Analisis Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar Minyak Melalui Proses Elektrolisa Air Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Nelayan (Studi Kasus Kapal Latih SUPM Pariaman) Amdani

Analisis Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar Minyak Melalui Proses Elektrolisa Air
Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Nelayan
(Studi Kasus Kapal Latih SUPM Pariaman)
Amdani 1 , Alfian Zein 1 , Edi Septe 2
1

2

Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta

ABSTRACT
Indonesia is the largest archipelago in the world 3.1 million km ² of ocean. The Potential
sustainable fisheries resources of Indonesia reached 6.26 million tons per year and only used
approximately 58.5 % . Utilization of the fishery resources having some problems, one of
them is the high cost needed by fisherman to catch fish, due to the use of diesel fuel is
relatively large . Ministry of Marine and Fisheries of the Republic of Indonesia , calculates
that the cost of diesel fuel ranged between 40-60 % of the total operational costs needed by
fishermen. Indonesia currently has 6,830 fishing vessels operating in waters ZEEI , which 75
% of them only 100 GT in size. In West Sumatra the fishing vessel used by fisherman only
on and verage between 5-50 GT, and there are 1,404 fishing vessel. Because of the high

coas of the diesel fuel makes the fisherman have difficulty in catching the fish. The income
of the fishermen to go to sea ranged from Rp 25.000 , - to Rp 50.000 , - . The profit of
catching fish only complete daily need of the fisherman family. One effort to increase the
income of fishermen is by reducing the usage of diesel fuel. Such efforts can be achieved by
utilizing hydrogen in the combustion process. Research conducted showed that technically
the use of hydrogen gas from water on the ship diesel engine can save fuel consumption up to
49 % diesel . With the fuel savings can economically increase fishermen's income up to 2030 % each month . In addition , the use of hydrogen gas in the combustion process of a diesel
engine fishing vessel also have an impact on the sound of the motor is much smoother and
the exhaust gas is almost zero in emission.
Keywords : fisheries resourcer, fishing vessel, diesel fuel, hydrogen gas

LATAR BELAKANG
Indonesia
merupakan
Negara
kepulauan terbesar didunia. Berdasarkan
Konversi PBB tentang Hukum Laut
(UNCLOS) 1982, luas wilayah Nasional
5,0 juta km² ; terdiri dari 3,1 juta km²
perairan nasional dan luas daratan 1,9 juta

km², serta luars daerah Zona Ekonomi
Ekslusif (ZEE) 3,0 juta km². Dalam luasan
tersebut terdapat panjang garis pantai ±
81.000 km dan jumlah pulau – pulau ±
17.000.
Dengan perkataan lain 62%

adalah perairan nasional dan 38% adalah
daratan (Suwito et al 2000, dalam
Widayaka 2009).
Berdasarkan
hasil
kajian
KOMNASKAJIKANLAUT (azis et al
1998 dalam Widayaka 2009), bahwa
potensi lestari sumberdaya perikanan
Indonesiasebesar 6,26 juta ton per tahun,
terdiri dari ikan pelagis besar (975,05 ribu
ton), ikan pelagis kecil (3.235,05 ribu ton),
ikan demersal (1.786,35 ton), ikan karang

kosumsi (63,99 ribu ton), udang peneid
(74,00 ribu ton) dan cumi cumi (28,25 ribu
Hal | 1

ton). Dari potensi tersebut sampai pada
tahun 1998 baru dimanfaatkan sekitar
58,5%.
Bila ditinkatkan pemanfaatan
maksimum dimungkinkan sampai 90%
berarti
masih
tersedia
peluang
pengembangan sebesar 31,20% dari
potensi sumberdaya atau sebesar 1,95 juta
ton per tahun.
Untuk mengekploitasi sumberdaya
perikanan kita yang melimpah ruah
tersebut, masih banyak permasalahan yang
dihadapi oleh para nelayan. Salah satunya

adalah tingginya biaya yang diperlukan
untuk melaut, akibat pemakaian bahan
bakar minyak yang relatif banyak.
Sehingga membatasi daerah jangkauan
nelayan
untuk
mecapai
daerah
penangkapan (fishing groud) yang jauh.

