Korelasi antar sifat - sifat buah pada tanaman srikaya (annona squamosa l.) di daerah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah

KORELASI ANTAR SIFAT - SIFAT BUAH PADA TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa L.) DI DAERAH SUKOLILO, PATI, JAWA TENGAH

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Agronomi

Oleh : Zaynudin Aziz

H 0106121

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

KORELASI ANTAR SIFAT - SIFAT BUAH PADA TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa L.) DI DAERAH SUKOLILO, PATI, JAWA TENGAH

Yang dipersiapkan dan disusun oleh : Zaynudin Aziz H0106121 Telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal :……………………………….

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan tim penguji Ketua

Dr. Ir. Djati Waluyo Djoar, MS

NIP.19510202.198003.1.003

Anggota I Anggota II

Dr. Ir. Parjanto, MP Ir. Pratignya Sunu, MP NIP.19620323.198803.1.001

NIP.19530124.198003.1.003

Surakarta, Juli 2010 Mengetahui, Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP.19551217.198203.1.003

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Korelasi Antar Sifat-Sifat Buah

Pada Tanaman Srikaya ( Annona squamosa L. ) Di Daerah Sukolilo, Pati, Jawa

Tengah”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan berbagai pihak, sehingga penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT atas anugerah ilmu, kemudahan, dan kekuatan menyelesaikan skripsi ini.

2. Keluarga yang saya banggakan : bapak, ibu, kakak, dan adik-adik yang selalu memberikan dukungan baik materi, semangat, dan doa.

3. Prof. Dr. Ir. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Ir. Djati Waluyo Djoar, MS selaku pembimbing utama yang telah memberikan saran dan sumbangan pemikiran kepada penulis selama pelaksanaan penelitian sampai penyusunan skripsi ini.

5. Dr.Ir.Parjanto, MP selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan masukan, saran serta sumbangan pemikiran hingga akhir penyusunan skripsi ini.

6. Ir. Pratignya Sunu, MP selaku dosen pembahas yang telah memberikan masukan dan saran pada skripsi ini.

7. Dr. Ir. Supriyadi, MS selaku pembimbing akademik saya, yang selalu membimbing saya dalam masalah akademik dari awal kuliah hingga akhir perkuliahan ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dal;am kelancaran penelitian ini, yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

iv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Hasil analisis korelasi fenotip antar sifat komponen hasil buah

srikaya (Annona squamosa L.) di daerah Sukolilo Pati Jawa Tengah…. ............................................................................ ……….. 14

Tabel 2. Persentase bentuk sisik buah srikaya (Annona squamosa L.) di daerah Sukolilo Pati Jawa Tengah .......................................................... 15 Tabel 3. Persentase warna kulit buah srikaya (Annona squamosa L.) di daerah Sukolilo Pati Jawa Tengah .......................................................... 17 Tabel 4. Persentase bentuk buah srikaya (Annona squamosa L.) di daerah Sukolilo Pati Jawa Tengah ...................................................................... 19 Tabel 5. Korelasi fenotip antara komponen hasil terhadap tebal daging buah ..... 22 Tabel 6. Korelasi fenotip antara komponen hasil terhadap jumlah biji

perbuah .................................................................................................... 24 Tabel 7. Korelasi fenotip antara komponen hasil terhadap kadar gula ................. 27

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Perbandingan bentuk sisik kulit buah srikaya (Annona squamosa L.) lancip dan tumpul ................................. 16 Gambar 2. Perbandingan warna kulit buah srikaya (Annona squamosa L.) hijau muda, hijau, dan hijau tua .................................................. 18 Gambar 3. Perbandingan bentuk buah srikaya (Annona squamosa L.) lonjong dan bulat ......................................................................... 19 Gambar 4. Mengukur lingkar buah srikaya (Annona squamosa L.) dengan menggunakan meteran ................................................................ 20 Gambar 5. Menimbang berat buah srikaya (Annona squamosa L.) dengan menggunakan timbangan ............................................................ 21 Gambar 6. Mengukur tebal daging buah srikaya (Annona squamosa L.) dengan menggunakan penggaris ................................................. 23

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Deskripsi habitus ............................................................................. 33

Lampiran 2. Data hasil pengamatan ...................................................................... 34 Lampiran 3. Hasil analisis korelasi ....................................................................... 36 Lampiran 4. Dokumentasi penelitian .................................................................... 38

ix

KORELASI ANTAR SIFAT - SIFAT BUAH PADA TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa L.) DI DAERAH SUKOLILO, PATI, JAWA TENGAH

Zaynudin Aziz H0106121 RINGKASAN

Kebutuhan masyarakat terhadap buah srikaya semakin lama semakin bertambah, sementara itu petani dan konsumen belum dapat mengidentifikasi ciri-ciri buah srikaya yang berkualitas baik. Maka dari itu perlu adanya sebuah penelitian korelasi antara sifat-sifat buah srikaya pati dari begitu banyak tanaman srikaya yang telah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari korelasi antar sifat komponen hasil tanaman srikaya sehingga dapat diketahui sifat buah yang dapat dipakai sebagai kriteria seleksi dalam pemuliaan tanaman srikaya.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2009-November 2009 di perkebunan srikaya dan pekarangan warga di desa Porangparing dan kuwawur Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan dengan metode survei terhadap 36 tanaman contoh yang ditentukan berdasarkan statified sampling dan proporsive sampling. Data diamati dan dianalisis dengan analisis

korelasi. Variabel penelitian meliputi: bentuk sisik buah (X 1 ), jumlah sisik buah (X 2 ), warna kulit buah (X 3 ), bentuk buah (X 4 ), lingkar buah (X 5 ), berat biji (X 6 ), berat buah (X 7 ), tebal daging buah (y 1 ), jumlah biji (y 2 ), dan kadar gula buah (y 3 ). Teknis analisis data menggunakan analisis korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat tebal daging buah berkorelasi positif sangat nyata terhadap sifat berat buah. Sifat jumlah biji per buah pada tanaman srikaya, berkorelasi positif sangat nyata terhadap sifat bentuk buah, berat biji dan positif nyata terhadap sifat berat buah. Sifat kadar gula buah tidak berkorelasi terhadap sifat-sifat buah yang lain.

