Frasa Verba Dalam Bahasa Batak Toba (Analisis Teori X-bar)

BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep
Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang
ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
(KBBI 2003:588).

2.1.1 Frasa
Menurut aliran struktural frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang
berpotensi menduduki satu jabatan kalimat.Menurut pandangan seorang penganut
sintaksis generatif, (Radford dalam Mulyadi, 2008: 23), mengatakan bahwa frasa
adalah perangkat elemen yang membentuk suatu konstituen tanpa dibatasi oleh
jumlah elemen.Menurut Keraf (1984:138) frasa adalah sutu konstruksi yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan. Sementara itu
Bahasa menurut Chomsky, disusun melalui frasa dan kata, sementara frasa itu
sendiri terdiri lagi atas kata dan frasa.Setiap frasa dapat diturunkan dengan kata
atau frasa susunannya.Penurunan frasa demikian dilakukan terus sehingga terjadi
kalimat yang seluruhnya terdiri atas kata.
Frasa terdiri dari dua komponen yaitu inti (sebuah kategori leksikal) dan
proyeksi (sebuah kategori frasa).Inti dari kategori frasa adalah kategori

leksikal.Dalam tata bahasa generatif ada empat macam kategori frasa, yaitu:
a.

Frasa nomina (FN) adalah frasa yang intinya nomina (N) atau didominasi
oleh nomina.

b.

Frasa verba (FV) didominasi oleh verba.

7
Universitas Sumatera Utara

c.

Frasa adjektiva (FA) didominasi oleh adjektiva.

d.

Frasa preposisi (FP) didominasi oleh preposisi.


2.1.2 Frasa Verba (FV)
Frasa verba adalah konstituen bahasa yang intinya adalah verba atau kata
kerja. Inti terletak satu level lebih rendah dalam hirarki X-bar. Kata kerja adalah
kata yang menggambarkan proses, pembuatan, keadaan, yang bukan sifat atau
kualitas. Struktur frasa dalam BBT analisis X-bar bertalian dengan tiga fungsi
gramatikal, yaitu komplemen (komp), keterangan (ket) dan specifier (spec). Frasa
verba adalah frasa yang mempunyai fungsi sama dengan kata kerja biasanya
menjadi predikat dalam sebuah kalimat. Misalnya :

1. Adik mencuci piring
2. Ibu memasak nasi

Terlihat jelas bahwa mencuci pada kalimat (1) dan memasak pada kalimat
(2), sebagai frasa verba (FV) berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.

2.2.2 Struktur Frasa Verba dalam Bahasa Indonesia
Frasa verba adalah struktur bahasa yang intinya adalah verba (V). Inti
terletak satu level rendah dalam hirarki X-bar. Verba adalah kata yang
menyatakan tindakan (Ramlan, 1991).Kaidah struktur frasa verba dalam BBT,

berhubungan dengan tiga fungsi gramatikal, yaitu komplemen (komp), keterangan
(ket), dan specifier (spec). Komplemen adalah argumen internal yang posisinya
dibawahi langsung oleh V-bar (V’), keterangan (ket) juga terletak di bawah V-bar
(V’), namun terletak pada tingkatan yang berbeda, yaitu satu tingkat di atas
8
Universitas Sumatera Utara

komplemen, dan specifier (spec) sebagai satuan argumen yang di bawahi langsung
oleh V-bar ganda (FV) maka hubungan ketiganya sebagai berikut:
Komplemen memperluas V menjadi V-bar (V’)
Keterangan memperluas V-bar menjadi V-bar (V’) yang lebih tinggi
Specifier memperluas V-bar menjadi V-bar ganda (FV)
Rumusan ini bermakna leksikal V bersama dengan komplemen
membentuk konstituen V-bar berikutnya.Proyeksi maksimalnya adalah kalau
specifier muncul pada frasa tersebut.
Adapun contoh kaidah struktur frasa verba dalam BBT adalah sebagai
berikut :
FV

V


V”

V’

V
Mangaloppa
‘Memasak’
Frasa

verba

yang

mendominasi

V’

dan


inti

leksikalnya

tidak

bercabang.Frasa verba dapat langsung menurunkan V tanpa komplemen,
keterangan dan specifier.

