KAJIAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN pdf

MAKALAH
KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN
Dosen : Prof. Dr. Samsudi, M.Pd.
Tugas : Mengkaji pelaksanaan kurikulum pendidikan kejuruan di Indonesia dari
tahun 1994 untuk tujuan nasional pendidikan tahun 2020.
“KAJIAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN DI
INDONESIA DARI TAHUN 1994 UNTUK TUJUAN NASIONAL
PENDIDIKAN TAHUN 2020”
“disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum Pendidikan Kejuruan ”

Oleh

Nama Mahasiswa

NIM

Bayu Ariwibowo

0501514018

Program Studi Pendidikan Kejuruan S2

Program Pasca Sarjana Kelas Khusus

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014/2015

A. Pendahuluan
Perjalanan pendidikan di Indonesia sudah berjalan lama, semakin lama
pendidikan pun semakin berkembang, untuk melakukan sebuah perkembangan
dalam pendidikan, tidak akan lepas oleh kurikulum, menurut Wikipedia
kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode
jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Kurikulum di Indonesia sudah berkali kali mengalami pergantian, contoh
terbaru adalah kurikulum 2013 yang dikembalikan lagi ke kurikulum 2006 atau
KTSP karena adanya permasalahan tertentu. Sebelumnya juga sudah banyak
sekali mengalami pergantian. Pergantian itu tidak lepas dari sebuah tujuan yaitu

untuk memajukan pendidikan. Pada pandidikan kejuruan sekarang, Negara
memiliki cita-cita yaitu mampu bersaing di dunia Internasional pada tahun 2020.
Tujuan tersebut sudah direncanakan sejak adanya kurikulum 1994. Kurikulum
tersebut sudah mengawali perjalanan yang ingin dicapai pada tahun 2020.
Dalam perjalannya kurikulum 1994 di terapkan, ada pengembangan yang
dilakukan oleh pemerintah, agar pendidikan semakin maju dan berkembang sesuai
dengan perkembangan teknologi dan jaman. Sehingga pada tahun 2004 muncul
kurikulum baru yang biasa disebut kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini
merupakan

pengembangan

dari

kurikulum

1994

yang


tadinya

lebih

mengutamakan pada teori, berubah menjadi kompetensi yang dimiliki oleh siswa.
tujuannya adalah agar siawa dapat memiliki life keterampilan yang baik.
Belum lama berjalan, dua tahun kemudian muncul kurikulum baru yaitu
kurikulum KTSP, yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan, disini sekolah diberi
kebebasan untuk mengambangkan sekolahnya sendiri, dengan dasar siswa mampu
memiliki life skill yang baik. Tujuanya adalah siswa mampu bersaing dan

berkarya setelah lulus dari sekolah. Kurikulum ini berjalan dengan baik, dan
sangat membantu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tahun 2020.
Keberhasilan kurikulum 2006 dikembangkan lagi sehingga pada tahun
2013 diterapkan kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013. Banyak anggapananggapan muncul mengenai kurikulum tersebut, ada yang menganggap kurikulum
2013 itu adalah kurikulum yang proses pembelajarannya dilaksanakan secara
menyenangkan, ada juga yang menganggap kurikulum yang menuntut siswa
untuk aktif dalam pembelajaran, anggapan negatif juga muncul dari kurikulum
2013 ini, dengan menganggap proses pembelajaran, pelaksanaan, dan persiapan
untuk melakukan pembelajaran yang susah, ada lagi pernyataan yang menganggap

jika kurikulum 2013 ini adalah pembelajaran yang hanya memerintahkan siswa
untuk belajar sendiri.
Dari uraian diatas dapat terdapat pertanyaan yang harus dipecahkan
tentang perjalanan kurikulum pendidikan dari tahun 1994 untuk ketercapaian
tujuan pendidikan nasional tahun 2020, yaitu Apakah perjalanan kurikulum yang
telah dilalui di Indonesia dari tahun 1994 sampai sekarang dapat membantu
mancapai tujuan pendidikan kejuruan nasional tahun 2020.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.

