T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga dalam Pemberian Diet pada Penderita Hipertensi di Desa Mamek, Provinsi Kalimantan Barat T1 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Setting Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Landak merupakan sebuah Kabupaten
yang terletak di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
Kabupaten

Landak

terdiri

dari

13

Kecamatan

yaitu

Kecamatan Air Besar, Banyuke Hulu, Jelimpo, Kuala Behe,

mandor, Mempawah Hulu, Menjalin, Menyuke, Meranti,
Ngabang, Sebangki, Sengah Temila dan Sompak. Namun
dari ke 13 Kecamatan di atas peneliti mengambil sampel
penelitian di Desa Mamek.
Desa Mamek merupakan sebuah desa di wilayah
Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak, Kota Pontianak,
Provinsi Kalimantan Barat. Desa mamek memiliki 5 Dusun
yaitu Dusun Mamek, Perabi, Semahu, Jabeng dan Napal.
Luas wilayah 9.250 m² dan jumlah jiwa 347 kepala keluarga.
Desa Mamek Berbatasan sebelah Utara dengan Desa Darit,
sebelah Timur dengan Desa Begantung, sebelah Barat
dengan Desa Gombang dan Sebelah Selatan dengan Desa
Bagak.
25

Desa Mamek merupakan salah satu desa yang
termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Darit, Kecamatan
Menyuke, Kabupaten Landak. Jarak antara Desa Mamek
dan Puskesmas Darit kurang lebih 2 KM. Desa Mamek tidak
mempunyai Puskesmas induk sendiri tetapi Desa mamek

memiliki

Puskesmas

Pembantu.

Fungsi

puskesmas

pembantu adalah untuk membantu masyarakat memeriksa
kesehatan

dan

mengobati

penyakit

yang


ada

pada

masyarakat. Salah satu dari penyakit tersebut adalah
hipertensi. Keadaan ini membuat masyarakat tidak terisolasi
dari pelayanan kesehatan. Meskipun tidak terlepas dari
pelayanan kesehatan masyarakat di Desa Mamek masih
ada yang menderita hipertensi.
4.2 Gambaran Umum Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang.
Empat partisipan dalam penelitian ini merupakan partisipan
yang sudah memiliki kriteria karakteristik penelitian.

26

Tabel 4.2.1 Karakteristik Partisipan Penelitian
Hubungan
Dengan


Kode
Nama

Jenis
Umur

Penderita

Informan

Kelamin

Hipertensi

P1

Nn. E

Anak


33 tahun

Perempuan

P2

Nn. S

Anak

18 tahun

Perempuan

P3

Ny. L

Anak


43 tahun

Perempuan

P4

Ny. K

Istri

28 tahun

Perempuan

Sumber: Data Pribadi, 2016.
Tabel di atas merupakan karakterisistik dari setiap
partisipan dalam penelitan. Berikut ini merupakan
penjelasan tentang karakteristik partisipan penelitan:
1. Partisipan 1 Nn.E (PI)

Nama

: Ny. E

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 33 Tahun

Nn.E merupakan anak kandung dari Ny.C,
yang

berusia 33 tahun dengan latar belakang

pendidikan terakhir SLTP. Nn.E memiliki ibu yang

27


pernah mengalami sakit, seperti hipertensi. Nn.E
mengatakan dalam dua tahun terakhir yaitu pada
tahun 2013, ibunya sudah mengalami hipertensi.
Nn.E juga mengatakan bahwa sekarang sedang
melakukan

diet

hipertensi

Pekerjaan

Nn.E

adalah

untuk

ibunya.


sebagai

petani.

Kesehariannya Nn.E yaitu Ke ladang, mengambil
karet dan memasak untuk keluarga. Nn.E hanya
tinggal berdua dengan ibunya karena saudara
Nn.E sudah menikah dan tinggal di rumah
masing-masing sedangkan ayah Nn.E sudah
meninggal.
2. Partisipan 2 Nn.S (PII)
Nama

: Nn.S

Jenis Kelamin

: Perempuan


Umur

: 18 Tahun

Nn.

S

merupakan

anak

kandung

dari

penderita hipertensi yang berinisial Ny.J. Nn.S
merupakan anak yang rajin dan selalu memasak
untuk keluarganya. Nn.S sediri masih berstatus
pelajar. Sejak Berusia 13 tahun Nn.S sudah

senang memasak dan setiap hari Nn.S selalu
memasak untuk orang tua dan adik-adiknya.

