ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER
1
PENGERTIAN ANALISIS KORELASI
Analisis Korelasi
Suatu teknik statistika yang digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel.
2
HUBUNGAN POSITIF DAN NEGATIF
Hubungan Inflasi dan Suku
Bunga (Korelasi Negatif)
35
30
25
20
15
10
5
0
2,01
9,35
12,55
Hubungan Produksi dan
Harga Minyak Goreng
(Korelasi Positif)
10,33
Inflasi
Gambar pertama menunjukkan hubungan antara
variabel inflasi dan suku bunga. Apabila dilihat
pada gambar saat inflasi rendah, maka suku bunga
tinggi dan pada saat inflasi tinggi, suku bunga
rendah. Gambar tersebut menunjukkan adanya
hubungan antara inflasi dan suku bunga yang
bersifat negatif.
700
600
500
400
300
200
100
0
637
740
722
781
849
881
Harga Minyak Goreng
Gambar kedua memperlihatkan
hubungan yang positif antara variabel
produksi dan harga minyak goreng, yaitu
apabila harga meningkat, maka produksi
juga meningkat.
3
RUMUS KOEFISIEN KORELASI
Rumus koefisien korelasi tersebut dinyatakan sebagai berikut:
n XY X Y
r
n
2
2
n Y Y
X X
2
2
Di mana:
r
: Nilai koefisien korelasi
åX : Jumlah pengamatan variabel X
åY : Jumlah pengamatan variabel Y
åXY : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(åX2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(åX)2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X
(åY2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(åY)2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y
n
: Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
4
HUBUNGAN KUAT DAN LEMAHNYA SUATU KORELASI
Korelasi negatif
sempurna
Korelasi negatif
sedang
Korelasi negatif
kuat
-1,0
Tidak ada
Korelasi
Korelasi negatif
lemah
-0,5
Korelasi negatif
Korelasi positif
sedang
Korelasi positif
lemah
0,0
Korelasi positif
sempurna
Korelasi positif
kuat
0,5
Korelasi positif
1,0
Skala r
5
CONTOH: JUMLAH NILAI INVESTASI
DIPENGARUHI OLEH BUNGA KREDIT INVESTASI
6
CONTOH: PERMINTAAN DIPENGARUHI HARGA
DAN PENDAPATAN
Rumus koefisien korelasi
7
PENGERTIAN KOEFISIEN DETERMINASI
Koefisien Determinasi
Bagian dari keragaman total variabel terikat Y (variabel yang
dipengaruhi atau dependen) yang dapat diterangkan atau
diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang
memengaruhi atau independen).
Koefisien determinasi = r2
2
n XY X Y
r2
n
2
X 2 X n
2
2
Y
Y
8
OUTLINE
Bagian III Statistik Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Pengertian Korelasi Sederhana
Teori Pendugaan Statistik
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Analisis Regresi: Metode Kuadrat
Terkecil
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Kesalahan Baku Pendugaan
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Fungsi, Variabel, dan Masalah dalam
Analisis Regresi
Asumsi-Asumsi Metode Kuadrat Terkecil
Perkiraan Interval dan Pengujian
Hipotesis
Hubungan Koefisien Korelasi, Koefisien
Determinasi, dan Kesalahan Baku
Pendugaan
9
RUMUS UJI t UNTUK UJI KORELASI
atau
Di mana:
t
: Nilai t-hitung
r
: Nilai koefisien korelasi
n
: Jumlah data pengamatan
10
CONTOH UJI t UNTUK UJI KORELASI SOAL A
Ujilah apakah (a) nilai r = ‒0,892 pada hubungan antara suku bunga dan investasi PMDN dan
(b) r = 0,894 pada hubungan antara harga minyak CPO dan produksi minyak mentah kelapa
sawit (CPO) sama dengan nol pada taraf nyata 5%?
1. Perumusan hipotesis:
Hipotesis yang diuji adalah koefisien korelasi sama dengan nol. Korelasi dalam populasi
dilambangkan dengan ρ sedang pada sampel r.
