Analisis Pengelolaan Sampah, Sanitasi dan Angka Kepadatan Lalat di Pasar Nou Kota Gunungsitoli Tahun 2017 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang
menggunakan metode gabungan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif
dalam proses pelaksanaan penelitian, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai sistem pengelolaan sampah, sanitasi dan angka kepadatan lalat Pasar
Nou Kota Gunungsitoli.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Nou Kota Gunungsitoli, yang terletak di

jalan Sudirman Saombo Kota Gunungsitoli.
3.2.2

Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan pada November 2016 – April 2017


3.3 Informan
Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan purposive
sampling, yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang mampu
memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu analisis
pengelolaan sampah, sanitasi dan angka kepadatan lalat di pasar Nou Kota
Gunungsitoli. Jadi, yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Kepala
bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas.

54

Universitas Sumatera Utara

55

3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1

Teknik Pengumpulan Data


1. Data primer
Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan dan
melakukan wawancara mendalam (in depth Interview)

dengan menggunakan

pedoman wawancara dan observasi/pengamatan.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data yang ada di Kantor Lingkungan Hidup dan
Dinas Perdagangan dan Perindustrian.
3.3.2

Instrumen Penelitian
Dalam wawancara mendalam (Indepth Interview), peneliti menggunakan

pedoman wawancara disertai dengan pertanyaaan yang berhubungan dengan
materi yang akan disampaikan menggunakan alat bantu berupa voice recorder,
notes dan alat tulis.
3.4 Defenisi Operasional
1. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
2. Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari
satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional,
pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
3. Jenis sampah adalah macam atau sifat sampah yang terbagi dua yaitu sampah
organik dan anorganik yang dihasilkan pasar.
4. Jumlah sampah adalah besar volume serta berat sampah yang dihasilkan

Universitas Sumatera Utara

56

5. Penyimpanan sampah adalah kegiatan yang dilakukan dalam menampung
sampah pasar.
6. Pengumpulan sampah adalah upaya untuk mengumpulkan sampah dari
berbagai sumber sampah di setiap bagian/unit pasar.
7. Pengangkutan sampah adalah suatu kegiatan untuk memindahkan sampah dari
tempat penampungan sampah (TPS) ketempat pengolahan akhir.
8. Aspek kelembagaan adalah bentuk kelembagaan yang bertanggungjawab
terhadap pengelola sampah pasar.

9. Aspek peraturan adalah dasar hukum pengelolaan kebersihan yang telah
diterbitkan oleh Pemerintah Kota Gunungsitoli baik dalam bentuk Peraturan
Daerah maupun keputusan Walikota Gunungsitoli.
10. Aspek pembiayaan adalah biaya pengelolaan sampah pasar yang bersumber
dari retribusi/ jasa pelayanan berdasarkan Peraturan daerah/ Keputusan Kepala
Daerah.
11. Sumber daya manusia adalah pegawai/ staf yang bekerja di dinas lingkungan
Hidup Kota Gunungsitoli
12. Sanitasi pasar adalah usaha pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar yang
erat hubungannya dengan timbul atau merebaknya suatu penyakit.
13. Air Bersih adalah air yang bermutu baik dan dimanfaatkan untuk konsumsi
dan aktivitas sehari-hari.
14. Kamar mandi dan toilet adalah tempat untuk membersihkan diri dan
membuang kotoran yaitu air seni dan feses.

Universitas Sumatera Utara

57


15. Drainase adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari
permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat
16. Tempat Cuci Tangan adalah tempat para pedagang membersihkan tangan
dengan air mengalir dan sabun.
17. Pengendalian Binatang Penular Penyakit (Vektor) adalah usaha yang
dilakukan untuk mengurangi atau menurunkan populasi vektor dengan
maksud mencegah atau pemberantas penyakit yang ditularkan vektor atau
gangguan yang diakibatkan oleh vektor.
18. Desinfeksi Pasar adalah proses menghilangkan sebagian atau semua
mikroorganisme dari pasar
19. Kepadatan lalat adalah angka yang menunjukkan jumlah lalat yang tertangkap
dengan menggunakan fly grill di Kontainer sampah pasar Nou agar dapat
ditentukan suatu tindakan pengendalian.

3.5 Aspek Pengukuran
3.5.1

Sampah

Pengukuran langsung jumlah sampah dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Tentukan lokasi pengambilan sampah
2. Siapkan peralatan seperti :
a. Bak 500 Liter (100 cm x 50 cm x 100 cm)
b. Timbangan
c. Lembar pengukuran sampah
d. Pulpen

Universitas Sumatera Utara

58

3. Lakukan pengukuran timbulan dan komposisi sampah dengan cara sebagai
berikut:
a. Pisahkan sampah organik dan anorganik
b. Timbang sampah, ukur dan catat berat sampah (Bs)
c. Masukkan sampah yang telah di timbang kedalam bak 500 Liter (100 cm
x 50 cm x 100 cm), ukur dan catat volume sampah (Vs)
d. Setelah bak tersebut penuh, pindahkan tersebut kedalam container sampah.
3.5.2


Sanitasi pasar
Lembar observasi yang digunakan sesuai dengan KEPMENKES RI NO.

519/MENKES/SK/VI/2008 tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat.
Aspek pengukuran sanitasi pasar Nou kota Gunungsitoli meliputi aspek-aspek
sanitasi pasar yang berkaitan dengan pengelolaan sampah pasar. Kategori hasil
penilaian diklasifikasikan dengan melihat jumlah jawaban “Ya” sebagai berikut :
a. Jawaban YA : ≥ 80 % : Baik
b. Jawaban YA : 65 % - 79 % : Cukup
c. Jawaban YA : ≤ 64 % : Kurang
3.5.3

Angka Kepadatan Lalat
Tingkat kepadatan lalat diukur dengan menggunakan fly grill. Perhitungan

dilakukan dengan pengukuran sebanyak 10 kali pengulangan dalam waktu 30
detik setiap pengukuran. Dari lima kali perhitungan yang mendapatkan nilai
tertinggi dihitung rata-ratanya, maka diperoleh angka kepadatan lalat pada tempat
tersebut.


