ANALISIS PEMANFAATAN SARANA DAN FASILITA (1)

DI TBBM BOYOLALI KERTAS KERJA WAJIB

Oleh :

Nama Mahasiswa : Tb. Muhammad Khairul Anwar NIM

: 14451024

Program Studi

: Logistik

Bidang Minat : Pemasaran dan Niaga Diploma

: III (Tiga)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ESDM SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

STEM Akamigas

Cepu, Mei 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja Wajib (KKW) yang berjudul “ANALISIS PEMANFAATAN SARFAS PENERIMAAN DAN PENIMBUNAN DI TBBM BOYOLALI ” dengan lancar dan baik. Penyusunan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini merupakan salah satu syarat kelulusan program Diploma III pada program studi Logistik Migas STEM Akamigas.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini banyak mengalami kendala, namun berkat dukungan, bantuan, saran, serta bimbingan dari berbagai pihak dan rahmat dari Allah SWT penulis dapat mengatasi kendala-kendala yang ada. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M.Sc selaku Ketua STEM Akamigas.

2. Bapak Soeprijantoro, selaku Operation Head TBBM Boyolali

3. Bapak Dwijo Wiyono selaku pembimbing lapangan.

4. Bapak Drs. Suharjito M.M selaku ketua program studi Pemasaran dan Niaga.

5. Bapak Djaswadi selaku pembimbing KKW.

6. Bapak dan Ibu dosen STEM Akamigas serta rekan-rekan mahasiswa STEM Akamigas.

7. Orang tua dan saudara tercinta yang selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk belajar giat. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini

masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini. Semoga Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Cepu, Mei 2017 Penulis,

Tb. Muhammad Khairul Anwar NIM. 14451024

INTISARI

Terminal BBM Boyolali merupakan salah satu lokasi Suplai dan Distribusi BBM milik PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV. Mempunyai tugas untuk melaksanakan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah kerja Surakarta, Boyolali, Sragen, Karanganyar, Salatiga, Ngawi, Purwodadi, Klaten hungga Pacitan. Produk BBM yang ditangani Terminal BBM Boyolali meliputi produk Premium, Solar, Pertamax. Tujuan dari penulisan Kertas Kerja Wajib ini adalah menganalisis pemanfaatan sarfas Penerimaan dan Penimbunan di Terminal BBM Boyolali. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat memberikan masukan untuk perbaikan agar operasi di Terminal BBM Boyolali tetap handal pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Dengan metode peramalan maka akan dapat diketahui perkiraan kebutuhan BBM di masa yang akan datang dan digunakan sebagai bahan analisis terhadap pemanfaatan sarfas penerimaan dan penimbunan. Hasil peramalan menunjukkan thruput BBM dimasa yang akan datang baik untuk produk Premium, Solar dan Pertamax mengalami kenaikan. Sedangkan hasil analisis sarana dan fasilitas Penerimaan menunjukkan pemanfaatan Jalur pipa penerimaan baik CY-II pada tahun 2016 masih baik begitupula pada tahun 2021 juga masih terbilang baik. Pemanfaatan Tangki Timbun untuk produk Premium, Solar dan Pertamax pada tahun 2016 masih baik. Ketahanan stok untuk produk Premium, Solar dan Pertamax pada tahun 2016 masih baik tetapi pada tahun 2021 untuk Pertamax perlu dilakukan penambahan kapasitas Tangki Timbun.

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Pipa Penerimaan .......................................................................... 9 Gambar 2.2 Tangki Timbun ............................................................................. 11 Gambar 2.3 Filling Shed .................................................................................. 12 Gambar 4.1 Grafik Analisa Premium dengan Trend Linear ............................ 26 Gambar 4.2 Grafik Analisa Pertamax dengan Trend Eksponensial ................. 30 Gambar 4.3 Grafik Analisa Solar dengan Trend Eksponensial ....................... 33 Gambar 4.4 Grafik Kendaraan Bensin dengan Trend Linear .......................... 37 Gambar 4.5 Grafik Kendaraan Diesel dengan Trend Linear ........................... 41

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Layout TBBM Boyolali Lampiran 2 Struktur Organisasi Lampiran 3 Diameter Dalam Pipa Lampiran 4 Process Flow Diagram Receiving Facility Lampiran 5 Process Flow Diagram Storage Facility

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah salah satu sumber energi yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan, baik untuk transportasi, kalangan industri dan rumah tangga (masyarakat). Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia dan meningkatnya perkembangan industri maka kebutuhan ketersediaan BBM semakin meningkat pula.

PT. Pertamina (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang mempunyai peranan penting dalam mendukung kelangsungan kehidupan perekonomian negara. PT. Pertamina (Persero) melakukan aktivitas mencari sumber minyak, mengolah dan memasarkan produknya. Untuk dapat menjadi unit bisnis produk migas yang sehat dan dapat bersaing, Pertamina melaksanakan perbaikan dan perubahan dalam berbagai bidang dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.

Mengingat era globalisasi dan perkembangan industri, kemajuan teknologi serta peningkatan jumlah penduduk yang sekarang ini sangat pesat, maka kebutuhan BBM baik untuk industri, rumah tangga maupun transportasi akan semakin meningkat pula. Dengan demikian penyediaan dan pelayanan kebutuhan BBM kepada konsumen harus tetap dapat terpenuhi.

Untuk dapat melaksanakan kegiatan pengadaan dan distribusi atau pelayanan optimal kepada konsumen diperlukan suatu operasi yang baik dengan ditunjang oleh kemampuan sumber daya manusia dan sarana fasilitas operasi handal dan memadai yang dapat menjamin kelancaran operasi penerimaan, penimbunan dan penyaluran.

Kehandalan sarana dan fasilitas merupakan faktor utama dalam kelancaran operasi di Terminal BBM Boyolai, sehingga peningkatan kebutuhan BBM dalam waktu mendatang harus mampu didukung kemampuan sarana dan fasilitas yang ada. Keseimbangan antara peningkatan kebutuhan BBM dan sarana fasilitas ini harus seimbang, agar Pertamina dapat bersaing diwaktu yang akan datang.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul “Analisa Pemanfaatan Sarana dan Fasilitas Penerimaan dan Penimbunan di Terminal BBM Boyolali”.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan KKW ini adalah penulis berupaya untuk memberikan deskripsi kondisi sarana dan fasilitas penerimaan dan penimbunan saat ini, menganalisis performance sarana dan fasilitas penyaluran dimasa yang akan datang dan memberikan saran serta masukan mengenai sarana dan fasilitas penerimaan dan penimbunan BBM di Terminal BBM Boyolali.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat semua keterbatasan yang dimiliki penulis, maka di dalam penulisan KKW ini ruang lingkupnya dibatasi pada pembahasan mengenai prediksi kebutuhan BBM di TBBM Boyolali sampai 5 (lima) tahun mendatang dengan menggunakan data penyaluran 5 (lima) tahun sebelumnya dikaitkan dengan analisis pemanfaatan sarfas penerimaan dan penimbunan sampai 5 (lima) tahun mendatang di Terminal BBM Boyolali khususnya untuk produk Premium, Solar dan Pertamax.