2. Taraf nyata 5% untuk uji dua arah (a/2=0,05/2=0,025) dengan derajat bebas (df) = n ‒
k = 11 ‒ 2 = 9. Nilai taraf nyata a/2= 0,025 dan df =9 adalah = 2,262. Ingat bahwa n
adalah jumlah data pengamatan, yaitu = 11, sedangkan k adalah jumlah variabel, yaitu
Y dan X, jadi k= 2.
3. Menentukan nilai uji t
11
CONTOH UJI t UNTUK UJI KORELASI
4. Menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis 2,262
5.
Menentukan keputusan. Nilai t-hitung ternyata terletak pada daerah menolak
H0. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat cukup bukti untuk menolak H 0,
dan menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi dalam populasi
tidak sama dengan nol, dan hubungan antara tingkat suku bunga investasi
dengan nilai investasi bersifat kuat dan nyata.
12
OUTLINE
Bagian III Statistik Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Pengertian Korelasi Sederhana
Teori Pendugaan Statistik
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Analisis Regresi: Metode Kuadrat
Terkecil
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Kesalahan Baku Pendugaan
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Fungsi, Variabel, dan Masalah dalam
Analisis Regresi
Asumsi-Asumsi Metode Kuadrat Terkecil
Perkiraan Interval dan Pengujian
Hipotesis
Hubungan Koefisien Korelasi, Koefisien
Determinasi, dan Kesalahan Baku
Pendugaan
13
DEFINISI PERSAMAAN REGRESI
Persamaan Regresi
Suatu persamaan matematika yang mendefinisikan
hubungan antara dua variabel.
14
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
15
SCATTER DIAGRAM UNTUK MEMBANTU MENARIK
GARIS REGRESI
Scatter diagram untuk hubungan antara volume ekspor dan nilai kurs USD dapat digambarkan
sebagai berikut:
15
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
15
CONTOH HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI
DENGAN HARGA MINYAK KELAPA SAWIT
µ = a+ bX
Y
16
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
15
CONTOH HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI
DENGAN HARGA MINYAK KELAPA SAWIT
µ = 6.076.119,73+14.648,79X
Y
17
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA
PERSAMAAN UMUM
Rumus umum persamaan regresi sederhana:
Ŷ = a + bX
Rumus persamaan regresi dua variabel
independen:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Rumus persamaan regresi tiga variabel
independen:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Rumus persamaan regresi k variabel
independen:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ... + bk Xk
CONTOH PENERAPAN REGRESI
BERGANDA
Pengaruh harga dan pendapatan terhadap
permintaan minyak goreng.
Responden
Permintaan
minyak
(liter/bulan)
Harga minyak (Rp
ribu/liter)
Jumlah
pendapatan (Rp
juta/bulan)
Gita
3
8
10
Anna
4
7
10
Ida
5
7
8
Janti
6
7
5
Dewi
6
6
4
Henny
7
6
3
Ina
8
6
2
Farida
9
6
2
Ludi
10
5
1
Natalia
10
5
1
CONTOH PENERAPAN REGRESI
BERGANDA
Pengaruh harga dan pendapatan terhadap
permintaan minyak goreng.