Kata Kunci: sifat-sifat buah, srikaya

CORELATION BETWEEN FRUIT CHARACTERRISTICS OF SUGAR APPLE (Annona squamosa L.) AT SUKOLILO, PATI, CENTRAL JAVA

Zaynudin Aziz H0106121

Summary

The increase of demand of sugar apple faced to the unability of farmer on identifying which one has the besst quality. The reseach about corelation between characteristics of sugar apple from Pati compared with another species should be carried out. This research purpose to study corelation between characteristic of sugar apple yield component so that could be used to know the characteristic of its fruit as the standart of selection on sugar apple preservation.

This research conducted on Juni 2009 to November 2009 at land of research and the yard located at Porangparing and Kuwawur village, Sukolilo, Pati, Central Java. Research used survey on 36 Sample crop methode determinded by stratified sampling and purposive sampling. Data analyzed by corelation analysis. Variable of research are: shape of scales fruit (X1), amount of scales fruit (X2), colour of shell fruit (X3), shape of fruit (X4), diameter of fruit (X5), sed weight (X6), fruit weight (X7), thick of meat fruit (y1), amount of seed (y2), and degree of sugar (y3).

The result of this research showed that characteristic of meat fruit shown positive corelation to the characteristic of fruit weight strongly. Characteristic of amount of seed shown positive corelation to the characteristic of shape of fruit, seed weight, and fruit weight. While the characteristic of degree of sugar did not show corelation to the other characteristics.

Keyword: characteristics of fruit, sugar apple

xi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perhatian Pemerintah dalam pengembangan tanaman hortikultura terutama buah-buahan pada umumnya masih sangat kurang bila dibandingkan dengan pengembangan komoditas tanaman pangan saat ini. Pertimbangan yang dijadikan pegangan dalam hal ini adalah ketahanan pangan nasional lebih mendasar dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Dalam kebijakan mengenai pengembangan tanaman hortikultura pihak swasta mendapatkan hasil yang lebih besar. Pemerintah juga masih ikut melakukan pembinaan, namun hasilnya masih kurang memadai sehingga distribusi iptek masih belum menjangkau seluruh wilayah nasional. Apabila Pemerintah dapat melakukannya secara utuh, mutu buah-buahan akan semakin tinggi.

Dewasa ini kebutuhan manusia akan buah buah- buahan semakin tinggi, hal ini karena banyaknya kandungan vitamin yang ada di dalam buah. Salah satunya adalah buah srikaya (Annona squamosa L.), perlu diketahui bahwa pada daging buah srikaya terdapat kandungan flvonoid, borneol, terpene, dan alkaloid anonain, akarnya juga menandung saponin, tannin, dan polifenol. Biji mengandung minyak, resin, dan bahan beracun yang bersifat irisan. Buah juga mengandung asam amino, gula buah, dan mucilage. Buah muda mengandung tannin yang secara keseluruhan dapat berguna bagi manusia.

Mengingat banyak sekali manfaat dari buah srikaya, maka saat ini banyak diusahakan budidaya tanaman srikaya. Srikaya termasuk tanaman tahunan yang tergolong tanaman perdu/pohon, tinggi 2-7 meter, daun berbentuk elliptis, tepi rata. Bunga 1-2 berhadapan atau disamping daun. Buah majemuk berbentuk bola, kulitnya seperti sisik, daging buah yang matang lembik, putih, manis, dan biji berwarna hitam mengkilat (Tohir Kaslan, 1984).

Kecamatan Sukolilo ini merupakan salah satu centra budidaya tanaman srikaya di Jawa Tengah. Tanahnya yang keras berbatu dan berpasir menjadi media yang bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman srikaya Kecamatan Sukolilo ini merupakan salah satu centra budidaya tanaman srikaya di Jawa Tengah. Tanahnya yang keras berbatu dan berpasir menjadi media yang bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman srikaya

Keberadaan perkebunan srikaya ini berawal sejak tahun 1975 yang lalu melalui program penghijauan berupa tanaman jagung hibrida dan srikaya jenis lokal, ketika tanaman jagung tidak dapat tumbuh dengan baik, justru tanaman srikaya dapat tumbuh dengan baik pada lahan tersebut maka lahan tersebut dijadikan lahan perkebunan srikaya. Saat ini luas perkebunan srikaya di kebun masyarakat Sukolilo mencapai 80 ha.

Permasalahan saat ini adalah kurangnya perhatian petani terhadap proses budidaya tanaman ini, sehingga berimbas pada menurunnya keseragaman tanaman srikaya. Hal ini mengakibatkan penurunan hasil buah srikaya baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Maka dari itu perlu adanya sebuah penelitian untuk mengetahui identitas atau karakter buah yang baik sebagai dasar seleksi dalam pemuliaan tanaman srikaya sehingga diperoleh tanaman yang berkualitas baik untuk dikembangkan oleh petani.

Korelasi antar sifat dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan seleksi tidak langsung. Seleksi tidak langsung dianggap lebih efektif dibandingkan dengan seleksi langsung jika korelasi antar sifat-sifat buah yang diteliti tersebut sangat kuat (Kearsey & Pooni, 1996). Seleksi pada sifat kualitas hasil melalui destruksi buah, oleh karena itu untuk mempermudah seleksi, dilakukan melalui seleksi tidak langsung melalui sifat-sifat komponen buah yang berkorelasi dengan kualitas hasil yang bias diamati lebih awal dan tanpa merusak buah srikaya.

