RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP 5 N

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 5)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Materi Pokok

: SMK N 2 Depok
: Sejarah Wajib
:X/1
: Strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa
Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20

Sub Materi Pokok
Alokasi Waktu

: Mengevaluasi Perang Melawan Keserakahan Kongsi Dagang
(abad ke-16 sampai abad ke-18)
: 2 x 45Menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:
1. Menjelaskan perkembangan kerajaan Aceh, Mataram, Ternate dan Tidore
2. Menganalisis strategi perlawanan kerajaan Aceh, Mataram, Ternate dan Tidore
terhadap bangsa Eropa (Portugis dan Belanda)
3. Mempresentasikan laporan hasil diskusi kelompok di depan kelas mengenai strategi
perlawanan kerajaan Aceh, Mataram, Ternate dan Tidore terhadap bangsa Eropa
(Portugis dan Belanda)
4. Membuat laporan hasil diskusi tentang strategi perlawanan kerajaan Aceh, Mataram,
Ternate dan Tidore terhadap terhadap bangsa Eropa (Portugis dan Belanda) dalam
bentuk cerita sejarah
5. Membuat peta konsep tentang silsilah raja-raja dari kerjaan Aceh, Mataram, Ternate
dan Tidore
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
3.2 Menganalisis strategi perlawanan
3.8.1 Menjelaskan perkembangan
bangsa Indonesia terhadap penjajahan
kerajaan Aceh, Mataram, Ternate
bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,

dan Tidore
Belanda, Inggris) sampai dengan abad
Menganalisis strategi perlawanan
ke-20
kerajaan Aceh, Mataram, Ternate
dan Tidore terhadap bangsa Eropa
4.2 Mengolah informasi tentang strategi
(Portugis dan Belanda)
perlawanan bangsa Indonesia terhadap 4.2.1 Mempresentasikan laporan hasil
penjajahan bangsa Eropa (Portugis,
diskusi kelompok di depan kelas
Spanyol, Belanda, Inggris) sampai
mengenai
strategi
perlawanan
dengan abad ke-20 dan menyajikannya
kerajaan Aceh, Mataram, Ternate
dalam bentuk cerita sejarah
dan Tidore terhadap bangsa
Eropa(Portugis dan Belanda)

4.2.2 Membuat laporan hasil diskusi
tentang
strategi
perlawanan
kerajaan Aceh, Mataram, Ternate
dan Tidore terhadap terhadap
bangsa Eropa
(Portugis dan
Belanda) dalam bentuk cerita
sejarah
1

4.2.3

Membuat peta konsep tentang
silsilah raja-raja dari kerjaan Aceh,
Mataram, Ternate dan Tidore

C. Materi Pembelajaran:
 Mengevaluasi Perang Melawan Keserakahan Kongsi Dagang (abad ke-16 sampai

abad ke-18)
Fakta
Konsep
Prinsip
Prosedural
Nilai

Wilayah, Istana Kerajaan, Surat
Konflik, Peperangan, Monopoli
Melawan Penjajahan

D. Metode Pembelajaran:
1. Pendekatan Pembelajaran
2. Model Pembelajaran
3. Metode pembelajaran

: Scientifik Learning
: Mind Mapping
: Diskusi, Tanya Jawab, Presentasi


E. Media dan Alat Pembelajaran
Media:
1. Video
2. LKPD
3. Buku yang relevan
4. Power Point
Alat:
1. Laptop
2. LCD projector
F. Sumber Belajar
Buku siswa hal 64-74
G.

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan

 Menyapa siswa….

Alokasi
waktu
10 menit

 Guru membuka kelas dengan mengajak peserta didik untuk
berdoa sebelum pelajaran dimulai.
 Guru menyapa siswa dan menanyakan kondisi siswa
(menanyakan apa kabar, ada yang sakit atau tidak, sekarang
hari apa tanggal berapa dsb)
 Guru memberi motivasi dan menyanyikan lagu Nasional
2

atau menayangkan video lucu atau video senam pendek
untuk diparktekkan oleh siswa sebelum kegiatan belajar
dimulai.
 Guru melakukan presensi.

