PELUANG SEKTOR MARITIM TERHADAP PRODUK P

PELUANG SEKTOR MARITIM TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA SEBAGAI NEGARA
ARCHIPELAGICSTATE

Disusun guna memenuhi tugas makalah mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu
Zein Muttaqin, SEI., MA.

Disusun oleh :
Panji Wicaksono

(14423030)

Annissa Nurhanifah Hariyadi (14423227)

Program Studi Ekonomi Islam
Fakultas Ilmu Agama Islam
Universitas Islam Indonesia
YOGYAKARTA
2016


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh,
Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan lancar. Shalawat
beriring salam kepada junjungan rasul besar kita Rasulullah Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat dan umatnya sampai akhir zaman.
Makalah yang berjudul ”PELUANG SEKTOR MARITIM TERHADAP PRODUK
PEMBIYAAN PERBANKAAN DIINODNESIA” ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Studi Kepemimpinan Islam. Ucapan terima kasih kepada Bapak selaku dosen
pengampu, keluarga dan sahabat yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu
dalam penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan pahala-Nya.
Aamiin. Tentu dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan ataupun
kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
agar makalah ini menjadi lebih baik.
Semoga

makalah


ini

dapat

bermanfaat

bagi

penulis

maupun

para

pembaca.Akhirnya, jika ditemukan kebenaran dalam makalah ini semuanya ilmu adalah
dari Allah SWT.Namun jika ditemukan banyak kekurangan dan kesalahan adalah
sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh


Yogyakarta, 20 desember 2016

Penulis
BAHASA INDONESIA

2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................... 2
DAFTAR ISI.....................................................................................................
3
BAB I (PENDAHULUAN)............................................................................... 4
A.
B.
C.
D.

LATAR BELAKANG......................................................................4
RUMUSAN MASALAH................................................................. 4

TUJUAN PENULISAN................................................................... 4
MANFAAT PENULISAN.............................................................. 4

BAB II ( PEMBAHASAN)............................................................................... 5
A. Bagaimana peluang produk-produk bank syariah terhadap di sektor
maritim.............................................................................................
6
B. Apa saja tantangan dan kendala bank syariah pada sektor pembiyaaan
maritim dan bagaimana strategi proaktif untuk mengatasi kendala
tersebut............................................................................................1
1
BAB

III

( PENUTUP) .....................................................................................13
A. KESIMPULAN....................................................................................13
B. DAFTAR PUSTAKA .........................................................................14

BAHASA INDONESIA


3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara bhinneka dalam bingkai kepulauan yang kaya akan sumber laut dan hamparan
luas bibir pantai yang mendapatkan peringkat 3 terbesar didunia menjadikan Indonesia
memiliki julukan negara maritim. Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km2 dan
terletak pada posisi sangat strategis antara 2 benua, yaitu Benua Asia dan Australia serta 2
samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik. Ditinjau dari luas daratan mencapai sekitar
2.012.402 km2 dan laut sekitar 5,8 juta km2 (75,7%), yang terdiri 2.012.392 km2 Perairan
Pedalaman, 0,3 juta km2 Laut Teritorial, dan 2,7 juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).
4 Parameter Keberhasilan Kedaulatan Maritim
No.
1.

Indikator


Kondisi
2014
210

Target
2019
270

Growth (%)

Rata-rata
per tahun
12 unit

Pengembangan Pelabuhan
29%
Penyeberangan (Unit)
2.
Pembangunan Kapal
50

104
108%
11 unit
Perintis (Unit)
3.
Produksi Hasil Perikanan
22.4
50.0
123%
6 juta ton
(Juta ton)
4.
Pengembangan Pelabuhan
21
24
14%
1 unit
Perikanan (Unit)
Sumber: RPJMN 2015-2016 terkait sektor Kelautan dan Perikanan, diolah.
Merujuk atas urgensinya tata kelola dalam langkah dalam mewujudkan basis

Indonesia sebagai poros maritime dunia dalam cetak biru kabinet kerja Jokowi dan Jusuf
Kalla melalui kebijakan-kebijakan yang senatiasa mensejahterakan rakyat dalam skala
prioritas nelayan kecil. Dalam segala aspek mampu ditinjau. Jalesveva Jayamahe mengatakan
Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagicstate) terluas di dunia dengan potensi
kekayaan luar biasa besar yang terkandung di dalamnya. Tetapi sumber daya kelautan yang
sangat besar itu belum dieksplorasi secara optimal. Sumbangan sektor kelautan dan perikanan
di Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) masih sangat kecil, hanya 3,34 persen
sampai kwartal ketiga pada tahun 2011. Pada tahun 2014 sudah lumayan sedikit meningkat
menjadi sekitar 6,75 persen atau sekitar Rp. 65 triliun (kelautan dan perikanan dalam angka
2011). Angka ini dinilai masih belum optimal dibanding dengan potensi besar dunia kelautan
dan perikanan Indonesia yang sangat melimpah. Sehingga, keinginan kuat pemerintahan Joko
BAHASA INDONESIA

