Teori Belajar Humanistik di SD dan MI.do

Teori Belajar Humanistik dalam Tingkat MI dan SD
Tujuan
“Dibuat untuk Memenuhi Tugas”
Mata Kuliah Psikologi Pendidikam
Disusun
O
L
E
H

Deswita Fradana
Semester : IV-C PAI - Tarbiyah
Dosen Pengampu:Ir.Elfidayati,S.Pdd.I,..PdSI.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHMUDIYAH (STAI.JM)
TANJUNG PURA - LANGKAT
T.A: 2017

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkat atas kehadirat Allah yang maha

Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan
terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.

Selanjutnya

penulis

juga

ucapkan

terima

kasih

kepada

ibu


Ir.Elfidayati,S.Pdd.I,..PdSI.mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah
memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi
kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya
mengenai “Teori Belajar Humanistik dalam Tingkat SD dan MI ” sehingga
dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari
sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

Tanjung Pura, April,2017


Tim Penyusun

DAFTAR IS

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Teori Humanistik........................................................................2
B. Konsep Teoi Belajar Humanistik..................................................................3
C. Prinsip-Prinsip Belajar Humanisme..............................................................7
D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik................................8
E. Aplikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran Tingkat SD........9
F.


Implikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran Tungkat SD.....10

BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Emosi merupakan karateristik yang sangat kuat yang nampak dari para
pendidik beraliran humanisme. Dalam teori pembelajaran humanisme, belajar
merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan
manusia. Dimana memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar
secara optimal.

Dalam teori belajar humanisme, belajar dianggap berhasil jika siswa

memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya
harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari teori humanisme ?
2. Apakah prinsip-prinsip belajar humanisme ?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisme?
4. Bagaimana aplikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran?
5. Bagaimana implikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori humanisme.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar humanisme.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisme.

4. Untuk mengetahui aplikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran.
5. Untuk mengetahui implikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Humanistik
Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanisme adalah
pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan
pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan
strategi berpikir produktif.Pendekatan sistem bisa dapat di lakukan sehingga para
peserta didik dapat memilih suatu rencana pelajaran agar mereka dapat
mencurahkan waktu mereka bagi bermacam-macam tujuan belajar atau sejumlah
pelajaran yang akan dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitasaktifitas kreatif yang mungkin dilakukan.pembatasan praktis dalam pemilihan halhal itu mungkin di tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan
tetapi dalam pendekatan sistem itu sendiri tidak ada yang membatasi
keanekaragaman pendidikan ini.1
Menurut salah satu ahli (Ridwan Abdullah Sani,2013:35) teori belajar
humanisme menganggap bahwa keberhasilan belajar terjadi jika peserta didik
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,bukan dari sudut

pandang pengamatnya.Peran pendidik adalah membantu peserta didik untuk
mengembangkan dirinya,yaitu membantu masing-masig individu untuk mengenal
1

Hamzah B.Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.
(Jakarta;Bumi. Aksara. 2006)hal. 13

diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu mereka dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.2

Menurut aliran humanisme, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan
yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikukum untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapa psikolog humanisme melihat bahwa manusia
mempunyai keinginan alami untuk berkembang, untuk lebih baik, dan juga
belajar. Jadi sekoah harus berhati-hati supaya tidak membunuh insting ini dengan
memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi bukan hal yang
benar apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara
fisiologis dan juga punya keinginan. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai
fasilitator yang membantu siswa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
lebih tinggi, bukan sebagai konselor seperti dalam Freudian ataupun pengelola

perilaku seperti pada behaviorisme.

Secara

singkatnya,

penedekatan

humanisme

dalam

pendidikan

menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi
manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan

kemampuan


tersebut.

Hal

ini

mencakup

kemampuan

interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk
memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan
atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam
pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam teori
belajar humanisme, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku be3lajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya


2

Abdullah Sani,Ridwan.Inovasi Pembelajaran.(Jakarta;Bumi
Aksara.2013)hal. 35
3
Ibid, hlm 37

Jadi, teori belajar humanisme adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.

B. Konsep Teoi Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik pada dasarnya memiliki tujuan belajar untuk
memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri.

Artinya

memecahkan


peserta

permasalahan

didik

mengalami

perubahan

dan

hidup

dan bisa menyesuaikan

mampu

diri dengan

lingkungannya.Dengan kata lain, si pembelajar dalam proses belajarnya
harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaikbaiknya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masingmasing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensipotensi yang ada dalam diri mereka.

