2 manajemen modal kerja ppt

2

MANAJEMEN MODAL
KERJA
Pendahuluan
Likuiditas
Likuiditas vs profitabilitaas
Kebijakan modal kerja
Modal kerja selama inflasi

1. Mengerti dan memahami pentingnya
likuiditas bagi perusahaan
2. Memahami bagaimana hubungan
anatara
likuiditas dengan profitabilitas
3. Memahami berbagai kebijakan modal
kerja
4. Pengaruh inflasi terhadap modal kerja

Pendahuluan
Manajemen modal kerja adalah

manajemen dari seluruh komponen curent
asset(aset lancar) dan current liability
(hutang lancar) perusahaan. Aktivitas ini
menghabiskan sebagian besar waktu
manajer keuangan karena perubahan
kotinyu setiap level komponennya.
Piutang, tambahan persediaan, kontrak
penjualan, peningkatan hutang,
penurunan pembelian dan manajemen
kas untuk membayar pajak dan rekening
lainnya. Manajer harus memantau hal-hal
tersebut dan akun lainnya untuk
menghindari kesulitan keuangan yang

Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan konversi
dari suatu aset ke dalam kas dengan
kerugian minimal
Perubahan persediaan, piutang, investasi
pada surat berharga jangka pendek, kas,

hutang dagang, dan hutang pajak
berhubungan erat dengan perubahan
aktivitas penjualan perusahaan.
Perusahaan menggunakan aset likuid untuk
membayar pemasok karyawan dan kreditor.
Jumlah dan komposisi modal kerja
perusahaan dapat mempengaruhi beban
kemampuan bayar dari hutang jangka
pendeknya. Dengan mencoba

Manajer keuangan dapat memberikan
jaminan bahwa perusahaan dapat
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Kelebihan dan kekurangan likuiditas
1. Kelebihan
a. Perusahaan yang likuid dapat
mengambil keuntungan dari
kesempatan
bisnis.
Contoh

perusahaan yang likuid dapat
mengambil
kesempatan untuk mendapatkan

b. Likuiditas dapat mengurangi resiko.
Perusa
haan karena hal ini dapat mengurangi
kemungkinan gagal bayar pada saat
hutang
jatuh tempo. Pengurangan resiko ini
dapat
menurunkan cost of capital, karena
kreditor dan pemilik mungkin
mengurangi
tingkat return yang diharapkannya

b. Biaya implisit dari likuiditas, adalah
opportunity cost atau biaya modal
perusahaan. Contoh bila suatu
perusahaan

membayar 15% modal pertahun,
maka
biaya implisit dari likuiditas adalah
15%
pertahun.

Likuiditas Vs Profitabilitas
Bagaimanapun peningkatan dalam
likuiditas menyebabkan penurunan
dalam keuntungan yang di- harapkan.
Sebagaimana umumnya aset dengan
likuiditas tinggi memiliki return
diharapkan yang rendah dan sebaliknya
aset dengan likuiditas rendah memiliki
return diharapkan yang tinggi.
Contoh, Menyimpan kas memberi
perusahaan likuiditas yang maksimum,
tetapi tidak ada return. Mesin yang
digunakan dalam produksi memberikan
likuiditas yang rendah, tetapi


Kita harus mencari berapa besar likuiditas
yang harus disediakan agar disatu sisi
memiliki return diharapkan yang tinggi dan
disisi lain perusahaan tidak mengalami
kekurangan kas dalam rangka memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, hal ini sering
disebut dengan trade off. Secara grafis
kepentingan likuiditas dengan profitabilitas
dapat dilihat berikut:
Profitabilitas

Likuiditas

Kebijakan modal kerja
Kebijakan modal kerja berhubungan
dengan manajemen dari aset lancar
dan hutang lancar atau secara formula
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Current Ratio = Current asset/current

liabilities

ada 2 jenis kebijakan modal kerja,
1. Kebijakan konservatif, yakni
kebijakan
modal kerja yang menekankan
likuiditas
di atas profitabilitas
2. Kebijakan Agresif, yakni kebijakan