∑Y
∑X1
∑Y2
∑X1Y
∑X2Y
∑X12
∑X22
∑X1X2
3
8
10
24
30
64
100
80
4
7
10
28
40
49
100
70
5
7
8
35
40
49
64
56
6
7
5
42
30
49
25
35
6
6
4
36
24
36
16
24
7
6
3
42
21
36
9
18
8
6
2
48
16
36
4
12
9
6
2
54
18
36
4
12
10
5
1
50
10
25
1
5
10
5
1
50
10
25
1
5
68
63
46
409
239
405
324
317
RUMUS
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
CONTOH: PENERAPAN REGRESI BERGANDA
Pengaruh harga dan pendapatan terhadap permintaan minyak goreng
maka persamaan regresinya dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Y = 15,086 – 1,015X1 – 0,41 X2
24
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
OUTLINE
Bagian III Statistik Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Pengertian Korelasi Berganda dan
Kegunaannya
Teori Pendugaan Statistik
Analisis Regresi Berganda: Pendugaan
Koefisien Regresi
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Koefisien Determinasi, Korelasi
Berganda, dan Korelasi Parsial
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Kesalahan Baku dalam Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Pengujian Hipotesis pada Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Asumsi dan Pelanggaran Asumsi
dalam Regresi Berganda
Fungsi, Variabel, dan Masalah dalam
Analisis Regresi
Regresi Berganda dalam Ekonomi dan
Keuangan
25
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
KOEFISIEN DETERMINASI
Koefisien Determinasi menunjukkan suatu proporsi dari varian yang dapat diterangkan oleh
persamaan regresi (regression of sum squares—RSS) terhadap varian total (total sum of squares—
TSS). Besarnya koefisien determinasi dirumuskan sebagai berikut:
R
2
Varianyangditerangka
n persamaan
regresi
(RSS)
VarianTotal(TSS)
26
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
RUMUS KOEFISIEN KORELASI SEDERHANA
27
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
RUMUS KOEFISIEN KORELASI PARSIAL
Koefisien korelasi parsial diturunkan dari koefisien korelasi sederhana
28
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
OUTLINE
Bagian III Statistik Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Pengertian Korelasi Berganda dan
Kegunaannya
Teori Pendugaan Statistik
Analisis Regresi Berganda: Pendugaan
Koefisien Regresi
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Koefisien Determinasi, Korelasi
Berganda, dan Korelasi Parsial
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Kesalahan Baku dalam Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Pengujian Hipotesis pada Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Asumsi dan Pelanggaran Asumsi
dalam Regresi Berganda
Fungsi, Variabel, dan Masalah dalam
Analisis Regresi
Regresi Berganda dalam Ekonomi dan
Keuangan
29
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
UJI GLOBAL ATAU UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
Hipotesis yang ingin diuji adalah kemampuan variabel bebas
menjelaskan tingkah laku variabel terikat, apabila variabel
bebas tidak dapat memengaruhi variabel terikat dapat
dianggap nilai koefisien regresinya sama dengan nol, sehingga
1. Menyusun Hipotesis
berapa pun nilai variabel bebas tidak akan berpengaruh
terhadap variabel terikat. Persamaan pada contoh satu, yaitu Y
= 15,086 – 1,015X1 – 0,41 X2, variabel bebas X1, dan X2
dikatakan mampu memengaruhi Y apabila nilai koefisien b 1 dan
b2 tidak sama dengan nol, apabila sama dengan nol, maka
dikatakan tidak mampu memengaruhi variabel bebas Y.
30
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
UJI GLOBAL ATAU UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
Untuk uji ini digunakan tabel F. untuk mencari nilai F-tabel perlu diketahui
derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut pada baris, dan
2. Menentukan daerah
keputusan
taraf nyata. Diketahui ada tiga variabel , yaitu Y, X1, dan X2, jadi k=3, sedangkan
jumlah n=10. Jadi derajat pembilang k ‒ 1=3 ‒ 1 = 2, sedangkan derajat
penyebut n ‒ k= 10 ‒ 3 = 7 dengan taraf nyata 5%. Nilai F-tabel dengan derajat
pembilang 2, penyebut 7 dan taraf nyata 5% adalah 4,74
Derajat bebas pembilang
Derajat bebas penyebut
1
2
3
4
5
…
120
1
161
200
216
225
230
…
253
254
2
18,5
19,0
19,2
19,2
19,3
…
19,5
19,5
3
10,1
9,55
9,28
9,12
9,01
…
8,55
8,53
4
7,71
6,94
6,59
6,39
6,26
…
5,66
5,63
5
6,61
5,79
5,41
5,19
5,05
…
4,40
4,37
6
5,99
5,14
4,76
4,53
4,39
…
3,70
3,67
7
5,59
4,74
4,35
4,12
3,97
…
3,27
3,23
…
…
…
…
…
…
…
…
…
3,84
3,00
2,60
2,37
2,21
…
1,22
1,00
31
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
UJI SIMULTAN ATAU UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
F
3. Menentukan
nilai F-hitung
R2 /( k 1)
( 1 R2 ) /(n 3)
Dari soal diketahui bahwa R2 = 0,933 dan n = 10, sehingga nilai
F-hitung adalah:
F
0,933/(3 1)
0,4665/ 0,0096 48,73881
( 1 0,933) /(10 3)
32
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
UJI GLOBAL ATAU UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
Terima H1
4. Menentukan
F-Hitung= 48,74
daerah keputusan
Terima Ho
F-Tabel=4,74
Skala F
33
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
UJI GLOBAL ATAU UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
Nilai F-hitung > dari F-tabel dan berada di daerah terima H 1. Ini
menunjukkan bahwa terdapat cukup bukti untuk menolak Ho dan
5. Memutuskan
Hipotesis
menerima H1. Kesimpulan dari diterimanya H1 adalah nilai koefisien
regresi tidak sama dengan nol, dengan demikian variabel bebas dapat
menerangkan variabel terikat, atau dengan kata lain variabel bebas
yaitu X1 dan X2 pengaruhnya secara bersama-sama nyata terhadap
variabel terikatnya, yaitu Y.