Universitas Sumatera Utara

59

Menurut buku petunjuk Depkes RI (1995) penghitungan kepadatan lalat
menggunakan fly grill sudah mempunyai angka recommendation control yaitu :
1. 0-2: Tidak menjadi masalah (rendah)
2. 3-5:

Perlu

dilakukan

pengamatan

terhadap

tempat-tempat

berkembangbiak lalat (tumpukan sampah, kotoran hewan, dan lainlain) (sedang)

3.

6-20: Populasi padat dan perlu pengamatan lalat dan bila mungkin
direncanakan tindakan pengendaliannya (tinggi)

4. >21: Populasi sangat padat dan perlu diadakan pengamanan terhadap
tempat berkembangbiaknya (sangat tinggi).
A. Alat dan Objek Perhitungan Tingkat Kepadatan Lalat
1. Alat
a. Fly Grill adalah alat yang digunakan untuk menghitung kepadatan
lalat.
b. Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu.
c. Lembar observasi
d.

Form kepadatan lalat

2. Objek
a. Lalat
b. Sampah di Kontainer

B. Cara Kerja Perhitungan Tingkat Kepadatan Lalat
Cara penggunaan fly grill adalah sebagai berikut:
1. Letakkan fly grill di tempat pembuangan sampah ( Kontainer).

Universitas Sumatera Utara

60

2. Dipersiapkan stopwatch untuk menentukan waktu perhitungan selama 30
detik.
3. Dihitung banyaknya lalat yang hinggap selama 30 detik dengan
menggunakan stopwatch. Lalat yang terbang dan hinggap lagi dalam
waktu 30 detik tetap dihitung.
4. Jumlah lalat yang hinggap dicatat.
5. Lakukan perhitungan secara berulang sampai 10 kali dengan cara yang
sama.
6. Dari lima kali perhitungan yang mendapatkan nilai tertinggi dihitung rataratanya, maka akan diperoleh angka kepadatan lalat pada tempat tersebut.
7. Menurut buku petunjuk Depkes RI (1995) fly grill sudah mempunyai
angka recommendation counter yaitu:
a.


0-2

: tidak menjadi masalah (rendah)

b.

3-5

:perlu

dilakukan

pengamatan

terhadap

tempat-tempat

berkembangbiak lalat (sedang).
c. 6-20 :populasi padat dan perlu pengamatan lalat dan bila mungkin
direncanakan tindakan pengendalian (tinggi).
d. ≥ 21 :populasi sangat padat dan perlu diadakan pengamanan terhadap
tempat berkembangbiaknya lalat dan tindakan pengendalian (sangat
tinggi).
8. Catat hasil pada tabel pencatatan kepadatan lalat (Lampiran 4).

Universitas Sumatera Utara

61

3.6 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi sanitasi pasar Nou dan
perhitungan kepadatan lalat dengan menggunakan fly grill diolah secara manual
dan akan dianalisa secara deskriptif, disajikan dalam bentuk tabel dan dinarasikan
dengan kepustakaan yang relevan

mengacu kepada KEPMENKES RI

NO.519/MENKES/SK/VI/2008 dan Depkes RI tahun 1995 tentang pedoman
teknis pengendalian lalat.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Pasar Nou merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota
Gunungsitoli yang berdiri sejak tahun 1978. Secara administratif Pasar Nou
berada di Kelurahan Pasar Kota Gunungsitoli dan merupakan hibah dari
Pemerintah Kabupaten Nias. Pengelolaan Pasar Nou berada di bawah naungan
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Gunungsitoli . Pasar Nou memiliki
Luas

2.000 m2 dengan luas bangunan 600 m2 dan ukuran luas kios 2 x 3 m atau

6 m2. Jenis dagangan yang diperjualbelikan meliputi sembako, kelontong,
sayuran, ayam kampung dan ayam potong serta bumbu-bumbu makanan.
Bangunan pasar Nou hanya terdiri oleh satu lantai dengan Jumlah kios 155 unit
dan aktifitas pedagang sebanyak 200 pedagang.
Adapun lokasi Pasar Nou kota Gunungsitoli berbatasan dengan :
Sebelah Utara

: Rumah penduduk

Sebelah Timur

: Jalan raya

Sebelah Selatan

: Rumah penduduk

Sebelah Barat

: Sungai Nou

Denah lokasi Pasar Nou Kota Gunungsitoli dapat dilihat pada gambar lampiran 9.

62

Universitas Sumatera Utara

63

4.2 Gambaran Pengelolaan Sampah di Pasar Nou
4.2.1

Jenis Sampah
Sampah yang dihasilkan dari aktivitas pedagang dan pembeli di Pasar Nou

dapat dikelompokkan menjadi sampah organik dan anorganik. Berdasarkan
jumlah sampah yang dihasilkan pasar setiap harinya, jumlah sampah organik lebih
banyak apabila dibandingkan dengan jumlah sampah anorganik. Sampah organik
berasal dari sisa-sisa makanan, sayuran, kulit buah, dan dedaunan sedangkan
sampah anorganik berasal dari kantong plastik, karung, tisu, kertas (Koran) dan
botol plastik.
4.2.2

Jumlah Sampah
Pengambilan dan pengukuran sampah dilakukan pada pagi hingga malam

hari dengan menggunakan bak pengukur 500 Liter ( 100 cm x 50 cm x 100 cm )
dan timbangan. Dari pengukuran langsung di lapangan diperoleh informasi
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Volume harian rata-rata sampah pasar Nou Kota Gunungsitoli
Volume sampah
Hari keTanggal
Hari
pasar (m3)
1
17 april 2017
Senin
1,25
2
18 april 2017
Selasa
1,25
3
19 april 2017
Rabu
1,50
4
20 april 2017
Kamis
1,00
5
21 april 2017
Jumat
1,00
6
22 april 2017
Sabtu
8,75
7
23 april 2017
Minggu
2,50
8
24 april 2017
Senin
1,25
Volume harian
2,31
rata-rata
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata
volume sampah harian di pasar Nou Kota Gunungsitoli adalah 2,31 m3.
Selanjutnya dilakukan pengukuran berat sampah harian. Sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