Apakah perjalanan kurikulum yang telah dilalui di Indonesia dari tahun 1994
sampai sekarang dapat membantu mancapai tujuan pendidikan kejuruan
nasional tahun 2020?

2.

Apa alasan atas ketercapaian atau ketidaktercapaian tujuan nasional tersebut?


C. Kajian Teori
1.

Kurikulum
Menurut Wikipedia Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan
program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada
peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta
kebutuhan lapangan kerja.
Sedangkan Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional”.
Dari kedua pernyataan diatas, bisa dikatakan jika kurikulum adalah
suatu rencana untuk mencapai suatu tujuan dalam pendidikan yang
didalamnya terdapat beberapa aturan sesuai dengan keadaan dan kemampuan

setiap jenjang pendidikan atau untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja
terbaru. Dalam makalah ini, akan membahas mengenai kurikulum seperti apa
di masa depan yang sesuai dan dapat diterapkan di SMK terutama pada
program keahlian teknik.

2.

Sekolah Menengah Kejuruan
Menurut Wikipedia, Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan
kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs
atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui
sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik
Menengah). Di SMK terdapat banyak sekali Program Keahlian.

Menurut Sudarman, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan
lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam mencetak dan
menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademis
sekaligus mempunyai keahlian khusus sesuai dengan program keahliannya
masing-masing. Siswa-siswa SMK mempelajari Teori dan melakukan Praktek

Kejuruan, sehingga mereka setelah lulus nanti mempunya pengalaman yang
mantap untuk langsung memasuki dunia kerja.
Kedua pernyataan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan jika Sekolah
Menengah Kejuruan merupakan sebuah lembaga formal yang tujuannya dapat
meluluskan siswa yang mempunyai sebuah kemampuan sesuai dengan
program keahlian yang ditekuninya.

3.

Tujuan Pendidikan Nasional Tahun 2020
Tujuan pendidikan nasional tahun 2020 sudah direncanakan sejak dulu,
dari kurikulum yang dibuat tahun 1994. Pada tahun itu rencana
pengembangan untuk pendidikan yang akan dilaksanakan pada tahun 2020
sudah dimulai. Dari itu dibuat beberapa rencana-rencan pembangunan jangka
panjang, salah satunya adalah rencana jangka panjang Renstra Depdiknas
(2005:67) yang menyebutkan (1) Periode pendidikan jangka panjang 20052010 adalah peningkatan kapasitas dan moderensi, (2) periode 2010-2015
penguatan pelayanan, (3) periode 2015-2020 daya saing regional, (4) daya
saing internasional.
Uraian menyebutkan jika pokok atau tujuan utama dari pendidikan
nasional adalah dimulai tahun 2020, yaitu mampu bersaing dengan dunia

internasional. Pada masa tersebut dunia pendidikan diharapkan untus sudah
siap bersaing di era globalisasi. Disini Pendidikan kejuruan dan vokasi
sebagai salah satu sub sistem dalam sistem pendidikan nasional dengan
peranannya mempersiapkan dan mengembangkan SDM yang mampu bekerja
secara profesional di bidangnya telah menetapkan berbagai langkah dan
program strategis yang terencana dan tersistem dalam Program Pembangunan
Nasional. Berkaitan dengan hal ini, beberapa kebijakan strategis antara lain

berupa Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang 2020 telah dilakukan
pemerintah. Menurut buku Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang Tahun
2020 dalam Ruky (2011) menyebutkan bahwa akan ada reposisi dan
reorientasi di pendidikan kejuruan dan vokasi. Reposisi dan reorientasi yang
dimaksudkan adalah proses penataan, perencanaan dan implementasi
pendidikan kejuruan melalui analisis dan pengkajian potensi wilayah sebagai
langkah penyesuaian bidang/program keahlian yang diselenggarakan oleh
pendidikan kejuruan (vokasi) sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayah.
Konsekuensi dari kebijkan ini dibukanya program keahlian baru yang sesuai
dengan potensi daerah dan memiliki prospek membangun perekonomian
daerah dan sebaliknya ditutupnya program keahlian yang tidak lagi sesuai
dengan potensi daerah. Buku tersebut juga menyebutkan bahwa:

