PENGGUNAAN MEDIA DAN KESENJANGAN KEPUASAN (Studi Tentang Tayangan Berita Liputan 6 Petang di SCTV dan Program Reportase Sore di Trans TV terhadap Kepuasan Menonton Siaran Berita Televisi dalam Usaha Mendapatkan Informasi yang Aktual di Kalangan Anggota DP

PENGGUNAAN MEDIA DAN KESENJANGAN KEPUASAN (Studi Tentang Tayangan Berita Liputan 6 Petang di SCTV dan Program

Reportase Sore di Trans TV terhadap Kepuasan Menonton Siaran Berita Televisi dalam Usaha Mendapatkan Informasi yang Aktual di Kalangan Anggota DPRD Kabupaten Karanganyar masa bakti 2004-2009)

Disusun oleh: PUPUT WIDYAWATI D1207548

Skripsi Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh

gelar sarjana social pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu

Komunikasi JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

BAB I

A. LATAR BELAKANG

Dengan dikeluarkanya UU No 24 Tahun 1997, Stasiun televisi swasta di Indonesia di perkenankan untuk membuat dan menyiarkan program acara berita. Dari pagi hingga malam pemirsa dimanjakan dengan berbagai sajian informasi aktual. Maka timbul persaingan antar stasiun televisi swasta untuk memperebutkan pemirsa. Pemirsa dihadapkan pada berbagai pilihan-pilihan untuk menonton program berita yang waktu tayangnya sangat berhimpitan. Kebutuhan kebutuhan informasi yang aktual sangat mempengaruhi seberapa besar tingkat kebutuhan untuk menonton siaran berita televisi. Adapun acara siaran berita yang ditayangkan sangat beragam di berbagai statiun televisi swasta di Indonesia, sebagai contohnya adalah program Liputan 6 Petang yang ditayangkan oleh statiun televivi SCTV yang memiliki slogan tajam dan terpercaya dan program Reportase Sore di Trans TV. Adapun salah satu pemirsanya adalah para anggota DPRD Kabupaten Karanganyar yang pada hakekatnya merupakan wakil masyarakat yang bertugas melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan diwilayahnya khususnya adalah kabupaten Karanganyar.

Menyadari akan arti pentingnya tugas dan tanggung jawab tersebut maka perlu bagi anggota DPRD untuk memperhatikan perkembangan isu-isu aktual yang ada dimasyarakat. Dan sebagai wakil rakyat sudah selayaknya dituntut konsekuwensinya untuk mampu menyuarakan aspirasi masyarakat. Oleh karna itu DPRD harus peka terhadap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam Menyadari akan arti pentingnya tugas dan tanggung jawab tersebut maka perlu bagi anggota DPRD untuk memperhatikan perkembangan isu-isu aktual yang ada dimasyarakat. Dan sebagai wakil rakyat sudah selayaknya dituntut konsekuwensinya untuk mampu menyuarakan aspirasi masyarakat. Oleh karna itu DPRD harus peka terhadap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam

Disisi lain anggota DPRD kerap kali mendapat sorotan yang tajam dari pemberitaan media massa itu sendiri. Mulai dari kinerja yang kurang baik, hingga permasalahan-permasalahan korupsi yang dilakukan oknum anggota DPRD. Namun disisi lain suksesnya kinerja para anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dalam memajukan kota Karanganyar sebagai kota percontohan untuk pelayanan terhadap masyarakat patut untuk dijadikan pemberitaan yang positif oleh media agar dapat diteladani oleh kabupaten lain. Oleh karena itu menarik sekali untuk meneliti bagaimana kesenjangan kepuasan para anggota DPRD Karanganyar dalam mengikuti pemberitaan yang ada, baik yang bersifat negative maupun positif kususnya pada program berita Liputan 6 Petang di SCTV dan program Reportase Sore di Trans TV. Liputan 6 dan Reportase Sore merupakan program berita yang hadir empat kali dalam sehari, acara Liputan 6 yang ditayangkan SCTV terdiri dari Liputan 6 Pagi, Liputan 6 Siang, Liputan 6 Petang dan Liputan

6 Malam. Demikian juga dengan program Reportase yang ditayangkan oleh Trans TV terdiri rari Reportase Pagi, Reportase Siang, reportase Sore dan Reportase Malam.

Namun disisi peneliti memilih program Liputan 6 Petang dan Reportase Sore karena dilihat dari jam penayangannya yang tayang pada waktu sore dimana para anggota DPRD khususnya sudah tidak dalam waktu kerja dan umumnya pada jam-jam ini merupakan saat–saat berada dirumah. Ketertarikan peneliti memilih dua program tersebut juga didasarkan atas kesamaan jenis acara, yaitu program berita yang menyajikan berbagai berita yang ada diindonesia. Penelitian ini dititik beratkan pada penontonnya sebagai penikmat siaran berita khususnya pada program Liputan 6 Petang di SCTV dan reportase Sore di Trans Tv. Tepatnnya peneliti akan mencari tahu sejauh mana tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) dan tingkat kepuasan yang di peroleh (GO) oleh responden melalui program ini, dan bagaimana pola penggunaan media yang digunakan responden, serta sejauh mana kesenjangan kepuasan (Discrepancy) yang dialami responden setelah menyaksikan kedua program tersebut dengan menggunakan pendekatan uses and grafitications.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari rangkaian latar belakang diatas dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) oleh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

2. Bagaimana tingkat kepuasan yang diperoleh (GO) yang dialami oleh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

3. Bagaimana tingkat kesenjangan kepuasan (Discrepency) yang dialami oleh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

4. Bagaimana tingkat pola penggunaan media anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dalam menyaksikan program Liputan 6 Petang di SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah diatas dapat dikemukakan tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) oleh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diperoleh (GO) yang dialami oleh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

3. Untuk mengetahui tingkat kesenjangan kepuasan (Discrepency) yang dialami oleh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan

6 Petang di SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

4. Untuk mengetahui tingkat pola penggunaan media anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dalam menyaksikan program Liputan 6 Petang di SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

D. MANFAAT PENELITIAN

a. Akademis Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan yang diharapkan, tingkat kepuasan yang diperoleh, pola penggunaan media dan kesenjangan kepuasan yang dialami oleh para anggota DPRD kabupaten Karanganyar dalam mennyaksikan program Liputan 6 Petang dan Reportase Sore. Serta membari tambahan toritis tentang komunikasi massa.

b. Praktis Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk melakukan kegiatan penelitian yang serupa dalam ruang lingkup yang lebih luas dan lebih mendalam lagi.