64

Tabel 4.2 Berat harian rata-rata sampah pasar Nou Kota Gunungsitoli
Berat sampah pasar
Hari keTanggal
Hari
(Kg)
1
17 april 2017
Senin
346,0
2
18 april 2017
Selasa
315,5
3
19 april 2017
Rabu
415,5
4
20 april 2017
Kamis
262,5
5
21 april 2017
Jumat
324,0
6
22 april 2017
Sabtu
1262,0
7
23 april 2017
Minggu
597,0
8
24 april 2017
Senin
292,0
Berat harian
476,81
rata-rata
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata berat
sampah di pasar Nou Kota Gunungsitoli adalah 476,81 kg per hari

dengan

komposisi sebagai berikut :
Tabel 4.3 Komposisi Sampah di Pasar Nou Kota Gunungsitoli Tahun 2017
Berat Sampah
Berat
No
Tanggal
Hari
Organik
%
Anorganik
%
total
1 17 april 2017 Senin
223,0
65,45
123,0
33,54
346,0
2 18 april 2017 Selasa
248,0
78,61
67,5
21,39
315,5
3 19 april 2017 Rabu
292,0
70,28
123,5
29,72
415,5
4 20 april 2017 Kamis
201,5
76,76
61,0
23,24
262,5
5 21 april 2017 Jumat
257,5
79,47
66,5
20,53
324,0
6 22 april 2017 Sabtu
923,0
73,14
339,0
26,86 1262,0
7 23 april 2017 Minggu 441,0
73,87
156,0
26,13
597,0
8 24 april 2017 Senin
228,0
78,08
64,0
21,92
292,0
Total
2814,0
73,77 1000,5
26,23 3814,5
Rata-rata
351,75 73,77
125,06
26,23 476,81

Berdasarkan tabel 4.3 maka dapat dilihat bahwa komposisi sampah yang
banyak dihasil pasar Nou per hari yaitu sampah organik sebanyak 73,77 %
(351,75 Kg/hari) dan sampah anorganik sebanyak 26,23 % (125,06 Kg/hari).

Universitas Sumatera Utara

65

4.2.3

Operasional Pengelolaan Sampah Pasar

1. Penyimpanan Sampah
Pedagang di Pasar Nou sebagian besar telah memiliki tempat penyimpanan
sampah di masing - masing kios/los pedagang. Namun, masih ada beberapa
pedagang yang tidak memiliki tempat penyimpanan sampah dan akan membuang
sampah langsung ke kontainer sampah setelah selesai berjualan atau saat Kios/los
tutup. Jenis perwadahan yang dimiliki oleh pedagang di Pasar Nou berupa
keranjang sampah yang terbuat dari bambu, kardus, karung, ember bekas dan
baskom.
Dinas Lingkungan Hidup telah menyediakan tempat penampungan
sementara berupa satu kontainer armroll dengan ukuran 6 m3 yang di letakkan di
bagian depan Pasar Nou Kota Gunungsitoli. Tempat penyimpanan sampah
sendiri, tidak ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik.
2. Pengumpulan Sampah
Sampah yang dihasilkan oleh pedagang kemudian dikumpulkan pada
tempat penyimpanan sampah yang ada di kios/los para pedagang namun ada juga
pedagang yang langsung mengumpulkan sampahnya ke kontainer (TPS) yang ada
di bagian depan pasar Nou. Dinas Perdagangan dan Perindustrian menempatkan
satu orang petugas kebersihan di Pasar Nou yang bertugas untuk menghimbau
atau mengingatkan pedagang untuk membuang sampah pada tempatnya dan
menegur pedagang yang membiarkan sampah berserakan di kios/los. Pedagang
yang biasa membuang sampah langsung ke kontainer adalah pedagang yang tidak

Universitas Sumatera Utara

66

mempunyai tempat sampah atau menggunakan kantong plastik sebagai tempat
penyimpanan sampah pada kios/los.
Petugas kebersihan dari dinas Lingkungan hidup tidak ikut melakukan
pemindahan sampah dari sumber sampah (kios) ke kontainer bahkan saat
melakukan pengangkutan sampah, petugas kebersihan tidak melakukan penyisiran
sampah di dalam pasar terlebih dahulu.
3. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah di lakukan dengan cara mengangkut sampah dari
TPS ke TPA dengan menggunakan armada pengangkut sampah. Pengangkutan
sampah ini dilakukan oleh petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup
dengan frekuensi pengangkutan sampah yang tidak menentu. Frekuensi
pengangkutan sampah normalnya dilakukan 1 kali sehari yakni pada jam 07.00
WIB atau 18.00 WIB akan tetapi terkadang pengangkutan sampah dilakukan 1
kali dalam dua hari. Sampah di Pasar Nou akan diangkut apabila Countainer
sampah (TPS) telah penuh. Pada saat mengangkut sampah, petugas kebersihan
hanya mengangkut sampah yang ada di dalam kontainer armroll tanpa melakukan
pengumpulan sampah yang berserakan di sekitar TPS terlebih dahulu. Jumlah
armada truk pengangkut yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota
Gunungsitoli saat ini berjumlah sebanyak 27 unit dengan rincian sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

67

Tabel 4.4 Armada Truk Pengangkut Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota
Gunungsitoli tahun 2017
No Nama Armada
Jumlah Armada
Kapasitas Angkut
(m3)
1
Arm roll Sampah
2
6,0
2
Truk sampah
4
8,0
3
Becak sampah
14
1,0
4
Gerobak sampah
7
0,5
Total
27
Untuk lokasi di Pasar Nou Dinas Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli
mengoperasikan satu truk pengangkut jenis arm roll dengan ukuran panjang 320
cm, Lebar 185 cm dan tinggi 130 cm dengan daya tampung sebesar 6 m3. Jumlah
petugas operasional yang dipekerjakan oleh Dinas Lingkungan Hidup sebanyak 2
orang, yaitu. 1 orang bertugas sebagai supir dan 1 orang lainnya sebagai
pengangkut sampah.
4. Pembuangan Sampah
Sampah yang dihasilkan di Pasar Nou akan diangkut ke tempat
penampungan akhir sampah (TPA). Metode pengelolaan sampah yang diterapkan
adalah metode controlled landfill (penimbunan terkendali). Controlled landfill
adalah sistem open dumping yang diperbaiki yang merupakan sistem pengalihan
open dumping dan sanitary landfill yaitu dengan penutupan sampah dengan
lapisan tanah dilakukan
Lokasi tempat pembuangan akhir sampah untuk kota Gunungsitoli berada
di wilayah Dusun hela desa teluk belukar dengan Nama UPTD.Hela . UPTD.
Hela berjarak 20 Km dari pusat kota dan memiliki luas total

