Makalah filsafat pendidikan islam 1

MAKALAH FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM
Posted on 29 June 2016 | Leave a comment

11 Votes
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
Keadaan Filsafat Pendidikan Islam yang diperdebatkan menjadikan Kedudukannya juga
dalam pertanyaan. Apakah ia mempunyai kontribusi terhadap pendidikan dan juga terhadap
Islam. Tetapi yang jelas bahwa dalam pengembangan Pendidikan Islam diperlukan landasan
ideal dan rasional yang memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang
hakekat yang ada di balik masalah pendidikan yang dihadapi. Dengan demikian Filsafat
Pendidikan menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakekat masalah
yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau
petunjuk dalam proses kependidikan.
Sebagai Disiplin Ilmu Filsafat, Filsafat Pendidikan Islam mempunyai sumber-sumber
dasar pijakan yang dijadikan rujukan operasional disiplinnya. Filsafat pendidikan ini adalah
dalam lingkup Islam, maka sudah barang tentu ia mengikuti ajaran islam dalam pembahasan
masalah-amsalahnya. Ajaran dan pendidikan islam itu sendiri bersumber pada al-Qur’an dan alHadis, maka kita akan mendapati keduanya sebagai rujukan utama dalam isu-isu filsafat
pendidikan Islam.

Paparan di atas memberikan sedikit gambaran tentang pengertian filsafat pendidikan
Islam, Kedudukan dan Sumbernya, tetapi gambaran tersebut masih terbatas dan samar. Sebagai
bagian dari pelaku pendidikan Islam tentunya kita dituntut untuk mengerti seluk beluk Filsafat
Pendidikan Islam untuk kepentingan pengembangan Pendidikan Islam. Hal itu bisa kita mulai
dengan mempelajari pengertian, kedudukan dan sumber-sumbernya. Pelaku pendidikan Islam
baik apabila membaca makalah ini untuk melengkapi khasanah pengetahuan Filsafat Pendidikan
Islam. Demikianlah pendahuluan makalah ini

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat pendidikan Islam terbentuk dari perkataan filsafat, Pendidikan dan Islam. Penambahan
kata Islam di akhir itu untuk membedakan filsafat pendidikan Islam dari pengertian filsafat
pendidikan secara umum. Dengan demikian filsafat pendidikanIislam mempunyai pengertian
secara khusus yang ada kaitannya dengan ajaran Islam.
Lebih jauh, Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, melihat falsafah pendidikan adalah
pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam pengalaman manusia yang disebut
pendidikan (al-Syaibany, 1979) Secara rinci dikemukakan bahwa falsafah pendidikan merupakan
usaha untuk mencari konsep-konsep di antara gejala yang bermacam-macam meliputi : (1)
proses pendidikan sebagai rancangan yang terpadu dan menyeluruh; (2) menjelaskan berbagai

makna yang mendasar tentang segala istilah pendidikan; dan (3) pokok-pokok yang menjadi
dasar dari konsep pendidikan dalam kaitannya dengan bidang kehidupan manusia (al-Syaibany,
1973).
Dalam masyarakat islam pendidikan islam itu merupakan ajaran-ajaran berdasar pada wahyu,
yang juga menjadi dasar dari pemikiran filsafat pendidikan Islam. Hal ini menunjukkan falsafah
pendidikan Islam yang berisi teori umum mengenai pendidikan Islam, dibina atas dasar konsep
ajaran Islam yang termuat dalam al-Qur’an dan hadis. Hal ini sejalan dengan berfikir falsafi,
yakni mendasar, menyeluruh tentang kebenaran yang ditawarkan yaitu kebenarah tuhan yang
mutlak.
Selanjutnya banyak pakar yang mendefinisikan Filsafat Pendidikan Islam,
1. Omar Mohamad al-Toumy al-Syaibany, menurutnya bahwa filsafat pendidikan Islam

