Opini Akupunktur dalam Pelayanan Kesehat

OPINI

Akupunktur dalam Pelayanan Kesehatan
tingkat Rumah Sakit
Koosnadi Saputra
RS Adi Husada Undaan Wetan, Surabaya, Indonesia

PENDAHULUAN
Akupunktur sudah cukup lama dikenal
di lingkungan kedokteran Indonesia; cabang ilmu ini mulai masuk pelayanan
rumah sakit sejak tahun enam puluhan, kemudian dicoba masuk kurikulum
Fakultas Kedokteran. Undang-Undang No.23
tahun 1992 tentang Kesehatan, GBHN 1993
dan Pokok Program Kesehatan PELITA VI
tentang pengobatan tradisional dan pemanfaatannya dalam Pelayanan Kesehatan
memberi dasar
dan peluang
formal
bagi akupunktur, ditambah dengan diterbitkannya Permenkes Nomer 1186/Menkes/Per/
XI/1996 tentang Pemanfaatan Akupunktur di
Sarana Pelayanan Kesehatan.

Pendekatan yang lazim agar akupunktur dapat
bermanfaat di Pelayanan Kesehatan tingkat
rumah sakit adalah dengan pendekatan
biomedis. Cara ini berupa kombinasi dengan
tindakan konvensional melalui inovasi teknik

diagnostik maupun terapi. Hal tersebut
membutuhkan langkah-langkah yang jelas,
tegas, mantap berdasarkan orientasi program
yang matang.
DASAR ILMIAH
Mekanisme dasar reaksi biologi setelah jarum
menusuk permukaan tubuh menuju titik
akupunktur dapat dijelaskan dalam 4 domain
biomolekuler dan bioisika, yaitu inlamasi
lokal sekitar tusukan jarum, transmisi antar sel,
relek cutaneo somato visceral dan transmisi
neural menuju ke otot.1-3
Pada dasarnya pengobatan akupunktur
dilakukan dengan

merangsang pelbagai titik di permukaan tubuh sebagai
usaha membuat keseimbangan berbagai
fungsi organ. Daerah di permukaan tubuh
yang
disebut
sebagai titik akupunktur merupakan suatu sistim fungsional tubuh
yang memberikan efek pengobatan secara

fungsional juga. Penelitian akhir-akhir ini
menemukan banyak bukti tentang peranan
neurotransmitter pada reaksi setelah
rangsang akupunktur, terutama endo-genous
opioid peptida, serotonin, dan noradrenalin
dalam susunan saraf pu-sat. Zat-zat tersebut
disekresi akibat rangsangan dengan modulasi
tertentu. Dapat dimengerti bahwa pengobatan
akupunktur adalah terutama untuk kelainan
fungsional dan kurang bermanfaat untuk
kelainan anatomis.
TEKNIK

Kata akupunktur berarti tusuk jarum; tetapi
terbukti bahwa titik-titik akupunktur yang
merupakan reseptor di permukaan tubuh
dapat dirangsang dengan bermacam cara,
asalkan berupa energi; maka berkembang
berbagai cara/teknik rangsangan pada titik
akupunktur ini.4
Cara-cara lain tersebut:
a) Elektrik: disebut Elektro Akupunktur
b) Laser: disebut Laser Akupunktur
c) Suara: disebut Sono Akupunktur
d) Injeksi: disebut Aqua Akupunktur
e) Jarum Suntik: disebut Dry Needling Akupunktur
f ) Tekanan Jari: disebut Akupresur
Dokter boleh mempergunakan semua teknik
akupunktur, akupunkturis bukan dokter
sampai saat ini hanya berhak mempergunakan
akupunktur murni dengan jarum akupunktur
atau akupresur saja. Pembedaan ini
berdasarkan profesi yang berkaitan dengan

kode etik dan wewenangnya.5-7
Gambar 2 Teknik penusukan jarum

Gambar 1 Dimensi akupunktur

780

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 780

Penelitian di Bidang Kesehatan
Penelitian akupunktur di Surabaya sampai saat
ini meliputi:
• Cara pengobatan sederhana berupa
Teknologi Tepat Guna Akupunktur untuk Dok-

CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012

10/25/2012 11:12:55 AM

OPINI

ter, Paramedis dan Kader Kesehatan yang dapat dilakukan di daerah terpencil, yang juga
penting untuk kesehatan lapangan militer.
• Cara rehabilitasi penderita sebagai pelengkap di rumah sakit yang tidak memiliki
alat rehabilitasi medik yang memadai.
Indikasi dan Kontraindikasi
WHO membuat nomenklatur tentang indikasi dan kontraindikasi penggunaan
akupunktur8,9:
1. Standard by The WHO Western Pacific Regional Consultation Meeting 1984.
2. Diperbarui di Geneva sebagai Report of
a WHO Scientiic Group: A Proposed Standard International Acupuncture Nomenclature, 1991.
Pada dokumen tersebut tercantum hal-hal sebagai berikut:
Indikasi
1. Saluran napas: pelbagai radang—
ditujukan untuk mengatasi kondisi alergi dan
meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Mata:
kelainan
bersifat
radang
dan fungsional otot serta refraksi.