Selain itu dengan mengetahui hubungan antar sifat komponen hasil huah srikaya inilah yang akan dijadikan sebagai dasar seleksi tanaman pada daerah tersebut dengan tujuan mendapatkan jenis dan menentukan sifat-sifat komponen buah yang dapat mencerminkan kualitas buah srikaya sebagai Selain itu dengan mengetahui hubungan antar sifat komponen hasil huah srikaya inilah yang akan dijadikan sebagai dasar seleksi tanaman pada daerah tersebut dengan tujuan mendapatkan jenis dan menentukan sifat-sifat komponen buah yang dapat mencerminkan kualitas buah srikaya sebagai

B. Perumusan Masalah

Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk sekarang ini menyebabkan permintaan buah-buahan terutama buah srikaya juga ikut meningkat, maka perlu sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas hasil budidaya tanaman srikaya, sehingga dapat mencukupi permintaan pasar yang semakin tinggi dan mampu bersaing. Kurangnya perhatian terhadap proses budidaya menyebabkan peningkatan keragaman tanaman. Saat ini tanaman srikaya yang telah dibudidayakan oleh petani Desa Kuawur dan Porangparing ini masih tinggi keragamannya. Untuk menurunkan keragaman tanaman tersebut, maka perlu dilakukan seleksi tanaman srikaya yang potensial untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman srikaya didaerah tersebut. Salah satu langkah dari seleksi tanaman tersebut yaitu dengan mempelajari korelasi antar sifat-sifat komponen hasil buah. Sifat kualitas hasil merupakan salah satu sifat utama yang diperlukan pemulia untuk menentukan keberhasilan program pemuliaan tanaman yaitu mendapatkan sifat unggul. Untuk menyeleksi buah srikaya yang memiliki kualitas hasil yang baik dapat melalui sifat hasil dan komponen hasil yang berkorelasi dengan karakter kualitas hasil, sehingga seleksi dapat dilakukan tanpa merusak buah srikaya.

Dari uraian tersebut maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah, yaitu;

1. Apakah ada korelasi antar sifat-sifat buah pada tanaman srikaya (Anona squamosa L.) yang diteliti ?

2. Bagaimana korelasi antar sifat-sifat buah pada tanaman srikaya (Anona squamosa L.) yang diteliti ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari korelasi antar sifat komponen hasil tanaman srikaya sehingga dapat diketahui karakter atau sifat buah yang dapat dipakai sebagai kriteria seleksi dalam pemuliaan tanaman srikaya.

D. Hipotesis

1. Terdapat korelasi antara sifat-sifat buah pada tanaman srikaya.

2. Akan ditemukan karakter sifat buah sebagai kriteria seleksi untuk pengembangan tanaman srikaya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Deskripsi tanaman srikaya

Secara taksonomi tanaman srikaya dalam Harsono (2009) tersusun dalam suatu klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Magnoliales Familia : Annonaceae Genus : Annona Species : Annona squamosa Nama binomial : Annona squamosa L.

Srikaya (Annona squamosa L.) berasal dari Amerika Selatan, di Indonesia perkembangan tanaman ini belum begitu semarak seperti buah durian, rambutan, atau mangga. Namun demikian, buah srikaya sebenarnya menyimpan potensi yang cukup baik (Widyastuti dan Paimin ,1993).

Srikaya tumbuh mulai dari daerah tropik hingga sub tropik. Di Indonesia tanaman srikaya banyak dijumpai di dataran rendah basah hingga dataran rendah kering dan ketinggian tempat mencapai 800m di atas permukaan laut (dpl). Untuk dapat tumbuh secara optimal, srikaya memerlukan sinar matahari penuh dan curah hujan sekitar 1500 mm- 2000 mm per tahun. Kelembapan udara yang cocok untuk tanaman srikaya adalah

0 50%-60%, temperatur udara 20 0 C-35

C pada siang hari, dan temperature

0 18 0 C-27 C pada malam hari (Radi, 1997). Buah srikaya termasuk buah sejati tunggal yang berdaging dalam

golongan buah buni. Menurut Tjitrosoepomo (1988) buah buni mempunyai sifat lapisan luar yang sedikit kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair, seringkali dapat dimakan.

Srikaya termasuk pohon buah-buahan kecil yang tumbuh di tanah berbatu, kering, dan terkena cahaya matahari langsung. Tumbuhan yang

asalnya dari Hindia Barat ini akan berbuah setelah berumur 3-5 tahun. Srikaya sering ditanam di pekarangan, dibudidayakan, atau tumbuh liar, dan bisa ditemukan sampai ketinggian 800 m dpl. Perdu atau pohon kecil ini mempunyal tinggi 2-5 m, kulit pohon tipis berwarna keabu-abuan, getah kulitnya beracun. Daun bertangkai, kaku, letaknya berseling. Helaian daun bentuk lonjong sampai jorong menyempit, ujung dan pangkai runcing, tepi rata, panjang 6-17 cm, lebar 2,5-7,5 cm, permukaan daun warnanya hijau, bagian bawah hijau kebiruan, sedikit berambut atau gundul. Bunga 2-4 kuntum (berhadapan), keluar dari ujung tangkai atau ketiak daun, warnanya hijau kuning. Buahnya buah semu, bentuk bola atau kerucut, permukaan berbenjol-benjol, warnanya hijau berserbuk putih, penampang 5-10 cm, jika masak, anak buah akan memisahkan diri satu dengan lainnya. Warnanya hijau kebiru-biruan. Daging buah berwarna putih, rasanya manis. Biji masak berwarna hitam mengilap (Anonim, 2009b).

Pohon sudah dapat mendatangkan hasil setelah umur kurang lebih 1- 1,5 tahun. Pohon srikaya berbunga pada musim kemarau (Juni-Juli) dan buahnya baru bisa dipungut dalam bulan Agustus-September, Buahnya kecil dan warnanya abu kebiru-biruan dan seolah-olah bersisik (berbenjol-benjol). Sisik atau benjolan itu adalah buah yang sesungguhnya, tiap sisik terdiri dari daging buah dan biji.rasa buah manis. Produksi tiap pohon atau tiap tahunnya rata–rata 24 buah. Buah srikaya harus dipetik pada saat ia belum masak benar, sebab buah yang telah masak biasanya mudah pecah (Tohir, 1984).

Menurut Kardinan (2002), biji srikaya mengandung senyawa kimia annonain yang terdiri atas squamosin dan asimisin yang bersifat racun terhadap serangga. Hasil penelitian Sujanto et al., (1999) menunjukkan bahwa ekstrak biji srikaya cukup efektif mengendalikan hama kumbang kedelai Phaedonia inclusa Stal.

E. Komponen hasil tanaman srikaya

Komponen hasil merupakan salah satu komponen yang bersifat kuantitatif, yang nilainya dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk lingkungan tumbuh, sehingga untuk menduga keragamannya diperlukan karakter lain misalnya komponen hasil yang memiliki hubungan fungsional dengan hasil (Budiarti et al., 2004).