tidak lain ialah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam bidang
pendidikan yang didasarkan pada ajaran Islam.[1]
Ia juga menyebutkan penjelasannya dalam bukunya Falsafah Pendidikan Islam yang mengarah
kepada pengertian Filsafat Pendidikan Islam seperti dalam kutipan berikut : “Jika kita telah
membicarakan tentang kepentingan pembinaan falsafah pendidikan secara umum, kita tidak
menentukan jenis falsafah yang harus menonjol pada falsafah itu. Judul atau bab yang kita
bincangkan tentang sifat-sifat falsafah dan apa yang disebut bagi falsafah ini tentang sumbersumber, unsure-unsur, dan syarat-syarat dari dan apa yang akan kita sebut tentang prinsipprinsip, kepercayaan-kepercayaan, andaian-andaian dan premis yang menjadi asas falsafah ini,
yaitu falsafah pendidikan yang berasal dari prinsip-prinsip dan ruh Islam. Itulah Falsafah Islam

untuk pendidikan, atau disebut filsafat pendidikan Islam”.[2]

2. Abudin Nata menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian

secara filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan
yang didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli,
khususnya para filosof muslim , sebagai sumber sekunder. Selain itu filsafat pendidikan
Islam dapat dikatakan suatu upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berfikir secara
mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang masalah-masalah pendidikan,
seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode, lingkungan dengan
menggunakan al-Qur’an dan al-Hadis sebagai dasar acuannya. Dengan demikian, filsafat
pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat pendidikan yang
berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia
bukan filsafat yang bercorak liberal, bebas tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam
pemikiran filsafat pada umumnya.[3]
3. Jalaludin dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, menyebutkan bahwa Filsafat
Pendidikan Islam itu merupakan hasil pemikiran para filosof berdasarkan sumber yang
berasal dari wahyu Ilahi, sedangkan falsafah pendidikan lainnya berasal dari hasil
renungan (pemikiran) yang didasarkan atas kemampuan rasio. Hasil pemikiran yang
bersumber dari wahyu bagaimanapun memiliki kebenaran yang mutlak, tidak tergantung

pada kondisi ruang dan waktu. Seba liknya hasil pemikiran berdasarkan rasio, sangat
tergantung kepada kondisi ruang dan waktu.
Kajian Falsafat pendidikan Islam beranjak dari kajian falsafat pendidikan yang termuat dalam alQur’an dan hadis yang telah diterapkan oleh nabi Muhammad salla Alloh ‘alaihi wa sallam
selama hanya beliau, baik selama periode Makkah maupun selama Periode Madinah. Falsafat
Pendidikan Islam yang lahir bersamaan dengan turunnya wahyu pertama itu telah meletakkan
dasar kajian kokoh, mendasar, menyeluruh serta terarah ke suatu tujuan yang jelas, yaitu sesuai
dengan tujuan ajaran islam itu sendiri.[4]
4. M. Arifin dalam pendahuluan buku Filsafat Pendidikan Islam menyebutkan bahwa
Filsafat Pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematis,
logis dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, yang tidak hanya dilatarbelakangi
oleh ilmu pengetahuan Agama Islam saja, melainkan menuntut kepada kita untuk
mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan.
Selanjutnya M. Arifin menyebutkan tentang sebuah pemikiran bercorakkan khas Islam, Filsafat
Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah konsep berfikir tentang kependidikan yang
bersumberkan atau berlandaskan ajaran agama Islam tentang hakekat kemampuan manusia untuk
dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh
pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba Alloh
yang berkepribadian demikian. [5]
Dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, Ia menyebutkan bahwa suatu falsafah yang hanya
membicarakan masalah yang menyangkut bagaimana system pendidikan agama islam

berlangsung dan dilangsungkan di dalam Negara yang berdasarkan Islam di Negara di mana
Islam diajarkan atau dididikkan di dalam lembaga-lembaga pendidikan yang ada dan
berkembang di Negara tersebut. Oleh karena bila hanya demikian sudah bisa dikatakan sebagai
filsafat pendidikan Islam.