9
Universitas Sumatera Utara

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Teori X-bar
Setiap penelitian pasti membutuhkan landasan teori sebagai kerangka
dasar. Landasan teori yang digunakan adalah sesuatu yang berkaitan dan
diharapkan mampu menjadi acuan semua pembahasan masalah dalam penelitian
yang dilakukan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori X-bar.
Dalam teori X-bar, semua frasa memiliki sebuah inti leksikal. Inti adalah
sebuah simpul akhir yang mendominasi kata atau proyeksi leksikal dari sebuah

kategori kata (Napoli, 1996 dalam Mulyadi, 2008:23). Maksudnya, inti dari frasa
nomina (FN) ialah nomina, inti dari frasa Adjektiva (FA) ialah adjektiva, inti dari
frasa verba (FV) ialah Verba, dan begitu pula seterusnya. Dalam hierarki X-bar,
inti terletak satu level lebih rendah daripada konstituen yang menjadi inti tersebut.
Jadi, dalam hirearki X-bar, Verba sebagai inti dari Frasa Verba terletak satu level
lebih rendah dari frasanya.

Misalnya, Mr. Jhont [return] ‘Tuan Jhont kembali’
FV

V”

V’

V

Return ‘kembali’

10
Universitas Sumatera Utara


Kata return ‘kembali’ merupakan inti verba atau kategori leksikal dari kategori
frasa verba di atas.
Dalam (Haegeman, 1992:08) dijelaskan bahwa hubungan antara kategori
leksikal dan ketegori frasa dapat digambarkan dalam dua tataran proyeksi, yaitu
proyeksi X (kategori Bar) dan proyeksi maksimal X (kategori Bar tertinggi).
Diantara kedua kategori tersebut terdapat proyeksi menengah (intermediate
projection). Proyeksi menengah (proyeksi antara) tersebut lebih besar daripada
kategori leksikal, tetapi lebih kecil daripada kategori frasa. Artinya, antara
kategori leksikal [V] dan kategori frasa [FV] terdapat [V’] sebagai penengah atau
perantara keduanya. Kategori inilah yang menjadi dasar munculnya teori X-bar.
Frasa verba terbentuk oleh tiga fungsi gramatikal, yakni komplemen,
keterangan, dan specifier. Komplemen (komp.) adalah sebuah argumen internal
yang posisinya dibawahi langsung oleh X-bar pertama (kategori leksikal)
(Haegeman, 1992:09).
Contoh: Mr. Jhont [read the megazine]→







FV



‘Tuan Jhont membaca koran’

V”

V’

V

N

Read the megazine
‘membaca’

‘koran’


11
Universitas Sumatera Utara

Frasa verba diatas terdiri dari inti frasa read ‘membaca’ ditambahkan
nomina the megazine ‘koran’ yang berperilaku sebagai komplemen.
Keterangan (ket.) adalah konstituen opsional dan dapat berulang atau
bersifat pariferal (pilihan) yang dibawahi langsung oleh X-bar, tetapi posisinya
setingkat diatas komplemen (Haegeman, 1992:09).
Contoh: a. Mr. Jhont [read the megazine in the office].
‘Tuan Jhont membaca koran di kantor’
b. Mr. Jhont [read the megazine in this morning].
‘Tuan Jhont membaca koran pagi ini’
Frasa verba diatas terdiri atas inti frasa read”membaca” ditambahkan
nomina the megazine ‘koran’ sebagai keterangan, serta frasa preposisi in the office
’dikantor’ dan frasa nomina this morning ‘pagi ini’. Frasa preposisi dan frasa
nomina tersebut berperilaku sebagai keterangan.
FV

V”


V’

FP

V

N

Read
Read

the megazine
the megazine

in the office

in this morning

‘membaca koran


di kantor’

‘membaca koran

pagi ini’

12
Universitas Sumatera Utara

Specifier (spec) adalah sebuah argumen yang sifatnya eskternal dan
posisinya setingkat di atas keterangan, yakni langsung dibawahi oleh X-bar ganda
atau frasa X (FX). Specifier berkategori penjumlah dan penunjuk ini/itu
(haegeman, 1992:10).
Contoh: [All read the megazine in the office]
‘Semua membaca koran di kantor’

FV

Spec V”

V’

V

All
‘Semua

FP

FN

read
membaca

the megazine
koran

in the office
di kantor’

Frasa verba diatas terdiri atas inti frasa read ‘membaca’ ditambah frasa
nomina the megazine ‘koran’ sebagai komplemen, frasa preposisi in the office ‘ di
kantor’ sebagai keterangan, dan penjumlah all ‘semua’ yang bertindak sebagai
specifier.

13
Universitas Sumatera Utara

Hubungan hierarkis dari struktur frasa tersebut dapat digambarkan
dibawah ini:

V” (FV)

....

V’

.....

V

.....

.....

