Bentuk bentuk penderitaan Yesus dalam Ki

Bentuk bentuk penderitaan Yesus dalam Kitab Suci

1. Penderitaan Jasmani/Fisik
Yesus amat menderita selama diadili, disiksa dan disalibkan (Matius pasal 27,
Markus pasal 15, Lukas pasal 23, Yohanes pasal 19). Yesaya 52:14
menyatakan, “Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia—begitu
buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti
anak manusia lagi.”
Yesaya 53, khususnya ayat 3 dan 5 menubuatkan penderitaan Yesus, “Ia
dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang
biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup
mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. “ Tetapi
dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”
Mazmur 22:14-18 adalah bagian Alkitab lain yang menubuatkan penderitaan
sang Mesias, “Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari
sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku;
kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku;
dan dalam debu maut Kauletakkan aku. Sebab anjing-anjing mengerumuni
aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan

kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka
memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan
mereka membuang undi atas jubahku.”
Mengapa Yesus harus menderita separah itu?
Penderitaan yang dialami Yesus secara fisik merupakan bagian dari hukuman
yang harus ditanggungNya untuk menebus dosa-dosa kita. Pada saat
bersamaan, penganiayaan yang dialami oleh Yesus juga menunjukkan secara
jelas besarnya kebencian, amarah dan kekejian umat manusia.
Kebencian Iblis kepada Allah dan Yesus secara mutlak merupakan bagian dari
motivasi di balik penganiayaan dan penyiksaan semena-mena itu.
Beratnya penderitaan Yesus adalah gambaran kontras keberdosaan manusia
terhadap kesucian Allah ("Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada
seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.
Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada

yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur
yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk
menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di
jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah

tidak ada pada orang itu." Roma 3:10-18).

2. Penderitaan Rohani
Betapapun mengerikannya penderitaan Yesus secara fisik, itu tidak ada apaapanya dibandingkan dengan penderitaan rohani yang harus dijalaniNya.
Melalui 2 Korintus 5:21, Paulus menyatakan, “ Dia yang tidak mengenal dosa
telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah.” Yesus menanggung dosa seluruh dunia ke atas
diriNya (1 Yohanes 2:2). Adalah dosa-dosa kita yang sedang ditanggungNya
yang mengakibatkan Yesus berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).
Ini adalah penderitaan rohani yang dialami Yesus, hanya sekali ini dalam
waktu kekekalan Yesus harus terpisah dari Bapa. Sekeji apapun penderitaan
fisik Yesus, tidaklah sebanding dengan penderitaanNya ketika Ia mengalami
keterpisahan saat dosa-dosa kita ditimpakan ke atasNya. – dan Kristus harus
mati karena dosa-dosa kita (Roma 5:8).
Mengapa Yesus harus mengalami semua ini? Tidak cukupkah penghinaan,
pukulan, cambukan, penyaliban yang Ia terima?
Jawabnya: tidak cukup, karena:
a) Manusia terdiri dari tubuh dan roh. Karena itu Yesus harus mengalami
penderitaan jasmani maupun rohani.

b) Karena dosa memisahkan Allah dan manusia.
Kejadian 3:23-24 - “(23) Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden
supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. (24) Ia menghalau
manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkanNyalah beberapa
kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk
menjaga jalan ke pohon kehidupan”.
Yesaya 59:1-2 - “(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang
untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk

mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu
ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri
terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu”.
Matius 25:41 - “Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah
kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah
ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikatmalaikatnya”.
2Tesalonika 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selamalamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
Karena itu kalau Yesus mau memikul hukuman dosa kita, Ia harus mengalami
keterpisahan itu.
Keterpisahan ini merupakan peristiwa yang menunjukkan keadilan dan
kesucian Allah secara paling menyolok.