34
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
OUTLINE
Bagian III Statistik Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Pengertian Korelasi Berganda dan
Kegunaannya
Teori Pendugaan Statistik
Analisis Regresi Berganda: Pendugaan
Koefisien Regresi
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Koefisien Determinasi, Korelasi
Berganda, dan Korelasi Parsial
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Kesalahan Baku dalam Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Pengujian Hipotesis pada Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Asumsi dan Pelanggaran Asumsi
dalam Regresi Berganda
Fungsi, Variabel, dan Masalah dalam
Analisis Regresi
Regresi Berganda dalam Ekonomi dan
Keuangan
35
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
CONTOH KASUS: KEUNTUNGAN DIPENGARUHI ASET DAN HARGA SAHAM
PERBANKAN
Bersambung ke hlm
selanjutnya
36
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
CONTOH KASUS: KEUNTUNGAN DIPENGARUHI ASET DAN HARGA SAHAM
PERBANKAN
Y = a + b1X1 + b2X2
Di mana
Y
:
Keuntungan perusahaan (miliar/tahun)
X1
:
Total aset (miliar/tahun)
X2
:
Harga saham (rupiah/lembar)
37
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
CONTOH KASUS: KEUNTUNGAN DIPENGARUHI ASET DAN HARGA SAHAM
PERBANKAN
Hasil perhitungan dengan menggunakan komputer (Ms Excel atau SPSS)
38
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
CONTOH KASUS: KEUNTUNGAN DIPENGARUHI ASET DAN HARGA SAHAM
PERBANKAN
39
CONTOH KASUS: KEUNTUNGAN DIPENGARUHI ASET DAN HARGA SAHAM
PERBANKAN
Persamaan Y = ‒728,140 + 0,017X1 + 0,4X2 menyatakan bahwa aset (X1) dan (Y) berhubungan positif.
Hal ini berarti jika aset (X1) meningkat 1 miliar rupiah, maka keuntungan (Y) meningkat 0,017 miliar
rupiah, dan sebaliknya. Variabel harga saham (X2) dan keuntungan (Y) berhubungan positif juga.
Sehingga apabila harga saham (X2) naik 1 rupiah, maka keuntungan perusahaan meningkat 0,4 miliar.
Angka -728,140 merupakan konstanta yanng berarti apabila semua variabel bebas sama dengan nol
maka variabel terikatnya = -728,140
Nilai R2= 0,946 ini menunjukkan kemampuan variabel aset dan harga saham menjelaskan perilaku
keuntungan perusahaan sebesar 94,6% dan sisanya atau residu sebesar 6,4% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dan diteliti dalam persamaan tersebut. Ini menunjukkan spesifikasi model
yang sangat baik, karena kemampuan menjelaskannya relatif besar yaitu sebesar 94,6%
40
TERIMA KASIH
41
1
PENGERTIAN ANALISIS KORELASI
Analisis Korelasi
Suatu teknik statistika yang digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel.
