Treaty Room - Treaty

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
ANT ARA
SADAN NARKOTI KA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
DAN
KEPOLISIAN REPUBLIK FIJI
TENTANG
KERJA SAMA DALAM MEMERANGI PERDAGANGAN GELAP
NARKOTIKA, BAHAN-BAHAN PSIKOTROPIKA
DAN PREKURSORNYA

Badan Narkotika Nasional Repulik Indonesia dan Kepolisian Republik Fiji
selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara kolektif disebut
sebagai "Para Pihak";

Mengakui bahwa perdagangan gelap narkotika, bahan-bahan psikotropika dan
prekursornya merupakan ancaman serius bagi kesehatan , keamanan , dan
kesejahteraan manusia, dan mempunyai efek merugikan bagi dasar-dasar
ekonomi, sosial, budaya, dan politik masyarakat;


Mengakui pentingnya prinsip kedaulatan , kesetaraan dan integritas kewilayahan ;

Mengungkapkan

keprihatinan

atas

meningkatnya

dan

meluasnya

peredara n narkotika, bahan-bahan psikotropika dan prekursornya;

1

lingkup


Berdasarkan kepada Surat Pernyataan Kehendak antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Republik Fiji tentang Kerja Sama dalam Memberantas

Perdagangan Gelap Narkotika, Bahan-Bahan Psikotropika dan Prekursor yang
ditandatangani pada tahun 2014;

Menimbang

ketentuan-ketentuan

yang

tertuang

dalam

Konvensi

Tunggal


Narkotika 1961, sebagaimana telah diamandemen dengan Protokol Perubahan
pada Konvensi Tunggal tahun 1961 tentang Narkotika 1972, Konvensi Psikotropika
1971 , dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa menentang Perdagangan Gelap
Narkotika dan Psikotropika 1988;

Menimbang kepentingan bersama untuk mengambil langkah-langkah efektif
dalam memerangi perdagangan gelap narkotika, bahan-bahan psikotropika dan
prekursornya;

Dipandu oleh kewajiban internasional Para Pihak;

Berdasarkan pada hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing negara;

Telah mencapai pemahaman sebagai berikut:

PASAL1
TUJUAN
Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian (MSP) ini adalah untuk meningkatkan
kerja sama antara Para Pihak, melalui pertukaran informasi dan kegiatan lain yang
berkaitan, dalam upaya memerangi perdagangan gelap dan penyalahgunaan

narkotika, bahan-bahan psikotropika dan prekursornya.

2

PASAL 2
RUAN G LINGKUP KERJA SAMA

Para Pihak, sesuai dengan hukum dan peraturan negara masing-masing,
membangun dan memelihara kerja sama sebagai beri kut:

1. Pertukaran informasi mengenai:
a) Jaringan dan orang-orang yang terkait, atau diduga terkait, atau ditahan
karena

produksi

dan

perdagangan


gelap

narkotika,

bahan-bahan

psikotropika dan prekursornya;
b) Rute perdagangan narkotika dan modus operandi yang digunakan oleh
pelaku dan organisasi yang diduga memperdagangkan narkotika, bahanbahan psikotropika dan prekursornya termasuk nam un tidak terbatas pada
mereka yang dijadikan ku rir narkoba;
c)

Metode pencarian dan penyitaan narkotika, bahan-bahan psikotropika dan
prekursornya yang tersembunyi;

d) Metode yang digunakan dalam produksi, penyelundupan dan perdagangan
narkotika, bahan-bahan psikotropika dan prekursornya;
e) Metode

yang


penyamaran

digunakan
hasil

untuk

perpindahan,

perdagangan ,

properti

penyembunyian

dan

peralatan


atau
terkait

perdagangan narkotika, bahan-bahan psikotropika dan prekursornya;
f)

Warga negara dari Pihak yang telah ditangkap atau ditahan akibat
perdagangan

gelap

narkotika,

bahan-bahan

psikotropika

dan

prekursornya;

g) Bentuk-bentuk

baru

dari

narkotika,

bahan-bahan

psikotropika

dan

prekurso rnya ;
h) Langkah-langkah untuk tuj uan penyitaan aset dan denda yang berasal dari
aktivitas illegal yang berhubungan dengan perdagangan narkotika, bahanbahan psikotropika dan prekursornya;

3


i)

Pengalaman dan keahlian dari bidang yang relevan termasuk analisis
ilmiah

dalam

memerangi

penyalahgunaan

narkotika,

bahan-bahan

psikotropika dan prekursornya.
2. Peningkatan kapasitas, pelatihan serta pertukaran kunjungan ahli dari Para
Pihak menurut ketentuan kerja sama di bawah MSP ini; dan,

3.


Bidang kerja sama lainnya yang menjadi perhatian bersama yang dapat
disepakati.

PASAL 3
PEJABAT BERWENANG

1. Pejabat berwenang untuk MSP ini adalah :
• Untuk Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia: Deputi Hukum dan
Kerja Sama;
• Untuk Kepolisian Republik Fiji: Komisaris Polisi Kepolisian Republik Fiji

PASAL 4
PERTEMUAN BILATERAL

1. Untuk meninjau situasi terkait dengan narkotika dan prekursornya dan
kemajuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelaksanaan MSP ini, Para
Pihak sepakat untuk melaksanakan Pertemuan Bilateral secara berkala, baik
melalui video conference atau bergantian di wilayah salah satu Pihak. Dalam
pertemuan-pertemuan


tersebut,

upaya-upaya

bersama

yang

sedang

berlangsung akan ditinjau dan bidang kerja sama yang baru akan diidentifikasi
dan dikembangkan.

2. Apabila dibutuhkan, pertemuan-pertemuan khusus dapat diselenggarakan.

4

PASAL 5
BIAYA PENGELUARAN

Pembiayaan pada kegiatan kerja sama di dalam MSP ini akan dibiayai dengan
persyaratan yang telah ditentukan bersama dan akan tunduk pada ketersediaan
dana.

PASAL 6
KERAHASIAAN
1. Setiap informasi atau dokumen yang diperoleh dalam pelaksanaan MSP ini
harus dijaga kerahasiaannya.

lnformasi atau dokumen tersebut harus

dilindungi oleh kerahasiaan yang sama seperti yang disediakan oleh peraturan
perundang-undangan nasional dari Pihak yang meminta untuk informasi yang
sama atau dokumen dari sumber nasional.

2.

Pihak yang meminta menggunakan informasi hanya untuk tujuan yang
dinyatakan dalam permintaan.

3. lnformasi rahasia, termasuk dokumen dan bahan, yang disediakan dalam
kerangka MSP ini tidak akan dibagi dengan pihak ketiga manapun tanpa
persetujuan tertulis dari Pihak yang menyediakan.

PASAL7
AMANDEMEN
Para Pihak dapat meninjau atau mengamandemen bagian manapun dari MSP ini
dengan persetujuan bersama secara tertulis dan amandemen tersebut akan mulai
berlaku sesuai dengan Pasal 9.
5

PASAL8
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Setiap perbedaan antara Para Pihak yang timbul akibat penafsiran atau
implementasi atau pelaksanaan ketentuan dalam MSP ini akan diselesaikan
bersama melalui konsultasi bersama antara Para Pihak melalui saluran diplomatik.

PASAL 9
PEMBERLAKUAN, JANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN

MSP ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganan dan berlaku untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan secara otomatis diperpanjang untuk periode yang sama
kecuali salah

satu

Pihak memberitahukan

Pihak

lainnya

secara

tertulis,

keinginannya untuk mengakhiri MSP ini 6 (enam) bu lan sebelum ta nggal
pengakhiran .

SESAGAI SUKTI, yang bertandatangan di bawah ini diberi kuasa oleh legislasi
nasional masing-masing, telah menandatangani MSP ini.

DITANDATANGANI di Suva pada tanggal 2 September 2015, dalam dua salinan
asli dalam Bahasa Indonesia dan lnggris, kedua naskah memiliki nilai otentik yang
sama.

UNTUK SADAN NARKOTIKA NASIONAL

UNTUK KEPO LISIAN

REPULIK INDONESIA

REPUSLIK FIJI

,r,

セ セN Z ャna セ k kotia@セ@

KEPALA SADAN

セ t?

NASIONAL

6

セ alo@

KOMISARIS POLISI

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
BETWEEN
THE NATIONAL NARCOTICS BOARD OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
AND
THE FIJI POLICE FORCE OF THE REPUBLIC OF FIJI
ON
COOPERATION IN COMBATING ILLICIT TRAFFICKING IN
NARCOTIC DRUGS, PSYCHOTROPIC SUBSTANCES AND THEIR
PRECURSORS

The National Narcotics Board of the Republic of Indonesia and the Fiji Police Force
of the Republic of Fiji hereinafter referred to individually as the "Party" and
collectively referred to as "the Parties":

RECOGNIZING that illicit trafficking of narcotic drugs, psychotropic substances
and their precursors in all forms poses a serious threat to the health , security and
welfare of human beings, and adversely affect the economic. social. cultural and
political foundations of the societies;

RECOGNIZING the importance of the principle of sovereignty, equality and the
right to territorial integrity;

EXPRESSING concern in the expansion of large-scale and widespread illegal
circulation narcotic drugs and psychotropic substances and their precursors;

1

REFERING TO Letter of Intent between The Government of The Republic of

Indonesia and The Government of The Republic of Fiji on Cooperation in
Combating Illicit Trafficking of Narcotic Drugs, Psychotropic Substances and Their
Precursor signed in 2014;

TAKING INTO CONSIDERATION PROVI SIONS as stipulated in the Single
Convention on Narcotic Drugs of 1961 , as amended by the Protocol of 1972 on
Amendments to the Single Convention on Narcotic Drugs of 1961 , the Convention
on Psychotropic Substances of 1971 , and the United Nations Convention on
against Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances of 1988;