 Guru mereview pelajaran sebelumnya
 Guru Memberi orientasi pelajaraan yang akan dilaksanakan
 Guru membagi para peserta didik kedalam kelompok yang
berjumlah 4 kelompok beserta LKPD dan lembar jawaban.
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat yang akan dicapai
dan dipelajari.
 Guru menyampaikan tema/sub tema dan skenario kegiatan
Kegiatan Inti

yang akan dilakukan hari ini.
Model: Mind Mapping

70 menit

A. Mengamati
 Guru membagi para peserta didik kedalam kelompok
yang berjumlah 4 kelompok beserta LKPD dan lembar
jawaban
 Guru memutarkan video tentang strategi perlawanan
kerajaan Aceh, Mataram, Ternate dan Tidore terhadap

bangsa Eropa (Portugis, Spanyol dan Belanda)
 Peserta Didik mengamati video yang ditayangkan oleh
guru.
B. Menanya
 Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya terkait video yang ditayangkan oleh guru
 Peserta Didik menanyakan kepada guru tentang video
yang ditayangkan oleh guru
 Jika peserta didik tidak ada yang bertanya, maka guru
akan memberi rangsangan kepada peserta didik agar mau
bertanya
 Jika tidak ada yang bertanya setelah diberi rangsangan
maka gur yang akan bertanya kepada peserta didik

3

C. Mengumpulkan Informasi
 Peserta Didik mengumpulkan informasi dari video
yang telah ditayangkan serta membaca buku teks
siswa yang berkaitan dengan materi dan mencari

sumber-sumber yang relevan melalui media internet,
serta

mecari

sumber

buku

yang

relevan

di

Perpustakaan
D. Mengasosiasi
 Peserta

didik


mengidentifikasi

permasalah

yang

diberikan oleh guru lewat LKPD melalui kelompok
yang terdiri dari 5 atau 6 orang (satu kelas dibagi
menjadi 4 kelompok). Kemudian guru meminta peserta
didik untuk mengerjakan LKPD dengan materi sebagai
berikut:
 Kelompok

I

bertugas

mendiskusikan


dan

menganalisis materi tentang strategi perlawanan
kerajaan Aceh terhadap bangsa (Portugis dan
Belanda)
 Kelompok

II

bertugas

mendiskusikan

dan

menganalisis materi tentang strategi perlawanan
kerajaan

Mataram

terhadap

bangsa

Eropa

(Portugis dan Belanda)
 Kelompok

III

bertugas

mendiskusikan

dan

menganalisis materi tentang tentang strategi
perlawanan kerajaan Ternate terhadap bangsa
Eropa (Portugis dan Belanda)


Kelompok

IV

bertugas

mendiskusikan

dan

menganalisis materi tentang strategi perlawanan
kerajaan Tidore terhadap bangsa Eropa (Portugis)
 Peserta didik melalukan asosiasi dan pengolahan data
didalam diskusi kelompok dan menulisakan hasilnya
dalam bentuk laporan hasil diskusi
4

E. Mengkomunikasikan (melaporkan hasil diskusi)
 Peserta didik (Kelompok) mempresentasikan dan
menjelaskan hasil diskusi kelompok pada siswa yang
lain, serta siswa yang lain diberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan, saran atau masukan dan
sanggahan.
 Guru mengawasi jalannya diskusi.
 Guru memberi evaluasi serta mengkonfirmasi hasil
Penutup

analisis diskusi.
 Guru melakukan evaluasi dengan memberi pertanyaan 10 menit
secara lisan kepada para peserta didik secara acak
 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru
 Guru bersama peserta didik melakukan refleksi materi
pembelajaran yang telah dilakukan.
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menggali dan
menemukan

nilai-nilai

yang

terkandung

di

dalam

pelajaran hari ini untuk diaplikasikan dalam kehidupan.
 Guru menanyakan manfaat pelajaran hari ini kepada
siswa.
 Siswa mengumpulkan hasil kerja.
 Guru memberi tugas pekerjaan
 Guru memberi tahu materi pelajaran selanjutnya.
 Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dilanjutkan
menutup pelajaran.
F. Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis nilai aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi.
2) Jenis nilai aspek pengetahuan dengan Teknik Tes Tulisan.
3) Jenis nilai ketrampilan dengan Teknik Portofolio
b. Bentuk Instrumen
1) Penilaian Sikap
a) Bentuk
: Pengamatan sikap
b) Instrumen : Jurnal Penilaian sikap
2) Penilaian Pengetahuan
a) Bentuk
: Tes Tertulis
b) Instrumen : LKPD Uraian
3) Penilaian Keterampilan
a) Bentuk
: Tes Tertulis
5

