MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA Model Pemb
MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(Model Pembelajaran, Kooperatif Jigsaw)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu : Wulan
Izzatul Himmah, M.Pd.
Disusun
oleh :
1. Triyani
Setya Dewi
(23070150037)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Intan Hidayanti n
Ahmad Yusuf s
M. Arif Rahmanto
Dwi Iin Andriyani
Riski Surya r
Fitrohtul W
(23070150039)
(23070150055)
(23070150085)
(23070150071)
(23070150038)
(23070160016)
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari krmampuan guru
mengembangkan model – model pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil
belajar dan prestasi yang optimal.
Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka
setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan
konsep dan cara – cara mengimplementasikan model – model pembelajaran
tersebut dalam proses pembelajaran.model pembelajaran yang efektif memiliki
keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan
kondisi siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap
sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa
faktorlain,
model
yang
dikembangkan
guru
cenderung
tidak
dapat
meningkatkan peran serta siswa secara optimal dalam pembelalajaran, dan
pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap
pencapaian hasil belajar siswa.
Mempertimbangkan pentingnya hal di atas maka kami sebagai calon
pendidik akan membahas 3 model pembelajaran yaitu model pembelajaran
langsung, kooperatif dan diskusi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah model pembelajaran langsung?
2. Bagaimanakah model pembelajaran kooperatif?
3. Bagaimanakah model pembelajaran diskusi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Langsung
1. Pengertian Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menyampaikan
pelajaran kepada siswa yang berkenaan dengan pen getahuan atau materi yang
bersifat deklaratif atau prosedural. Yang dimaksud pengetahuan deklaratif
adalah pengetahuan tentang sesutu atau pengetahuan yang sifatnya informatif.
Misalnya pengetahuan tentang jenis-jenis segitiga, jenis bangun – bangun datar
atau definisi jarak dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan
pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu
langkah demi langkah. Misalnya pengetahuan bagaimana melukis segitiga,
bagaimana menyelesaikan suatu persamaan, bagaimana menentukan suku ke-n
dari suatu barisan bilangan, bagaimana melakukan suatu operasi, dan
sebagainya.
Model pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah atau
metode ekspositori, namun metode ekspositori erat hubungannya dengan
model pembelajaran langsung. Walaupun model pembelajaran langsung adalah
model pembelajaran yang berpusat pada guru, namun guru harus tetap
menjamin terjadinya keterlibatan siswa terutama dalam memperhatikan,
mendengarkan dan resitasi (tanya jawab) yang terencana. Oleh karena itu,
lingkungan belajar yang diciptakan harus berorientasi pada tugas – tugas siswa
yang diberikan secara terbimbing maupun mandiri dan memberi harapan tinggi
agar siswa mencapai hasil belajar yang baik.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung mempunyai ciri atau karakteristik sebagai
berikut :
a. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
c. Sintem pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar
pembelajaran dapat berlangsung dan berhasil.
3. Langkah – langkah Model Pembelajaran Langsung
Pada model pembelajaran langsung terdapat lima langkah yang sangat
penting. Pada awal pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti
pembelajaran pada materi baru dengan mengingatkan materi yang yang relevan
yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Pada langkah ini guru juga harus
memotivasi siswa dapat berperan optimal dalam pembelajaran.
Selanjutnya pada langkah kedua guru menyajikan materi pembelajaran
atau mendemonstrasikan tentang pengetahuan atau ketrampilan tertentu. Pada
langkah ketiga guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengerjakan
latihan dengan bimbingan guru dilanjutkan dengan langkah keempat guru
mengecek pemahaman dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa
dalam mengerjakan tugas. Pada langkah terakhir guru memberi latihan lanjutan
dan memberi kesempatan siswa untuk menerapkan pengetahuan atau
ketrampilan yang dipelajari dalam kehidupan sehari – hari. Rangkuman
langkah – langkah dalam model pembelajaran langsung di atas dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel Langkah – Langkah Model Pemelajaran Langsung
Langkah
1. Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
Peran Guru
Menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi
latar belajar pelajaran, memotivasi siswa
2. Mendemostrasikan
dan mempersiapkan siiwa untuk belajar.
Menyajikan
informasi
atau
pengetahuan atau
mendemonstrasikan ketrampilan tahap demi
ketrampilan.
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
5. Memberikan latihan lanjutan
dan penerapan konsep.
tahap.
Memberikan latihan terbimbing.
Mengecek keberhasilan siswa
dalam
mengerjakan tugas dan memberi umpan
balik.
Mempersiapkan
kesempatan
melakukan
latihan lanjutan dengan menerapkan konsep
yang dipelajari dan dapat menerapkan
konsep pada kehidupan sehari – hari.
Seperti halnya pembelajaran pada umumnya dengan model pembelajaran
langsung akan terlaksana dengan baik jika dirancang dengan baik pula.
4. Ciri utama model pembelajaran langsung
a. Tugas – tugas perencanaan
1) Merumuskan masalah
2) Memilih isi
Guru harus dapat mempertimbangkan kurun waktu dalam memberikan
berapa banyak informasi kepada siswa dan guru juga harus selektif
dalam memilih materi yang cocok dengan menggunakan model
pembelajara langsung.
3) Melakukan analisis tugas
Analisis tugas, membantu guru menentukan dengan tepat apa yang perlu
dilakukan siswa untuk melaksanakan ketrampilan yang akan dipelajari.
