Peran Kepala Madrasah dalam Peningkatan

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

[Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban Tulungagung]

SKRIPSI OLEH MUHTAR DWI SAKTIARDI NIM. 1721143293 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG 2018

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

[Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban Tulungagung]

SKRIPSI

Diajukan kepada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH MUHTAR DWI SAKTIARDI NIM. 1721143293 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG 2018

ii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru [Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban Tulungagung]” yang ditulis oleh Muhtar Dwi Saktiardi, NIM. 1721143293 ini telah diperiksa dan disetujui, serta layak diajukan dalam ujian munāqosyah skripsi.

Tulungagung, 03 Februari 2018 Pembimbing,

Drs. H. Ali Rohmad, M. Ag NIP. 19611110 199001 1 001

Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Muhammad Zaini, M.A

NIP. 19711228 199903 1 002

iii

PENGESAHAN PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

[Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban Tulungagung]

SKRIPSI

Disusun oleh

MUHTAR DWI SAKTIARDI NIM. 1721143293

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal ……………………… dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Dewan Penguji Tanda Tangan

Ketua Penguji : ………………………………. NIP. ………………………….

………………………… Penguji Utama : ………………………………. NIP. ………………………….

………………………… Sekertaris/Penguji : ………………………………. NIP. ………………………….

Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung

Dr. Hj. Binti Maunah, MP. Pd. I.

NIP. 19650903 199803 200 1

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama

: Muhtar Dwi Saktiardi NIM

: 1721143293 Jurusan

: Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas

: Fakutas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Perguruan tinggi : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung Pembimbing

: Drs. H. Ali Rohmad, M.Ag Judul Skripsi

: Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru [Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban Tulungagung]

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri, dan bukan merupakan pengambilan alihan tulisan, atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia dikenai sanksi menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tulungagung, 03 Februari 2018 Yang Membuat Pernyataan

Muhtar Dwi Saktiardi

NIM. 1721143293

MOTTO

Membaca Cermat Teliti Melihat.

vi

PERSEMBAHAN

Penulis sembahkan karya ini kepada :

1. Kedua orang tua penulis: bapak Muhamad Ilham dan ibu Suntari.

2. Kakak Muhtar Eko Saputro dan Nur Pita.

3. Almamater tercinta IAIN Tulungagung.

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa abadi Allāh SWT curahkan kepada nabi Muhammad beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Sehubung dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Muhammad Ilham dan Ibu Suntari selaku kedua orang tua penulis yang penulis cintai atas do’a dan pengorbanan beliau yang tulus ikhlas memberikan kasih sayang selama mengasuh dan mendidik penulis, semoga beliau oleh Allāh SWT selalu diberi kesehatan dan umur panjang; kakak kandung penulis : Muhtar Eko Saputro beserta istrinya Nur Pita atas ketulusan memberi penguatan motivasi belajar kepada penulis.

2. Bapak Dr. H. Maftukhin, M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.

3. Bapak Dr. H. Abdul Aziz, M.Ag., selaku Wakil Rektor bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.

4. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd. I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.

5. Bapak Muhammad Zaini, M.A, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agma Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.

6. Bapak Drs. H. Ali Rohmad, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan koreksi penulisan skripsi baik melalui email maupun diskusi secara langsung.

viii

7. Segenap Bapak/Ibu Dosen IAIN Tulungagung yang telah membimbing dan memberikan layanan prima sehingga studi ini dapat terselesaikan.

8. Bapak Asrori, M.Pd.I., selaku Kepala MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung beserta jajaran guru dan karyawan yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian di sana.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini. Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allāh SWT, dan

dicatat sebagai ‘amal shālih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap pembaca, dengan harapan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan sebelum skripsi dijilidkan. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT.

Tulungagung, 03 Februari 2018 Penulis

Muhtar Dwi Saktiardi

ix

ABSTRAK

Muhtar Dwi Saktiardi, NIM. 1721143293, “Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru [Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban Tulungagung]”, Skripsi, dosen pembimbing : Drs. Ali Rohmad, M.Ag.

Kata Kunci : Peran Kepala Madrasah, Kompetensi Pedagogik Guru. Fokus penelitian: 1. Bagaimana peran kepala madrasah sebagai evaluator dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung ?.

2. Bagaimana peran kepala madrasah sebagai edukator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung ?. 3. Bagaimana peran kepala madrasah sebagai motivator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung?.