2
HUBUNGAN POSITIF DAN NEGATIF
Hubungan Inflasi dan Suku
Bunga (Korelasi Negatif)
35
30
25
20
15
10
5
0
2,01
9,35
12,55
Hubungan Produksi dan
Harga Minyak Goreng
(Korelasi Positif)
10,33
Inflasi
Gambar pertama menunjukkan hubungan antara
variabel inflasi dan suku bunga. Apabila dilihat
pada gambar saat inflasi rendah, maka suku bunga
tinggi dan pada saat inflasi tinggi, suku bunga
rendah. Gambar tersebut menunjukkan adanya
hubungan antara inflasi dan suku bunga yang
bersifat negatif.
700
600
500
400
300
200
100
0
637
740
722
781
849
881
Harga Minyak Goreng
Gambar kedua memperlihatkan
hubungan yang positif antara variabel
produksi dan harga minyak goreng, yaitu
apabila harga meningkat, maka produksi
juga meningkat.
3
RUMUS KOEFISIEN KORELASI
Rumus koefisien korelasi tersebut dinyatakan sebagai berikut:
n XY X Y
r
n
2
2
n Y Y
X X
2
2
Di mana:
r
: Nilai koefisien korelasi
åX : Jumlah pengamatan variabel X
åY : Jumlah pengamatan variabel Y
åXY : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(åX2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(åX)2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X
(åY2) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(åY)2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y
n
: Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
4
HUBUNGAN KUAT DAN LEMAHNYA SUATU KORELASI
Korelasi negatif
sempurna
Korelasi negatif
sedang
Korelasi negatif
kuat
-1,0
Tidak ada
Korelasi
Korelasi negatif
lemah
-0,5
Korelasi negatif
Korelasi positif
sedang
Korelasi positif
lemah
0,0
Korelasi positif
sempurna
Korelasi positif
kuat
0,5
Korelasi positif
1,0
Skala r
5
CONTOH: JUMLAH NILAI INVESTASI
DIPENGARUHI OLEH BUNGA KREDIT INVESTASI
6
CONTOH: PERMINTAAN DIPENGARUHI HARGA
DAN PENDAPATAN
Rumus koefisien korelasi
7
PENGERTIAN KOEFISIEN DETERMINASI
Koefisien Determinasi
Bagian dari keragaman total variabel terikat Y (variabel yang
dipengaruhi atau dependen) yang dapat diterangkan atau
diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang
memengaruhi atau independen).
Koefisien determinasi = r2
2
n XY X Y
r2
n
2
X 2 X n
2
2
Y
Y
8
OUTLINE
Bagian III Statistik Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Pengertian Korelasi Sederhana
Teori Pendugaan Statistik
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Analisis Regresi: Metode Kuadrat
Terkecil
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Kesalahan Baku Pendugaan
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Fungsi, Variabel, dan Masalah dalam
Analisis Regresi
Asumsi-Asumsi Metode Kuadrat Terkecil
Perkiraan Interval dan Pengujian
Hipotesis
Hubungan Koefisien Korelasi, Koefisien
Determinasi, dan Kesalahan Baku
Pendugaan
9
RUMUS UJI t UNTUK UJI KORELASI
atau
Di mana:
t
: Nilai t-hitung
r
: Nilai koefisien korelasi
n
: Jumlah data pengamatan
10
CONTOH UJI t UNTUK UJI KORELASI SOAL A
Ujilah apakah (a) nilai r = ‒0,892 pada hubungan antara suku bunga dan investasi PMDN dan
(b) r = 0,894 pada hubungan antara harga minyak CPO dan produksi minyak mentah kelapa
sawit (CPO) sama dengan nol pada taraf nyata 5%?
1. Perumusan hipotesis:
Hipotesis yang diuji adalah koefisien korelasi sama dengan nol. Korelasi dalam populasi
dilambangkan dengan ρ sedang pada sampel r.
2. Taraf nyata 5% untuk uji dua arah (a/2=0,05/2=0,025) dengan derajat bebas (df) = n ‒
k = 11 ‒ 2 = 9. Nilai taraf nyata a/2= 0,025 dan df =9 adalah = 2,262. Ingat bahwa n
adalah jumlah data pengamatan, yaitu = 11, sedangkan k adalah jumlah variabel, yaitu
Y dan X, jadi k= 2.