b) Instrumen : Portofolio

Yogyakarata ,

Mei 2017

Guru Mata Pelajaran

ALFAJRI, S.Pd

Lampiran 1
6

Materi

1. Aceh Versus Portugis
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, justru membawa hikmah bagi
Aceh. Banyak para pedagang Islam yang menyingkir dari Malaka menuju ke Aceh. Dengan
demikian perdagangan di Aceh semakin ramai. Hal ini telah mendorong Aceh berkembang
menjadi bandar dan pusat perdagangan. Perkembangan Aceh yang begitu pesat ini dipandang
oleh Portugis sebagai ancaman, oleh karena itu, Portugis berkehendak untuk menghancurkan
Aceh. Pada tahun 1523 Portugis melancarkan serangan ke Aceh di bawah pimpinan
Henrigues, dan menyusul pada tahun 1524 dipimpin oleh de Sauza. Beberapa serangan
Portugis ini mengalami kegagalan. Portugis terus mencari cara untuk melemahkan posisi
Aceh sebagai pusat perdagangan. Kapal-kapal Portugis selalu mengganggu kapal-kapal
dagang Aceh di manapun berada. Misalnya, pada saat kapal-kapal dagang Aceh sedang
berlayar di Laut Merah pada tahun 1524/1525 diburu oleh kapalkapal Portugis untuk ditangkap. Sudah barang tentu tindakan Portugis telah merampas
kedaulatan Aceh yang ingin bebas dan berdaulat berdagang dengan siapa saja, mengadakan
hubungan dengan bangsa manapun atas dasar persamaan. Oleh karena itu, tindakan kapalkapal Potugis telah mendorong munculnya perlawanan rakyat Aceh. Sebagai persiapan Aceh
melakukan langkah-langkah antara lain:
1. Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit
2. Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki pada
tahun 1567.
3. Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara.
Setelah berbagai bantuan berdatangan, Aceh segera melancarkan serangan terhadap Portugis
di Malaka. Portugis harus bertahan mati-matian di Formosa/ Benteng. Portugis harus
mengerahkan semua kekuatannya sehingga serangan Aceh ini dapat digagalkan. Sebagai
tindakan balasan pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di
Aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh.

2. Maluku Angkat Senjata
Portugis berhasil memasuki Kepulauan Maluku pada tahun 1521. Mereka memusatkan
aktivitasnya di Ternate. Tidak lama berselang orang-orang Spanyol juga memasuki
Kepulauan Maluku dengan memusatkan kedudukannya di Tidore. Terjadilah persaingan
antara kedua belah pihak. Persaingan itu semakin tajam setelah Portugis berhasil menjalin
persekutuan dengan Ternate dan Spanyol bersahabat dengan Tidore.
Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore melawan Portugis. Penyebab perang ini karena
kapal-kapal Portugis menembaki jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkih ke
Tidore. Tentu saja Tidore tidak dapat menerima tindakan armada Portugis. Rakyat Tidore
angkat senjata. Terjadilah perang antara Tidore melawan Portugis. Dalam perang ini Portugis
mendapat dukungan dari Ternate dan Bacan. Akhirnya Portugis mendapat kemenangan.
Dengan kemenangan ini Portugis menjadi semakin sombong dan sering berlaku kasar
terhadap penduduk Maluku. Upaya monopoli terus dilakukan. Maka, wajar jika sering terjadi
letupan-letupan perlawanan rakyat.
7

Sementara itu untuk menyelesaikan persaingan antara Portugis dan Spanyol dilaksanakan
perjanjian damai, yakni Perjanjian Saragosa pada tahun 1534. Dengan adanya Perjanjian
Saragosa kedudukan Portugis di Maluku semakin kuat. Portugis semakin berkuasa untuk
memaksakan kehendaknya melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.
Kedudukan Portugis juga semakin mengganggu kedaulatan kerajaan-kerajaan yang ada di
Maluku. Pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan
Khaerun/Hairun.