5
6
7

Pasaman Barat
1.143
43
Padang
486
431

Pariaman
1.221
66
Jumlah
5.247 1.548
(Sumber : Eni Kamal 2007)
Keterangan :
1. PTM = Perahu tanpa motor
2. PMT = Perahu motor tempel
3. KM = Kapal Motor ( 5 – 50 GT )
Pendapatan yang diterima nelayan
Sumatera Barat untuk satu kali pergi
melaut berkisar antara Rp. 25.000,sampai dengan Rp 50.000,- Pendapatan
tersebut hanya dapat untuk mencukupi
kebutuhan minimal sehari-hari (terutama
untuk kebutuhan makan).
Salah
satu
upaya
untuk

meningkatkan pendapatan nelayan yang
dapat dilakukan adalah melalui penurunan
biaya
operasional
melaut
dengan
menurunkan biaya pemakaian bahan bakar
minyak. Kementerian kelautan dan
Perikanan (KKP), menghitung bahwa
biaya BBM berkisar antara 40% hingga
60% dari seluruh biaya operasional
penangkapan ikan bagi nelayan, untuk
nelayan budidaya biaya BBM mencapai
13% sampai 16% dari biaya produksi
(Majalah Demersal,edisi Maret 2010, hal
4).
Penurunan pemakaian bahan bakar
minyak tersebut dapat dicapai dengan
memanfaatkan hidrogen yang bersumber
dari air pada proses pembakaran motor

diesel penggerak kapal nelayan tersebut.

Menurut
data
Kementerian
Kelautan dan Perikanan dalam Angka
2011
(dalam
http://
www.
shnews.co/detile-15808-permen-kelautandan-perikanan- bak- pedang- bermata- dua.
html), Saat ini Indonesia memiliki sekitar
6.830 kapal ikan yang beroperasi di
perairan ZEEI. Dari jumlah tersebut, 5.080
adalah kapal berbobot 30-100 GT, sedang
sisanya sebanyak 1.750 kapal dengan
bobot di atas 100 GT.
Di Sumatera Barat kapal motor
penangkap ikan yang digunakan adalah
kapal berukuran 5 – 50 GT dengan jumlah

mencapai 1.404 kapal. Distribusi kapal
motor pada kabupaten dan kota Sumatera
Barat diperlihatkan pada Tabel 1 .
Tabel 1 : Jumlah Kapal Penangkap Ikan
(Unit) Sumatera Barat dalam Angka 2006
No
Kabupaten
PTM PMT
/Kota
1 Mentawai
642
201
2 Pesisir Selatan
599
421
3 Padang Pariaman
591
346
4 Agam
565

76

METODOLOGI PENELITIAN
KM

Penelitian ini dilakukan dengan suatu
pendekatan
yaitu
metode
36metode
560eksperimen, yang merupakan suatu cara
74untuk mencari hubungan sebab akibat
66(hubungan kausal) antara dua faktor yang
Hal | 2

263
349
56
1.404


ditetapkan (Suharsimi Arikunto,1998, hal
4). Dalam penelitian ini factor tersebut
adalah efesiensi teknis dan efesiensi
ekonomis.

memenuhi syarat dari sebaran datanya.
(sumber
http://statistikadata.blogspot.com/2011/02/uji-tanova.html). Uji t dilakukan dengan
pesamaan dibawah ini :

Efesiensi teknis adalah faktor yang
ditetapkan
untuk
memnentukan
penghematan BBM. Besarnya efesiensi
teknis ditentukan dengan persamaan:

𝑡 =

𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐵𝐵𝑀 𝐴−𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐵𝐵𝑀 𝐵

𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐵𝐵𝑀 𝐴

𝑥 100 %

Uji t dikenal dengan uji parsial,
yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
masing-masing variabel bebasnya secara
Efesiensi Ekonomis adalah faktor yang
sendiri-sendiri
terhadap
variabel
ditetapkan
untuk
memnentukan
terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan
mambandingkan t hitung dengan t tabel
penghematan biaya BBM. Besarnya
atau dengan melihat kolom signifikansi
efesiensi ekonomis ditentukan dengan
pada masing-masing t hitung, proses uji t
persamaan:
identik dengan Uji F.
Uji F dikenal
dengan Uji serentak atau uji Model/Uji
𝐸 =
Anova,
yaitu𝐵 uji
untuk
melihat
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐴−𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
𝑥
100
%
bagaimanakah
pengaruh semua variabel
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
𝐴
bebasnya
secara
bersama-sama terhadap
x
variabel terikatnya. Atau untuk menguji
apakah model regresi yang kita buat
baik/signifikan atau tidak baik/non
Uji Hipotesa / Uji t
signifikan.
(sumber,
http://statistikian.blogspot.com/2013/01/ujiUntuk menguatkan hasil penelitian
f-dan-uji-t.html)
ini, dilakukan pengujian dan pengolahan
data secara statistik (uji hipotesa),
Menurut Sudjana, 1996 Statistik adalah
PELAKSANAAN PENELITIAN
pengetahuan yang berhubungan dengan
cara cara pengumpulan data, fakata,
pengolahan
serta
penganalisaanya,
panarikan kesimpulan serta pembuatan
keputusan
yang
cukup
beralasan
berdasarkan fakta dan penganalisaan
yang dilakukan. Pengujian statistik ini
menggunakan rancangan percobaan Uji t.
Uji t (t-test) merupakan prosedur
pengujian parametrik rata-rata dua
kelompok data, baik untuk kelompok
data terkait maupun dua kelompok bebas.
Untuk jumlah data yang sedikit maka
perlu dilakukan uji normalitas untuk

Penelitian dilakukan pada KM Taruna
Bahari, yang merupakan salah satu Kapal
Latih milik Sekolah Usaha Perikanan
Menegah (SUPM) Pariaman. Dipilhnya
KM Taruna Bahari sebagai Objek
Penelitian,
karena
kapal
tersebut
merupakan kapal perikanan yang meliki
alat tangkap Bubu Lipat dan Gill Net, juga
memiliki Mesin Diesel sebagai tenaga
Penggerak utama Kapal yang akan
menjadi objek penelitian. KM Taruna

Hal | 3

Bahari memiliki spesifikasi sebagai berikut
:
Panjang Kapal
; 8,8 m
Lebar Kapal
: 2,3 m
Draft/dalam Kapal : 0,7 m
Bahan
:
Fibre
Glass
Mesin Induk
: YANNAR
Daya Mesin
: 110 HP
Pemakaian BBM
:
22
liter/jam
Alat Tangkap
: Bubu dan
Gill Net
Tonasse
: 5 GT

terlepas/terurai menjadi Hidrogen +
Hidrogen + Oksigen, karena gas hydrogen
ini merupakan gas yang sangat ringan dan
murni dia menempati ruangan kosong
bagian atas tabung elektroliser dan
dialirkan kedalam motor diesel.

Analiser dan Kelengkapan

H2O + CO2

Analiser adalah alat untuk mengubah Air
(H2O) menjadi Gas Hidrogen dengan cara
mengurai unsur air tersebut ( H2O → H +
H + O ). Untuk mengurai unsur air
tersebut, menggunakan tabung plastic
sebagai wadah air dan kumparan lilitan
kawar yang dialiri arus searah (DC), 12
Volt 10 Ampere.



Untuk
larutan
elektrolisanya,
mengguanakan media air tawar yang
dicampur dengan soda kue (baking soda)
dengan unsur kimia NaHCO3 atau disebut
juga Natrium Bikarbonat. Dalam satu liter
air tawar diberi campuran soda kue ±20 gr
(satu setengah sendok makan).
Soda kue atau Natrium bikarbonat
(NaHCO3) bila dicampur dengan air
(H2O) akan membentuk senyawa basa
(NaOH) dan asam (H2CO3). Kemudian
larutan asam basa tadi dialiri aliran listrik
arus rendah dari aki 12 volt 10 A, maka zat
asamnya akan terurai menjadi gas CO2
berupa gelembung gelembung udara dan
air (H2O).
Selanjutnya unsur gas
Hidrogen pada air ( H2O ) juga

Untuk keterangan diatas dapat
dilihat pada persamaan dibawah ini :

NaHCO3 (garam) + H2O →
NaOH (basa) + H2CO3 (asam)


H+H+O
(
sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/
Natrium_bikarbonat)

:

