PENTINGNYA MEMPUNYAI SIFAT KEPEMIMPINA N

PENTINGNYA MEMPUNYAI SIFAT KEPEMIMPINAN
BAGI SEORANG MANAJER KANTOR

Oleh :
Ratih Astuti
NIM 165211020
Program Studi D3 Administrasi Bisnis
Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Bandung
Email : ratih.astuti12@gmail.com

ABSTRAK
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh seseorang
untuk dapat mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sesuai dengan yang telah
diperintahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kepemimpinan
memang menyangkut orang lain yaitu bawahan atau pengikut. Sebagai seorang manajer
kantor penting sekali untuk mempunyai sifat kepemimpinan ini, karena menjadi seorang
manajer kantor berarti menjadi orang yang bertanggungjawab terhadap kewajiban-kewajiban
yang seharusnya ia selesaikan. Di dalam tulisan ini penulis menggunakan pendekatan studi
pustaka, yakni dengan mencari berbagai sumber informasi mengenai kepemimpinan dan juga
manajer kantor dan apa keterkaitannya. Karena sebenarnya keterkaitan antara kepemimpinan

dengan seorang manajer kantor itu sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan. Seorang
manajer kantor pada dasarnya haruslah mempunyai jiwa kepemimpinan atau leadership. Di
dalam tulisan ini penulis mengharapkan akan banyak pengetahuan atau wawasan yang dapat
diambil tentang bagaimana menjadi seorang manajer kantor yang mempunyai integeritas dan
juga berjiwa kepemimpinan.
Kata kunci : Kepemimpinan, manajer kantor
ABSTRACT
Leadership is the ability or expertise possessed by a person to be able to influence others in
order to work in accordance with what has been ordered to achieve the goals and objectives.
Leadership is about others who are subordinates or followers. As an office manager it is
important to have this leadership trait, being an office manager means being responsible for
the obligations he or she should have completed. In this paper the authors use literature study
approach, namely by looking for various sources of information about leadership and also
office manager and what is the relationship. Because the actual relationship between
leadership with an office manager is very closely related and inseparable. An office manager
should basically have leadership or leadership. In this paper the authors expect a lot of
knowledge or insight that can be taken about how to become an office manager who has
integrity and also leadership spirited.
Keywords: Leadership, office manager


PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk sosial tidak lain
dan tidak bukan adalah pemimpin bagi
dirinya sendiri, dan bukan tidak mungkin
juga menjadi pemimpin bagi orang lain. Di
dunia ini pada kenyataannya adalah benar
bahwa seorang pemimpin itu dapat
mempengaruhi kualitas kerja, kepuasan
kerja dan prestasi di suatu organisasi atau
perusahaan. Disamping itu, seorang
pemimpin pun mempunyai peran yang
sangat penting dalam mengorganisir serta
membantu kelompok, organisasi ataupun
masyarakat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Seorang pemimpin yang
baik dan efektif tentunya mempunyai sifatsifat tertentu misalnya pemimpin tersebut
mempunyai keyakinan kepada dirinya
sendiri,
berkharisma
dan

selalu
berpandangan ke depan untuk kemajuan
suatu organisasi. Selain itu juga yang tidak
kalah penting adalah seorang pemimpin
harus
punya
“Pengaruh”
untuk
mempengaruhi orang-orang yang bekerja
dengan dia agar bersedia melaksanakan
tugas-tugasnya. Jika seorang pemimpin
tidak
mempunyai
pengaruh
untuk
bawahannya itu percuma saja. Karena
bagaimana pun juga kemampuan yang
dimiliki oleh seorang pemimpin baik itu
keterampilannya dalam memimpin adalah
adalah faktor yang penting. Suatu

organisasi
tentunya
membutuhkan
keefektifan dari seorang pemimpin di
dalam memberikan pengaruh kepada
bawahan (Muchiri & Cooksey, 2011).
Adapun kunci untuk keefektifan dari
pengaruh dengan lebih efektif.
PEMBAHASAN
Pengertian kepemimpinan (leadership)
adalah kemampuan atau keahlian yang
dimiliki oleh seseorang untuk dapat
mempengaruhi orang lain agar dapat
bekerja sesuai dengan yang telah
diperintahkan untuk mencapai tujuan dan

sasaran
yang
telah
ditetapkan.

Kepemimpinan memang menyangkut
orang lain yaitu bawahan atau pengikut.
Dengan adanya mereka dapat membantu
menentukan kedudukan dari seorang
pemimpin itu sendiri karena tanpa adanya
mereka seluruh kualitas kepemimpinan
seorang manajer it akan menjadi sia-sia
saja. Selain itu kepemimpinan juga
menyangkut
pembagian
kekuasaan
Adapun
maksud
dari
pembagian
kekuasaan ini adalah, para pemimpin
mempunyai wewenang untuk tmemberikan
tugas kepada anggota kelompoknya dan
anggota dari kelompok tersebut juga wajib
untuk mengerjakan apa yang telah

pemimpin instruksikan kepada dia. Selain
dapat memberikan pengarahan kepada
anggota dan bawahannya, yang tidak kalah
penting seperti yang telah disebutkan
diatas adalah pengaruh. Selain para
pemimpin memberikan tugas-tugas kepada
bawahannya
tetapi
juga
dapat
mempengaruhi bagaimana bawahannya itu
dapat melaksanakan perintahnya.