4) Merencanakan waktu dan ruang
Guru harus mempelajari waktu yang tersedia sepadan dengan bakat dan
kemampuan siswa dan motivasi siswa agar mereka tetap melakukan
tugas – tugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal dengan baik
siswa – siswa yang diajar, sangat bermanfaat untuk menentukan alokasi
waktu pembelajaran. Selain itu, guru harus merencanakan dan
mengelola ruang dalam memilih formasi baris atau kolom dalam
menyusun meja atau bangku untuk mengajar.
b. Evaluasi
Tujuan evaluasi pembelajaran pada model pembelajaran langsung memusat
pada tes kertas dan pensil untuk mengukur pengetahuan deklaratif.
Sedangkan untuk mengukur perkembangan ketrampilan prosedural dengan
mneggunakan berbagai tes kinerja. Berikut ini prinsip kinerja yang
dikemukakan oleh Gronlund (1982) dasar yang dapat membimbing guru
dalam merancang sistem penilaian dan menciptakan tes mereka sendiri
yaitu:
1) Sesuai dengan tujusn pembelajaran
2) Mencakup semua tugas pembelajaran
3) Menggunakan soal tes yang sesuai
4) Membuat tes yang valid dan reliabel
5) Memanfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
B. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran
yang didasarkan pada paham konstruktivismr dan merupakan suatu model
pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu
untuk memahami suatu pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban
teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar
tertinggi. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelomppoknya
belum menguasai bahan pembelajaran.
Tujuan dari pembelajaran kooperatif ini berbeda dengan kelompok
tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu
diorientasikan pada kegagalan orang lain. Tujuan pembelajaran kooperatif
adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
Dalam pembelajaran kooperatif tidak cukup bagi siswa hanya
mempelajari materi saja, mereka juga harus mempelajari keterampilanketerampilan untuk bekerja dalam suatu tim/kelompok, seperti bagaimana
mendengarkan, merespons, menyetujui, tidak menyetujui, memperjelas,
mendorong, dan mengevaluasi yang kesemuanya ini tercakup dalam
keterampilan kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa
belajar
bersama-sama menuju suatu tujuan bersama siswa saling mendorong untuk
belajara, saling memperkuat upaya-upaya akademik, dan menerapkan norma
yang menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. Tujuan dibentuknya
kelompok kerja adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
secara aktif terlibat dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Karakteristik model pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan
materi belajarnya;
b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah;
c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siwa yang terdiri dari ras, budaya, suku,
dan jenis kelamin berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok
terdiri dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda;
d. Pernghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Pada model pembelajaran kooperatif terdapat 6 langkah pembelajaran yang
harus dipikirkan oleh guru.
a. Pada awal pembelajaran seperti pada pembelajaran yang lain, guru
memberi motivasi agar siswa siap menerima pelajaran kemudian
menjelaskan tujuan pembelajaran serta mengingatkan kembali materi
yang relevan yang telah dipelajari siswa sebelumnya.
b. Guru menyajikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa dengan
demonstrasi atau bahan bacaan. Pada langkah ini, guru tidak menjelaskan
materi tetapi hanya menyajikan informasi berkaitan dengan kegiatan yang
akan dilakukan dan informasi tentang materi yang mungkin baru bagi
siswa.
c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari
4-6 orang, dimana pada setiap kelompok terdapat siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah, terdiri dari laki-laki dan
perempuan, dan berasal dari berbagai suku. Artinya, kelompok yang
terbentuk harus heterogen, baik dari segi kemampuan, jenis kelamin dan
latar belakang.
d. Siswa belajar dalam kelompok, guru berkeliling kelas mengamati setiap
kelompok, memberi motivasi jika ada kelompok yang malas atau lambat
dalam menyelesaikan kegiatan atau tugas dan mengarahkan siswa jika
dalam kelompok mereka mengalami masalah.
e. Setelah siswa menyelesaikan tugas mereka, guru mengevaluasi hasil
belajar siswa. Kegiatan yang dilakukan yakni memberi kesempatan bagi
setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka sementara
kelompok yang lain menanggapi apa yang dipresentasi teman mereka.
f. Memberi umpan balik terhadap hasil yang diberikan setiap kelompok.
Kelompok yang menunjukkan hasil kerja terbaik bisa diberikan
penghargaan. Penghargaan di sini tidak harus menggunakan hadiah, tetapi
berupa tepuk tangan (aplaus) suddah menunjukkan penghargaan bagi
mereka.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif di atas dapat dirangkum
seperti pada tabel di bawah ini.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
N
o
1
2
3
4
5
Langkah
Perilaku
Menyampaikan
Menyampaikan semua tujuan pembelajaran
tujuan dan
yang akan dicapai pada materi yang dipelajari
memotivasi siswa
Menyampaikan
dan memotivasi siswa untuk belajar
Menyajikan informasi atau materi pelajaran
informasi atau materi
kepada siswa baik dengan demonstrasi atau
pelajaran
Mengorganisasikan
bahan bacaan
Menjelaskan kepada siswa bagaimana
siswa ke dalam
membentuk kelompok belajar dan bekerja
kelompok-kelompok
sama dalam kelompok agar terjadi perubahan
belajar
Membimbing
yang efisien
Mengamati, mendorong, dan membimbing
kelompok bekerja
siswa dalam menyelesaikan tugass
dan belajar
Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja
6
Mengumumkan
kelompoknya
Memberikan umpan balik terhadap hasil
pengakuan atau
kerja seluruh kelompok dan memberi
penghargaan
penghargaan kepada kelompok yang telah
menunjukkan hasil kerja baik.