Ha. Peralatan

yang digunakan di UPTD.Hela adalah 1 unit buldoser, 2 unit excavator dan 2 unit
mesin pengolah sampah. Petugas Operasional yang bekerja di TPA berjumlah 15

Universitas Sumatera Utara

68

orang. Adapun tugas dari masing-masing petugas adalah sebagai berikut: 1 orang
bertugas sebagai operator Buldozer, 2 orang bertugas sebagai operator excavator,
4 orang bertugas menjaga TPA, 1 orang bertugas menyemprot TPA, 2 orang
bertugas sebagai Operator Pengolah sampah, 1 orang bertugas sebagai asisten
operator pengolah sampah dan 4 orang bertugas memilah sampah di TPA.

4.3 Aspek Kelembagaan
Menurut peraturan Walikota Kota Gunungsitoli No. 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan susunan perangkat daerah Kota Gunungsitoli maka hirarki
struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup dapat dilihat pada gambar lampiran
7. Menurut peraturan Walikota Gunungsitoli Nomor 47 Tahun 2016 tentang
susunan organisasi dan tata kerja Dinas daerah Kota Gunungsitoli maka tugas dan
fungsi Dinas Lingkungan Hidup adalah:
1. Dinas lingkungan hidup mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
pemerintah daerah di bidang lingkungan hidup
2. Merencakan segala upaya dan kegiatan pelayanan dalam bidang lingkungan
hidup
3. Menyelenggarakan segala usaha pemungutan atau penagihan, penertiban dan
kebersihan sesuai dengan keputusan walikota yang ada.
4. Melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup, pengelolaan sampah, limbah
B3 dan peningkatan kapasitas dan pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup.

Universitas Sumatera Utara

69

4.4 Aspek Peraturan
Dasar hukum pengelolaan kebersihan yang telah diterbitkan oleh
Pemerintah Kota Gunungsitoli baik dalam bentuk peraturan daerah maupun
keputusan Walikota Gunungsitoli sebagai berikut :
1. Peraturan Daerah Kota Gunungsitoli Nomor 2 Tahun 2015 Tentang
Pengelolaan Sampah
2. Peraturan walikota Kota Gunungsitoli tentang petunjuk pelaksanaan
pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan Nomor 7 tahun 2014
4.5 Aspek Pembiayaan
Berdasarkan peraturan walikota Kota Gunungsitoli tentang petunjuk
pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan Nomor 7
tahun 2014 maka Dinas Lingkungan Hidup melakukan pemungutan atau
penagihan kepada setiap pedagang yang berjualan di pasar Nou sebesar
Rp.15.000/kios.

Universitas Sumatera Utara

70

4.6 Sumber Daya Manusia

Gambar 6. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli
Tahun 2017

Tabel 4.5. Jumlah Pegawai Tidak Tetap Dinas Lingkungan Hidup Kota
Gunungsitoli tahun 2017
No

Pekerjaan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Supir Truk Sampah
Kernet Truk Sampah
Supir Becak Sampah
Operator Excavator
Operator Buldozer
Petugas asisten operator alat berat
Penyapu jalan
Petugas gerobak sampah
Petugas penggali/ pembersih parit
Petugas pembabat rumput manual

Jumlah
Pegawai
7 orang
24 orang
14 orang
2 orang
1 orang
2 orang
45 orang
7 orang
6 orang
4 orang

Universitas Sumatera Utara

71

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Operator mesin pemotong rumbut
Penagih retribusi
Penjaga TPA
Pengawas Lalu Lintas
Penyemprot TPA
Pencatat IPAL
Petugas Penjaga Gudang Kendaraan
Angkutan Sampah/ Basecamp
Operator Pengelolah Sampah
Asisten Operator Pengelolah Sampah
Pemilah Sampah
Operator Komputer
Total

4 orang
5 orang
4 orang
1 orang
1 orang
1 orang
2 orang
2 orang
1 orang
4 orang
1 orang
138 Orang

Dari tabel 4.5. diketahui Pegawai Tidak Tetap yang dimiliki Dinas
Lingkungan hidup sebanyak 138 orang diluar kepala dinas, kepala bidang, staf
dan petugas administrasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli tahun 2017.

4.7 Sanitasi Pasar
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di pasar Nou
Kota Gunungsitoli, di peroleh gambaran sanitasi pasar Nou sebagai berikut :

Tabel 4.6 Hasil observasi sanitasi pasar Nou Kota Gunungsitoli tahun 2017
No.
A.
1
2

3
4

Penilaian
Ya
Tidak

Substansi yang dinilai
Air Bersih
Tersedia air dengan jumlah yang cukup mengalir
dengan lancar.
Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi
persyaratan :
a. Tidak berwarna
b. Tidak berbau
c. Tidak berasa
Kran air terletak di tempat strategis dan mudah
dijangkau.
Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah
minimal 10 m.