3. Menentukan nilai uji t
11
CONTOH UJI t UNTUK UJI KORELASI
4. Menentukan daerah keputusan dengan nilai kritis 2,262
5.
Menentukan keputusan. Nilai t-hitung ternyata terletak pada daerah menolak
H0. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat cukup bukti untuk menolak H 0,
dan menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi dalam populasi
tidak sama dengan nol, dan hubungan antara tingkat suku bunga investasi
dengan nilai investasi bersifat kuat dan nyata.
12
OUTLINE
Bagian III Statistik Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Pengertian Korelasi Sederhana
Teori Pendugaan Statistik
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Analisis Regresi: Metode Kuadrat
Terkecil
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Kesalahan Baku Pendugaan
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Fungsi, Variabel, dan Masalah dalam
Analisis Regresi
Asumsi-Asumsi Metode Kuadrat Terkecil
Perkiraan Interval dan Pengujian
Hipotesis
Hubungan Koefisien Korelasi, Koefisien
Determinasi, dan Kesalahan Baku
Pendugaan
13
DEFINISI PERSAMAAN REGRESI
Persamaan Regresi
Suatu persamaan matematika yang mendefinisikan
hubungan antara dua variabel.
14
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
15
SCATTER DIAGRAM UNTUK MEMBANTU MENARIK
GARIS REGRESI
Scatter diagram untuk hubungan antara volume ekspor dan nilai kurs USD dapat digambarkan
sebagai berikut:
15
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
15
CONTOH HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI
DENGAN HARGA MINYAK KELAPA SAWIT
µ = a+ bX
Y
16
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
15
CONTOH HUBUNGAN ANTARA PRODUKSI
DENGAN HARGA MINYAK KELAPA SAWIT
µ = 6.076.119,73+14.648,79X
Y
17
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA
PERSAMAAN UMUM
Rumus umum persamaan regresi sederhana:
Ŷ = a + bX
Rumus persamaan regresi dua variabel
independen:
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Rumus persamaan regresi tiga variabel
independen:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Rumus persamaan regresi k variabel
independen:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ... + bk Xk
CONTOH PENERAPAN REGRESI
BERGANDA
Pengaruh harga dan pendapatan terhadap
permintaan minyak goreng.
Responden
Permintaan
minyak
(liter/bulan)
Harga minyak (Rp
ribu/liter)
Jumlah
pendapatan (Rp
juta/bulan)
Gita
3
8
10
Anna
4
7
10
Ida
5
7
8
Janti
6
7
5
Dewi
6
6
4
Henny
7
6
3
Ina
8
6
2
Farida
9
6
2
Ludi
10
5
1
Natalia
10
5
1
CONTOH PENERAPAN REGRESI
BERGANDA
Pengaruh harga dan pendapatan terhadap
permintaan minyak goreng.
