Komponen Komponen Strategi Pembelajaran. docx

STRATEGGI PEMBELAJARAN
Tentang

KOMPONEN-KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN

Oleh Kelompok 4 :
1. Rahmatul Ichsan
2. Ulfa Nabila Tafrienda
3. Muhammad Syahrul

(16004029)
(16004070)
(16004120)

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2017

Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran
Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu

sama lain dalam proses belajar-mengajar. Komponen-komponen yang ada dalam strategi
pembelajaran diantaranya: kurikulum, pendidik, peserta didik, metode pembelajaran, misalnya
metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Komponen-komponen selanjutnya adalah materi
pembelajaran, alat pembelajaran dan evaluasi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang digunakan oleh pengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadi proses
belajar mandiri dalam diri siswa. Namun perlu diingat bahwa pendekatan yang baik belum tentu
menghasilkan pembelajaran yang baik pula. Karena itu faktor pengajar sebagai manager dari
suatu kegiatan pembelajaran di kelas sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran
tersebut. Sehingga guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat menguasai
komponen-komponen strategi pembelajaran yang diantaranya adalah tujuan, bahan pelajaran,
kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Yang dimana komponen yang satu dengan komponen
yang lain saling berhubungan untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang tegas dan
jelas .
Komponen Utama Strategi Pembelajaran
1. Materi
Komponen materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal.
Materi formal yaitu isi pelajaran yang terdapat dalam buku teks resmi (misalnya buku
paket) di sekolah, sedangkan materi informal merupakan bahan-bahan pelajaran yang
bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Komponen ini merupakan salah

satu masukan yang sangat perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar.
Jadi sebelum guru menyampaikan materi ajarya, guru sebaiknya mebbuat bahan ajar
terlebih dahulu. Bahan ajar merupakan inti dalam proses pembelajaran, artinya sering
terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi. Ada 2
persoalan dalam penguasaan bahan ajar ;
1. Penguasaan bahan pelajaran pokok
Yaitu bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai
dengan profesinya.
2. Bahan pelajaran pelengkap
Bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar
dengan dapat menunjang penyammpaian bahan pelajaran pokok.
Bahan pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk
pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah,

prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau
tanggapan). Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti
memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam
menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis bahan
pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak, dan
sebagainya. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah:
a. Ketetapan dengan tujuan pembelajaran
b. Dukungan terhadap isi pelajaran
c. Kemudahan memperoleh media
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya
e. Ketersediaan waktu
f. Sesuai dengan taraf berfikir siswa
2. Metode
Metode adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan
pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan komponen
yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan
sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen
lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui metode yang tepat, maka komponenkomponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh
karena itu setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi
dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu
metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya
pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga
penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar

mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya
dan dengan kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru
diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat.
Menurut Prof.Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc. Ed, mengemukakan lima macam factor
yang mempengaruhi metode mengajar adalah sebagai berikut ;
a. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
b. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
c. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
d. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda

Metode mengajar ialah alat yang merupakan perangkat atau bagian dari suatu strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran juga merupakan suatu pendekatan yang digunakan
untuk mencapai tujuan. Jadi cakupan strategi lebih luas dibanding metode atau teknik
pengajaran. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan
materi pembelajaran dan kondisi atau karakteristik siswa agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik. Diantara metode pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai
berikut:

a. Metode ceramah: guru memberikan uraian atau penjelasan kepada siswa pada waktu
tertentu (terbatas) dan tempat tertentu serta dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk
memberikan pengertian terhadap suatu masalah.
b. Metode diskusi: biasanya erat kaitannya dengan metode ceramah. Metode diskusi
tidak hanya percakapan atau debat biasa, akan tetapi disukusi timbul karena ada
masalah yang memerlukan jawaban atau pendapat yang bermacam-macam.
c. Metode demonstrasi: metode mengajar atau yang menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memberlihatkan bagaimana melakukan
sesuatu kepada siswa.
3. Manajemen
Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran
dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran.
Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Kelas adalah ruang belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional.
Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk,
pengaturan sarana atau alat-alat lain dan ventilasi/pengaturan cahaya. Sedangkan sosio
emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan
hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara benar.
Strategi penting dalam mengelola kelas belajar:

a. Mengelola kelas itu seni dan keterampilan
Banyak orang menganggap cara dan gaya berbicara di depan kelas tidak banyak
berpengaruh terhadap pengelolaan kelas. Ini adalah kekeliruan besar pada anggapan
ini. Mengajar itu mengandung sentuhan nilai seni dan keterampilan. Maka tak salah
jika guru dikatakan sebagai seniman pembelajaran
Seni mengelola kelas meliputi cara dan gaya guru berbicara saat mengajar. Termasuk
didalamnya gerak-gerik anggota tubuh yang akan menarik perhatian siswa saat

menerima pelajaran. Intonasi dan nada sewaktu berbicara sangat menentukan
kejelasan materi yang disampaikan guru.
b. Mengelola kelas itu memerlukan perencanaan
Guru itu disainer pembelajaran. Memang, pembelajaran itu sudah dirancang
sebelumnya. Rancangan itu berupa persiapan tertulis sebagai panduan guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru sudah memperkirakan segala
kemungkinan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Waktu pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran dari menit awal sampai
menit akhir. Kemungkinan gangguan dari prilaku siswa yang menyimpang sudah
diantisipasi oleh guru sehingga waktu tidak habis untuk memarahi dan menegur
siswa.
c. Mengelola kelas adalah mengatasi masalah belajar

Guru sebagai pelaksana pembelajaran perlu memusatkan segenap perhatiannya
kepada proses pembelajaran agar terjadi pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah
satu bentuk perhatian guru adalah persiapan pembelajaran yang matang, baik secara
administratif maupun sikap mental guru.

4. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi
bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi
juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan
pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan
berbagai komponen sistem pembelajaran.
Pengertian dari evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalamdalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat
dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
Dari pengertian itu, tujuan evaluasi dapat dilihat dari 2 segi, yaitu:
a. Tujuan Umum
1) Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam
mencapai tujuan yang diharapkan
2) Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat
3) Menilai metode mengajar yang dipergunakan
b. Tujuan Khusus

1) Merangsang kegiatan siswa
2) Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan

3) Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat
siswa yang bersangkutan
4) Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang
tua dan lembaga Pendidikan
5) Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar
Evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
b. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap
murid
c. Unutk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan
tingkat kemampuan yang dimiliki oleh murid
d. Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar,
yang nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitankesulitan belajar yang timbul.
Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan
ke dalam 2 jenis, yaitu :

a. Tes
 Digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat
penguasaan materi pembelajaran
 Tes harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria validitas dan kriteria reliabilitas
 Tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual
b. Non Tes
 Adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku
termasuk sikap, minat dan motivasi.
 Jenis-jenis non tes : Observasi, Wawancara, Studi Kasus, Skala Sikap