Tinjauan Yuridis Mengenai Peralihan Hak Atas Tanah Yang Dikelola Badan Hukum Yayasan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keberadaan yayasan di Indonesia telah dikenal sejak zaman pemerintahan
Hindia Belanda yang dikenal dengan sebutan “stiching”.1Namun tidak ada sesuatu
peraturan pun yang menegaskan bentuk hukum suatu yayasan, apakah berbentuk
badan hukum (corporatie) yang konsekuensinya mempunyai kekayaan sendiri yang
terpisah dengan kekayaan para pendirinya atau bukan merupakan badan hukum,
sehingga ada pencampuran kekayaan antara kekayaan yayasan dengan kekayaan
para pendirinya. Tidak ada satu peraturan pun yang mengatur mengenai tujuan dan
kegiatan apa saja yang boleh dilakukan oleh yayasan.
Tujuan dan kegiatan stichting termasuk pengaturan mengenai kekayaan
stichting diatur bersadarkan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi karena kebutuhan
dan yang dapat diterima dalam masyarakat pada masa pemerintahan Hindia
Belanda, yang kemudian berkembang atas dasar yurisprudensi putusan Mahkamah
Agung.
Kebiasaan dan yurisprudensi yang ada tidak secara lengkap dan menjamin
kepastian hukum tentang yayasan. Sering ditemui kasus-kasus sengketa antara
pengurus dengan pendiri atau dengan pihak lainnya. Adanya kecendrungan atau
dugaan bahwa yayasan sebagai badan hukum digunakan untuk kemauan
                                                            

1

Gunawan Wijaya, Yayasan diIndonesia Sesuatu Panduan Komprehensif, (Jakarta: PT.Elex
Media Komputindo, 2002), hlm. 2.

Universitas Sumatera Utara

menampung kekayaan yang berasal dari para pendiri atau pihak lain yang diperoleh
dengan cara melawan hukum, bahkan sebagai tempat untuk memperkaya diri
pendiri, pengurus atau pengawas.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan,
pendirian yayasan di Indonesia sebelumnya dilakukan berdasarkan kebiasaan
dalam masyarakat, doktrin dan yurisprudensi. Badan hukum yayasan di samping
untuk tujuan social, keagamaan dan kemanusiaan telah pula dipergunakan untuk
tujuan-tujuan lain yang menyimpang dari tujuan semula penciptaan badan hukum
ini.2
Yayasan telah dipergunakan untuk tujuan-tujuan yang bukan untuk tujuan
sosial dan kemanusian, seperti untuk memperkaya diri sendiri atau organ yayasan,
menghindari pajak yang seharusnya dibayar, menguasai suatu lembaga pendidikan
untuk selama-lamanya, menembus birokrasi, memperoleh berbagai fasilitas dari

negara atau penguasa dan berbagai tujuan lainnya.3
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan telah dikeluarkan
dan kemudian diikuti dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2004 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang yayasan.
Perubahan Undang-Undang yayasan dilakukan bukan untuk penggantian
seluruhnya, dalam arti Undang-Undang yang lama diganti dengan yang baru,
melainkan hanya beberapa pasal saja yang diganti dengan tidak merubah
seluruhnya pasal dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001. Beberapa
ketentuan dalam yayasan Nomor 28 Tahun 2004 lahir setelah ditemukan reaksi dan
                                                            
 

  Chata a asjid Ais, Bada  Huku  Yayasa , (Ba du g:PT Cit a Aditya Bakti, 

, hl .  .   

 I id. 

Universitas Sumatera Utara


kegoncangan dalam masyarakat khusus menyikapi Undang-undang yayasan ini,
terutama mengenai pemberian gaji dari yayasan terhadap pengurus yayasan dan
mengenai pengaturan organ yayasan. Maka atas dasar perubahan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 jo. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004, diharapkan akan
menjadi dasar hukum yang kuat dalam mengatur kehidupan Yayasan di Indonesia
serta menjamin kepastian dan ketertiban hukum agar Yayasan berfungsi sesuai
dengan maksud dan tujuannya berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas
agar Yayasan berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya berdasarkan prinsip
keterbukaan dan akuntabilitas
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah mahkluk sosial. Sifat dasar
inilah yang mendorong manusia untuk memperhatikan orang-orang disekitarnya.
Hal inilah yang mendorong munculnya pembentukan yayasan, dimana keberadaan
yayasan dianggap sebagai suatu jawaban atau jalan bagi mereka yang
menginginkan suatu wadah atau lembaga yang dapat menyalurkan keinginan
mereka untuk melaksanakan segala kegiatan yang pada dasarnya bersifat
kedermawanan baik dalam sosial, keagamaan, kemanusian, pendidikan, kesehatan
dan sebagainya.
Yayasan dipandang sebagai bentuk ideal untuk mewujudkan keinginan
manusia dan karena itu keberadaannya dirasakan membawa mamfaat positif dari
sisi sosial kemanusiaan. Hal ini disebabkan karena yayasan tidak semata-mata

mengutamakan profit atau mengejar mencari keuntungan atau penghasilan
sebagaimana layaknya badan usaha lainnya.
Sifat dan tujuan yayasan sama sekali berbeda dengan badan hukum atau
badan usaha lain seperti Perseroan Terbatas, Perseroan Komansiter, Firma,