3. Sultan Agung Versus J.P. Coen
Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari Kerajaan Mataram. Pada masa
pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai zaman keemasan. Cita-cita Sultan Agung
antara lain: (1) mempersatukan seluruh tanah Jawa, dan (2) mengusir kekuasaan asing dari
bumi Nusantara. Terkait dengan cita-citanya ini maka Sultan Agung sangat menentang
keberadaan kekuatan VOC di Jawa. Apalagi tindakan VOC yang terus memaksakan
kehendak untuk melakukan monopoli perdagangan membuat para pedagang Pribumi
mengalami kemunduran. Kebijakan monopoli itu juga dapat membawa penderitaan rakyat.
Oleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. Ada beberapa alasan
mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia, yakni:
1. tindakan monopoli yang dilakukan VOC,
2. VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang
ke Malaka,
3. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram, dan
4. keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan
Pulau Jawa.
Pada tahun 1628 telah dipersiapkan pasukan dengan segenap persenjataan dan perbekalan.
Pada waktu itu yang menjadi gubernur jenderal VOC adalah J.P. Coen. Sebagai pimpinan
pasukan Mataram adalah Tumenggung Baureksa. Tepat pada tanggal 22 Agustus 1628,
pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia. Pasukan
Mataram berusaha membangun pos pertahanan, tetapi kompeni VOC berusaha menghalanghalangi, sehingga pertempuran antara kedua pihak tidak dapat dihindarkan. Di tengah-tengah
berkecamuknya peperangan itu pasukan Mataram yang lain berdatangan seperti pasukan di
bawah Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa. Datang
pula laskar orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur. Pasukan Mataram berusaha
mengepung Batavia dari berbagai tempat. Terjadilah pertempuran sengit antara pasukan
Mataram melawan tentara VOC di berbagai tempat.

8

Lampiran 2

PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-kisi Soal
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Bentuk Soal
Jumlah Soal

: Sejarah(Peminatan)
: X/1
: Uraian
: 5 butir

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Menjelaskan perkembangan
kerajaan Aceh, Mataram, Ternate
dan Tidore
2. Menganalisis strategi perlawanan
kerajaan Aceh, Mataram, Ternate
dan Tidore terhadap bangsa Eropa
(Portugis dan Belanda)
3. Membuat peta konsep tentang
silsilah raja-raja dari kerjaan Aceh,
Mataram, Ternate dan Tidore

Indikator

No. Soal

1. Jelaskanlah perkembangan kerajaan
Aceh, Mataram, Ternate dan Tidore!
2. Analisislah strategi perlawanan
kerajaan Aceh, Mataram, Ternate
dan Tidore terhadap bangsa Eropa
(Portugis dan Belanda)!
3. Buatlah peta konsep tentang silsilah
raja-raja dari kerjaan Aceh,
Mataram, Ternate dan Tidore!

1
2
3

SOAL
1. Jelaskanlah perkembangan kerajaan Aceh, Mataram, Ternate dan Tidore!
2. Analisislah strategi perlawanan kerajaan Aceh, Mataram, Ternate dan Tidore terhadap
bangsa Eropa (Portugis, Spanyol dan Belanda)!
3. Buatlah peta konsep tentang silsilah raja-raja dari kerjaan Aceh, Mataram, Ternate dan
Tidore!
Kunci Jawaban:
1.
a. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh yang terletak di ujung barat pulau Sumatera pernah diperintah oleh raja-raja
berikut ini:
1. Sultan Ali Mughayat Syah
Ali Mughayat Syah adalah raja pertama kerajaan Aceh. Ia memerintah dari tahun
1514-1528 M. dibawah kekuasaannya Kerajaan Aceh melakukan perluasan ke beberapa
daerah yang berada di wilayah Sumatera Utara, seperti di daerah Daya dan Pasai. Bahkan
ia mengadakan serangan terhadap kedudukan Portugis di Malaka serta menyerang
kerajaan Aru.
2. Sultan Salahudin
Setelah Sultan Ali Mughayat Syah meninggal, pemerintahan dilanjutkan oleh
putranya yang bernama Sultan Salahudin. Ia memerintah dari tahun 1528-1537 M. selama
9