1.4. Sistematika Penulisan

Penulisan Kertas Kerja Wajib ini disusun dalam lima bab dengan susunan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan sistematika

penulisan.

II. ORIENTASI UMUM Bab ini berisi data tentang sejarah singkat, tugas dan fungsi terkait, struktur

organisasi, serta sarana dan fasilitas yang ada di Terminal BBM Boyolali.

III. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi landasan teori yang terkait dengan judul Kertas Kerja Wajib tentang

Analisa Pemanfaatan Sarana dan Fasilitas Penerimaan dan Penimbunan di Terminal BBM Boyolali

IV. PEMBAHASAN Bab ini membahas pokok bahasan dan pemecahan masalah tentang analisa

pemanfaatan sarana dan fasilitas penerimaan dan penimbunan di Terminal BBM Boyolali.

V. PENUTUP Bab ini merupakan bab akhir yang berisi simpulan dan saran dari hasil

pembahasan.

II. ORIENTASI UMUM

2.1. Sejarah Singkat Terminal BBM Boyolali

Terminal BBM Boyolali adalah salah satu Terminal BBM yang berada di PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV. Terminal BBM Boyolali berlokasi di Jalan Raya Solo – Semarang Km 18 Teras Boyolali Jawa Tengah. Dibangun pada tahun 2002 dengan luas lahan 11,2 ha. Lay Out Terminal BBM Boyolali disajikan pada lampiran 1.

Terminal BBM Boyolali mulai dioperasikan pada tahun 2008 dengan kegiatan operasional utama yaitu penerimaan, penimbunan dan distribusi produk Bahan Bakar Minyak (BBM) meliputi produk Premium, Pertamax, Solar (HSD). Proses Penerimaan di Terminal BBM Boyolali melalui pipa (CY II) dari Terminal BBM Lomanis untuk produk Premium, Solar dan Pertamax. Penimbunan BBM di Terminal BBM Boyolali pada 11 tangki timbun dengan total penimbunan ± 100.000 KL.

Distribusi di Terminal BBM Boyolali dengan 98 mobil tangki dengan total kapasitas angkut 2.192 KL. Area distribusi meliputi: Boyolali, Surakarta, Klaten, Wonogiri, Sukaharjo, Karanganyar, Salatiga, Sragen, Ungaran, Ambarawa, Banybiru, Purwodadi, Pacitan, Ngawi, dan Magetan dengan 230 SPBU, Industri, PT. KAI dan TNI/POLRI.

2.2. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan kegiatan operasional di TBBM Boyolali telah di tetapkan struktur organisasi yang menggambarkan tentang tanggung jawab dan wewenang secara umum. Terminal BBM Boyolali dipimpin oleh seorang Operation Head yang berada di bawah Manager Suplai dan Distribusi Region IV. Operation Head Terminal BBM Boyolali bertanggung jawab sepenuhnya atas jalannya kegiatan operasional secara keseluruhan di wilayah kerja Terminal BBM Boyolali. Jumlah SDM di Terminal BBM Boyolali sebanyak 102 orang, dengan rincian seperti pada tabel 2.1 dan untuk struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 2.

Tabel 2.1 SDM TBBM Boyolali (:-)

No

Pekerja

Jumlah (orang)

2 Security PTC

4 PT. Nawa Insan Jaya

5 PT. Lusiana Jaya Karya

6 PT. Prima Armada Raya

102 Sumber: Fungsi Umum & Layanan Pekerja

Total

2.3. Tugas dan Fungsi

2.3.1. Tugas Dan Fungsi Receiving, Storage and Distribution

Fungsi utama di Terminal BBM Boyolali adalah fungsi Receiving, Storage and Distribution, dibawahi oleh Senior Supervisor Receiving, Storage, and Distribution yang mempunyai tugas melaksanakan proses Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran BBM. Fungsi tersebut memiliki tugas untuk memonitor ketahanan stok di Terminal BBM Boyolali. Fungsi tersebut dapat dibagi Fungsi utama di Terminal BBM Boyolali adalah fungsi Receiving, Storage and Distribution, dibawahi oleh Senior Supervisor Receiving, Storage, and Distribution yang mempunyai tugas melaksanakan proses Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran BBM. Fungsi tersebut memiliki tugas untuk memonitor ketahanan stok di Terminal BBM Boyolali. Fungsi tersebut dapat dibagi

Sub fungsi Receiving/Penerimaan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penerimaan melalui jalur pipa yang di suplai dari TBBM Lomanis untuk produk Premium, Solar, dan Pertamax.

Sub fungsi Storage/Penimbunan BBM, mempunyai tugas operasi memantau ketahanan stok di Tangki Timbun dan menerima suplai melalui pipanisasi. serta melaksanakan kalkulasi stok BBM serta pelaporannya.

Sub fungsi Distribution/Penyaluran BBM mempunyai tugas untuk menyalurkan BBM ke SPBU dan Industri.

2.3.2. Tugas dan Fungsi Planning and Maintenance Service

Fungsi Planning & Maintenance Service yang merupakan fungsi penunjang di Terminal BBM Boyolali, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeliharaan sarana dan fasilitas operasi.

Fungsi Planning & Maintenance Service melaksanakan tugas pemeliharaan lapangan serta kantor, pemeliharaan tenaga listrik dan pemeliharaan instrumen untuk mencapai kondisi sarfas yang handal, siap pakai dan mendukung kelancaran operasi dengan tetap memperhatikan skala prioritas dalam penggunaan anggaran yang telah disetujui dan diupayakan di Terminal BBM Boyolali.

2.3.3. Tugas dan Fungsi Health Safety and Environment

Fungsi Health Safety and Envinromental (HSE) mempunyai tugas pemantauan seluruh kegiatan operasi dari aspek keselamatan kerja dan lindung Fungsi Health Safety and Envinromental (HSE) mempunyai tugas pemantauan seluruh kegiatan operasi dari aspek keselamatan kerja dan lindung

2.3.4. Tugas dan Fungsi Quality and Quantity

Fungsi Quality & Quantity (QQ) mempunyai tugas melaksanakan pengawasan kualitas dan kuantitas dengan melakukan monitoring dan pemeriksaan mutu BBM sesuai dengan spesifikasi yang di tetapkan Dirjen Migas. Pemeriksaan mutu BBM di laksanakan pada kegiatan penerimaan melalui pipa, penimbunan di Tangki Timbun serta pada kegiatan penyaluran dengan Mobil Tangki.

Fungsi Quality & Quantity (QQ) juga melaksanakan pengawasan kuantitas BBM yang di distribusikan di Terminal BBM Boyolali agar losses yang terjadi dapat dikurangi dan dihindari.

2.3.5. Tugas dan Fungsi General Affairs and Security

Fungsi General Affairs and Security mempunyai tugas melaksanakan pengaturan serta pengawasan kegiatan administrasi, sumber daya manusia dan pengamanan operasional Terminal BBM Boyolali. Fungsi General Affairs juga bertugas sebagai Layanan Pekerja di Terminal BBM Boyolali.