Universitas Sumatera Utara

Perusahan Dagang, Usaha Perseorangan, Koperasi dan sebagainya dimana badanbadan tersebut tidak bertujuan sosial, keagamaan, kemanusian, tetapi lebih
mementingkan laba, memberikan keuntungan dan/atau penghasilan tidak saja
kepada karyawan, pengurus dan pengawas badan-badan tersebut tetapi juga kepada
pemilik modal. Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar mengingat badan-badan
tersebut tempat untuk berusaha.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh yayasan di Indonesia antara lain
memberikan santunan kepada anak yatim piatu, memberikan kesejahtraan bagi
penderita cacat badan, memberikan beasiswa kepada anak kurang mampu,
memberikan bantuan kepada keluarga yang tengah berduka, membantu
memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita suatu penyakit, dan
sebagainya.4
Yayasan dapat didirikan oleh beberapa orang atau dapat juga oleh seseorang
saja, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing dengan memisahkan

suatu harta dari seseorang atau beberapa orang pendiriannya, dengan tujuan
idiil/sosial yang tidak mencari keuntungan, mempunyai pengurus yang diwajibkan
mengurus dan mengelola segala sesuatu yang bertalian dengan kelangsungan hidup
yayasan.5
Kepedulian perusahaan ini yang menyisihkan sebagian keuntungannya bagi
kepentingan pembangungan manusia dan lingkungan secara berkelanjutan
berdasarkan prosedur yang tepat dan professional yang sama-sama diperuntukkan
untuk mencapai tujuan dibidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Sama halnya
                                                            

 Ga ot “up a a , Huku  Yayasa  di I do esia,  Jaka ta: Ri eka Cipta, 
, hl .  .   
 A a  Bo ahi a, Keduduka  Yayasa  DiI do esia,  Jaka ta: Ke a a P e ada Media G oup, 
, hl .  .   

Universitas Sumatera Utara

dengan yayasan memiliki kegiatan seperti yang dapat meningkatkan kesejahtraan
masyarakat, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat

banyak.
Undang-Undang Yayasan No.16 tahun 2001 jo. Undang-Undang No.28
tahun 2004 menghapus segala kesangsian perihal apakah yayasan merupakan suatu
badan hukum atau bukan.6 Maka yayasan sebagai badan hukum yang mempunyai
hak dan kewajiban yang disebut sebagai subjek hukum yang dapat dipertanggung
jawabkan mengenai hukum dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Berdasarkan pemaparan di atas kiranya cocok untuk dibahas sejauh mana
Fungsi Yayasan yang didirikan oleh Perseroan Terbatas. Oleh karena itu untuk
membahas hal tersebut dipilih judul skripsi ini, yaitu “ Tinjauan Yuridis Mengenai
Peralihan Hak Atas Tanah Yang Dikelola Badan Hukum Yayasan “
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
karya tulis ini ialah :
1. Apakah pengaturan yayasan sebelum lahirnya UU No. 16 tahun 2001 dan
konsep dasar yayasan di Indonesia ?
2. Apakah konsep dasar peralihan hak atas tanah dan apakah hubungan
yayasan dengan peralihan hak atas tanah ?
3. Apakah akibat hukum dari tanah sebuah yayasan yang diambil untuk
pengadaan tanah oleh pemerintah ?


                                                            
 Chata a asjid Ais, Op.Cit, hl . 

.   

Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam
karya tulis ini ialah :
1. Untuk mengetahui konsep yuridis mengenai peralihan hak atas tanah yang
dikelola oleh badan hukum yayasan
2. Untuk mengetahui salah satu permasalahan atas tanah yang dapat terjadi
dalam badan hukum yayasan
3. Untuk mengetahui tindakan pengurus yayasan yang menolak pemberian
ganti rugi dan upaya hukum yang dapat dilakukan pengurus yayasan.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis

a. Karya tulis ini diharapkan dapat memperkaya literature di bidang ilmu
hukum, khususnya mengenai Yayasan dan peralihan hak atas tanah
b. Karya tulis ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi penelitian
selanjutnya sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang hukum, khusunya mengenai Yayasan dan
peralihan hak atas tanah