Falsafah Pendidikan Islam yang kita kehendaki adalah suatu pemikiran yang serba mendalam,
mendasar, sistematis, terpadu dan logis, menyeluruh serta universal yang tertuang atau tersusun
ke dalam suatu bentuk pemikiran atau konsepsi sebagai suatu system.
Filsafat Pendidikan Islam adalah falsafah tentang pendidikan yang tidak dibatasi oleh lingkungan
kelembagaan Islam saja atau oleh ilmu pengetahuan dan pengalaman keislaman semata-mata,
melainkan menjangkau segala ilmu dan pengalaman yang luas seluas aspirasi masyarakat
muslim, maka pandangan dasar yang dijadikan titik tolak studinya adalah ilmu pengetahuan
teoritis dan praktis dalam segala bidang keilmuan yang berkaitan dengan masalah kependidikan
yang ada dan yang aka nada dalam masyarakat yang berkembang terus tanpa mengalami
kemandegan.
Dengan demikian, yang lebih tepat dalam melakukan studi tentang Filsafat Pendidikan Islam ini
adalah bila keduanya dapat terpenuhi yakni segi ilmiah dapat dibenarkan dan dari segi diniyah
dapat dipertanggungjawabkan. [6]
Dari penjelasan dan paparan pengertian Filsafat pendidikan Islam yang telah disebutkan oleh
para pakar di atas, dapat disimpilkan bahwa Filsafat Pendidikan Islam adalah suatu kajian secara

filosofis yakni berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang masalahmasalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode, lingkungan
, hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi
manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus
dibina menjadi hamba Alloh yang berkepribadian demikian yang didasarkan pada al-Qur’an dan
hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof muslim , sebagai
sumber sekunder.
2. Kedudukan Filsafat Pendidikan Islam.
Kedudukan Filsafat Pendidikan Islam dalam Islam dan Pendidikan Islam adalah sebagai alat atau
sarana untuk memahami, dan untuk menyelasaikan permasalahan pendidikan Islam dengan
mendasarkan atas keterkaitan hubungan antara teori dan praktek pendidikan. Karena pendidikan
akan mampu berkembang bilamana benar-benar terlibat dalam dinamika kehidupan masyarakat.
Antara pendidikan dan masyarakat selalu terjadi interaksi (saling mempengaruhi) atau saling
mengembangkan, sehingga satu sama lain dapat mendorong perkembangan untuk mengokohkan
posisi dan fungsi serta idealistas kehidupannya. Ia memerlukan landasan ideal dan rasional yang
memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat yang ada di balik
masalah pendidikan yang dihadapi.
Dengan demikian filsafat pendidikan menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam
tentang hakekat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang
dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses pendidikan.[7]
Dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan seperti abad 21 ini, kegunaan fungsional

dari Filsafat Pendidikan Islam adalah semakin penting, karena filsafat menjadi landasan strategi
dan kompas jalannya pendidikan Islam. Kemungkinan-kemungkinan yang menyimpang dari

tujuan pendidikan Islam akan dapat diperkecil dan sebaliknya kemampuan dan kedayagunaan
pendidikan Islam dapat lebih dimantapkan dan diperbesar karena gangguan, hambatan serta
rintangan yang bersifat Mental/spiritual serta teknis operasional akan dapat diatasi atau
disingkirkan dengan lebih mudah.[8]
3. Sumber-sumber Filsafat Pendidikan Islam.
Dalam pengertian Filsafat Pendidikan Islam yang disebut di atas disebutkan bahwa filsafat ini
didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya
para filosof muslim , sebagai sumber sekunder. Maka dari sini kita tahu bahwa sumber-sumber
Filsafat Pendidikan Islam itu ada dua, yaitu 1. Sumber Primer yaitu al-Qur’an dan al-Hadis, 2.
Sumber Sekunder yaitu pendapat para filosof muslim.
Al-Syaibany disebutkan oleh Jalaludin dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa Dasar
dan tujuan Falsafat pendidikan Islam pada hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran
Islam atau tepatnya, yaitu al-Qur’an dan hadis. Dari kedua sumber ini kemudian timbul
pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah keislaman dalam berbagai aspek, termasuk
falsafat pendidikan. Dengan demikian hasil pemikiran para ulama’ seperti qiyas syar’I dan ijma’
sebagai sumber sekunder (al-Syaibany, 1973), pada dasarnya berasal dari kedua sumber pokok
tadi (al-Qur’an dan hadis).[9] Dalam paparan ini sumber sekundernya adalah Hasil pemikiran