a. Kelompok program Pertanian, Pariwisata, Perikanan dan kelautan serta
Teknologi Informasi merupakan program unggulan yang diproyeksikan
akan mengalami perkembangan yang sangat pesat.
b. Kelompok program Teknologi dan Industri serta Kelompok Seni dan
Kerajinan, merupakan program yang cukup stabil dan diproyeksikan akan
mengalami perkembangan yang wajar, dan
c. Kelompok program Bisnis dan Manajemen, merupakan program yang
diproyeksikan akan mengalami kejenuhan di pasar kerja, sehingga secara
bertahap akan dilakukan pengalihan ke Bidang/program keahlian yang
masih relevan dan prospektif terserap di pasar kerja.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan jika tujuan dari pendidikan
kejuruan tahun 2020 pada dasarnya adalah mampu bersaing di era globalisasi
atau bersaing di dunia internasional dengan memanfaatkan potensi-potensi
yang sudah ada di daerah dan memiliki prospek baik di pasar internasional.

D. Pembahasan Masalah
Kajian teoritis yang telah diuraikan diatas telah menyebutkan tujuan
utama dari pendidikan kejuruan tahun 2020, yaitu pada dasarnya adalah
pendidikan kejuruan mampu bersaing di era globalisasi atau bersaing di dunia


internasional dengan memanfaatkan potensi-potensi yang sudah ada di daerah
dan memiliki prospek baik di pasar internasional.
Tujuan tersebut sudah direncanakan sejak kurikulum tahun 1994, dan
dilaksanakan sampai sekarang lewat evaluasi dan perbaikan-perbaikan.
Permasalahannya adalah apakah perjalanan kurikulum yang telah dilalui di
Indonesia dari tahun 1994 sampai sekarang dapat membantu mancapai tujuan
pendidikan kejuruan nasional tahun 2020, untuk menjawab pertanyaan
tersebut harus dikaji tentang pelaksanaan kurikulum dari tahun 1994 sampai
kurikulum yang paling terakhir di terapkan.

1.

Kajian Pelaksanaan Kurikulum 1994
Ide gagasan dari kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan
kurikulum 1984, penerapannya sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dampak yang paling terlihat
adalah pada sistem evaluasi pembelajaran, yaitu dengan mengubah dari
sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat
memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran

cukup banyak dan dapat terkontrol peningkatan pembelajaranna. Selain itu
pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup
padat.
Kurikulum ini sudah mengacu pada pengembangan potensi daerah,
karena diberikan keleluasaan untuk mengembangkan potensi yang sudah ada
di dareah, salah satu contoh adalaha adanya mata pelajaran mulok yang
tujuannya siswa dapat mengembangkan potensi daerah yang sudah ada dan
relevan dengan program keahlian yang ditekuni.
Dalam Pelaksanaannya kurikulum ini cukup fleksibel, karena siswa
sudah dituntut untuk bisa aktif belajar dan berdiskusi. Dalam menghidupkan
suasana, guru memberikan pertanyaan yang bersifat konvergen dan divergen
yang memungkinkan siswa untuk memiliki beberapa jawaban atas pertanyaan
yang di ajukan. Kendalanya adalah siswa terlalu banyak diberikan beban

belajar, kemudian tingkat kesukaran materi yang diberikan tidak sesuai
dengan perkembangan pola piker siswa di usianya. Untuk sekolah kejuruan,
kebanyakan masih terlalu banyak teori dibandingkan kegiatan praktiknya.
Evaluasi yang dilakukan pada kurikulum ini paling terlihat pada
tahapan belajar siswa yaitu di tahapan caturwulan, disini perkembangan
akademik siswa akan terkontrol dengan baik, namun banyak memotong
waktu efektif pembelajaran, akibatnya jam pelajaran siswa tiap harinya akan
semakin padat.
Pada dasarnya kurikulum tahun 1994 sudah bisa mendukung
tercapainya tujuan pendidikan nasional tahun 2020, namun masih banyak
masalah yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan dan evaluasinya. Untuk itu
pada tahun 2004 pemerintah menyusun kurikulum sebagai perbaikan atau
pengembangan dari kurikulum 1994.