Tipe Kepemimpinan

Sifat Kepemimpinan

Ada beberapa tipe dalam kepemimpinan,
diantaranya adalah :
1. Kepemimpinan

pribadi,
yaitu
kepemimpinan yang dilakukan
secara pribadi oleh dirinya sendiri
tanpa melibatkan pegawai atau
bawahannya.
2. Kepemimpinan non pribadi, yaitu
kepemimpinan
yang
selalu
melibatkan
pegawai
atau
bawahannya dalam melakukan
tindakan baik itu tugas ataupun
pengawasan.
3. Kepemimpinan otoriter, yaitu
kepemimpinan
yang
hanya

menerapkan prinsipnya sendiri.
Tipe kepemimpinan ini biasanya
cenderung pekerja keras, sungguhsungguh, teliti dan juga tertib.
4. Kepemimpinan demokratis, yaitu
tipe
pemimpin
yang
bisa
menempatkan dirinya di tengahtengah kelompoknya agar mereka
dapat berusaha bersama-sama
untuk menyelesaikan tanggung
jawab mereka. Tipe kepemimpinan
ini lebih mengikutsertakan anggota
kelompoknya untuk ikut serta
dalam
kegiatan
perencanaan,
penyelenggaraan
dan
juga

pengawasan.
5. Kepemimpinan paternalistis, yaitu
tipe kepemimpinan yang lebih
memiliki sifat kebapakan dan
cenderung lebih memiliki sifat
melindungi
dan
memberikan
arahan
kepada
anggotanya
layaknya seorang bapak.
6. Kepemimpinan laissez faire (bebas
apa
maunya),
yaitu
tipe
kepemimpinan yang cenderung
lebih menyerahkan tugas-tugasnya
kepada bawahannya, ia hanya akan

menerima laporan dari bawahannya
saja.

Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang
pemimpin harus mempunyai sifat-sifat
berikut ini :
1. Kelebihan ratio, artinya seorang
pemimpin harus lebih mengetahui
apa tujuan dan juga asas dari suatu
organisasi atau perusahaan, lebih
mempunyai pengetahuan yang leih
luas tentang bagimana cara-cara
menjalankan
suatu
organisasi
dengan benar dan juga dapat
meyakinkan orang-orang yang
dipimpinnya.
2. Kelebihan dalam bidang rohaniah,
artinya sifat yang harus dimiliki

oleh seorang pemimpin harus dapat
memancarkan keluhuran budi dan
mempunyai sifat atau watak yang
sederhana.
3. Kelebihan dalam bidang lahiriah
dan jasmaniah, artinya seorang
pemimpin
harus
mempunyai
kekuatan yang lebih dalam rohani
dan jasmaninya agar dapat
memberikan contoh kepada para
anggotanya untuk lebih semangat
dan bekerja keras lagi dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
4. Pengetahuan mengenai hubungan
kemanusiaan, artinya seorang
pemimpin harus mampu menjalin
hubungan atau berinteraksi dengan
sesama, jangan hanya bekerja
sendiri saja.
Pendekatan-Pendekatan
Kepemimpinan

Studi

Banyak penelitian-penelitian dan teoriteori kepemimpinan yang juga dapat
diklasifikasikan sebagai suatu pendekatan
kesifatan, perilaku dan situasional dalam
kepemimpinan.
1. Dalam pendekatan pertama ini
memandang suatu kepemimpinan
itu sebagai suatu sifat-sifat yang
tampak.