Universitas Sumatera Utara

1. Manfaat Praktis
a. Bagi pemerintah, karya tulis ini diharapkan dapat menjadi acuan secara
yuridis dalam melakukan kegiatan pengadaan tanah terhadap badan hukum
sesuai dengan prosedur
b. Bagi masyarakat, karya tulis ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang badan hukum yayasan dan peralihan hak atas tanah
1.5 Keaslian Penulisan
Karya tulis yang berjudul, “Ti jaua  Yu idis Me ge ai Pe aliha  Hak Atas Ta ah Ya g 
Dikelola Bada  Huku  Yayasa .” Telah diperiksa di Perpustakaan Cabang Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara dan hasilnya tidak ada yang sama atau belum

pernah ada karya tulis yang ditulis dengan judul maupun pembahasan yang sama.
Oleh karenanya, keaslian penelitian dalam skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah oleh penulis.
1.6 Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Menurut Soetandyo Wignyosoebroto jenis penelitian terbagi atas penelitian
hukum doktrinal dan penelitian hukum non doktrinal.7 Penelitian hukum doctrinal

                                                            

 “oeta dyo Wig yosoe oto dala  Ba
PT RajaG afi do Pe sada, 
, hal   

a g “u ggo o, Metodologi Pe elitia  Huku , Jaka ta, 

Universitas Sumatera Utara

terdiri dari penelitian yang berupa inventarisasi hukum positif, penelitian yang

berupa usaha penemuan asas dan dasar falsafah (dogma atau doktrin) hukum
positif, dan penelitian yang berupa usaha penemuan hukum in concreto yang layak
diterapkan untuk menyelesaikan suatu perkara hukum tertentu. Penelitian non
doctrinal adalah penelitian berupa studi-studi empiris untuk menemukan teori-teori
mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum dalam
masyarakat.
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian hukum doctrinal,
khusunya penelitian yang berupa inventarisasi hukum positif. Skripsi ini
merupakan hasil inventarisasi hukum positif yang berkaitan dengan pengadaan
tanah yang kemudian dilakukan analisis terhadap berbagai hukum positif yang
berkaitan.
Penelitian menurut sifatnya terbagi atas penelitian eksploratoris, penelitian
deskriptif dan penelitian eksplanatoris.8 Penelitian eksploratoris adalah suatu
penelitian yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, penjelasan dan data
mengenai hal-hal yang belum diketahui sebelumnya. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang menggambarkan dan memaparkan kembali fenomena yang ada.
Penelitian eksplanatoris adalah suatu penelitian untuk menerangkan, memperkuat,
atau menguji dan bahkan menolak suatu teori atau hipotesa-hipotesa terhadap hasilhasil penelitian yang ada.9 Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan dan memaparkan kembali secara


                                                            

 “oe yo o “oeka to, Pe ga ta  Pe elitia  Huku , Jaka ta, UI P ess, 
, hal   
 Ba a g Waluyo, Pe elitia  Huku  Dala  P aktek, Jaka ta, “i a  G afika, 
, hal  ‐  

Universitas Sumatera Utara

detail serta melakukan analisis terhadapnya mengenai hukum yang berkaitan
dengan pengadaan hak atas tanah.

2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum adalah
pendekatan perundang-undangan( statute approach), pendekatan kasus (case
approach),

pendekatan

historis

(

historical

approach),

pendekatan

perbandingan(comparative approach) dan pendekatan konseptual( conceptual
approach)10
Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan
perundang-undangan( statute approach). pendekatan perundang-undangan( statute
approach) merupakan pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua
peraturan perundang-undangan dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu
hukum yang sedang ditangani.11 Skripsi ini berisi penelaahan terhadap semua
peraturan perundang-undangan dan regulasi yang berkaitan dengan isu pengadaan
tanah sebagai wujud pelaksanaan fungsi sosial.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian dapat berupa data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya baik melalui
                                                            

 Pete  Mah ud Ma zuki, Pe elitia  Huku : Edisi Re isi, Jaka ta, Ke a a, 
 i id 

, hal 

 

Universitas Sumatera Utara

wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi yang
kemudian diolah oleh peneliti, sedangkan data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari dokumen resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek
penelitian dan peraturan perundang-undangan.12 Data sekunder kemudian terbagi
atas bahan hukum primer , bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.13
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoratif dan
mengikat yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan resmi atau
risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan hakim. Adapun bahan
sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen
resmi dan sifatnya tidak mengikat yang dapat berupa buku teks, jurnal hukum, dan
komentar-komentar atas putusan pengadilan.14 Bahan hukum tertier merupakan
bahan yang member petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer
dan sekunder, misalnya kamus-kamus hukum, ensiklopedia, indeks kumulatif dan
sebagainya.15
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri
atas :
a. Bahan hukum primer yang digunakan yaitu Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia (UUD NRI) tahun 1945, Undang-undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA),
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang

                                                            

 )ai uddi  Ali, Pe elitia  Huku , Jaka ta, “i a  G afika, 
 Ba a g “u ggo o, Op. Cit, hal 

 
 Pete  Mah ud Ma zuki, Op. Cit, hal 
 
 Ba a g “u ggo o, Op. Cit, hal 
 

, hal 

 

Universitas Sumatera Utara

Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan
Umum, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2006
Tentang Peerubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan
Umum, Undang-undang Nomor 2 tahun 2012 dan bahan hukum primer
lainnya yang terkait.
b. Bahan hukum sekunder yang digunakan yaitu berupa buku, jurnal, yang
berkaitan dengan Hukum Agraria, khususnya mengenai Pengadaan Tanah
sebagai Wujud Pelaksanaan Fungsi Sosial.
c. Bahan hukum tertier yang digunakan yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) dan Kamus Hukum.