berkuasa, Sultan Salahudin kurang memperhatikan kerajaannya. Akibatnya, kerajaaan
mulai goyah dan mengalami kemunduran oleh sebab itu pada tahun 1537 M sultan
Salahudin digantikan saudaranya yang bernama Sultan Alaudin Riayat Syah.
3. Sultan Alaudin Riayat Syah
Sultan Alaudin Riayat Syah memerintah Aceh sejak tahun 1537-1568 M. dibawah
pemerintahannya Aceh berkembang menjadi Bandar utama di Asia bagi pedagang Muslim
mancanegara. Sejak Malaka direbut Portugis, mereka menghindari selat Malaka dan
beralih menyusuri pesisir Barat Sumatera, ke selat Sunda, lalu terus ke timur Indonesia
atau langsung ke Cina. Kedudukan strategis Aceh menjadikan sevagai Bandar transit lada
dari Sumatera dan rempah-rempah dari Maluku. Kedudukan itu bukan tanpa hambatan.
Aceh harus menghadapi rongrongan Portugis. Guna memenangkan persaingan, Aceh
membangun angkatan laut yang kuat. Kerajaan itupun membina hubungan diplomatic
dengan turki ottoman yang dianggap memegang kedaulatan Islam tertinggi waktu itu.
4. Sultan Iskandar Muda
Pemerintahan Sultan Iskandar Muda menandai puncak kejayaan kerajaan Aceh. Ia
naik tahta pada awal abad ke-17 menggantikan Sultan Alaudin Riayat Syah. Untuk
memperkuat kedudukan Aceh sebagai pusat perdagangan Ia memelopori sejumlah
tindakan sebagai berikut. Sultan Iskandar Muda merebut sejumlah pelabuhan penting di
pesisir barat dan timur Sumatera, serta pesisir barat semenanjung melayu. Misalnya Aceh
sempat menaklukan Johor dan Paahang Sultan Iskandar Muda menyerang kedudukan
Portugis di Malaka dan kapal-kapalnya yang melalui selat Malaka. Aceh sempat
memenangkan perang melawan armada Portugis di sekitar pulau Bintan pada tahun 1614.
Sultan Iskandar Muda bekerjasama dengan Inggris dan Belanda untuk memperlemah
pengaruh Portugis. Iskandar Muda mengizinkan persekutuan dagang kedua di negara itu
untuk membuka kantornya di Aceh.
5.Sultan Iskandar Thani
Berbeda dengan pendahulunya, Sultan Iskandar Thani lebih memperhatikan
pembangunan dalam negeri dari pada politik ekspansi. Oleh sebab itu, meskipun hanya
memerintah selama 4 tahun, Aceh mengalami suasana damai. Hukum yang berdasarkan
syariat Islam ditegakkan, bukannya kekuasaan yang sewenang-wenang. Hubungan dengan
wilayah taklukkan dijalan dengan suasana liberal, bukan tekanan politik atau militer. Masa
pemerintahan Sultan Iskandar Thani juga ditandai oleh perhatian terhadap studi agama
Islam. Berkembangnya studi Agama Islam turut didukung oleh Nuruddin Arraniri, seorang
ulama besar dari Gujarat yang menulis buku sejarah Aceh yang berjudul Bustanu’s Salatin.
Sepeninggalan Iskandar Thani, Aceh mengalami kemunduran. Aceh tidak mampu berbuat
banyak saat sejumlah wilayah taklukan melepaskan diri. Kerajaan itupun tidak mampu
lagi berperan sebagai pusat perdagangan. Meskipun demikian, kerajaan Aceh tetap
berlanjut sampai memasuki abad ke-20.
b. Kerjaan mataram
10

Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat Kerajaan ini terletak di sebelah
tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Para raja yang pernah memerintah di Kerajaan
Mataram yaitu : Penembahan Senopati (1584-1601), Panembahan Seda Krapyak (16011677). Dalam sejarah Islam,Kesultanan mataram memiliki peran yang cukup penting dalam
perjalanan secara kerajaan-kerajaan islam di Nusantara (Indonesia). Hal ini terlihat dari
semangat raja-raja untuk memperluas daerah kekuasaan dan mengislamkan para penduduk
daerah kekuasaannya, keterlibatan para pemuka agama, hingga pengembangan kebudayaan
yang bercorak islam di Jawa. Pada awalnya daerah mataram dikuasai kesultanan pajang
sebagai balas jasa atas perjuangan dalam mengalahkan Arya Penangsang. Sultan Hadiwijaya
menghadiahkan daerah mataram kepada Ki Ageng Pemanahan.
Selanjutnya, oleh ki Ageng Pemanahan Mataram dibangun sebagai tempat
permukiman baru dan persawahan. Akan tetapi, kehadirannya di daerah ini dan usaha
pembangunannya mendapat berbagai jenis tanggapan dari para penguasa setempat. Misalnya,
Ki Ageng Giring yang berasal dari wangsa Kajoran secara terang-terangan menentang
kehadirannya. Begitu pula ki Ageng tembayat dan Ki Ageng Mangir. Namun masih ada yang
menerima kehadirannya, misalnya ki Ageng Karanglo. Meskipun demikian, tanggapan dan
sambutan yang beraneka itu tidak mengubah pendirian Ki Ageng Pemanahan untuk
melanjutkan pembangunan daerah itu. ia membangun pusat kekuatan di plered dan
menyiapkan strategi untuk menundukkan para penguasa yang menentang kehadirannya. Pada
tahun 1575, Pemahanan meninggal dunia. Ia digantikan oleh putranya, Danang Sutawijaya
atau Pangeran Ngabehi Loring Pasar. Di samping bertekad melanjutkan mimpi ayahandanya,
ia pun bercita-cita membebaskan diri dari kekuasaan pajang. Sehingga, hubungan antara
mataram dengan pajang pun memburuk.Hubungan yang tegang antara sutawijaya dan
kesultanan Pajang akhirnya menimbulkan peperangan.
Dalam peperangan ini, kesultanan pajang mengalami kekalahan. Setelah penguasa
pajak yakni hadiwijaya meninggal dunia (1587), Sutawijaya mengangkat dirinya menjadi raja
Mataram dengan gelar penembahan Senopati Ing Alaga. Ia mulai membangun kerajaannya
dan memindahkan senopati pusat pemerintahan ke Kotagede. Untuk memperluas daerah
kekuasaanya, penembahan senopati melancarkan serangan-serangan ke daerah sekitar.
Misalnya dengan menaklukkan Ki Ageng Mangir dan Ki Ageng Giring.
c. Kerajaan Ternate
Awal PerkembanganKerajaan Ternate Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri
Kerajaan Ternate. Ibu kota Kerajaan Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain
Kerajaan Ternate, di Maluku juga telah berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore, Bacan,
dan Obi. Di antara kerajaan di Maluku, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate
banyak dikunjungi oleh pedagang, baik dari Nusantara maupun pedagang asing.
A. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Raja Ternate yang pertama adalah Sultan Marhum (1465-1495 M). Raja berikutnya
adalah putranya, Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, Zainal Abidin giat
menyebarkan agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya, bahkan sampai ke Filiphina Selatan.
Zainal Abidin memerintah hingga tahun 1500 M. Setelah mangkat, pemerintahan di Ternate
berturut-turut dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan Baabullah. Pada masa
11

pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami puncak kejayaannya. Wilayah
kerajaan Ternate meliputi Mindanao, seluruh kepulauan di Maluku, Papua, dan Timor.
Bersamaan dengan itu, agama Islam juga tersebar sangat luas.
B. Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan
Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada abad
ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing datang ke Ternate
menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan dengan rempah-rempah.
Ramainya perdagangan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate
sehingga dapat membangun laut yang cukup kuat. Sebagai kerajaan yang bercorak Islam,
masyarakat Ternate dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal
itu dapat dilihat pada saat Sultan Hairun dari Ternate dengan De Mesquita dari Portugis
melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an. Hasil
kebudayaan yang cukup menonjol dari kerajaan Ternate adalah keahlian masyarakatnya
membuat kapal, seperti kapal kora-kora.
C. Kemunduran Kerajaan Ternate
Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan
Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang bertujuan untuk
memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan Sultan
Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian
bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun
kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan
strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.
d. Kerjaan Tidore
Kerajaan Ternate Tidore atau Kesultanan Tidore adalah kerajaan Islam yang berada di
wilayah Kota Tidore atau sekarang adalah Maluku Utara, Indonesia. Berdiri pada 1081
hingga pada 1950.
Kerajaan ini menguasai sebagian besar Pulau Halmahera selatan, Pulau Buru, Pulau
Seram, Raja Ampat, dan sebagian pulau lainnya di wilayah pesisir Papua barat. Menurut
silsilah raja-raja Tidore, Raja Tidore pertama adalah Muhammad Naqil yang naik tahta pada
tahun 1081. Ketika pada akhir abad ke-14, agama Islam dijadikan agama resmi Kerajaan
Tidore oleh Raja Tidore ke-11, Sultan Djamaluddin, yang bersedia masuk Islam berkat
dakwah Syekh Mansur dari Arab.
Kesultanan Tidore Mencapai puncak kejayaannya pada sekitar tahun 1780 yaitu pada
masa Pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku menyatukan Ternate dan
Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda akhirnya bisa
kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sultan Nuku memiliki sifat cerdik, berani, ulet,
dan waspada. Sejak saat itu, Kesultanan Tidore tidak pernah diganggu oleh Portugal,
Spanyol, Belanda, ataupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya selalu meningkat.
Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Sultan Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda
yang berniat menjajah kembali Kepulauan Maluku. karena protes dari pihak Portugal sebagai
12