2. Pendekatan kedua lebih mengarah
kepada
perilaku-perilaku
kepribadian yang mengarah kepada
kepemimpinan yang efektif.
3. Pendekatan
ketiga
adalah
pandangan situasional tentang
kepemimpinan.
Dapat kita lihat dari pendekatan satu dan
dua diatas mempunyai anggapan bahwa
seorang individu yang mempunyai suatu
sifat-sifat
tertentu
atau
bahkan
memperagakan perilaku-perilaku tertentu
nantinya akan muncul sebagai seorang
pemimpin di suatu kelompok apapun dan
di mana pun dia berada. Sedangkan untuk
pemikiran dan penelitian sekarang ini
mendasar kepada pendekatan ketiga, yang
mana kondisi yang menentukan efektifitas
kepemimpinan. Pandangan dari pendektan
ketiga ini pun telah mnghasilkan
pendekatan “contingency” yang mana
pada kepemimpinan bermaksud untuk
menetapkan faktor-faktor situasional intuk
menentukan seberapa besar efektifitas
gaya kepemimpinan tertentu.
Adapun
sekelompok
orang
yang
mempunyai pendapat bahwa seorang
pemimpin memiliki ciri atau sifat tertentu
yang
menyebabkan
mereka
dapat
memimpin bawahannya. Dilakukanlah
penelitian tentang sifat kepemmpinan oleh
para psikolog dan peneliti lainnya.
Penelitian-penelitian ini sebagian besar
dilakukan untuk bahan perbandingan
antara sifat-sifat orang yang memang
benar-benar menjadi pemimpin dengan
orang yang tidak menjadi pemimpin atau
hanya sekedar menjadi pengikut saja. Juga
untuk mengidentifikasi sifat-sifat yang
dimiliki oleh seorang pemimpin yang
efektif. Seorang pemimpin yang memang
benar-benar
pemimpin
cenderung
mempunyai kecerdasan yang tinggi, rasa
percaya diri yang tinggi dan ramah tamah.
Sehingga tidak heran jika banyak yang
menyebutkan pemimpin itu dilahirkan
bukan dibuat. Karena memang benar
seorang pemimpin yang mempunyai sifatsifat tertentu sudah ia bawa sejak lahir

tanpa harus dibuat-buat seakan-akan dia
adalah pemimpin yang memang efektif.
Menurut seorang peneliti bernama Edwin
Ghiselli ia telah menunjukan bahwa sifatsifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin
yang efektif antara lain :
1. Bagaimana kemampuannya dalam
berkedudukan sebagai pengawas
dan pelaksana fungsi dasar
manajemen.
2. Prestasi dalam pekerjaan yang
mencakup
pencarian
tanggungjawab dan keinginannya
untuk sukses.
3. Suatu
kecerdasan
meliputi
pemikiran yang kreatif, dan
kebijakan.
4. Selanjutnya adalah ketegasan yang
dimiliki, karena seorang pemimpin
harus mampu membuat keputusankeputusan
juga
memecahkan
masalah-masalah yang ada dengan
tepat.
5. Lalu ada kepercayaan diri yang
tinggi sebagai kemampuannya
untuk
menghadapi
berbagai
rintangan.
6. Dan yang terakhir adalah inisiatif,
seorang
pemimpin
harus
mempunyai sifat inisiatif dan tidak
menunggu perintah dari siapa pun
dan harus menemukan caracaraatau inovasi baru.
Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
Agar di dalam suatu kelompok tersebut
dapat berjalan efektif sebagaimana
mestinya, hal ini tidak lepas dari
bagaimana seorang pemimpin di kelompok
tersebut
dapat
mengkoordinir
kelompoknya. Disinilah peran atau fungsi
dari seorang pemimpin dibutuhkan.
1. Fungsi instruksi
Disini seorang pemimpin sebagai
komunikator
yang
menginstruksikan tentang apa dan
bagaimana bawahannya melakukan
tudas yang ia berikan.
2. Fungsi Konsultasi

Selain
memerintahkan
bawahannya, seorang pemimpin
juga harus mau berkonsultasi
dengan orang-orang yang memang
memiliki informasi yang ia
butuhkan, dengan kata lain seorang
pemimpin jangan sungkan untuk
menerima saran dan masukan dari
bawahannya.
3. Fungsi Partisipasi
Di dalam fungsi ini pemimpin
harus berusaha untuk membuat
anggota atau bawahannya ikut
berperan aktif dan berpartisipasi
baik dalam keikutsertaan dan
pengambilan keputusan. Akan
tetapi partisipasi disini tidak bebas
melakukan semuanya melainkan
tetap dalam kendali dan terarah.
4. Fungsi Delegasi
Seorang pemimpin jika sudah
memberikan
delegasi
kepada
bawahannya berarti pemimpin
tersebut
telah
memberikan
kepercayaan
dan
pelimpahan
wewenang kepada orang yang
bersangkutan.
5. Fungsi Pengendalian
Kepemimpinan dapat dikatakan
efektif dan sukses jika seorang
pemimpin
mampu
mengkoordinasikan
anggotanya
dan mengatur aktivitas anggotanya
supaya
pekerjaan
yang
dilakukannya itu berjalan sesuai
dengan apa yang telah ditetapkan.
Selain fungsi-fungsi diatas, seorang
pemimpin juga mempunyai fungsi sebagai
berikut :
 Menciptakan suasna persaudaraan,
dan
kerja
sama
diantara
anggotanya.
 Ikut serta dalam membantu
kelompoknya untuk mengorganisir
dirinya sendiri dan memberikan
bantuan kepada kelompoknya
untuk menetapkan tujuan yang
ingin mereka capai.
 Selalu bertanggungjawab dalam
pengambilan keputusan

Pemimpin juga bertanggungjawab
terhadap eksistensi perusahaan.
Fungsi-fungsi diatas merupakan fungsi
dari seorang pemimpin yang efektif.
Pemimpin di suatu perusahaan atau yang
biasa kita sebut Manajer pun sama, ia
harus
mampu
menginstruksikan,
mengawasi, mengkoordinir bawahannya
agar setiap pekerjaan yang dilakukan tidak
menyimpang dan sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan sebelumnya. Seorang
manajer pasti mempunyai sifat-sifat yang
dimiliki oleh seorang pemimpin pada
umumnya, karena untuk menjadi seorang
manajer itu sendiri pun bukanlah hal yang
mudah disamping tanggung jawabnya
yang besar, manajer pun harus mampu
mengontrol dirinya sendiri sebelum dia
bisa mengatur orang lain.