4. Tipe-Tipe Pembelajaran Pada Model Pembelajaran Kooperatif
Pada model pembelajaran kooperatif terdapat bermacam-macam tipe
pembelajaran diantaranya yaitu:
a. Student Teams Achievement Division (STAD)
Pada kooperatif tipe STAD siswa dalam suatu kelas dibagi menjadi
kelompok-kelompok beranggotakan 4-5 orang. Setiap kelompok haruslah
heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai
suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota
kelompok menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran
yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya. Siswa dalam satu
kelompok saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pelajaran melalui tutorial, kuis, atau melakukan diskusi. Setiap periode
waktu tertentu, misalnya dua minggu siswa diberi kuis. Kuis tersebut
menhasilkan skor, dan tiap individu dapat diukur skor perkembangannya.
b. Jigsaw
Tipe jigsaw diterapkan dengan membagi siswa dalam kelompok
belajar yang terdiri dari 4 atau 5 orang anggota yang heterogen. Materi
pelajaran yang diberikan kepada siswa berbentuk teks. Setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari
bahan yang diberikan tersebut. Sebagai contoh, jika materi yang diajarkan
sistem persamaan linier dua variabel maka setiap anggota mempelajari
tentang metode grafis, metode substitusi, metode eliminasi dan metode
determinan. Anggota dari kelompok lain yang mendapat topik yang sama
berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut
kelompok ahli. Anggota tim ahli ini kembali ke kelompok asal dan
mengajarkan apa yang telah dipelajari dan didiskusikan di dalam
kelompok ahli untuk diajarkan kepada teman dalam kelompoknya sendiri.
Tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tiap kelompok asal.
c. Investigasi Kelompok
Pada penerapan investigasi kelompok, guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen.
Untuk
beberapa
kasus,
kelompok
dapat
dibentuk
dengan
mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam
topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan
diteruskan melakukan penyelidikan yang mendalam atau topik yang
dipilih tersebut. Akhirnya kelompok-kelompok tersebut akan menyiapkan
dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh siswa dalam kelas.
d. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural menghendaki siswa bekerja saling membantu
dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif
daripada penghargaan individual. Dua macam pendekatan struktural yang
terkenal, yakni think-pair-share dan numbered-head together yang dapat
digunakan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi materi tertentu.
Think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit
untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan
saling membantu satu sama lain. Langkah-langkah think-pair-share
sebagai berikut.
1) Thinking (berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan
pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan
tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
2) Pairing
Guru meminta siswa berpasangan dengan teman sebangkunya untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama.
Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah
diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus
telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk
berpasangan.
3) Sharing
Pada tahap ini guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengann
seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif
dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan
dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat
kesempatan untuk melaporkan tugas mereka.
Numbered-head together adalah suatu jenis pendekatan struktural
yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Langkah-langkah
pendekatan struktural yakni: penomoran, mengajukan pertanyaan,
berpikir bersama, dan menjawab.
Berikut
menunjukkan
perbandingan
keempat
tipe
model
pembelajaran kooperatif.
Investigasi
Pendekatan
Informasi
Kelompok
Informasi
Struktural
Informasi
akademik
akademik
akademik
akademik
sederhana
sederhana
tingkat tinggi
sederhana
Pendeka
STAD
tan/Unsur
Tujuan
Informasi
Kognitif
Jigsaw
dan
keterampilan
Tujuan
Kerja sama
Kerja sama
inkuiri
Kerja sama
sosial
dalam
dalam
dalam kompleks
dalam sosial
Struktur
kelompok
Kelompok
kelompok
Kelompok
Kelompok
Bervariasi
kelompok
heterogen
heterogen
belajar homogen berdua,
dengan 4-5
dengan 5-6
dengan 5-6
bertiga,
anggota
anggota dan
orang anggota
kelompok
Kerja sama
menggunaka
dengan 4-6
n kelompok
orang
Pemilihan
Biasanya
asal dan ahli
Biasanya
Biasanya siswa
anggota
Biasanya
topik
Tugas
guru
Siswa dapat
guru
Siswa
Siswa
guru
Siswa
utama
menggunak
mempelajari
menyelesaikan
mengerjakan
an LKS dan
materi dalam
inkuiri
tugas-tugas
saling
kelompok
kompleks
yang
membantu
ahli
diberikan
untuk
kemudian
baik sosial
menuntaska
membantu
dan kognitif
n materi
anggota
pelajaran
kelompok
asal
mempelajari
materi
Penilaian
Tes
tersebut
Bervariasi,
Menyelesaikan
mingguan
misalnya tes
proyek dan
mingguan
menulis laporan,
Bervariasi
dapat
menggunakan
Pengakuan Lembar
Publikasi lain
tes essay
Lembar
pengakuan
pengakuan dan
dan
publikasi lain
Bervariasi
publikasi
lain
Perlu diketahui bahwa sebelum pembelajaran kooperatif dimulai,
kepada siswa diperkenalkan terlebih dahulu apa itu pembelajaran
kooperatif dan bagaimana aturan-aturan yang harus diperhatikan. Agar
dapat berjalan lancar, sebaiknya kepada siswa diberitahukan petunjukpetunjuk sebagai berikut.
