pemberi pinjaman atau kreditur, penelaahan akan
lebih ditekankan pada berbagai faktor yang memungkinkan pinjaman itu kembali pada
waktunya dengan perolehan manfaat tertentu. Sementara itu penerima pinjaman atau
debitur, penelaahan akan ditekankan pada berbagai faktor yang memungkinkan
pemanfaatannya secara maksimal dengan nilai tambah dan kemampuan pengembalian
sekaligus kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi.
Dari aspek materiil, utang luar negeri merupakan arus masuk modal dari luar ke
dalam negeri yang dapat menambah modal yang ada di dalam negeri. Aspek fomal
mengartikan utang luar negeri sebagai penerimaan atau pemberian yang dapat digunakan
untuk meningkatkan investasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi. Sehingga
berdasarkan aspek fungsinya, pinjaman luar negeri merupakan salah satu alternatif sumber
pembiayaan yang diperlukan dalam pembangunan.
Utang pada dasarnya adalah suatu alternatif yang dilakukan karena berbagai alasan

yang rasional. Dalam alasan-alasan yang rasional itu ada muatan urgensi dan adapula
muatan ekspansi. Muatan urgensi tersebut maksudnya ialah utang dipilih mungkin sebagai
sumber pembiayaan karena derajat urgensi kebutuhan yang membutuhkan penyelesaian
segera. Sedangkan muatan ekspansi berarti utang dianggap sebagai alternatif pembiayaan

yang melalui berbagai hitungan teknis dan ekonomis dianggap dapat memberikan
keuntungan. 2

2. Apa Saja Contoh Bentuk Pinjaman Luar Negeri
Menurut Tribroto (2001), utang luar negeri dapat ditinjau dari berbagai segi, antara
lain:
1. Dari segi jangka waktu, pinjaman luar negeri terdiri atas pinjaman jangka pendek, yaitu
pinjaman dengan jangka waktu sampai dengan 5 tahun. Pinjaman jangka menengah, yaitu
pinjaman dengan jangka waktu di atas 5 tahun sampai dengan 15 tahun. Pinjaman jangka
panjang, yaitu pinjaman dengan jangka waktu di atas 15 tahun.
2. Dari segi status dana pinjaman, terdiri atas pinjaman pemerintah dan pinjaman swasta.
3. Dari segi sumber dana pinjaman, terdiri atas pinjaman dari negara-negara dalam kerangka
IGGI/CGI berupa pinjaman multilateral, yaitu pinjaman yang berasal dari badan- badan
keuangan internasional dan regional seperti World Bank, International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD) dan Asian Development Bank (ADB) yang pada

dasarnya pinjaman bersyarat ringan. Pinjaman bilateral, yaitu pinjaman yang berasal dari
pemerintah suatu negara melalui suatu lembaga atau badan keuangan yang dibentuk oleh
negara bersangkutan. Pinjaman dari negara-negara yang tergabung dalam kelompok non
IGGI/CGI berupa pinjaman yang berasal dari negara maupun lembaga atau badan
keuangan internasional dan regional yang bukan anggota CGI, baik dari pinjaman
multilateral maupun pinjaman yang berasal dari pemerintah suatu negara.
4. Dari segi persyaratan pinjaman, terdiri atas:

2 Tribroto, 2001. “Kebijakan dan Pengelolaan Pinjaman Luar Negeri”. Di dalam: Sigalingging, Hotbin [editor].
Profil Pinjaman Luar Negeri Indonesia dan Permasalahannya. Jakarta:

A. Pinjaman lunak (Concessional Loan)
Merupakan pinjaman yang berasal dari lembaga multilateral maupun negara
bilateral yang dananya berasal dari iuran anggota (untuk multilateral) atau dari
anggaran negara yang bersangkutan (untuk bilateral) dan ditujukan untuk
meningkatkan pembangunan, sehingga tingkat tingkat bunganya rendah
(maksimum 3.5%), jangka waktu pengembalian 25 tahun atau lebih, dan masa
tenggang (grace period) cukup panjang (sekurang-kurangnya tujuh tahun). Selain
itu, biasanya pinjaman lunak mengandung hibah (grant) sekurang-kurangnya 35
persen dari total pinjaman.