Peningkatan hasil dapat dilakukan dengan memperbaiki komponen penentu hasilnya. Komponen hasil tidak bertindak secara bebas . kadang- kadang berpengaruh sejajar, saling mengendalikan dan kadang-kadang bertindak berlawanan dimana kenaikan pada satu komponen hasil mengakibatkan

hasil lainnya. (Simatupang, 2009). Kemampuan tanaman menghasilkan buah dipengaruhi oleh faktor- faktor yang mempengaruhi fotosintesa seperti suhu, intersepsi cahaya, kapasitas sink. Sebaliknya apabila terjadi stress air, cahaya, suhu, dan hara mengakibatkan terganggunya keserasian hubungan source dan sink (Dwidjoseputro, 1983).

penurunan

pada

komponen

Gardner et al., (1991) menjelaskan bahwa keadaan lingkungan mempengaruhi kemampuan tumbuhan dalam mengekspresikan potensial genetisnya. Faktor lingkungan yang bukan tingkatan optimum bagi pertumbuhan dapat mengurangi komponen hasil panen.

F. Korelasi antar sifat komponen hasil buah

Pemuliaan tanaman bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang lebih baik, oleh karena itu pengetahuan mengenai tanaman yang bersangkutan sangat diperlukan sifat tanaman tersebut meliputi sifat morfologis, anatomis maupun fisiologis. Kenyataan menunjukan bahwa diantara sifat-sifat yang ada pada tanaman seringkali ada hubungan antara satu dengan yang lainnya. Adanya hubungan diantara sifat-sifat tanaman ini sangat membantu usaha- usaha pemuliaan tanaman khususnya dalam pekerjaan seleksi. Oleh karena itu Pemuliaan tanaman bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang lebih baik, oleh karena itu pengetahuan mengenai tanaman yang bersangkutan sangat diperlukan sifat tanaman tersebut meliputi sifat morfologis, anatomis maupun fisiologis. Kenyataan menunjukan bahwa diantara sifat-sifat yang ada pada tanaman seringkali ada hubungan antara satu dengan yang lainnya. Adanya hubungan diantara sifat-sifat tanaman ini sangat membantu usaha- usaha pemuliaan tanaman khususnya dalam pekerjaan seleksi. Oleh karena itu

Agar langkah-langkah yang ditempuh dalam rangka usaha pemuliaan tanaman tepat, maka derajat hubungan yang ada diantar sifat-sifat perlu diketahui. Derajat hubungan antara dua sifat tanaman, biasanya dinyatakan dengan suatu bilangan yang disebut koefisien korelasi. Korelasi dinyatakan dengan koefisien (r) dan merentang dari -1 sampai +1. Koefisien 1, dengan tanda + atau - menunjukan korelasi sempurna antara dua peubah. Sebaliknya koefisien nol berarti tidak ada korelasi sama sekali. Keseragaman dalam derajat korelasi dinyatakan oleh koefisien korelasi yang merentang dari 0 sampai 1 dan dari -1 sampai 0 (Gomez and Gomez, 1995).

Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi atau hubungan. Korelasi bermanfaat untruk mengukur kekuatan hubungan antara dua variable (X dan Y) (kadang lebih dari dua variable) Kuat lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan1 (Budiyono, 2004).

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2009-November 2009 di perkebunan srikaya di Desa Porangparing dan Kuwawur Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada ketinggian tempat sekitar 300m dpl.

B. Bahan dan alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Tanaman srikaya (Anona squamosa L.) yang di budidayakan petani srikaya di Desa Porangparing dan Kuwawur Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : alat tulis, penggaris, pisau, jangka sorong, timbangan, mortir dan cawan, hand refraktometer, kamera digital, termos penyimpanan dan kardus.

C. Cara Kerja Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode survei pada lahan perkebunan srikaya dan pekarangan rumah warga desa Kuwawur dan Porangparing di Kecamatan Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Pengamatan dilakukan terhadap

36 tanaman contoh yang ditentukan berdasarkan stratified sampling dan proporsive sampling . Selanjutnya diamati dan dianalisis dengan analisis korelasi.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2009-November 2009, dengan melakukan pengamatan sifat-sifat komponen hasil tanaman srikaya yang dibudidayakan petani di daerah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah: Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2009-November 2009, dengan melakukan pengamatan sifat-sifat komponen hasil tanaman srikaya yang dibudidayakan petani di daerah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah:

b. Pengambilan sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan memetik 3 buah srikaya pada setiap tanaman sampel. Buah yang diambil adalah buah yang berukuran maksimal dan hampir masak. Hal ini dimaksudkan guna mengurangi kerusakan buah saat pengangkutan.

c. Pemeraman buah Pemeraman dilakukan guna mempercepat kematangan buah srikaya yang telah dipetik, dilakukan hingga buah mencapai kondisi buah masak dan siap diamati. Pemeraman dilakukan dalam kardus.

d. Pengamatan Melakukan pengamatan terhadap seluruh variabel hasil buah yang telah ditentukan. Pengamatan dilakukan terhadap buah yang sudah masak.

3. Variabel Pengamatan

a. Variabel buah

1) Berat buah Pengamatan dilakukan dengan menimbang sampel buah yang telah masak dengan menggunakan timbangan analitik.

2) Tebal daging buah. Pengamatan dilakukan dengan membelah sampel buah yang masak, kemudian diukur tebal daging buahnya dengan menggunakan penggaris atau jangka sorong.

3) Bentuk buah Pengamatan dilakukan dengan mengamati masing–masing bentuk buah, terdiri dari dua kategori yaitu bulat dan lonjong dengan metode skoring.

4) Warna kulit buah Pengamatan dilakukan dengan mengamati masing-masing warna kulit buah yang telah masak, yang di bagi dalam 3 kategori warna yaitu hijau muda, hijau, dan hijau tua dengan metode skoring.

5) Jumlah sisik buah Menghitung jumlah sisik pada masing-masing kulit buah secara manual, untuk ketelitian dilakukan penandaaan pada sisik yang telah dihitung dengan menggunakan spidol.

6) Bentuk sisik kulit buah Pengamatan dilakukan terhadap buah yang telah masak, bentuk sisik dikategorikan menjadi dua macam yaitu tumpul dan lancip. Dilakukan dengan metode skoring.