a) Tujuan pelajaran
b) Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok
c) Batas waktu untuk menyelesaikan tugas
d) Jadwal pelaksanaan kuis untuk STAD dan Jigsaw
e) Jadwal presentasi kelas untuk kelompok penyelidikan
f) Prosedur pemberian nilai penghargaan individu dan kelompok
g) Format presentasi laporan
C. Model Pembelajaran Diskusi
1. Pengertian model pembelajaran diskusi
Model pembelajaran diskusi adalah suatu pedoman para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran dengan menekankan pada suatu kelompok belajar yang
saling berinteraksi, dimana interaksi tersebut dapat berlangsung antara siswa
dengan siswa atau siswa dengan guru dan interaksi tersebut juga bersifat
mengembangkan materi, keterampilan sikap atau ketermpilan berproses.
Diskusi dapat digunakan sebagai berikut:
a. Meningkatkan daya pikir siswa dan membantu mereka membentuk
pemahaman sendiri tentang materi.
b. Meningkatkan keterlibatan dan keterkaitan siswa, bertanggung jawab
sendiri terhadap belajar mereka dan tidak semata-mata tergantung pada
seorang guru.
c. Diskusi membantu siswa untuk belajar ketrampilan komunikasi yang
penting.
Pada kegiatan diskusi, para peserta diskusi didorong untuk berani
menyampaikan pendapatnya, mengenali masalah, mencari data, mengolah data,
dan menarik suatu kesimpulan. Dikusi bertujuan agar suasana tidak terlalu
formal, dan siswa sebagai anggota kelompok bebas menyampaikan
pendapatnya. Dengan demikian, hasil diskusi merupakan hasil pemikiran
kelompok.
2. Karakteristik model pembelajaran diskusi
a. Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair-Share)
1) Berpikir, guru mengajukan pertanyaan/ permasalahan dan memberi
kesempatan
berfikir
sebelum
siswa
menjawab
pertanyaan/
permasalahan tersebut.
2) Berpasangan, guru meminta siswa berpasangan untuk menjawab
pertanyaan/ permasalahan.
3) Berbagi, guru meminta siswa secara berpasangan menyampaikan
jawaban pertanyaan/ permasalahan pada siswa yang lain
b. Kelompok Aktif (Buzz Group)
Dalam kelompok aktif, guru meminta siswa membentuk kelompokkelompok yang terdiri dari 3-6 orang untuk berdiskusi tentang ide siswa
pada materi pelajaran. Setiap kelompok menetapkan seorang anggota
untuk mendaftar semua ide/ pendapat yang muncul dalam kelompok.
Selanjutnya guru meminta setiap kelompok aktif ini menyampaikan
hasil diskusi kelompoknya pada kelas.
c. Bola Pantai (Beach Ball)
Guru memberi bola kepada seorang siswa untuk memulai diskusi
dengan pengertian bahwa hanya siswa yang memegang bola yang boleh
berbicara. Siswa-siswa lainnya mengangkat tangan tangan dengan
tujuan agar ia mendapat boal jika ia ingin mendapat giliran berbicara
3. Langkah-langkah pembelajaran diskusi
Langkah
1. Menyampaikan tujuan dan
membangkitkan motivasi
2. Memfokuskan diskusi
Perilaku Guru
Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan menyiapkan siswa untuk
berpartisipasi
Mengarahkan fokus diskusi dengan
menguraikan aturan-aturan dasar,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan
awal, menyajikan situasi yang
menimbulkan tanda tanya, atau
3. Mengendalikan diskusi
menguraikan permasalahan diskusi.
Memantau interaksi siswa,
mengajukan pertanyaan,
mendengarkan gagasan, melaksanakan
aturan dasar, membuat catatan diskusi,
menyampaikan gagasan sendiri,
4. Mengakhiri diskusi
mengekspresikan ide guru sendiri.
Menutup diskusi dengan merangkum
atau mengungkapkan manfaat diskusi
5. Mengikhtisarkan diskusi
yang telah dilakukan siswa.
Meminta siswa untuk memeriksa
diskusi dan proses berfikir mereka.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi dapat sisimpulkan bahwa model pembelajaran langsung adalah model
pembelajaran yang berpusat pada guru, namun guru harus tetap menjamin
terjadinya keterlibatan siswa terutama dalam memperhatikan, mendengarkan dan
resitasi (tanya jawab) yang terencana. Oleh karena itu, lingkungan belajar yang
diciptakan harus berorientasi pada tugas – tugas siswa yang diberikan secara
terbimbing maupun mandiri dan memberi harapan tinggi agar siswa mencapai
hasil belajar yang baik.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok – kelompok. Tujuan model pembelajaran
kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat
menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan ketrampilan
sosial.
Pembelajaran koperatif memiliki beberapa tipe diantaranya :
1. Tipe jigsaw (Tim Ahli)
2. Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation)
3. Tipe STAD
4. Tipe Think Pair Share (TPS)
Model pembelajaran diskusi adalah suatu pedoman para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran dengan menekankan pada suatu kelompok belajar yang saling
berinteraksi, dimana interaksi tersebut dapat berlangsung antara siswa dengan
siswa atau siswa dengan guru dan interaksi tersebut juga bersifat mengembangkan
materi, keterampilan sikap atau ketermpilan berproses.
DAFTAR PUSTAKA
Kusrini, dkk. 2014. Strategi Pembelajaran Matematika. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
(Model Pembelajaran, Kooperatif Jigsaw)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu : Wulan
Izzatul Himmah, M.Pd.