Pendekatan: penelitian Kualitatif. Jenis Penelitian: studi kasus. Lokasi penelitian: Madrasah Tsanawiyah Negeri Pucanglaban Tulungagung. Kehadiran peneliti: dari 26 September 2017 sampai dengan 9 Desember 2017. Sampling: purposive sampling, dan snow ball sampling. Sumber data: informan, peristiwa/aktivitas, dokumen/arsip, lingkungan fisik dan sosial madrasah. Metode pengumpulan data: observasi-partisipan, wawancara-mendalam, dokumentasi. Prosedur analisis data: data reduction, data display, conslusion drawing (verification). Metode analisis data: deduksi, komparasi, induksi. Pengecekan keabsahan data: 1. credibility (derajat kepercayaan) melalui a. perpanjangan keikutsertaan, b. ketekunan/keajegan pengamatan, c. triangulasi (antar sumber data, antar metode penelitian, antar waktu, pengecekan sejawat, teori/kebijakan); 2. Dependabilitas (ketergantungan): dosen pembimbing selaku auditor; 3. Confirmability (objektifitas): desain penelitian dianggap baik dan benar, fokus penelitian dianggap tepat, sajian literature dianggap relevan, kinerja instrumen dan cara pendataan dianggap akurat, teknik pengumpulan data dianggap sesuai dengan fokus penelitian, analisis data yang diterapkan dianggap benar, hasil penelitian dianggap bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan; 4. transferability (keabsahan external): hasil penelitian ini dianggap dapat diaplikasikan di lokasi penelitian yang lain.

Hasil penelitian menunjukkan: 1. Peran kepala madrasah sebagai evaluator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung direalisasikan melalui: a. Agenda supervisi; b. Agenda rapat evaluasi kinerja guru; c. Agenda penilaian kinerja guru di akhir tahun pelajaran. Ketiga agenda perealisasian peran kepala madrasah sebagai evaluator itu berimplikasi secara positif terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru yang ditunjukkan melalui fenomena:

a. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam penyusunan RPP; b. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam mengelola pembelajaran; c. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam memahami karakter masing-masing siswa; d. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam memahami potensi masing-masing siswa untuk dikembangkan lebih lanjut; e. Guru memiliki kemampuan

xiii xiii

b. Agenda memfasilitasi guru untuk mengiukti workshop; c. Agenda memfasilitasi guru untuk mengikuti pendidikan dan latihan (diklat), d. Agenda memfasilitasi guru untuk mengikuti kegiatan MGMP. Keempat agenda perealisasian peran kepala madrasah sebagai edukator itu berimplikasi secara positif terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru yang ditunjukkan melalui fenomena: a. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam menegakkan kedisiplinan pembelajaran; b. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam menerapkan strategi pembelajaran yang baru; c. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam memahami dan menguasai perkembangan konsep dan teori pembelajaran; d. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam mengelola pembelajaran yang dialogis lagi demokratis. 3. Peran kepala madrasah sebagai edukator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung direalisasikan melalui: a. Agenda rapat guru dengan sosialisasi motivasi kerja Islāmi dan sosialisasi visi misi madrasah; b. Agenda reward dengan pemberian hak-hak guru semisal penghargaan bagi guru berprestasi, pengusulan kenaikan pangkat/jabatan, pengusulan sertifikasi guru; c. Agenda penambahan fasilitas teknologi pembelajaran; d. Agenda pemberian bimbingan dengan musyāwarah face to face. Keempat agenda perealisasian peran kepala madrasah sebagai motivator itu berimplikasi secara positif terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru yang ditunjukkan melalui fenomena: a. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam memerangi kemasalan kerja dengan kedisiplinan kerja; b. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam menangani setiap unsur dari tugas pokok dan fungsi guru; c. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam merasai urgensi perhatian pimpinan; d. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam menguasai aspek-aspek teknologi pembelajaran; e. Guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam berperilaku non-diskriminatif.

xiv

ABSTRACT

Muhtar Dwi Saktiardi, NIM. 1721143293, " the role of headmaster in improving teacher pedagogic competence [Case Study at Islamic Junior High State School Pucanglaban Tulungagung]", Thesis, supervisor: Drs. Ali Rohmad, M.Ag.

Keywords: the role of the principal , Teacher Pedagogic Competencies. Focus of research: 1. How is the role of principal as evaluator in improving

teacher pedagogic competence in islamic juior high stateschool Pucanglaban Tulungagung ?. 2. How is the role of principal as educators in improving teacher pedagogic competence in islamic juior high stateschool Pucanglaban Tulungagung ?. 3. How is the role of principal as motivator in improving teacher pedagogic competence in islamic juior high stateschool Pucanglaban Tulungagung ?.