ulama’ seperti qiyas syar’I dan Ijma’ bukan lagi pemikiran filosof muslim..
Al-Qur’an menganut faham integralistik dalam bidang ilmu pengetahuan. Seluruh ilmu yang
bersumber dari alam raya (ilmu-ilmu fisika, sains), tingkah laku manusia(ilmu-ilmu social),
wahyu atau ilham (ilmu agama, tasawuf, filsafat) adalah bersumber dari Alloh. Hal lain yang
juga amat mendasar adalah bahwa al-Qur’an amat menekankan pentingnya hubungan yang
harmonis antara ilmu dan iman. Ilmu tanpa iman akan tersesat, dan iman tanpa ilmu tidak akan
berdaya
Al-Qur’an menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran. Seperti
pemuatan istilah-istilah yang digunakan oleh pendidikan seperti kata tarbiyah, ta’lim, iqra;,
hingga ada kesimpulan bahwa al-Qur’an adalah kitab pendidikan.
Adapun Hadis atau al-Sunnah menjadi sumber kedua dalam filsafat pendidikan Islam karena
Nabi Muhammad Shalla Alloh ‘alaihi wa sallam telah memberikan perhatian amat besar
terhadap pendidikan, dan mencaangkan pendidikan sepanjang hidup (long life education),
sampai ia mewajibkan mencari ilmu. Dan Ia diutus ke bumi ini untuk menjadi pengajar,
menyempurnakan aklah mulia dan mengajak menyembah Alloh semata.
Adapun sumber sekunder itu belum dioptimalkan. Banyak pendapat ulama’ yang tertulis dalam
kitab klasik. Sumber ini untuk pengembangan filsafat pendidikan Islam. Namun demikian secara
subtansial pendapat para filosof muslim pun masih dapat dipersoalkan,yaitu jika sesuatu
dijadikan sebagai sumber, maka sumber itu harus permanen, constant, dan tidak diperselisihkan
keberadaannya. Sedang filsafat dari manapun ia berasal atau disampaikan tetap memiliki sifatsifat kekurangan dan kelemahan yang menyebabkan kedudukannya sebagai sumber dapat

dipermasalahkan.[10]

BAB III
KESIMPULAN
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam adalah suatu kajian
secara filosofis yakni berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang
masalah-masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode,
lingkungan , hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta
dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta
mengapa manusia harus dibina menjadi hamba Alloh yang berkepribadian demikian yang
didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ulama’ dan para
ahli, khususnya para filosof muslim , sebagai sumber sekunder.
Filsafat Pendidikan Islam mepunyai kedudukan solutif, idealis dan methodis untuk
menyelesaikan permaslahan-permasalahan pendidikan Islam yang muncul dan berkembang
dalam dinamika kehidupan masyarakat muslim dalam mengoptimalkan kemampuan manusia
untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh
pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, menjadi hamba Alloh yang berkepribadian al-Qur’an dan
hadis.
Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan Islam Filsafat Pendidikan Islam mendasarkan
landasannya pada sumber-sumber yang permanen, konstan, dan tidak diperdebatkan, mempunyai

kebenaran mutlak. Sumber-sumber tersebut adalah al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai sumber
primer, dan sumber sekundernya adalah ijtihat ulama terdahulu dan pendapat para filosof muslim
sebagai pengembangan walau diperselisihkan kekuatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin , M., Filsafat Pendidikan Islam , Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Jalaludin & Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan pemikirannya,
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994.
Nata , Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Syaibany (al), al-Toumy, Mohammad, Omar, alih bahasa oleh Hasan Langgulung, Falsafah
Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
——–, Ilmu Pendidikan Islam Suatu tinjauan teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
[1] Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta; Logos Wacana Ilmu, 1997. Hal. 14.
[2] Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, alih bahasa oleh Hasan Langgulung, Falsafah
Pendidikan Islam; Jakarta: Bulan Bintang, 1979. Hal.37.

[3] Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam ; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997. Hal. 15.
[4] Jalaludin & Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan
pemikirannya; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994. Hal. 3-4.
[5] M.Arifin, Filsafat Pendidikan Islam; Jakarta: Bumi Aksara: 1996. Hal. Xi..

[6] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam : Jakarta; Bumi Aksara, 1996. Hal. 27-31.
[7] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu tinjauan teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner; Jakarta: Bumi Aksara, 1993. Hal. 44
[8] M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta; Bumi Aksara, 1996. Hal. Xii.
[9] Jalaludin & Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan
pemikirannya; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994. Hal. 19.
[10] Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam; Jakarta; Logos Wacana Ilmu, 1997. Hal. 13-15