Disusun
oleh :
1. Triyani
Setya Dewi
(23070150037)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Intan Hidayanti n
Ahmad Yusuf s
M. Arif Rahmanto
Dwi Iin Andriyani
Riski Surya r
Fitrohtul W
(23070150039)
(23070150055)
(23070150085)
(23070150071)
(23070150038)
(23070160016)
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari krmampuan guru
mengembangkan model – model pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil
belajar dan prestasi yang optimal.
Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka
setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan
konsep dan cara – cara mengimplementasikan model – model pembelajaran
tersebut dalam proses pembelajaran.model pembelajaran yang efektif memiliki
keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan
kondisi siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap
sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa
faktorlain,
model
yang
dikembangkan
guru
cenderung
tidak
dapat
meningkatkan peran serta siswa secara optimal dalam pembelalajaran, dan
pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap
pencapaian hasil belajar siswa.
Mempertimbangkan pentingnya hal di atas maka kami sebagai calon
pendidik akan membahas 3 model pembelajaran yaitu model pembelajaran
langsung, kooperatif dan diskusi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah model pembelajaran langsung?
2. Bagaimanakah model pembelajaran kooperatif?
3. Bagaimanakah model pembelajaran diskusi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Langsung
1. Pengertian Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menyampaikan
pelajaran kepada siswa yang berkenaan dengan pen getahuan atau materi yang
bersifat deklaratif atau prosedural. Yang dimaksud pengetahuan deklaratif
adalah pengetahuan tentang sesutu atau pengetahuan yang sifatnya informatif.
Misalnya pengetahuan tentang jenis-jenis segitiga, jenis bangun – bangun datar
atau definisi jarak dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan
pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu
langkah demi langkah. Misalnya pengetahuan bagaimana melukis segitiga,
bagaimana menyelesaikan suatu persamaan, bagaimana menentukan suku ke-n
dari suatu barisan bilangan, bagaimana melakukan suatu operasi, dan
sebagainya.
Model pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah atau
metode ekspositori, namun metode ekspositori erat hubungannya dengan
model pembelajaran langsung. Walaupun model pembelajaran langsung adalah
model pembelajaran yang berpusat pada guru, namun guru harus tetap
menjamin terjadinya keterlibatan siswa terutama dalam memperhatikan,
mendengarkan dan resitasi (tanya jawab) yang terencana. Oleh karena itu,
lingkungan belajar yang diciptakan harus berorientasi pada tugas – tugas siswa
yang diberikan secara terbimbing maupun mandiri dan memberi harapan tinggi
agar siswa mencapai hasil belajar yang baik.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung mempunyai ciri atau karakteristik sebagai
berikut :
a. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
c. Sintem pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar
pembelajaran dapat berlangsung dan berhasil.
3. Langkah – langkah Model Pembelajaran Langsung
Pada model pembelajaran langsung terdapat lima langkah yang sangat
penting. Pada awal pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti
pembelajaran pada materi baru dengan mengingatkan materi yang yang relevan
yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Pada langkah ini guru juga harus
memotivasi siswa dapat berperan optimal dalam pembelajaran.
Selanjutnya pada langkah kedua guru menyajikan materi pembelajaran
atau mendemonstrasikan tentang pengetahuan atau ketrampilan tertentu. Pada
langkah ketiga guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengerjakan
latihan dengan bimbingan guru dilanjutkan dengan langkah keempat guru
mengecek pemahaman dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa
dalam mengerjakan tugas. Pada langkah terakhir guru memberi latihan lanjutan
dan memberi kesempatan siswa untuk menerapkan pengetahuan atau
ketrampilan yang dipelajari dalam kehidupan sehari – hari. Rangkuman
langkah – langkah dalam model pembelajaran langsung di atas dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel Langkah – Langkah Model Pemelajaran Langsung
Langkah
1. Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
Peran Guru
Menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi
latar belajar pelajaran, memotivasi siswa
2. Mendemostrasikan
dan mempersiapkan siiwa untuk belajar.
Menyajikan
informasi
atau
pengetahuan atau
mendemonstrasikan ketrampilan tahap demi
ketrampilan.
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
5. Memberikan latihan lanjutan
dan penerapan konsep.
tahap.
Memberikan latihan terbimbing.
Mengecek keberhasilan siswa
dalam
mengerjakan tugas dan memberi umpan
balik.
Mempersiapkan
kesempatan
melakukan
latihan lanjutan dengan menerapkan konsep
yang dipelajari dan dapat menerapkan
konsep pada kehidupan sehari – hari.
Seperti halnya pembelajaran pada umumnya dengan model pembelajaran
langsung akan terlaksana dengan baik jika dirancang dengan baik pula.
4. Ciri utama model pembelajaran langsung
a. Tugas – tugas perencanaan
1) Merumuskan masalah
2) Memilih isi
Guru harus dapat mempertimbangkan kurun waktu dalam memberikan
berapa banyak informasi kepada siswa dan guru juga harus selektif
dalam memilih materi yang cocok dengan menggunakan model
pembelajara langsung.
3) Melakukan analisis tugas
Analisis tugas, membantu guru menentukan dengan tepat apa yang perlu
dilakukan siswa untuk melaksanakan ketrampilan yang akan dipelajari.