Gambar kebijakan modal kerja,
pengaruhnya thd CR dan NWC
Current Asset
Conservatif

Agresif

Current liabilities

Sebagaimana disinggung di depan bahwa

current ratio mengukur likuiditas
perusahaan, current ratio yang besar
berarti bahwa perusahaan memiliki
potensi untuk membayar current liabilities
dengan menggunakan current assetnya.
Dengan kata lain perusahaan dalam
keadaan likuid.
Net working capital merupakan current
asset dikurangi current liablilities.
TA=CL+LTD+EQUITY
CA+FA= CL+LTD+EQUITY
CA-CL=LTD+EQUITY-FA
NWC= LTD+EQUITY-FA

Manajer keuangan biasanya berfikir
bahwa NWC sebagai CA kurang CL,
hal ini berarti selisih antara LTD plus
EQUITY dengan FA. Kondisi ini
mengingatkan kita bahwa NWC
dipengaruhi oleh LTD pada neraca.

Sumber pendanaan jangka panjang (LTD
dan EQUITY) biasanya digunakan untuk
mendanai aktiva tetap (Fixed asset)

Manajemen modal kerja selama
inflasi
Inflasi menurunkan daya beli uang
karena meningkat- nya harga rata-rata
barang dan jasa. Komponen dari aktiva
lancar dan hutang lancar bereaksi secara
berbeda terhadap perubahan daya beli,
tergantung apakah komponen tersebut
adalah monetery atau nonmonetary
Monetary asset
1. Cash and bank deposits
2. Marketable securities
3. Account and notes receivable
4. Cash surrender value of life insurance

Monetary liabilities

1. Account and notes payable
2. Accrued expenses
3. Bank loans
4. Long term debt
5. Preferred stock
Posisi monetary
1. Bila MA > ML : Net monetary creditor
2. Bila MA < ML : Net monetary debtor

Purchasing power gain and losses
Karena nilai uang dari item monetary
adalah fixed dalam rupiah, maka inflasi
akan membawa pada penurunan daya
beli(kerugian moneter) dalam monetary
asset dan peningkatan daya beli
(Keuntungan moneter) dalam monetary
liablities. Perbedaan antara keduanya
adalah dalam rupiah yang konstan.
Secara umum dampak inflasi terhadap
posisi monetary adalah sebagai berikut:

Posisi
Dampak
inflasi
Net monetary asset
Net purchasing
power loss Net monetary liabilities
Net

Contoh
Anggaplah bahwa selama periode 12
bulan, index harga konsumen
(digunakan untuk mengukur inflasi),
meningkat dari 264 pada 31 Desember
2001 menjadi 295,7 pada 31 Desember
2002. Tingkat inflasi selama periode
tersebut adalah rasio dari index akhir
dibagi dengan index awal dikurangi
dengan 1 atau Tingkat inflasi (TI) =
(295,7/264)-1 = 0.12 atau 12% secara
formula dapat dirumus kan berikut:

TI = ( IHKt+1/IHKt )-1
dimana, IHKt +1 : index harga konsumen pada periode t+1

Contoh perhitungan dampak inflasi
19X1
19X2
Cash and receivable
Inventory
Plant and equipment
300
Accumulated deprec.
(100)
Account payable
80
Bond payable

$580
186

$600
200
256
(80)

82
215

200

Purchasing power (daya beli)
Loss on monetary asset
Jumlah awal (19X1)
$580
Rasio harga
1.12
Jumlah awal (19X2)
$649.6
Jumlah awal aktual
580
Purchasing power loss
69.6

$

Gain on monetary liabilities
Jumlah awal (19X1) $297
Tingkat inflasi
1.12
Jumlah awal (19X2) $332.64
Jumlah awal aktual 297
Purchasing power gain
35.64

$

Net purchasing power loss $ 33.96