2.

Kajian Pelaksanaan Kurikulum 2004
Ide kurikulum 2004 adalah pengembangan dari kurikulum 1994 yang
belum bisa memuaskan di dunia pendidikan, di kurikulum 1994 lebih
menekankan

siswa

untuk

dapat

pintar

dalamhal

teoritis

namun

mengesampingkan hal lain seperti sikap, moral, keperibadian dan agama,
padahal untuk mendapatkan life skill yang baik, siswa harusmemiliki soft
skill dan hard skill yang baik pula. Untuk itu upaya peningkatan mutu
pendidikan

harus

dilakukan

secara

menyeluruh

yang

mencakup

pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek
moral, akhlaq, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni, olah raga, dan
perilaku. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan
dan pengembangan life skill yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi
peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa
datang. dengan demikian peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian,
dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan
yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

Kurikulum 1994 berdasarkan pada kompetensi siswa atau biasa disebut
dengan kurikulum berbasis kompetensi. Impelementasi KBK merupakan
salah satu bagian penting untuk mendapatkan masukan dalam rangka
penyempurnan KBK baik dari aspek keterbacaan, keluasan, kedalaman, dan
keterlaksanaannya di lapangan. Implementasi yang telah dilakukan tersebut
meliputi beberapa prinsip yaitu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM); Penilaian
Berbasis kelas; dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah.
Penilaian berbasis kelas merupakan suatu kegiatan pengumpulan
informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru
yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan “mengukur apa yang
hendak diukur” dari siswa. Penilaian tersebut dilakukan antara lain meliputi:
kumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project),
unjuk kerja (performance) dan tes tertulis (paper and pencil test). Setelah
melakukan serangkaian penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip di atas,
maka orang tua siswa akan menerima laporannya secara komunikatif dengan
menitik beratkan pada kompetensi yang telah dicapai oleh anaknya di
sekolah.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan proses aktif bagi siswa
dan guru urituk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan “tahu”
terhadap pengetahuan dan pada akhirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu.
Prinsip dasar KBM-nya yaitu berpusat pada siswa, mengembangkan
kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang,
mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan
pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat.
Menurut Depdiknas (2003:18)

Evaluasi pelaksanaan Kurikulum

Berbasis Kompetensi dilakukan oleh Tim ahli dari tingkat Pusat, Propinsi,
dan daerah/kabupaten. Evaluasi ini dilakukan pada setiap tahap pelaksanaan
untuk memperbaiki program pengembangan kurikulum terhadap keberhasilan
sosialisasi kurikulum berstandar nasional, keberhasilan penyusunan silabus,
Evaluasi pelaksanaan kurikulum tidak hanya mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dan proses pembelajarannya, tetapi juga rancangan dan

pelaksanaan kurikulum, kemampuan dan kemajuan siswa, sarana dan
prasarana, serta sumber belajarnya.
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan standar kompetensi
nasional. Daerah dan sekolah menjabarkan standar tersebut ke dalam
seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan, pengalaman belajar, materi
pembelajaran, alokasi waktu, pengelolaan kelas, media dan sumber belajar,
serta penilaian hasil belajar. Keberhasilan pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi ditandai dengan perwujudan kebiasan berpikir dan bertindak
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah, dan di
masyarakat. Kurikulum perlu dinilai secara berencana dan berkala untuk
mengetahui efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaannnya. Berkenaan
dengan hal tersebut, penilaian kurikulum dilakukan oleh berbagai komponen
yang relevan.

3.