7) Lingkar buah Mengamati lingkar buah yang telah masak dengan mengukur lingkar buah dengan menggunakan meteran.

8) Kadar gula daging buah Menghitung kadar gula buah dengan alat penghitung kadar gula (hand refraktometer).

b. Variabel biji

1) Jumlah biji per buah Pengamatan dilakukan dengan membelah buah srikaya yang telah masak, kemudian menghitung seluruh biji pada setiap sampel buah.

2) Berat total biji per buah Pengamatan dilakukan dengan menimbang seluruh biji pada setiap sampel buah yang telah masak dengan menggunakan timbangan analitik.

4. Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis korelasi sederhana (pearson).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Komponen hasil buah merupakan bagian-bagian penyusun buah yang tersusun sedemikian rupa sehingga terbebtuk buah yang sempurna. Sifat antar komponen hasil pada buah srikaya ini perlu dipelajari karena ketika orang mau mengkonsumsi buah srikaya ini maka yang pertama diperhatikan adalah mutu buah terutama penampakan buah secara fisik atau sifat fenotipnya. Selain itu, pada masing-masing komponen penyusun buah memiliki manfaat masing- masing, diantara manfaat buah sarikaya umumnya dimakan dalam keadaan segar. Daging buahnya dapat digunakan sebagai penyedap es krim,bahan baku pembuatan selai, sirup dan makanan olahan lainnya. Buah yang masih hijau dan biji mudanya memiliki sifat anti cacing dan insektisida yang efektif.

Dari hasil analisis korelasi antar sifat komponen hasil buah srikaya (Annona squamosa L.) di daerah Sukolilo Pati Jawa tengah yang disajikan pada Tabel.1 menunjukan bahwa antar variabel buah saling berkorelasi satu dengan yang lainnya artinya ada hubungan perubahan sifat komponen hasil satu dengan komponen hasil buah yang lain. Untuk mengetahui korelasi antar sifat komponen hasil buah srikaya ini dilakukan analisis dengan program SPSS yaitu dengan menggunakan analisis korelasi pearson.

Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel (atau lebih). Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positip (+) atau negatip (-), sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi.

Hubungan dua variabel dinyatakan positif jika nilai suatu variabel ditingkatkan maka akan meningkatkan nilai variabel lainnya, sebaliknya jika nilai variabel tersebut diturunkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain. Sebagai contoh adalah hubungan tinggi tanaman dengan produksi. Semakin

tinggi jagung maka berat tongkolnya akan semakin besar, sebaliknya semakin pendek tanaman maka berat tongkol semakin kecil.

Hubungan dua variabel dinyatakan negatif jika nilai suatu variabel ditingkatkan maka akan menurunkan nilai variabel lainnya, sebaliknya jika nilai variabel tersebut diturunkan maka akan menaikkan nilai variabel yang lain. Sebagai contoh adalah hubungan tingkat serangan hama dengan produksi. Semakin tinggi tingkat serangan hama maka produksinya akan semakin kecil, sebaliknya semakin kecil tingkat serangan hama maka produksinya semakin besar.

Tabel 1. Hasil analisis korelasi fenotip antar sifat-sifat komponen hasil buah srikaya (Annona squamosa L.) di daerah Sukolilo Pati Jawa Tengah

var X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

X1 1 -0,077

X2 1 -0,147

X3 1 -0,054

0,719** X6 1 0,322* X7 1 Keterangan :

** : Korelasi Significant pada α = 0,01 * : Korelasi Significant pada α = 0,05 X1 : bentuk sisik buah

X5 : lingkar buah

X2 : jumlah sisik buah

X6 : berat biji

X3 : warna kulit buah

X7 : berat buah

X4 : bentuk buah

Untuk dapat mengetahui nilai korelasi antar komponen sifat buah srikaya (Annona squamosa L.) di daerah Sukolilo Pati Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 1. nilai koefisien korelasi korelasi fenotip antar sifat komponen hasil bernilai positif dan negatif. Hal ini karena besarnya keeratan hubungan antar

sifat dapat dilihat dari nilai korelasinya. Korelasi yang digunakan untuk menduga besarnya keeratan hubungan antar sifat adalah korelasi fenotip. (Gomez and Gomez, 1995).

1. Bentuk sisik buah Buah dengan kulit yang bersisik merupakan ciri khas dari buah srikaya. Menurut informasi dari pemilik kebun, bahwa bentuk sisik yang tumpul warnanya lebih menarik perhatian konsumen dan konon katanya lebih manis dari pada buah yang bersisik lancip. Pada hasil pengamatan sifat bentuk sisik buah srikaya di Pati ini dapat dilihat bahwa jumlah buah srikaya dengan bentuk sisik lancip lebih banyak dari pada yang tumpul. Perbedaan bentuk sisik ini diduaga karena faktor genetik. Dari data hasil pengamatan pada tabel 2. dapat diketahui bahwa dari 41 buah yang diamati 51,2% buah bersisik lancip dan 48,8% bersisik tumpul.

Tabel 2. Persentase bentuk sisik buah srikaya (Annona squamosa L.) di daerah Sukolilo Pati Jawa Tengah

No Bentuk sisik buah

Gambar 1. Perbandingan bentuk sisik kulit buah srikaya (Annona squamosa L.)

lancip dan tumpul

Bentuk sisik buah srikaya pada penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu lancip (1) dan tumpul (2). Pengamatan terhadap bentuk buah dilakukan setelah buah dipanen dari kebun. Data hasil penelitian kemudian diskor, kemudian dihitung persentase masing-masing bentuk sisik buah. Nilai koefisien korelasi fenotif antar sifat bentuk sisik buah berkorelasi positif tidak nyata

terhadap variable sifat warna kulit buah (r tn

tn

13 =0,134 ), lingkar buah (r 15 =0,089 ),

berat biji (r tn

16 =0,003 ) dan berat buah (r 17 =0,135 ). Namun sebaliknya, nilai koefisien korelasi bentuk sisik buah berkorelasi negatif terhadap variabel jumlah

tn

12 =-0,077 ), bentuk buah (r 14 =-0,022 ). Ini menunjukkan bahwa sifat bentuk sisik buah tidak ada korelasi terhadap sifat warna kulit buah, lingkar buah, berat biji, berat buah, sisik buah, bentuk buah dan bentuk sisik buah. Artinya apapun bentuk sisik kulit buah srikaya tersebut tidak mempengaruhi perubahan kualitas maupun sifat-sifat komponen hasil buah sebagaimana disebutkan di atas .