4) Merencanakan waktu dan ruang
Guru harus mempelajari waktu yang tersedia sepadan dengan bakat dan
kemampuan siswa dan motivasi siswa agar mereka tetap melakukan
tugas – tugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal dengan baik
siswa – siswa yang diajar, sangat bermanfaat untuk menentukan alokasi
waktu pembelajaran. Selain itu, guru harus merencanakan dan
mengelola ruang dalam memilih formasi baris atau kolom dalam
menyusun meja atau bangku untuk mengajar.
b. Evaluasi
Tujuan evaluasi pembelajaran pada model pembelajaran langsung memusat
pada tes kertas dan pensil untuk mengukur pengetahuan deklaratif.
Sedangkan untuk mengukur perkembangan ketrampilan prosedural dengan
mneggunakan berbagai tes kinerja. Berikut ini prinsip kinerja yang
dikemukakan oleh Gronlund (1982) dasar yang dapat membimbing guru
dalam merancang sistem penilaian dan menciptakan tes mereka sendiri
yaitu:
1) Sesuai dengan tujusn pembelajaran
2) Mencakup semua tugas pembelajaran
3) Menggunakan soal tes yang sesuai
4) Membuat tes yang valid dan reliabel
5) Memanfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
B. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran
yang didasarkan pada paham konstruktivismr dan merupakan suatu model
pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu
untuk memahami suatu pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban
teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar
tertinggi. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelomppoknya
belum menguasai bahan pembelajaran.
Tujuan dari pembelajaran kooperatif ini berbeda dengan kelompok
tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu
diorientasikan pada kegagalan orang lain. Tujuan pembelajaran kooperatif
adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
Dalam pembelajaran kooperatif tidak cukup bagi siswa hanya
mempelajari materi saja, mereka juga harus mempelajari keterampilanketerampilan untuk bekerja dalam suatu tim/kelompok, seperti bagaimana
mendengarkan, merespons, menyetujui, tidak menyetujui, memperjelas,
mendorong, dan mengevaluasi yang kesemuanya ini tercakup dalam
keterampilan kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa
belajar
bersama-sama menuju suatu tujuan bersama siswa saling mendorong untuk
belajara, saling memperkuat upaya-upaya akademik, dan menerapkan norma
yang menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. Tujuan dibentuknya
kelompok kerja adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
secara aktif terlibat dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Karakteristik model pembelajaran kooperatif, yaitu:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan
materi belajarnya;
b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah;
c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siwa yang terdiri dari ras, budaya, suku,
dan jenis kelamin berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok
terdiri dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda;
d. Pernghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Pada model pembelajaran kooperatif terdapat 6 langkah pembelajaran yang
harus dipikirkan oleh guru.
a. Pada awal pembelajaran seperti pada pembelajaran yang lain, guru
memberi motivasi agar siswa siap menerima pelajaran kemudian
menjelaskan tujuan pembelajaran serta mengingatkan kembali materi
yang relevan yang telah dipelajari siswa sebelumnya.
b. Guru menyajikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa dengan
demonstrasi atau bahan bacaan. Pada langkah ini, guru tidak menjelaskan
materi tetapi hanya menyajikan informasi berkaitan dengan kegiatan yang
akan dilakukan dan informasi tentang materi yang mungkin baru bagi
siswa.
c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari
4-6 orang, dimana pada setiap kelompok terdapat siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah, terdiri dari laki-laki dan
perempuan, dan berasal dari berbagai suku. Artinya, kelompok yang
terbentuk harus heterogen, baik dari segi kemampuan, jenis kelamin dan
latar belakang.
d. Siswa belajar dalam kelompok, guru berkeliling kelas mengamati setiap
kelompok, memberi motivasi jika ada kelompok yang malas atau lambat
dalam menyelesaikan kegiatan atau tugas dan mengarahkan siswa jika
dalam kelompok mereka mengalami masalah.
e. Setelah siswa menyelesaikan tugas mereka, guru mengevaluasi hasil
belajar siswa. Kegiatan yang dilakukan yakni memberi kesempatan bagi
setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka sementara
kelompok yang lain menanggapi apa yang dipresentasi teman mereka.
f. Memberi umpan balik terhadap hasil yang diberikan setiap kelompok.
Kelompok yang menunjukkan hasil kerja terbaik bisa diberikan
penghargaan. Penghargaan di sini tidak harus menggunakan hadiah, tetapi
berupa tepuk tangan (aplaus) suddah menunjukkan penghargaan bagi
mereka.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif di atas dapat dirangkum
seperti pada tabel di bawah ini.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
N
o
1
2
3
4
5
Langkah
Perilaku
Menyampaikan
Menyampaikan semua tujuan pembelajaran
tujuan dan
yang akan dicapai pada materi yang dipelajari
memotivasi siswa
Menyampaikan
dan memotivasi siswa untuk belajar
Menyajikan informasi atau materi pelajaran
informasi atau materi
kepada siswa baik dengan demonstrasi atau
pelajaran
Mengorganisasikan
bahan bacaan
Menjelaskan kepada siswa bagaimana
siswa ke dalam
membentuk kelompok belajar dan bekerja
kelompok-kelompok
sama dalam kelompok agar terjadi perubahan
belajar
Membimbing
yang efisien
Mengamati, mendorong, dan membimbing
kelompok bekerja
siswa dalam menyelesaikan tugass
dan belajar
Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja
6
Mengumumkan
kelompoknya
Memberikan umpan balik terhadap hasil
pengakuan atau
kerja seluruh kelompok dan memberi
penghargaan
penghargaan kepada kelompok yang telah
menunjukkan hasil kerja baik.