Kajian Pelaksanaan Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP.
Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh
siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum
2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan
untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi
siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD),
standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar
(SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat
pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan
satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah
Kabupaten/Kota.
Untuk pendidikan vokasi dan kejuruan kejuruan, sekolah juga
berhubungan dengan industry untuk menyalurkan siswa setelah lulus, untuk
itu setiap sekolah harus mempunyai standar kompetensi sesuai dengan

industri Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh
industri / dunia usaha / asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam
berbagai mata diklat yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi
program Normatif, Adaptif dan Produktif.
Program normative adalah kelompok mata diklat yang berfungsi
membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma
kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial anggota
masyarakat baik sebagai warga Negara Indonesia maupun sebagai warga
dunia. Program normative diberikan agar peserta didik bisa hidup dan
berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial dan bernegara.
Program adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi
membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan
yang luas dan kuat untuk menyelesaikan diri atau beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja serta mampu
mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi
membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum
ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang di
anggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program
produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak
ditentukan oleh dunia usaha /industri atau asosiasi profesi. Program produktif
diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.
Pembelajaran

berbasis

kompetensi

harus

menganut

prinsip

pembelajaran tuntas (Mastery learning) untuk dapat menguasai sikap
(attitude), ilmu pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skills) agar
dapat bekerja sesuai dengan profesinya seperti yang dituntut oleh suatu
kompetensi. Untuk dapat belajar secara tuntas, perlu dikembangkan prinsip
pemelajaran sebagai berikut :

a. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, yang
memberikan pengalaman belajar bermakna) yang dikembangkan menjadi
pemelajaran berbasis produksi.
b. Individualized learning (pembelajaran dengan memperhatikan keunikan
setiap individu) yang dilaksanakan dengan sistem modular.
Mengingat lulusan SMK dapat bekerja sebagai wiraswastawan atau
pegawai pelaksanaan pemeliharaan dengan pendekatan tersebut di atas dapat
dilakukan melalui dua jalur alternative sebagai berikut :
a. Jalur kelas industri/employee
b. Jalur kelas wiraswasta/mandiri/self employed
Dalam pelaksanaannya penilaian hasil belajar peserta didik dapat dibagi
menjadi penilaian berbasis kelas (Classroom-based assessment), yang
merupkan bagian integral dari proses pembelajaran dan penilaian kompetensi,
yang berguna untuk mengukur tingkat penguasaan suatu kompetensi atau
tahap pemelajaran.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan jika pelaksanaan kurikulum 2006
sangat baik dan lengkap karena mencangkup banyak aspek dari segi
perencanaan yang matang, proses dan pelaksanaan pembelajaran yang ideal
direncanakan sesuai dengan kebutuhan industry, serta adanya pembagian
penilaian yang lengkap namun tidak menyulitkan pengajar. Jadi bisa
dikatakan jika konsisten kurikulum ini bisa membantu tercapainya tujuan
pendidikan nasional pada tahun 2020, karena dalam perencanaan dan
prosesnya sudah memenuhi criteria yang diinginkan agar bisa bersaing di
dunia internasional dengan memanfaatkan potensi local yang berprospek baik
di masa depan.
Kekurangannya adalah aturan yang kurang jelas tentang tujuan
pendidikan kejuruan di Indonesia. Salah satu contohnya adalah siswa SMK
dapat dengan mudah melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yang berbeda
dengan program keahlian sebelumbnya. Akibatnya mereka akan kurang focus
pada keahliannya dan akan sulit menjadi orang yang professional di
bidangnya.

4.