sisik buah (r tn

tn

2. Jumlah sisik buah Berdasarkan data hasil pengamatan variabel jumlah sisik buah berkorelasi

negatif tidak nyata terhadap variabel tarhadap sifat warna kulit buah (r tn

23 =-147 ),

bentuk buah (r tn

24 =-0,100 ), lingkar buah (r 25 =-0,288 ), berat biji (r 26 =-0,158 ). dan berat buah (r tn

tn

tn

27 =-0,076 ). Artinya tidak ada korelasi antara sifat jumlah sisik buah terhadap sifat kulit buah, lingkar buah, berat biji dan berat buah. Hal ini menunjukkan bahwa banyak atau sedikitnya jumlah sisik pada kulit buah srikaya tidak memberikan pengaruh terhadap tinggi rendahnya kulitas dari sifat komponen hasil buah yang lain.

3. Warna kulit buah Variabel berikutnya adalah warna kulit buah, warna kulit buah srikaya pada penelitian ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu hijau muda (1), hijau (2) dan hijau tua (3). Pengamatan terhadap warna kulit buah ini dilakukan setelah buah dipanen dari kebun. Data hasil penelitian diskor, kemudian dihitung persentase masing-masing bentuk buah.

Tabel 3. Persentase warna kulit buah srikaya (Annona squamosa L.) di daerah Sukolilo Pati Jawa Tengah

No Warna kulit buah

Jumlah

Persentase (%)

1 Hijau muda (1)

3 Hijau tua (3)

Dari data hasil analisis korelasi pada Table 1. menunjukan bahwa warna kulit buah ini berkorelasi positif tidak nyata terhadap berat biji (r36=0,026 tn ) dan

berat buah (r tn

37 =0,173 ). Sifat warna kulit buah ini berkorelasi negatif tidak nyata

terhadap bentuk buah (r tn

34 =-0,054 ) dan lingkar buah (r 35 =-0,049 ). Hal ini menunjukkan bahwa variabel sifat warna kulit buah srikaya tidak ada korelasi terhadap sifat berat biji, berat buah, bentuk buah, lingkar buah, bentuk sisik buah dan jumlah sisik buah. Diduga perbedaan warna kulit buah ini dikarenakan pengaruh intensitas penyinaran matahari. Sinar matahari merupakan salah kondisi yang menyebabkan terjadinya perubahan warna. Benda - benda di sekitar manusia, apabila diamati, terlihat bahwa benda - benda yang sering terkena sinar matahari secara langsung mengalami perubahan warna lebih cepat dibanding dengan benda - benda yang terkena sinar matahari secara tidak langsung (pada kondisi lain yang sama). Intensitas warna buah berubah cukup besar terhadap sinar matahari, meskipun absorbansinya semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa

tn

terhadap sinar matahari (Samsudin dan Khoiruddin, 2009). Pada pengamatan terhadap stabilitas warna dari kulit rambutan, adanya sinar matahari menyebabkan degradasi pigmen yang ditunjukkan penurunan absorbansi, dimana secara visual perubahan pigmen semakin bening kemudian warna merah tidak terlihat. Penurunan nilai absorbansi atau pemucatan warna disebabkan karena terjadinya perubahan struktur pigmen anthosianin sehingga

zat warna

ini

tidak

stabil

bentuk aglikon menjadi kalkon (tidak berwarna) dan akhirnya membentuk alfa diketon yang berwarna coklat. Hal ini disebabkan, matahari adalah sumber sinar utama untuk bumi dan atmosfir. Energinya berkisar 2,25 x 1027 joule/detik. Energi yang datang dari matahari disebut insolasi. Insolasi ini terdiri atas sinarsinar radiasi yang tersusun dari bermacam-macam panjang gelombang. Sinar dengan panjang gelombang lebih pendek akan manghasilkan efek fotokimia tertentu dan mampu mempercepat proses oksidasi biomolekul juga proses kematangan buah (Lydia dkk,2001).

hijau

Hijau muda

Hijau

. Gambar 2. Perbandingan warna kulit buah srikaya (Annona squamosa L.) hijau muda, hijau, dan hijau tua.

4. Bentuk buah Bentuk buah srikaya pada penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu bulat (1) dan lonjong (2). Pengamatan terhadap bentuk buah dilakukan setelah buah dipanen dari kebun. Data hasil penelitian diskor, kemudian dihitung persentase masing-masing bentuk buah.

Tabel 4. Persentase bentuk buah srikaya (Annona squamosa L.) didaerah Sukolilo Pati Jawa Tengah

No Bentuk buah

2 Oval/lonjong (2)

Total

Sifat bentuk buah berkorelasi positif nyata terhadap sifat lingkar buah (r 45 =0,339*) artinya bahwa jika buah berbentuk semakin oval (lonjong) maka lingkar buah akan semakin besar. Diduga bentuk buah yang lonjong memiliki diameter buah yang semakin besar sehingga lingkar buah dapat dipastikan ikut semakin besar. Sifat bentuk buah berkorelasi positif tidak nyata terhadap sifat

berat biji (r tn

46 =0,164 ) dan berat buah (r 47 =0,264 ). Artinya tidak ada korelasi antara sifat bentuk buah terhadap berat biji, berat buah, bentuk buah, lingkar buah, bentuk sisik buah dan jumlah sisik buah.

Gambar 3. Perbandingan bentuk buah srikaya (Annona squamosa L.) lonjong dan bulat

5. Lingkar buah Sifat lingkar buah sangat berkaitan dengan sifat bobot buah, keduanya menggambarkan ukuran dan kualitas buah yang dihasilkan oleh tanaman. Suhu lingkungan yang terlalu tinggi menyebabkan menyebabkan kerusakan sementar atau kerusakan permanen protoplasma, yang mengakibatkan menurunnya kecepatan fotosintesis. Sedikitnya fotosintat yang dihasilkan menyebabkan buah yang dihasilkan kecil-kecil (Loveless,1991).

Koefisien korelasi antara sifat lingkar buah berkorekasi positif sangat nyata terhadap berat buah (r 57 =0,719**), ini menunjukkan bahwa peniungkatan sifat lingkar buah akan meningkatkan sifat berat buah. Diduga lingkar buah yang

semakin besar dikuti tebal daging buah yang besar sehingga mempengaruhi bentuk dan volume buah yang semakin besar. Hal ini dikuatkan dengan nilai koefisien korelasi sebelumnya yaitu antara sifat bentuk buah dan lingkar buah sebesar (r45=0,339*).

Sifat lingkar buah tidak ada korelasi terhadap sifat berat biji, warna kulit buah, bentuk sisik buah dan jumlah sisik buah. Artinya besar kecilnya lingkar buah tidak ada pengaruhnya terdadap sifat berat biji, warna kulit buah, bentuk sisik buah dan jumlah sisik buah

Gambar 4. Mengukur lingkar buah srikaya (Annona squamosa L.) dengan menggunakan meteran.

6. Berat biji perbuah Korelasi antara berat biji dengan berat buah (r 67 =0,322*) adalah berkorelasi positif nyata. Artinya bahwa peningkatan berat biji akan meningkatkan berat buah srikaya. Nilai koefisien korelasi antar sifat berat biji perbuah terhadap sifat warna kulit buah, lingkar buah, jumlah sisik buah, bentuk buah, lingkar buah dan bentuk sisik buah tidak menunjukkan adanya korelasi.

7. Berat buah Dari keterangan-keterangan nilai koefisien korelasi diatas menunjukkan bahwa sifat berat buah berkorelasi positif sangat kuat terhadap sifat lingkar buah

(r 57 =0,719**). Nilai koefisien korelasi positif kuat terdapat pada korelasi antar sifat berat buah dengan berat biji (r 67 =0,322*). Sedangkan terhadap kelima sifat yang lain tidak menunjukkan adanya korelasi, sehingga tidak berhubungan.

Gambar 5. Menimbang berat buah srikaya (Annona squamosa L.) dengan menggunakan timbangan. Dari 7 sifat komponen hasil yang diamati menunjukkan bahwa sifat yang

mempunyai korelasi sangat nyata adalah sifat lingkar buah dengan berat buah (r 57 =0,719**). Diduga semakin besar lingkar buah maka akan diikuti meningkatnya berat buah. Korelasi antar sifat komponen hasil yang menunjukan korelasi kuat adalah antara sifat bentuk buah dengan lingkar buah (r 45 =0,339*), diduga bentuk buah srikaya yang berbentuk lonjong atau oval maka lingkar buah akan semakin besar. Selanjutnya korelasi antara sifat berat biji dengan berat buah

(r 67 =0,322*) hal ini menunjukkan bahwa peningkatan berat biji juga akan meningkatkan berat buah srikaya itu sendiri. Korelasi antar sifat komponen hasil yang lain menunjukkan korelasi tidak nyata (lemah).

8. Tebal daging buah Dari hasil analisis data penelitian dengan teknik analisis korelasi pearson diperoleh nilai korelasi antar komponen hasil terhadap tebal daging buah yang disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Korelasi fenotip antara komponen hasil terhadap tebal daging buah (y1).

No Sifat-sifat yang diamati Koefisien korelasi

1 Bentuk sisik buah -0,027

2 Jumlah sisik buah 0,024

3 Warna kulit buah -0,079

4 Bentuk buah 0,081

5 Lingkar buah 0,237

6 Berat biji per buah -0,043

7 Berat buah 0,424**

Keterangan : ** : Korelasi s ignificant pada α = 0,01

* : Korelasi s ignificant pada α = 0,05 y1 : Nilai koefisien korelasi tebal daging buah

Dari hasil analisis korelasi fenotip pada tabel 2 diperoleh hasil bahwa sifat tebal daging buah berkorelasi sangat signifikan terhadap sifat berat buah (r 7 y 1 = 0,424**) artinya peningkatan sifat tebal daging buah akan cenderung menghasilkan berat berat buah yang semakin besar. Hal ini ditunjang dengan hasil korelasi antara sifat tebal daging buah terhadap sifat lingkar buah

(r tn

5 y 1 =0,237 ) yang artinya semakin tebal daging buah maka kecenderungan akan diikuti meningkatnya lingkar buah. Sehingga sebagai indikasi kualitas buah srikaya yang memiliki kualitas sifat tebal daging buah yang bagus yaitu dengan kriteria buah yang mempunyai lingkar buah yang besar dan bobot buah besar. Daging buah merupakan komponen penting didalam buah, karena hampir semua jenis buah, komponen yang dimanfaatkan maupun dikonsumsi adalah daging buahnya.

Kemudian sifat tebal daging buah berkorelasi positif tidak nyata

terhadap sifat jumlah sisik buah (r tn

2 y 1 =0,024 ), bentuk buah (r 4 y 1 =0,081 ) dan lingkar buah (r tn

tn

5 y 1 =0,237 ). Namun sebaliknya sifat tebal daging buah berkorelasi negatif tidak nyata terhadap sifat bentuk sisik buah (r tn

1 y 1 =-0,027 ),

warna kulit buah (r tn

3 y 1 =-0,079 ) serta sifat berat biji (r 6 y 1 =-0,043 ). Artinya bahwa sifat tebal daging buah tidak berkorelasi terhadap sifat jumlah sisik buah, bentuk buah, lingkar buah, bentuk sisik buah, warna kulit buah, serta berat biji. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sifat tebal daging buah tidak ditentukan oleh sifat jumlah sisik buah, bentuk buah, lingkar buah, bentuk sisik buah, warna kulit buah, serta berat biji.

tn

Sehingga dari keterangan diatas untuk mendapatkan buah yang memiliki kualitas berupa daging buah yang tebal adalah dengan memilih buah yang berbobot besar.

Gambar 6. Mengukur tebal daging buah srikaya (Annona squamosa L.) dengan menggunakan penggaris.