Untuk masalah keamanan, Fungsi General Affairs bertugas mengamankan operasional Terminal BBM Boyolali dari ancaman, gangguan, hambatan dan Untuk masalah keamanan, Fungsi General Affairs bertugas mengamankan operasional Terminal BBM Boyolali dari ancaman, gangguan, hambatan dan

2.3.6. Tugas dan Fungi Finance

Fungsi Finance mempunyai tugas melaksanakan pengawasan, mengkoordinir, mengatur kegiatan keuangan dan anggaran serta adminstrasi produk sesuai data pendapatan dan biaya real time untuk menunjang kelancaran operasi Terminal BBM Boyolali.

2.3.7. Tugas dan Fungsi Sales Services

Fungsi Sales Services mempunyai tugas melaksanakan pengawasan, mengkordinir, mengatur kegiatan administrasi penebusan serta pemesanan produk BBM secara real time untuk menunjang kelancaran operasi penyaluran di Terminal BBM Boyolali.

2.4. Sarana dan Fasilitas

Untuk dapat melaksanakan operasi penerimaan, penimbunan, dan penyaluran BBM dengan baik di Terminal BBM Boyolali, maka harus ditunjang oleh sarana dan fasilitas yang siap pakai dan jumlahnya memadai.

2.4.1. Sarana dan Fasilitas Penerimaan

Sarana penerimaan BBM di Terminal BBM Boyolali menggunakan satu jalur pipa yang disuplai dari TBBM Lomanis dan dikenal dengan jalur pipa Cilacap –

Yogyakarta II (CY-II). Panjang pipa CY-II adalah 246 KM dengan diameter 12 inchi. Flow rate yang digunakan untuk pengiriman BBM dari Terminal BBM Lomanis sebesar 300 Kl/Jam dengan kapasitas volume pipa 18.098 KL. Pada jalur pipa penerimaan dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti:

▪ Pressure Indicator, merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui tekanan fluida di dalam pipa yang terbaca diruang kendali (Control Room).

▪ Control Valve, sebagai alat untuk mengatur aliran dan tekanan pemompaan BBM yang dikehendaki sebelum masuk Tangki Timbun. ▪ Sample Cock, sebagai tempat pengambilan contoh dari produk BBM untuk pemeriksaan secara visual. ▪ Strainer, suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran yang mungkin terbawa / terdapat di dalam minyak. ▪ Manifold, merupakan fasilitas pipa yang digunakan untuk membagi / memindahkan aliran minyak sesuai jenis produknya.

Gambar 2.1 Pipa penerimaan produk

2.4.2. Sarana dan Fasilitas Penimbunan

Sarana dan fasilitas Penimbunan BBM di Terminal BBM Boyolali saat ini terdiri dari 11 unit Tangki Timbun yang dilengkapi dengan fasilitasnya serta tanggul pengaman. Tangki tersebut merupakan tangki jenis Vertical Tank (tangki tegak) dengan konstruksi atap berbentuk kerucut (cone roof). Gambar Tangki Timbun di TBBM Boyolali dapat dilihat pada gambar 2.2 dan data Tangki Timbun dapat dilihat pada tabel 2.3.

Gambar 2.2 Tangki Timbun TBBM Boyolali

Tabel 2.2 Data Tangki Timbun TBBM Boyolali

Produk No. Tangki

Ukuran

Tahun Pembuatan Safe Capacity

14.137.156 Feed Stock

483.144 Sumber : Maintenance Service TBBM Boyolali

11 11,63 x 5,55

2.4.3. Sarana dan Fasilitas Penyaluran

Dalam pendistribusian BBM ke konsumen setiap harinya Terminal BBM Boyolali memiliki sarana transportasi pengangkutan yaitu armada mobil tangki sebanyak 98 unit.

Jenis pompa yang digunakan di Terminal BBM Boyolali yaitu Pompa Centrifugal dengan penggerak motor listrik. Pompa-pompa tersebut digunakan untuk kegiatan penyaluran BBM ke filling shed yang akan disalurkan kekonsumen melalui mobil tangki. Gambar Filling Shed dapat dilihat pada gambar 2.3 dan data pompa produk dapat dilihat pada table 2.4.

Gambar 2.3 Filling Shed

Tabel 2.3. Pompa Produk

Produk Jumlah

Jenis Pompa Merk Pompa Solar

Kapasitas

Versa Pump Premium

Centifugal

Centifugal Versa Pump Pertamax

Centifugal Versa Pump Fame

Centifugal Versa Pump Sumber : Maintenance Service TBBM Boyolali

2.5. Suplai dan Throughput BBM Terminal BBM Boyolali Suplai BBM merupakan jumlah BBM yang diterima di Terminal BBM Boyolali dalam satuan volume dan periode waktu tertentu. Aktual suplai merupakan realisasi dari penerimaan BBM yang selanjutnya dapat digunakan sebagai tolok ukur kebutuhan di masa yang akan datang.

Throughput BBM merupakan jumlah BBM yang disalurkan ke Terminal BBM penerima dalam satuan volume dan periode waktu tertentu. Actual Throughput merupakan realisasi dari penyaluran BBM yang selanjutnya dapat digunakan sebagai tolak ukur kebutuhan di masa yang akan datang. Throughput BBM Pertamax, Premium, Solar dan Pertalite adalah jumlah BBM/BBK yang disalurkan kepada Terminal BBM penerima dalam satuan volume pada periode waktu tertentu. Actual Throughput Terminal BBM Boyolali untuk periode 2012 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Throughput Bahan Bakar Minyak Tahun 2012 s/d 2016 (KL) Tahun

Pertamx Pertalite 2012

Sumber : Storage Receiving and Distribution TBBM Boyolali

III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Metode Statistik

Statistik merupakan tehnik yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data serta pengambilan kesimpulan. Data yang dihasilkan untuk keperluan manajemen sebagai dasar perumusan perencanaan, alat control dan dasar evaluasi hasil kerja (4:-) . Di dalam setiap perencanaan diperlukan data masa lalu yang akan digunakan sebagai dasar prediksi atau peramalan agar disesuaikan dengan kemampuan sarana dan fasilitas yang ada. Kegunaan statistik di perusahaan adalah untuk memperoleh gambaran yang bersifat statistik kuantitatif tentang segala aspek kegiatan perusahaan agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan mengenai kegiatan – kegiatan peerusahaan di masa yang akan datang. Manfaat dan kegunaan statistik antara lain

1) Komunikasi Sebagai penghubung beberapa pihak yang menghasilkan data statistik sehingga beberapa pihak tersebut akan dapat mengambil keputusan melalui informasi tersebut.

2) Diskripsi Merupakan penyajian data dan mengilustrasikan data.

3) Regresi Meramalkan pengaruh data yang satu dengan data yang lainnya dan untuk menghadapi gejala - gejala yang akan datang.

4) Korelasi Mencari kuat atau besarnya hubungan data dalam suatu penelitian.

5) Komparasi Membandingkan dua kelompok data atau lebih.

3.2 Peramalan (5:3) Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan

manajemen. Organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan, berusaha menduga faktor – faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan

menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan tersebut (5:3) . Kebutuhan akan peramalan meningkat sejalan dengan usaha manajemen untuk mengurangi

ketergantungannya pada hal-hal yang belum pasti. Peramalan menjadi lebih ilmiah sifatnya dalam menghadapi lingkungan manajemen. Karena setiap bagian organisasi berkaitan satu sama lain baik buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi.