28

Orang tua sibuk bekerja sehingga Nn.S yang
memasak untuk keluarga.
3. Partisipan 3 Ny.L (PIII)
Nama

: Ny. L

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 43 Tahun

Ny.L merupakan istri dari Tn.D dengan usia
43 tahun dengan latar belakang pendidikan
terakhir SMA. Ny.L selalu memasak untuk anak
dan suaminya. Dalam kehidupan sehari-hari Ny.L
berperan sebagai seorang istri dan ibu dari 4
orang anaknya, Ny.L selalu memperhatikan
makanan untuk keluarga.
4. Partisipan 4 (Ny.K)
Nama

: Ny. K

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 28 Tahun

Ny.K

merupakan

anak

kandung

dari

penderita hipertensi yang berinisial Ny.M dengan
latar belakang pendidikan SLTP.

Ny.K setiap

hari menjaga warung dan anak-anaknya. Dalam
kehidupan sehari-hari Ny.K selalu memasak
untuk anggota keluarganya. Kesibukan Ny.K

29

tidak mempengaruhi dirinya untuk menyediakan
makanan bagi keluarganya. Ny.K merupakan
anak, ibu dan istri dari keluarganya. Setiap hari
Ny.K memasak dan menyediakan makanan
untuk ibunya yang menderita hipertensi.
4.3

Proses Pelaksanaan Penelitian
4.3.1

Persiapan Peneliti
Dalam

proses

pelaksanaan

penelitian

pastinya peneliti sudah mempersiapkan hal-hal yang
menunjang sebuah penelitian. Proses penelitian juga
tidak akan berjalan jika tidak ada sampel penelitian.
Dalam proses penelitian ini peneliti harus memilih
karakteristik partisipan dengan batasan karakteristik
agar

penelitian berjalan nsesuai dengan tujuan

penelitian.
Setelah peneliti menentukan karakteristik
partisipan, peneliti juga harus sudah mempersiapkan
pedoman wawancara penelitian dan mempersiapkan
surat

izin

penelitian.

Sebelum

melakukan

wawancara, peneliti terlebih dahulu bina hubungan
saling percaya dengan partisipan. Setelah itu peneliti
menjelaskan

tujuan

30

dilakukan

wawancara

dan

maksud dari penelitian. Setelah peneliti selesai
menjelaskan

maksud

dari

penelitian,

peneliti

menanyakan partisipan apakah menyetujui untuk di
wawancara atau tidak.
Peneliti

meminta

partisipan

untuk

menandatangani informed concent sebagai bukti
telah

menyetujui

untuk

diwawancarai.

Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan alat perekam
untuk merekam hasil wawancara. Peneliti juga
menyiapkan kertas untuk mencatat hasil wawancara
atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang
berasal dari partisipan maupun orang terdekat
partisipan. Peneliti menggunakan alat kamera untuk
mengambil gambar informan sebagai dokumentasi.
Penggunaan

alat

ini

dilakukan

jika

mendapat

persetujuan dari partisipan. Peneliti melakukan
kontrak waktu dengan partisipan dan melakukan
member cheking setelah wawancara selesai.
4.3.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian berlangsung dari tanggal 30 Mei30 Juni 2016. Setiap akan melakukan wawancara,
peneliti dan partisipan melakukan kontrak waktu.

31

Selama

melakukan

penelitian,

peneliti

selalu

mewawancari partisipan di rumah masing-masing
partisipan.

Selama

berlangsungnya

penelitian,

peneliti mendapatkan kemudahan dan kendala
selama proses penelitian.
Kemudahan dalam penelitian ini adalah
partisipan bersedia untuk diwawancari. Selama
wawancara dilakukan partisipan mampu menjawab
pertanyaan yang peneliti berikan. Partisipan tidak
mengeluh dengan lamanya waktu diwawancari dan
waktu wawancara biasanya lebih kurang lebih ½
jam. Kemudahan di atas mempermudah peneliti
dalam melakukan wawancara.
Sedangkan kendala yang peneliti dapatkan
selama melakukan penelitian adalah sulitnya untuk
menemui partisipan karena partisipan sibuk kerja.
Untuk mencegah kendala selama proses penelitian
maka peneliti melakukan infomed concent, kontrak
waktu dengan partisipan dan menentukan hari serta
jam dalam penelitian selanjutnya. Hal ini peneliti
lakukan untuk mempermudah melengkapi data-data
yang masih kurang atau belum lengkap.