∑Y
∑X1
∑Y2
∑X1Y
∑X2Y
∑X12
∑X22
∑X1X2
3
8
10
24
30
64
100
80
4
7
10
28
40
49
100
70
5
7
8
35
40
49
64
56
6
7
5
42
30
49
25
35
6
6
4
36
24
36
16
24
7
6
3
42
21
36
9
18
8
6
2
48
16
36
4
12
9
6
2
54
18
36
4
12
10
5
1
50
10
25
1
5
10
5
1
50
10
25
1
5
68
63
46
409
239
405
324
317
RUMUS
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
CONTOH: PENERAPAN REGRESI BERGANDA
Pengaruh harga dan pendapatan terhadap permintaan minyak goreng
maka persamaan regresinya dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Y = 15,086 – 1,015X1 – 0,41 X2
24
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
OUTLINE
Bagian III Statistik Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Pengertian Korelasi Berganda dan
Kegunaannya
Teori Pendugaan Statistik
Analisis Regresi Berganda: Pendugaan
Koefisien Regresi
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Koefisien Determinasi, Korelasi
Berganda, dan Korelasi Parsial
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Kesalahan Baku dalam Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Pengujian Hipotesis pada Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Asumsi dan Pelanggaran Asumsi
dalam Regresi Berganda
Fungsi, Variabel, dan Masalah dalam
Analisis Regresi
Regresi Berganda dalam Ekonomi dan
Keuangan
25
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
KOEFISIEN DETERMINASI
Koefisien Determinasi menunjukkan suatu proporsi dari varian yang dapat diterangkan oleh
persamaan regresi (regression of sum squares—RSS) terhadap varian total (total sum of squares—
TSS). Besarnya koefisien determinasi dirumuskan sebagai berikut:
R
2
Varianyangditerangka
n persamaan
regresi
(RSS)
VarianTotal(TSS)
26
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
RUMUS KOEFISIEN KORELASI SEDERHANA
27
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
RUMUS KOEFISIEN KORELASI PARSIAL
Koefisien korelasi parsial diturunkan dari koefisien korelasi sederhana
28
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
OUTLINE
Bagian III Statistik Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Pengertian Korelasi Berganda dan
Kegunaannya
Teori Pendugaan Statistik
Analisis Regresi Berganda: Pendugaan
Koefisien Regresi
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Koefisien Determinasi, Korelasi
Berganda, dan Korelasi Parsial
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Kesalahan Baku dalam Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Pengujian Hipotesis pada Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Asumsi dan Pelanggaran Asumsi
dalam Regresi Berganda
Fungsi, Variabel, dan Masalah dalam
Analisis Regresi
Regresi Berganda dalam Ekonomi dan
Keuangan
29
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
UJI GLOBAL ATAU UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
Hipotesis yang ingin diuji adalah kemampuan variabel bebas
menjelaskan tingkah laku variabel terikat, apabila variabel
bebas tidak dapat memengaruhi variabel terikat dapat
dianggap nilai koefisien regresinya sama dengan nol, sehingga
1. Menyusun Hipotesis
berapa pun nilai variabel bebas tidak akan berpengaruh
terhadap variabel terikat. Persamaan pada contoh satu, yaitu Y
= 15,086 – 1,015X1 – 0,41 X2, variabel bebas X1, dan X2
dikatakan mampu memengaruhi Y apabila nilai koefisien b 1 dan
b2 tidak sama dengan nol, apabila sama dengan nol, maka
dikatakan tidak mampu memengaruhi variabel bebas Y.
30
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
UJI GLOBAL ATAU UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
Untuk uji ini digunakan tabel F. untuk mencari nilai F-tabel perlu diketahui
derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut pada baris, dan
2. Menentukan daerah
keputusan
taraf nyata. Diketahui ada tiga variabel , yaitu Y, X1, dan X2, jadi k=3, sedangkan
jumlah n=10. Jadi derajat pembilang k ‒ 1=3 ‒ 1 = 2, sedangkan derajat
penyebut n ‒ k= 10 ‒ 3 = 7 dengan taraf nyata 5%. Nilai F-tabel dengan derajat
pembilang 2, penyebut 7 dan taraf nyata 5% adalah 4,74
Derajat bebas pembilang
Derajat bebas penyebut
1
2
3
4
5
…
120
1
161
200
216
225
230
…
253
254
2
18,5
19,0
19,2
19,2
19,3
…
19,5
19,5
3
10,1
9,55
9,28
9,12
9,01
…
8,55
8,53
4
7,71
6,94
6,59
6,39
6,26
…
5,66
5,63
5
6,61
5,79
5,41
5,19
5,05
…
4,40
4,37
6
5,99
5,14
4,76
4,53
4,39
…
3,70
3,67
7
5,59
4,74
4,35
4,12
3,97
…
3,27
3,23
…
…
…
…
…
…
…
…
…
3,84
3,00
2,60
2,37
2,21
…
1,22
1,00
31
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
UJI SIMULTAN ATAU UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
F
3. Menentukan
nilai F-hitung
R2 /( k 1)
( 1 R2 ) /(n 3)
Dari soal diketahui bahwa R2 = 0,933 dan n = 10, sehingga nilai
F-hitung adalah:
F
0,933/(3 1)
0,4665/ 0,0096 48,73881
( 1 0,933) /(10 3)
32
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
UJI GLOBAL ATAU UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
Terima H1
4. Menentukan
F-Hitung= 48,74
daerah keputusan
Terima Ho
F-Tabel=4,74
Skala F
33
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
UJI GLOBAL ATAU UJI SIGNIFIKANSI SERENTAK (UJI F)
Nilai F-hitung > dari F-tabel dan berada di daerah terima H 1. Ini
menunjukkan bahwa terdapat cukup bukti untuk menolak Ho dan
5. Memutuskan
Hipotesis
menerima H1. Kesimpulan dari diterimanya H1 adalah nilai koefisien
regresi tidak sama dengan nol, dengan demikian variabel bebas dapat
menerangkan variabel terikat, atau dengan kata lain variabel bebas
yaitu X1 dan X2 pengaruhnya secara bersama-sama nyata terhadap
variabel terikatnya, yaitu Y.