Berdasrakan Penelitian yang
telah dilakukan, untuk menghabiskan
Air Tawar sebanyak satu liter yang di
uran
menjadi
Gas
Hidrogen
dibutuhkan waktu ± 30 jam. Gas
hydrogen yang berasal dari air adalah
gas Hidrogen murni yang mudah
terbakar (lihat Tabel 5).
Dipilihnya soda kue sebagai
campuran elektrolisa, karena beberapa
alasan yaitu : harga soda kue yang
murah, mudah didapat dan tidak
berbahaya kalau sampai tertelan
(dalam jumlah yg sedikit).
Gas Hridrogen yang berasal dari
air tersebut,
dimanfaatkan untuk
membantu penyempurnaan proses
pembakaran bahan bakar pada Motor
Hal | 4

Diesel, sehingga terjadi penghematan
pemakaian Bahan bakar Solar. Seperti
yang kita tahu bahwa Bahan Bakar
Solar yang bisa diubah menjadi Energi
pada Motor Diesel hanya ± 34%, yang
lainnya terbuang melalui kerugian
pembakaran spt gas buang dll. Hal ini
disebabkan oleh karena kandungan
bahan bakar solar yang beredar di
pasaran sekarang masih tingggi kadar
residunya, seperti karbon mencapai
angka 80 – 90 %. Sehingga untuk
memperoleh daya yang maksimal di
perlukan pembakaran solar dalam
jumlah yang besar. (lihat Bab II).
Untuk menyempurnakan proses
pembakaran bahan bakar, diperlukan
bahan bakar yang murni, yang
memeiliki nilai kalor pembakaran
yang tinggi, dalam hal ini nilai
pembakaran yang paling tinggi
dimiliki oleh gas Hidrogen yaitu 142
KJ/gram (lihat table 5).
Sehingga penggunaan bahan
bakar solar untuk mesin diesel sebagai
penggerak kapal nelayan dapat
dihemat, yang pada akhirnya dapat
menghemat pengeluaran nelayan
untuk memenuhi kebutuhan solar
untuk melaut yang mencapai 60% dari
biaya operasional melaut.
Gas
Hidrogen yang digunakan pun
diperoleh dari hasil elektrolisa air
tawar dengan menggunakan teknologi
yang sangat sederhana.
Penelitin dilakukan pada tiga kondisi
beban motor yang berbeda, namun kondisi
lingkungan yang sama dan waktu yang
sama, yaitu :
1. Motor dihidupkan dalam kondisi tanpa
beban/kapal diam, putaran motor ±
1000 Rpm, motor dihidupkan selama

30 menit, jirigen solar di isi penuh,
kemudian setelah 30 menit motor
dimatikan, dilihat pada skala jirigen
berapa liter pemakaian solar selama 30
menit. Perlakuan seperti ini Penulis
lakukan dua kali dengan Rpm yang
sama yaitu tanpa menggunakan gas
Hidrogen dan menggunakan Gas
Hidrogen.
2. Motor dihidupkan dalam kondisi tanpa
beban/kapal diam, sama seperti pada
no satu, namun pataran motornya di
tambah yaitu ± 1300 Rpm.
3. Motor dihidupkan dengan beban, yaitu
kapalnya berjalan/berlayar di dalam
Teluk Bungus dengan kecepatan ± 9
Knot dan Putaran Motor 1500 Rpm.
Juga dilakukan dalam kondisi motor
tanpa menggunakan gas Hidrogen dan
Motor menggunakan Gas Hidrogen.
Dilakukan pada kondisi motor dan
lingkungan yang sama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tiga kali percobaan yang
dilakukan
diperoleh
persentase
penghematan pemakaian bahan bakar
solar untuk kapal nelayan dengan
menggunakan tambhan gas Hidrogen
sebesar 45% sampai 49%. Disamping
itu juga diamati gejala gejala yang
terjadi pada motor yang menggunakan
gas hydrogen pada saat beroperasi,
didapat data sebagai berikut :
Tabel 16 : Kondisi motor yang
menggunakan gas hidrogen
Motor Yannar Suara Warna Gas
110 HP
motor Buang pada
saat
star/berjalan
Tanpa
Agak Putih ke abu
menggunakan kasar
abuan
tambahan gas
hidrogen
Hal | 5