Dalam hal manajemen dan administratif, perencanaan merupakan kebutuhan yang besar, karena waktu tenggang untuk pengambilan keputusan dapat berkisar dari beberapa tahun sampai beberapa hari bahkan beberapa jam. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien

3.3 Peramalan Kebutuhan

Untuk perhitungan perkiraan/peramalan throughput pada masa mendatang, digunakan data throughput tahun yang lampau. Dalam hal ini, ada dua metode pendekatan untuk melakukan perkiraan atau peramalan yakni dengan tren linier dan Untuk perhitungan perkiraan/peramalan throughput pada masa mendatang, digunakan data throughput tahun yang lampau. Dalam hal ini, ada dua metode pendekatan untuk melakukan perkiraan atau peramalan yakni dengan tren linier dan

3.3.1 Tren Linier

Metode tren linier digunakan untuk meramal kebutuhan BBM untuk masa yang akan datang dengan mengunakan pendekatan rumus 3:56) :

Y´ = a+ bX ........................................................................................................(3.1)

Keterangan : Y´ = perkiraan kebutuhan yang akan datang.

a = pengeluaran rata – rata dalam satu periode.

b = kenaikan rata – rata pertahun.

X = faktor untuk tahun yang bersangkutan. Harga adan b dihitung dengan menggunakan rumus 3:57) :

a= ........................................................ (3.2)

3.3.2 Tren Eksponensial

Metode tren eksponensial digunakan untuk meramal kebutuhan BBM di masa mendatang dengan menggunakan rumus 3:59) :

Y´ =

a.b X ............................................................................................................(3.4)

Harga a dan b dapat dihitung dengan rumus 3:60) :

Log a = 2 2 ............................................ (3.5)

Log b =

3.3.3 Average Absolute Error (AAE)

Untuk menentukan tren yang akan digunakan dalam memprediksi kebutuhan maka dapat dilakukan dengan cara memilih tren yang mempunyai kesalahan mutlak rata-rata (Average Absolute Error) terkecil. Adapun rumus AAE 2:74) adalah sebagai berikut:

AAE = ∑ ⎸Y−Y´⎹ ...........................................................................................(3.7)

Keterangan: Y = data riil Y´= perkiraan kebutuhan

n = jumlah tahun

3.3.4 Metode Regresi

Metode regresi merupakan alat statistik yang paling sering digunakan dalam manajemen jika akan mengevaluasi pengaruh dari suatu variable independent terhadap variable dependent. Analisis regresi dan korelasi digunakan untuk meramalkan karakteristik hubungan antara variable.

Analisa regresi yang lebih kompleks disebut analisis regresi berganda, Karena menganalisis lebih dari satu variable independent.

3.3.5 Koefisien Korelasi

Koefisisen korelasi (r) adalah suatu ukuran linear relatif antara dua variabel. Koefisien korelasi dapat berfariasi dari menunjukan 0 (tidak ada korelasi) hingga 1 (korelasi sempurna). Jika korelasi lebih dari 0, maka dua variabel dikatakan berkorelasi positif dan jika kurang dari 0 maka berkorelasi negatif.

Koefisien korelasi memiliki peranan penting dalam analisis yang memiliki lebih dari dua variabel dan mempunyai kaitan erat dengan analisis regresi.

3.3.6 Laju Pertumbuhan (LP)

Laju Pertumbuhan (LP) adalah angka persen untuk mengetahui besar kecilnya deret ukur pertumbuhan kebutuhan produk. Laju pertumbuhan dapat diketahui setelah menentukan rumus forecast. Laju pertumbuhan tren linier dapat dihitung dengan rumus 3:-) :

b LP = x 100 % untuk data ganjil.................................................................... (3.8)

a 2b

LP = x 100 % untuk data genap ................................................................. (3.9)

a Laju pertumbuhan tren eksponensial dapat dihitung dengan rumus 3:-) :

LP = (b – 1) x 100% untuk data ganjil ........................................................ (3.10) LP = (b² − 1) x 100% untuk data genap ...................................................... (3.11)

3.4 Pemanfaatan Sarana dan Fasilitas Penerimaan

Pemanfaatan sarana dan fasilitas Penerimaan merupakan tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana sarana dan fasilitas di Terminal BBM dapat dioperasikan secara efektif untuk menunjang kegiatan operasional penerimaan BBM.

Pipa adalah alat atau sarana untuk memindahkan cairan atau gas dari suatu peralatan ke peralatan yang lain. Dalam merancang sarana transportasi melalui pipa harus diperhatikan keekonomian dari diameter pipa yang direncanakan sehingga kemampuan pipa untuk menunjang operasi dapat terjamin dan sesuai dengan standard yang ditentukan. Untuk mencari diameter ekonomis pipa sesuai kebutuhan digunakan rumus Least Annual Cost (LAC) 7:2) yaitu:

Dc = 0,276 . Q 0,027 .S .µ .................................................................. (3.12) Keterangan : Dc = diameter ekonomis (inchi) Q = kapasitas pemompaan (gpm) S = Spesific Grafity μ = Viscositas (cps)

3.5 Penimbunan BBM

Penimbunan adalah rangkaian kegiatan penyimpanan produk bahan bakar minyak di Terminal BBM dalam jumlah yang mencukupi untuk jangka waktu tertentu. Pelaksanaan penimbunan BBM di dalam Tangki Timbun merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan perencanaan serta penanganan yang Penimbunan adalah rangkaian kegiatan penyimpanan produk bahan bakar minyak di Terminal BBM dalam jumlah yang mencukupi untuk jangka waktu tertentu. Pelaksanaan penimbunan BBM di dalam Tangki Timbun merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan perencanaan serta penanganan yang

Performance suatu kegiatan operasi penimbunan sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: ➢ Perencanaan suplai dan objective thruput, ➢ Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT), ➢ Coverage days, ➢ Keandalan sarana dan fasilitas Tangki Timbun, ➢ Keandalan sarana dan fasilitas pengukuran, ➢ Sumber Daya Manusia (SDM) pelaksananya.

3.5.1 Tangki Timbun

Tangki Timbun merupakan sarana tempat menyimpan produk sementara sebelum disalurkan. Tangki Timbun tersebut dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dengan jenis produk yang disimpan, sehingga memenuhi persyaratan ditinjau dari beberapa segi antara lain standarisasi, material, kekuatan dan safety.

Menurut bentuk dan konstruksinya Tangki Timbun untuk menyimpan BBMP ada 2 tipe yaitu :

1) Tangki Mendatar (Horizontal Tank)

2) Tangki Tegak (Vertical Tank) Dalam rancang bangun Tangki Timbun perlu diperhatikan beberapa faktor disamping teknis dan ekonomis, seperti : ▪ Safety ( keamanan),

▪ Kemudahan dalam operasi dan perawatan, serta ▪ Pengembangan dimasa mendatang.