E. KERANGKA PEMIKIRAN DAN TEORI

Komunikasi merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan dalam hidup manusia antara lain karena banyaknya fungsi-fungsi sosial komunikasi sebagai berikut :

1) Fungsi Pengawasan Menunjukan upaya pengumpulan, pengolahan, produksi dan penyebaran

informasi mengenai peristiwa-peristawa yang terjadi didalam maupun diluar lingkungan suatu masyarakat.

2) Fungsi Korelasi Menunjuk pada upaya memberikan interpretasi atau penafsiran informasi

mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi.

3) Fungsi Sosialisasi Menunjuk pada upaya pendidikan dan peristiwa nilai-nilai, norma-norma

dan prinsip-prinsip dari satu generasi ke generasi yang lainya atau dari satu anggota kelompok masyarakat ke anggota-anggota atau kelompok masyarakat

lainya. 1

Selain itu, ditambahkan lagi fungsi hiburan dari komunikasi yaitu bahwa kegiatan komunikasi dilakukan dengan tujuan menghibur. Menurut Rogers dalam komunikasi, pesan dapat disampaikan dari komunikator kepada komunikan melalui dua macam saluran, yaitu media massa dan saluran antar personal. Selanjutnya menurut Rogers yang dimaksud dengan media massa meliputi surat

kabar, majalah, film, radio, dan televisi. 2 Media massa dalam artian luas adalah alat untuk menolong manusia dari keterbelakangan, membantu pesan manusia

sehingga bisa disampaikan secara serentak, cepat dan menjangkau khalayak luas dimanapun mereka berada. Penggunaan media dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai media exposure atau terpaan media yaitu perilaku penggunaan media komunikasi. Penggunaan media akan berlangsung secara terus menerus apabila media mampu memenuhi kebutuhan individu. Dalam teory law effect perilaku

1 Evereet M Rogers, Comunication Tehnology The New Media In Society, The Free Pers, New Yprk, 1986, hlm 12

2 Ibid, hlm 13 2 Ibid, hlm 13

kita. 3 Beberapa kesimpulan yang didapat menunjukan bahwa (1) Media massa

merupakan sumber yang lebih penting bagi pemuasan kebutuhan orang yang ”terasing” (alieneted) ataupun bagi mereka yang mengalami kekecewaan dari dirinya sendiri, keluarga, teman atau dari masyarakat secara keseluruhan. (2) Koresponden yang menyatakan bahwa persoalan negara dan kemasyarakatan penting bagi mereka, memilih surat kabar sebagai prioritas dalam memenuhi kebutuhan informasinya baru kemudian diikuti media radio dan televisi. (3) Buku merupakan sumber terbaik untuk memenuhi kebutuhan hiburan. (4) Kebutuhan

Untuk ”membutuh waktu” (meluangkan waktu senggang dipenuhi oleh televisi). 4

Kemudian aspek penggunaan media yang diukur pada umumnya meliputi: (1) Waktu yang digunakan (time spent) dalam mengikuti berbagai media. (2) Jenis-jenis isi yang diikutinya, dan (3) Berbagai hubungan individu yang

mengkonsumsi, baik dengan isi media ataupun dengan media pada umumnya. 5

“McQuail, Blumler, and Brown (1972) proposed a model of “media-person interactions to classify four important media gratifications: (1) Diversion: escape from routine or problems, emotional release, (2) Personal relationships: companionship, social utility, (3) Personal identity: self reference, reality exploration, value reinforces, and (4) Surveillance

(forms of information seeking).” 6 (Menurut Mcquail, Blumler, dan Brown (

3 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remajda Karya, Bandung, 1984, hlm 207 4 Ibid, hlm 105

5 Ibid, hlm 105

6 "http://en.wikibooks.org/wiki/Communication_Theory/Uses_and_Gratifications"

1972) merumuskan suatu model penggunaan media sebagai person interaksi yang menggolongkan empat kepuasan media : (1) Diversi: lepas dari rutinitas atau permasalahan, pelepasan/release emosional ( 2) Hubungan pribadi: Persahabatan, interaksi sosial (3) Tanda bukti diri: diri acuan, explorasi kenyataan, nilai menguatkan, dan ( 4) Pengawasan.)

Penelitian ini berpegang pada model teori komunikasi “Uses and gratifications” . Model ini pada hakekatnya merupakan koreksi atas model jarum hipodermik yang berasumsi bahwa komponen-komponen komunikasi komunikator, pesan, dan media sangat kuat dalam mempengaruhi khalayak.

“The approach seeks to understand psychological motives individuals have to seek different mediachannels to gratify their needs. This approach, which was later developed into the uses and gratifications theory, focuses on psychological factors – individual needs, interests, attitudes, and values that should help shape audiences’ media selections (Lowery &

Defleur, 1995).” 7 ( Pendekatan ini digunakan untuk memahami psikologis alasan individu menggunakan media berbeda dalam memuaskan

kebutuhan mereka yang memusat pada psikologis factor-faktor kebutuhan individu, minat, sikap, dan nilai-nilai yang membantu pemilihan media ( Lowery& Defleur, 1995).

Pada teori Uses and Grafitication dimana khalayak aktif dalam menggunakan media yang diinginkan dan berhak untuk menilai kelebihan ataupun kekurangan yang dipunyai oleh media.

”The uses and gratifications (U&G) theory originated from the functionalist perspective on mass media communication. It was first developed in research on the effectiveness of the radio medium in the 1940s. Basically, it focuses on the explanations for audience members'

Category: Communication Theory, Didownload tgl 11 februari 2009, pkl 09:34 wib.

7 Tau Sun, Bu Zhong, Jun Zhang http://www.chinamediaresearch.net China Media 2006, Uses and Gratification of Chineses Online Gamers. Didownload 17 Februari 2009, pkl 18.56 wib.

motivations and associated behaviors.” 8 ("Teori Uses and Gratifications berasal dari functionalist perspektif pada komunikasi suatu media massa..