Kajian pelaksanaan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum KTSP, namun
ada beberapa bagian yang di ubah menyesuaikan kebutuhan masyarakat
terbaru. Secara garis besar tujuan dari kurikulum 2013 sangat baik, selain
menginginkan siswa kompeten dan aktif, siswa juga diharapkan memiiki
akhlak yang mulia. Kurikulum tersebut juga memancing siswa untuk selalu
berfikir secara ilmiah tentang apa yang mereka kerjakan. Imajinasi siswa juga
semakin baik jika kurikulum ini berjalan dengan baik, karena siswa diberikan
kebebasan untuk berekspresi. Hambatannya adalah dengan siswa yang terlalu
diberi kebebasan, maka jika terjadi sedikit masalah, kelas akan sulit
dikondisikan. Sedangkan solusinya adalah guru memperhatikan siwa dengan
teliti, jika terjadi sebuah masalah, guru segara tanggap untuk membantu
menyelesaikan permasalahannya.
Materi yang diinginkan untuk tercapai pada kurikulum ini sangat luas
cakupannya, tujuannya agar siswa mampu berkembang dan memiliki
wawasan yang luas sesuai program kehalian yang mereka tekuni, dan tidak
menutup kemungkinan bagi siswa untuk menyelesaikan sebuah project
kejuruan di bidangnya. Hal itu sangat baik karena akan membantu siswa
untuk mengembangkan skil dan mencari tahu sendiri keahlian yang paling
tepat untuk dirinya. Isi yang baik tidak diikuti oleh bahan pelajaran yang
memadai, itu terbukti dari kuangnya refrensi yang menjadi bahan belajar bagi
siswa, media-media yang sifatnya inter aktif untuk membantu memudahkan
siswa belajar juga tidak ditemui. Akibatnya tidak ada keseragaman
kompetensi

yang diajarkan

di

tiap-tiap

sekolah.

Solusinya

adalah

menyeragamkan kompetensi yang di ajarkan di setiap sekolah dan saling
berbagi materi atau media yang sesuai lewat forum-forum diskusi.
Metode yang disarankan di kurikulum ini sangat baik, yaitu mengacu
pada tiga kemampuan siswa yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Untuk mengembangkan kamampuan kognitif siswa, kurikulum ini
menyarankan untuk menggunakan model pembelajaran discoveri learning,

pada model pembelajaran ini terdapat unsure yang dapat membantu siswa
mengembangkan kemampuan pemahaman dan analisis.
Untuk ranah afektif di kurikulum ini menyarankan untuk menggunakan
model pembelajaran problem based learning, yaitu metode mengajar dengan
fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja kelompok, umpan balik, diskusi,
dan laporan akhir. Dengan itu ranah afektif siswa yang berhubungan dengan
sikap, perasaan, minat, dan emosi akan terbentuk.
Untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik, disarankan untuk
menggunakan model pembelajaran projed based learning,

yaitu model

pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Dalam pembeajaran ini siswa
benar-benar akan di latih tentang psikomotorik, karena pembelajaran ini
berkaitan dengan bentuk akhir benda kerja seperti apa sebagai penilaian, selain
itu berkaitan dengan proses pelaksanaannya seperti apa, kemudian berkaitan
dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan proyek yang di kerjakan.
Jika soft skill dan hard skill siswa baik, maka akan memperoleh hasil yang
maksimal saat evaluasi.
Hambatannya adalah ketika belajar kelompok kondisi kelas skadang
sulit dikendalikan, maka jika terjadi sedikit masalah, kelas akan ramai.
Sedangkan solusinya adalah guru memperhatikan siwa dengan teliti, jika
terjadi sebuah masalah, guru segara tanggap untuk membantu menyelesaikan
permasalahannya.
Evaluasi untuk kurikulum ini tujuanya sangat bagus, namun sayangnya
terlalu banyak item penilaian yang harus diisi oleh pengajar sehingga guru
hanya memiliki sangat sedikit waktu untuk menyampaikan dan membimbing
siswa belajar, karena hanya focus pada penilaian tiap-tiap peserta didik.
Solusinya adalah lebih meringkas form penilaian siswa agar tidak terlalu

mendetail, sehingga ada kesempatan bagi siswa dan guru untuk berkomunikasi,
bukan hanya sibuk dengan pekerjaannya sendiri-sendiri.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baik perencanaannya,
karena pengambangan dari kurikulum 2006 yang juga sangat baik, namun
terdapat

beberapa permasalahan

yang sanga menggangu

berjalannya

kurikulumini antara lain:
Pertama , pemahaman kurikulum terkesan tergesa-gesa, meskipun usaha

dari pemerintah telah diupayakan, namun pemerintah perlu ,melakukan jauh
hari sebelum pengetukan palu, sama halnya dengan Penilaian Kerja Guru
(PKG) yang konon ditunda karena instrumennya belum bisa mengukur secara
komperhensif
Kedua , pemerintah menggunakan logika terbalik dalam perubahan