Dengan
Lebih
Nyaris
menggunakan halus hampir tidak
tambahan gas
kelihatan
Hidrogen
Mengenai
jumlah
pemakaian bahan bakar solar pada
motor nelayan, Penulis melakukan
suvei langsung kelapangan, yang
Penulis lakukan di daerah kota
Pariaman, Kota Padang dan Carocok
Tarusan Pesisir Selatan.
Dari data survey yang lakukan
dilapangan, dapat dicari berapa
penghematan pemakaian bahan bakar
solar untuk kapal tonda dan kapal
bagan kalau kapal tersebut dipasang
alat elektrolisa. Kalau diasumsikan
penghematan terjadi 45% (minimum),
maka untuk kapal tonda akan terjadi
penghematan pemakain solar sebesar
1.200 x 45% = 540 liter per bulan.
Sedangkan untuk kapal bagan akan
terjadi penghematan sebesar 5.000 x
45% = 2.250 liter per bulan.
Uji Statistik/Uji t
Untuk pengujian ini (Uji t)
dilakukan penelitian analisis efisiensi
pemakaian BBM pada motor Diesel
merk Dong Feng S1110NS, 22 HP,
2200 RPM.
Pengulangan dilakukan 20 kali
perlakuan/pengulangan
dengan
putaran motor (RPM) yang berbeda,
10 (sepuluh) kali pengulangan tanpa
menggunakan gas hydrogen dari air
dan 10 (sepuluh) kali pengulangan
dengan menggunakan gas hydrogen
dari air.

Gambar 1. Motor Diesel Dong
Feng 22 HP yang dijadikan obyek
penelitian untuk Uji Statistik (Uji T)
Tabel
2 : Perbandingan
pemakaian bahan bakar solar pada
motor diesel merk Dong Feng
S1110NS 22 HP, 2200 RPM, antara
tanpa mengguanakan gas hydrogen
dengan yang menggunakan gas
hydrogen dari air.

Putara
n
Motor
(RPM)

1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000

Pemakaian Bahan
Bakar Solar
Tanpa
Dengan
Gas
Gas
Hidroge Hidroge
n
n
dari Air dari Air
(liter)
(liter)
X1
X2
1
0,5
1,08
0,55
1,2
0,6
1,38
0,7
1,5
0,75
1,8
0,9
2,1
1,1
2,4
1,25
2,7
1,4
3
1,55

Efisiensi
Pemakaia
n
BBM (%)

50%
49%
50%
49%
50%
50%
48%
48%
48%
48%

Dari table pengujian diatas,
dapat dianalisa secara statistic dengan
melakukan uji T, yaitu Penelitian yang
memerlukan perbandingan antara dua
keadaan. Persamaaan yang digunakan
untuk Uji T menurut Sudjana, (1986),
adalah sebagai berikut :

Hal | 6

𝑡=

𝑆

ā1−ā2

1
1
+
𝑛1 𝑛2

Sgab

=

𝑆𝑎1 𝑛1−1 + 𝑆𝑎2 (𝑛2−1)
𝑛1+𝑛2−2

Sa1 =

𝛴 𝑎1−ā1 2

Sa2 =

𝛴(𝑎2−ā2)²

𝑛1−1

𝑛2−1

Ket :
t
= Hasil
kesimpulan pengujian
a1 = Pemakaian
bahan bakar solar tanpa menggunakan
tambahan gas
hydrogen.
a2 = Pemakaian
bahan
bakar
solar
dengan
menggunakan tambahan
gas hirdogen
dari air
ā
= Pemakaian
bahan bakar rata - rata
n
= Jumlah
pengulangan (10 x pengulangan)

Berdasar data dari tabel diatas,
dapat dimasukan kedalam persamaan
uji T (uji statistik) yaitu sebagai
berikut :

N
o

1
2

Putara
n
Motor
(RPM)

1100
1200

Pemakaia Pemakaia
n Bahan
n Bahan
Bakar
Bakar dg
tanpa
tambaha
tambaha
n gas
n gas
hydrogen
hydrogen
dari air
dari air.
(liter)
(liter)
(a2)
(a1)
1
0,5
1,08
0,55