B. Pinjaman setengah lunak (Semi-concessional Loan)
Merupakan pinjaman yang memiliki persyaratan pinjaman yang sebagian lunak
dan sebagian lagi komersial. Bentuk pinjaman yang masuk dalam kategori ini
adalah fasilitas kredit ekspor dan Purchasing and Installment Sales Agreement
(PISA).
C. Pinjaman komersial
Merupakan pinjaman yang bersumber dari bank atau lembaga keuangan dengan
persyaratan yang berlaku di pasar internasional pada umumnya.
5. Dari segi bentuk pinjaman yang diterima, terdiri atas bantuan proyek yang merupakan
bantuan luar negeri yang digunakan untuk keperluan proyek pembangunan dengan cara
memasukkan barang modal, barang, dan jasa. Bantuan teknik yaitu bantuan luar negeri
dalam bentuk penguasaan tenaga-tenaga ahli dari negara donor ke negara berkembang
dalam rangka alih teknologi atau pemberian peralatan untuk pelaksanaan proyek, juga
dalam bentuk pelatihan pendidikan kepada tenaga domestik di dalam dan di luar negeri.
Bantuan program, yaitu bantuan luar negeri yang berupa devisa kredit, bantuan pangan,
dan bantuan non pangan. Penggunaannya diserahkan kepada pemerintah Indonesia sendiri.

Dana Rupian bantuan program digunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan.
3


3. Dampak-Dampak Dari Bantuan Luar Negeri

Setiap tindakan ekonomi pasti mengandung berbagai konsekuensi, begitu juga
halnya dengan tindakan pemerintah dalam menarik pinjaman luar negeri. Dalam jangka
pendek, pinjaman luar negeri dapat menutup defisit APBN, dan ini jauh lebih baik
dibandingkan jika defisit APBN tersebut harus ditutup dengan pencetakan uang baru,
sehingga memungkinkan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan dengan
dukungan modal yang relatif lebih besar, tanpa disertai efek peningkatan tingkat harga
umum (inflationary effect) yang tinggi. Dengan demikian pemerintah dapat melakukan
ekspansi fiskal untuk mempertinggi laju pertumbuhan ekonomi nasional. Meningkatnya
laju pertumbuhan ekonomi berarti meningkatnya pendapatan nasional, yang selanjutnya
memungkinkan untuk meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat, apabila jumlah
penduduk tidak meningkat lebih tinggi. Dengan meningkatnya perdapatan per kapita
berarti meningkatnya kemakmuran masyarakat.
Dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri dapat menimbulkan
permasalahan ekonomi pada banyak negara debitur. Di samping beban ekonomi yang
harus diterima rakyat pada saat pembayaran kembali, juga beban psikologis politis yang
harus diterima oleh negara debitur akibat ketergantungannya dengan bantuan asing.
3 ibid


Sejak krisis dunia pada awal tahun 1980-an, masalah utang luar negeri banyak negara
dunia ketiga, termasuk Indonesia, semakin memburuk. Negara-negara tersebut semakin
terjerumus dalam krisis utang luar negeri, walaupun ada kecenderungan bahwa telah
terjadi perbaikan atau kemajuan perekonomian di negara-negara itu. Peningkatan
pendapatan per kapita atau laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara-negara
tersebut belum berarti bahwa pada negara-negara tersebut dengan sendirinya telah dapat
dikatagorikan menjadi sebuah negara yang maju, dalam arti struktur ekonominya telah
berubah menjadi struktur ekonomi industri dan perdagangan luar negerinya sudah mantap.
Sebab pada kenyataannya, besar-kecilnya jumlah utang luar negeri yang dimiliki
oleh banyak negara yang sedang berkembang lebih disebabkan oleh adanya defisit current
account, kekurangan dana investasi pembangunan yang tidak dapat ditutup dengan
sumber-sumber dana di dalam negeri, angka inflasi yang tinggi, dan ketidakefisienan
struktural di dalam perekonomiannya.
Sehingga meskipun secara teknis, pemerintahan suatu negara telah sempurna
dalam upaya pengendalian utang luar negerinya, pencapaian tujuan pembangunan akan
sia-sia, kecuali bila negara tersebut secara finansial benar-benar kuat, yaitu pendapatan
nasionalnya mampu memikul beban langsung yang berupa pembayaran cicilan pokok
pinjaman luar negeri dan bunganya (debt service) dalam bentuk uang kepada kreditur di
luar negeri, karena utang luar negeri selalu disertai dengan kebutuhan devisa untuk
melakukan pembayaran kembali. Pembayaran cicilan utang beserta bunganya merupakan

