this PDF file PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN | Yossi | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN STRUKTUR MODAL
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2015 )
Vallori Yossi
Suhadak
Ari Darmawan
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
Email: yossisitohang@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the effect of fundamental factors on capital structure, to know the
effect of fundamental factors on firm value, and to know the effect of capital structure on firm value. The type
of this research is explanatory research with quantitative approach, using Partial Least Square (PLS) method
with SmartPLS 3.0 application. The results of this study indicate that there is a significant influence with the
negative direction of fundamental factors on capital structure. This shows that the higher the fundamental
value of a company, the lower the capital structure of the company and the opposite. This study shows that
the fundamental factor has no significant effect on firm value and capital structure has no effect on firm value.

This research indicates that the company value of LQ45 index period 2013-2015 is not influenced by
fundamental factor and its capital structure.
Kеywords: Fundamental Factors, Capital Stucture, Firm’s Value

АBSTRАK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental terhadap struktur modal,
mengetahui pengaruh faktor fundamental terhadap nilai perusahaan, dan mengetahui pengaruh struktur modal
terhadap nilai perusahaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif,
menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dengan aplikasi Smart PLS 3.0. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dengan arah negatif dari faktor fundamental terhadap
struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai fundamental suatu perusahaan maka semakin
rendah struktur modal perusahaan tersebut dan berlaku sebaliknya. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor
fundamental berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan serta struktur modal tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan indeks LQ45 periode 20132015 tidak dipengaruhi oleh faktor fundamental dan struktur modalnya.
Kаtа Kunci: Faktor Fundamental, Struktur Modal, Nilai Perusahaan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

208


PЕNDAHULUAN
Pengukuran struktur modal dapat dihitung
dengan menggunakan rasio solvabilitas atau rasio
leverage. Menurut Kasmir (2008:151), “rasio
solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan hutang”. Artinya seberapa besar beban
hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan
dengan aktivanya. Rasio solvabilitas yang
digunakan untuk mengukur struktur modal dalam
penelitian ini adalah Debt Ratio (DR) dan Debt to
Equity Ratio (DER). DR dan DER digunakan untuk
mengukur struktur modal dikarekanakan kedua
rasio tersebut secara langsung menggambarkan
tingkat hutang yang dimiliki perusahaan dengan
total aset perusahaan atau dengan modalnya
sehingga
dapat
mengetahui

keefektifan
pengelolaan modal perusahaan yang didapat dari
hutang.
“Debt
Ratio
(DR)
merupakan
perbandingan antara jumlah hutang (hutang jangka
panjang dan hutang jangka pendek) dengan total
aktiva” (Syamsuddin, 2009:54). Debt Ratio yang
rendah menunjukkan bahwa dana perusahaan
sedikit dibiayai oleh hutang dan mengukur
seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai
oleh kreditur (Firmana, 2017). “Debt to Equity
Ratio (DER) adalah perbandingan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri”
(Syamsuddin, 2009:54). Kreditur jangka panjang
lebih menyukai rasio DER yang kecil karena
menunjukkan bahwa semakin besar jumlah aktiva
yang didanai oleh pemilik modal sehingga semakin

kecil resiko kreditur yang secara tidak langsung
akan mempengaruhi peningkatan harga saham bagi
pemilik modal (Firmana, 2017).
Terdapat beberapa cara atau analisis untuk
menentukan nilai perusahaan. Secara garis besar
ada dua analisis yang digunakan untuk menentukan
apakah perusahaan tersebut layak diinvestasikan
atau tidak, yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental. Analisis teknikal menggunakan data
perubahan harga saham di masa lalu dan
memperkirakan harga saham di masa yang akan
datang sedangkan analisis fundamental berkaitan
dengan penilaian kinerja perusahaan tentang
efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai
targetnya melalui data keuangan. Penelitian ini
menggunakan analisis fundamental sebagai cara
untuk menentukan nilai perusahaan.
Menurut Hartono (2007:89) “analisis
fundamental adalah analisis untuk menghitung
nilai intrinsik saham dengan menggunakan data