CONSIDERING mutual interest to take effective measures to combat illicit
trafficking of narcotic drugs, psychotropic substances and their precursors;

BEING GUIDED by international obligations of Parties;

PURSUANT TO the prevailing laws and regulations of their respective countries;

HAVE REACHED the following understanding :

ARTICLE 1
OBJECTIVE

The objective of this Memorandum of Understanding (MoU) is to promote
cooperation between the Parties, through information exchange and other related
activities, in an attempt to combat the illicit trafficking and abuse of narcotic drugs,
psychotropic substances and their precursors

2

ARTICLE 2
SCOPE OF COOPERATION

The Parties will, in accordance with each respective laws and regulations, establish
and maintain cooperation as follows:

1. Information exchange on:
a) Networks and persons involved, or suspected to be involved, or arrested for
illicit production and trafficking of narcotic drugs, psychotropic substances
and its precursors;
b) Drug trafficking routes and modus operandi used by persons and
organizations suspected of trafficking of narcotic drugs, psychotropic
substances and its precursors including but not limited to those employing
drug couriers;
c) Methods of search and seizure of concealed narcotic drugs, psychotropic
substances and its precursors;
d) Methods used in the manufacture, smuggling and sale of narcotic drugs,
psychotropic substances and its precursors;
e) Method used for the transfer, concealment, or disguise of proceeds,
property and instrumentalities related to trafficking of narcotic drugs,
psychotropic substances and its precursors;
f)

Nationals of either Party already detained or arrested on charges of illicit

trafficking of narcotic drugs, psychotropic substances and its precursors;
g) New and emerging forms of narcotic drugs, psychotropic substances and its
precursors;
h) Measures for the purpose of confiscation of forfeiture of property of
proceeds derived from illegal activities in relation to illicit trafficking of
narcotic drugs, psychotropic substances and its precursors;

3

i)

Relevant fields of experience and expertise including scientific analysis in
combating the abuse of narcotic drugs, psychotropic substances and its
precursors;

2. Capacity-build ing, tra ining as well as exchange of visits of experts of the Parties
in pursuance of the terms of cooperation under this MoU; and ,
3. Other areas of common concern as may be agreed .

ARTICLE 3
COMPETENT AUTHORITIES

1. Competent Authorities for this MoU will be:
• For the National Narcotics Board (Sadan Narkotika Nasional/BNN) of the
Republic of Indonesia: Deputy for Legal Affairs and Cooperation;


For the Fiji Police Force of the Republic of Fiji: Commissioner of Police.

ARTICLE 4
BILATERAL MEETINGS

1.ln order to review the situation dealing with illicit drugs and their precursors and
progress made in the implementation of this MoU, the Parties agree to carry out
Bilateral Meetings periodically, either by video conference or alternately in the
territories of either Party. In these meetings, ongoing joint efforts shall be reviewed
and new areas for cooperation may be identified and developed .

2. In case of necessity, extraordinary meetings may be convened .

4

ARTICLE 5
EXPENSES

The cost of cooperative activities under this MoU will be funded on terms to be
mutually determined and will be subject to the availability of funds.

ARTICLE 6
CONFIDENTIALITY

1. Any information acquired or document obtained in the application of this MoU
shall be kept confidential. Such information or document shall be protected by
the same confidentiality as provided by the national legislation of the requesting
Party for similar information or document from national sources.

2. The requesting Party shall use provided information only for the purposes
stated in the request.

3. The confidentia l information, including documents and materials, provided
within the fra mework of th is MoU shall not be shared with any third party
without prior written consent of the providing Party.

ARTICLE 7
AMENDMENT

The Parties may review or amend any part of this MoU by mutual consent in writing
and such amendment will come into effect in accordance with Article 9.

5

ARTI CLE 8
SETTLEMENT OF DISPUTES

Any difference between

the

Parties arising out of the

interpretation

or

implementation or application of any of the provisions of this MoU will be jointly
settled through mutual consultation between the Parties through diplomatic
channels.

ARTICLE 9
ENTRY INTO FORCE, DURATION AND TERMINATION

This MoU shall enter into force on the date of its signing and shall be valid for the
period of 5 (five) years and shall be automatically renewed for the same period
unless either of the Parties notifies the other in writing, of its intention to terminate
this MoU 6 (six) months prior to the expiration of its termination.

IN WITNESS WHEREOF , the undersigned being duly authorized in accordance

with their respectave national legislation, have signed this MoU .

DONE in duplicate in Suva on 2"d September of 2015, in the Indonesian and

English languages, all texts being equally authentic.

FOR THE NATIONAL NARCOTICS BOARD

FOR THE FIJI POLICE FORCE OF

OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

THE REPUBLIC OF FIJI

AN

a セ@

NARCOTICS BOARD

6