Teori ini pertama kali dikembangkan pada sebuah riset yang mengamati sebuah efektivitas medium radio pada 1940. Pada dasarnya, teori uses and gratifications digunakan untuk mengetahui motivasi pendengar dan perilaku pendengar.)

Dalam menilai suatu media inilah kepuasan khalayak dapat diketahui. Petunjuk mengenai suatu kepuasan terhadap suatu media bisa dilihat dari karakteristik-karakteristik yang dikemukakan oleh Kanz, Gurevitch dan Haas

yaitu 9 :

1. Isi-isi media, misalnya : berita-berita, cerita bersambung, drama di televisi.

2. Sifat-sifat media massa, misalnya : media cetak melawan media elektronik, media yang cara penerimaannya dibaca melawan media pandang dengar.

3. Ciri-ciri terpaan media, contoh : situasi dalam rumah melawan diluar rumah, situasi orang lain secara bersama-sama.

Menurut Maslow kebutuhan manusia bertingkat-tingkat. 10 Teori tingkat kebutuhan Maslow membagi kebutuhan manusia terdiri atas lima tingkatan dalam

rangka pemenuhan kepuasannya, lima tingkatan itu meliputi :

1. Kebutuhan Fisiologikal (faali)

Kebutuhan ini timbul berdasarkan kondisi fisiologikal badan kita, seperti kebutuhan untuk makanan dan minuman, kebutuhan udara segar. 11

8 Xueming Luo http://www.jiad.org/article22UG, Comunication Journal, uses and gratification

theory and E-costumer behaviours a structural equation modelling study. Didownload tgl 17 februari 2009 pkl 18.45 wib.

Jalaludin Rahmat, Op Cit, hlm 100 10 Abraham H Maslow, Motifasi dan Kepribadian, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,1982,

hlm 30

Kebutuhan ini menjadi upaya tubuh kita untuk mencapai kesetabilan dan memepertahankannya.dalam kebutuhan ini juga dicetuskan konsep homeostatis, yang menunjukan usaha otomatis dalam tubuh untuk

mempertahankan aliran darah yang konstan dan normal. 12

Tidak perlu diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologi ini adalah kebutuhan yang paling kuat. Tegasnya ini berarti bahwa pada diri manusia yang selalu merasa kurang dalam kehidupannya, kebutuhan fisiologilah dan bukan yang lain, yang merupakan motivasi terbesar.

2. Kebutuhan akan keselamatan

Apabila kebutuhan fisiologikal relative telah terpenuhi, maka akan muncul seperangkat kebutuhan baru, yang kurang lebih dapat kita kategorikan dalam kebutuhan akan keselamatan (keamanan, kementapan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut , cemas dan kekalutan. Kebutuhan akan struktur, ketertiban, hokum, batas-batas, kekuatan dalam

diri pelindung dan sebagainya. 13

3. Kebutuhan Sosial

Maslow menyebut kebutuhan ini sebagai kebutuhan kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta. Apabila kebutuhan fisiologis dan

11 Asyar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi, UI, Jakarta, 2001, hlm 327 12 Abraham H Maslow, Op Cit, hlm 43 13 Ibid, hlm 53 11 Asyar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi, UI, Jakarta, 2001, hlm 327 12 Abraham H Maslow, Op Cit, hlm 43 13 Ibid, hlm 53

4. Kebutuhan harga Diri (Esteem Needs)

Kebutuhan harga diri meliputi dua jenis yaitu :

a. Yang mencakup factor-faktor internal, seperti kebutuhan harga diri, kepercayaan diri otonomi dan kopetensi.

b.Yang mencakup faktor-faktor eksternal, kebutuhan yang menyangkut reputasi seperti mencakup kebutuhna untuk dikenal dan diakui

(recognition) dan status. 15

5. Kebutuhan Akualisasi diri

Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh. Kebutuhan

ini menekankan kebebasan dalam melaksanakan tugas pekerjaanya. 16

Kepuasan (satisfaction) menurut beberapa ahli didefinisikan sebagai berikut: Gruneberg menyatakan bahwa kepuasan adalah reaksi emosi individu terhadap objek tertentu sedangkan Locke mengemukakan bahwa kepuasan adalah kondisi emosi individu yang positif atau menyenangkan sebagai hasil dari

14 Ibid, hlm 53 15 Asyar Sunyoto Munandar, Op Cit, hlm 53 16 Ibid, hlm 328 14 Ibid, hlm 53 15 Asyar Sunyoto Munandar, Op Cit, hlm 53 16 Ibid, hlm 328

Penelitian uses and gratification ini memfokuskan pada perbedaan antara gratification sough (GS) dan gratification obtined (GO) yang lazim di sebut gratification discrepancy (Discrepency). Konsep ini dipusatkan pada analisis terhadap nilai GS dan GO yang merupakan modal dasar pengukuran terhadap pengukuran kesenjangan kepuasan (Discrepency). Menurut Denis McQuail konsep pemuasan kebutuhan terbagi menjadi dua, yaitu merupakan kepuasan yang diharapkan jika menggunakan media tertentu, dan kepuasan nyata yang diperoleh setelah mengkonsumsi media tertentu. Proses Discrepency dapat diukur dengan memberi pertanyaan dalam 5 kategori gratifikasi yaitu:

1. General Information Seeking Yaitu penggunaan isi media untuk mengetahui atau mencari informasi- informasi yang bersifat umum.

2. Decision Utility Yaitu menggunakan isi media untuk mengambil keputusan.

3. Entertainment Yaitu menggunbakan isi media unuk mendapatkan hiburan.

4. Personal Utility Yaitu menggunakan isi media untuk memenuhi kebutuhan pribadi.

5. Parasosial Interaction Yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat hubungan sosial dan

kegiatan kemasyarakatan. 17

Kepuasan yang diharapkan oleh audience (GS) sebelum menggunakan media tidak terdapat dari perbedaan antara media yang satu dengan ynag lain. Tetapi lebih banyak dipengarui oleh harapan-harapan khalayak yang diabtraksikan dari pengalaman dalam berbagai jenis dan bentuk media. Sedangkan GO lebih di abstraksikan terhadap materi favorit yang disajikan oleh media massa tertentu. Tingkat GO bersifat sangat khusus dan berbeda-beda pada masing-masing media.