pengeluaran devisa yang utama bagi banyak negara- negara debitur.
Beban utang luar negeri dapat diukur salah satunya dengan melihat proporsi
penerimaan devisa pada current account yang berasal dari ekpor yang diserap oleh seluruh
debt service yang berupa bunga dan cicilan utang. Jika rasio antara penerimaan ekspor dan
debt service menjadi semakin kecil, atau debt service ratio (jumlah pembayaran bunga dan
cicilan pokok utang luar negeri jangka panjang di bagi dengan jumlah penerimaan ekspor)
semakin besar, maka beban utang luar negeri semakin berat dan serius. Namun, makna

dari besarnya angka DSR ini tidak mutlak demikian, sebab ada negara yang DSR-nya
40%, tetapi relatif tidak menemui kesulitan dalam perekonomian nasionalnya. Sebaliknya,
bisa terjadi suatu negara dengan DSR yang hanya sebesar kurang dari 10% menghadapi
kesulitan yang cukup serius dalam perekonomiannya. Selama ada keyakinan dari negara
kreditur (investor) bahwa telah terjadi perkembangan ekonomi yang baik di negara
debiturnya, maka pembayaran kembali pinjaman diprediksikan akan dapat diselesaikan
dengan baik oleh negara debitur.4
4. Contoh Bantuan Luar Negeri Yang Diterima Indonesia
Sebagai sebuah lembaga pemerintah Federal Amerika Serikat yang bersifat independent,
maka USAID dalam misinya bertujuan memberikan bantuan luar negeri berupa bantuan
kemanusiaan, ekonomi dan lain-lain kepada negara-negara asing termasuk Indonesia. Sebelum
menganalisis lebih lanjut, maka dalam tabel berikut ini akan dipaparkan mengenai strategi yang

diterapkan USAID di Indonesia.

Strategi ekonomi USAID di Indonesia

Strategi Demokratisasi

1. Membangun kapasitas parlemen,
melalui bantuan teknis dan pelatihan
terhadap DPR, DPD, DPRD, DPRD
II dalam membuat perundangundangan.

1. Memfasilitasi Indonesia dalam penyelenggaraan penelitianpenelitian mengenai peluang bisnis di Indonesia. Tujuannya untuk
menciptakan suasana kondusif di Indonesia dan rasa aman bagi para
Seperti pelatihan yang melibatkan
investor asing yang mau berinvestasi di Indonesia.
tim Universitas Cendrawasih dalam
penyusunan draft otonomi khusus
Papua.

2. Memberikan pelatihan-pelatihan kepada Sumber Daya Manusia
di Indonesia dalam penyusunan undang- undang baru di bidang
perdagangan, ijin teknologi, hukum kerja sama dan hukum kontrak
kerja.

2. Perbaikan prosedur pembangunan
pemerintah dalam membuat
peraturan yang selama ini belum
optimal.

4Atmadja, Adwin Surya “Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Perkembangan dan Dampaknya”

3. Membantu pemerintah berserta ASEAN melalui ASEAN-US
Free Trade,

3. Memperbaiki hubungan
masyarakat sipil dan para pembuat
undang-undang serta

sebagai langkah pesiapan untuk menghadapi perdagangan global
melalui World Trade Organization (WTO)

hubungan antar-partai.

4. Membentuk badan bantuan teknis untuk Indonesia yang dulu
dikenal sebagai IBRA( Indonesian Bank Restructuring Agency)
dimana berfungsi untuk menganalisis dan menangani
restrukturisasi/revitalisasi Bank yang sedang bermasalah.