4

Widodo – Jusuf Kalla untuk mengaungkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia adalah
sebuah keniscayaan.
Budaya maritim menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat,
khususnya yang terkait dengan maritim dan kelautan. Para nelayan dan masyarakat pesisir,
misalnya, memiliki kearifan lokal dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya laut,

sehingga keberlanjutan sumber kehidupan mereka tetap terjamin hingga ke anak cucu. Salah
satu bukti warisan budaya sebagai bangsa pelaut yang hingga kini masih ada adalah Kapal
Pinisi.
Laut, pesisir, dan sungai merupakan urat nadi yang menjadi kekuatan bangsa ini sejak
dulu. Di tiga wilayah ini pelabuhan-pelabuhan besar dibangun yang diramaikan dengan
aktivitas pedagang dari berbagai pulau di Nusantara dan dari belahan dunia. Hal itu membuat
perekonomian dan peradaban maju dan berkembang. Kemampuan mengelola maritim itu
disadari oleh Belanda, karena itu Belanda mendesak pribumi menjauhi laut menuju daratan
hingga pegunungan. Sejak itu pertanian daratan menjadi berkembang.
Potensi maritim dan kelautan yang begitu besar seharusnya dimanfaatkan untuk
menyejahterakan masyarakat. Namun, kenyataannya potensi itu belum dimanfaatkan dengan
optimal. Hal itu berkontribusi pada angka kemiskinan yang masih tinggi. Sebagian
diantaranya adalah nelayan dan masyarakat pesisir terkait yang tergolong kelompok paling
miskin. Eksploitasi dan kegiatan ilegal terhadap sumberdaya laut tanpa memperhatikan
keberlanjutan memperburuk tingkat kesejahteraan dan kehidupan nelayan, khususnya nelayan
kecil dan nelayan tradisional. Pencurian ikan yang dilakukan oleh nelayan asing, misalnya, di
samping mengurangi pendapatan nelayan, juga merugikan negara. Pencemaran laut dan
kerusakan mangrove dan terumbu karang juga menambah masalah di sektor kelautan.
Bank syariah mampu berpacu dalam peranan ekonomi di Indonesia. Setelah
meningkat pesat pembiyaan sektor rill seperti umkm, kini bank syariah ditantang bergelut

dalam pembiyaaan maritim searah dengan kebijakan maritim di Indonesia. Produk yang
strategispun telah disiapkan mengingat bahwasanya yang dihadapi berupa infrastruktur.
Maritim tidaklah berkutat atas problematika kelautan dan perikanan, akan tetapi maritim
adalah kegitan ekononmi dalam segala hal langsung mapun tidak langsung (Alexasander P,
1998). Seperti : industri maritim, manufaktur dalam suatu komponen kapal, teknologi
perkapalan, peremajaan kapal, manufaktur dalam suatu komponen kapal, galangan kapal.
Dalam aktifitas dari ekspor dan impor adapun dilihat dari kultur destinasi wisata suatu
daerah, kuliner daerah pantai, wisata pantai, wisata bawah laut, penginapan maka bank
syariah perlu berekspansi dalam meraih mitra baru dalam bidang maritim untuk
meningkatkan pertumbuhan asset bank.
B. Rumusan Masalah :


Bagaimana peluang produk-produk bank syariah terhadap di sektor maritim?



Apa saja tantangan dan kendala bank syariah pada sektor pembiayaan maritim dan
bagaimana strategi proaktif untuk mengatasi hal tersebut?


C. Tujuan:


Mengetahui peluang produk-produk sektor maritim pada bank syariah.
BAHASA INDONESIA