F. DEFENISI KONSEPSIONAL DAN DEFINISI OPERASIONAL

a. Definisi konsepsional

Definisi konsepsional merupakan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang

menjadi pusat perhatian dari ilmu sosial. 18 Adapun definisi konsepsional dari penelitian ini adalah :

1) Grafitication Sought (GS/ Kepuasan yang diharapkan) Merupakan tingkat kepuasan yang dicari atau diharapkan seseorang melalui

penggunaan media massa tertentu. 19

17 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1996, Hlm 9 18 Masri Singarimbun, Metode Penelitian survey, Gramedia, Jakarta, 1989, hlm 33 19 Denis McQuail, Op Cit, hlm 27 17 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1996, Hlm 9 18 Masri Singarimbun, Metode Penelitian survey, Gramedia, Jakarta, 1989, hlm 33 19 Denis McQuail, Op Cit, hlm 27

· Menonton televisi khususnya program acara berita karena ingin endapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi disekitar maupun diluar wilayah.

· Menonton televisi untuk memperoleh berita terbaru tentang kejadian yang dialami orang lain ditempat lain.

b) Desicion Utility (Yaitu menggunakan isi media untuk mengambil keputusan) dengan indikator pertanyaan :

· Menonton televisi untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang suatu kejadian, peristiwa, berita yang tengah terjadi dan

kemudian termotivasi untuk menyaksikan acara tersebut.

c) Interpersonal Utility (Yaitu menggunakan isi media untuk memenuhi kebutuhan pribadi) dengan indikator pertanyaan :

· Menonton televisi untuk mendapatkan bahan pembicaraan dengan orang lain.

· Menonton televisi untuk mendapatkan bukti/fakta untuk memperkuat dan mengeluarkan opini untuk mempengaruhi orang lain.

· Menonton televisi untuk menunjang nilai-nilai pribadi dan pencitraan diri.

d) Sosial Interaction (Yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan) dengan indikator pertanyaan :

· Menonton televisi sebagai sarana berkumpul bersama keluarga atau teman.

· Menontot televisi sebagai sarana untuk memperbincangkan peristiwa yang ada dengan orang lain.

e) Entertaimant (Yaitu menggunbakan isi media unuk mendapatkan hiburan) dengan indikator pertanyaan :

· Menonton televisi sebagai sarana mengisi waktu luang dan semata-mata untuk hiburan.

2) Grafitication Obtained (GO/Kepuasan yang diperoleh) Merupakan tingkat kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi media. Pada GO cara pengukuran sama seperti GS.

3) Media Use (penggunaan media) Suatu pola atau cara dalam menggunakan atau mengkonsumsi media massa, dimana khalayak secara aktif menentukan suatu reaksi yang ia inginkan. Pola tersebut mengarah pada tingkat penggunaan media 3) Media Use (penggunaan media) Suatu pola atau cara dalam menggunakan atau mengkonsumsi media massa, dimana khalayak secara aktif menentukan suatu reaksi yang ia inginkan. Pola tersebut mengarah pada tingkat penggunaan media

mengikuti berbagai media. (2) Jenis-jenis isi yang diikutinya, dan (3) Berbagai hubungan individu yang mengkonsumsi, baik dengan isi

media ataupun dengan media pada umumnya. 21 Aspek penggunaan media ini dibagi menjadi 3 indikator yaitu :

a. Frekuensi yaitu tingkat keseringan penggunaan media karena terpaan media.

b. Durasi yaitu waktu yang digunakan untuk menggunakan media

c. Intensitas yaitu banyaknya waktu yang dalam mengkonsumsi suatu media. 22

4) Grafitication Discrepansy (D/kesenjangan Kepuasan) Grafitication Discrepancy adalah kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) khalayak dari penggunaan sebuah media.

b. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang diberikan kapada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun

20 Jalaludin Rahmat, Op Cit, hlm 45 21 Ibid, hlm 105 22 Ibid, hal 106 20 Jalaludin Rahmat, Op Cit, hlm 45 21 Ibid, hlm 105 22 Ibid, hal 106

1. Gratification Sought (GS)

Adalah berbagai alasan untuk yamg mendorong seseorang untuk menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Penghitungan tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) berdasarkan pertanyaan berikut yang mengacu pada 5 kelompok motif kebutuhan yang diajukan, yaitu:

a) General Information Seeking (Yaitu penggunaan isi media untuk mengetahui atau mencari informasi-informasi yang bersifat umum) dengan indikator pertanyaan :

· Menonton televisi khususnya program acara berita karena ingin endapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi disekitar

maupun diluar wilayah. · Menonton televisi untuk memperoleh berita terbaru tentang

kejadian yang dialami orang lain ditempat lain.

b) Desicion Utility (Yaitu menggunakan isi media untuk mengambil keputusan) dengan indikator pertanyaan :

· Menonton televisi untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang suatu kejadian, peristiwa, berita yang tengah terjadi dan kemudian

termotivasi untuk menyaksikan acara tersebut.

23 Muhamad Nazir, Metode Penelitian, Ghlmia Indonesia, Jakarta, 1988, hlm 152 23 Muhamad Nazir, Metode Penelitian, Ghlmia Indonesia, Jakarta, 1988, hlm 152

orang lain. · Menonton televisi untuk mendapatkan bukti/fakta untuk

memperkuat dan mengeluarkan opini untuk mempengaruhi orang lain.

· Menonton televisi untuk menunjang nilai-nilai pribadi dan pencitraan diri.

d) Sosial Interaction (Yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan) dengan indikator pertanyaan : · Menonton televisi sebagai sarana berkumpul bersama keluarga

atau teman. · Menontot televisi sebagai sarana untuk memperbincangkan

peristiwa yang ada dengan orang lain.

e) Entertaimant (Yaitu menggunbakan isi media unuk mendapatkan hiburan) dengan indikator pertanyaan : · Menonton televisi sebagai sarana mengisi waktu luang dan semata-

mata untuk hiburan.

2. Grafitication Obtained (GO)

Variabel kepuasan yang diperoleh (GO) diukur dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dioperasionalkan dari 9 item pertanyaan seperti (GS). Gratification Obtained ini dioperasikan dengan jalan mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang diberikan 3 alternatif jawaban yang menggunakan tiga skala pengukuran yaitu untuk jawaban pilihan M (Memenuhi) diberi skor 3, CM (Cukup Memenuhi)diberi skor 2, dan TM (Tidak Memenuhi) diberi skor 1.