5. Reformasi Sistem Perbankan, melalui reorganisasi dan
rekapitulasi lembaga- lembaga perbankan yang ada, serta
mengarahkan perbankan untuk lebih mempererat jalinan kerjasama
dengan pengusaha-pengusaha kecil dan menengah untuk
mempermudah pemberian kredit kepada mereka.

6. Mempromosikan perdagangan dan investasi. USAID berperan
membantu Indonesia menjadi perantara antara pemerintah Indonesia
dan perusahaan- perusahaan asing maupun dalam negeri.

Strategi diatas tentunya menguntungkan bagi Indonesia karena dalam beberapa
sektor kehidupan, Indonesia dibantu baik dalam sektor ekonomi maupun demokrasi.
Sejatinya, memang ada hubungan erat antara agenda ekonomi dan agenda politik Amerika
di balik program-program USAID membantu Indonesia dalam penyelesaian berbagai
masalah yang terjadi. Ruang lingkup bidang kerja USAID di Indonesia juga cukup
strategis. Seperti pertanian, demokrasi dan pemerintahan, pertumbuhan ekonomi dan
perdagangan, pendidikan dan universitas, lingkungan hidup, kerjasama global, kesehatan
global, bantuan kemanusiaan, dan program-program lintas-kerjasama.5
5 Basis. 2011. Cina Iya, Antek Asing Juga Iya?. http://rajawalinews.com/267/cina-iya-antek-asing-juga-iya/, diakses
pada 26 Oktober 2014.

Namun jika dianalisis melalui merkantilisme, maka USAID ini dalam
pelaksanannya tentunya membawa misi dan kepentingan yang ingin dicapai sebagaimana
perspektif merkantilis berasumsi bahwa bantuan luar negeri (foreign aid) praktis hanya
menjadi sebuah alat kebijakan untuk mencapai kepentingan nasional. USAID pada
perkembangannya menjadi salah satu instrumen untuk membantu negara-negara sedang
berkembang termasuk Indonesia supaya bisa menyesuaikan diri dengan struktur ataupun
ideoogi politik Amerika Serikat. Struktur yang dimaksud adalah USAID dalam agenda
kerjanya, selalu mengatasnamakan demi kesejahteraan, HAM, demokrasi dan sebagainya.
Tentunya inilah menjadi nilai – nilai yang berusaha dipromosikan oleh Amerika
Serikat termasuk melalui USAID ini. Merkantilis kemudian berasumsi bahwa tidak ada
keuntungan yang mutualisme, tetapi yang ada situasi yang tercipta selalu zero-sum dan
kompetisi yang konfliktual karena berbagai kepentingan yang bertentangan satu sama lain.
namun ada sisi lain yang tidak sesuai dengan kepentingan negara Indonesia yaitu dapat
menciptakan disintegrasi. Selain itu akan menimbulakn iri dari provinsi lain yang tentunya
provinsi lain menginginkan otonomi khusus yang sama agar adil.
USAID tentunya berperan besar dalam aspek kehidupan Indonesia dimana
berbagai produk hukum dan perundang-undangan baik dalam bidang ekonomi maupun
politik di Indonesia yang melibatkan bantuan USAID contohnya saja USAID berperan
dalam perubahan UU MIGAS NO 8 tahun 1971 menjadi UU NO 22 tahun 2001. Pasal 22
ayat 1 UU Migas berbunyi: badan usaha atau bentuk usaha tetap wajib menyerahkan
paling banyak 25 persen bagiannya dari hasil produksi minyak bumi dan/atau gas bumi
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Besaran maksimum DMO (Domestic Market
Obligation) sebesar 25 persen tersebut tentunya perlu dievaluasi. Apalagi berdasarkan
keputusan Mahkamah Konstitusi, pasal ini dinilai tidak menganut prinsip sebesarbesarnya bagi kemakmuran rakyat sebagaimana digariskan Pasal 33 UUD 1945. 6
Melalui perubahan ini dapat diketahui bahwa salah satunya terdapat kepentingan