32

4.4. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyusun hasil
wawancara

dalam

bentuk

verbatim,

sehingga

peneliti

mendapatkan tema dari hasil wawancara. Dalam proses
penelitian, peneliti mendapatkan empat tema yang mendasari
hasil penelitian.
1. Tema 1 : Penyediaan Rendah Garam
Pada tema ini peneliti mendapatkan bahwa
keluarga tidak menyediakan makanan yang
rendah garam. Berdasarkan hasil wawancara
peneliti dengan 4 informan, peneliti menemukan
3 dari 4 informan yang tidak menyediakan
makanan

rendah

garam

untuk

penderita

hipertensi yaitu partisipan 1, 3 dan 4. Keluarga
tidak biasa makan masakan yang kurang garam
dan masakan menjadi tidak enak jika garamnya
kurang. Berikut ini adalah pernyataan dari ketiga
partisipan:
Kade bisa 2 sendok makan saari
Kalau bisa 2 sendok makan sehari.
Barang kade sayurnya manyak
garamnya manyak uga.

otomatis

Karena kalau sayurnya banyak otomatis
garamnya juga dibanyakin.
33

Rasanya na nyaman
Rasanya tidak enak.
Rasanya hambar.
Rasanya hambar
Ya kami tambah garam.
Kami tambah garam.

Nana tambah ahe-ahe.
Tidak tambah apa-apa.
Ya na nyaman.
Ya tidak enak saja. (Partisipan 1; 10, 15, 20,
25).

Lebih dari 4 sendok makan garam saari
Lebih dari 4 sendok makan garam sehari.
Ungkoa mama na nuan pokoknya nang mama
nuan atau nangar Cuma rendah garam ja.
Itu ibu tidak tahu yang ibu tahu atau ibu
dengar yang rendah garam saja. (Partisipan 3;
35, 45).
Kade ungkoa kakak na nuan uga sangahe
takarannya.
Kalau itu kakak tidak tahu juga takarannya.
Nana
Tidak.
Kakak na nuan uga sangahe sendok saari.
Kakak tidak tahu juga berapa sendok sehari.
Kakak kurang yakin, soalnya kakak 2 kali saari
bamasak, ada kemungkinan sakitar 7-8 sendok
saari.
34

Kakak kurang yakin, soalnya kakak 2 kali
sehari memasak, ada kemungkinan sekitar 78 sendok sehari.

Na tentu garamnya.
Tidak tentu garamnya.
Pokoknya kade dah pas ka lidah udah
Pokoknya kalau sudah pas di lidah sudah.
(Partisipan 4; 15, 20, 25, 55).
Dari hasil wawancara pada partisipan 1, 3
dan 4 di atas, diketahui bahwa menurut P1,
penyediaan makanan rendah garam

dalam

sehari 2 sendok makan tetapi jika makanan yang
dimasak

banyak

otomatis

garamnya

juga

diperbanyak sampai garam terasa pas di lidah.
Jika garamnya sedikit maka masakan terasa
tidak enak dan hambar. P1 juga mengatakan
tidak menambahkan bumbu lain selain garam
supaya masakan terasa enak. P3 mengatakan
bahwa masak dalam sehari menggunakan garam
lebih dari 4 sendok dan tidak mengetahui berapa
takaran garam yang seharusnya dikonsumsi oleh
penderita

hipertensi

dalam

sehari.

P4

mengatakan tidak mengetahui takaran garam
yang harus dikonsumsi oleh penderita hipertensi
dalam sehari. P4 juga mengatakan kurang pasti
35

berapa sendok garam yang dimasak dalam
sehari dan ada kemungkinan garam yang
dikonsumsi dalam sehari sekitar 7-8 sendok
makan.
2. Tema 2: Batasan Makanan Pada Penderita
Hipertensi
Dalam pemberian batasan makanan pada
penderita hipertensi peneliti mendapatkan bahwa
keluarga

sudah

membatasi

makanan

pada

penderita hipertensi. Hasil wawancara dengan ke
empat partisipan peneliti mendapatkan hasil
wawancara

partisipan

1,

3

dan

4

telah

membatasi makanan pada penderita hipertensi.
Berikut

ini adalah batasan makanan yang

diberikan pada penderita hipertensi.
Makan daging asu man kambing kami larang.
Makan daging anjing dan kambing kami
larang
Barang Dokter madah daging asu man kambing
badarah angat.
Karena Dokter bilang daging anjing dan
kambing berdarah panas.
Ya tetap kami larang.
Ia tetap kami larang.
Ya pastinya kami maonya urang tuha kami sehat
koa ja.
36