Sedangkan dalam penggunaannya, kapasitas Tangki Timbun dibagi menjadi: ➢ Kapasitas aman (safe capasity), ➢ Kapasitas yang dapat dipompa (pumpable stock), ➢ Kapasitas yang tidak dapat dipompa (dead stock) dan ➢ Kapasitas ruang kosong (ullage).

3.5.2 Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT)

Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT) adalah jumlah isi Tangki Timbun yang dapat dipompakan (pumpable stock) dibagi dengan penyaluran setiap harinya yang bertujuan untuk menjamin ketersediaan stok dan mengetahui tingkat pemanfaatan Tangki Timbun.

Adapun perhitungan Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT) dan Tingkat Pemanfaatan Tangki Timbun (TPTT) dapat digunakan rumus pendekatan sebagai berikut:

𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 per tahun

Rata-rata thruput per hari =

hari kerja

bulan

30 bulan x 12 tahun

rata−rata 𝑡ℎ𝑟𝑢𝑝𝑢𝑡 harian rata−rata 𝑡ℎ𝑟𝑢𝑝𝑢𝑡 harian

3.5.3 Coverage Days

Coverage days adalah jumlah hari yang bisa dipenuhi kebutuhan BBM dengan real pumpable stock yang tersedia. Adapun perhitungan coverage days dapat digunakan dengan pendekatan rumus sebagai berikut:

𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑝𝑢𝑚𝑝𝑢𝑏𝑙𝑒 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘

Coverage Days = ........................................................ (3.17)

𝑡ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡/day

IV. PEMBAHASAN

4.1. Penerimaan BBM

Terminal BBM Boyolali memiliki tugas pokok yaitu menerima, menimbun dan menyalurkan sesuai spesifikasi / standard mutu yang telah ditetapkan. Produk BBM yang diterima, ditimbun dan disalurkan di TBBM Boyolali meliputi Premium, Pertamax dan Solar.

Seluruh kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran dicatat dan direkap dalam bentuk dokumen dan di-input menggunakan jaringan internet ke dalam sistem yang disebut MySAP. Penerimaan Produk BBM di Terminal BBM Boyolali dilaksanakan melalui jalur Pipa dari Terninal BBM Lomanis.

4.2. Penimbunan BBM

Proses penimbunan dimana BBM yang telah diterima disalurkan kedalam tangki timbun sesuai dengan jenisnya. Sebelum masuk kedalam tangki timbun dilakukan pemeriksaan ketersediaan ruang kosong atau ullage tangki. Apabila ada tangki timbun dinilai mampu menampung sejumlah produk, maka akan dialirkan. Pengecekan ullage di TBBM Boyolali dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pemantauan dengan monitor level di control room dan pengecekan kembali dengan cara manual yaitu dipping.

4.3. Perkiraan Kebutuhan BBM Tahun Yang Akan Datang

Berdasarkan data kebutuhan BBM di Terminal BBM Boyolali lima tahun sebelumnya (2012-2016) dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan BBM sampai tahun 2021 mendatang dengan analisa menggunakan metode kuadrat terkecil (least square method). Dengan mengetahui perkiraan kebutuhan BBM untuk lima tahun yang akan datang, maka dapat dianalisis kemampuan sarana dan fasilitas khususnya pada kegiatan penyaluran agar dapat beroperasi secara efektif tanpa adanya hambatan, sehingga dapat didistribusikan dengan lancar. Data kebutuhan dapat dilihat pada table 4.1

Tabel 4.1Kebutuhan Premium, Solar dan Pertamax 2012 s/d 2016 Tahun

Premium (KL)

Solar (KL)

Pertamax (KL)

180.908 Sumber : Bagian Distribution TBBM Boyolali

4.3.1. Perkiraan kebutuhan Premium

Untuk melakukan peramalan dibutuhkan tabel penolong agar mempermudah dalam pengerjaan perhitungan metode trend linier dan trend eksponensial. Tabel penolong untuk menghitung trend produk Premium dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Perhitungan Kebutuhan Premium 2012 s/d 2016

Tahun

x 2 XY

LogY XlogY

2012 -2 1.019.119

4 -2.038.238 6,008225 -2.038.238 2013

1 -1.111.951 6,046086 -1.111.951 2014

∑LogY ∑XLogY =

Keterangan : n

= jumlah data,

= penjualan pada tahun tertentu,

a dan b = koefisien-koefisien regresi,

X = faktor untuk tahun yang diperkirakan.

a) Metode trend linear

a= 2 = = 995.553,2

2 2 = = -73.446,2 𝑛∑𝑥 −(Σ𝑥) (5 𝑥 10)− (0) 2

Persamaan tren linier kebutuhan Premium sebagai berikut:

Y´ = 995.553,2 – 73.446,2 X.

b) Metode trend eksponensial

Log a = 2 2 =

a = 981.388,5

Log b = 2 2 = = -0.03667

b = 0,919038909

Persamaan tren eksponensial kebutuhan sebagai berikut:

Y’ = 981.388,5 x 0,919038909 x

c) Menentukan trend yang digunakan Untuk memilih metode peramalan yang sesuai, dilakukan perhitungan Average Absolute Error (AAE). Table perhitunga setiap trend disajikan pada table 4.3

Tabel 4.3 AAE Trend Linear dan Eksponensial

Tahun X Y

Linear

Eksponen

|Y- Y’| 2012 -2 1.019.119 1142445,6 123.326,81 1.161.991,83 142.793,05 2013 -1 1.111.951 1068999,4 42.951

∑ |𝑌−𝑌 ′ | 549.600,68 AAE trend linear =

AAE trend eksponensial =

Dari hasil perhitungan AAE diatas, didapatkan nilai AAE trend eksponensial dengan hasil 116.962,68 lebih besar dibandingkan AAE trend linear dengan hasil 109.920,14, maka untuk menghitung perkiraan kebutuhan premium menggunakan rumus trend linear. Perkiraan kebutuhan premium disajikan pada Dari hasil perhitungan AAE diatas, didapatkan nilai AAE trend eksponensial dengan hasil 116.962,68 lebih besar dibandingkan AAE trend linear dengan hasil 109.920,14, maka untuk menghitung perkiraan kebutuhan premium menggunakan rumus trend linear. Perkiraan kebutuhan premium disajikan pada

Table 4.4 Perkiraan Kebutuhan Premium

Tahun

Perkiraan Kebutuhan 2017

X Y´=995.553,2 – 73.446,2 X.