Karena Yesus sudah mengalami keterpisahan ini, maka:
a) Orang berdosa yang terpisah / tidak mempunyai hubungan dengan Allah,
bisa diperdamaikan dengan Allah asal ia mau percaya kepada Yesus.
Roma 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam
damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.
2Korintus 5:18-21 - “(18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan
perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah
mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita
pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus,
seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama
Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
(21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena
kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Efesus 2:13-19 - “(13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang
dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus. (14) Karena Dialah
damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang
telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (15) sebab dengan
matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan

segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi
satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai
sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh,

dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
(17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’
dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat’, (18) karena oleh Dia kita
kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. (19)
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan
sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah”.
b) Orang Kristen yang sudah diperdamaikan dengan Allah, tidak bisa lagi
mengalami keterpisahan dari Allah, baik di dunia ini maupun di dalam
kekekalan.
Ibrani 13:5b - “Karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”.
Yohanes 14:16 - “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selamalamanya”.
Ada beberapa ajaran yang bertentangan dengan doktrin ini:
1. Orang kristen yang berbuat dosa akan ditinggal oleh Roh Kudus, dan kalau
ia bertobat ia harus mengundang Yesus untuk masuk ke dalam dirinya lagi.

Ini jelas adalah ajaran yang salah! Kita bisa merasa ditinggal oleh Allah,
tetapi tidak bisa betul-betul ditinggal oleh Allah, karena Yesus sudah
mengalami hal itu untuk kita!
2. Orang kristen bisa kehilangan keselamatannya. Ini berarti bahwa ia terpisah
dari Allah dalam kekekalan. Ini lagi-lagi merupakan suatu ajaran yang salah,
karena kita tak mungkin mengalami keterpisahan dari Allah karena hal ini
sudah dialami oleh Yesus bagi kita!
Arthur W. Pink: “Here then is the basis of our Salvation. Our sins have been
borne. God’s claims against us have been fully met. Christ was forsaken of
God for a season that we might enjoy His presence for ever” (= Maka inilah
dasar dari Keselamatan kami. Dosa-dosa kami telah ditanggung. Tuntutan
Allah terhadap kami telah dipenuhi sepenuhnya. Kristus telah ditinggalkan
Allah satu saat itu supaya kami dapat menikmati hadirat-Nya untuk selamalamanya) - ‘The Seven Sayings of the Saviour on the Cross’, hal 80.

Sudahkah anda mempunyai hubungan atau berdamai dengan Allah?
Datanglah dan percayalah kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan
Tuhan, maka anda akan diperdamaikan dengan Allah! Kalau anda tidak mau,
maka anda adalah musuh Allah!

Contoh contoh dalam Kitab Suci bahwa Yesus itu bangkit


Pemberitahuan Kebangkitan
Perjanjian Lama
Kitab Mazmur


Mazmur 16:10: "sebab Engkau (TUHAN) tidak menyerahkan aku ke
dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat
kebinasaan."

Penggenapan: Yesus tidak terus tinggal dalam kubur, melainkan bangkit dari
dunia orang mati.
Kitab Yesaya


Yesaya 53:10: "Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban
penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut,
dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya."

Penggenapan: Yesus terus dapat melihat orang-orang yang diselamatkanNya, karena Ia telah bangkit dari kematian dan tidak mati lagi selamalamanya.


Perjanjian Baru


Yesus Kristus semasa hidup-Nya telah memberitahukan paling sedikit 5
kali bahwa Ia akan bangkit setelah mati (Matius 12:40; Matius 16:21;
Matius 17:9; Matius 17:23; Matius 26:32).



Para pemuka agama Yahudi juga ingat bahwa Yesus pernah berkata
"Sesudah tiga hari Aku akan bangkit", sehingga setelah Yesus dikubur,
mereka meminta Pontius Pilatus, gubernur Yudea, untuk memberikan
meterai dan penjaga kubur itu sampai hari ke-3.[6]

Keempat Injil mencatat bagaimana murid-murid-Nya dan orang-orang lain
menemukan bahwa mayat Yesus tidak ada lagi di dalam kubur tempat Ia
diletakkan setelah mati-Nya.