Tugas-Tugas Pokok Kepemimpinan
Tugas-tugas dari seorang pemimpin tidak
lepas dari fungsi-fungsinya dalam
menjalankan tugasnya seperti yang telah
disebutkan
diatas.
Tugas
seorang
pemimpin dapat terlaksana jika pemimpin
tersebut dapat bekerjasama yang baik
dengan para anggotanya. Karena pada
dasarnya tugas-tugas tersebut tidak dapat
dicapai jika hanya dilakukan seorang diri
oleh pemimpin tersebut.
Adapun
tugas-tugas
dari
seorang
pemimpin antara lain : mengambil suatu
keputusan dan menetapkannya beserta
sasaran juga menyusun kebijaksanaan,
mengorganisasikan para pekerjanya serta
menempatkannya,
mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik itu
dari bawahan dan atasan ataupun dari
bagian atau unit dengan unit lainnya,
mengontrol dan mengawasi pelaksanaan
pekerjaan. Selain itu seorang pemimpin
juga harus bisa mendorong dan
memotivasi
bawahannyauntuk
dapat
bekerja lebih giat dan lebih tekun lagi,
membina anggotanya agar mempunyai
rasa tanggungjawab terhadap tugasnya
agar tugas yang diberikan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien,

menciptakan suasana kerja yang harmonis,
menjadi contoh yang baik bagi anggotanya
dan menjadi penggerak serta sumber
kreatifitas, dan yang terakhir adalah
menjadi perwakilan dalam menjalin
hubungan yang baik dengan pihak luar.
Karena di suatu perusahaan pasti ada yang
namanya kerja sama dengan perusahaanperusahaan lain, oleh karena itu sebagia
seorang pemimpin haruslah menjadi wajah
yang baik dan dipandang baik oleh
perusahaan lainnya itu mencerminkan
bagaimana kondisi dari perusahaan
pemimpin itu sendiri.
Power (Kekuasaan) Seorang Pemimpin
Untuk dapat mempengaruhi anggotanya
seorang pemimpin harus mempunyai
kekuatan agar dapat mengarahkan dan
mempengaruhi
anggotanya
supaya
bersedia melaksanakan tugas yang
diberikan.
John Frech dan Bertram Raven
berpendapat bahwa seorang pemimpin itu
dapat
mempengaruhi
anggotanya
berdasarkan :
1. Coercive
Power
(kekuatan
berdasarkan paksaan), kekuatan ini
pada dasarnya didasari oleh rasa
takut, artinya bawahan akan merasa
takut dikenakan hukuman jika ia
tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan oleh atasan.
2. Reward Power (kekuatan untuk
memberikan
penghargaan),
kekuatan ini dilakukan oleh
pemimpin yang dapat memberikan
penghargaan kepada anggotanya
jika dia melakukan tugas-tugas
yang telah diberikan sesuai dengan
keinginan dari pemimpin itu
sendiri.
 Legitimate
Power
(kekuatan
yang
sah)
kekuatan ini muncul dari
sisi seorang supervisor.
 Expert Power (kekuatan
karena keahlian) kekuatan
ini
muncul
karena

seseorang
memiliki
keahlian
tertentu,
pengetahuan
dan
keterampilan.
 Reference Power (kekuatan
referen)
kekuatan
ini
muncul
atas
dasar
identifikasi
seorang
bawahan dengan seorang
pemimpin yang sangat ia
hormati.
Menjadi seorang pemimpin haruslah
mempunyai kemampuan yang kuat untuk
mendorong dan membangkitkan kekuatan
emosional dan rasional anggotanya.
Dibawah ini merupakan unsur-unsur
dalam kepemimpinan antara lain :
1. Leader
yaitu
orang
yang
memimpin di suatu organisasi atau
perusahaan.
2. Pengikut atau anggota adalah
orang-orang yang ada di dalam
organisasi atau perusahaan yang
dipimpin oleh leader diatas.
3. Organisasi yakni wadah atau
tempat untuk menampung orangorang yang akan melaksankan
suatu tujuan.
4. Objective adalah tujuan yang akan
dicapai dan ditetapkan.
5. Lingkungan
sekitar
yaitu
kehidupan
sosial
disuatu
perusahaan
atau
organisasi
tersebut.
Teori Leadership