3
1300
4
1400
5
1500
6
1600
7
1700
8
1800
9
1900
10
2000
Jumlah
Rata-rata

1,2
1,38
1,5
1,8
2,1
2,4
2,7
3
18,16
1,816

0,6
0,7
0,75
0,9
1,1
1,25
1,4
1,55
9,3
0,93

Dari data tabel diatas, kemudian
data diolah secara statistik dengan
membuat simpangan baku seperti
tabel dibawah ini.
Tabel 4 : Simpangan Perlakuan
n

a
1

1

1

2

1,
0
8

3

1,
2

4

1,
3
8

5

1,
5

6

1,

a
1

ā
1
0,
8
1
6
0,
7
3
6
0,
6
1
6
0,
4
3
6
0,
3
1
6
-

(a1ā)²

n

a
2

0,6
658
56

1

0
,
5

0,5
416
96

2

0
,
5
5

0,3
794
56

3

0
,
6

0,1
900
96

4

0
,
7

0,0
998
56

5

0
,
7
5

0,0

6

0

a
2

ā
2
0
,
4
3
0
,
3
8
0
,
3
3
0
,
2
3
0
,
1
8
-

(a2ā)²

0,1
849

0,1
444

0,1
089

0,0
529

0,0
324

0,0
Hal | 7

8

7

8

9

10

Ju
ml
ah

Ā1

2,
1

2,
4

2,
7

3

0,
0
1
6
0,
2
8
4
0,
5
8
4

002
56

0,
8
8
4
1,
1
8
4

0,7
814
56

9

1,4
018
5

10

1
8,
1
6

,
9

0,0
806
56

7

0,3
410
56

8

Sa1 Ju
(n1- ml
1) ah
4,4
822
4
Sa1 Ā2
=0,
498
027

1,
8
1
6

Uji t =
𝑆

Sgab =

=

=

1
,
2
5
1
,
4
1
,
5
5

0
,
4
7
0
,
6
2

9
,
3

0
,
9
3

009

0,0
289

0,1
024

0,2
209

18
5,743242
18

𝑆

= 0,319

2
10

=

0,886
0,319 0,2
0,886
0,319(0,447)
0,886

0,1425

= 6,2175

didapat adalah 6,2175. Hasil tersebut
dibandingkan dengan Uji T pada

0,3
844

daftar table (lampiran 1), pada table
penyimpangan 0.5% didapat angka

Sa2
(n21)
1,2
609
9
Sa2
=0,
140
111

0,498027 9 + 0,140111 (9)

4,48224 +1,261

1,816−0,93

Jadi hasil dari Uji T Hitung yang

1
1
+
𝑛1 𝑛2

20−2

=
=

ā1−ā2

𝑛1+𝑛2−2

=

0,319

𝑆𝑎1 𝑛1−1 + 𝑆𝑎2 (𝑛2−1)

=

=

1
,
1

0
,
0
3
0
,
1
7
0
,
3
2

3,25 dan pada table penyimpangan 1%
didapat angka 1,83. Atau dengan kata
lain, seperti persamaan berikut :
1. t∝ 0,5% = 3,25 < 6,2175
2. t∝ 1% 1,83

< 6,2175

Karena hasil dari Uji T Hitung
lebih besar dari hasil Uji T table, maka
Efisiensi Penghematan Pemakaian
Bahan Bakar Solar Pada Kapal
Nelayan dengan Penambahan Gas
Hidrogen dari Air sangat Berbeda
Nyata.
Atau dengan kata lain
penghematan pengguanaan bahan
bakar pada motor nelayan sebesar 45
% sampai dengan 49% dengan
menambahkan gas hydrogen dari air
dapat diterima.

ā1−ā2

1
1
+
𝑛1 𝑛2

Hal | 8

PEMBAHASAN
Dari hasil Penelitian yang telah
dilakukan pada motor Diesel KM
Taruna Bahari,
dan tetang
penghematan penggunaan bahan bakar
solar, setelah menggunakan gas
Hidrogen dari proses elektrolisa Air
adalah
didapat
persentase
penghematan solar sebesar 45 %.
Sampai dengan 49 %
Berdasarkan data hasil survey
dilapangan, wawancara dilakukan
dengan nelayan kapal tonda di Muaro
Padang dengan bapak Anto, bahwa
rata rata nelayan membawa minyak
solar untuk satu trip (10 hari) sebayak
600 liter (tiga drum). Dalam satu
bulan
nelayan
kapal
tonda
menghabiskan bahan bakar ± 1.200
liter.