6 Dhakiri, Hanif. 2011. Revisi UU Migas Diharapkan Selesai Tahun Ini.

http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/revisi-uu-migas-diharapkan-selesai-tahun-ini/7909, diakses pada
26 Oktober 2014.

nasional AS di Indonesia yaitu untuk mengeksploitasi sumber Minyak dan gas bumi
(Migas) dalam memenuhi kebutuhan energi AS. Ini dapat lihat dari produksi dan pasokan
minyak mereka ke AS yang meningkat setelah pengesahan UU NO 22 tahun 2001
mengenai Migas tersebut.7
Jika dianalisis melalui merkantilis, kebijakan melalui UU Migas yang di intervensi
oleh USAID dalam pembuatannya ini dikatakan selain kegunaan bantuan internasional
sebagai

instrument

untuk

mendukung

tujuan

kebijakan

luar

negeri,

dalam

implementasinya muncul bahwa kebijakan bantuan luar negeri melindungi pula banyak
disparitas tujuan dan kegiatan, sebagai respon dari berbagai macam kebutuhan, yang
terlihat maupun yang tidak terlihat, berhubungan maupun tidak berhubungan pada tujuan
politik sebuah kebjakan luar negeri. Dapat dikatakan ini merupakan refleksi kepentingan
Amerika serikat yang ingin mengamankan sumber energinya. Padahal saat ini terjadi
kelangkaan minyak di dalam negeri, tentunya UU no 22 ini tidak relevan lagi sesuai
keadaan sekarang.
Indonesia memang penting bagi kepentingan ekonomi Amerika Serikat. Hal ini
dibuktikan dengan sudah 300 perusahaan milik Amerika yang beroperasi di Indonesia. 8
Total investasi diperkirakan lebih dari US$ 25 miliar dimana sebagian besar dari dana
tersebut

diinvestasikan

pada

perusahaan-perusahaan

yang

bergerak

di

bidang

pertambangan dan energi. Inilah nilai strategis Indonesia bagi Amerika Serikat.
Bahkan di Papua tiga perusahaan energi Amerika yang beroperasi di Papua yaitu:
PT-Freeport McMoran, Conoco Phillips, dan British Petroleum (BP) telah berinvestasi
dengan total keseluruhan mencapai US$ 10.000 miliar di Provinsi Papua. Inilah yang
dikatakan teori Modernisasi bahwa negara dunia ketiga harus mengembangkan dirinya

7 Zahidi Syaprin. 2010. KEPENTINGAN AMERIKA SERIKATDALAM PROGRAM BANTUAN USAID DI
INDONESIA(STUDIPADAPERUBAHANUUMIGASNO8 TAHUN1971MENJADIUUNO22TAHUN 2001 ).
http://eprints.umm.ac.id/6943/1/KEPENTINGAN_AMERIKA_SERIKATDALAM_PROGRAM_BANTUA
N_USAID_DI_INDONESIA.pdf, diakses pada 26 Oktober 2014

8 Anonimous.2011. Perusahaan Amerika Di Indonesia. http://id.list-of-companies.org
/Indonesia/Keywords/America/, diakses pada 26 Oktober 2014.

untuk memiliki nilai-nilai kebutuhan berprestasi yang dimiliki Barat untuk menumbuhkan
dan mengembangkan kaum wiraswasta modernnya.