keuangan perusahaan”. Analisis fundamental

merupakan alat analisis untuk mengetahui nilai
suatu perusahaan dengan mengolah data-data yang
bersumber dari internal perusahaan khususnya
laporan keuangan yang dikeluarkan secara resmi
oleh perusahaan, kemudian diolah menurut
kebutuhan analisis untuk mengetahui rasio-rasio
keuangan perusahaan sehingga dari nilai rasio
keuangan tersebut akan dapat diketahui tentang
nilai suatu perusahaan. Beberapa indikator faktor
fundamental yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rasio likuiditas yaitu Current Ratio (CR)
dan Quick Ratio (QR), rasio profitabilitas yaitu
Return On Investment (ROI) dan Return On Equity
(ROE), serta rasio aktivitas yaitu Total Asset Turn
Over (TATO).
Likuiditas merupakan suatu indikator
mengenai
kemampuan

perusahaan
untuk
membayar semua kewajiban finansialnya pada saat
jatuh tempo. Current Ratio dan Quick Ratio adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur rasio
likuiditas dalam penelitian. “Current Ratio (CR)
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang lancar dengan menggunakan
aktiva lancar yang dimilikinya” (Sudana, 2009:23).
Quick Ratio (QR) memberikan ukuran yang lebih
akurat dibandingkan dengan Current Ratio karena
tidak memasukan komponen persediaan dalam
aktiva lancarnya. Semakin besar nilai CR dan QR
maka perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang
semakin baik dan memberikan persepsi positif
terhadap kondisi perusahaan serta meningkatkan
nilai perusahaan
“Rasio profitabilitas adalah rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu”

(Syamsuddin, 2009:68). Rasio yang digunakan
dalam penelitian ini terkait dengan hubungannya
dengan nilai perusahaan adalah Return On
Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE).
“ROI merupakan rasio yang melihat sejauh mana
investasi yang telah ditanamkan mampu
memberikan pengembalian keuntungan sesuai
yang diharapkan oleh pemilik perusahaan” (Fahmi
2011:135). “ROE merupakan suatu pengukuran
dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan atas modal yang mereka
investasikan dalam perusahaan” (Syamsuddin,
2009:64).
Rasio
aktivitas
bertujuan
untuk
menggambarkan kemampuan serta efisiensi
perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan
mendayagunakan aktiva yang dimiliki. Rasio

aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Total Asset Turn Over (TATO) dan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

209

Menurut Riyanto (2010:332), “Total Asset Turn
Over merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan
aset yang dimiliki perusahaan”. Kinerja keuangan
yang baik akan mendorong investor untuk
melakukan investasi pada sebuah perusahaaan
sehingga nilai perusahaan tersebut akan meningkat.
Nilai perusahaan yang meningkat tercermin dari
peningkatan harga saham perusahaan tersebut.
Pendekatan Price Earning Ratio (PER) digunakan
untuk mengestimasi nilai intrinsik dalam analisis
fundamental. Menurut Sutrisno (2012:224), “Price
Earning Ratio mengukur seberapa besar

perbandingan antara harga saham perusahaan
dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh
pemegang saham”. “Perusahaan yang diharapkan
tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tinggi, yang
berarti mempunyai prospek yang baik biasanya
mempunyai PER yang tinggi. Sebaliknya,
perusahaan
yang
diharapkan
mempunyai
pertumbuhan rendah akan mempunyai PER yang
rendah” (Hanafi, 2010:43). Selain PER, harga
saham
juga
dijadikan
indikator
dalam
menggambarkan nilai suatu perusahaan. Harga
saham yang dipakai adalah harga yang ada di bursa
efek. Jika pasar bursa telah tutup maka yang

dimaksud harga saham adalah harga penutupannya
(closing price).
Tabel 1. Perkembangan Kapitalisasi Pasar

Tahun

IHSG

LQ45

2010
2011
2012
2013
2014
2015

3.247,10
3.537,29
4.126,99

4.219,02
5.228,04
4.872,70

2.125,55
2.339,18
2.559,44
2.547,06
3.337,43
2.953,11

Persentase
kapitalisasi
pasar LQ45
65.45%
66.12%
62.01%
60.37%
60.37%
60.60%

Sumber: statistik pasar modal Otoritas Jasa Keuangan
per Januari 2016
Keterangan: dalam triliun rupiah

Terdapat banyak pilihan sektor dan indeks
dalam berinvestasi di pasar modal. Bursa Efek
Indonesia telah menyeleksi dengan berbagai
kriteria sehingga terbentuk indikator indeks yang
bernama LQ45 sebagai salah satu indikator indeks
saham di BEI yang dapat dijadikan acuan sebagai
bahan untuk menilai kinerja perdagangan saham.
Indeks LQ45 juga merupakan kumpulan saham
yang banyak diminati oleh para investor karena
mempunyai kapitalisasi tinggi serta frekuensi
perdagangan yang tinggi sehingga prospek
pertumbuhan dan kondisi keuangan saham baik.