Gambar : Kondisi nelayan
kapal tonda di pelabuhan Muaro
padang
Sementara itu survey yang
lakukan di pelabuhan Carocok
Tarusan Kab.Pesisir Selatan terhadap
nelayan Kapal Bagan, pada bulan
April 2013. Dalam satu kalam (22
hari/bulan), nelayan kapal bagan
menghabiskan solar 30 drum (sekitar
5000 liter per bulan).

Dari hasil penelitian yang
dilakukan, seandainya kapal motor
nelayan dipasang alat elektrolisa,
maka akan didapat hasil sebagai
berikut :
1. Secara
teknis
bahwa
penggunaan gas hydrogen
dari elektrolisa air pada
motor
nelayan
dapat
menghemat
penggunaan
solar sebesar 45 % sampai
dengan 49% ( hasil uji
langsung dan uji statistik)
2. Secara ekonomis, untuk
kapal
tonda
terjadi
penghematan solar 540 liter
perbulan atau dengan kata
lain terjadi penghematan
pengeluaran sebesar 540 x
5.500 = Rp. 2.970.000 per
bulan.
3. Secara analisis ekonomis,
pendapatan pemilik kapal
tonda akan bertambah ± Rp
1.200.00 per bulan (± 25 %),
pendapatan nahkoda akan
bertambah ± Rp 400.000 per
bulan (± 20 %) dan
pendapatan
ABK
akan
bertambah ± Rp 400.000 per
bulan (± 30 %), (contoh
perhitungan cara bagi hasil
nelayan ABK kapal tonda
(lihat lampiran 4),
4. Pada
Motor
yang
menggunakan gas Hidrogen
juga terlihat/terpantau :
suara motor lebih halus, gas
buangnya nyaris tidak ada
(zero emisi), distater lebih
gampang/mudah

Hal | 9

KESIMPULAN
Setelah dilakukan Penelitian penggunaan
gas Hidrgen untuk motor penggerak kapal
nelayan di kota Pedang, dapat disimpulakn
sebagai berikut
1. Secara teknis, dengan menggunakan
tambahan gas hydrogen dari eletroloisa
air, maka didapat penghenatan
penggunaan solar oleh nelayan sebesar
45 %.,
2. Secara ekonomis, pada contoh sampel
ABK kapal tonda akan terjadi
pertambahan pendapatan/penghasilan
untuk pemilik kapal akan bertambah ±
Rp 1.200.00 per bulan (± 25 %),
pendapatan nahkoda akan bertambah ±
Rp 400.000 per bulan (± 20 %) dan
pendapatan ABK akan bertambah ± Rp
400.000 per bulan (± 30 %)
3. Dengan menggunakan tambahan Gas
Hidrogen dari proses elektrolisa air,
suara motor lebih halus, gas buag
nyaris tanpa warna (tanpa asap), motor
distarer/dihidupkan lebih gampang

DAFTAR PUSTAKA
1. Al Qur’an, Al-Waqi’ah (QS 56)
ayat 68 : Pernahkah Kamu
Memperhatikan Air Yang Kamu
Minum
2. Andies
Dwi
Putra,
http://andriesdwiputra.wordpress.c
om/2008/06/07/motor-diesel/,
Senin 27 Juni 2010.
3. Anonim,
http://id.shvoong.com/internet-andtechnologies/1828211-keunggulanmotor-diesel/, Senin 27 Juni 2010.
4. Anonim,
http://dansite.wordpress.com/2009/
03/28/pengertian-efisiensi/30
nofember 2012/ jam 22.04 wib