0

1

0
0
0

1
1
1

0

1

0

1

Universitas Sumatera Utara

72

5
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
C
1
2
3

4

5
6
7
8
D
1

Kualitas air bersih diperiksa setiap 6 bulan sekali.
Kamar Mandi dan Toilet
Tersedia toilet untuk laki-laki dan perempuan yang
terpisah dan tidak antri
Toilet bersih, tidak bau, tidak ada jentik nyamuk
Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah yang
cukup dan bebas jentik
Toilet dengan jamban leher angsa
Tersedia air yang cukup
Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun dan air yang mengalir
Air limbah dibuang ke septic tank (multi chamber),
roil atau lubang peresapan dengan jarak 10 m dari
sumber air bersih
Lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan,
dengan kemiringan cukup
Letak toilet minimal 10 meter dari tempat penjualan
makanan dan bahan pangan
Mempunyai lubang angin/ventilasi dan cukup cahaya
Tersedia tempat sampah yang tertutup
Ada penanggung jawab pemeliharaan dan kebersihan
toilet
Pengelolaan Sampah
Setiap kios/lorong/los tersedia tempat sampah
Ada pemilahan tempat sampah basah dan sampah
kering
Tempat sampah terbuat dari :
a. Bahan kedap air
b. Tidak mudah berkarat
c. Kuat
d. Tertutup
e. Mudah dibersihkan
Tersedia tempat pembuangan sampah sementara
(TPS) :
a. Kuat
b. Kedap air
c. Mudah dibersihkan
d. Mudah dijangkau
TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang
penular penyakit
TPS tidak bau, tidak ada sampah berserakan
TPS tidak di jalur utama pasar dan berjarak minimal
10 meter dari bangunan pasar
Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam
Drainase
Seluruh saluran limbah cair/drainase harus disemen

0
0

1

1

0

0

1

0

1

1
1

0
0

0

1

0

1

0

1

0

1

0
0

1
1

0

1

0

1

0

1

0
1
0
0
0

1
0
1
1
1

1
1
0
1

0
0
1
0

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

Universitas Sumatera Utara

73

2
3
4
5
E
1
2
3
F
1
2
3
G
1

dan ditutup
dengan kisi-kisi dari logam dan mudah dibersihkan
Aliran limbah / drainase lancar
Selokan/saluran air di los basah (ikan, daging, unggas
potong,
sayur mayor, tempat pemarutan kelapa) tidak ada
genangan air
Tidak ada bangunan di atas saluran
Pengujian kualitas limbah cair berkala setiap 6 bulan
sekali
Tempat Cuci Tangan
Tersedia tempat cuci tangan dengan air mengalir
dengan jumlah
yang cukup
Dilengkapi dengan sabun dan terjaga kebersihannya
Terletak dilokasi yg
mudah dijangkau
Pengendalian Binatang Penular Penyakit (Vektor)
Dilakukan penyemprotan lalat, nyamuk, kecoa dan
tikus dilakukan secara berkala minimal 2 kali setahun
Tidak ada lalat, kecoa dan tikus di tempat penjualan
makanan matang (siap saji)
Tidak ada binatang peliharaan (kucing/anjing)
berkeliaran didalam pasar
Desinfeksi Pasar
Desinfeksi pasar dilakukan secara menyeluruh satu
kali dalam sebulan
TOTAL

0

1

0

1

1

0

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

1

8

38

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh bahwa sanitasi pasar nou di kategorikan
dengan sanitasi buruk dengan jumlah jawaban ya sebanyak 8 (17,4 %) dan jumlah
jawaban tidak sebanyak 38 (82,6%).

4.8 Angka Kepadatan Lalat
Hasil perhitungan kepadatan lalat dengan Fly Grill pada kontainer sampah
dan tumpukan sampah di pasar Nou Kota Gunungsitoli disajikan dalam bentuk
tabel distribusi.

Universitas Sumatera Utara

74

Tabel 4.6 Kepadatan lalat di Kontainer sampah di Pasar Nou Kota
Gunungsitoli tahun 2017

Pengukuran 30 Detik ke
Lokasi
Tempat
pembuangan
sampah
(kontainer)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

30

32

29

30

23

24

20

25

23

31

Kepadatan Lalat
(Rata-rata dari
5 pengukuran
tertinggi)
30,4

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa kepadatan lalat di kontainer
sampah (TPS) pasar Nou Kota Gunungsitoli tergolong sangat tinggi yaitu 30,4.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pengelolaan Sampah di Pasar Nou
5.1.1

Jenis Sampah
Sampah yang dihasilkan dari aktivitas pedagang dan pembeli di Pasar Nou

dapat dikelompokkan menjadi sampah organik dan anorganik. Di Pasar Nou
jumlah sampah organik lebih banyak dihasilkan dibandingkan dengan jumlah
sampah anorganik. Pengelolaan sampah dengan pemilahan antara sampah organik
dan anorganik belum dilakukan oleh pedagang di Pasar Nou. Dari hasil
wawancara yang dilakukan, pihak Dinas Lingkungan Hidup menilai hal tersebut
tidak berhasil karena beberapa tahun sebelumnya pengadaan tempat sampah
organik

dan

anorganik

telah

dilakukan

dan

para

pedagang

tidak

mengindahkannya. para pedagang masih membuang sampah tidak pada tempat
yang seharusnya, membuang sampah organik ke tempat sampah anorganik dan
sebaliknya.
Menurut SNI 3242-2008 Pengelolaan sampah di TPS dapat dilakukan
dengan memilah sampah organik dan anorganik, melakukan pengomposan
sampah organik skala lingkungan, memilah sampah anorganik sesuai jenisnya
yaitu: sampah anorganik yang dapat didaur ulang, misalnya membuat barang
kerajinan dari sampah, membuat kertas daur ulang. Sampah lapak yang dapat
dijual seperti kertas, kardus, plastik, gelas/kaca, logam, dan lainnya dikemas
sesuai jenisnya. Apabila pemerintah Kota Gunungsitoli dan pedagang melakukan
pengelolaan sampah organik dan anorganik tersebut di Pasar Nou maka akan

75

Universitas Sumatera Utara

76

mengurangi volume sampah pasar dan pedagang akan mendapatkan keuntungan
dari pemanfaatan kembali sampah-sampah yang dihasilkan di pasar.
5.1.2

Jumlah Sampah
Data mengenai timbulan, dan komposisi sampah merupakan hal yang

sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di suatu
wilayah. Data tersebut harus tersedia agar dapat disusun suatu alternative
pengelolaan persampahan yang baik. Jumlah timbulan sampah ini kemudian akan
berhubungan dengan elemen-elemen pengelolaan sampah seperti pemilihan
peralatan, rute pengangkutan dan fasilitas pengolahan (Daur Ulang).
Berdasarkan hasil pengukuran langsung di lapangan didapatkan volume
rata-rata sampah di pasar Nou Kota Gunungsitoli yaitu 2,31 m3 per hari dan berat
rata-rata sampah sebesar 476,81 Kg per hari. Dari hasil pengkuran tersebut di
ketahui juga jenis sampah yang banyak dihasilkan pasar Nou adalah sampah
organik sebanyak 351,75 Kg per hari atau 73,77 % dari total sampah yang
dihasilkan per hari. Tempat penyimpanan sampah komunal dengan daya tampung
6 m3 sudah memenuhi kebutuhan pasar Nou yang menghasilkan sampah sekitar
2,31 m3 namun sampah masih berserakan akibat cara pengangkutan yang kurang
efektif dan efisien. Upaya pengolahan maupun pemanfaatan kembali sampah di
pasar Nou belum ada. Sampah yang dihasilkan Pasar Nou akan langsung diangkut
oleh Petugas kebersihan ke tempat pembuangan Akhir (TPA) tanpa dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah
atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara

Universitas Sumatera Utara

77

pembakaran,pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan (SNI
T-13-1990-F). Dengan jumlah sampah organik sebanyak 351,75 Kg, pasar Nou
Gunungsitoli bisa mengurangi jumlah sampah yang di angkut ke TPA dengan
melakukan Pengolahan berupa composting. Pengomposan (composting) adalah
suatu cara pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan aktifitas bakteri
untuk mengubah sampah menjadi kompos (proses pematangan). Selain bertujuan
untuk mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke TPA, composting juga
bermanfaat dan bernilai ekonomis sehingga selain mengurangi dampak masalah
sampah yang ditimbulkan dapat juga menjadi penghasilan tambahan bagi pihak
pengelola sebagai mana yang telah diterapkan di Pasar Bunder Sragen yang
merupakan salah satu pasar sehat tingkat nasional yang melakukan pengolahan
terhadap sampah organik dan menghasilkan pupuk organik “ SUKOWATI”.
5.1.3

Operasional Pengelolaan Sampah Pasar Nou

1. Penyimpanan Sampah
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan terlihat bahwa pedagang di Pasar
Nou belum memiliki tempat penyimpanan sampah individual yang memenuhi
syarat kesehatan. Tempat penyimpanan sampah yang dimiliki oleh pedagang
terbuat dari bambu, kardus, karung, ember bekas dan baskom bahkan ada yang
tidak mempunyai tempat sampah sama sekali.
syarat-syarat tempat sampah yang dianjurkan adalah a). Konstruksinya
kuat, jadi tidak mudah bocor, penting untuk mencegah berserakannya sampah. b).
Tempat sampah mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat sedemikian rupa
sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan dianjurkan agar

Universitas Sumatera Utara

78

tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotorkan tangan. c). Ukuran
tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu orang. Jenis
tempat sampah yang dipakai untuk penyimpanan sampah ini banyak jenisnya. Di
negara yang telah maju dipergunakan kertas plastik, atau kertas tebal. Sedangkan
di Indonesia yang lazim ditemui adalah, keranjang plastik, rotan dan lain
sebagainya. (Azwar, 1990)
Tempat penyimpanan sampah komunal, Dinas Lingkungan Hidup telah
menyediakan tempat penyimpanan sampah sementara berupa satu kontainer arm
roll dengan ukuran 6 m3 dan daya angkut sebesar 3.500 Kg yang di letakkan di
bagian depan Pasar Nou dan tidak ada pemisahan antara sampah organik dan
anorganik. Hasil pengamatan langsung di lapangan sampah menunjukkan banyak
berserakan di bagian depan pasar. Hal ini disebabkan karena tempat penyimpanan
sampah komunal berada di bagian sisi sebelah kanan pasar. Para pedagang yang
berjualan di sisi sebelah kiri malas untuk membuang sampah ke kontainer dan
menumpuknya di bagian depan pasar sebelah kiri dengan alasan ada petugas
kebersihan yang akan mengangkut sampah tersebut. Alasan lainnya, saat
dilakukan pengangkutan sampah, kontainer tidak langsung di kembalikan ke pasar
Nou. Biasanya saat sampah di angkut pada pagi hari maka kontainer baru
dikembalikan pada sore hari sehingga sampah di tumpuk di depan pasar.
Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 519 2008 Tentang pedoman
penyelenggaraan pasar sehat, Lokasi tempat penyimpanan sampah tidak berada di
jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 m dari bangunan pasar sedangkan
tempat penyimpanan sampah komunal di pasar Nou tepat berada dibagian depan

Universitas Sumatera Utara

79

dengan jarak 2,0
Km.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 81 Tahun 2012 tentang
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
pasal 22, menyatakan bahwa pemrosesan akhir sampah dilakukan dengan: metode
lahan urug terkendali (Controlled landfill ), metode lahan urug saniter ( sanitary
landfill ) dan teknologi ramah lingkungan, maka Dinas Lingkungan Hidup Kota
Gunungsitoli saat ini telah menggunakan metode controlled landfill (Penimbunan
terkendali).
5.1.4

Aspek Kelembagaan
Pasar Nou tidak mempunyai kelembagaannya sendiri (pengelola sendiri )

tetapi berada dibawah naungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian dan
Pengelolaan sampah pasar Nou berada dibawah Naungan Dinas Lingkungan

Universitas Sumatera Utara

84

Hidup. Berdasarkan struktur organisasinya, Dinas Lingkungan Hidup memiliki
seksi pengelolaan sampah, seksi pengelolaan limbah B3, dan seksi peningkatan
lingkungan hidup yang di bawahi oleh bidang Pengelolaan sampah, limbah B3
dan peningkatan kapasitas. Seksi pengelolaan sampah bertugas menangani
masalah kebersihan di Gunungsitoli termasuk sampah yang dihasilkan Pasar Nou
setiap harinya. Dinas Lingkungan Hidup

bertanggung jawab memindahkan

sampah dari kios/los pedagang menuju TPS yang tersedia di Pasar kemudian
mengangkut ke truk pengangkut sampah Dinas Kebersihan.
Dinas lingkungan hidup masih memiliki banyak kekurangan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam pengelolaan pasar. Berdasarkan
hasil pengamatan langsung di lapangan, di dapatkan wadah sampah komunal
(kontainer) yang tidak memenuhi syarat masih digunakan, penempatan kontainer
yang tidak strategis dan tidak memenuhi syarat kesehatan, serta pengangkutan
sampah yang tidak terjadwal.
Dinas Lingkungan Hidup sebaiknya menempatkan petugas kebersihan
yang bertanggungjawab terhadap kebersihan pasar Nou setiap hari agar
kebersihan tetap terjaga. Aktivitas di pasar Nou dimulai dari jam 07.00 WIB21.00 WIB sehingga dibutukan petugas kebersihan sebanyak 2 orang bekerja
dengan shift pagi dari pukul 07.00 -14.00 WIB dan shift sore dari pukul 14.00 21.00 WIB.
5.1.5