The great man theory (teori sifat),
teori ini menerangkan bahwa
seseorang bisa menjadi seorang
pemimpin hanya karena mereka
dilahirkan untuk menjadi seorang
pemimpin, baik ia mempunyai sifat
atau tidak mempunyai sifat
kepemimpinan.
Behavirol theory (teori perilaku)
a. Dua orang akademisi yakni
Tannenbaum dan Warren H
Schmidt menjelaskan faktor
apa saja yang mempengaruhi

gaya
kepemimpinan
dari
seorang
pemimpin.
Gaya
kepemimpinan
tersebut
dijelaskan dengan dua fokus
yakni fokus terhadap atasan
dan fokus terhadap bawahan.
Menurut
mereka
gaya
kepemimpinan
dapat
ditentukan oleh faktor-faktor
antara lain faktor manajer,
faktor karyawan dan yang
terakhir adalah faktor situasi.
b. Study Ohio State University
menyimpulkan bahwa terdapat
dua kategori perilaku seorang
pemimpin yakni :
1. Consideration,
adalah
keadaan dimana seorang
pemimpin peduli terhadap
bawahan dan mendukung
penuh bawahan tersebut.
Pemimpin
yang
consideration
cenderung
dekat dengan bawahan dan
menjalin hubugan yang
mencerminkan rasa saling
percaya satu sama lain juga
saling menghormati.
2. Initiating Structur, adalah
keadaan dimana seorang
pemimpin membuat sendiri
struktur pekerjaannya dan
juga struktur pekerjaan
bawahannya,
pemimpin
dengan gaya ini cenderung
melakukan
pekerjaannya
secara
kelompok
dan
melalui
perencanaan,
pembagian
tugas,
penjadwalan
serta
menetapkan deadline.
c. Studi The University of
Michigan
menyimpulkan
bahwa seorang pemimpin atau
manajer dapat dibedakan atas
dua
dimensi
perilaku
pemimpin, yakni :
1. Relationship
Oriented,
adalah suatu perilaku yang
mencerminkan
sikap

bersahabat
dengan
bawahan, mau mengakui
prestasi-prestasi bawahan
dan juga memperhatikan
kebutuhan apa saja yang
dibutuhkan karyawan demi
kesejahteraan karyawannya.
2. Task
Oriented,
adalah
perilaku seorang pemimpin
yang selalu menetapkan
standar kerja yang tinggi,
harus menggunakan metode
kerja dengan tepat dan
mengawasi
bawahannya
dengan ketat.
d. Managerial
Grid,
dapat
mendorong seorang pemimpin
agar mempunyai dua kualitas
kepemimpinan dalam sekaligus
yakni
berorientasi
pada
tugas/produksi dan berorientasi
pada hubungan/orang.


Contigency Theory (teori situasi),
teori ini berpendapat bahwa tidak
ada satu tipe pun kepemimpinan
yang efektif yang dapat diterapkan
disegala situasi.
a. Model Kepemimpinan Hersey,
di
dalam
teori
ini
mengembangkan
bahwa
kepemimpinan bisa dikatakan
efektif jika kepemimpinan
tergantung
dari
kesiapan
bawahannya. Adapun kesiapankesiapannya antara lain adanya
kemauan
untu
mencapai
prestasi
setinggi-tingginya,
kemampuan
menerima
tanggung
jawab
yang
diberikan, kemampuan dalam
mengerjakan tugas dan juga
pengalaman yang dimiliki oleh
bawahan tersebut. Hal-hal
tersebut dapat mempengaruhi
efektivitas kepemimpinan. Di
dalam teori ini seorang
pemimpin atau manajer harus
tetap konstan dan mengevaluasi
bagaimana
kondisi

karyawannya. Jika kondisi
karyawannya sudah diketahui
maka pemimpin tersebut dapat
menyesuaikan
gaya
kepemimpinannya seperti apa
agar sesuai dengan kondisi
yang dibutuhkan saat itu.
Dengan
demikian
kepemimpinan
ini
akan
berjalan secara efektif.
b. Model Fiedler, di dalam teori
ini dijelaskan bahwa seseorang
menajadi seorang pemimpin itu
tidak hanya karena karakteristik
individunya saja melainkan
juga karena beberapa variable
situasi dan interaksi antara
pemimpin dengan bawahan.
Fiedler pun menjelaskan tiga
dimensi
yang
dapat
menjelaskan bagaimana situasi
kepemimpinan yang efektif,
antara lain :
1. Power Position (Kekuasaan
Position),
dimensi
ini
menyebutkan
bahwa
kekuasaan yang dimiliki
oleh seorang pemimpin
dapat membuat bawahan
mengikuti apa kemauan
dari
seorang
atasan.
Pemimpin yang mempunyai
jabatan, kekuasaan serta
posisi yang jelas dapat
membuat
bawahannya
menjadi
patuh
kepada
atasan.
2. Task Structure (Struktur
pekerjaan), dimensi ini
menyebutkan
pekerjaan
dapat dirinci atau dijelaskan
serta membuat bawahan
bertanggung jawab untuk
melaksanakan
pekerjaannya.
Asalkan
struktur pekerjaannya jelas
maka pekerjaan tersebut
dapat dilakukan dengan
mudah, bawahan pun dapat
diberikan tanggung jawab