3. Mulut: penanggulangan nyeri dalam
pencabutan gigi dan radang kronis.
4. Saluran cerna pelbagai kelainan fungsional
sekresi asam lambung, nyeri, dan radang.
5. Saraf,
otot, dan tulang: problem
nyeri, kelemahan dan kelumpuhan, serta
radang sendi.
Kontraindikasi
1. Keadaan hamil.
2. Pengguna pacu jantung.
3. Menusuk dekat daerah tumor ganas.
4. Menusuk daerah kulit yang sedang meradang.
WHO
juga
menghimbau
perlindungan dan pencegahan penularan Hepatitis dan
HIV/AIDS melalui jarum akupunktur melalui pendidikan terhadap praktisi akupunktur
dan masyarakat pemakai jasa akupunktur.
Akupunktur dapat juga digunakan sebagai:

1. Terapi alternatif penyakit yang secara konvensional belum jelas obatnya.
2. Terapi alternatif penyakit yang sudah kurang bereaksi terhadap terapi konvensional.
3. Penunjang terapi konvensional.
4. Salah satu cara rehabilitasi penyakit berat,

CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 781

seperti stroke, terutama di daerah yang kurang
peralatannya.
Pemanfaatan akupunktur dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia diharapkan
dapat lebih optimal. Masyarakat perlu lebih
kritis mengenai indikasi dan kontraindikasi akupunktur yang menunjukkan kelebihan maupun keterbatasan pengobatan akupunktur.
Akupunktur dalam Pelayanan Kesehatan
di Rumah Sakit
Pelayanan sebaiknya sesuai kebutuhan; dapat
dibagi menjadi 2 model pelaksanaan:
1. Pelayanan Akupunktur di poliklinik
tersendiri

Model ini dapat melaksanakan pelbagai macam pelayanan kesehatan (promotif, preventif, protektif, kuratif, dan bahkan
rehabilitatif ). Untuk kegiatan promotif dan
rehabilitatif, akupunktur bekerja sama dengan bidang lain dan sangat diharapkan dapat berfungsi suportif. Kegiatan kuratif dapat
menjadi model pelayanan tersendiri; model
ini dapat menguntungkan bila dapat bekerjasama sebagai model pengobatan lain; tetapi
dapat merugikan bila menjadi eksklusif, tidak
mengenal atau dikenal bagian lain. Untuk itu
dibutuhkan pengelola program yang dapat
mempromosikan manfaat akupunktur.
2. Pelayanan Akupunktur Terintegrasi dalam
Bidang Lain
Dalam model ini akupunktur dapat bermanfaat dalam semua skenario pelayanan kesehatan karena tidak berdiri sendiri. Akupunktur
menjadi bagian tindakan medis yang dapat
dimanfaatkan secara tepat guna.
Keuntungan:
a. Dapat diterima dan dilaksanakan oleh
tenaga medis maupun paramedis.
b. Dapat lebih merata dan dimanfaatkan
baik untuk suportif maupun alternatif.
c. Dengan diterima sebagai pelajaran pilihan dalam pendidikan tenaga kesehatan.

Kerugian: Tidak terlihat sebagai disiplin ilmu
tersendiri.
3. Akupunktur dalam UPF Rehabilitasi
Medik
Banyak kasus di bidang rehabilitasi medik, terutama yang berhubungan dengan nyeri dan
karena sprain dan strain otot membutuhkan
waktu penyembuhan lama; akupunktur da-

pat menjadi penunjang untuk peningkatan
kualitas terapi. Di rumah sakit yang peralatan
rehabilitasi medisnya masih kurang lengkap,
akupunktur dapat dimanfaatkan sebagai terapi alternatif.1,4,10
4. Akupunktur dalam Pain Center Onkologi
Peranan akupunktur untuk pain relief telah
terbukti cukup baik sebagai pengganti analgesia tingkat sedang. Tindakan akupunktur
meningkatkan kadar morphin-like substance
dalam otak.1,4,10 Selain itu, akupunktur juga
bermanfaat untuk hal-hal lain seperti: immunologi, menunjang dan meningkatkan kesegaran tubuh, serta mengurangi komplikasi
(seperti anoreksia dan singultus).4
5. Akupunktur dalam Penyakit Dalam dan