Approach: Qualitative research. Types of research: case study. Research sites: islamic juior high stateschool Pucanglaban Tulungagung. Presence of researcher: from

26 September to 9 December 2017. Sampling: purposive sampling, and snow ball sampling. data source: informants, events / activities, documents / archives, school physical and social environment. Method of collecting data: participant observation, in- depth interviews, documentation. Data analysis procedures: data reduction, display data, conslusion drawing (verification). Data analysis method: deduction, induction comparisons. Checking the validity of data: 1. credibility through: a. extension of participation, b. observational perseverance, triangulation (between data sources, between research methods, inter-time, peer-checking, theory / policy); 2. Dependabilitas: supervisor as an auditor; 3. Confirmability: research design is considered good and correct, the focus of research is considered appropriate, the presentation of the literature is considered relevant, the performance of instruments and means of data collection are considered to be accurate, data collection techniques are considered appropriate to the research focus, analysis of applied data is considered correct, research results are considered to be beneficial to the development of science; 4. Transferability: the results of this study are considered applicable in other research sites.

The results showed: 1. The role of principal as evaluator in improving teacher pedagogic competence in islamic juior high stateschool Pucanglaban Tulungagung realized through: a. supervision; b. teacher performance evaluation meetings; c. assessment of teacher performance at the end of the school year. The third agenda of the realization of the role of madrasah head as an evaluator has a positive implication on the improvement of teacher pedagogic competence shown through the phenomenon:

a. Teachers have better skills in the preparation of lesson plans; b. Teachers have an improved ability to manage learning; c. Teachers have a better ability to understand the character of each student; d. Teachers have a better ability to understand the potential of each student to develop further; e. Teachers have a better ability to understand the

xv

problematic learning of the angle of symptoms and causes; f. Teachers have a better ability to prepare quickly again appropriate alternative solutions to any learning problem. 2. The role of principal as educators in improving teacher pedagogic competence in islamic juior high stateschool Pucanglaban Tulungagung realized through: a. exemplary in managing learning by implementing learning strategies in new categories; b. facilitating teachers to prove workshops; c. facilitate teachers to follow education and training; d. facilitating teachers to participate in subject teachers' deliberations. The fourth agenda for the realization of the role of madrasah head as an educator has a positive implication on the improvement of teacher pedagogic competence shown through the phenomenon: a. Teachers have an improved ability to enforce learning discipline; b. Teachers have an improved ability to apply new learning strategies; c. Teachers have a better ability to understand and master the development of learning concepts and theories; d. Teachers have a better ability to manage a more democratic dialogical learning. 3. the role of principal as motivator in improving teacher pedagogic competence in islamic juior high stateschool Pucanglaban Tulungagung realized through: a. teacher meetings with socialization of Islāmi's work motivation and socialization of school mission vision; b. rewards by giving teachers rights such as awards for outstanding teachers, proposing promotions / positions, proposing teacher certification; c. addition of learning technology facilities; d. provision of guidance with musyāwarah face to face. The fourth agenda for the realization of the role of madrasah head as a motivator has a positive implication on the improvement of teacher pedagogic competence shown through the phenomenon: a. Teachers have an increasingly good ability to combat workload with work discipline; b. Teachers have an improved ability to handle every element of the teacher's main task and function; c. The teacher has an improved ability to feel the urgency of the leader's attention; d. Teachers have a better ability to master aspects of learning technology; e. Teachers have a better ability to behave non-discriminatively.

xvi

xvii

xviii

BAB I PENDAHULUAH

A. Konteks Penelitian

Dewasa ini, bangsa Indonesia mendambakan setiap sekolah-madrasah memiliki pendidik dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan sekaligus menguasai standar kompetensi guru sebagai dipersyaratkan oleh ketentutan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penguasaan kompetensi guru --paling tidak sesuai standar minimal-- merupakan kunci yang harus dimiliki bagi setiap pendidik di sekolah-madrasah. Secara tegas, dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Bab II Komptensi dan Sertifikasi pasal 2 dan Bagian Kesatu Kompetensi pasal 3 ayat (1-4) dinyatakan bahwa:

Pasal 2: Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, Kompetensi, Sertifikat Pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujutkan tujuan pendidikan nasioanal. Pasal 3: (1) Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. (2) Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. (3) Kompetensu Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat holistik. (4) Kompetensi pedagogik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: a. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan; b. Pemahaman terhadap peserta didik; c. Pengembangan kurikulum atau silabus; d. Perancangan pembelajaran; e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran; g. Evaluasi hasil belajar; dan h. Pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 1

Salah satu dari kompetensi guru sebagai termaktub dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru di atas,

1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, Bab II Komptensi dan Sertifikasi pasal 2 dan Bagian Kesatu Kompetensi pasal 3 ayat (1-4), dalam file

pdf, hal. 5-6.

adalah kompetensi pedagogik. Setiap kepala sekolah-madrasah tentu memiliki cita-cita setiap pendidik yang ia pimpin menguasai kompetensi pedagogik dengan baik lagi benar, paling tidak sesuai standar minimal bahkan di atas standar minimal agar setiap guru benar-benar mampu secara maksimal menjalankan tugas-tugas yang terkait dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran yang demikian pada sekolah-madrasah, tentu dapat memperkokoh kepercayaan jajaran stakeholders dan masyarakat terhadap proses dan hasil belajar para siswa.

Agar kompetensi pedagogik yang dimiliki jajaran guru sekolah-madrasah dapat semakin ditingkatkan; maka berdasarkan data hasil evaluasi terhadap kompetensi pedagogik guru, kepala sekolah-madrasah menetapkan suatu program kerja yang secara khusus diarahkan untuk menangnai urusan tersebut. Dari sana tercermin peran-peran tertentu dari kepada sekolah-madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di sekolah-madrasah yang ia pimpin, semisal yang tampak di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban Tulungagung sebagai yang dikatakan oleh bapak Mahruf Muarif selaku wakil kepala bidang kurikulum saat diwawancarai peneliti di ruang guru bahhwa:

Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru, kepala madrasah biasanya mengikutkan guru untuk diklat atau juga mengikuti MGMP. Untuk yang mandiri, dari gurunya biasanya bisa mengikuti seminar- seminar yang bisa mendukung untuk meningkatkan kompetensi pedagogiknya. Selain itu sebelum perekrutan guru kan seorang calon guru harus menguasai kompetensi, yang bisa didapat saat kuliah atau pendidikan profesi. Akan tetapi untuk meningkatkan kompetensi pedagogik yang sudah dimiliki guru biasanya kepala sekolah, yaitu tadi, mengikutkan guru untuk diklat atau pelaitah-pelatihan dan lain sebagainya, agar kompetensi pedagogik guru bisa lebih ditingkatkan. 2

Apabila diperhatikan secara seksama dari sudut pandang pendidikan agama Islam, maka fenomena peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung itu dapat dianggap sebagai keunikan tersendiri. Kepala madrasah menerapkan peran-peran

2 Kode: 1/1-W/WK/26-09-2017 2 Kode: 1/1-W/WK/26-09-2017

Keunikan dari peran-peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di madrasah tersebut dapat dipandang sebagai suatu yang menarik untuk diteliti secara mendalam, apalagi bahwa seorang guru itu menjalankan peran yang sangat mulia. Dari seorang gurulah akan lahir tokoh- tokoh atau kaum intelektual yang akan menjadi agen of change, dan guru merupakan seorang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmanai dan rohani serta pengetahuan dan keterampilan hidup menuju ketingkat yang lebih tinggi sehingga mampu menunaikan tugas kemanusiaannya baik sebagai ‘abdullāh ﷲدﺑﻋ) ( menghambakan diri hanya kepada Allāh swt maupun sebagai khalīfatullāh (ﷲﺔﻔﯾﻠﺧ) memakmurkan dunia tanpa menimbulkan kerusakan, serta dari seorang gurulah akan lahir generasi-generasi penerus bangsa. Dari sinilah penulis termotivasi untuk menelitinya lebih lanjut dan kemudian hasil yang didapatkan sengaja disajikan dalam skripsi ini dengan judul “Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru [Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban Tulungagung]”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian yang telah disajikan di atas, maka yang dijadikan sebagai fokus penelitian dapat penulis rumuskan seperti di bawah ini.

1. Bagaimana peran kepala madrasah sebagai evaluator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung ?.

2. Bagaimana peran kepala madrasah sebagai edukator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung ?.

3. Bagaimana peran kepala madrasah sebagai motivator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung ?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan standar akhir yang ingin dicapai dalam suatu penelitian dan merupakan titik tolak yang sangat menentukan dalam memberikan suatu arah bagi suatu penelitian. Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk memahami dan mendeskripsikan peran kepala madrasah sebagai evaluator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung.

2. Untuk memahami dan mendeskripsikan peran kepala madrasah sebagai educator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung.

3. Untuk memahami dan mendeskripsikan peran kepala madrasah sebagai motivator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

konstribusi pada pengembangan ilmu pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan peningkatkan kompetensi pedagogik guru sekolah-madrasah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah-Madrasah Hasil penelitian ini, diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi

kepala sekolah-madrasah dalam meninjau kembali kebijakan dan program kerja yang secara khusus diarahkan untuk meningkatkan sekaligus memperkokoh kompetensi pedagogik guru sekolah-madrasah yang ia pimpin demi penguatan layanan pembelajaran terkait dengan aspek-aspek kepala sekolah-madrasah dalam meninjau kembali kebijakan dan program kerja yang secara khusus diarahkan untuk meningkatkan sekaligus memperkokoh kompetensi pedagogik guru sekolah-madrasah yang ia pimpin demi penguatan layanan pembelajaran terkait dengan aspek-aspek

b. Bagi jajaran guru sekolah-madrasah Hasil penelitian ini, diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi

jajaran guru sekolah-madrasah dalam menentukan langkah-langkah memperkokoh penguasaan kompetensi pedagogik guru, dan dalam mensikapi kebijakan dan program kerja yang secara khusus diarahkan untuk meningkatkan sekaligus memperkokoh kompetensi pedagogik guru, sehingga di masa mendatang dapat memperlihatkan unjuk kerja yang semakin profesional.

c. Bagi peneliti yang akan datang Hasil peneltian ini, diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi

peneliti yang akan datang dalam penyusunan desain penelitian lanjutan yang relevan dengan pendekatan yang variatif.