Awal timbulnya psikologi humanistis terjadi pada akhir tahun 1940an yaitu munculnya suatu perspektif psikologi baru. Orangorang yang
terlibat dalam penerapan psikologilah yang berjasa dalam pengembangan ini.
Misalnya; ahliahli psikologi klinik, pekerjapekerja sosial, konselor, bukan
merupakan hasil penelitian dalam bidang proses belajar. Gerakan ini
berkembang
eksternal,

dan

kemudian

perseptual

atau

dikenalkan

dengan

fenomenologikal.

psikologi

Psikologi

ini

humanistis,
berusaha

memahami perilaku seseorang dari sudut perilaku (behavior), bukan dari
pengamat observer. Dalam dunia pendidikan aliran humanisme muncul pada
tahun 1960 sampai dengan 1970an dan mungkin perubahanperubahan dan
inovasi

yang

terjadi

selama

dua

dekade

yang

terakhir pada abad ke-

20 ini pun juga akan menuju pada arah ini.4
Pderhatian

psikologi

humanistik

terutama

tertuju

pada

masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh
4

Dalyono,.. Psikologi Pendidikan (Jakarta:Rineka Cipta.2012).hlm, 264

maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan
pengalaman

mereka

sendiri.

Menurut

para

kepada

pendidik

pengalaman-

aliran

humanistis

penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan
dan perhatian siswa. Gerakan munculnya psikologi humanistik disebabkan
oleh semacam kesadaran bersama beranggapan bahwa pada dasarnya tidak
ada

teori

psikologi

yang

berkemampuanmenjelaskan manusia sebagai suatu totalitas dan yang sewajarnya
mengfungsikan manusia. Mereka

meyakini

bahwa

tiap

individu

pada

dasarnya mempunyai kapasitas serta dorongan sendiri untuk mengembangkan
potensi kemanusiaannya.
Menurut

aliran

humanistik,

para

pendidik

sebaiknya

melihat

kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum
untuk memenuhi kebutuhankebutuhan ini. Beberapa psikolog humanistik
melihatbahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk
menjadi lebih baik dan juga belajar . Teori humanisme berfokus pada sikap
dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri,
bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan bertanggung
jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar pencarian. Perkembangan
pribadi yang muncul berdasarkan keunuikan masing-masing individu.Teori ini
berfokus

pada

saat

sekarang

dan menjadi apa seorang itu dimasa

depan.

Pendekatan ini menyajikan kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan
perkembangan.

Menghapus

penghambat

aktualisasi

potensi

pribadi.

Membantu siswa menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dengan
memperluas kesadaran diri dan bertanggung jawab atas arah kehidupanya
sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Konsep pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perke
mbangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk
mencari

dan

mengembangkan

menemukan
kemampuan

kemampuan
tersebut.

Hal

yang

mereka

ini mencakup

punya

dan

kemampuan

interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan
untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat.

Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi
sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan
akademik.5
Keleluasaan untuk memilih apa yang akan dipelajari dan kapan serta
bagaimana mereka akan mempelajarinya merupakan ciri utama pendekatan
humanisme. Bertujuan untuk membantu siswa menjadi selfdirected serta selfmotivated leaner. Penganut paham ini yakin bahwa siswa akan bersedia
melakukan banyak hal apabila mereka

memiliki motivasi yang tinggi dan

mereka diberi kesempatan untuk menentukan apa yang mereka inginkan.
Pengertian humanisme yang beragam membuat batasanbatasan aplikasinya
dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Kata
humanisme dalam pendidikan, dalam artikel “what is humanistic education?”,
Krischenbaum menyatakan bahwa sekolah, kelas atau guru dapat dikatakan
bersifat humanistik dalam pendidikan. Ide mengenai pendekatanpendekatan ini
terangkum dalam psikologi humanism.
Nilai nilai penting yang ditumbuh kembangkan dalam pendidikan
humanistik sebagai berikut :6
1)

Kejujuran (tidak menyontek, tidak merusak, dan bisa dipercaya).

2)

Menghargai hak orang lain (menerima dan menghormati perbedaan
individu yang ada, mau mendengarkan orang lain, menolong orang
lain, dan bisa berempati terhadap problem orang lain).

3)

Menjaga lingkungan (menghemat penggunaan listrik, gas, kayu,
logam, kertas dan sebagainya. Menjaga barang milik sendiri ataupun milik
orang lain).

4)

Perilaku (mau berbagi, menolong orang lain, ramah terhadap orang
lain, dan berlaku pantas didepan publik).