5



Setelah mengidentifikasi tantangan dan kendala yang dihadapi bank syariah pada
sektor pembiayaan maritim, nantinya akan merujuk pada solusi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peluang Produk-produk Bank Syariah pada Sektor Maritim
Dalam upaya mempersiapkan suatu pembiayaan, yang bersinergi dengan ojk pada
sektor maritim, lembaga keuangan syariah khususnya bank syariah memiliki produk yaitu
Akad Ijarah Muntahiyah Bi Tamlik (IMBT), Murabahah, Akad ini memerlukan biaya
dalam jumlah besar baik dalam unsur menyewa maupun jual beli. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) mengidentifikasi sedikitnya empat objek pembiayaan industri keuangan nonbank
(IKNB) dalam sektor ekonomi maritim. Adapun, keempat objek tersebut adalah
pembiayaan hulu (misalnya:kapal, atau alat tangkap) dan pembiayaan hilir (budi daya,
dan bahari pariwisata). Pembiayaan sisi hilir bisa berupa cool box, freezer, dan sealer.
(mysharing 05/12/2014)
kita bisa membidik dalam kerjasama yang selaras dengan kebijakan maritim yang
tercantum dalam program pembangunan pemerintah pada tahun 2015-2019 mengenai
beberapa hal yaitu:
Dalam rangka Pembangunan pelabuhan maka dibuat 24 pelabuhan strategis yang akan
dijadikan sebagai feeder tol laut dengan Memproduksi untuk kebutuhaan galangan kapal
163 kapal nonkomersial
 Dibangun pelabuhaan dengan lokasi strategis berjumlah 65 titik.
 Anggaran yang diprioritaskan dalam penggadaan 4 jenis kapal yaitu kapal
perintis dengan 50 unit,kapal patroli dengan 100 unit,kapal kenavigasiaan 100
unit dan kapal ferry perintis 50 unit.
Pembangunan diperbatasan atas pentingnya pengawasan laut maka diperlukan sarana
kenavigasiaan berupa:
 20 vassel traffic service
 59 global maritime distress dan saftey
 20 menara suar dan 525 rambu suar(RJPMN kelautan dan perikaan 2014)
Dalam hal ini menjadi peluang dalam 1 dalam penawaran yang bisa dilakukan yaitu
pembiyaan pengadaan galangan kapal maka dengan akad IMBT untuk sebuah kapsitas yang tepat
untuk memenuhi pembiayaan dalam jangka waktu tertentu.apabila bisa teralisasi maka akan
dilakuakan layanan jalur laut hingga 193 untuk mempermudah akses lintas angkutan kapal
perintis.media sharing Pengamat Ekonomi Syariah, Adiwarman Karim mengatakan, akad

IMBT merupakan akad pembiayaan yang dikenal dalam perbankan syariah dan sangat
BAHASA INDONESIA

6

cocok digunakan untuk sektor maritim. Akad ini memerlukan biaya dalam jumlah besar
baik dalam unsur sewa-menyewa maupun jual beli. “Semahal-mahalnya mobil, lebih
mahal harga kapal. Akad IMBT sangat cocok untuk pembelian barang bernilai besar
seperti kapal,” kata Adiwarman
Menurutnya, pada awal transaksi pembeli (nasabah) menggunakan akan sewa
menyewa. Kemudian, setelah masa sewa selesai, nasabah diberikan kesempatan untuk
membeli barang yang sebelumnya disewa. “Akad ini memberi manfaat bukan sekedar
menyewa saja, tapi nasabah juga bisa memiliki. Fleksibilitas margin pembiayaannya juga
sangat fleksibel,” ujarnya.
Kepala Unit Usaha Syariah OCBC NISP, Koko T. Rachmadi mengatakan, memang
sejauh ini akad IMBT telah dimanfaatkan oleh sejumlah nasabah yang membutuhkan
pembiayaan untuk membeli barang bernilai besar. Seperti membeli kapal, dan untuk
subsektor maritim lainnya pembiayaan galangan kapal. “Namun pembiayaan di sektor ini
terlalu berisiko,” paparnya dengan nada tinggi.
Oleh karena itu, lanjutnya, sebelum mengucurkan kredit kepada nasabah, pihaknya
akan mempelajari terlebih dahulu margin pembiayaan akad IMBT ini.”Kami belum liat
margin pembiayaan dari OJK, apakah tepat dan tercover,” ujar Koko.
Sementara ini, Otoritas Jasa Keungan (OJK) bekerjasama dengan Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menyusun roadmap pengembangan sektor maritim
yang didukung oleh pendanaan dari perbankan. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman
D. Hadad menilai sektor ini terlalu berisiko, sehingga kucuran kredit kepada sektor
maritim masih sangat minim. Oleh karena itu, diperlukan pembahasan lebih lanjut
mengenai model bisnis yang tepat agar industri perbankan lebih tertarik membiayai sektor
ini.