Ya pastinya kami maunya orang tua kami
sehat itu aja.(informan 1. 55).
Minum kopi kami larang, makan daung mangala
pun kami larang, makan daging asu kami larang
uga.
Minum kopi kami larang, makan daun ubi
kami larang, makan daging anjing kami larang
juga. (Partisipan 3; 80).

Daging-daging kami larang, buke kami larang sih
tapi ame terlalu sering makan daging, selain
ungkoa minum kopi kami larang uga.
Daging-daging kami larang, bukan kami
larang tapi jangan terlalu sering makan
daging. Selain itu minum kopi kami larang
juga. (Partisipan 4; 40).
Dari pernyataan partisipan 1, 3 dan 4 di atas
bahwa keluarga sudah membatasi makanan
untuk

penderita

makanan

pada

hipertensi.
penderita

Jenis

batasan

hipertensi

adalah

daging anjing, kambing, daun ubi dan minum
kopi. Alasan keluarga membatasi makan daun
ubi karena memang budaya di Desa Mamek
tidak menyarankan penderita hipertensi untuk
mengkonsumsi daun ubi sedangkan alasan
keluarga membatasi penderita hipertensi minum
kopi karena kopi yang dikonsumsi merupakan
kopi instan. Keluarga sudah membatasi makanan

37

pada penderita hipertensi namun penderita tidak
mendengar arahan dari keluarga. Hasil observasi
yang peneliti lakukan pada orang terdekat
dengan

keluarga

juga

menyatakan

bahwa

penderita masih makan makanan yang dibatasi
oleh keluarga. Selama penelitian berlangsung
peneliti juga melihat secara langsung bahwa
penderita masih makan makanan yang dilarang
oleh keluarga.
3. Teman 3: Mendapatkan Informasi
Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada
ke empat partisipan, peneliti menemukan 2
partisipan yang berpartisipasi dalam mencari
informasi tentang makanan dan akibat dari
hipertensi

pada

layanan

kesehatan

seperti

dokter, perawat dan bidan. Partisipan juga
mencari informasi pada orang terdekat partisipan
dan media masa. Partisipan yang mencari
informasi

tentang

diet

hipertensi

adalah

partisipan 1 dan 3. Berikut ini adalah pernyataan
dari ke dua partisipan:
Ame makan nang asin-asin, ame makan duriant
man ame makan nang talalu balamak-lamak.

38

Jangan makan yang asin-asin, jangan makan
durian,
jangan minum kopi dan jangan makan yang
terlalu berlemak-lemak.
Ame minum-minuman nang ba gas, ame, ame
minum alcohol, ungkoa ja nang aku nuan.
Jangan minum-minuman yang bersoda,
jangan minum alkohol, itu saja yang saya
tahu.
Nang kami nuan bisa nyebabkan stroke man
gagal jantung.
Yang kami tau bisa menyebabkan stroke dan
gagal jantung. (Partisipan 1; 20, 60).
Nang randah garam, ame makan nang asin-asin,
ame ngarokok, ame minum-minuman keras, ame
makan duriant man ame makant daging asu.
Yang rendah garam, jangan makan yang asinasin, jangan merokok, jangan minumminuman keras, jangan makan durian dan
jangan makan anjing.
Nang kami nangar bias nyebabkan gagal jantung
man stroke
Yang kami dengar bisa menyebabkan gagal
jantung dan stroke. (Partisipan 3; 50, 70).
Dari hasil pernyataan di atas P1 mengatakan
bahwa

mendapatkan

informasi

dari

dokter,

perawat, bidan dan media masa. Informasi yang
didapat adalah tidak boleh makan yang asin-asin,
durian, minum kopi dan yang berlemak. Jangan
minum-minuman yang mengandung soda dan
beralkohol. Hipertensi yang berlangsung lama
39