Apabila skema itu dilengkapi dengan komplemen, keterangan, dan
specifier, maka strukturnya akan menjadi skema berikut:
V”=Spec : V’
V’=V’ : Ket.
V’= V : Komp.
Jadi, sebuah komplemen berkombinasi dengan V untuk membentuk V’,
keterangan berkombinasi dengan V’ untuk membentuk V’ yang lebih tinggi
sehingga sebuah proyeksi dapat memuat beberapa simpul V’, dan specifier
berkombinasi dengan V’ tertinggi untuk membentuk V” atau proyeksi maksimal
dari verba (Haegeman, 1992: 11).
Selanjutnya dalam teori X-bar, frasa adalah suatu konstruksi yang
dibentuk dengan atau tanpa atribut sebagai pendamping dan memiliki inti leksikal
(Radford dalam Asmira, 2010). Artinya, sebuah leksikal dari suatu kategori kata
seperti verba, nomina, adjektiva, dan preposisi yang belum diubah atau dilekatkan
dengan kata lain, yaitu elemen-elemen yang menjadi pewatasnya, maka
kedudukannya akan sama dengan kategori frasanya apabila didistribusikan.

Contohnya: a. Mr. Jhont [meeting]
‘Tuan Jhont rapat’

14
Universitas Sumatera Utara

b.Mr. Jhont [will meet]
‘Tuan Jhont akan Rapat’
Verba [meeting] ‘rapat’ pada contoh di atas sama distribusinya dengan
frasa verba (FV) [will meeting] ‘akan rapat’. Status kedua kategori ini sama.
Kesimpulannya, sebuah frasa verba dapat dibatasi sebagai sebuah frasa yang
memuat inti verba dengan atau tanpa elemen-elemen lain sebagai pewatasnya.

2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan

adalah

hasil

meninjau,

pandangan,

pendapat

ssesudah

menyelidiki atau mempelajari (KBBI, 2003:1198).Pustaka adalah kitab, buku,
buku primbon (KBBI, 2003:912).
Torong (1999) dalam skripsinya Frasa Adjektiva Bahasa Karo : Analisis
Teori X-Bar menjelaskan bahwa struktur internal frasa adjektiva bahasa Karo
dibentuk oleh komplemen (komp), keterangan (ket), dan specifier (spec). Struktur
mendasar FA ialah adjektiva plus komplemen yang berkategori adverbia,
adjektiva dan preposisi.Struktur FA dapat diperluas dengan keterangan yang
berkategori FP. Keterangan dapat terletak di kiri atau kanan inti leksikal dalam
skema X-bar. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis dalam menerapkan teori
X-bar dalam mengkaji Frasa Verba dalam Bahasa Batak Toba.
Menurut Mulyadi (2002) dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul Frasa
Nomina Bahasa Indonesia: Analisis teori X-bar, menjelaskan bahwa dalam teori
X-bar, semua frasa memiliki sebuah inti leksikal. Inti adalah simpul akhir yang
mendominasi kata. Inti mempunyai dua ciri yaitu, pertama inti memarkahi ciri
kategorinya, misalnya inti dari FN adalah N. Kedua, inti terletak satu level lebih
rendah dalam hierarki X-bar daripada konstituen yang menjadi inti tersebut. Jadi,
15
Universitas Sumatera Utara

dalam hierarki X-bar nomina sebagai inti dari FN terletak satu level lebih rendah
daripada frasanya. Kategori ini mempunyai bar kosong atau bisa pula dikatakan
tanpa bar. Cara kerja teoriX-bar dalam tulisan ini menjadi gambaran bagi penulis
untuk menerapkan teori X-bar pada Frasa Verba dalam bahasa Batak Toba.
Siagian (2007) dalam skripsinya “Struktur frasa Adjektiva dalam Bahasa
Batak Toba Analisis Teori X-bar” menyatakan bahwa perilaku frasa adjektiva
bahasa Batak Toba terbatas pada kategori-kategori yang hanya dapat
berkombinasi dengan adjektiva saja. Kategori tersebut adalah kategori Adverbia,
frasa Preposisi, dan Adjektiva. Kategori yang mendampingi inti leksikal tidak
terbatas hanya berupa kategori kata, tetapi juga kategori frasa yaitu Frasa
Preposisi. Selain itu, inti leksikal pada Frasa Adjektiva bahasa Batak Toba bukan
hanya terdiri dari satu kata melainkan dapat juga terdiri dari dua kata.
Siagian menemukan dua belas kaidah Frasa Adjektiva bahasa Batak Toba.
Penelitian ini memberikan sumbangan untuk menerapkan teori X-bar yang
diaplikasikan dalam FA bahasa Batak Toba.
Situmorang (2007) dalam skripsinya Frasa Nomina Bahasa Batak Toba :
Analisis Teori X-bar menjabarkan empat belas struktur kaidah FN bahasa Batak
Toba yang dibentuk oleh nomina sebagai inti leksikal. FN dalam bahasa Batak
Toba dapat dibentuk dengan adanya perilaku komplemen (komp), keteragan (ket),
dan Specifier (spec).