Gambar 4.1 Grafik Analisa Premium dengan Trend Linear

d) Laju Pertumbuhan Produk Premium Diketahui trend yang digunakan untuk peramalan adalah trend linear dengan rumus Y´ = 995.553,2 – 73.446,2 X, sehingga laju pertumbuhan produk premium di Terminal BBM Boyolali: d) Laju Pertumbuhan Produk Premium Diketahui trend yang digunakan untuk peramalan adalah trend linear dengan rumus Y´ = 995.553,2 – 73.446,2 X, sehingga laju pertumbuhan produk premium di Terminal BBM Boyolali:

LP = x 100 % =

x 100 % = -7.38%

a 995.553,2

4.3.2. Perkiraan Kebutuhan Pertamax

Untuk melakukan peramalan dibutuhkan tabel penolong agar mempermudah dalam pengerjaan perhitungan metode trend linier dan trend eksponensial. Tabel penolong untuk menghitung trend produk Pertamax dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Perhitungan Kebutuhan Pertamax Tahun 2012 s/d 2016

Tahun 2 X Y x

XY

LogY XlogY

∑LogY = ∑XLogY

Keterangan : n

= jumlah data,

= penjualan pada tahun tertentu,

a dan b = koefisien-koefisien regresi,

X = faktor untuk tahun yang diperkirakan.

a) Metode trend linear

a= 𝑛∑𝑥 2 −(Σ𝑥) 2 = (5 𝑥 10)− (0) 2 = 64.641,2

Persamaan tren linier kebutuhan Premium sebagai berikut:

Y´ = 64.641,2 + 44.926,8 X.

b) Metode trend eksponensial

Log a = = = 4,459

a = 28.776,4

Log b = 2 2 =

b = 2,559

Persamaan tren eksponensial kebutuhan sebagai berikut:

Y’ = 28.776,4 x 2,559 x

c) Menentukan trend yang digunakan Untuk memilih metode peramalan yang sesuai, dilakukan perhitungan Average Absolute Error (AAE). Table perhitunga setiap trend disajikan pada table 4.6

Tabel 4.6 AAE Trend Linear dan Eksponensial

Tahun X Y

Linear

Eksponen

|Y- Y’| 2012 -2

Y’

|Y- Y’|

Y’

4.393,48 1.380,52 2013 -1

Σ|Y-Y’|=

Σ|Y-Y’|=

∑ |𝑌−𝑌 ′ | 114.799,2 AAE trend linear =

AAE trend eksponensial =

Dari hasil perhitungan AAE diatas, didapatkan nilai AAE trend eksponensial dengan hasil 10.871,34 lebih kecil dibandingkan AAE trend linear dengan hasil 22.959,84, maka untuk menghitung perkiraan kebutuhan Pertamax menggunakan rumus trend eksponensial. Perkiraan kebutuhan pertamax disajikan pada table 4.7 dan analisa produk Pertamax dengan trend eksponensial dapat dilihat pada gambar 4.2

Table 4.7 Perkiraan Kebutuhan Pertamax

Tahun x X Y’=28.776,4 x 2,559 Perkiraan Kebutuhan 2017 3 3 Y’=28.776,4 x 2,559 482.369,18 2018 4 4 Y’=28.776,4 x 2,559 1.234.507,56

5 Y’=28.776,4 x 2,559 5 3.159.424,27 2020

6 Y’=28.776,4 x 2,559 6 8.085.784,23 2021 7 7 Y’=28.776,4 x 2,559 20.693.614,09

Gambar 4.2 Grafik Produk Pertamax dengan Trend Eksponensial

d) Laju Pertumbuhan Produk Pertamax Diketahui trend yang digunakan untuk peramalan adalah trend Eksponensial

dengan rumus Y’ = 28.776,4 x 2,559 x , sehingga laju pertumbuhan produk pertamax di Terminal BBM Boyolali:

LP = (b - 1) x 100 % = (2,559 – 1) x 100 % = 155,9%

4.3.3. Perkiraan Kebutuhan Solar

Untuk melakukan peramalan dibutuhkan tabel penolong agar mempermudah dalam pengerjaan perhitungan metode trend linier dan trend eksponensial. Tabel penolong untuk menghitung trend produk Solar dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Perhitungan Kebutuhan Solar Tahun 2012 s/d 2016

Tahun

x 2 XY

LogY XlogY

2012 -2

4 -1.007.020 5,702008 -11,404016 2013

1 -470.745 5,672786 -5,672786 2014

∑LogY ∑XLogY =

Keterangan : n

= jumlah data,

= penjualan pada tahun tertentu,

a dan b = koefisien-koefisien regresi,

X = faktor untuk tahun yang diperkirakan.

a) Metode trend linear

a= 𝑛∑𝑥 2 −(Σ𝑥) 2 = (5 𝑥 10)− (0) = 491.584,8 2

2 = = -12.759,2 𝑛∑𝑥 −(Σ𝑥) 2 (5 𝑥 10)− (0) 2

Persamaan tren linier kebutuhan Solar sebagai berikut:

Y´ = 491.584,8 – 12.759,2 X.

b) Metode trend eksponensial

Log a = 2 2 = 2 = 5,689819

a = 489.575

Log b =

b = 0,973258116

Persamaan tren eksponensial kebutuhan Solar sebagai berikut:

Y’ = 489.575 x 0,973258116 x

c) Menentukan trend yang digunakan Untuk memilih metode peramalan yang sesuai, dilakukan perhitungan Average Absolute Error (AAE). Table perhitunga setiap trend disajikan pada table 4.9

Tabel 4.9 AAE Trend Linear dan Eksponensial

Tahun X Y

Linear

Eksponen

|Y- Y’| 2012 -2 503.510

∑ |𝑌−𝑌 ′ | 162.584,4 AAE trend linear =

AAE trend eksponensial =

Dari hasil perhitungan AAE diatas, didapatkan nilai AAE trend eksponensial dengan hasil 31.670,79 lebih kecil dibandingkan AAE trend linear dengan hasil 32.516,88, maka untuk menghitung perkiraan kebutuhan Solar menggunakan rumus trend eksponensial. Perkiraan kebutuhan Solar disajikan pada Dari hasil perhitungan AAE diatas, didapatkan nilai AAE trend eksponensial dengan hasil 31.670,79 lebih kecil dibandingkan AAE trend linear dengan hasil 32.516,88, maka untuk menghitung perkiraan kebutuhan Solar menggunakan rumus trend eksponensial. Perkiraan kebutuhan Solar disajikan pada

Table 4.10 Perkiraan Kebutuhan Solar

Tahun x X Y’=489.575 x 0,973258116 Perkiraan Kebutuhan 2017

3 Y’=489.575 x 0,973258116 3 451.339,50 2018

4 Y’=489.575 x 0,973258116 4 439.269,83 2019 5 5 Y’=489.575 x 0,973258116 427.522,93

2020 6 6 Y’=489.575 x 0,973258116 416.090,16 2021 7 7 Y’=489.575 x 0,973258116 404.963,12

Gambar 4.3 Grafik Analisa Produk Solar dengan Trend Eksponensial

d) Laju Pertumbuhan Produk Solar Diketahui trend yang digunakan untuk peramalan adalah trend Eksponensial

dengan rumus Y’ = 489.575 x 0,973258116 x , sehingga laju pertumbuhan produk Solar di Terminal BBM Boyolali:

LP = (b - 1) x 100 % = (0,973258116 – 1) x 100 % = -2,67%

4.4. Perkiraan Jumlah Kendaraan di Daerah yang disuplai TBBM Boyolali

Setelah data dari badan Badan Pusat Statistik (BPS) didapat dari tahun 2012 sampai 2016 untuk daerah yang disuplai TBBM Boyolal, sehingga dapat digunakan untuk meramal jumlah kendaraan sampai 2021 mendatang dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (Least Square Method). Data jumlah kendaraan dibagi menjadi dua jenis menurut mesin yang digunakan yaitu mesin bensin dan mesin diesel.data jumlah kendaraan disajikan pada tabel 4.11