dapat menyebabkan stroke dan gagal jantung.
P3 menyatakan informasi yang didapatkan yaitu
makan-makanan yang rendah garam, jangan
yang asin-asin, jangan merokok, jangan minumminuman keras, jangan makan durian dan makan
daging

anjing,

hipertensi

informasi

yang

menyebabkan

yang

berlangsung

gagal

jantung

P3

bahwa

lama

dapat

dan

stoke.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa P1 dan P3
mengetahui makanan yang tidak boleh dimakan
oleh penderita

hipertensi dan akbibat dari

hipertensi jika berlangsung lama. Sedangkan P2
dan P4 tidak memiliki perilaku untuk mencari
informasi tentang diet hipertensi karena P2 dan
P4 sibuk bekerja sehingga tidak menyempatkan
diri untuk mencari informasi tentang diet pada
penderita hipertensi.
4. Tema 4: Hambatan Pemberian Diet Makan
Dengan

Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
lakukan pada empat partisipan penelitian, peneliti
menemukan

1

partisipan

yang

memiliki

hambatan ekonomi dalam pemberian diet makan.

40

Berikut ini adalah penjelasan dari informan 3
mengenai hambatan diet makan dengan ekonomi
keluarga:
Ya mao macam mae bah kade dah na ba duit
atau laok mao na mao makan ikan asin.
Ya mau bagaimana lagi kalau sudah tidak ada
uang mau tidak mau makan ikan asin.
(informan 3; 85).
Sedangkan pernyataan dari informan 1, 2
dan 4 menyatakan tidak ada hambatan ekonomi
dalam pemberian diet makan pada penderita
hipertensi.

Berikut

ini

penjelasan

ke

tiga

informan:
Mao bah, tapi kade kami karaja, kami na nuan ia
makan ahe-ahe ja. Tapi setau kami ia ngikuti
saran dari kami.
Mau, tapi kalau kami kerja kami tidak tahu ibu
makan apa-apa saja. Tapi setau kami ibu
mengikuti saran dari kami.
Cukup na cukup dicukupi, maklum diri petani
uganya.
Cukup tidak cukup di cukupi, maklum kita
petani. (informan 1; 105, 115).

Sadang man mampu nto kabutuhan saari-ari
meskipun penghasilan sadikit. Barang kami ada
motont man jakat sorang jadi keperluan kami
hanya mali sayur man bahan-bahan dapur.
41

Sedang dan mampu mencukupi kebutuhan
sehari-hari meskipun penghasilan sedikit.
Karena kami mempunyai ladang dan sawah
sendiri jadi keperluan kami hanya membeli
sayur dan alat-alat dapur.
Mao, barang cuma aku nang bamasak ka rumah,
kalau we q biasanya ka jakat, barang kami hanya
diamp badua ka rumah, jadi mao na mao aku
man we ku nang karaja.
Mau karena cuma saya yang masak di rumah,
kalau ibu saya biasanya ke sawah, karena
kami hanya tinggal berdua di rumah, jadi mau
tidak mau saya dan ibu saya yang kerja.
(informan 2; 60, 65).
Nto mpeant na ada, ada sih tapi kebutuhan kami
masih cukup lah nto saari-ari.
Untuk sekarang tidak ada, ada sih tapi
kebutuhan kami masih cukup untuk seharihari.
Kade hambatan pasti ada, salah satu contohnya
we aku masih minum kopi. Kade di padah tetap
minum kopi.
Kalau hambatan pasti ada, salah satu
contohnya ibu saya masih minum kopi. Jika
di bilang masih tetap minum. (informan 4; 55).
Dari pernyataan ke empat partisipan di atas
bahwa partisipan 3 memiliki hambatan ekonomi
keluarga dalam pemberian diet makan pada
penderita hipertensi. Tetapi lain halnya dengan
partisipan 1, 2 dan 4, mereka tidak memiliki
hambatan ekonomi keluarga dalam pemberian