Penyakit Anak
Akupunktur dapat dimanfaatkan untuk immunologi, alergi, dan penyakit fungsional lain.4
6. Akupunktur dalam Kebidanan dan Kandungan
Peranan akupunktur dalam bidang reproduksi
diharapkan menjadi salah satu model yang
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah
medis. Pada persalinan akupunktur dapat
dimanfaatkan sebelum induksi persalinan.4
7. Akupunktur dalam bidang Anestesi
Penelitian membuktikan bahwa anestesi dapat dilakukan dengan cara akupunktur,
baik pada tindakan yang kecil maupun sedang, tanpa komplikasi berarti.1,4
8. Akupunktur dalam bidang Neurologi
Akupunktur dapat mengefektifkan penggunaan obat dan meningkatkan kualitas terapi
pada migren, sefalgi, dan paresis.1,4
Akupunktur dalam Teknologi Kedokteran
Akupunktur sebagai inovasi bidang kedokteran
akan dapat dimanfaatkan untuk menunjang
teknologi diagnostik dan terapi seperti
karakteristik relek nyeri pada titik akupunktur
di permukaan tubuh, dan pengukuran

satuan kelistrikannya untuk menunjukkan
kelainan fungsional organ viscera (mirip EMG
dan ECG) dan disebut sebagai Elektrograi
Akupunktur.1-3
Dalam bidang terapi saat ini telah dibuat dan
dimanfaatkan alat yaitu laser needle equipment yang dapat diatur dosis lasernya sesuai
dengan kebutuhan organ viscera yang sakit

781

10/25/2012 11:12:56 AM

OPINI
(Schikora German Company Laserneedle,
2005).11
Sistem Pelayanan Akupunktur di Rumah
Sakit
a. Status penderita dalam bentuk yang
disesuaikan dengan kebutuhan setempat

b. Perlu standar terapi supaya tidak terjadi
bias dalam evaluasi.
c. Model suportif dengan terapi konvensional ditujukan untuk meningkatkan kualitas
terapi.
d. Informasi kemampuan/indikasi perawatan
dengan akupunktur perlu diberikan kepada

semua unit lain di rumah sakit.
e. Honor perawatan disesuaikan dengan
standard rumah sakit setempat.
Kebutuhan Tenaga
a. 1 dokter penanggung jawab kompeten
akupunktur medik.
b. 2 petugas akupunkturis lulusan D3 Akupunktur (Akupunktur Terapis).
c. 1 tenaga administrasi.

Akupunktur

Pelayanan Kesehatan

Unit Rawat Jalan

Gabungan

Tersendiri

Salah Satu (Suportif )

Poliklinik Akupunktur (Alternatif )

Rehabilitasi Medik

Mandiri

Neurologi (Neuro science)

Penyakit Dalam (kelainan fungsional)

Imunologi

Alergi

Pain Therapy

Bagan 1 Model pelayanan akupunktur di rumah sakit

Peralatan Akupunktur untuk Rumah
Sakit
a. 4 Tempat tidur perawatan.
b. Jarum akupunktur semua ukuran/model.
c. Elektrostimulator.
d. Laser chamber untuk akupunktur (He-Ne
Power output 5 mW) untuk kasus anak.
e. Alat penunjang medis.
f. Formulir pencatatan dan pelayanan.
g. Alat penunjang lain.
h. Penunjang (ruang administrasi).
RINGKASAN
1. Akupunktur bermanfaat untuk pelayanan
kesehatan tingkat rumah sakit, baik dilakukan
secara tersendiri maupun terintegrasi dengan
bagian klinik lain.
2. Rekayasa alat bantu diagnosis dengan
menggunakan fenomena titik akupunktur
di permukaan tubuh sebagai ekspresi fungsi
organ, akan memberi manfaat klinik dan
sosial selain mendorong teknologi maupun
keilmuan bidang kedokteran.
3. Akupunktur akan lebih berkembang
dengan pendekatan biomedis dan mudah
diterima kalangan medis sebagai teknologi
komplementer.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Ernst E, White A. Acupuncture. A Scientiic Appraisal: Butterworth – Heinemann – Reed Education and Profesional Publ., 1999.

2.

Saputra. Acupoints Scintigraphy, Tracing Meridians Acupuncture and Corresponding Organ by Radionucleide Technique. AAR Congress VII , Bali - Nusa Dua Sept, 1992

3.

Saputra. Penelitian ilmiah akupunktur untuk menunjang IPTEK pelayanan kesehatan (suatu konsep pemikiran). Meridian, Indon. J. Acupuncture 1994 : I (2).

4.

Filshie J, White A (ed). Medical Acupuncture. A Western Scientiic Approach. Churchill Livingstone, 1998.

5.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1277/Menkes/Sk/Viii/2003 tentang Tenaga Akupunktur.

6.

UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

7.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1186/Menkes/Per/XI/1996 tentang Pemanfaatan Akupunktur pada Sarana Pelayanan Kesehatan.

8.

WHO International Standard Terminologies on Traditional Medicine in the Western Paciic Region. World Health Organization Western Paciic Region, WHO 2007.

9.

WHO Standard Acupuncture Point Locations in the Western Paciic Region. World Health Organization Western Paciic Region, WHO 2008.

10. Hopwood V, Lovesey M, Mokone S. Acupuncture & related techniques in physical therapy. Churchill Livingstone, 1997.
11. Litscher G, Schikora D (eds). Laserneedle – Acupuncture. Science and Practice. PABST Science Publ. 2005.

782

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 782

CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012

10/25/2012 11:12:56 AM