Aspek Peraturan
Pada prinsipnya, peraturan- peraturan daerah merupakan dasar hukum

pengelolaan persampahan. Dasar hukum pengelolaan sampah pasar Nou kota

Universitas Sumatera Utara

85

Gunungsitoli yaitu Peraturan Daerah Kota Gunungsitoli Nomor 2 Tahun 2015
Tentang Pengelolaan Sampah dan peraturan walikota Kota Gunungsitoli tentang
petunjuk pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
Nomor 7 tahun 2014.
Dengan adanya peraturan pemerintah mengenai pengaturan pengelolaan
sampah, diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Namun sampai saat ini, peraturan mengenai pengelolaan persampahan belum
dapat terlaksana sesuai harapan. Hal ini dapat terjadi karena masih banyak
masyarakat yang melakukan pelanggaran dan tidak mengelola sampahnya dengan
baik. Kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
perlu ditingkatkan lagi oleh masyarakat.Pemerintah Kota Gunungsitoli juga dapat
membuat sebuah peraturan pemberian sanksi bagi orang-orang yang tidak
mengindahkan peraturan mengenai pengelolaan sampah. Dengan adanya
pemberian sanksi ini, akan memberikan efek jera bagi masyarakat yang
melakukan pelanggaran.
Menurut Sudiran (2005) dalam penelitiannya mengenai instrumen sosial
masyarakat Karangmumus Kota Samarinda dalam penanganan sampah domestik,
menyatakan kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan yang berlaku akan
sangat membantu upaya pengelolaan. Peraturan tentang larangan membuang
sampah di sembarang tempat yang ditegakkan secara tegas dalam pemberian
sanksi atau hukuman kepada pelanggar dan dipublikasikan secara luas akan
memberikan efek jera kepada masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

86

5.1.6

Aspek Pembiayaan
Berdasarkan peraturan walikota Kota Gunungsitoli tentang petunjuk

pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan Nomor 7
tahun 2014 maka Dinas Lingkungan Hidup melakukan pemungutan atau
penagihan kepada setiap pedagang yang berjualan di pasar Nou sebesar
Rp.15.000/kios.
Dana retribusi sampah yang terkumpul akan digunakan oleh Dinas Pasar
untuk mendukung biaya operasional sampah pasar. Dana tersebut dapat digunakan
untuk membayar upah petugas pengangkut sampah, pengadaan fasilitas
pengelolaan persampahan seperti TPS

dalam rangka menunjang kegiatan

pengelolaan persampahan dan penyediaan peralatan kebersihan. Menurut hasil
observasi dilapangan, secara umum pedagang tidak keberatan dengan besaran
retribusi yang dibebankan Dinas Lingkungan Hidup kepada pedagang, hanya saja
para pedagang kurang puas kinerja dari petugas kebersihan dimana, pengangkutan
sampah yang tidak teratur menyebabkan adanya timbulan sampah dibagian depan
pasar.
5.1.7

Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data yang diperoleh, dinas lingkungan hidup memiliki 31

orang Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari Kepala Dinas, Kepala bidang
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Kepala bidang
Penataan dan Penataan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kepala
bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas, Kepala sub
bagian Umum dan kepegawaian, Kepala sub bagian Program dan Keuangan,

Universitas Sumatera Utara

87

Kepala seksi Pengelolaan Sampah, Kepala seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup,
Kepala seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan, Kepala seksi
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup, Kepala UPTD Pengelolaan
Sampah, Kepala seksi Pengelolaan Limbah B3, Kepala seksi Perencanaan dan
Kajian Dampak Lingkungan Hidup, Kepala seksi Penegakan Hukum Lingkungan,
Kepala seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup, Pj. Kepala sub bagian
Tata Usaha pada UPTD Pengelolaan Sampah, Kasi Peningkatan Kapasitas
Lingkungan Hidup serta13 orang pelaksana (staf) . Pegawai Tidak Tetap sebanyak
138 orang yang terdiri dari 7 orang supir truk sampah, 24 orang kernet truk
sampah, 14 orang supr becak sampah, 2 orang operator excavator, 1 orang
operator bulldozer, 2 orang asisten operator alat berat, 45 orang penyapi jalan, 7
orang petugas gerobak sampah, 6 orang petugas penggali/ pembersih parit, 4
orang petugas pembabat rumput manual, 4 orang operator mesin pemotong
rumput, 5 orang penagih retribusi, 4 orang penjaga TPA, 1 orang pengawas lalu
lintas, 1 orang penyemprot TPA, 1 orang pencatat IPAL, 2 orang petugas jaga
kendaraan angkutan sampah, 2 orang operator pengolah sampah, 1 orang asisten
operator pengolah sampah, 4 orang pemilah sampah dan 1 orang operator
komputer.
Menurut Ellius (2015) Proses penempatan kerja dilakukan berdasarkan
pendidikan, pengetahuan, keterampilan kerja, dan pengalaman kerja oleh pegawai
baru tersebut sesuai dengan formasi yang diterima. Penempatan berdasarkan
pendidikan yang dimaksud yaitu ditinjau dari tingkat pendidikan akhir yang
diperoleh untuk mengisi suatu tempat kerja sesuai dengan gelar pendidikan yang