kurikulum pendidikan. Pemerintah justru merubah kurikulum terlebih dahulu
baru diikuti dengan revisi Peraturan Menteri dan Peraturan Pemerintah.
Ketiga, pemerintah tidak konsisten dengan Rencana Pengembangan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Proses perubahan kurikulum justru
terlihat tidak terencana dan tidak terstruktur. Akibat perubahan kurikulum
RPJMN adalah anggaran yang ikut tidak pasti.
Keempat, masalah anggaran. Sudah pernah disebut bahwa anggaran

perubahan kurikulum ini tidak pernah sama. Pada paparan pertama kepada
Dewan Pewakilan Rakyat (DPR), pemerintah menyebutkan anggaran
kurikulum sebesar Rp. 684 miliar. Namun kemudian berubah menjadi Rp. 1,4
triliun dan anik kembali menjadi Rp. 2,49 triliun.
Kelima , tidak ada evaluasi konverhensif terhadap KTSP yang dapat

menjadi landasan adanya perubahan kurikulum ini.
Keenam, pnaduan kurikulum yang malah membelenggu kreativitas dan

inovasi guru serta penyeragaman konteks local. Hal ini dikarenakan semuanya
disediakan oleh pusat. Guru jadi terbatas dalam mengembangkan kreativitas
dan konteks.

Ketujuh, mengacu pada durasi dan pelatihan dan jumlah guru yanga

akan dilatih cukup besar.
Kedelapan, bahan perrubahan kurikulum yang disampaikan pemerintah

berbeda-beda. Tidak ada dokumen pasti. Pemerintah hanya memperlihatkan
powerpoint saja yang terus bisa ditambah jika ada kekurangan. Jadinya
dokuman berubah terus secara tidak pasti.
Terakhir , persiapan buku yang jauh dari selesai. Buku yang disimpan

untuk siswa dan guru baru selesai 50 persen. Bahkan untuk jenjang SMP dan
SMA buku yang siap baru buku sejarah dan matematika saja.
Contoh tersebut merupakan banyaknya permasalahan yang ada di
kurikulum 2013, maka kurikulum dikembalikan ke kurikulum 2006 dengan
tujuan agar pendidikan dapat stabil kembali, menuju tujuan pendidikan
nasional pada tahun 2020 yang akan datang.

E. Simpulan

1.

Pada dasarnya semua kurikulum dari tahun 1994 sampai 2013 sudah memiliki
criteria untuk membantu mencapai tujuan pendidikan nasional yang
berorientasi pada persaingan global dengan memanfaatkan potensi daerah
yang mempunyai prospek baik di masa depan.

2.

Karena banyak permasalahan di saat pelaksanaan, kemungkinan pada tahun
2020 Indonesia belum siap untuk memasuki persaingan global yang di
sebutkan diatas, dan membutuhkan beberapa waktu lagi agar pendidikan bisa
berjalan lebih stabil terlebih dahulu.

3.

Untuk menstabilkan jalannya pendidikan, harusnya melakukan penelitian
yang lebih matang terlebih dahulu tentang pendidikan sebelum kebijakan
tentang pendidikan tersebut dikeluarkan, kemudian menerapkan kurikulum
itu sampai terlihat hasil nyata nya setelah itu baru memberikan tindakan atas
hasil yang dicapai.

Daftar Pustaka
Depdikbud. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.
Wikipedia.
Kurikulum. http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum. 2014/09/15/
20.30 WIB.
Wikipedia.
Sekolah
Mmenengah
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_kejuruan.
22.12 WIB.
Ruky.

Kejuruan.
2014/10/27

Pendidikan
Kejuruan.
https://ruky67.wordpress.com/2014/03/23/pendidikan-kejuruan-2/.
2015/01/03. 23.45

Sudarman.
Sekolah
Menengah
Kejuruan
http://sudarmansmk.blogspot.com/2008/12/sekolah-menengah-kejuruan
smk-merupakan.html. 2014/10/27. 22.30 WIB.