Tabel 4.11 Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenis Mesin

Tahun

Mesin Diesel 2012

Mesin Bensin

109.136 Sumber: Badan Pusat Statistik Nasional

4.4.1. Perkiraan Jumlah Kendaraan Bermesin Bensin

Untuk melakukan peramalan dibutuhkan tabel penolong agar mempermudah dalam perhitungan trend linear dan trend eksponensial. Tabel penolong untuk menghitung trend jumlah kendaraan bermesin bensin dapat dilihat pada tabel 4.12

Tabel 4.12 Perhitungan Jumlah Kendaraan Bermesin Bensin 2012 s/d 2016 Tahun

x 2 XY

LogY XlogY

∑LogY ∑XLogY

Keterangan : n

= jumlah data,

= penjualan pada tahun tertentu,

a dan b = koefisien-koefisien regresi,

X = faktor untuk tahun yang diperkirakan.

a) Metode trend linear

a= 2 2 = = 1.394.589

Persamaan tren linier kendaraan bermesin bensin sebagai berikut:

Y´ = 1.394.589 + 92.531 X.

b) Metode trend eksponensial

Log a = 𝑛∑𝑥 2 −(Σ𝑥) 2 = = 6,1425 (5 𝑥 10)− (0) 2

a = 1.388.420,466

Log b = 2 2 = 2 = 0,0289

Persamaan trend eksponensial kendaraan bermesin bensin sebagai berikut:

Y’ = 1.388.420,466 x 1,0689 x

c) Menentukan trend yang digunakan Untuk memilih metode peramalan yang sesuai, dilakukan perhitungan Average Absolute Error (AAE). Table perhitunga setiap trend disajikan pada table 4.13

Tabel 4.13 AAE Trend Linear dan Eksponensial

Tahun X Y

Linear

Eksponen

|Y- Y’| 2012 -2 1.208.655 1.209.528

∑ |𝑌−𝑌 ′ | 17.023 AAE trend linear =

AAE trend eksponensial =

Dari hasil perhitungan AAE diatas, didapatkan nilai AAE trend eksponensial dengan hasil 4.168 lebih besar dibandingkan AAE trend linear dengan hasil 3.405. maka untuk menghitung perkiraan jumlah kendaraan bermesin bensin menggunakan rumus trend linear. Perkiraan jumlah kendaraan bermesin bensin disajikan pada table 4.14 dan analisa kendaraan bermesin bensin dengan trend linear dapat dilihat pada gambar 4.4

Table 4.14 Perkiraan Jumlah Kendaraan Bensin

Tahun

Perkiraan Kebutuhan 2017

X Y´ = 1.394.589 + 92.531 X.

Trend Analysis Plot for Mesin Bensin

Linear Trend Model Yt = 1394589 + 92531*t

1600000 Variable A ctual Fits

1500000 Accuracy Measures MA PE MA D

3405 MSD

15976258 s in 1400000

Gambar 4.4 Grafik Kendaraan Bermesin Bensin dengan Trend Linear

d) Laju Pertumbuhan Kendaraan Bermesin Bensin Diketahui trend yang digunakan untuk peramalan adalah trend linear dengan rumus Y´ = 1.394.589 + 92.531 X., sehingga laju pertumbuhan kendaraan bermesin

bensin : 𝑏

LP = x 100 % =

x 100 % = 6,64%

4.4.2. Perkiraan Jumlah Kendaraan Bermesin Diesel

Untuk melakukan peramalan dibutuhkan tabel penolong agar mempermudah dalam perhitungan trend linear dan trend eksponensial. Tabel penolong untuk menghitung trend jumlah kendaraan bermesin diesel dapat dilihat pada tabel 4.15

Tabel 4.15 Perhitungan Jumlah Kendaraan Bermesin Diesel 2012 s/d 2016

Tahun 2 X Y x

XY

LogY XlogY

∑LogY ∑XLogY

Keterangan : n

= jumlah data,

= penjualan pada tahun tertentu,

a dan b = koefisien-koefisien regresi,

X = faktor untuk tahun yang diperkirakan.

a) Metode trend linear

a= =

Persamaan tren linier kendaraan bermesin diesel sebagai berikut:

Y´ = 68.606,2 + 15.473,6 X.

b) Metode trend eksponensial

Log a = =

a = 65.128,76

Log b = 𝑛∑𝑥 2 = = 0,09491 −(Σ𝑥) 2 (5 𝑥 10)− (0) 2

b = 1,2443

Persamaan trend eksponensial kendaraan bermesin diesel sebagai berikut:

Y’ = 65.128,76 x 1,2443 x

c) Menentukan trend yang digunakan Untuk memilih metode peramalan yang sesuai, dilakukan perhitungan Average Absolute Error (AAE). Table perhitunga setiap trend disajikan pada table 4.16

Tabel 4.16 AAE Trend Linear dan Eksponensial

Tahun X Y

Linear

Eksponen

|Y- Y’| 2012 -2

∑ |𝑌−𝑌 ′ | 34.851 AAE trend linear =

AAE trend eksponensial =

Dari hasil perhitungan AAE diatas, didapatkan nilai AAE trend eksponensial dengan hasil 4.371 lebih kecil dibandingkan AAE trend linear dengan hasil 6.970. maka untuk menghitung perkiraan jumlah kendaraan bermesin diesel menggunakan rumus trend eksponensial. Perkiraan jumlah kendaraan bermesin bensin disajikan pada table 4.17 dan analisa produk Solar dengan trend eksponensial dapat dilihat pada gambar 4.4

Table 4.17 Perkiraan Kendaraan Bermesin Diesel

Tahun

X 65.128,76 x 1,2443 x Perkiraan Kebutuhan 2017

3 65.128,76 x 1,2443 3 125.458,92 2018 4 4 65.128,76 x 1,2443 156.102,96

Trend Analysis Plot for Mesin Diesel

Growth Curve Model Yt = 65128,76 * (1,2443**t)

Variable A ctual

Fits Accuracy Measures

Gambar 4.5 Grafik Kendaraan Diesel dengan Trend Eksponensial Gambar 4.5 Grafik Kendaraan Diesel dengan Trend Eksponensial

4.5. Analisis Regresi

Setelah mendapatkan data variabel independen seperti jumlah kendaraan menurut jenis mesin yang digunakan dan data dependen seperti throughput BBM dari tahun 2012 sampai tahun 2016, maka perlu dilakukan analisis regresi untuk menentukan hubungan sebab – akibat antara variabel tersebut. Data variabel independen dan dependen disajikan pada tabel 4.18 dan 4.19

Tabel 4.18 Regresi antara Premium, Pertamax dan Mesin Bensin

Kendaraan Bensin

Pertamax (X 1 )

Tabel 4.19 Regresi antara Solar dan Mesin Diesel

Kendaraan Diesel

Solar

(X 1 )

(Y 1 )

4.5.1. Analisi Regresi Premium

Analis regresi ini dilakukan dengan membandingkan jumlah throughput premium sebagai variabel dependen dan jumlah kendaraan bermesin bensin sebagai variable independen. Analisa regresi menggunakan aplikasi Minitab16 sebagai berikut:

The regression equation is Y = 2118232 - 0,805 X

Predictor Coef SE Coef T P Constant 2118232 708820 2,99 0,058

X -0,8050 0,5060 -1,59 0,210

S = 148140 R-Sq = 45,8% R-Sq(adj) = 27,7%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 1 55538736963 55538736963 2,53 0,210 Residual Error 3 65836579362 21945526454 Total 4 1,21375E+11

Dari hasil uji regresi oleh Minitab16 tersebut dapat dihasilkan formula regresi: Y = 2.118.232 - 0,805 X. dari formula tersebut diketahui nilai konstanta dependen sebesar 2.118.232 dan taksiran nilai variabel independen sebesar -0,805 yang berarti bahwa setiap kenaikan jumlah kendaraan bermesin bensin dapat mengurangi volume 0,85 KL.