9. Jumlah biji perbuah Dari hasil analisis data penelitian dengan teknik analisis korelasi pearson diperoleh nilai korelasi antar komponen hasil terhadap jumlah biji yang disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Korelasi fenotip antara komponen hasil terhadap jumlah

biji per buah (y2).

No Sifat –sifat yang diamati Koefisien korelasi

1 Bentuk sisik buah -0,138

2 Jumlah sisik buah -0,024

3 Warna kulit buah 0,066

4 Bentuk buah 0,451**

5 Lingkar buah 0,126

6 Berat biji per buah 0,586**

7 Berat buah 0,377*

8 Tebal daging Buah 0,040

Keterangan : **

: Korelasi Significant pada α = 0,01 * : Korelasi Significant pada α = 0,05 y2 : Nilai koefisien korelasi jumlah biji/buah

Jumlah biji pada tabel 3 menunjukan bahwa sifat jumlah biji berkorelasi positif sangat nyata terhadap bentuk buah (r 4 y 2 =0,451**) dan berat biji (r 6y2 =0,586**) hal ini artinya bahwa semakin peningkatan sifat jumlah biji/buah akan diikuti peningkatan sifat bentuk buah yang lebih lonjong, berat biji juga akan semakin meningkat. Sifat jumlah biji juga berkorelasi positif nyata terhadap

sifat berat buah (r 7 y 2 =0,377*) sehingga semakin banyak jumlah biji maka sifat berat buahpun ikut meningkat. Ini sesuai dengan penelitian Simatupang (2009) pada tanaman kepuh bahwa peningkatan sifat jumlah biji cenderung akan diikuti oleh peningkatan pada sifat berat buah. Menurut Hidayat (1995) bahwa perkembangan buah diatur oleh factor eksternal dan internal. Salah satu faktor internal adalah perkembangan biji buah. Pada perkembangan buah mungkin sekali biji berpengaruh dalam memasok zat pengatur tumbuh saat tumbuhan berbunga.

Sifat berat biji per buah merupakan sifat komponen hasil yang berkorelasi paling kuat terhadap sifat jumlah biji per buah (r 6y2 =0,586**). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan sifat jumlah biji perbuah akan diikuti dengan

meningkatnya sifat berat biji perbuah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Simatupang (2009) pada tesis tentang tanaman kepuh bahwa sifat korelasi yang mempunyai korelasi sangat kuat dengan berat biji perpohon adalah sifat jumlah biji perlokus. Korelasi tersebut menunjukkan bahwa peningkatan jumlah biji/lokus akan meningkatkan sifat berat biji perpohon dan menurut Weiss et al. (1994), terdapat korelasi positif antara berat buah dan jumlah biji, dan antara jumlah biji dengan kemampuan (viabilitas) pollen pada spesies buah naga.

Sifat komponen hasil yang mempunyai korelasi positip sangat kuat terhadap sifat jumlah biji perbuah berikutnya adalah sifat bentuk buah (r 4 y 2 =0,451**) artinya sifat bentuk buah mempengaruhi sifat jumlah biji per buah. Sehingga semakin buah berbentuk oval atau lonjong maka jumlah biji pada buah akan lebih banyak daripada buah yang berbentuk bulat.

Korelasi positif tidak nyata terjadi antara sifat jumlah biji terhadap sifat warna kulit buah (r tn

3 y 2 =0,066 ). Hal ini menunjukkan bahwa sifat jumlah biji perbuah tidak berkorelasi terhadap sifat warna kulit buah, artinya perubahan warna kulit buah tidak mempengaruhi banyak sedikitnya jumlah biji per buah. Perbedaan warna diduga karena pengaruh sinar matahari, biasanya buah yang terkena sinar matahari langsung warna kulit buahnya akan memudar walaupun buah masih muda dan keras. Walaupun Tingkat masak yang berbeda-beda menyebabkan perbedaan sifat pada buah. Perbedaan sifat ini jelas terlihat pada kandungan zat-zat penyusunnya, tekstur dan warnanya (Siwi, 2010). Karena sinar matahari adalah komponen utama dalam proses fotosintesa pada tanaman.

Kemudian jumlah biji perbuah berkorelasi terhadap sifat lingkar buah

(r tn

5 y 2 =0,126 ) dan tebal daging buah (r 8 y 2 =0,040 ). Namun sebaliknya sifat jumlah biji berkorelasi negatif terhadap sifat bentuk sisik buah (r tn

tn

1 y 2 =-0,138 ) dan jumlah sisik buah (r tn

2 y 2 =-0,024 ) artinya sifat jomlah biji per buah tidak berhubungan dengan sifat lingkar buah, tebal daging buah, bentuk sisik buah dan jumlah sisik buah. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya jumlah biji per buah tidak dipengaruhi oleh keempat sifat tersebut.

Sehingga dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa untuk mendapatkan buah srikaya yang berbiji sedikit dapat dilihat dari kriteria buah srikaya yang memiliki sifat bentuk buah bulat dan ringan.

10. Kadar gula buah Kadar gula merupakan salah satu komponen penting yang perlu diketahui dalam setiap penelitian terutama tanaman buah, hal ini dikarenakan kadar gula termasuk dalam indikator kualitas buah terutama rasa yang tentunya sangat dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih buah.

Dari hasil analisis data penelitian dengan teknik analisis korelasi pearson diperoleh nilai korelasi antar komponen hasil terhadap kadar gula yang disajikan pada tabel 7. Tabel 7. Korelasi fenotip antara komponen hasil terhadap kadar gula (y3).

No Sifat –sifat yang diamati Koefisien korelasi

1 Bentuk sisik buah -0,035

2 Jumlah sisik buah 0,096

3 Warna kulit buah 0,016

4 Bentuk buah 0,062

5 Lingkar buah 0,097

6 Berat biji per buah 0,244

7 Berat buah 0,197

8 Tebal daging buah 0,040

9 Jumlah biji per buah 0,283

Keterangan : ** : Korelasi Significant pada α = 0,01

* : Korelasi Significant pada α = 0,05 y3 : Nilai koefisien korelasi kdar gula buah

Dari data hasil korelasi fenotip antara sifat komponen hasil terhadap kadar gula buah menunjukkan bahwa, dari beberapa sifat komponen hasil yang diamati semua sifat komponen hasil buah tidak menunjukkan adanya korelasi.

27