pelaksanaan pekerjaannya
dengan lebih baik.
3. Leader Member Relation
(Hubungan antara pimpinan
dan bawahan) hubungan
antara
pimpinan
dan
bawahan dapat terjalin
dengan baik jika adanya
rasa kepercayaan, rasa
hormat dan loyalitas yang
tinggi.
c. Teori Jalur Tujuan (Path Goal
Theory), teori ini menyebutkan
bahwa fungsi yang utama
seorang
pemimpin
adalah
membuat suatu tujuan bersama
dengan bawahannya, juga
membantu mereka menemukan
jalan
yang
tepat
untuk
mencapai tujua tersebut, selain
itu untuk membantu mengatasi
hambatan-hambatan
yang
timbul.
d. Yetton dan Vroom Jago, pada
teori ini terdapat kritikan untuk
teori path goal karena di dalam
teori path goal tersebut gagal
memperhitungkan
situasi
keterlibatan-keterlibatan
bawahan yang diperlukan.
Teori-Teori
Kepemimpinan
Kontemporer, teori kepemimpinan
berkembang menuju berbagai arah,
dan beberapa perkembangannya
adalah :
1. Kepemimpinan
Transformasional
atau
Karismatik merupakan teori
yang
dikembangkan
oleh
Bernard M Bass. Dalam teori
ini
ia
membedakan
kepemimpinan
transaksional
dengan
kepemimpinan
transormasional
dimana
kepemimpinan
transaksional
yaitu menentukan apa saja yang
harus dikerjakan oleh karyawan
agar mereka dapat mencapai
tujuan yang telah mereka
tetapkan sendiri dan membantu

mendorong karyawan agar
mendapatkan rasa percaya diri
dalam mengerjakan tugasnya.
Disamping
itu,
pimpinan
transformational
dapat
memotivasi bawahan agar
dapat mengerjakan lebih dari
yang
diharapkan
oleh
pimpinan.
2. Teori
Kepemimpinan
Psikoanalisa,
teori
ini
menjelaskan bahwa perilaku
manusia itu sangat kompleks
sehingga kita tidak dapat
menilai
dan
menjadikan
penampilan dari luar itu
sebagai pegangan. Perlu adanya
analisa kembali mengenai teoriteori alam tentang manusia
sebagai dasar untuk memahami
perilaku manusia itu sendiri.
3. Teori
Kepemimpinan
Romantis,
teori
ini
menyebutkan bahwa pemimpin
itu ada dan diperlukan dalam
rangka
mencapai
kebutuhannya. Jika seorang
pimpinan sudah tidak lagi
mendapatkan kepercayaan dari
bawahannya maka efektifitas
kepemimpinan akan hilang.
Terutama jika bawahan sudah
dapat mengorganisasikannya
sendiri maka pemimpin sudah
tidak diperlukan lagi.
Manajer Kantor
Manajer yaitu seseorang yang
harus
merencanakan,
mengorganisir, mengawasi dan
menggerakan semua kegiatan yang
dilakukan di suatu kantor, dengan
kata lain, ia bertanggungjawab
mengelola seluruh kegiatan kantor.
Tugas-tugas manajer kantor
1. Seorang
bertugas

manajer
kantor
untuk
membuat

2.

3.
4.

5.

6.

perencanaan,
melakukan
pengorganisasian
dan
pengawasan serta mengambil
sebuah keputusan.
Seorang manajer kantor harus
memotivasi para karyawannya
agar dapat bekerja dengan
semangat dan dengan rasa
tanggung jawab yang tinggi.
Harus dapat memperbaiki
fungsi fundamental dengan
baik.
Dapat membina karyawannya
untuk bekerja sesuai dengan
yang diharapkan yaitu secara
efektif dan efisien.
Seorang manajer harus dapat
mewakili
juga
membina
hubungan yang baik dengan
pihak ekstern dari perusahaan,
Seorang
manajer
selain
membina karyawannya juga
harus
dapat
menciptakan
suasana atau kondisi yang
dapat menghasilkan kepuasan
bekerjan dari karyawannya.