4.5.2. Analisi Regresi Pertamax

Analis regresi ini dilakukan dengan membandingkan jumlah throughput pertamax sebagai variabel dependen dan jumlah kendaraan bermesin bensin sebagai Analis regresi ini dilakukan dengan membandingkan jumlah throughput pertamax sebagai variabel dependen dan jumlah kendaraan bermesin bensin sebagai

The regression equation is Y = - 616004 + 0,488 X

Predictor Coef SE Coef T P Constant -616004 164512 -3,74 0,033

X 0,4881 0,1174 4,16 0,025

S = 34382,3 R-Sq = 85,2% R-Sq(adj) = 80,3%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 1 20413912059 20413912059 17,27 0,025 Residual Error 3 3546426152 1182142051 Total 4 23960338211

Dari hasil uji regresi oleh Minitab16 tersebut dapat dihasilkan formula regresi: Y = - 616.004 + 0,488 X. dari formula tersebut diketahui nilai konstanta dependen sebesar -616.400 dan taksiran nilai variabel independen sebesar 0.488 yang berarti bahwa setiap kenaikan jumlah kendaraan bermesin bensin dapat menambah volume 0,488 KL.

4.5.3. Analisi Regresi Solar

Analis regresi ini dilakukan dengan membandingkan jumlah throughput solar sebagai variabel dependen dan jumlah kendaraan bermesin diesel sebagai variable independen. Analisa regresi menggunakan aplikasi Minitab16 sebagai berikut:

The regression equation is Y = 565457 - 1,08 X

Predictor Coef SE Coef T P Constant 565457 68838 8,21 0,004

X -1,0768 0,9510 -1,13 0,340

S = 49085,9 R-Sq = 29,9% R-Sq(adj) = 6,6%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 1 3088884994 3088884994 1,28 0,340 Residual Error 3 7228263387 2409421129 Total 4 10317148381

Dari hasil uji regresi oleh Minitab16 tersebut dapat dihasilkan formula regresi: Y = 565457 - 1,08 X. dari formula tersebut diketahui nilai konstanta dependen sebesar 565.457 dan taksiran nilai variabel independen sebesar -1,08 yang berarti bahwa setiap kenaikan jumlah kendaraan bermesin bensin dapat mengurangi volume 1,08 KL.

4.6. Pemanfaatan Pipa Penerimaan

Dalam pemanfaatan pipa penerimaan yang dimaksud untuk mengoptimalkan jalur pipa yang sudah ada. Dalam hal ini penulis menganalisis jalur pipa penerimaan pipa CY-II. Formula yang digunakan adalah Least Annual Cost (LAC) karena rumus ini cukup teliti untuk perhitungan diameter pipa minyak, sedangkan tabel diameter dalam pipa dapat dilihat pada lampiran 3.

Perhitungan pemanfaatan jalur pipa penerimaan CY-II dengan standar pipa API 5L Grade B Sch. 40 dengan diameter pipa 12 inchi, data sebagai berikut: Nominal Pipe Size (NPS)

= 12 inchi x 25,4mm : 30,48 cm

S (Specific Gravity Solar)

Viskositas kinematik M.Solar = 4,5 cst x 0,870 : 3,915 Cps

Dc = 0,276 . Q 0,027 .S .µ Dari data dan rumus tersebut dapat dihitung flowrate pada jalur pipa dan

tingkat pemanfaatan jalur pipa sebagai berikut :

Dc = 0,276 . Q 0,027 .S .µ 30,48 = 0,276 . Q 0,479 . 0,870 0,142 . 3,915 0,027

30,48 = 0,276 x Q x 0,9804 x 1,0375 30,48 = 0,2807 x Q 0,479

Q = 108,58 = 1.778GPM = 404 kl/jam Thruput rata-rata Solar (2016)

= 1.664,3 kl/hari Waktu kerja (operasi pelayanan) diasumsikan = 8 jam/hari

1.664,3 kl/hari

Q (flowrate) =

= 208,04 kl/jam

8 jam/hari

208,04kl/jam

Tingkat pemanfaatan Jalur Pipa CY-II (2016) = x 100% = 51,5%

404 kl/jam

Sehingga didapatkan tingkat pemanfaatan jalur pipa penerimaan CY-II di TBBM Boyolali sampai tahun 2021 yang dapat dilihat pada tabel 4.20

Tabel 4.20 Pemanfaatan Jalur Pipa CY-II Berdasarkan Peramalan Tahun

1576 1554 Q (kl/jam)

Trhuput rata-rata (kl/hari)

Tingkat Pemanfaatan Pipa

Kecepatan aliran yang diperlukan apabila kapasitas alir pemompaan 404 kl/jam untuk jalur pipa penerimaan CY-II dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Q V= A

Dimana :

V = Kecepatan aliran (m/detik) Q = Kapasitas aliran (m 3 /detik)

A = Luas penampang (m 2 )

0,1122 m 3 /detik

V = 3,14

= 1,5385 m/detik

4 x 0,3048 2 Untuk kapasitas alir saat ini pada jalur pipa penerimaan CY-II rata-rata 300 kl/jam, maka :

0,083 m 3 /detik 3,14 V =

= 1,138 m/detik

2 4 x 0,3048 Dari hasil perhitungan diatas, maka tingkat pemanfaatan kecepatan alir untuk pipa

1,138 m/detik

penerimaan CY-II yaitu = x 100% = 73,94 %

1,539 m/detik

Sehingga dengan demikian maka tingkat pemanfaatan jalur pipa penerimaan CY-II tentang kecepatan aliran untuk saat ini masih rendah dan masih mampu untuk melayani pemenuhan kebutuhan BBM Terminal BBM Boyolali untuk setidaknya 5 (lima) tahun kedepan.

4.7. Analisis Pemanfaatan Sarana Fasilitas Penimbunan

Kegiatan operasi penimbunan BBM adalah salah satu kegiatan dimana BBM diterima kemudian di simpan ke dalam Tangki Timbun untuk selanjutnya disalurkan kepada konsumen. Kelancaran operasi penimbunan BBM tergantung dari jumlah penerimaan dan penyaluran apakah seimbang atau tidak sehingga dapat diantisipasi keterlambatan ataupun kekosongan BBM di masyarakat.

4.7.1. Analisis Pemanfaatan Tangki Timbun.