Universitas Sumatera Utara

88

ada. Penempatan berdasarkan pengetahuan kerja yaitu menyangkut pengetahuan
melalui keilmuan dan keahlian yang dimiliki oleh calon tenaga kerja tersebut, dan
penempatan berdasarkan keterampilan kerja yaitu menyangkut kecakapan untuk
melakukan suatu pekerjaan yang diperoleh melalui praktek dan keterampilan kerja
tersebut dapat dikelompokkan menjadi keterampilan mental seperti menganalisa
data, membuat keputusan, menghitung dan menghapal. Keterampilan fisik seperti
tenaga, disiplin waktu, dan melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Penempatan kerja berdasarkan pengalaman kerja menyangkut
pengalaman seseorang tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan tertentu.
Pengalaman kerja dapat dilihat melalui lamanya pekerjaan yang dia lakukan
sebelumnya.
Berdasarkan data yang di peroleh,

sumber daya manusia Dinas

Lingkungan Hidup Kota Gunungsitoli sebagian tidak sesuai bila ditinjau dari
tingkat pendidikan akhir yang diperoleh, pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman kerja sehingga menimbulkan kurangnya efisiensi dan produktitas
kerja dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ada. Hal ini dapat di lihat dari
pengaturan jadwal pengangkutan sampah yang masih tidak teratur dan
penempatan petugas pengangkut sampah di pasar Nou.

5.2 Sanitasi pasar
Air bersih pada pasar harus memenuhi beberapa syarat di antaranya
tersedia

air

bersih

dengan

jumlah

yang

cukup

setiap

hari

secara

berkesinambungan, minimal 40 liter per pedagang, kualitas air bersih yang
tersedia

memenuhi

persyaratan,

tersedia

tendon

air

yang

menjamin

Universitas Sumatera Utara

89

kesinambungan ketersediaan air dan dilengkapi dengan kran yang tidak bocor,
jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 m, kualitas air
bersih diperika setiap enam (6) bulan sekali. Hal ini tidak sesuai dengan keadaan
di Pasar Nou Gunungsitoli yang tidak tersedia air bersih. Para pedagang
menggunakan air dari sungai Nou yang ditarik menggunakan mesin dan lalu di
tampung ke dalam bak yang tersedia di kamar mandi.
Toilet yang ada di pasar harus terpisah antara laki-laki dan perempuan dan
jumlahnya cukup. Menurut Kepmenkes RI No.519/MENKES/SK/VI/2008,
kebutuhan toilet di pasar Nou dengan jumlah pedagang sebanyak 200 pedagang
membutuhkan sekitar 4 toilet. Berdasarkan hasil observasi, jumlah toilet di pasar
Nou sudah mencukupi kebutuhan yaitu berjumlah 2 toilet yaitu 1 toilet laki-laki
dan 1 toilet perempuan.
Kamar mandi dan toilet di pasar harus memiliki tempat cuci tangan yang
dilengkapi sabun sehingga pedagang atau pengunjung yang selesai buang air bisa
mencuci tangannya dan harus tersedia tempat sampah untuk membuang sampah
seperti tisu, bungkus sampo, bungkus sabun dan lain-lain, dan tempat sampah
tersebut harus tertutup. Berdasarkan hasil observasi, kamar mandi dan toilet di
pasar Nou tidak memiliki tempat cuci tangan dan sabun. Pedagang biasanya
mencuci tangan dengan menggunakan air yang berasal dari sungai Nou yang di
tampung didalam bak kamar mandi. Di dalam kamar mandi/toilet juga tidak
tersedia sabun serta tidak tersedia tempat sampah. Sehingga pengguna toilet
biasanya membuang sampah langsung di lantai toilet. Hal ini sangat beresiko

Universitas Sumatera Utara

90

menimbulkan kontaminasi tinja dari tangan manusia yang tidak mencuci tangan
dengan sabun setelah buang air besar.
Berdasarkan hasil observasi, tempat sampah yang ada di tempat berjualan
bahan pangan dan makanan berupa keranjang yang terbuat dari anyaman bambu,
tidak tertutup, tidak kedap air, dan tidak dipisahkan antara sampah basah dan
kering.

Keadaan

ini

tidak

sesuai

dengan

Kepmenkes

RI

No

519/MENKES/SK/VI/2008 yang mensyaratkan tempat sampah di tempat
penjualan bahan pangan harus terpisah antara sampah basah dan kering, kedap air,
dan tertutup.
Berdasarkan

Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 pasar

tradisional harus memiliki tempat cuci tangan, melakukan pengendalian binatang
penular penyakit (Vektor) dengan cara Desinfeksi. Desinfeksi

adalah

menghancurkan atau membunuh kebanyakan organisme patogen pada benda atau
instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair. Desinfeksi di pasar
penting dilakukan secara berkala minimal 1 hari dalam sebulan agar bakteri atau
jamur penyebab penyakit dapat dibasmi sehingga tidak menyebarkan penyakit
kepada pedagang ataupun pengunjung pasar. Menurut hasil observasi yang di
lakukan tempat cuci tangan tidak tersedia di pasar Nou. Berdasarkan wawancara
kepada pengelola pasar, pasar Nou tidak pernah melakukan desinfesi pasar secara
berkala. Padahal desinfeksi secara berkala merupakan tindak pencegahan agar
suatu penyakit tidak pernah terjadi dan menyebar di pasar.

Universitas Sumatera Utara

91

5.3 Angka kepadatan lalat
Berdasarkan hasil pengukuran angka kepadatan lalat yang telah dilakukan
pada tempat penyimpanan sampah komunal ( kontainer)

terlihat bahwa

pengukuran angka kepadatan lalat pada kontainer sampah sangat tinggi yaitu 30,4.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan fly grill yang dicat berwarna putih.
Disesuaikan dengan penelitian Jannah (2006) yang menyatakan lalat tidak suka
dengan warna biru, hitam, dan merah. Sedangkan, warna yang disukai lalat adalah
warna alami kayu (kayu yang tidak di cat), warna putih dan warna kuning.
Tempat yang disenangi lalat adalah tempat basah, benda-benda organik,
sampah basah, kotoran manusia, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, dan
kotoran yang menumpuk secara kumulatif (di kandang) (Santi,2001). Angka
kepadatan lalat yang tinggi disebabkan oleh sampah organik yang di hasilkan
pasar Nou seperti buah dan sayur busuk, ikan yang mengeluarkan bau yang
disukai oleh lalat, tempat sampah yang tidak tertutup serta adanya yang membuat
tumpukan sampah terbuka di sekita