Provinsi

2010

2011

2012

2013

2014

Aceh

255.826,00

291.942,00

300.230,00

151.967,00

155.603,00

Bali

211.134,00

202.748,00

163.474,00

101.974,00

115.768,00

Banten

120.438,00

121.718,00

121.618,00

57.620,00

59.204,00

Bengkulu

90.124,00

81.514,00

91.870,00

51.371,00

60.721,00

DI
Yogyakarta

10.202,00

10.004,00

11.258,00

4.775,00

6.893,00

DKI Jakarta

344.844,00

360.396,00

439.671,00

208.634,00

222.055,00

Gorontalo

146.190,00

152.738,00

170.794,00

92.239,00

103.025,00

BAHASA INDONESIA

7

Jambi

101.898,00

103.680,00

108.182,00

50.876,00

48.822,00

Jawa Barat

381.580,00

393.986,00

423.422,00

209.603,00

198.179,00

Jawa Tengah

462.238,00

541.238,00

551.118,00

227.318,00

244.704,00

Jawa Timur

705.558,00

751.654,00

763.610,00

378.940,00

377.373,00

Kalimantan
Barat

191.842,00

207.806,00

225.504,00

154.539,00

181.798,00

Kalimantan
Selatan

356.046,00

358.566,00

385.064,00

236.295,00

227.897,00

Kalimantan
Tengah

184.560,00

163.148,00

189.910,00

97.378,00

90.508,00

Kalimantan
Timur

319.418,00

291.366,00

296.666,00

146.958,00

146.650,00

Kepulauan
Bangka
Belitung

318.842,00

384.948,00

405.130,00

193.112,00

201.318,00

Kepulauan
Riau

393.266,00

315.012,00

294.620,00

135.296,00

133.108,00

Lampung

301.698,00

324.016,00

300.684,00

154.714,00

149.533,00

Maluku

1.118.098,0
0

1.135.926,00

1.074.542,00 528.352,00

513.071,00

Maluku
Utara

296.056,00

300.464,00

301.940,00

217.638,00

Nasional

5.384.418,0
5.714.271,00
0

5.435.633,00 0,00

0,00

230.328,00

286.832,00

272.338,00

145.371,00

227.845,00

180.370,00

204.274,00

132.010,00

101.992,00

109.683,00

Papua

542.096,00

553.768,00

578.542,00

254.594,00

271.180,00

Papua Barat

233.688,00

234.598,00

241.314,00

101.623,00

92.959,00

Riau

178.586,00

208.090,00

223.354,00

103.391,00

111.078,00

142.356,00

144.908,00

84.004,00

43.018,00

43.317,00

446.516,00

475.616,00

519.766,00

286.068,00

296.132,00

Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Timur

Sulawesi
Barat
Sulawesi
Selatan

151.541,00

BAHASA INDONESIA

8

Sulawesi
282.694,00 291.664,00
394.406,00
Tengah
Sulawesi
454.476,00 466.388,00
297.588,00
Tenggara
Sulawesi
444.512,00 463.302,00
562.698,00
Utara
Sumatera
405.198,00 410.912,00
415.732,00
Barat
Sumatera
186.302,00 189.672,00
191.060,00
Selatan
tabel Produksi Perikanan Tangkap 1.1(data statistik 2014)
Provinsi

260.574,00

265.007,00

120.235,00

149.927,00

285.025,00

296.217,00

211.581,00

220.645,00

91.200,00

78.378,00

Produksi Perikanan Laut Yang Dijual Di TPI (Ton)
2006
2007
2008
2009
2010
2011
4042
4676
5629
5978
9975 15968