4. Tipe-Tipe Pembelajaran Pada Model Pembelajaran Kooperatif
Pada model pembelajaran kooperatif terdapat bermacam-macam tipe
pembelajaran diantaranya yaitu:
a. Student Teams Achievement Division (STAD)
Pada kooperatif tipe STAD siswa dalam suatu kelas dibagi menjadi
kelompok-kelompok beranggotakan 4-5 orang. Setiap kelompok haruslah
heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai
suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota
kelompok menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran
yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya. Siswa dalam satu
kelompok saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pelajaran melalui tutorial, kuis, atau melakukan diskusi. Setiap periode
waktu tertentu, misalnya dua minggu siswa diberi kuis. Kuis tersebut
menhasilkan skor, dan tiap individu dapat diukur skor perkembangannya.
b. Jigsaw
Tipe jigsaw diterapkan dengan membagi siswa dalam kelompok
belajar yang terdiri dari 4 atau 5 orang anggota yang heterogen. Materi
pelajaran yang diberikan kepada siswa berbentuk teks. Setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari
bahan yang diberikan tersebut. Sebagai contoh, jika materi yang diajarkan
sistem persamaan linier dua variabel maka setiap anggota mempelajari
tentang metode grafis, metode substitusi, metode eliminasi dan metode
determinan. Anggota dari kelompok lain yang mendapat topik yang sama
berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut
kelompok ahli. Anggota tim ahli ini kembali ke kelompok asal dan
mengajarkan apa yang telah dipelajari dan didiskusikan di dalam
kelompok ahli untuk diajarkan kepada teman dalam kelompoknya sendiri.
Tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tiap kelompok asal.
c. Investigasi Kelompok
Pada penerapan investigasi kelompok, guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen.
Untuk
beberapa
kasus,
kelompok
dapat
dibentuk
dengan
mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam
topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan
diteruskan melakukan penyelidikan yang mendalam atau topik yang
dipilih tersebut. Akhirnya kelompok-kelompok tersebut akan menyiapkan
dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh siswa dalam kelas.
d. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural menghendaki siswa bekerja saling membantu
dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif
daripada penghargaan individual. Dua macam pendekatan struktural yang
terkenal, yakni think-pair-share dan numbered-head together yang dapat
digunakan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi materi tertentu.
Think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit
untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan
saling membantu satu sama lain. Langkah-langkah think-pair-share
sebagai berikut.
1) Thinking (berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan
pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan
tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
2) Pairing
Guru meminta siswa berpasangan dengan teman sebangkunya untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama.
Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah
diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus
telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk
berpasangan.
3) Sharing
Pada tahap ini guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengann
seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif
dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan
dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat
kesempatan untuk melaporkan tugas mereka.
Numbered-head together adalah suatu jenis pendekatan struktural
yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Langkah-langkah
pendekatan struktural yakni: penomoran, mengajukan pertanyaan,
berpikir bersama, dan menjawab.
Berikut
menunjukkan
perbandingan
keempat
tipe
model
pembelajaran kooperatif.
Investigasi
Pendekatan
Informasi
Kelompok
Informasi
Struktural
Informasi
akademik
akademik
akademik
akademik
sederhana
sederhana
tingkat tinggi
sederhana
Pendeka
STAD
tan/Unsur
Tujuan
Informasi
Kognitif
Jigsaw
dan
keterampilan
Tujuan
Kerja sama
Kerja sama
inkuiri
Kerja sama
sosial
dalam
dalam
dalam kompleks
dalam sosial
Struktur
kelompok
Kelompok
kelompok
Kelompok
Kelompok
Bervariasi
kelompok
heterogen
heterogen
belajar homogen berdua,
dengan 4-5
dengan 5-6
dengan 5-6
bertiga,
anggota
anggota dan
orang anggota
kelompok
Kerja sama
menggunaka
dengan 4-6
n kelompok
orang
Pemilihan
Biasanya
asal dan ahli
Biasanya
Biasanya siswa
anggota
Biasanya
topik
Tugas
guru
Siswa dapat
guru
Siswa
Siswa
guru
Siswa
utama
menggunak
mempelajari
menyelesaikan
mengerjakan
an LKS dan
materi dalam
inkuiri
tugas-tugas
saling
kelompok
kompleks
yang
membantu
ahli
diberikan
untuk
kemudian
baik sosial
menuntaska
membantu
dan kognitif
n materi
anggota
pelajaran
kelompok
asal
mempelajari
materi
Penilaian
Tes
tersebut
Bervariasi,
Menyelesaikan
mingguan
misalnya tes
proyek dan
mingguan
menulis laporan,
Bervariasi
dapat
menggunakan
Pengakuan Lembar
Publikasi lain
tes essay
Lembar
pengakuan
pengakuan dan
dan
publikasi lain
Bervariasi
publikasi
lain
Perlu diketahui bahwa sebelum pembelajaran kooperatif dimulai,
kepada siswa diperkenalkan terlebih dahulu apa itu pembelajaran
kooperatif dan bagaimana aturan-aturan yang harus diperhatikan. Agar
dapat berjalan lancar, sebaiknya kepada siswa diberitahukan petunjukpetunjuk sebagai berikut.