3. Media Use (Penggunaan Media)

Tingkat penggunaan media pada responden dalam penelitian ini dihitung berdasarkan dengan memberikan 8 pertanyaan Aspek penggunaan media ini dibagi menjadi 3 indikator yaitu :

a. Frekuensi yaitu tingkat keseringan penggunaan media karena terpaan media. a). Seberapa sering anda menonton siaran berita ditelevisi?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Jarang sekali

b). Pada saat menonton siaran berita Liputan 6 Petang di SCTV atau Reportase Sore di Trans TV apakah anda melakukan aktivitas lain?

a. Tidak pernah ada aktivitas lain

b. Kadang-kadang ada aktivitas lain

c. Selalu ada aktivitas lain c. Selalu ada aktivitas lain

Liputan 6 Petang di SCTV atau Reportase Sore di Trans TV? (1 jam per hari)

a. 5-7 jam dalam satu minggu

b. 3-4 jam dalam satu minggu

c. 1- 2 jam dalam satu minggu

c. Intensitas yaitu banyaknya waktu yang dalam mengkonsumsi suatu media.

d). Pentingkah menurut anda menonton siaran berita

televisi?

a. Sangat penting

b. Penting

c. Tidak terlalu penting

e). Apakah anda selalu tepat waktu untuk menyaksikan program acara Liputan 6 Petang di SCTV atau

Reportase Sore di Trans TV?

a. Selalu tepat waktu

b. Kadang-kadang tepat waktu

c. Tidak pernah tepat waktu

f). Program acara televisi apa yang paling anda gemari?

a. Berita

b. Infotaiment

c. Sinetron

Kemudian aspek penggunaan media yang diukur menggunakan tiga skala pengukuran yaitu Tinggi, Sedang, dan Rendah. Berdasarkan penentuan skor tersebut diatas diperoleh nilai tertinggi dari 6 item pertanyaan, yaitu 6 x 3 = 18 (sebagai batas atas) dan nilai terendaah 6 x 1 = 6 (sebagai batas bawah), maka interval kelasnya adalah :

i = range Jumlah kelas i = range Jumlah kelas

Kategorisasi ke 3 kelas tingkat kepuasan yang diharapkan responden tersebut adalah :

· Tinggi :16 – 18 artinya tingkat penggunaan media responden tinggi · Sedang : 11 – 15 artinya tingkat penggunaan media responden sedang · Rendah : 6 – 10 artinya tingkat penggunaan media responden rendah

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kuantitatif, yang merupakan suatu proses yang berawal dari pada minat untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya menjadi suatu gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode yang sesuai dan seterusnya. Penelitian ini dilakukan secara ilmiah, sehingga langkah-langkah sistematis. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas- luasnya terhadap objek penelitian pada suatu saat tertentu. Menurut Jalaludin Rakhmat penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi dan peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian ini hanya memaparkan bagaimana audience secara aktif memenuhi kebutuhannya pada pilihan-pilihan program tayangan berita televisi, serta kesesuaian penerimaan acara tersebut dengan kepuasan yang Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kuantitatif, yang merupakan suatu proses yang berawal dari pada minat untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya menjadi suatu gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode yang sesuai dan seterusnya. Penelitian ini dilakukan secara ilmiah, sehingga langkah-langkah sistematis. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas- luasnya terhadap objek penelitian pada suatu saat tertentu. Menurut Jalaludin Rakhmat penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi dan peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian ini hanya memaparkan bagaimana audience secara aktif memenuhi kebutuhannya pada pilihan-pilihan program tayangan berita televisi, serta kesesuaian penerimaan acara tersebut dengan kepuasan yang

data yang diperoleh merupakan hasil dari penyebaran kuestioner pada responden dilapangan .

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang di ambil oleh penulis adalah bertempat di Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Karanganyar. Alasan dipilihnya DPRD Kabupaten Karang Anyar sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

Pada saat melakukan penelitian di DPRD Karanganyar, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami banyak bencana alam yang diakibatkan oleh musim hujan, dimana sebagian wilayah mengalami banjir, tanah longsor, badai, banjir lahar dingin dan sebagainya. Salah satunya adalah Kabupaten Karanganyar dimana bencana tanah longsor selalu datang saat musim penghujan tiba. Selain bencana alam yang terjadi, keadaan krisis global yang melanda dunia juga berpengaruh pada stabilitas ekonomi di Indonesia dan Kabupaten Karanganyarpun pasti terkena imbasnya dimana sektor ekonomi didaerah ini cukup banyak. Sehingga sangat menarik bagi peneliti untuk di teliti bagaimana kesenjangan kepuasan para anggota DPRD Karanganyar dalam mendapatkan informasi yang aktual dari menonton program siaran berita televisi kususnya pada progran siaran berita Liputan 6 Petang di SCTV dan Reportase Sore di Trans TV.

24 Ibid, hlm 34

3. Tehnik Penarikan Sampel

Populasi adalah individu-individu atau objek yang akan menjadi sasaran penelitian yang tidak saja berupa alat-alat, keadaan atau tempat dan sebagainya.

sedangkan individu yang diselidiki itu di sebut sample. 25

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sample dari seluruh populasi yang ada. Yaitu seluruh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar masa bakti 2004- 2009 yang berjumlah 45 orang.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penulis di dapat melalui:

a. Data Primer

1. Observasi yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengamatan dilapangan.

2. Questioner yaitu daftar pertanyaan yang ditujukan pada responden baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Data Sekunder

Data ini diambil, secara tidak langsung dari sumbernya, meliputi studi kepustakaan, dokumentasi, data-data administrasi dan dari sumber- sumber lain yang mendukung kepustakaan.

25 Sutrisno Hadi, Metode Research, Andi, Yogyakarta, 1983, hlm 63

5. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik analisis dengan menyederhanakan hasil dari lapangan dalam bentuk kode. Penyederhanaan ini dilakukan secara manual dengan menggunakan Coding Sheet. Penghitungan dimana setiap item dari GS disilangkan dengan item dari GO yang sejenis. Pengoprasionalan dari rumus ini di sebut dengan Croos Tabulation atau tabulasi silang agar dapat menggetahui prosentase tingkat kesenjangan kepuasan media dalam memuaskan respondennya berdasarkan penghitungan item-item yang telah ditentukan.