Perempuan-perempuan dari Galilea



Sejumlah perempuan yang mengikuti perjalanan Yesus dari Galilea ke
Yerusalem, terutama Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta
Salome, mengambil inisiatif untuk mempersiapkan rempah-rempah
dan minyak mur untuk nantinya dibawa pergi ke kubur guna
meminyaki Yesus[7]. Setelah beristirahat pada hari Sabat menurut
hukum Taurat,[8] menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama
minggu itu (Hari Minggu pagi), pagi-pagi benar, pergilah Maria
Magdalena dan Maria yang lain (menurut Markus, Maria ibu Yakobus),
menengok kubur itu[9]. Injil Yohanes mencatat bahwa Maria Magdalena
berangkat terlebih dahulu ketika hari masih gelap[10], sedangkan yang
lain, menurut Injil Markus, berangkat setelah matahari terbit[11].



Di perjalanan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang
akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?"[12], karena
kubur Yesus ditutup dengan batu besar. Selain itu, kubur itu juga
dimeterai dan dijaga oleh para tentara Romawi atas perintah Pontius

Pilatus, gubernur Yudea, berdasarkan permintaan para pemuka agama
Yahudi.[6].



Mula-mula, Maria Magdalena yang sampai dahulu ke kubur dan melihat
bahwa batu yang memang sangat besar itu sudah terguling dari pintu
kubur.[10] Ia segera berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid
yang lain yang dikasihi Yesus (=Yohanes), dan berkata kepada mereka:
"Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana
Ia diletakkan." [13]



Kemudian perempuan-perempuan yang lain tiba dan juga melihat batu
sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk ke dalamnya mereka
tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri
termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat
mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Mereka sangat
ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata

kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara
orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit."[14] Matius mencatat

bahwa seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu
dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.[9] Wajahnya bagaikan
kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Markus mencatat bahwa
para perempuan itu melihat seorang muda yang memakai jubah putih
duduk di sebelah kanan kubur itu sehingga merekapun sangat terkejut.
[11]
. Karena kubur itu sebenarnya terdiri dari taman dan lubang, maka
para pakar menduga bahwa para perempuan itu setelah masuk
menengok ke dalam melalui pintu lubang, dan berdiri di depan pintu
kubur itu, lalu melihat di sebelah kanan ada seorang muda yang
kemudian dikenali sebagai malaikat Tuhan. Tidak ada catatan jelas
bahwa malaikat(-malaikat) itu ada di dalam lubang kubur.
Kemungkinannya, malaikat itu berdiri (atau duduk di atas batu besar)
di luar lubang kubur, tapi masih di dalam taman. Lukas mencatat ada 2
orang di sana, tetapi rupanya hanya 1 orang yang berbicara menemui
para perempuan itu, sedang yang satunya tidak aktif, sehingga baru
diingat di kemudian hari oleh para perempuan itu sewaktu berbicara
dengan Lukas. Yohanes mencatat bahwa Maria Magdalena melihat ada
2 malaikat di dalam lubang kubur. Ini terjadi setelah Petrus dan
Yohanes meninggalkan kubur, dan sebelum Yesus yang berdiri di luar
kubur menyapa Maria.[15]

Pesan Malaikat
Malaikat itu mengucapkan sejumlah kata-kata yang dicatat berbeda di Injil
Matius, Markus dan Lukas, tetapi sebenarnya memberi informasi yang
selaras dari sejumlah saksi mata:


"Jangan takut!" (Markus 16:6) atau "Janganlah kamu takut!" (Matius
28:5)



"Aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu." (Matius 28:5) atau
"Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu." (Markus
16:6)



"Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?"(Lukas
24:5)



"Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit." (Matius 28:6; Lukas 24:6) atau
"Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini" (Markus 16:6)



"Sama seperti yang telah dikatakan-Nya." (Matius 28:6)



"Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia." (Markus 16:6) atau
"Mari, lihatlah tempat Ia berbaring." (Matius 28:6)



"Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di
Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orangorang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang
ketiga." Lukas 24:6-7)



"Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa
Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea;
di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah
mengatakannya kepadamu." (Matius 28:7) atau "Tetapi sekarang
pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia
mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti
yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu." (Markus 16:7)

Perempuan-perempuan pergi kepada murid-murid


Matius mencatat: Setelah mendengar kata-kata malaikat, maka
teringatlah mereka akan perkataan Yesus, bahwa Ia akan bangkit dan
para perempuan itu segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan
dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk
memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. (Matius 28:8) Markus
mencatat: Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab
gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apaapa kepada siapapun juga karena takut. Dengan singkat mereka
sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya.
(Markus 16:8)



Matius mencatat bahwa di tengah perjalanan: Tiba-tiba Yesus berjumpa
dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya
dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus
kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudarasaudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka
akan melihat Aku." (Matius 28:9-10)



Lukas mencatat bahwa perempuan-perempuan itu ialah Maria dari
Magdala (=Maria Magdalena), dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus. Dan
perempuan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka
memberitahukannya kepada rasul-rasul.

Para Prajurit Romawi


Matius mencatat bahwa para prajurit Romawi yang menjaga kubur itu
merasakan gempa bumi yang hebat di tempat itu dan mereka melihat
seorang malaikat Tuhan, dengan wajah bagaikan kilat dan pakaiannya
putih bagaikan salju, turun dari langit, datang ke batu penutup kubur
itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Dan penjaga-penjaga

itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.[16]
Kemudian, selagi para perempuan itu berjalan kembali untuk
melaporkan pada murid-murid Yesus, datanglah beberapa orang dari
penjaga itu ke kota (Yerusalem) dan memberitahukan segala yang
terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan
tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah
besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus
mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan
mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran
oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak
beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat
seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di
antara orang Yahudi waktu itu.[17]

Petrus dan Yohanes ke kubur


Yohanes mencatat bahwa setelah mendengar laporan Maria
Magdalena, maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu
(=Yohanes) ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid
yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu
sampai di kubur. Yohanes menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan
terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah
Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia
melihat kain kapan (bahasa Inggris: shroud) terletak di tanah, sedang
kain peluh (bahasa Latin: sudarium) yang tadinya ada di kepala Yesus
tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat
yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga Yohanes, yang
lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. Lalu
pulanglah kedua murid itu ke rumah.(Yohanes 19:3-10)



Lukas mencatat bahwa Petrus bangun, lalu cepat-cepat pergi ke kubur
itu. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja.
Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah
terjadi.(Lukas 24:12)

Maria Magdalena di dekat kubur


Rupanya Maria Magdalena mengikuti Petrus dan Yohanes ke kubur.
Setelah keduanya pulang, ia masih tinggal di sana, berdiri dekat kubur
itu dan menangis.



Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah
olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di
sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus
terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa

engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah
diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah
berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat orang lain
(Yesus) berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
[Catatan: Rupanya karena Petrus dan Yohanes sudah mendahului tiba
di kubur, Maria mengira akan ada orang-orang lain yang datang ke
sana, kemungkinan penduduk Yerusalem yang tidak ia kenal (karena
Maria Magdalena berasal dari Galilea). Maria mengira orang-orang itu
termasuk juga Yesus yang berdiri di belakangnya adalah penunggu
taman kubur, mungkin juga orang-orang upahan Yusuf dari Arimatea.
Maria tidak merasa takut dengan adanya mereka, karena ia sendiri
diliputi kesedihan yang luar biasa. Yang menjadi pusat pikirannya
adalah mayat Tuhan Yesus dipindahkan orang ke tempat lain yang
tidak diketahui.][4]


Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah
yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu
taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil
Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku
dapat mengambil-Nya."



Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepadaNya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.



Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku
belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku
dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi
kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."



Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah
melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu
kepadanya.(Yohanes 19:11-18)



Markus mencatat bahwa: Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari
pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada
Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan.
Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang
selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung
dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup
dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya.(Markus 16:9-11)