E. Penegasan Istilah

Agar di kalangan pembaca terjadi ketepatan dalam memahami makna beberapa istilah sebagai termuat dalam judul skripsi “Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru [Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban Tulungagung]”, maka perlu lebih dahulu disampaikan penegasan istilah dalam judul tersebut seperti di bawah ini.

1. Penegasan istilah secara konseptual

a. Peran Peran adalah “perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat”. 3 Sedangkan definisi peran menurut para

ahli adalah “serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara

3 EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Difa Publisher, 2008), hal. 641.

informal”. 4 Dengan ini, berarti peran dapat disinonimkan dengan fungsi, tugas, posisi, karakter, kedudukan.

Berpijak pada pengertian dari peran secara leksikal itu, maka dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan peran dalam judul skripsi ini adalah tugas kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Atau dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan peran dalam judul skripsi ini adalah posisi kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

b. Kepala madrasah Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia, kata kepala sekolah diartikan “pemimpin disuatu sekolah”. 5 Sedangkan menurut Wahjosumidjo , bahwa:

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu, kepala dan sekolah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau suatu lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan di mana menjadi tempat menerima dam memberi pelajaran. Untuk itu secara sederhana kepala madrasah dapat disefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi

pelajaran dan muridnya yang menerima pelajaran. 6

c. Peningkatan Definisi peningkatan adalah: “proses, cara, perbuatan meningkatan (usaha, kegiatan, dsb)”. 7 Arti kata tersebut memiliki bisa disinonimkan dengan kata

eskalasi, kenaikan, penambahan, pengembangan, promosi. Berpijak pada pengertian dari peningkatan secara leksikal itu, maka dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan peningkatan dalam judul skripsi ini adalah tugas kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Atau dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan

4 Sarjanaku.com, “Pengertian Peran Definisi Menurut Para Ahli, Konsep, Struktur”,online, http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-peran-definisi-menurut-para.html?m=1,- diakses

tanggal 26-09-2017 jam 18:30. 5 EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus..., hal. 453.

6 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007), hal. 83.

7 http://m.artikata.co./arti-381949-peningkatan.html, diakses tanggal 03-10-2017 jam 08.50 7 http://m.artikata.co./arti-381949-peningkatan.html, diakses tanggal 03-10-2017 jam 08.50

d. Kompetensi pedagogik guru Secara leksikal, sesungguhnya “kompetensi pedagogik guru” itu merupakan suatu istilah yang berasal dari tiga kata: kompetensi, pedagogik, guru. Untuk mendapatkan pengertian yang utuh dari istilah itu, maka pengertian dari masing-masing kata tersebut perlu didalami lebih dulu seperti di bawah ini.

c.1. Kompetensi Menurut kamus bahasa Indonesia kompetensi adalah “kewenangan untuk memutuskan atau bertindak”. 8 Sedangkan menurut Ramayulis,

“Kompetensi adalah satu kesatuan yang untuh untuk menggambarkan potensi, pengetahuan keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengna bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja

untuk menjalankan profesi tertentu”. 9 Jamil suprihatiningrum menyatakan, bahwa “... menurut asal katanya, competency berarti

kemampuan atau kecakapan”. 10

c.2. Pedagogik Dalam kamus bahasa Indonesia dinyatakan, bahwa yang dimaksud pedagogik adalah “ilmu pendidikan, ilmu pengajaran”. 11 Sedangkan

menurut Wikipedia pedagogi diartikan “ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru”. 12

c.3. Guru Jamil Suprihatiningrum mengartikan guru adalah “pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

8 EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus..., hal. 479. 9 Ramayulis, Profesi dan Eetika Keguruan, (Jakkarta: Kalam Mulia, 2013), hal. 54.

10 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi guru, (Jogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hal. 97.

11 EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus..., hal. 631. 12 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pedagogi, diakses diakses tanggal 26-09-2017 jam

melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikna anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menegah”. 13 Terkait dengan judul

skripsi ini, maka yang dimaksud guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah.

Berpijak pada pengertian dari kompetensi pedagogik guru secara leksikal itu, maka dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan “kompetensi pedagogik guru” dalam judul skripsi ini, adalah kemampuan guru dalam memahami peserta didik dan kemampuan mengelola pembelajaran di madrasah.