Perkembangan kinerja emiten-emiten yang masuk
dalam penghitungan indeks LQ45 ini akan
dipantau oleh BEI secara rutin dan setiap enam
bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan
urutan-urutan saham-sahamnya. Apabila terdapat
saham yang tidak memenuhi kriteria lagi, maka
akan dikeluarkan dari perhitungan dan digantikan
oleh saham yang memenuhi kriteria.
Semakin meningkatnya kapitalisasi pasar
LQ45 membuktikan bahwa perkembangan kinerja
perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Peningkatan atau penurunan yang tidak terlalu
signifikan menunjukkan bahwa perusahaan yang
termasuk dalam indeks LQ45 stabil dan cenderung
aman untuk dijadikan tempat berinvestasi jangka
panjang. Perusahaan juga memiliki tingkat
keseriusan yang tinggi untuk terus memperbaiki
baik secara internal maupun eksternal perusahaan
agar dapat mempertahankan posisinya untuk terus
berada dalam indeks LQ45.
KAJIAN PUSTAKA
Faktor Fundamental
Faktor fundamental menganalisis nilai
suatu perusahaan dengan cara mengolah data-data
keuangan, kemudian menghitung rasio-rasio dari
laporan keuangan menurut kebutuhan penganalisa.
Indikator yang digunakan untuk mengukur faktor
fundamental dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Current Ratio
Current Ratio mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang lancar dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Current Asset
Current Liabilities
Sumber: Sudana (2011:21)
Current Ratio =

2) Quick Ratio
Quick Ratio pada dasarnya sama seperti
Current Ratio namun tidak memasukkan
komponen persediaan karena dianggap kurang
likuid dibandingkan dengan kas, surat berharga dan
piutang.
Current Asset - Inventory
Quick Ratio =
Current Liabilities
Sumber: Sudana (2011:21)
3) Return On Investment (X3)
ROI menunjukkan kemampuan perusahaan
dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki
untuk menghasilkan laba setelah pajak.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

210

Earning After Tax
Return On Investment =
Total Asset
Sumber: Sudana (2011:22)
4) Return On Equity
ROE
menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak
dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki
perusahaan.
Earning After Tax
Return On Equity =
Total Equity
Sumber: Sudana (2011:22)
5) Total Asset Turn Over
TATO mengukur efektivitas penggunaan
seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Total Asset Turn Over =
Sumber: Sudana (2011:22)

Sales
Total Asset

Struktur modal
Struktur
modal
adalah
pendanaan
perusahaan yang terdiri dari hutang dan modal
sendiri perusahaan yang tujuannya untuk mendanai
perusahaan dalam jangka panjang. Indikator yang
digunakan untuk mengukur struktur modal dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Debt Ratio
Debt Ratio mengukur proporsi dana yang
bersumber dari hutang untuk membiayai aktiva
perusahaan. Semakin besar rasio menunjukkan
semakin besar porsi penggunaan hutang dalam
membiayai investasi pada aktiva, yang berarti pula
risiko keuangan perusahaan meningkat dan
sebaliknya.
Total Debt
Debt Ratio =
Total Asset
Sumber: Sudana (2011:21)
2) Debt Equity Ratio
Debt Equity Ratio merupakan rasio yang
menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman
jangka panjang yang diberikan kreditur dengan
jumlah modal sendiri dari suatu perusahaan
Hutang Jangka Panjang
Debt Equity Ratio =
Modal Sendiri
Sumber: Syamsuddin (2009:54)

Nilai Perusahaan
Menurut Harmono (2014:50), “nilai
perusahaan dapat diukur menggunakan nilai harga
saham di pasar berdasarkan terbentuknya harga
saham perusahaan di pasar, yang merupakan
refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja
perusahaan secara riil”. Indikator yang digunakan
untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1) Price Earning Ratio
Price Earning Ratio mengukur bagaimana
investor menilai prospek pertumbuhan perusahaan
di masa yang akan datang, dan tercermin pada
harga saham yang bersedia dibayar oleh investor
untuk setiap rupiah laba yang diperoleh
perusahaan.
Market price per share
Price Earning Ratio =
Earning per share
Sumber: Sudana (2011:23)
2) Harga Saham
Menurut Anoraga et al. (2009:59), harga
saham merupakan harga pasar atau market price,
yaitu harga saham pada pasar riil serta yang paling
mudah ditentukan karena merupakan harga dari
suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung.
Apabila pasar sudah ditutup, maka harga pasar
adalah harga penutupan (closing price).
Hipotеsis
H1 :Faktor fundamental berpengaruh terhadap
struktur modal
H2 :Faktor fundamental berpengaruh terhadap
nilai perusahaan
H3 :Struktur modal berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Struktur
Modal
(Y1)