34
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
OUTLINE
Bagian III Statistik Induktif
Metode dan Distribusi Sampling
Pengertian Korelasi Berganda dan
Kegunaannya
Teori Pendugaan Statistik
Analisis Regresi Berganda: Pendugaan
Koefisien Regresi
Pengujian Hipotesis Sampel Besar
Koefisien Determinasi, Korelasi
Berganda, dan Korelasi Parsial
Pengujian Hipotesis Sampel Kecil
Kesalahan Baku dalam Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
Pengujian Hipotesis pada Regresi
Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Berganda
Asumsi dan Pelanggaran Asumsi
dalam Regresi Berganda
Fungsi, Variabel, dan Masalah dalam
Analisis Regresi
Regresi Berganda dalam Ekonomi dan
Keuangan
35
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
CONTOH KASUS: KEUNTUNGAN DIPENGARUHI ASET DAN HARGA SAHAM
PERBANKAN
Bersambung ke hlm
selanjutnya
36
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
CONTOH KASUS: KEUNTUNGAN DIPENGARUHI ASET DAN HARGA SAHAM
PERBANKAN
Y = a + b1X1 + b2X2
Di mana
Y
:
Keuntungan perusahaan (miliar/tahun)
X1
:
Total aset (miliar/tahun)
X2
:
Harga saham (rupiah/lembar)
37
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
CONTOH KASUS: KEUNTUNGAN DIPENGARUHI ASET DAN HARGA SAHAM
PERBANKAN
Hasil perhitungan dengan menggunakan komputer (Ms Excel atau SPSS)
38
Analisis Regresi dan Korelasi Linier
16
CONTOH KASUS: KEUNTUNGAN DIPENGARUHI ASET DAN HARGA SAHAM
PERBANKAN
39
CONTOH KASUS: KEUNTUNGAN DIPENGARUHI ASET DAN HARGA SAHAM
PERBANKAN
Persamaan Y = ‒728,140 + 0,017X1 + 0,4X2 menyatakan bahwa aset (X1) dan (Y) berhubungan positif.
Hal ini berarti jika aset (X1) meningkat 1 miliar rupiah, maka keuntungan (Y) meningkat 0,017 miliar
rupiah, dan sebaliknya. Variabel harga saham (X2) dan keuntungan (Y) berhubungan positif juga.
Sehingga apabila harga saham (X2) naik 1 rupiah, maka keuntungan perusahaan meningkat 0,4 miliar.
Angka -728,140 merupakan konstanta yanng berarti apabila semua variabel bebas sama dengan nol
maka variabel terikatnya = -728,140
Nilai R2= 0,946 ini menunjukkan kemampuan variabel aset dan harga saham menjelaskan perilaku
keuntungan perusahaan sebesar 94,6% dan sisanya atau residu sebesar 6,4% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dan diteliti dalam persamaan tersebut. Ini menunjukkan spesifikasi model
yang sangat baik, karena kemampuan menjelaskannya relatif besar yaitu sebesar 94,6%
40
TERIMA KASIH
41