5)

Perkembangan pribadi (menjalankan tanggung jawab, menghargai
kesehatan dan kebersihan fisik, mengembangkan bakat yang dimiliki
secara

5

optimal,

mengembangkan rasa

hormat

dan

rasa

bangga

Ibid, hlm, 265
C. A Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta. 2005)
hlm, 59
6

terhadap

diri

sendiri,

mengontrol

perilaku,

memiliki

sikap

berani, terhormat dan patriotik, serta menghargai keindahan).
Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi posit
if yang terdapat dalam dominan efektif, misalnya keterampilan membangun
dan menjaga relasi yang hangat dengan orang lain, bagaimana mengajarkan
kepercayaan,
kejujuran

penerimaan,kesadaran,

interpersonal,

dan

memahami

perasaan

pengetahuan interpersonal

orang

lainnya.

lain,
Intinya

adalah meningkatkan kualitas keterampilan interpersonal dalam kehidupan
seharihari. Selain menitik beratkan pada hubungan interpersonal, para
pendidiknya yang beraliran humanisme juga mencoba untuk membuat
pembelajaran yang membantu anak didik untuk meningkatkan kemampuan
dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan,
dan berfantasi. Pendidik humanisme mencoba untuk melihat dalam spektrum
yang lebih luas mengenai perilaku manusia.
Melihat halhal yang diusahakan oleh para pendidik humanisme,
tampak bahwa pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam
dunia pendidikan. Jadi bias dikatakan bahwa emosi adalah karakteristik
yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.
Karena berfikir dan merasakan saling beriringan, mengabaikan pendidikan
emosi sama dengan mengabaikan salah satu potensi terbesar manusia. Kita
dapat belajar menggunakan emosi kita dan mendapat keuntungan dari
pendekatan humanisme ini sama seperti yang ingin kita dapatkan dari
pendidikan yang menitik beratkan kognitif.

C. Prinsip-Prinsip Belajar Humanisme
Menurut Budia ningsih prinsip-prinsip belajar humanisme adalah :7
1. Manusia mempunyai cara belajar alami.
2. Belajar terjadi secara signifikan jika materi pelajaran dirasakan mempunyai
relevan dengan maksud tertentu.
3. Belajar menyangkut perubahan dalam persepsi mengenal diri peserta didik.
4. Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya.
7

Ibid, hlm, 60

5.

Belajar akan berjalan lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses
belajar.Belajar yang melibatkan peserta didik dapat memberi hasil yang
mendalam.

6.

Kepercayaan pada diri peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan
untuk mawas diri.

7. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.


Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan
beberapa prinsip belajar yang penting yaitu:
a) Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin
tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk
mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru,
b)

Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan
dengan kebutuhan peserta didik, belajar dapat di tingkatkan dengan
mengurangi ancaman dari luar,

c) belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan
orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri,
d) belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran
maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan kebebasan, kreatifitas,
dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri
orang lain tidak begitu penting.

D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik
 Kelebihan teori humanistik adalah :8
1.

Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis
terhadap fenomena sosial.

2.

Menurut aliran humanisme

: individu itu cenderung mempunyai

kemampuan / keinginan untuk berkembang dan percaya pada kodrat
biologis dan ciri lingkungan

8

Al Rasyidin dan Wahyudin Nur Nasution, Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan :
Perdana Publishing,2011) hlm.120

3.

Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

4.

Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat
orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa
mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau
etika yang berlaku.

5.

Aliran humanisme tidak menyetujui sifat pesimisme, dalam aliran
humanisme individu itu memiliki sifat yang optimistik

6.

Teori Humanistik sangat membantu para pendidik dalam memahami arah
belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun
dan pada konteks manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk
mencapai tujuannya.9

7.

Ide-ide, konsep-konsep, taksonomi-taksonomi tujuan yang dirumuskan
dapat membantu para pendidik dan guru untuk memahami hakikat kejiwaan
manusia.

 Kekurangan teori humanisme adalah :
a.

Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam
proses belajar.

b. Terlalu memberi kebebasan pada siswa.
c.

Teori humanisme terlalu optimistik secara naif dan gagal untuk memberikan
pendekatan pada sisi buruk dari sifat alamiah manusia

d. Teori humanisme, seperti halnya teori psikodinamik, tidak bisa diuji dengan
mudah
e.

Banyak konsep dalam psikologi humanisme, seperti misalnya orang yang
telah berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.

f.

Beberapa kritisi menyangkal bahwa konsep ini bisa saja mencerminkan nilai
dan idealisme Maslow sendiri.

g. Psikologi humanisme mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis

9

Dr.C.Budiningsih, Asri.Belajar dan Pembelajaran(.Jakarta: PdT Rineka
Cipta.2005)hlm76.

h.

Teori humanisme ini dikritik karena sukar digunakan dalam konteks yang
lebih praktis. Teori ini dianggap lebih dekat dengan dunia filsafat daripada
dunia pendidikan.

i.

Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran, guru lebih mengarahkan
siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman serta membutuhkan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.

j.

Teori humanisme masih sukar diterjemahkan kedalam langkah-langkah yang
praktis dan operasional.10

E. Aplikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran
Tingkat SD
Aplikasi teori humanisme lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama
proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru
dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta
didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.
Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :11
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2.

Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yang
bersifat jelas,jujur dan positif.

3.

Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupan peserta didik
untuk belajar atas inisiatif sendiri

4.

Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses
pembelajaran secara mandiri

5.

Peserta didik di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih
pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko
dari perilaku yang ditunjukkan.

10

Ibid, hlm, 77
11
Desmita, , Psikologi Perkembangan Peserta Didik ; Panduan bagi
Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD,SMP,dan SMA,
(Bandung :PdT.Remaja Rosdakarya,2009),h.44

6. Guru menerima peserta didik apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran
peserta didik, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong peserta didik
untuk bertanggungjawabatas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8.

Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi peserta
didik.
Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini tepat untuk diterapkan.

Keberhasilan aplikasi ini adalah peserta didik merasa senang bergairah,
berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap
atas kemauan sendiri. Peserta didik diharapkan menjadi manusia yang bebas,
berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri
secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar
aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.12

F. Implikasi Teori Belajar Humanistik Dalam
Pembelajaran Tungkat SD
Implikasi teori humanisme lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama
proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru
dalam pembelajaran humanisme adalah menjadi fasilitator bagi para siswa
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan
mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai
proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri ,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri
yang bersifat negatif.

Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.
Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :13
12
13

Ibid, hlm, 45
Ibid, hlm, 46

-

Maju sesuai dengan kecepatannya

-

Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

-

Memaknai proses pembelajaran secara Merumuskan tujuan belajar yang jelas

-

Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas , jujur dan positif.

-

Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar
atas inisiatif sendiri

-

Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis,

-

Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya
sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko
dariperilaku yang ditunjukkan.

-

Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa,
tidak

menilai

secara

normatif

tetapi

mendorong

siswa

untuk

bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.

-

Memberikan kesempatan murid untuk mandiri

Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada
materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari
keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam
belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh
pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab
tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau
etika yang berlaku.

Peran Guru atau Pendidik Menurut Teori Humanisme

Guru Sebagai Fasilitator

Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.
Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai
kualitas fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa
(petunjuk):

1.

Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal,
situasi kelompok, atau pengalaman kelas

2.

Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan
perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat
umum.

3.

Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk
melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan
pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.

4.

Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar
yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu
mencapai tujuan mereka.

5.

Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel
untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.

6.

Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan
menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan
mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual
ataupun bagi kelompok

7.

Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur
dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang
anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang
individu, seperti siswa yang lain.

8.

Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya
dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan,
tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau
ditolak oleh siswa

9.

Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan
adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar

10.

Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba
untuk menganali dan menerima keterbatasan- sendiri.keterbatasannya.

Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :14

1. Merespon perasaan siswa

2.

Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah
dirancang

14

Ibid, hlm, 47

3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa

4. Menghargai siswa

5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan

6.

Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan
kebutuhan segera dari siswa)

7. Tersenyum pada siswa

Dari penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos
siswa, meningkatkan angka konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih
prestasi akademik termasuk pelajaran bahasa dan matematika yang kurang
disukai, mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan disiplin dan
mengurangi perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan
dan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya. Aplikasi dalam teori ini, peserta didik
diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang
lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi
hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku
serta guru hanya sebagai fasilitator. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan
pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati
nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologi
humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.
B. Saran
Dari makalah yang kami buat penyusun menyarankan:

Para pendidik/guru diharapkan dalam pembelajaran lebih menekankan
nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan
kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan
suatu proses pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan hasil belajar
yang dicapai siswa.Parlu di lakukan pembelajaran di sd agar di temukan teoriteori belajar dan pembelajaran yang lebih baik lagi penelitian baru dalam teori
belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran .

DAFTAR PUSTAKA

B.Uno, Hamzah 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta;
Bumi Aksara.
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik Panduan bagi Orang
Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP,
dan SMA.Bandung : PdT.Remaja Rosdakarya.2009
Dalyono,.. Psikologi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.2012.

Sani,Ridwan Abdullah.2013.Inovasi Pembelajaran.Jakarta;Bumi Aksara
C.Budiningsih, Asri.2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT Rineka Cipta
Rasyidin ,Al dan Wahyudin Nur Nasution, Teori Belajar dan Pembelajaran.
Medan : Perdana Publishing,2011