H3

H1

Faktor
Fundamental
(X1)

H2

Nilai
Perusahaan
(Y2)

Gambar 1. Modеl Hipotеsis
Sumber: data diolah (2017)

MЕTODE PЕNЕLITIAN
Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian
pеnjеlasan (еxplanatory r еsеarch) dеngan
pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian ini mеngunduh
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

211

data langsung mеlalui wеbsitе rеsmi Bursa Еfеk
Indonеsia yaitu www.idx.co.id.. Didapat sampеl 23
pеrusahaan.
HASIL DAN PЕMBAHASAN
Pengujian Outer PLS Tahap Awal
a. Variabel Faktor Fundamental (X)
Variabel faktor fundamental (X) diukur
dengan lima indikator yang bersifat formatif yaitu
Current Ratio, Quick Ratio, Return On Investment,
Return On Equity, dan Total Asset Turn Over .
Hasil outer loading indikator-indikator dari
variabel faktor fundamental (X) dapat dilihat pada
table 2 berikut ini:

yang digunakan yaitu Current Ratio, Quick Ratio
dan Return On Investment. Berdasarkan indikator
pembentuk faktor fundamental tersebut dapat
disimpulkan bahwa faktor fundamental (X) yang
baik adalah jika perusahaan tersebut memiliki
tingkat likuiditas yang ideal dengan ditunjukkan
oleh nilai Current Ratio diatas 200% dan Quick
Ratio diatas 100%, serta memiliki tingkat
pengembalian atas investasi yang tinggi dengan
ditunjukkan oleh nilai Return On Investment.
b. Variabel Struktur Modal (Y1)
Variabel struktur modal (Y1) diukur dengan
dua indikator yang bersifat formatif yaitu Debt
Ratio dan Debt Equity Ratio. Hasil outer loading
indikator-indikator dari variabel struktur modal
(Y1) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Gambar 2 Hasil Pengujian Outer Model Variabel
Faktor Fundamental (X) Beserta Nilai Outer
Loading

Sumber : data sekunder diolah (2017)
Tabel 2 Nilai Outer Loading Indikator Variabel
Faktor Fundamental (X)
Faktor Fundamental
CR X_1

0.799

QR X_2

0.719

ROI X_3

0.679

ROE X_4

0.454

TATO X_5

0.381

Sumber: data sekunder diolah (2017)

Berdasarkan gambar 2 dan tabel 2 diatas
dapat dilihat bahwa indikator Current Ratio, Quick
Ratio, Return On Investment, Return On Equity dan
Total Asset Turn Over memiliki nilai outer loading
masing-masing sebesar 0,799, 0,719, 0,679, 0,454
dan 0,381. Indikator yang masuk dalam model
perhitungan boothstrap adalah Current Ratio,
Quick Ratio dan Return On Investment karena
memenuhi kriteria nilai outer loading ≥ 0,50 atau
nilai p-value ≤ 0,05.
Model formatif pada variabel faktor
fundamental (X) yang terdiri dari indikator Current
Ratio, Quick Ratio, Return On Investment, Return
On Equity dan Total Asset Turn Over secara
statistik signifikan dibentuk oleh tiga indikator

Gambar 3 Hasil Pengujian Outer Model Variabel
Struktur Modal (Y1) Beserta Nilai Outer Loading
Sumber : data sekunder diolah (2017)
Tabel 3 Nilai Outer Loading Indikator Variabel
Struktur Modal (Y1)
Struktur Modal
DR Y1_1

0.842

DER Y1_2

0.937

Sumber: data sekunder diolah (2017)