42

diet

makan

karena

partisipan

mengatakan

mereka memiliki ladang dan sawah sendiri. Dari
keseluruhan partisipan didapatkan bahwa tidak
ada hambatan ekonomi bagi keluarga dalam
pemberian diet makan pada penderita hipertensi.
4.4.1. Uji Keabsahan Data
Uji

keabsahan

data

selama

peneliti

melakukan penelitian adalah pada partisipan sendiri
dan pada orang yang terdekat dengan partisipan.
4.4.1.1 Member Check partisipan 1
Member check pada partisipan 1
dilaksanakan pada tanggal 16 Juni dan 21
Juni 2016 yaitu di rumah partisipan sendiri.
Peneliti

menunjukkan

hasil

wawancara

dengan partisipan dan sepupu partisipan.
Alasan peneliti mengambil sepupu partisipan
karena sepupu partisipan setiap hari makan
ke rumah partisipan dan selalu berkunjung
ke

rumah

partisipan.

Partisipan

dan

sepupunya setuju dengan hasil wawancara
yang sudah ditunjukkan. Menurut partisipan
dan sepupu partisipan hasil wawancara
43

sudah sesuai dengan apa yang ditanyakan
oleh peneliti.
4.4.1.2 Member Check partisipan 2
Member check pada partisipan 2
dilaksanakan pada tangga 17 Juni dan 28
Juni 2016 yaitu di rumah partisipan. Peneliti
menunjukkan hasil wawancara sebelumnya
pada

partisipan

dan paman

partisipan,

partisipan setuju dengan hasil wawancara
yang

ditunjukkan.

Tidak

ada

hasil

wawancara yang dikoreksi oleh partisipan.
4.4.1.3 Member Check partisipan 3
Member check pada partisipan 3
dilaksanakan pada tanggal 25 Juni dan 28
Juni 2016 yaitu di rumah partisipan. Peneliti
menunjukkan

hasil

wawancara

dengan

partisipan dan ayah partisipan, setelah
melihat hasil wawancara selama penelitian
partisipan dan ayah partisipan setuju dengan
hasil wawancara.

44

4.4.1.4 Member Check partisipan 4
Member check pada informan 4
dilaksanakan pada tanggal 20 Juni dan 25
Juni 2016 yaitu di rumah partisipan. Peneliti
memperlihatkan

hasil

wawancara

sebelumnya kepada partisipan dan paman
partisipan agar hasil wawancara dapat
dikoreksi bila terdapat jawaban yang salah
atau

keliru

menurut

partisipan.

Alasan

peneliti memilih paman partisipan karena
paman partisipan karena setiap paman
partisipan

tinggal

partisipan.

Partisipan

serumah
menyetujui

dengan
hasil

wawancara dan tidak ada yang dikoreksi
oleh partisipan dari hasil wawancara.
4.5 Pembahasan
4.5.1

Penyediaan Rendah Garam
Penyediaan rendah garam yang dimaksud adalah
peran keluarga dalam menyediakan makanan yang
rendah garam. Berdasarkan hasil wawancara dengan
partisipan 1, 3 dan 4, peneliti menemukan data bahwa
keluarga tidak mampu dalam menyediakan makanan

45

yang rendah garam. Keluarga yang tidak mampu
menyediakan makanan rendah garam dan garam
beryodium

adalah

Ketidakmampuan

partisipan
partisipan

1,

3,

dalam

dan

4.

menyediakan

makanan yang rendah garam dan beryodium karena
keluarga

merasa,

makanan

yang

dimasak

atau

disediakan garamnya kurang rasanya tidak enak dan
hambar. Keluarga juga setiap kali memasak tidak
memisahkan makanan untuk keluarga dan penderita.
Alasan keluarga tidak memisahkan makanan antara
keluarga dan penderita karena membuat pekerjaan
menjadi bertambah dan kebiasaan keluarga dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga membuat partisipan 1,
3 dan 4 tidak menyediakan makanan yang rendah
garam untuk penderita hipertensi.
Hasil

penelitian

Novitasari

ini

(2014),

dikuatkan
hasil

oleh

penelitian

penelitiannya

yaitu

pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga dengan
penggunaan garam beryodium. Hasil penelitiannya
menunjukkan

bahwa

dalam

penggunaan

garam

beryodium membuat masakan terasa kurang asin dan
menimbulkan rasa pahit dalam masakan sehingga ibu
rumah

tangga

menggunakan

46

garam

batu

untuk

memasak. Penelitian ini menguatkan hasil penelitian
yang peneliti lakukan. Keluarga kurang mampu dalam
menggunakan garam yang beryodium dan rendah
garam. Hasil penelitian ini juga dikuatkan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sumantri (2014), bahwa
penilaian kepatuhan diet rendah garam sebelum
pendidikan

kesehatan

dan

kesehatan

menunjukkan

sesudah

bahwa

keluarga dalam diet rendah garam.
Nainggolan

dkk

(2012),

hasil

pendidikan

tidak

patuhnya

Hasil penelitian
penelitiannya

menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan diit rendah
garam.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan pada PI,
PIII, IV, peneliti menemukan bahwa penyediaan rendah
garam

pada

penderita

hipertensi

masih

kurang.

Keluarga pada saat memasak masih menggunakan
lebih dari 2 sendok makan garam dalam sehari.
Kebiasaan menggunakan garam yang tinggi membuat
penderita hipertensi sendiri menjadi tidak patuh dalam
menjalankan diet rendah garam. Sedangkan dalam
teori

Naingolan

dkk

(2012)

menyatakan

bahwa

penderita hipertensi disarankan untuk mematuhi diet

47

yang petugas kesehatan sarankan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penderita harus mengikuti diet
hipertensi yang disarankan oleh petugas kesehatan
terutama oleh dokter. Ketidakpatuhan keluarga dalam
menyediakan makanan yang rendah garam membuat
penderita hipertensi tidak mengikuti diet rendah garam
dan harus menyesuaikan diri untuk makan makanan
yang telah disediakan oleh keluarga.
4.5.2

Batasan Makanan Pada Penderita Hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan
bahwa partisipan 1, 3 dan 4 sudah membatasi
makanan pada penderita hipertensi. Jenis makanan
yang partisipan katakan adalah daging anjing, daging
kambing dan minum kopi. Dari beberapa jenis makanan
memang

sudah

dilarang

tetapi

penderita

tidak

mematuhi aturan yang partisipan berikan. Penderita
tetap saja makan makanan yang dibatasi oleh keluarga.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Angrina dkk
(2011), hasil penelitiannya menyatakan bahwa pada
umumya penderita tidak patuh untuk melakukan diet
hipertensi, hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan
ataupun sikap penderita hipertensi sendiri.

48

Sikap negatif yang sering muncul dikarenakan
kejenuhan serta tidak terbiasanya penderita hipertensi
untuk

menjalankan

diet

hipertensi,

sikap

negatif

disebabkan oleh budaya penderita sendiri yang sudah
melekat sejak lahir sehingga sangat sulit sekali untuk
dihilangkan. Hasil penelitian ini menguatkan bahwa
penderita sendiri yang kurang mematuhi diet hipertensi.
Meskipun keluarga sudah membatasi makanan bagi
penderita hipertensi tapi kesadaran penderita kurang
sama saja tidak ada manfaatnya. Keluarga dalam
pemberian diet hanya sebagai pengatur, pemberi
informasi dan pendamping bagi penderita. Penderita
seharusnya lebih menyadari dan mematuhi aturan yang
diberikan.
Penelitian

yang

dilakukan

menyatakan

bahwa

memberikan

informasi

meskipun
tapi

Masmuri

(2006),

keluarga

sering

kali

sudah

penderita

mengabaikannya. Semua tergantung pada penderita,
jika penderita punya kesadaran diri yang tinggi maka
mereka

akan

memperhatikan

kesehatannya.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan
kurangnya

pemberian diet

hipertensi

dikarenakan

kurangnya kemauan penderita dalam menjalankan diet

49

makan atau mengatur pola makan yang baik. Keluarga
sendiri sudah berperan dalam memberikan batasan
makanan pada penderita hipertensi. Hasil penelitian
yang peneliti lakukan dikuatkan oleh hasil penelitian
Rosiana

(2014),

hasil

penelitiannya

menunjukkan

bahwa kepatuhan penderita hipertensi masih kurang
dan ada pengaruh pendampingan diet pada penderita
hipertensi.
4.5.3. Mendapatkan Informasi
Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan 2 dari 4
partisipan

yang

mau

mencari

informasi

tentang

makanan untuk penderita hipertensi dan akibat dari
hipertensi

jika

dibiarkan

dan

berlangsung

lama.