BAB III
KESIMPULAN
Setiap negara saling bergantung dan membutuhkan kerjasama satu dengan yang lainnya
dalam pemenuhan kebutuhan domestik serta memperoleh kepentingan nasional. Ketika
membahas mengenai kerjasama, maka tidak hanya unsur ekonomi saja yang berperan
didalamnya, tetapi juga unsur politik seperti kekuasaan. Begitu juga dengan hubungan
internasional pada masa kini dimana tidak semata – mata berbicara mengenai penyelesaian
masalah-masalah dunia yang hanya berkaitan dengan konflik dan kesiagaan militer saja, namun
juga telah melibatkan dimensi ekonomi dalam proses pelaksanaan hubungan antar aktor
internasional.
Pada saat ini pula, politik dunia tidak bisa di pahami lagi hanya sebatas melalui satu
perpekstif saja, studi hubungan internasional tidak cukup bila hanya membahas soal politik tanpa
mempelajari ekonomi. Maka dari itu, dikarenakan keterkaitan antara ekonomi (kesejahteraan) dan
politik (kekuasaan) inilah sehingga dikenal dalam hubungan internasional sebagai ekonomi
politik internasional.
Dan bantuan luar negeri menjadi instrument dalam pencapaian suatu pembangunan
ataupun pertumbuhan dengan dibantu oleh pihak lain seperti negara ataupun organisasi.
Bervariasi jenis bantuan yang ada dan diberikan termasuk kepada Indonesia.
Negara Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang berupaya membangun
masyarakatnya dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Tujuan dari ini tentunya untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia agar setara dengan masyarakat
modern bangsa lain. Maka dari itu Indonesia menerima bantuan luar negeri dari negara lain dalam
rangka pembangunan tersebut termasuk bantuan dari Amerika Serikat melalui USAID nya. Inilah
yang kemudian diasumsikan teori modernisasi bahwa dikarenakan Amerika Serikat dan negaranegara Eropa Barat disebut sebagai negara maju dan negara Dunia Ketiga termasuk Indonesia

dikatakan sebagai tradisional dan terbelakang, maka negara Dunia Ketiga perlu melihat dan
menjadikan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat sebagai model dan panutan.
Dan adalah suatu hal yang tepat, bila utang luar negeri dapat membantu pembiayaan
pembangunan ekonomi di negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Tetapi, penggunaan utang luar negeri yang tidak
dilakukan dengan bijaksana dan tanpa prinsip kehati-hatian, dalam jangka panjang utang luar
negeri justru akan menjerumuskan negara debitur ke dalam krisis utang luar negeri yang
berkepanjangan, yang sangat membebani masyarakat karena adanya akumulai utang luar negeri
yang sangat besar.

DAFTAR PUSTAKA

Mas’oed, Mochtar.2008. Ekonomi-Politik Internasional dan Pembangunan.Yogyakarta, Pustaka
Pelajar.
Adwin Surya Atmadja, Adwin Surya “Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Perkembangan
dan Dampaknya”
Basis. 2011. Cina Iya, Antek Asing Juga Iya?. http://rajawalinews.com/267/cina-iya-antek-asingjuga-iya/, diakses pada 26 Oktober 2014.
Tribroto, 2001. “Kebijakan dan Pengelolaan Pinjaman Luar Negeri”. Di dalam: Sigalingging,
Hotbin [editor]. Profil Pinjaman Luar Negeri Indonesia dan Permasalahannya. Jakarta:
Dhakiri, Hanif. 2011. Revisi UU Migas Diharapkan Selesai Tahun Ini.
http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/revisi-uu-migas-diharapkan-selesai-tahunini/7909, diakses pada 26 Oktober 2014.
Zahidi Syaprin. 2010. KEPENTINGAN AMERIKA SERIKATDALAM PROGRAM
BANTUAN USAID DI INDONESIA(STUDIPADAPERUBAHANUUMIGASNO8
TAHUN1971MENJADIUUNO22TAHUN 2001 ).
http://eprints.umm.ac.id/6943/1/KEPENTINGAN_AMERIKA_SERIKATDALAM_PROGRAM
_BANTUA N_USAID_DI_INDONESIA.pdf, diakses pada 26 Oktober 2014
Anonimous.2011. Perusahaan Amerika Di Indonesia. http://id.list-of-companies.org
/Indonesia/Keywords/America/, diakses pada 26 Oktober 2014.

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Pengaruh Proce To Book Value,Likuiditas Saham dan Inflasi Terhadap Return Saham syariah Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014

7 68 100

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan Terhadap Konsumen

7 149 96

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Pengaruh Dukungan Venezuela Kepada Fuerzas Armadas Revolucionaries De Colombia (FARC) Terhadap Hubungan Bilateral Venezuela-Kolombia

5 236 136

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46