Berdasarkan gambar 3 dan tabel 3 diatas
dapat dilihat bahwa indikator Debt Ratio dan Debt
Equity Ratio memiliki nilai outer loading masingmasing sebesar 0,842 dan 0,937. Kedua indikator
tersebut masuk dalam model perhitungan
boothstrap karena memenuhi kriteria nilai outer
loading ≥ 0,50 atau nilai p-value ≤ 0,05.
Model formatif pada variabel struktur
modal (Y1) yang terdiri dari Debt Ratio dan Debt
Equity Ratio, secara statistik signifikan sebagai
pembentuk variabel struktur modal, artinya
struktur modal (Y1) terbentuk dari nilai Debt Ratio
dan Debt Equity Ratio perusahaan.
c. Variabel Nilai Perusahaan (Y2)
Variabel nilai perusahaan (Y2) diukur
dengan dua indikator yang bersifat formatif yaitu
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

212

Price Earning Ratio dan Harga Saham (Closing
Price). Hasil outer loading indikator-indikator dari
variabel nilai perusahaan (Y2) dapat dilihat pada
tabel berikut ini:

Gambar 4 Hasil Pengujian Outer Model Variabel
Nilai Perusahaan (Y2) Beserta Nilai Outer Loading
Sumber : data sekunder diolah (2017)
Tabel 4. Nilai Outer Loading Indikator Variabel
Nilai Perusahaan (Y2)

PER Y2_1
CLOSE Y2_2

Nilai Perusahaan
0.986
0.166

Sumber: data sekunder diolah (2017)

Berdasarkan gambar 4. dan tabel 4 diatas
dapat dilihat bahwa indikator Price Earning Ratio
dan Harga Saham memiliki nilai outer loading
masing-masing sebesar 0,986 dan 0,166. Indikator
yang masuk dalam model perhitungan boothstrap
adalah Price Earning Ratio karena memenuhi
kriteria nilai outer loading ≥ 0,50 atau nilai p-value
≤ 0,05.

Gambar 5 Tahap Model Fit Variabel Faktor
Fundamental (X)
Sumber : data sekunder diolah (2017)
Tabel 5 Tahap Model Fit Variabel Faktor
Fundamental (X)
Original Sample Standard
T
P
Sample Mean Deviation Statistics Values
CR X_1 ->
Faktor
Fundamental
QR X_2 ->
Faktor
Fundamental
ROI X_3 ->
Faktor
Fundamental

0.821

0.788

0.125

6.559

0.000

0.743

0.712

0.137

5.420

0.000

0.708

0.698

0.178

3.982

0.000

Sumber: data sekunder diolah (2017)

b. Variabel Struktur Modal (Y1)

Pengujian Outer Model PLS Tahap Model Fit
a. Variabel Faktor Fundamental (X)
Berdasarkan gambar 5 dan tabel 5 diatas dapat
dilihat bahwa indikator variabel faktor
fundamental yang terdiri dari Current Ratio, Quick
Ratio dan Return On Investment, memiliki
pengaruh yang signifikan sebagai pembentuk
variabel faktor fundamental. Pembuktian tingkat
signifikansi dapat dilihat pada nilai outer loading
dari indikator CR yang bernilai 0,821 dengan tstatistic 6,559 dan p-value sebesar 0,000. QR
memiliki nilai outer loading sebesar 0,743 dengan
t statistic 5,420 dan p-value sebesar 0,000. ROI
memiliki nilai outer loading sebesar 0,708 dengan
t-statistic 3,982 dan p-value sebesar 0,000. Ketiga
indikator tersebut memiliki pengaruh yang
signifikan sebagai pembentuk variabel faktor
fundamental karena nilai t-statistic > 1,96 dan pvalue < 0,05.

Gambar 6 Tahap Model Fit Variabel Struktur
Modal (Y1)
Sumber : data sekunder diolah (2017)
Tabel 6 Tahap Model Fit Variabel Struktur Modal
(Y1)
Original Sample Standard
T
P
Sample Mean Deviation Statistics Values
DR Y1_1 > Struktur
Modal
DER Y1_2
-> Struktur
Modal

0.801

0.803

0.132

6.082

0.000

0.909

0.902

0.090

10.105

0.000

Sumber: data sekunder diolah (2017)

Berdasarkan gambar 6 dan tabel 6 diatas
dapat dilihat bahwa indikator variabel struktur
modal yang terdiri dari Debt Ratio dan Debt Equity
Ratio, memiliki pengaruh yang signifikan sebagai
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

213

pembentuk variabel struktur modal. Pembuktian
tingkat signifikansi dapat dilihat pada nilai outer
loading dari indikator DR sebesar 0,801 dengan tstatistic 6,082 dan p-value sebesar 0.000. DER
memiliki nilai outer loading sebesar 0,909 dengan
t-statistic 10,105 dan p-value sebesar 0,000. Kedua
indikator tersebut memiliki pengaruh yang
signifikan sebagai pembentuk variabel faktor
fundamental karena nilai t-statistic > 1,96 dan pvalue < 0,05.
c. Variabel Nilai Perusahaan (Y2)
Berdasarkan gambar 7 dan tabel 7 dapat
dilihat bahwa indikator variabel nilai perusahaan
yang terdiri dari Price Earning Ratio memiliki
pengaruh yang signifikan dan merupakan indikator
tunggal pembentuk variabel nilai perusahaan
dengan nilai outer loading sebesar 1.

Gambar 7 Tahap Model Fit Variabel Nilai
Perusahaan (Y2)
Sumber : data sekunder diolah (2017)
Tabel 7 Tahap Model Fit Variabel Nilai Perusahaan
(Y2)
Original Sample Standard
T
P
Sample Mean Deviation Statistics Values
PER Y2_1 1.000
> Nilai
Perusahaan

1.000

0.000

Sumber: data sekunder diolah (2017)

3. Pengujian Inner Model PLS
Pengujian inner model bertujuan untuk
menguji hipotersis dalam penelitian. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t (tstatistic) pada masing-masing jalur secara parsial.
Berikut disajikan hasil pengujian hipotesis
pengaruh langsung pada model struktural yang
diajukan dalam penelitian ini.
Tabel 8 Hasil Pengujian Inner Model PLS
Original Sample
Sample
Mean
Faktor
Fundamental ->
Struktur Modal
Faktor
Fundamental ->
Nilai Perusahaan
Struktur Modal ->
Nilai Perusahaan

Standard
T
P
Deviation Statistics Values

-0.761

-0.774

0.059

12.807

0.000

0.054

-0.013

0.351

0.154

0.878

-0.316

0.280

0.292

1.081

0.280

Sumber: data sekunder diolah (2017)

Gambar 8 Diagram Jalur Pengaruh Langsung
Sumber: data sekunder diolah (2017)

Hasil pengujian diatas dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
a. Pengujian pengaruh antara faktor fundamental
terhadap struktur modal memiliki koefisien jalur
sebesar -0,761 dengan nilai t-statistic sebesar
12,807 dan p-value sebesar 0,000. Karena nilai tstatistic >1,96 dan p-value 1,96 menandakan bahwa pengaruh antara variabel
tersebut terbukti signifikan, sementara nilai
koefisien jalur sebesar -0,761 menandakan bahwa
tanda negatif (-) menunjukkan pengaruh yang
berlawanan antara faktor fundamental dengan
struktur modal. Semakin baik faktor fundamental
perusahaan maka membuat jumlah hutang yang
tercermin dalam struktur modal menjadi kecil.
Nilai dari faktor fundamental terbentuk oleh
indikator CR, QR dan ROI, artinya semakin tinggi
nilai ketiga indikator tersebut maka akan
menurunkan struktur modal perusahaan yang
terbentuk dari indikator DR dan DER. Hasil ini
memperkuat penelitian yang dilakukan Maytariana
(2013) dimana faktor fundamental berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
Menurut teori struktur modal yaitu teori
sinyal, jika perusahaan membutuhkan dana
tambahan untuk meningkatkan nilai perusahaan,
maka struktur modal perusahaan sebaiknya
dibiayai dari pendanaan internal terlebih dahulu
yaitu berupa laba ditahan. Kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba dapat dilihat dari faktor
fundamental perusahaan yaitu rasio profitabilitas.
Jika perusahaan menggunakan laba ditahan
terlebih dahulu untuk membiayai operasional
perusahaan, maka tingkat hutang perusahaan akan
rendah sehingga menyebabkan struktur modal
perusahaan menurun.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat
disimpulkan
bahwa
faktor
fundamental
berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan sehingga hipotesis 2 ditolak. Analisis
PLS menghasilkan koefisien jalur sebesar 0,054
dan nilai t-statistic sebesar 0,154. Koefisien jalur
bertanda positif (+) menunjukkan pengaruh yang
searah yang berarti jika faktor fundamental suatu
perusahaan baik maka akan meningkatkan nilai
perusahaannya. Namun faktor fundamental yang
terbentuk dari indikator CR, QR dan ROI
berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan yang terbentuk dari indikator PER.
Hasil ini memperkuat penelitian yang dilakukan
oleh Sappar (2015) yang mengemukakan bahwa
faktor fundamental tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun hasil
ini tidak memperkuat penelitian yang dilakukan
oleh Arvianto (2014) yang mengemukakan bahwa
faktor fundamental berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
c. Hipotesis 3: Struktur modal berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat
disimpulkan bahwa struktur modal berpengaruh
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan sehingga
hipotesis 3 ditolak. Analisis PLS menghasilkan
koefisien jalur sebesar -0,316 dan nilai t-statistic
sebesar 1,081. Tanda negatif (-) menunjukkan
pengaruh yang berlawanan antara struktur modal
dengan nilai perusahaan. Struktur modal yang
terbentuk dari indikator DR dan DER, artinya
semakin tinggi nilai kedua indikator tersebut akan
menurunkan nilai perusahaan yang terbentuk dari
indikator PER. Namun struktur modal dan nilai
perusahaan mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan artinya DR dan DER tidak berpengaruh
secara langsung terhadap nilai perusahaan yang
diukur dengan indikator PER. Menurut teori
pendekatan laba operasi bersih, besarnya jumlah
hutang perusahaan tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan (Sudana, 2011:146). Hasil ini
memperkuat penelitian yang dilakukan oleh
Prasetia (2014) yang mengemukakan bahwa
struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Namun hasil ini tidak memperkuat
penelitian yang dilakukan Dewi (2014) yang
mengatakan bahwa struktur modal berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.