pelanggaran terhadap Perjanjian Tordesillas 1494, Tidore menjadi salah satu kerajaan paling
merdeka di wilayah Maluku yang saati itu dipimpin oleh Sultan Saifuddin (memerintah 16571689).
Pada tahun 1521, Sultan Mansur pernah menjadikan Spanyol sebagai sekutu untuk
mengimbangi kekuatan Kerajaan yang memiliki saingan yaitu dengan Portugal. Setelah
Spanyol mundur dari wilayah tersebut pada tahun 1663.
Karena Kerajaan Tidore merupakan sebuah kesultanan Islam, maka dalam kehidupan sehariharinya pun mereka banyak menerapkan hukum Islam. Yang salah satu contoh penerapanya
adalah ketika saat Sulan Nuku melakukan sebuah perjanjian damai dengan De Mesquita dari
Portugal, perjanjian dilakukan dengan nengangkat sumpah Al-Qur’an. Masyarakat Tidore
terkenal dengan rempah-rempahnya. yang memang daerah maluku adalah salah satu daerah
penghasil rempah-rempah.
Kemunduran Kesultanan Tidore disebabkan oleh adu domba dengan Kesultanan
Terntate yang dilakukan oleh bangsa asing (Spanyol dan Portugis). Namun tak lama kedua
kesultanan ini sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Spanyol dan Portugis dan
akhirnya mereka bersatu dan berhasil mengusir Spanyol dan Portugis dari wilayah mereka.
Akan tetapi kemenangan mereka tidak berlangsung begitu lama karena VOC telah menguasai
Perdangangan rempah-rempah di maluku. Pada akhirnya Belanda berhasil menaklukan
Kesultanan Ternate & Tidore dengan strategi ini.
2.
Dari semua perjuangan kerajaan yang melawan Portugis ada yang berhasil mengusir
Portugis dan ada juga yang tidak berhasil. Hal itu dikarenajan karena factor strategi yang
dgunakan oleh kerajaan nusantara berhasil diantisipasi oleh Portugis dan Portugis
menggunakan senjata yang lebih modern. Selain itu untuk kerajaan Aceh telah mampu
melakukan hubungan dengan Negara-negara penguasa dunia pada masa itu
3.

13

Skor Penilaian Tes Tertulis
No. Soal
1
2
3
Jml Skor Maksimal

Skor Maksimal
25
25
50
100

Skor Perole h an
×100
Jumla h Skor Maksimal
= Nilai Akhir

NA=

Keterangan:
NA : Nilai Akhir

Indikator:
 Peserta didik dikatakan tuntas jika mencapai nilai ≥ KKM(75)
 Peserta didik yang tidak mencapai KKM maka akan diberikan Remidi
 Peserta didik yang mencapai KKM maka akan diberikan Pengayaan

14

Lampiran 3

Penilaian Keterampilan:
RUBRIK OBSERVASI
KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
NO

: Sejarah (Peminatan)
: XI
/1

Nama Peserta Didik

Menghargai
pendapat
1-4

Tahun Pelajaran
Waktu Pengamatan
Mendengarka
n
1-4

: 2017/2018
:

Berargumenta
si
1-4

Berkon
tribusi
1-4

Jumlah
Skor

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Keterangan :
Nilai = Jumlah skor dibagi 3

15

a. Keterampilan mengomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk
mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif.
b. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta didik untuk tidak
menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang
mengungkapkan gagasannya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau mempertanyakan
gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik
memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan
termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.
e. Kriteria
Skor rentang antara 1 – 4
Rentang Nilai 0-100
• 91 – 100 = 4(Amat Baik)
• 81 – 90 = 3(Baik)
• 75 – 80 = 2(Cukup)
• 0 – 74 = 1(Kurang)
Skor Perole h an
×100
Jumla h Skor Maksimal
= Nilai Akhir