5. Anonim,
http://mediabelajaronline.blogspot.
com/2012/01/rangkuman-rumusfisika-kalor.html/30
november
2012/ jam 22.14 wib
6. Anonim,
http://id.berita.yahoo.com/eksplora
si-minyak-bumi-dalam-tahapperusakan-201926680.html/18 okt
2012 jam 08.24
7. Anonim,
http://finance.detik.com/read/2012/
06/11/155029/1938192/1034/cadan
gan-minyak-ri-habis-10-tahun-lagisaatnya-berhemat/ 18 okt 2012 /
jam 08.34 wib
8. Anonim,
http://183.182.92.148/lihat/berita/8
4782/keppres-102011-solusiperbaiki-nasib-nelayan/18
okt
2012/ jam 09.11 wib
9. Anonim,
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hidro
gen/senin 20 Mei 2013 jam 9.30
wib)
10. Anonim,
(http://anekailmu.blogspot.com/200
9/04/ pembuatan-gas-hidrogenh2.html/ Senin 20 Mei 2013 jam
9.50 wib)
11. Anonim,
(http://anekailmu.blogspot.com/200
9/04/
pembuatan-gas-hidrogenh2.html/ Senin 20 Mei 2013 jam
9.50 wib)
12. Anonim,
(http://anekailmu.blogspot.com/200
9/11/ kegunaan-gas-hidrogen.html /
Senin 20 Mei 2013 jam 11.10 wib)
13. Artikel,
http://www.sumbarprov.go.id/detai
l_artikel.php?id=1340/ senin 26 11 – 2012/ jam 13.55
14. Abu Fatihah Al Adnani, Global
Warming, Granada Mediatama
Surakata, Maret 2008.
15. Djoko Suparto, Bahan Bakar Air,
Kata Buku Jakarta,Juli 2008.
16. Detik
com,
http://www.republika.co.id/berita/n
Hal | 10

asional/umum/12/06/05/m54szfsolar-langka-beginilah-nasib-paranelayan/ 18 okt 2012/ jam 09.18
wib
17. Eni Kamal, Membangun Kelautan
dan
Perikanan
Berbasis
Kerakyatan, Bung Hatta University
Press Padang, 2007.
18. Freddy Numberi, Perubahan Iklim
Implikasinya Terhadap Kehidupan
Dilaut, Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil,
Citrakreasi
Indonesia
Jakarta, April 2009.
19. Hafrijal Syandri, artikel dalam
www.bunghatta.ac.id/175/nelayancerdas- nelayan- mandiri,html.
20. Indrawadi, S.Pi, artikel dalam
www.bunghatta.ac.id/artikel/84/nas
ib-nelayan-dihempas-bbm-namunlaut-masih-member.html
21. Infomina, Kementerian Kelautan
Perikanan, edisi 5 Desember 2010
22. Irwan
Prayitno
dalam
http://www.aktual.co/nusantara/19
3712irwan-janji-kelangkaan-solartak-berlangsung-lama-/selasa 9-42013
23. M.Rizu
Damanik
:dalam
Juni
www.perspektifbaru.com,
2010
24. Restu Widayaka, Tesis Analisis
Dampak Pemasangan Rumpon
Dasar
Terhadap
Peningkatan
Pendapatan Nelayan Long Tail, Di
Kabupaten
Padang
Pariaman,
Universitas Bung Hatta, 2009
25. Republika,
http://www.republika.co.id/
berita/nasional/umum/12/06/06/
m56u4g-2032-cadangan-minyakindonesia-habis/ kamis 18 okt
2012/ jam 08.11 wib
26. Singgalang,
http://hariansinggalang.co.id/kemis
kinan-sektor-kelautan-tinggi/
18
okt 2012/ jam 09.22
27. Singgalang
dalam
www.hariansinggalang.co.id/kondi
si-sosial-ekonomi-nelayan-disumatra-barat-memprihatinkan/

28. Sudjana, Metoda Statistika, Tarsito
Bandung, 1986
29. Urip Sumoharjo, Hemat BBM
Dengan Air, Kawan Pustaka
Jakarta, 2008
30. Poempida Hidayatullah, Brown
Energy Rahasia Bahan Bakar Air,
Ufuk Press Jakarta, 2008.
31. Widi Agoes Pratikto, Menjual
Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil,
Dep kelautan dan Perikanan
Jakarta, edisi 2, 2006.
32. Wiranto Arismunandar, Motor
Diesel Putaran Tinggi, edisi 10,
Pradnya Paramita Jakarta, 2004

Hal | 11

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25