Partisipan 1 dan 3 mau mencari informasi tentang
hipertensi. Partisipan juga menjawab dengan benar
tentang makanan pada penderita hipertensi dan akibat
dari hipertensi jika berlangsung lama. Menurut Dra dkk
(2014),

bahwa informasi sangat diperlukan dalam

proses pengambilan keputusan, baik tidaknya hasil dari
suatu

proses

tergantung

pada

pengambilan
informasi

keputusan
yang

diterima.

adalah
Hasil

penelitian ini menguatkan bahwa ketepatan informasi

50

yang didapat partisipan dapat membuat partisipan
untuk mengambil keputusan terutama keputusan dalam
mengatur diet pada penderita hipertensi dan mencari
tahu tentang penyakit hipertensi di layanan kesehatan,
media masa dan orang terdekat dengan keluarga.
Penelitian ini juga dikuatkan oleh teori Machmud
(2013),

teorinya

menunjukkan

bahwa

informasi

merupakan rangkaian aktivitas kerja yang membentuk
suatu kesatuan sistem dengan tujuan yang sama
melalui

pengumpulan,

penyimpanan,

pengolahan

sampai menghasilkan informasi yang berguna dalam
menentukan keputusan.
Dari hasil teori Dra dkk (2014) dan Machmud (2013)
di atas dapat disimpulkan bahwa informasi sangat
penting

bagi

keluarga,

baik

dalam

mengambil

keputusan, mengumpulkan informasi, menyimpan dan
mengolah

informasi

untuk

kepentingan

keluarga

terutama dalam mengumpulkan informasi tentang
peran keluarga dalam pemberian diet pada penderita
hipertensi. Setelah keluarga mengumpulkan informasi
yang didapatkan diharapkan keluarga dapat mengambil
keputusan tentang informasi yang didapatkan terutama
tentang diet pada penderita hipertensi.
51

4.5.4. Hambatan Pemberian Diet Makan Dengan Ekonomi.
Hasil penelitian terhadap 4 partisipan, peneliti
mendapatkan bahwa partisipan 3 mendapat hambatan
ekonomi dalam pemberian diet makan pada penderita
hipertensi. Partisipan 1, 2 dan 4 tidak ada hambatan
ekonomi pada penderita hipertensi. Hasil ini didukung
oleh penelitian Wass dkk (2014), bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pendapatan dengan kejadian
hipertensi terutama untuk pemberian diet hipertensi.
Berbeda dengan hasil penelitian Arum (2011), hasil
penelitiannya

menunjukkan

bahwa

perkembangan

social ekonomi dalam era globalisasi telah menambah
kompleksnya masalah kesehatan di Indonesia dengan
meningkatnya

kejadian

penyakit

degeneratif

diantaranya adalah hipertensi. Meningkatnya sosial
ekonomi dan era globalisasi membuat keluarga memilih
bumbu yang instant untuk digunakan dan dimakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penelitian yang peneliti lakukan tidak ada
masalah

ekonomi dengan pemberian diet pada
52

penderita hipertensi. Masalah ekonomi yang dimaksud
adalah

masalah

keuangan

untuk

mendapatkan

makanan khusus pada penderita hipertensi. Keluarga
juga memiliki ladang dan kebun sendiri sehingga
keluarga tidak perlu membeli sayur-sayuran dan buahbuahan

untuk

penderita

yang

penderita
menjadi

hipertensi.
masalah

Kesadaran

utama

dalam

pemberian diet. Penderita menganggap aturan makan
hal yang sulit dilakukan.
4.6. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari dalam penelitian yang dilakukan
terdapat beberapa hambatan yaitu :
1. Dalam penelitian ini awalnya peneliti mengambil 5
partisipan, namun saat dilakukan penelitian salah satu
anggota keluarga yang menderita hipertensi meninggal
karena sakit dan partisipan yang sudah dipilih juga
tidak bisa diwawancarai lagi. Peneliti juga sempat
mewawancari masyarakat yang anggota keluarganya
menderita hipertensi tetapi hasil yang didapatkan tidak
sesuai dengan tujuan penelitian. Akhirnya peneliti
hanya

mengambil

4

partisipan.
53

partisipan

untuk

dijadikan

2. Saat dilakukannya wawancara partisipan cenderung
menjawab singkat sehingga peneliti harus memberikan
pertanyaan-pertanyaan lain untuk bisa menjawab
tujuan penelitian.

54