NA=

Keterangan:
NA : Nilai Akhir

Indikator:
 Peserta didik dikatakan tuntas jika mencapai nilai ≥ KKM(75)
 Peserta didik yang tidak mencapai KKM maka akan diberikan Remidi
 Peserta didik yang mencapai KKM maka akan diberikan Pengayaan

16

Lampiran 4
Penilaian Keterampilan:

RUBRIK OBSERVASI
KEGIATAN PRESENTASI
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
NO

: Sejarah (Peminatan)
: XI
/1

Nama Peserta Didik

Tahun Pelajaran
Waktu Pengamatan

Menjelaskan
1-4

Percaya Diri
0-1

: 2017/2018
:
Merespon
1-4

Jumlah
Skor

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Keterangan :
17

a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan
diskusi secara meyakinkan.
b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk
membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik mungkin, atau sekreatif
mungkin.
f. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan tanggapan
atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.
g. Kriteria
Skor rentang antara 1 – 4
Rentang Nilai 0-100
• 91 – 100 = 4(Amat Baik)
• 81 – 90 = 3(Baik)
• 75 – 80 = 2(Cukup)
• 0 – 74 = 1(Kurang)
Skor Perole h an
×100
Jumla h Skor Maksimal
= Nilai Akhir

NA=

Keterangan:
NA : Nilai Akhir

Indikator:
 Peserta didik dikatakan tuntas jika mencapai nilai ≥ KKM(75)
 Peserta didik yang tidak mencapai KKM maka akan diberikan Remidi
 Peserta didik yang mencapai KKM maka akan diberikan Pengayaan

18

Lampiran 5
PENILAIAN KETERAMPILAN
Penilaian untuk Tugas Portofolio
Mata Pelajaran
:
Kelas / Semester

NO

: XI

/1

Nama Peserta Didik

Tahun Pelajaran
Waktu
Pengamatan
Kebersihan
1-4

Sistematis
1-4

: 2017/2018
:
Relevansi
1-4

Jumlah
Skor

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nilai = Jumlah skor dibagi 3
Keterangan :
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik mengumpulkan
informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap
dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa
informasi) bukan CARA mengamati.

19

b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian
kegiatan mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan
Pembelajaran (TP).
Kebersihan dalam arti dalam pembuatan peta konsep itu peserta didik membuat dengan
bersih tanpa ada coretan yang tidak perlu.
c. Sistematis menunjukan bagaimana peserta didik dalam menyusun urutan fakta itu secara
berurutan..
d. Kriteria
Skor rentang antara 1 – 4
Rentang Nilai 0-100
• 91 – 100 = 4(Amat Baik)
• 81 – 90 = 3(Baik)
• 75 – 80 = 2(Cukup)
• 0 – 74 = 1(Kurang)
Skor Perole h an
×100
Jumla h Skor Maksimal
= Nilai Akhir

NA=

Keterangan:
NA : Nilai Akhir

Indikator:
 Peserta didik dikatakan tuntas jika mencapai nilai ≥ KKM(75)
 Peserta didik yang tidak mencapai KKM maka akan diberikan Remidi
 Peserta didik yang mencapai KKM maka akan diberikan Pengayaan

20

Lampiran 6

Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok

: Sejarah (Peminatan)
: Kerajaan Islam di Jawa
: Kerajaan Demak dan Mataram

Tugas sebagai berikut:
 Kelompok I bertugas mendiskusikan dan menganalisis materi tentang strategi
perlawanan kerajaan Aceh terhadap bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol dan

Belanda)
 Kelompok II bertugas mendiskusikan dan menganalisis materi tentang strategi
perlawanan kerajaan Mataram terhadap bangsa Eropa (Portugis, Spanyol dan
Belanda)
 Kelompok III bertugas mendiskusikan dan menganalisis materi tentang tentang
strategi perlawanan kerajaan Ternate terhadap bangsa Eropa (Portugis, Spanyol
dan Belanda)
 Kelompok IV bertugas mendiskusikan dan menganalisis materi tentang strategi
perlawanan kerajaan Tidore terhadap bangsa Eropa

(Portugis, Spanyol dan

Belanda)
Kelas
Kelompok
Pembahasan

: ………
: ………
: ............

Ketua :
………………………………..
Anggota :
1.
……………………………………………
……………
2.
……………………………………………
……………
3.
……………………………………………
21

Selamat Bekerja

22