16
Universitas Sumatera Utara

Lubis (2007) dalam skripsinya Struktur Frasa Numeralia Dalam Bahasa
Pesisir Sibolga : Analisis Teori X-Bar menjabarkan lima belas struktur kaidah
FNum bahasa pesisir Sibolga yang dapat dibentuk oleh numeralia sebagai intil
leksikal. Frasa numeralia dalam bahasa Pesisir Sibolga dapat dibentuk dengan
adanya perilaku komplemen (komp), keterangan (ket), dan specifier. Struktur
mendasar Frasa Numeralia adalah Numeralia plus komplemen. Komplemen dalam
bahasa Pesisir Sibolga tidak terbatas pada kategori Nomina saja, melainkan juga
pada kategori Numeralia. Hasil penelitian ini bermanfaat dalam memahami
penggunaan teori X-bar.
Menurut Mulyadi (2010) dalam artikelnya yang berjudul Frasa Preposisi
Bahasa Indonesia: Analisis teori X-bar menjelaskan struktur internal FNum
bahasa Indonesia dibentuk oleh komplemen, keterangan dan specifier. Posisi
komplemen dalam FNum dalam bahasa Indonesia, specifier terjadi berulang,
sehingga dalam skema X-bar ada dua proyeksi yang dibentuknya. Tulisan ini
memberikan sumbangan bagi penulis untuk memahami analisis teori X-bar.
Pasaribu (2012) dalam skripsinya yang berjudul Struktur Frasa Verba
bahasa Pakpak Dairi Analisis Teori X-Bar menjelaskan bahwa, struktur internal
frasa bahasa Pakpak Dairi dibentuk oleh ketiga fungsi gramatikal, yaitu specifier,
keterangan, dan komplemen. Komplemen dalam frasa verba bahasa Pakpak Dairi
hanya berkategori nomina. Kemudian, frasa verba bahasa Pakpak Dairi diperluas
oleh kehadiran keterangan. Keterangan dalam struktur frasa verba bahasa Pakpak
Dairi tidak terbatas, yaitu dapat berupa aspek, FN, FP, dan FAdj. Spesifier yang
melengkapi frasa verba bahasa Pakpak Dairi berkategori penjumlah dan kata
penunjuk.

17
Universitas Sumatera Utara

Simamora (2013) dalam skripsinya yang berjudul Frasa Preposisi bahasa
Batak Toba (Analisis Teori X-bar) menjelaskan bahwa fungsi gramatikal
komplemen, keterangan, dan specifier memiliki perilaku yang berbeda dalam
membentuk struktur FP dalam bahasa Batak Toba. Komplemen bersifat wajib,
sedangkan keterangan dan specifier bersifat opsional. Struktur mendasar Frasa
Preposisi dalam bahasa Batak Toba adalah preposisi plus komplemen. Keterangan
dan specifier, karena bersifat opsional, tidak selalu muncul pasa struktur Frasa
Preposisi. Akibatnya, tidak ada slot yang dibuat untuk keduanya pada diagram
pohon. Penelitian ini memberi sumbangan bagi penulis sebagai gambaran dalam
menerapkan teori X-bar pada Frasa Verba dalam bahasa Batak Toba.
Selanjutnya, teori X-bar sudah digunakan oleh Saragih (2014) dalam
skripsinya Frasa Adjektiva bahasa Simalungun: Analisis Teori X-bar menjelaskan
perilaku Frasa Adjektiva bahasa Simalungun terbatas pada kategori-kategori yang
hanya dapat berkombinasi dengan adjektiva saja. Kategori tersebut adalah
kategori adverbia, frasa preposisi, dan adjektiva.
Saragih menyebutkan sembilan struktur kaidah FA bahasa Simalungun yang
dapat dibentuk oleh adjektiva sebagai inti leksikal. Penelitian ini memberi
sumbangan dalam mempelajari teori X-bar yang diaplikasikan dalam FA bahasa
Simalungun.

18
Universitas Sumatera Utara