4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian hukum dapat berupa studi
lapangan ( field research ) dan studi kepustakaan ( library research).16 Studi
lapangan ( field research ) merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan data primer yang diperoleh langsung dari lapangan yang dapat
berupa wawancara atau pengamatan(observasi) terhadap perilaku. Sedangkan studi
kepustakaan ( library research) merupakan teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk mendapatkan data sekunder.
Teknik pengumpulan data dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan
studi kepustakaan (library research) agar dapat diperoleh konsep dan teori yang
                                                            
 )ai uddi  Ali, Op. Cit, hal 

 

Universitas Sumatera Utara

bersifat umum berkaitan dengan permasalahan penelitian melalui buku, jurnal
hukum, dan kamus-kamus(hukum) maupun melalui peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan pengadaan tanah sebagai wujud pelaksanaan fungsi sosial.
5. Analisis Data
Analisis data yang dipergunakan adalah dengan pendekatan secara kualitatif
terhadap data sekunder. Analisis tersebut dilakukan untuk menentukan isi atau
makna aturan hukum yang menjadi objek kajian.17 Kegiatan yang dilakukan dalam
analisis data dalam penelitian ini adalah dengan memilih pasal-pasal yang berisi
kaidah hukum yang mengatur masalah pengadaan tanah sebagai wujud pelaksanaan
fungsi sosial, membuat sistematika dari pasal-pasal tersebut sehingga menghasilkan
klasifikasi tertentu yang selaras, dan dilakukan analisis secara kualitatif terhadap
peraturan perundang-undangan terkait.
1.7 Sistematika Penulisan
Guna memudahkan penulisan skripsi agar sesuai antara permasalahan dan
pembahasan, maka skripsi ini ditulis dengan sistematika penulisan yang teratur dan
saling terkait satu sama lain. Skripsi ini terdiri atas beberapa bab dan di dalam bab
tersebut terdapat beberapa sub bab yang secara garis besar adalah :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian latar belakang urgensi pengangkatan judul
dan mengapa penulis tertarik mengangakat judul penelitian
tentang Tinjauan Yuridis Mengenai Peralihan Hak Atas Tanah

                                                            
 I id 

Universitas Sumatera Utara

Yang Dikelola badan hukum yayasan. Karena yayasan
merupakan suatu badan hukum yang penting di Indonesia dan
masih minimnya pengetahuan tentang badan hukum tersebut dan
prosedur prosedurnya. Penulis ingin mengetahui secara pasti
mengenai permasalahan yang spesifik mengenai yayasan apabila
dilakukan pengadaan tanah. Selain latar belakang, bab ini juga
mencakup rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian,

keaslian

penelitian,

metode

penelitian,

dan

sistematika penulisan.
BAB II

BADAN HUKUM YAYASAN
Bab ini berisi tentang pengertian yayasan secara terperinci,
penjelasannya sedikit sejarah tentang yayasan, tujuan dari badan
hukum yayasan tersebut.

BAB III

HUBUNGAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH DENGAN
YAYASAN BESERTA MASALAH YANG DAPAT TERJADI
Bab ini berisi tentang hubungan peralihan hak atas tanah dengan
badan hukum yayasan, serta permasalahan yang dapat terjadi dalam
bagian peralihan hak atas tanah ini, di sini penulis juga akan
menjelaskan mengenai proses pengadaan tanah oleh pemerintah
yang berdampak pada badan hukum yayasan dan upaya apa yang
dapat dilakukan oleh pengurus yayasan untuk menanggulanginya.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

PERALIHAN HAK ATAS TANAH
Di bab ini berisi penjelasan secara terperinci mengenai peralihan hak
atas tanah. Penulis juga berniat mengetahui dan menjelaskan
mengenai peralihan hak atas tanah serta penjabarannya. Di bab ini
penulis menjabarkan mengenai jual beli tanah baik menurut hukum
adat maupun UUPA
.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan merupakan rangkuman
dari jawaban rumusan masalah yang telah diurai dalam Bab II, Bab
III, dan Bab IV dan saran merupakan rekomendasi dari penulis
terkait dengan penelitian yang telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara