MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN
RASIO KEUANGAN GUNA MENGUKUR KINERJA
PERUSAHAAN TERHADAP PT. INDOCEMENT TUNGGAL
PRAKARSA Tbk. Tahun 2015

Oleh : Nuzulia Karina NF
NIM : 43214120195
Program Studi : Akuntansi
Mata Kuliah : Praktikum Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber daya
(input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa
(output) bagi pelanggan. Tujuan dari perusahaan secara umum ialah laba/keuntungan.
Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau

jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam
dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut.
Dewasa ini, semakin banyaknya perusahaan maka persaingan yang terjadi pun semakin
banyak. Seluruh perusahaan saling berlomba-lomba dalam menarik minat para investor.
Akan tetapi, tidak semua perusahaan memiliki potensi mendapatkan laba tinggi. Selain
itu, resiko kebangkrutan pun pasti ada di setiap perusahaan. Cara untuk menghindari
kerugian investor dalam menanamkan modalnya dapat kita lakukan dengan menganalisis
laporan keuangan milik perusahaan yang diminati. Dalam kasus ini, PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai, “Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Semen di Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dengan
menggunakan rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Untuk mengetahui kinerja keuanagan dengan menggunakan Analisis Rasio Likuiditas,
Solvabilitas, dan Profitabilitas,

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisa Rasio Keuangan

Analisa rasio adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen
dalam suatu periode tertentu. James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) :
definisi rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi
dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Pada umumnya rasio
keuangan bermacam-macam tergantung kepada kepentingan dan penggunaannya, begitu
pula perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya.

2.2 Analisis Rasio Keuangan
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah
analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitunganperhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun
laba

rugi.

P

Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang
manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu
perusahaan dalam periode tertentu , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan

pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil
dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.

2.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima
kelompok, yaitu :


Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek.



Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang.




Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva
atau kekayaan perusahaan.



Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat
imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.



Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat
berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.

1.

Rasio Likuiditas
Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas
(liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat

dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:


Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan
aktiva lancar yang tersedia

Aktiva Lancar
Current ratio = ----------------------- x 100%
Hutang Lancar



Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
nilai persediaan.

Aktiva Lancar −Persediaan

Quick Ratio = --------------------------------- x
Hutang Lancar

2.

Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Dalam analisa aktivitas rasio
yang digunakan adalah:


Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)
Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan
perusahaan. Rumusnya
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turn-over = --------------------------------- x 1 kali
Persediaan




Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)
Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan
seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
Modal Aktiva

3.

Rasio Solvabilitas
Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008), Rasio Solvabilitas adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang
dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik

jangka pendek maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).
Rasio yang digunakan adalah:

 Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini

Total hutang
Debt to assets ratio = ----------------------- x 100%
Modal Aktiva



Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah
modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui jumlah
dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.

Total hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
Modal Sendiri

4.


Rasio Profitabilitas
Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), “Rasio profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.


Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah
perusahaan membayar harga pokok penjualan.

Laba Kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan



Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)
Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau
laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.


Laba setelah pajak
Operating Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan



Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah
dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

Laba setelah pajak
Net Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan

2.4

Analisa Laporan Keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.


Per Desember Tahun 2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
·

Ratio Likuiditas
Current Ratio = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio = Rp 16,846,248 / Rp 2,740,089
= Rp 6,15
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh 6,15 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancer dengan hutang lancer adalah 6,15 : 1.
Quick Ratio

= (Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total Hutang Lancar

Quick Ratio

= (Rp 16,846,248 – Rp 1,473,645) / Rp 2,740,089

= Rp 15,372,603 / Rp 2,740,089
= Rp 5,61
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan
PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk 5,61 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan
dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
·

Ratio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio

= (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%

Total Debt to Equity Ratio

= (Rp 3,629,554 / Rp 22,977,687) X 100%
= 0,16 = 16%

Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menujukan kemampuan modal sendiri , perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya. Perusahaan dibiayai 16% untuk tahun 2013.
To Debt to Asset Ratio

= (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%

To Debt to Asset Ratio

= (Rp 3,629,554 / Rp 26,607,241) X 100%
= 0,14 = 14%

Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2013 artinya bahwa
setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp 14,- dibiayai dengan hutang dan Rp
86,- disediakan oleh pemegang saham.
·

Ratio Provitabilitas / Rentabilitas

Gross Provit Marginal

= (Laba Kotor / Penjualan Bersih) X 100%

Gross Provit Marginal

= Rp 8,654,654 / Rp 18,691,286
= 0,47 = 47%

Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih
adalah sebesar 47%.
Net Profit Marginal

= (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X 100%

Net Profit Marginal

= Rp 5,012,294 / Rp 26,607,241
= 0,19 = 19%

Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih
adalah sebesar 19%.

Operating Profit Margin

= (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X 100%

Operating Profit Margin

= Rp 6,064,100 / Rp 18,691,286
= 0,32 = 32%

Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini
rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap
dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity
100%

= (Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X

Return of Equity

= Rp 5,012,294 / Rp 22,977,687
= 0,22 = 22%

Analisis : Pengembalian atas modal perusahaan sebesar 22%

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Dari pemahaman diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa rasio likuiditas milik Indocement
sangatlah baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi oleh
persediaan. Sedangkan dalam Solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar
hutangnya juga lumayan baik karena pendanaan diberikan dari pemegang saham. Untuk
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sangatlah baik karena setiap rupiah
penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan pada akhirnya akan tersedia laba
yang cukup besar. Sehingga pengembalian modalpun lebih cepat.
Dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat, diharapkan PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. , dapat memaksimalkan potensi melalui :
- Pemanfaatan lokasi yang tepat untuk bisnis yang tepat dan berkualitas
- Menciptakan differensi dan menyasar kalangan investor-investor lokal maupun
internasional dengan membuka kerjasama yang intens di pusat- pusat bisnis dunia, seperti
china, amerika serikat, perancis, Arab Saudi, dll.
- Terus memberikan edukasi dan menfasilitasi masyarakat agar image perusahaan tumbuh
dan besar. Sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan penjualan.