Pada penelitian ini penulis menggunakan uji signifikasi dari Chi kuadrat dengan menggunakan rumus 26 :

X² = ∑ (fo-fh)²

∑ fh

Dimana :

X² = Chi kuadrat (Discrepancy)

fo = kepuasan yang diperoleh (GO)

fh = kepuasan yang diharapkan (GS)

26 Drs Hartono, Mpd, Statistik Untuk Penelitian,Yogyakarta ,Pustaka Pelajar2004. hlm 152

BAB II SEKILAS TENTANG DPRD KABUPATEN KARANGANYAR

A. Landasan Hukum dan Terbentuknya DPRD Kabupaten Karanganyar

Dalam pasal 18 UUD 1945, yang berbunyi “ pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan daerah kecil dengan bentuk dan susunan pemerintahan ditetapkan dengan undang-undang, dengan memendang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam system pemerintahan Negara, dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.” Lebih l;anjut pasal 18 tersebut diperjelas dan dipertegas lagi dalam penjelasan UUD 1945 sebagai berikut : Oleh karna Negara Indonesia itu “ eenheidstaat” maka Indonesia tidak munkin mempunyai daerah didalam lingkungannya yang bersifat “staat” juga. Daerah Indonesia akandibagi dalam bebera propinsi, dan daerah propinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. Daerah- daerah itu bersifat otonom (streek- dan locale rechtsgemeenschappen) atau bersifat administrasi berkala, semuanya menurut aturan yang ditetapkan oleh undang-undang. Di daerah-daerah yang bersifat otonom akan diadakan badan perwakilan daerah oleh karena di daerahpun pemerintah akan bersendi pada permusyawaratan.

Dengan isi penjelasan UUD’45 menjadi jelas bahwa pasal 18 UUD’45 menjadi landasan pembentukan pemerintah daerah yang di atur dengan undang-undang bahwa daerah-daerah dimaksud akan bersifat otonom dan akan memiliki badan perwakilan daerahl juga dapat ditarik kesimpulan bahwa

Selanjutnya kalau kita meringkas isi penjelasan UUD’45 akan dijumpai pokok-pokok pengertian sebagai berikut.

1. Daerah tidaklah bersifat “staat” atau Negara (dalam Negara)

2. Wilayah Indonesia dibagi dalam propinsi. Propinsi ini kemudian dibagi pula dalam daerah-daerah yang lebih kecil.

3. Derah-daerah itu adalah daerah-daerahotonom atau daerah administrasi

4. Di daerah otonom dibentuk badan perwakilan daerah sesuai dengan dasar permusyawaratan dalam sisitem pemerintahan Negara.

Sejak 1945 lembaga legislative daerah telah mengalami perkembangan yang cukup menarik, baik dalmam segi hukum maupun praktek. Semenjak aturan yang dipegang adalah UU No.5 tahun 1974, tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah, yang mulai berlaku tanggal 23 Juli 1974, sampai terbentukanya UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, tercatat telah mengalami enam kali perubahan kedudukan hokum sesuai isi perundang-undangan yang berlaku selama ini sebelum reformasi.

Dengan demikian secara tidak langsung telah digambarkan struktur dan pola organisasi pemerintahan daerah yang dalam banyak hlm merupakan penjabaran dari struktur organisasi serta mekanisme organisasi Negara

Republik Indonesia dalam arti terbatas. 27 Adapun penjabaran itu mencakup :

1. Pemerintah daerah adalah suatu keharusan dalam struktur Negara Republik Indonesia.

2. Pemerintah daerah mempunyai kepala daerah.

3. Pemerintah daerah dijalankan secara demokratis dengan bersendi atas dasar permusyawaratan. Hlm ini menjadi landasan dasar pembentukan lembaga legislative daerah yang berkembang menjadi DPRD

4. Kepala daerah diberi otonomi

5. Pembentukan daerah dilakukan dengan undang-undang.

6. Pemberian otonomi disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah yang bersangkutan.

Untuk melaksanakan fungsinya sebagai wakil rakyat, kepada DPRD diberikan hak-hak tertentu meliputi : 28

27 Bambang Cipto, Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Era Pemerintahan Modern-Industrial, Rajawali Pers, Jakara, 1995, hlm 21

28 Budiarjo dkk, Fungsi Legislatif Dalam Sistem Politik Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 1993, hlm 124

1. Hak anggaran

2. Hak mengajukan pertanyaan bagi setiap anggota.

3. Hak meminta keterangan

4. Hak mengadakan perubahan.

5. Hak mengajukan pernyataan pendapat.

6. Hak prakarsa.

7. Hak mengadakan penyelidikan. Keberhasilan DPRD sebagai lembaga tergantung dari pelaksanaan fungsi DPRD tersebut. Pada garis besarnya fungsi legislative mencakup: 29

1. Fungsi memilih

2. Fungsi pengendalian dan pengawasan

3. Fungsi membuat undang-undang dan peraturan daerah

4. Fungsi debat

5. Fungsi representasi Dalam hlm ini fungsi DPRD yang sering menjadi sorotan masyarakat

adalah fungsi dimana anggota DPRD sebagai representasi. Yang mana DPRD harus bertindak dan berperilaku “represent” (wakil) untuk setiap tindak tanduknya dalam seluruhkegiatannya dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Menurut Syarief Makhya di bidang perwakilan, DPRD berperan untuk menyerap dan menyalurkan berbagai aspirasi masyarakat serta memperjuangkan agar bias terwujud dalam kebijak-

kebijakan pemerintah daerah. 30

29 Ibid, hlm 85 30 Ibid, hlm 86

Dengan demikian DPRD harus diimbangi dengan perbuatan dan hasil kerja yang produktif dan berguna bagi rakyat yang diwakilinya.DPRD adalah duta, pembawa suara, penyambung lidah, pelindung dari rakyat yang

mempercayakan suara kepadanya lewat suatu pemilihan umum. 31

Secara teoritis DPRD lebih dekat dan dapat merasakan langsung persoalan masyarakat serta dapat berkomunikasi lebih cepat, langsung, dan saling kenal dengan sesama anggota DPRD, maupun dengan eksekutif. Harapan masyarakat akan adanya DPRD yang ideal adalah wajar dan merupakan tuntutan yang terhormat dalam mekanisme demokrasi. Adanya kelemahan DPRD sekarang ini bukanlah kelemahan structural tetapi lebih pada anggotanya itu sendiri secara perseorangan. Dengan demikian komunikasi DPRD dengan masyarakat harus ditingkatkan secara terus menerus.

B. Susunan Anggota DPRD Kabupaten Karanganyar

Susunan keanggotaan dan pimpinan DPRD tingkat II diatur dalam pasal 34 – 35 UU No.2 Tahun 1985 secara garis besar susunan dan keanggotaan serta kepemimpinan DPRD II hampir sama dengan susunan keanggotaan DPRD. Setelah masa reformasi hlm ini diatur dalam UU No.4 Tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Kemudian untuk DPRD Karanganyar sendiri mengenai susunan dan

31 Ibid, hlm 91 31 Ibid, hlm 91

1. Struktur Organisasi dan Fungsinya

Fraksi -fraksi

Pimpinan

DPRD

Secretariat DPRD

Panitia Panitia

Komisi - komisi musyawarah Anggaran

Komisi A Komisi B

Komisi C

Komisi D Komisi E

Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar

Adapun penjelasan dari struktur diatas adalah :

1.1 Pimpinan DPRD

Adalah salah satu kelengkapan DPRD, dan merupakan satu kesatuan yang bersifat kolektif dan tidak mewakili fraksi yang ada dalam DPRD.adapun tugas dari ketua DPRD adalah :

a. Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja ketua dan wakil ketua serta rapat paripurna DPRD.

b. Memimpin rapat panitia musyawarah dalam menetapkan acara rapat paripurna DPRD serta pelaksanaannya.

c. Memimpin rapat panitia anggaran.

d. Menjaga peraturan tata tertib DPRD agar dapat dilaksanakan dengan seksama.

e. Menyipulkan hasil rapat yang dipimpinnya.

f. Melaksanakan keputusan-keputusan rapat.

g. Menyampaikan keputusan rapat kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

h. Memberitahukan hasil musyawarah yang dianggap perlu kepada Bupati / Kepala daerah.

i. Mengadakan konsultasi dengan Bupati / Kepala daerah.

1.2 Panitia Musyawarah

Merupakan kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD.adapun susunan keanggotaan panitia musyawarah ditetapkan oleh Rapat Paripurna DPRD. Adapun tugas panitia rapat adalah : Merupakan kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD.adapun susunan keanggotaan panitia musyawarah ditetapkan oleh Rapat Paripurna DPRD. Adapun tugas panitia rapat adalah :

b. Menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat paripurna DPRD.

c. Memutuskan pilihan mengenai risalah apabila timbul perbedaan pendapat.

d. Memberi saran atau pendapat kepada pimpinan DPRD untuk memperlancar segala pembicaraan atas dasar musyawarah mufakat.

e. Bermusyawarah dengan Bupati / Kepala daerah mengenai hlm yang berkenan dengan penetapan acara serta pelaksanaan apabila dianggap perlu oleh DPRD atau oleh Bupati / Kepala daerah.

1.3 Panitia Anggaran

Merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap, dan dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD, yang mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat strategis dalam pelaksanaan hak anggaran DPRD. Keanggotaan ini terdiri dari setiap fraksi berdasarkan perimbangan jumlah anggotanya dan setiap wakil dari setiap komisi. Ketua dan Wakil DPRD karena jabatanya adalah ketua dan wakil ktua panitia anggaran. Tugas dari panitia anggaran adalah : Merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap, dan dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD, yang mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat strategis dalam pelaksanaan hak anggaran DPRD. Keanggotaan ini terdiri dari setiap fraksi berdasarkan perimbangan jumlah anggotanya dan setiap wakil dari setiap komisi. Ketua dan Wakil DPRD karena jabatanya adalah ketua dan wakil ktua panitia anggaran. Tugas dari panitia anggaran adalah :

b. Memberi saran dan pendapat kepada DPRD mengenai rancangan nota keuangan, rancangan APBD, perubahan dan perhitungannya yang telah disampaikan oleh bupati / kepala daerah.

1.4 Komisi

Merupakan badan yang dibentuk khusus umtuk memperlancar pekerjaan DPRd agar tercapai efisiensi. Komisi merupakan salah satu alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap. Seluruh anggota DPRD harus menjadi anggota komisi terkecuali ketua DPRD. Jumlah anggota tiap komisi sedapat- dapatnya sama banyak. Dalam setiap komisi terdapat ketua, wakil ketua, dan seorang sekretaris komisi yang ditentukan dari musyawarah anggota komisi. Tugas dari komisi pada DPRD adalah :

a. Melakukan pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah dan rancangan DPRD yang terdapat dalam tugas disetiap bidang-bidang dalam tiap komisi.

b. Memberikan laporan pada pimpinan DPRd tentang hasil kerja komisi.

c. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pamarintahan dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat yang termasuk dalam tugas komisi.

d. Membantu pimpinan DPRD untuk mengupayakan penyelesaian masalah yang disampaikan bupati kepada DPRD.

e. Mengadakan rapat kerja Bupati / Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk dan rapat dengar pendapat dengan lembaga, badan dan organisasi kemasyarakatan.

f. Mengadakan peninjauan dan kunjungan kerja yang dianggap perlu oleh komisi yang bersangkutan atas persetujuan ketua DPRD.

g. Mengajukan usul dan saran kepada pimpinan DPRD yang termasuk dalam ruang lingkup bidang tugas masing-masing komisi.

h. Menyusun peryataan tertulis dalam rangka pembahasan suatu masalah yang menjadi tugas masing-masing komisi.