b. Hipotesis 2: Faktor fundamental berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

215

KЕSIMPULAN DAN SARAN
Kеsimpulan
1. Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis
pertama dapat diketahui bahwa faktor
fundamental berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal. Hasil signifikan tersebut
menandakan bahwa didalam mengambil
keputusan yang berkaitan dengan kebijakan
struktur modal, manajer perusahaan akan
selalu memperhatikan faktor fundamental
perusahaan. Koefisien jalur yang bertanda
negatif menunjukkan bahwa pengaruh antara
faktor fundamental dengan struktur modal
adalah berlawanan. Semakin tinggi faktor
fundamental perusahaan maka jumlah hutang
yang tercermin dalam struktur modal
perusahaan akan semakin rendah. Faktor
fundamental perusahaan terbentuk melalui tiga
indikator yaitu Current Ratio, Quick Ratio dan
Return On Investment, sedangkan struktur
modal terbentuk melalui dua indikator yaitu
Debt Ratio dan Debt Equity Ratio. Semakin
likuid dan profitable sebuah perusahaan
artinya perusahaan dapat melunasi kewajiban
jangka pendeknya dari keuntungan, bukan dari
hutang lain. Sehingga perusahaan yang likuid
cenderung mempunyai struktur modal yang
rendah tercermin dari DR dan DER yang
rendah. Hasil penelitian ini memperkuat
penelitian yang dilakukan oleh Maytariana
(2013) yang mengatakan bahwa faktor
fundamental berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal.
2. Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis
kedua dapat disimpulkan bahwa faktor
fundamental berpengaruh tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien jalur
bertanda positif menunjukkan bahwa pengaruh
antara faktor fundamental dengan nilai
perusahaan adalah berbanding lurus. Semakin
tinggi nilai faktor fundamental yang tercermin
melalui indikator Current Ratio, Quick Ratio
dan Return On Investment, maka semakin
tinggi nilai suatu perusahaan yang tercermin
dari PER. Hasil penelitian ini memperkuat
penelitian yang dilakukan oleh Sappar (2015)
yang mengatakan bahwa faktor fundamental
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
nilai perusaahaan
3. Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis
ketiga dapat disimpulkan bahwa struktur
modal berpengaruh tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan. Nilai koefisien jalur bertanda
negatif menunjukkan bahwa pengaruh antara