2004
910

2005
1841

2012
12747

2013
9438

6686

3082

93

1214

1841

63004

84686

8019

8662

7305

469

335

5063

8650

27813

4047

13971

7509

3074

1414

236

163

118

90

261

440

475

327

495

-

-

-

-

-

-

-

459

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

29

20

-

200

530

766

1454

1254

2215

3929

LAMPUNG
KEP. BANGKA
BELITUNG
KEP. RIAU

2977

3259

6599

3070

4507

4733

4831

1551

1193

2978

4387

5780

5861

7771

7594

6608

8834

6887

8462

16970

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

DKI JAKARTA

27058

26553

24881

35348

39820

30362

31426

25938

21203

23846

JAWA BARAT
JAWA
TENGAH
DI
YOGYAKARTA
JAWA TIMUR

23546

23150

48958

54092

54906

34935

51989

44566

40412

85996

ACEH
SUMATERA
UTARA
SUMATERA
BARAT
RIAU
JAMBI
SUMATERA
SELATAN
BENGKULU

BANTEN
BALI
NUSA
TENGGARA
BARAT
NUSA
TENGGARA
TIMUR
KALIMANTAN
BARAT
KALIMANTAN

113614 152352 146284 163856 159307 158961 279641 145530 210495 178259
596

623

629

1851

1171

1492

1020

1040

1465

1397

48554

60058

41259

58799

92489 104634

81672

68027

40506

60953

6753

7689

11197

7490

8071

6509

16668

7710

4624

4071

11430

15828

8108

20206

18821

34706

29694

1095

2799

4506

3647

4300

4610

5019

6633

7678

10131

6028

5302

5637

1365

1460

2072

4053

4053

4280

6336

4307

5739

3827

5694

6320

6636

10230

10869

9931

9200

7445

1836

1020

315

405

-

-

48

-

509

-

-

-

BAHASA INDONESIA

9

TENGAH
KALIMANTAN
SELATAN
KALIMANTAN
TIMUR
KALIMANTAN
UTARA
SULAWESI
UTARA
SULAWESI
TENGAH
SULAWESI
SELATAN
SULAWESI
TENGGARA
GORONTALO
SULAWESI
BARAT
MALUKU
MALUKU
UTARA
PAPUA
BARAT
PAPUA

8748

8510

6579

14850

15528

17931

18928

13594

8880

-

7399

8251

6464

11141

10060

8465

13727

9753

8756

6216

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

89

149

2073

1983

2123

2384

2359

10379

3270

814

858

1053

469

842

11252

1176

2871

2389

2152

2314

26929

26803

23209

29779

33166

35612

26567

14611

8549

14568

2199

2363

2760

6837

3764

2428

4701

4849

5088

5172

1114

1604

3828

9413

5082

4186

3821

4584

3567

5348

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3097

-

-

-

-

-

-

264

-

-

-

4312

4569

3837

4879

9176

7935

3272

6470

-

-

-

-

-

-

5166

2601

5346

-

-

-

-

-

-

-

-

-

60

134

INDONESIA
305602 365048 366104 466029 529173 556123 730286 423896 420431 452581
Table Produksi Perikanan Laut Yang Dijual Di TPI (Ton) 2.1(data statistik produksi perikanan laut
yang dijual diTPI 2014)

Dalam kedua data tersebut menunjukan tabel Produksi Perikanan Tangkap 1.1 di Laut dari
tahun 2010 sampai 2011 mengalami kenaikan yang signifikan dan selaras dengan jumlah
kenaikan jual-beli ditempat pelelangan ikan.meski ada penuruanan untuk dikarenakan
fasilitas yang kurang memadai yang dimiliki TPI (tempat pelengan ikan) dan menghilangkan
praktik kecurangan dari para tengkulak,dalam model transaksi deang tengkulak amat merugikan
nelayan kecil karean pembayaran lelang ikan hasil tangkapan yang ditunda itu merugikan dan
menyulitkan para nelayan.perlu adanya mekanisme baru yang merobak kegiatan pelelangan
diakuakan melalui pihak ketiga yaitu bank.dimana Sebelum mengikuti lelang, para tengkulak
harus menyetorkan modalnya ke bank, kemudian nelayan yang ikan hasil tangkapannya sudah
dilelang, akan mengambil uangnya di bank sesuai dengan kesepakatan transaksi.perlu juga bagi
perbankan dalam perperan ikut fasilitasi lelang ikan hasil tangkapan para nelayan di tempat
pelelangan ikan.sehingga bisa rame untuk dikunjungi oleh nelayan untuk ikan hasil tangkapannya.
(bisnis.com 2016)

B.Tantangan dan Kendala pada Pembiayaan Maritim pada Perbankan Syariah

BAHASA INDONESIA

1
0

Sebuah peluang akan berhadapan dengan sebuah tantang,dalam kemampunan bank
syariah belum mampu terjamah oleh nelayan.sosialiasi massif harus terus digulirkan untuk
mampu mewadahi nelayan yang membutuhkan pembiyaan.dalam ranah politikpun kita belum
mampu diajak dlam salah satunya program OJK yang mengandeng 8 bank besar diindonesia
yang notabenenya konvensional.dari sisi lain,banyak nelayan yang semula menggunakan
cantrang tidak melaut karena terhambat permodalan untuk penggantian alat penangkapan ikan yang
ramah lingkungan. Menurut mereka ada banyak kendala yang merumitkan ketika harus mengajukan
pinjaman ke perbankan atau lembaga keuangan non bank, KKP bersinergi dengan salah satu bank

dalam mengadaan dan fasilitas permodalan eks cantrang yang tak melibatkan LKS.ini
menujukan kurang dipercayaan untuk ikut serta dalam mendukung sarana dan presarana yang
menjadi proyek pemerintah
Kendala yang perlu dikenali bank dari nelayan tradisional
 Kapal nelayan yang digunkan rata-rata tradisonal dan kapasitasnya relatif kecil
(