Karakteristik
Kantor

Manajer

Seorang manajer kantor harus
mempunyai
karakteristik
diantaranya :
1. Fleksibel
2. Dapat
mengenali
bagaimana
rencana
perusahaan dengan baik
3. Mempuyai keinginan untuk
mendelegasikan
wewenangnya.
4. Selalu
menghargai
kemampuan yang dimiliki
setiap orang.
5. Dapat memahami perilaku
karyawannya.
6. Dapat
melakukan
komunikasi dengan baik.
Dari karakteristik yang harus dimiliki oleh
seorang manajer kantor diatas, dapat kita
ketahui bahwa untuk menjadi seorang
manajer kantor tidaklah mudah, dia harus
mempunyai beberapa kriteria-kriteria yang
memang pada umumnya terdapat pada
seorang manajer kantor. Selain itu seorang
manajer
kantor
harus
mempunyai
technical skill yaitu keahlian yang dimiliki
dalam bidang teknis yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang
dilakukan oleh suatu organisasi atau
perusahaan, kedua adalah interpersonal
skill yaitu dia harus memiliki kemampuan
untuk memahami, memotivasi dan juga
berkomunikasi dengan para anggotanya,
dan yang ketiga adalah conceptual skill
yaitu, seorang manajer harus mempunyai
konsep mengenai bagaimana suatu
organisasi tersebut dapat berjalan sesuai
dengan rencana dan bagaimana mengatur
segala kegiatan yang akan dilakukan di
suatu
organisasi
atau
perusahaan
tersebut,diagnostic skill yaitu kemampuan
yang dimiliki oleh seorang manajer kantor
untuk dapat memvisualisasikan apa yang
paling benar untuk situasi tertentu, lalu ada
communication skill yaitu kemampuan

berkomunikasi secara efektif kepada orang
lain baik itu sebagai pengirim pesan
maupun penerrima pesan, selanjutnya ada
decision-making skill yaitu keahlian untuk
mengenali suatu masalah yang kemudian
mendefinisikan masalah tersebut dan
memecahkannya dengan menentukan satu
tindakan yang harus dilakukan, dan yang
terakhir adalah time management skill
yaitu kemampuan yang dimiliki untuk
mengatur waktu secara efektif dan efisien
terutama waktu bekerja. Dari skill yang
harus dipunyai itu memang terlihat jelas
bahwa untuk menjadi seorang manajer
kantor harus mempunyai kemampuan yang
lebih dibandingkan dengan yang lainnya,
karena tanggung jawabnya yang besar.
Tingkatan Manajemen
Ada beberapa tingkatan dari seorang
manajer kantor.
1. Manajemen puncak, yakni sebutan
untuk Direktur, Wakil Direktur dan
yang lainnya.
2. Manajemen
menengah,
yaitu
manajer-manajer seperti Kepala
Departemen, Manajer Cabang dan
yang lainnya.
3. Manajemen lini/pertama, yaitu
meliputi penyelia, mandor dan
yang lainnya.
4. Karyawan
operasional/non
managerial,
meliputi
tenaga
operasional, tenaga penjualan dan
yang lainnya.

Sedangkan menurut R Katz skill yang
harus dimiliki oleh seorang manajer kantor
ada tiga, antara lain conceptual skill,
human relation skill dan technical skill
dimana ketiga skill tersebut mempunyai
porsinya masing-masing. Untuk manajer
tingkat bawah kemampuan dalam bidang
teknis sangatlah diperlukan dan ukurannya
lebih banyak daripada kemampuan dalam
hubungan dengan anggota lainnya apalagi
kemampuan dalam mengonsep. Sedangkan
untuk manajemen tingkat menengah,
human relation skill lah yang harus banyak
dimiliki daripada conceptual dan juga
technical skill. Dan untuk manajemen
tingkat
atas,
kemampuan
dalam
mengonseplah yang harus banyak dimiliki
karena
semakin
atas
tingkatan
manajemennya maka kemampuan atau
skill dalam mengonsepnya pun harus
semakin besar.

KESIMPULAN
Jadi, dari paparan diatas jika kita lihat
antara pemimpin dan manajer kantor itu
memanglah tidak sama, akan tetapi sifatsifat dan gaya kepemimpinan seperti yang
telah dipaparkan diatas dapat dijadikan
sebagai acuan atau pedoman jika kita
menjadi seorang manajer kantor. Karena
pada dasarnya seorang manajer kantor itu
berarti selain dia bisa memimpin dirinya
sendiri dia juga harus bisa memimpin
orang lain terutama parapekerjanya yang
akan melaksanankan tanggung jawab
bersama-sama. Seorang manajer kantor
harus mempunyai jiwa leadership pada
dirinya karena seperti yang telah kita tahu
jika kita menjadi seorang pemimpin kita
harus mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap anggota ataupun bawahan kita,
karena jika kita tidak mempunyai
pengaruh yang kuat mau seperti apapun
kita memimpin tetap saja tidak akan
dihargai oleh bawahan atau anggota kita.
Fungsi-fungsi dari seorang pemimpin pun
seperti yang telah dijelaskan diatas dapat
kita jadikan bahan atau acuan jika kita
menjadi seorang manajer kantor. Seperti
fungsi instruksi, fungsi konsultasi, fungsi
partisipasi, fungsi delegasi dan yang
lainnya. Di dalam melakukan sebuah
pekerjaan kita tidak mungkin akan
mengerjakannya hanya sendirian saja, kita
harus mau bekerja sama dengan bawahan
atau anggota kita, oleh karena itu ada yang
namanya fungsi delegasi yang mana kita
dapat mendelegasikan wewenang atau
tugas kita kepada bawahan kita dengan
tetap mengawasinya, karena pada dasarnya
seorang manajer kantor itu tidak hanya
bisa memberikan instruksi atau perintah
saja kepada bawahannya tetapi dia juga
harus bisa memberikan contoh yang baik
bagaimana seharusnya ia bertindak dan
juga
melakukan
pengawasan
dan
pengontrolan kepada karyawannya agar
kinerja karyawannya tersebut dapat
dijadikan penilaian untuk bahan evaluasi
yang selanjutnya. Semua orang memang
bisa menjadi seorang pemimpin tapi tidak

semua orang bisa menjadi seorang manajer
kantor,
selain
harus
mempunyai
kemampuan memimpin, seorang manajer
kantor pun harus pengetahuan yang lebih
baik itu tentang pekerjaannya ataupun
yang lainnya. Skill yang dimiliki oleh
seorang manajer kantor pun harus diatas
rata-rata para karyawannya. Maka tidak
heran jika untuk menjadi seorang manajer
kita harus melewati tahap demi tahap,
tidak mungkin pada saat bekerja kita
langsung menjadi seorang manajer kantor,
pastinya kita memulainya dari awal yang
kemudian akan meningkat-meningkat dan
terus meningkat sampai akhirnya menjadi
seorang manajer.

Daftar Pustaka

Altier, William J. 1999. The Thinking Manager's Toolbox. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 1999. ISBN 979-421-965-7.

Analisis Gaya Kepemimpinan Manajer dan Supervisor Berdasarkan Presepsi
Karyawan PT Coast Rejo Indonesia. Rahmawati, Sri. 2010. 2, 2010, Vol. I.
Analisis Gaya Kepemimpinan Pada PT Sinar Sarana Sukses. Hartanto, Ardian.
2016. 2, Surabaya : s.n., 2016, Vol. 4.
Baldoni, John. 2009. Lead by Example. New York : AMACOM, 2009. ISBN-13:
978-0-8144-1294-7.
Barret, Deborah J. 2008. Leadership Communication. New York : Andy
Winston, 2008. ISBN-13:978-0-07-340314-4.
Dubrin, Andrew J. 2002. The Complete Ideal's Guides to Leadership. Jakarta :
Prenada Media Group, 2002. ISBN 979-3464-21-6.

Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja. Nurhayati, Hj.
Tati. 2012. 2, 2012, Vol. I.
Karakteristik Kepemimpinan Dalam Prespektif Manajemen Dakwah.
Rakhmawati, Iatina. 2016. 02, Kudus : s.n., 2016, Vol. 1.
Kepemimpinan dan Fungsi Integerasi. Paptono, Sri. 2016. 01, 2016, Vol. 01.
ISBN/ISSN.
Manajer Kantor dan Supervisor: Tugas dan Persyaratannya. Santosa, Jevi
Jamilatul Fahmi. 2015. Bandung : s.n., 2015.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada SBU Pos Prima
Direktorat Operasi PT POS INDONESIA. S, Tintin. 2010. 2, Bandung : s.n., 2010,
Vol. 9. ISBN/ISSN.
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi
Empiris pada Kantor Cabang Perbankan Indonesia di Jakarta). Sumarno, J.
2005. 2, Jakarta : s.n., 2005, Vol. 14.
Peran Manajer Dalam Organisasi. Tugiman, Hiro. 2009. 2, 2009, Vol. 9.
Pierce, Jon L. 2006. Leaders & The Leadership Process. America : Mc Graw Hill,
2006.
Sholehuddin, M.Pd. 2008. Kepemimpinan Pemuda Dalam Berbagai Prespektif.
Jakarta : PT Intimedia Ciptanusantara, 2008. ISBN 978-979-3432-76-2.

Strategi Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kementrian
Agama Kota Malang. Al-Barqy, Abdul Aziz. 2015. Malang : s.n., 2015.
Swift, Phill Harkins and Phil. 2009. In Search Of Leadership. United States of
America : Mc Graw Hill, 2009. ISBN 978-0-07-16029502.

Tipologi dan Karakter Ideal Kepemimpinan Dunia. Rasim, Ahmad. 2014. 1,
Banten : s.n., 2014, Vol. 1.
Whitney, Diana. 2010. Appreciative Leadership. United States of America : Mc
Graw Hill, 2010. ISBN 978-0-07-171406-8.
Yukl, Gary. 1998. Kepemimpinan Dalam Organisasi. s.l. : Victory Jaya Abadi,
1998. ISBN 979-8901-60-6.