2. Penegasan istilah secara operasional Berdasarkan penegasan istilah secara konseptual di atas, dapat dirumuskan penegasan istilah secara operasional, bahwa: yang dimaksud dengan peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru adalah rangkaian perlakuan kepala madrasah di lokasi penelitian sebagai evaluator, edukator, dan motivator dalam memperkokoh kompetensi pedagogik guru yang diteliti melalui metode wawancara-mendalam dan metode observasi-partisipatif terhadap peristiwa dan dokumen terkait yang menghasilkan data tertulis sebagai terdapat dalam “Ringkasan Data” yang kemudian dianalisis dengan metode induksi untuk diperoleh temuan dalam wujud point-point kategori dan atau hubungan antar kategori.

F. Sistematika Bembahasan

Sistematika yang dimaksud adalah keseluruhan isi dari pembahasan ini secara singkat, yang terdiri dari lima bab. Dari bab-bab itu terdapat sub-sub bab yang merupakan rangkaian dari urutan pembahasan dalam penulisan skripsi ini yang saling berkaitan. Adapun sistematika pembahasan dalam kajian ini adalah sebagai berikut:

13 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja..., hal. 24.

BAB I: Pendahuluan, ini merupakan langkah awal untuk mmengetahi gambaran secara umum dari keseluruhan isi skripsi ini yang akan dibahas dan merupakan dasar, serta merupakan titik sentral unuk pembahasan pada bab-bab selanjutnya. Pada bab ini meliputi konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan.

BAB II: pada bab ini merupakan Tinjauan teori, adapun dalam tinjauan teori memuat pembahasan meliputi pengertian kompetensi pedagogik, posisi kompetensi pedagogik bagi guru, urgensi kompetensi pedagogik bagi guru, cakupan kompetensi pedagogik, penyebab perlunya peningkatan kompetensi pedagogik pada guru, kiat peningkatan kompetensi pedagogik pada guru, peran kepala madrasah dalam peningkatan kompetensi pedagogik pada guru, manfaat peningkatan kompetensi pedagogik, hasil penelitian terdahulu, paradigma alur penelitian.

BAB III: Metode Penelitian, pada bab ini meliputi rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisi data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.

BAB IV: Hasil Penelitian lapangan, pada bab ini meliputi paparan data dan temuan penelitian.

BAB V: Pembahasan BAB VI: Penutup, pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran

)mds(

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kompetensi Pedagogik

Secara leksikal, sesungguhnya “kompetensi pedagogik” itu merupakan suatu istilah yang berasal dari dua kata: kompetensi dan pedagogik. Untuk mendapatkan pengertian yang utuh dari istilah itu, maka pengertian dari masing- masing kata tersebut perlu didalami lebih dulu seperti di bawah ini.

Pertama, pengertian kompetensi. Menurut kamus bahasa Indonesia kompetensi adalah “kewenangan untuk memutuskan atau bertindak”. 1 Sedangkan

menurut Ramayulis, “Kompetensi adalah satu kesatuan yang untuh untuk menggambarkan potensi, pengetahuan keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk

menjalankan profesi tertentu”. 2 Jamil suprihatiningrum menyatakan, bahwa “... menurut asal katanya, competency berarti kemampuan atau kecakapan”. 3 Dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I Ketentuan Umum pasal 1 poin 10, dinyatakan bahwa: ”kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.” 4

E Mulyasa juga menyatakan : “Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang

mendidik, pengemabngan pribadi dan profesionalisme.” 5 Sedangkan menurut Sudirman, istilah kompetensi digunakan dalam dua konteks yaitu: “sebagai

1 EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus..., hal. 479. 2 Ramayulis, Profesi dan Eetika..., hal. 54. 3 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional..., hal. 97. 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,

dalam file pdf, hal. 3. 5 E Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2008), hal. 26.

indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang dapat diobservasi dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif dan afektif

dengan tahapan pelaksanaannya”. 6 Dari penjelasan di atas dapat dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. 7 Dan yang

dibahas dalam skripsi ini adalah “kompetensi pedagogik”. Kedua, pengertian pedagogik. Dalam kamus bahasa Indonesia dinyatakan,

bahwa yang dimaksud pedagogik adalah “ilmu pendidikan, ilmu pengajaran”. 8 Sedangkan menurut Wikipedia, pedagogi diartikan “ilmu atau seni dalam menjadi

seorang guru”. 9 Menurut Lisa Deni, pedagogik adalah: “Istilah pedagogia yang berarti pergaulan dengan anak. Pedagogi merupakan ilmu praktek pendidikan

anak, maka kemudian muncullah istilah “pedagogik” yang berarti ilmu mendidik anak.” 10

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan pedagogik, adalah ilmu tentang pemahaman anak, dalam arti peserta didik.