struktur modal dengan nilai perusahaan adalah
berlawanan. Semakin tinggi struktur modal
sebuah perusahaan yang tercermin dari Debt
Ratio dan Debt Equity Ratio maka semakin
rendah nilai perusahaannya yang dapat dilihat
dari nilai Price Earning Ratio. Hasil penelitian
ini memperkuat penelitian yang dilakukan
oleh Prasetia (2014) yang mengemukakan
bahwa struktur modal tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Saran
Bagi manajemen perusahaan
Manajemen perusahaan dalam upayanya
meningkatkan nilai perusahaan diharapkan mampu
menjaga tingkat likuiditas dan profitabilitas
perusahaan dan menentukan komposisi struktur
modal yang optimal. Hasil penelitian yang
menunjukkan
bahwa
faktor
fundamental
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
struktur modal dapat dijadikan acuan bagi
manajemen perusahaan didalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan pendanaan
perusahaan.
Bagi investor
Berdasarkan hasil penelitian ini, investor
dapat menginvestasikan dananya pada perusahaan
yang memiliki prospek tinggi dalam memberikan
keuntungan. Faktor fundamental yang berpengaruh
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan serta
struktur modal yang berpengaruh tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa tren
investasi saat ini tidak lagi melihat dari keadaan
faktor fundamental dan struktur modal sebuah
perusahaan,
melainkan
investor
melihat
perusahaan mana yang memberikan keuntungan
tinggi melalui deviden ataupun capital gain.
Bagi penelitian selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
untuk menindak lanjuti penelitian yang mengambil
topik yang sama diharapkan untuk menambah
jumlah indikator yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan seperti EPS, deviden dan beberapa
indikator lainnya yang belum dimasukkan dalam
penelitian ini. Penelitian ini masih terbatas pada
periode penelitian yaitu tahun 2013-2015 sehingga
untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk
menambah dan memperbarui periode penelitian
sehingga dapat menghasilkan informasi yang lebih
baru dan lebih akurat.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

216

DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarta. 2009. Pengantar
Pasar Modal. Yogyakarta: PT Rineka Cipta
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan.
Bandung: Alfabeta
Hanafi, Mamduh M. 2010. Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: BPFE
Harmono, Naufal. 2014. Manajemen Keuangan
Berbasis Balanced Scorecard. Cetakan
Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartono, Jogiyanto. 2007. Teori Portofolio dan
Analisis
Investasi.
Edisi
Kelima.
Yogyakarta: BPFE.
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya . Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Riyanto,
Bambang.
2010.
Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Sudana, I Made. 2009. Manajemen Keuangan
Teori dan Praktik. Surabaya: Airlangga
University Press.
-------------------. 2011. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan: Teori,
Konsep dan Aplikasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Ekonisia.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Jurnal :
Arvianto, Rivan Andrie. 2014. Pengaruh Faktor
Fundamental Makro dan Mikro terhadap
Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis
(Volume 13, No.1, Agustus 2014).
Universitas Brawijaya.

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2015). Jurnal Administrasi
Bisnis (Volume 45, No.1, April 2017).
Universitas Brawijaya.
Maytariana,
Dyah.
2013.
Faktor-Faktor
Fundaamental
Yang
Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011).
Jurnal Administrasi Bisnis (Volume 2, No.2,
Juni 2013). Universitas Brawijaya.
Prasetia, Ta’dir Eko. 2014. Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan dan Risiko Perusahaan terhadap
Nilai Perusahaan Ototmotif yang Terdaftar
di BEI. Jurnal EMBA (Volume 2, No.2, Juni
2014). Universitas Sam Ratulangi.
Sappar, Bildiosta, 2015. Analisis Pengaruh FaktorFaktor Fundamental dan Teknikal terhadap
Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Consumer Goods Industry di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2013). Jurnal
Administrasi Bisnis (Volume 24, No.1, Juli
2015). Universitas Brawijaya.
Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
www.idx.go..id. (Diakses 15 September
2017)
Alexander, Hilda B. 2015 (Online). Investasi di
Sektor Properti Tahun Ini Meroket Tajam.
(Online) properti.kompas.com (Diakses 24
September 2017)
Ashiana, I Made. 2015 (Online). Investasi
Pariwisata
Bertumbuh.
(Online)
travel.kompas.com (Diakses 24 September
2017)
Supriyatna, Irwan. 2017 (Online). Jumlah Investor
Baru Meningkat 23,47 Persen di Akhir 2016.
(Online) ekonomi.kompas.com. (Diakses 24
September 2017)

Dewi, Inggi Rovita. 2014. Pengaruh Struktur
Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di
BEI
Periode
2009-2012).
Jurnal
Administrasi Bisnis (Volume 17, No.1,
Desember 2014). Universitas Brawijaya.
Firmana, Ananda Indra. 2017. Pengaruh Struktur
Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga
Saham (Studi pada Perusahaan Asuransi
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

217

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26