a) Tujuan pelajaran
b) Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok
c) Batas waktu untuk menyelesaikan tugas
d) Jadwal pelaksanaan kuis untuk STAD dan Jigsaw
e) Jadwal presentasi kelas untuk kelompok penyelidikan
f) Prosedur pemberian nilai penghargaan individu dan kelompok
g) Format presentasi laporan
C. Model Pembelajaran Diskusi
1. Pengertian model pembelajaran diskusi
Model pembelajaran diskusi adalah suatu pedoman para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran dengan menekankan pada suatu kelompok belajar yang
saling berinteraksi, dimana interaksi tersebut dapat berlangsung antara siswa
dengan siswa atau siswa dengan guru dan interaksi tersebut juga bersifat
mengembangkan materi, keterampilan sikap atau ketermpilan berproses.
Diskusi dapat digunakan sebagai berikut:
a. Meningkatkan daya pikir siswa dan membantu mereka membentuk
pemahaman sendiri tentang materi.
b. Meningkatkan keterlibatan dan keterkaitan siswa, bertanggung jawab
sendiri terhadap belajar mereka dan tidak semata-mata tergantung pada
seorang guru.
c. Diskusi membantu siswa untuk belajar ketrampilan komunikasi yang
penting.
Pada kegiatan diskusi, para peserta diskusi didorong untuk berani
menyampaikan pendapatnya, mengenali masalah, mencari data, mengolah data,
dan menarik suatu kesimpulan. Dikusi bertujuan agar suasana tidak terlalu
formal, dan siswa sebagai anggota kelompok bebas menyampaikan
pendapatnya. Dengan demikian, hasil diskusi merupakan hasil pemikiran
kelompok.
2. Karakteristik model pembelajaran diskusi
a. Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair-Share)
1) Berpikir, guru mengajukan pertanyaan/ permasalahan dan memberi
kesempatan
berfikir
sebelum
siswa
menjawab
pertanyaan/
permasalahan tersebut.
2) Berpasangan, guru meminta siswa berpasangan untuk menjawab
pertanyaan/ permasalahan.
3) Berbagi, guru meminta siswa secara berpasangan menyampaikan
jawaban pertanyaan/ permasalahan pada siswa yang lain
b. Kelompok Aktif (Buzz Group)
Dalam kelompok aktif, guru meminta siswa membentuk kelompokkelompok yang terdiri dari 3-6 orang untuk berdiskusi tentang ide siswa
pada materi pelajaran. Setiap kelompok menetapkan seorang anggota
untuk mendaftar semua ide/ pendapat yang muncul dalam kelompok.
Selanjutnya guru meminta setiap kelompok aktif ini menyampaikan
hasil diskusi kelompoknya pada kelas.
c. Bola Pantai (Beach Ball)
Guru memberi bola kepada seorang siswa untuk memulai diskusi
dengan pengertian bahwa hanya siswa yang memegang bola yang boleh
berbicara. Siswa-siswa lainnya mengangkat tangan tangan dengan
tujuan agar ia mendapat boal jika ia ingin mendapat giliran berbicara
3. Langkah-langkah pembelajaran diskusi
Langkah
1. Menyampaikan tujuan dan
membangkitkan motivasi
2. Memfokuskan diskusi
Perilaku Guru
Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan menyiapkan siswa untuk
berpartisipasi
Mengarahkan fokus diskusi dengan
menguraikan aturan-aturan dasar,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan
awal, menyajikan situasi yang
menimbulkan tanda tanya, atau
3. Mengendalikan diskusi
menguraikan permasalahan diskusi.
Memantau interaksi siswa,
mengajukan pertanyaan,
mendengarkan gagasan, melaksanakan
aturan dasar, membuat catatan diskusi,
menyampaikan gagasan sendiri,
4. Mengakhiri diskusi
mengekspresikan ide guru sendiri.
Menutup diskusi dengan merangkum
atau mengungkapkan manfaat diskusi
5. Mengikhtisarkan diskusi
yang telah dilakukan siswa.
Meminta siswa untuk memeriksa
diskusi dan proses berfikir mereka.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi dapat sisimpulkan bahwa model pembelajaran langsung adalah model
pembelajaran yang berpusat pada guru, namun guru harus tetap menjamin
terjadinya keterlibatan siswa terutama dalam memperhatikan, mendengarkan dan
resitasi (tanya jawab) yang terencana. Oleh karena itu, lingkungan belajar yang
diciptakan harus berorientasi pada tugas – tugas siswa yang diberikan secara
terbimbing maupun mandiri dan memberi harapan tinggi agar siswa mencapai
hasil belajar yang baik.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok – kelompok. Tujuan model pembelajaran
kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat
menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan ketrampilan
sosial.
Pembelajaran koperatif memiliki beberapa tipe diantaranya :
1. Tipe jigsaw (Tim Ahli)
2. Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation)
3. Tipe STAD
4. Tipe Think Pair Share (TPS)
Model pembelajaran diskusi adalah suatu pedoman para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran dengan menekankan pada suatu kelompok belajar yang saling
berinteraksi, dimana interaksi tersebut dapat berlangsung antara siswa dengan
siswa atau siswa dengan guru dan interaksi tersebut juga bersifat mengembangkan
materi, keterampilan sikap atau ketermpilan berproses.
DAFTAR PUSTAKA
Kusrini, dkk. 2014. Strategi Pembelajaran Matematika. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.