Setelah secara leksikal, memahami pengertian kompetensi dan pedagogik; maka relevan dengan sub-bab ini dirasa perlu memahami pengertian “kompetensi pegagogik”. Menurut Jamil Suprihatiningrum, bahwa : “kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman siswa dan pengelola

6 Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press, 2004), hal. 174.

7 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Guru Bagian Kesatu Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi pasal 10, dinyatakan

bahwa: “Kompetensi Guru sebagaimana yang dimaksud pada pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalu pendidikan profesi.” Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 ..., hal. 6.

8 EM Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus..., hal. 631. 9 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pedagogi, diakses diakses tanggal 26-09-2017 jam

19.45. 10 http://lisadenilistiningrum.bloggspot.co.id/2012/01/kompetensi-pedagogik-guru.html,

diakses tanggal 15-10-2017 pukul 09:45.

pembelajaran yang mendidik dan dialogis”. 11 Menurut pendapat Ramayulis, bahwa :

Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik yakni antara lain kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan

penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Kompetensi pedagogik guru ditandai dengan kemampuannya menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, serta sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan. 12

Kemudian sebagaimana yang ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Bab II Komptensi dan Sertifikasi pasal 2 dan Bagian Kesatu Kompetensi pasal 3 ayat (4) Kompetensi pedagogik adalah:

Kemampuan seseorang pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi: a) Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan , b) Pemahaman terhadap peserta didik , c) Pengembangan kurikulum atau silabus , d) Perancangan pembelajaran , e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis , f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran , g) Evaluasi hasil belajar , h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki. 13 Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud

dengan kompetensi pedagogik, adalah pemahaman guru mengenai peserta didik serta pengelolaan atau pemanajemenan pembelajaran, yang berguna untuk mengetahui karakteristik peserta didik sehingga bisa mengetahui apa yang dibutuhkan dan diperlukan oleh peserta didik.

B. Posisi Kompetensi Pedagogik bagi Guru

Guru merupakan pendidik profesional yang harus melatih, membimbing, mengarahkan, menilai serta mengevaluasi apa yang perlu dan apa yang dibutuhkan oleh peseta didiknya. Bahkan guru adalah pendidik yang merelakan dirinya menerima serta memikul sebagian amanah pendidikan yang seharusnya dipikul oleh orang tua peserta didik. Oleh karena itu, tidak semua orang tua mau

11 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja..., hal. 101. 12 Ramayulis, Profesi dan Eetika..., hal. 90. 13 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru,

dalam file pdf, hal. 6.

menyerahkan anaknya untuk dididik oleh sembarang guru, apalagi yang tidak profesional. Maka dari itu, menjadi seorang guru profesional harus memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan.

Yang dimaksud dengan persyaratan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah : “Janji (sebagai tuntutan atau permintaan yang harus dipenuhi); segala sesuatu yang perlu dan harus ada (sedia, dimiliki, dsb); segala sesuatu yang perlu untuk menyampaikan sesuatu maksud; ketentuan (peraturan, petunujuk)

yang harus diindahkan dan dilakukan”. 14 Sedangkan menurut ushūl fiqh, Syarat- طﺮﺸﻟا, ialah sesuatu yang karenanya baru ada hukum-ﻢﻜﺤﻟا, dan dengan

ketiadaannya, tidak akan ada hukum (masyrut-طﺮﺸﻤﻟا). 15 Dari sini, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan persyaratan menjadi guru, adalah segala sesuatu

yang harus ada pada seseorang sebelum dan ketika yang bersangkutan diangkat dijadikan sebagai pendidik-guru pada lembaga pendidikan formal (madrasah- sekolah).

Oleh karena itu, agar diperoleh pemahaman yang tepat mengenai posisi kompetensi pedagogik bagi guru, maka persyaratan menjadi sorang guru menurut beberapa pakar serta menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia seperti diuraikan di bawah ini perlu diperhatikan.

Zakiah Darajat mengemukakan, bahwa syarat menjadi guru yang baik adalah “1) Taqwa Kepada Allah; 2) Berilmu; 3) Sehat jasmani; dan 4) Berakhlaq karimah”. 16 Sedangkan menurut Abuddin Nata, ada tiga syarat khusus untuk

profesi seorang pendidik, yaitu:

1. Seorang guru yang profesional harus menguasai bidang ilmu pengetahuan yang akan diajarkannya dengan baik.

2. Seorang guru yang profesional harus memiliki kemampuan menyampaikan atau mengajarkan ilmu yang dimilikinya (transfer of knowledge) kepada murid-muridnya secara efektif dan efesien.

14 Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal. 488 dan 984. 15 Lihat, A. Hanafi, Ushul Fiqh, (Jakarta: Widjaya, 1981), hal. 18. 16 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 41.

