Biodiversitas Bambu di Sumatera Utara Bagian Timur

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Bambu merupakan sekelompok tumbuhan yang dicirikan oleh buluh yang

berkayu, mempunyai ruas-ruas dan buku-buku serta termasuk dalam kelompok
rumput-rumputan

(Poaceae),

anak

suku

Bambusoidae

(Frelly,


1984).

Menurut Heyne (1987) bambu merupakan nama kumpulan bagi rumput-rumputan
berbentuk pohon kayu atau perdu dengan buluh-buluh yang biasanya tegak,
terkadang merambat dan bercabang-cabang.
buku-buku rimpang

Buluh-buluhnya timbul dari

yang menjulur, dimana rimpang-rimpang tersebut tumbuh

bercabang-cabang.
Bambu dapat dijumpai mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi
dengan ketinggian 0 sampai 2.000 m dpl, serta mempunyai karakter tumbuh sangat
variatif dan bisa tumbuh pada tanah yang bervariasi seperti tanah tandus, tanah
becek, tanah kering, tanah datar, hingga tanah miring (jurang).

Tempat

tumbuh yang disukai bambu adalah lahan yang terbuka dan terkena matahari

langsung (Widjaja, et. al. 2004). Selanjutnya Berlin dan Rahayu (1995) menyatakan
lingkungan yang sesuai dengan tanaman bambu adalah tanah dengan pH 3,5 – 6,5,
curah hujan minimum 1.020 mm per tahun, kelembaban udara minimum 80% dan
suhu sekitar 8,8 – 360C.
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat yang sangat penting bagi
kehidupan baik dari segi ekonomi maupun ekologi. Dilihat dari segi ekonomi bambu
merupakan salah satu tanaman yang telah banyak dikenal oleh masyarakat pedesaan
karena memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat.

Bambu

memiliki sifat yang baik untuk dimanfaatkan diantaranya memiliki buluh yang kuat,
keras, mudah dibentuk dan dibelah.

Menurut Berlian dan Rahayu

(1995) di Indonesia sekitar 80% batang bambu dimanfaatkan untuk bidang
konstruksi, selebihnya dimanfaatkan dalam bentuk lainnya seperti kerajinan,

Universitas Sumatera Utara


perabotan, industri kertas serta keperluan lainnya.

Rebung bambu dapat

dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang tergolong dalam jenis sayur-sayuran.
Heyne (1987) mengatakan bambu tidak memiliki kedudukan yang penting sebagai
tumbuhan pangan, namun dapat dimakan sebagai sayur maupun acar. Bambu muda
memiliki kandungan gizi diantaranya protein

(2,5%), lemak (0,2%), serat (9,1%),

glukosa (2,0%), kalsium (28%), Vitamin A, B 1 , B 2 dan C (10%).
Secara ekologi bambu dapat berperan dalam penahan erosi, membantu
penyaringan

limbah

merkuri


serta

sumber

penyedia

air

tanah.

Menurut Berlian dan Rahayu (1995) akar tanaman bambu dapat berfungsi sebagai
penahan erosi. Bambu yang banyak tumbuh di pinggir sungai dan jurang berperan
penting dalam mempertahankan kelestarian tempat tersebut.

Akar

tanaman bambu juga dapat berperan dalam menangani limbah beracun akibat
keracunan merkuri.

Akar tanaman bambu menyaring air yang terkena limbah


merkuri melalui serabut-serabut akarnya.

Akar bambu juga dapat melakukan

penampungan mata air sehingga bermanfaat sebagai sumber penyedia

air

sumur.
Propinsi Sumatera Utara Bagian Timur merupakan wilayah yang memiliki
perkembangan yang pesat di Sumatera Utara, hal ini disebabkan infrastruktur yang
lengkap sehingga memberikan kecenderungan peningkatan perkembangan penduduk.
Tingginya peningkatan perkembangan penduduk berdampak pada konversi lahan
dan eksploitasi bambu dari alam untuk kepentingan ekonomi sehingga memperburuk
keberadaan bambu di alam.

Hingga saat ini informasi ilmiah tentang biodiversitas

dan daerah sebaran bambu di Sumatera Utara Bagian Timur belum mencukupi.

Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian biodiversitas dan daerah sebaran
bambu di Sumatera Utara Bagian Timur.

1.2.

Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

1.

Bagaimana biodiversitas dan distribusi bambu di Sumatera Utara Bagian
Timur?

2.

Bagaimana hubungan kemiripan jenis-jenis bambu di Sumatera Utara Bagian
Timur berdasarkan ciri morfologi?


1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :

1.

Untuk mengetahui biodiversitas dan distribusi bambu di Sumatera
Utara Bagian Timur.

2.

Untuk mengetahui hubungan kemiripan jenis-jenis bambu di Sumatera Utara
Bagian Timur berdasarkan ciri morfologi.

1.4.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai


biodiversitas dan hubungan kemiripan jenis-jenis bambu di Sumatera Utara Bagian
Timur. Data dan informasi yang terkumpul akan dapat dipakai sebagai data dasar
dalam pemanfaatan dan pengembangan potensi bambu lebih lanjut khususnya di
Sumatera Utara Bagian Timur, umumnya di Indonesia. Bila ditinjau dari konservasi
hutan maka data ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis bambu yang ada di
Sumatera Utara Bagian Timur.

Universitas Sumatera Utara