Dalam pemerintahan DPRD Karanganyar, Komisi terdiri dari lima komisi yaitu

1. Komisi A ( Bidang Pemerintahan dan Keamanan) komisi ini berperan dalam mengurus antara lain pemerintahan umum dan otonomi daerah, hukum, umum, pedesaan, politik dan keamanan, 1. Komisi A ( Bidang Pemerintahan dan Keamanan) komisi ini berperan dalam mengurus antara lain pemerintahan umum dan otonomi daerah, hukum, umum, pedesaan, politik dan keamanan,

2. Komisi B ( Bidan Perekonomian) komisi ini bertugas dalam urusan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, perdangan, koperasi, perindustrian dan kerajinan, dunia usaha, peneneman modal dan periwisata.

3. Komisi C ( Bidang Keuangan) bertugas dalam urusan umum keuangan,

anggaran,

perlengkapan,

inventaris daerah,

kesekretariatan DPRD, perusahaan daerah, dan perbankan.

4. Komisi D ( Bidang Pembangunan) dalam komisi ini anggotanya mengurusi pembangunan lingkungan hidup, Pekerjaan umum, pengairan, perumahan dan tata kota, perhubungan, perencanaan pembangunan, gupita loka/ operation room.

5. Komisi E ( Bidang Kesejahteraan Rakyat) dalam komisi ini mengurusi masalah-masalah keagamaan, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, transmigrasi, tenaga kerja/ perburuhan, pemuda, olahraga dan pramuka, urusan wanita, dan kesejahteraan sosial.

Adapun kegiatan-kegiatan anggota komisi antara lain:

1). Kunjungan Kerja

2). Rapat-rapat Kerja

3). Dengar Rapat

4). Rapat-rapat rutin

1.5 Panitia Khusus

Merupakan kelengkapan DPRD yang bersifat sementara.dibentuk oleh pimpinan DPRd untuk tugas-tugastertentu. Adapun keanggotaan panitia kusus ini adalah sebagai berikut:

a. Terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang anggota termasuk seorang ketua yang ditunjuk oleh pimpinan DPRD.

b. Panitia khusus dapat menunjuk seorang anggota sebagai sekretaris.

2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Adalah unsur staf yang membantu pimpinan DPRd dalam meyelenggarakan tugas dan kewajibannya. Dalam kesekretariatan DPRD dipimpin oleh seorang sekretaris DPRD. Tugas dari bidang ini adalah melaksanakan tugas-tugas dan segala usaha dalam peyelenggaraan sidang-sidang, urusan rumah tangga dan keuangan DPRD.

3. Fraksi DPRD

Adalah pengelompokan anggota DPRD yang terdiri atas kekuatan politik yang mencerminkan golongan dalam masyarakat. Adapun fraksi-fraksi dalam DPRD kabupaten Karanganyar adalah : Adalah pengelompokan anggota DPRD yang terdiri atas kekuatan politik yang mencerminkan golongan dalam masyarakat. Adapun fraksi-fraksi dalam DPRD kabupaten Karanganyar adalah :

b. Fraksi PDIP Perjuangan

c. Fraksi Golkar

d. Fraksi PAN

e. Fraksi PKS

f. Fraksi Partai Pelopor Pembangunan

Tugas dari fraksi-fraksi ini adalah:

a. Menentukan dan mengatur segala sesuatu yang menyangkut urusan fraksi masing-masing

b. Meningkatkan kwalitas, kemampuan, efisiensi dan efektifitas kerja para anggotanya.

C. Identitas Responden

1. Identitas Responden Menurut Usia

Klasifikasi usia pada anggota DPRD Kabupaten Karanganyar terdapat tiga kelas yaitu Dewasa, Tua, dan Lanjut Usia.usia antara 25-40 tahun termasuk dalam kategori dewasa, usia pada 41-55 tahun termasuk dalam kategori tua dan pada kategori lanjut usia adalah para anggota yang usia ada pada 56-70 tahun. Untuk lebih lengkapnya lihat tabel berikut.

Tabel 1.1 Kelompok Usia Responden

NO Kelompok Usia

3 Usia Lanjut

45 100 % Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar

Jumlah

2. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

Angota DPRD Kabupaten Karanganyar mayoritas adalah laki-laki dengan jumlah anggota 42 orang dan wanita hanya 3 orang.

Tabel 1.2 Jenis Kelamin Responden

NO

Jenis Kelamin

Frekuensi

Prosentase %

1 Laki – laki

45 100 % Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar

Jumlah

3. Identitas Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan

Sebagian besar anggota DPRD Kabupaten memiliki latar belakang pendidikan hanya setingkat SMA. Hlm ini hanya selisih sedikit dengan anggota yang memiliki pendidikan Sarjana dan hanya sebagian persen yang tingkat pendidikannya Diploma, namun masih ada anggota yang hanya tamatan SMP. Data yang peneliti dapat tentang latar belakang pendidikan para anggota DPRD Karanganyar dijabarkan pada tabel berikut.

Tabel 1.3 Latar Belakang Pendidikan

45 100 % Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar

Jumlah

4. Identitas Responden Menurut Asal Fraksi

Fraksi Golkar merupakan partai yang memiliki anggota paling banyak di DPRD Karanganyar yang memiliki 15 anggota kemudian fraksi PDIP yang memiliki 12 anggota, Partai Demokrat dan PKS 5 orang dan sedangkan PAN dan partai Pelopor memiliki 4 anggota, untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:

Tabel 1.4 Asal Fraksi Responden

1 Partai Demokrat

2 PDIP Perjuangan

4 Pelopor Persatuan

Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar

5. Identitas Responden Menurut Komisi Yang Dibawahi

Dalam keanggotaan DPRD Karanganyar terdapat 4 orang yang tidak termasuk dalam jajaran komisi.dalam komisi B terdapat 9 orang anggota selebihnya komisi-komisi yang lain memiliki masing-masing 8 orang anggota.

Tabel 1.5 Komisi Responden

2 Komisi A

8 17.78 %

3 Komisi B

9 20 %

4 Komisi C

8 17.78 %

5 Komisi D

8 17.78 %

6 Komisi E

8 17.78 %

45 100 % Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar

Jumlah

BAB III VARIABEL GRATIFICATION SOUGHT (SG), MEDIA USE DAN GRATIFICATION OBTAINED (GO)

A. GRATIFICATION SOUGHT (GS)

Gratification Sought (GS) ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kepentingan dari kebutuhan yang dimiliki responden untuk menilai tingkat kepuasannya melalui program acara berita Liputan 6 Petang Petang di SCTV dan Reportase Sore di Trans Tv.