3. Seorang guru yang profesional harus berpegang teguh kepada kode etik profesi. 17

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI tentang pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 42 Ayat (1 dan 2) dinyatakan, bahwa:

1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. 18

Ditegaskan pula dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pada bab III Tentang Prinsip Profesionalitas pasal 7 ayat (1), bahwa:

Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhak mulia;

c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan, f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. 19

Kemudian juga dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pada bab IV Bagian Kesatu Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi pasal 8 dinyatakan, bahwa : “guru wajib memiliki

17 Abudin Nata, Managemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hal. 43.

18 Undan-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XI tentang pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 42 Ayat (1 dan 2), dalam file

pdf, hal. 14. 19 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 ..., hal. 5-6.

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemamppuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. 20

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada bab IV Bagian Kesatu Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi pasal 10, dinyatakan bahwa: “Kompetensi Guru sebagaimana yang dimakssud pada pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalu pendidikan profesi”. 21 Oleh karena itu, dari paparan mengenai persyaratan menjadi guru dari para

pakar serta menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di atas, dapat dipahami bahwa kompetensi pedagogik guru memiliki posisi yang sangat penting, posisi kompetensi pedagogik guru merupakan salah satu bagian dari persyaratan bagi seseorang untuk diangkat menjadi pendidik-guru pada suatu lembaga pendidikan formal (madrasah-sekolah). Sehingga dapat dikatakan, bahwa penguasaan kompetensi pedagogik oleh guru memiliki posisi kunci bagi perealisasian tugas pokok dan fungsi guru madrasah-sekolah. Apabila salah satu dari persyaratan tersebut tidak terpenuhi, khususnya kompetensi pedagogik, maka proses pembelajaran dan pendidikan di madrasah-sekolah tidak akan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan pendidikan di sana pun pasti tidak akan dapat dicapai secara maksimal.

C. Urgensi Kompetensi Pedagogik bagi Guru.

Sampai saat ini, barangkali masih ada di antara guru madrasah-sekolah yang seolah-olah telah memahami lagi seolah-olah mengerti tentang apa itu kompetensi pedagogik guru. Sehingga, guru tersebut dalam menjalani tugas-tugas mendidik para siswa proses pembelajaran hanya sekedar formalitas saja. Padahal, penguasaan kompetensi pedagogik oleh guru memiliki posisi kunci bagi perealisasian tugas pokok dan fungsi guru madrasah-sekolah. Secara tegas telah dikemukakan oleh Anita Puspita Dewi, bahwa :

20 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 ..., hal. 6. 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 ..., hal. 6.

Pentingya seorang guru memiliki kompetensi pedagogik adalah guru dapat mengembangkan kemampuannya anak didiknya dengan maksimal karena guru yang menguasai beberapa teori tentang pendidikan dengan mengerti maacam-macam teori pendidik dapat memilih mana yang paling baik untuk membantu perkembangan anak didik. Selain itu guru juga diharapkan memahami bermacam-macam model pembelajaran. Dengan semakin banyak model pembelajaran, maka dia akan lebih mudah mengajar pada anak sesuai situasi anak didiknya. Pada dasarnya peningkatan kompetensi pedagogik guru akan menghindarkan kegiatan pembelajaran bersifat monoton, tidak disukai siswa dan membuat siswa kehilangan minat serta daya serap dan konsentrasi belajrnya. 22

Pandangan Anita Puspita Dewi di atas segendang sepenarian dengan pandangan Nelly Chandrawati M kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

1 Pulau Buluh kota Batam yang menjelaskan bahwa : Saat kita menjatuhkan pilihan sebagai guru, apapun konsekuwensi dari

profesi ini harus kita jalani. Penulis dalam setiap kesempatan sering mengatakan, yang paling penting bagi kita seorang guru adalah bagaimana agar para para siswa bisa menentukan pilihan terbaik untuk masa depannya sesuai dengan minat, bakat dan kemauannya. Kita memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuk kepada mereka. Kebahagiaan kita terletak pada keberhasilan mereka. Insya Allah, dengan keikhlasan dalam memberikan ilmu dan bimbingan kepada calon penerus bangsa, akan menjadi investasi amal bagi kita kelak nanti. Semoga. 23

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa, kompetensi pedagogik bagi seorang guru sangatlah penting. Dengan menguasai kompetensi pedagogik, maka seorang guru dalam melakukan pekerjaannya sebagai pengajar bisa benar-benar memahami kondisi siswa dan mampu membantu peserta didiknya untuk menemukan jati dirinya, menemukan karakternya, serta dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan kemampuan tersebut kelak seorang guru dapat menciptakan generasi-generasi penerus yang bermanfaat bagi kehidupan beragama, berbangsa, maupun bernegara dalam masa depan era globalisasi yang semakin sarat persoalan dan problematika yang menuntut ketersediaan alternatif solusi secara cepat lagi tepat.