Analisis Pengelolaan Sampah, Sanitasi dan Angka Kepadatan Lalat di Pasar Nou Kota Gunungsitoli Tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan
tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,
perubahan pola konsumsi dan peningkatan aktivitas manusia menimbulkan
volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Sehingga,
penanganan sistem pengelolaan sampah suatu kota harus dilaksanakan dengan
efektif dan efisien, agar dicapai hasil maksimum sesuai yang diharapkan oleh
masyarakat dan pemerintah. Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat
menurunkan kualitas lingkungan dan terjadinya pencemaran lingkungan secara
berantai, seperti bau busuk yang mengganggu, sumber penularan penyakit,
tersumbatnya drainase dan sungai yang dapat mengakibatkan banjir. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pengelolaan sampah adalah pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, pembuangan sementara dan pembuangan akhir.
Dimana yang paling menentukan baik tidaknya pengelolaan sampah adalah
pengangkutan sampah.
Salah satu penghasil sampah terbanyak adalah pasar dan sering bermasalah
dalam penanganannya. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan (2008), Pasar
adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik

yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,
pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.

1

Universitas Sumatera Utara

2

Pengaruh yang ditimbulkan oleh sampah pasar erat hubunganya dengan
merebaknya suatu penyakit. Penyebaran penyakit pada manusia dapat terjadi
melalui penularan secara mekanis oleh vektor lalat (Chandra, 2007). Salah satu
tempat yang disenangi oleh lalat adalah Tempat pembuangan sampah sementara
karena banyak terdapat sampah basah, sampah organik dan kotoran binatang. Jika
tingkat kepadatan lalat tinggi, hal ini dapat menyebabkan terjadinya penularan
penyakit yang disebabkan oleh lalat. Penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor
lalat antara lain diare, kolera, typus dan penyakit gangguan pencernaan lainnya.
Oleh karena itu, sanitasi pasar sangat di perlukan sebagai usaha pengawasan untuk
penyelenggaraan pasar sehat. Pasar sehat sebagai upaya memperkuat biosekuriti
pada rantai makanan yang akan meningkatkan keamanan pangan sejak produksi

hingga konsumsi, mendidik produsen, pemasok, pedagang, dan konsumen, dan
sebagai konsekuensinya, kesadaran mereka akan meningkat terhadap risiko
keamanan pangan, seperti kontaminasi silang, penularan flu burung dan penyakitpenyakit lain yang dihantarkan pangan, dan perilaku berisiko tinggi ( kepmenkes,
2008).
Berdasarkan penelitian Susanawati (2004) mengenai evaluasi pengelolaan
sampah Pasar Johar di Kota Semarang, pengelola sampah mengeluhkan tentang
rendahnya partisipasi dari pedagang untuk ikut mengelola sampah di Pasar Johar,
terutama mengenai pewadahan secara individual yang sangat diabaikan oleh
pedagang.
Berdasarkan penelitian Naatonis (2010) mengenai sistem pengelolaan
sampah berbasis masyarakat di kampung nelayan oesapa kupang , menyatakan

Universitas Sumatera Utara

3

Pada subsistem pewadahan, sebagian besar masyarakat kampung nelayan
(26,92%) sudah mempunyai pewadahan, namun belum memisahkan sampah
menurut jenisnya.
Masalah sampah sangat rentan terjadi, terutama di daerah-daerah yang

sedang berkembang dan salah satunya adalah di Kota Gunungsitoli. Berdasarkan
survei pendahuluan yang di lakukan pada November 2016, didapatkan data total
produksi sampah di kota Gunungsitoli per hari adalah ± 353,59 m3 sedangkan
produksi sampah yang dihasilkan oleh aktivitas perdagangan di pasar-pasar Kota
Gunungsitoli per hari rata-rata adalah sekitar 12 m3. Sebagian besar sampah
tersebut adalah sampah organik yang berasal dari pedagang sayur-mayur, buahbuahan dan sisa-sisa makanan serta sampah dari para pembeli atau pengunjung
yang dibuang sembarangan. Sebagian besar pedagang di Pasar Nou tidak memiliki
tempat penampungan sampah yang memadai, hanya menggunakan keranjang
sampah yang terbuat dari bambu, kardus dan kantong plastik. Sedangkan
pedagang yang tidak mempunyai tempat sampah akan membuang sampah di
sekitar tempat ia berdagang, sehingga tempat tersebut menjadi kotor. Hal ini
didukung dengan keluhan para pedagang banyak mengeluh tentang sanitasi yang
kurang seperti tidak tersedianya kamar mandi dan toilet, selokan yang penuh
sampah serta atap yang sudah bocor.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harefa (2012), tentang tingkat
partisipasi masyarakat kota Gunungsitoli terhadap program pengelolaan sampah
reduce, reuse, recycle (3R), menyatakan bahwa sistem pengelolaan sampah
Gunungsitoli masih belum sesuai dengan program 3R. Kota Gunungsitoli tidak

Universitas Sumatera Utara


4

memiliki TPS yang dipisah sesuai dengan jenis sampah, peralatan kebersihan
seperti truk hanya terdiri dari enam truk. Manajemen pengangkutan sampah tidak
teratur, dan masih belum terdapat tempat daur ulang sampah yang dikontrol oleh
pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan di Pasar Nou Kota Gunungsitoli yaitu masih banyaknya
sampah yang berserakan, sanitasi pasar yang kurang baik sehingga perlu diketahui
bagaimana sistem pengelolaan sampah, sanitasi dan angka kepadatan lalat di pasar
Nou Kota Gunungsitoli.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Menganalisa sistem pengelolaan sampah, sanitasi serta angka kepadatan


lalat di Pasar Nou Kota Gunungsitoli tahun 2017
1.3.2

Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah sampah yang dihasilkan Pasar Nou Kota Gunungsitoli
2. Mengetahui jenis sampah di Pasar Nou Kota Gunungsitoli
3. Mengetahui tempat penyimpanan sampah di Pasar Nou Kota Gunungsitoli.
4. Mengetahui cara pengumpulan sampah di Pasar Nou Kota Gunungsitoli.
5. Mengetahui cara pengangkutan sampah di Pasar Nou Kota Gunungsitoli.
6. Mengetahui cara pembuangan sampah sementara serta pembuangan akhir
sampah di Pasar Nou Kota Gunungsitoli.

Universitas Sumatera Utara

5

7. Mengetahui aspek kelembagaan pengelolaan sampah di Pasar Nou Kota
Gunungsitoli.
8. Mengetahui aspek peraturan pengelolaan sampah di Pasar Nou Kota

Gunungsitoli.
9. Mengetahui aspek pembiayaan pengelolaan sampah di Pasar Nou Kota
Gunungsitoli.
10. Mengetahui sumberdaya manusia pengelolaan sampah Pasar Nou Kota
Gunungsitoli.
11. Mengetahui sanitasi pengelolaan sampah di Pasar Nou Kota Gunungsitoli.
12. Mengetahui angka kepadatan lalat di Pasar Nou Kota Gunungsitoli.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola Pasar Nou Kota
Gunungsitoli dalam upaya penyehatan lingkungan pasar khususnya
tentang pengelolaan sampah pasar.
2. Sebagai bahan untuk membantu Kantor lingkungan hidup dalam
penanggulangan sampah, khususnya sampah pasar.
3. Untuk menambah pengetahuan penulis dalam rangka penanggulangan
sampah, khususnya penanggulangan sampah pasar.
4. Sebagai informasi dan bahan referensi bagi penelitian-penelitian
selanjutnya, khususnya pada bidang ilmu kesehatan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara