T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Praktik Penerapan Kode Etik Jurnalistik pada Wartawan Siber di SuaraMerdeka.com T1 BAB IV

BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
4.1

Sejarah Berdirinya Harian Suara Merdeka
Suara Merdeka lahir pada 11 Februari 1950, pendirinya adalah H.

Hetami. Angkutan tradisional becak dapat dikatakan memiliki andil besar
terhadap Suara Merdeka, karena di atas becak yang berputar-putar keliling
kota itulah H Hetami menemukan ide untuk mendirikan koran. Menjelang
akhir tahun 1950 H Hetami sering berputar-putar kota menaiki becak. Hal itu
biasanya dilakukan pada malam hari tanpa tujuan pasti. Orang tua H Hetami
adalah juragan batik dari Sala namun ia lebih memilih mendirikan koran. 1 H
Hetami mendirikan koran berlandaskan rasa nasionalisme karena ia merasa
prihatin di Semarang sebagai pusat pemerintahan Jawa Tengah belum ada
koran Indonesia yang mewakili aspirasi rakyat. Sebagai seorang nasionalis, ia
mempunyai ide perlu segera ada koran Indonesia, maka lahirlah Suara
Merdeka.
Awalnya, dengan modal Rp 250.000 dari orang tuanya, H Hetami
mendirikan Suara Merdeka. Kantornya pun masih harus berada di emper
percetakan. Percetakannya masih menumpang harian De Locomotief, yaitu

koran Belanda dan percetakan itu milik Belanda, di Jl. Kepodang. Tiras awal
5.000 eksemplar dengan terbit 4 halaman/hari. Saat itu Hetami berasumsi
bahwa masyarakat sangat haus berita-berita yang berbau nasional dan
kemerdekaan. Maklumlah sudah 350 tahun dijajah Belanda dan baru saja
bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Dari 5.000 tiras tersebut

1

Dikutip dari buku 50 Tahun Suara Merdeka Meniti Waktu Menembus Zaman

29

hanya sedikit sekali yang kembali dan ini sangat menggembirakan. Untuk
tahap awal pasar Suara Merdeka diarahkan khusus Semarang dan Sala.
Semarang sebagai basis pemasaran karena koran ini digarap dan
berpusat di kota pesisir utara yang sarat dinamika masyarakat. Sala dijadikan
sasaran pasar kedua setelah Semarang, karena secara historis H Hetami
sebagai orang Sala asli mengetahui persis karakter masyarakat yang masih
kental dengan feodalismenya, sekaligus sebagian penduduknya suka
berdagang. Perkembangan selanjutnya, pasar meluas sampai ke daerah Kudus.

Tampaknya wilayah ini tertarik terhadap berita Suara Merdeka karena tipe
dagangnya sangat tinggi. Ini juga sesuai dengan isi koran yang banyak
memberikan tentang ekonomi, politik, kriminal dan sebagainya.
Sasaran kedua adalah masyarakat Tionghoa yang di Semarang
jumlahnya cukup banyak. Karena itu, harian ini yang semula hanya punya dua
wartawan, yaitu HR Wahjoedi dan Soelaiman, kemudian ditambah tenaga
baru yaitu, Tjan Thwan Soen. Strategi ini untuk menghadapi harian Sin Min
yang pangsa pasarnya jelas-jelas masyarakat Tionghoa. Harian ini sama-sama
dicetak di Jl. Kepodang. Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan tiras,
akhirnya jumlah wartawan ditambah dan tenaga-tenaga kerja baru direkrut.
Tenaga kerja tesebut diantaranya Soewarno SH, Mochtar Hidayat, Moeljono
(ketiganya sudah almarhum), Hanapi dan L Pudjisrijono, Soetanto (untuk TU)
dan Wagiman sebagai copy boy. Dalam akta pendirian koran ini terdapat dua
nama yaitu H Hetami dan H Abdoelkadir dari Pekalongan. Operasional
ditanganinya langsung, dibantu oleh beberapa orang. Jadi, H Hetami sebagai
Pemimpin Umum, Pemimpin Perusahaan, sekaligus Pemimpin Redaksi.
Pada tahun 1952 Suara Merdeka mendapat bantuan Pemerintah berupa
satu unit percetakan terdiri atas empat mesin intertype dan satu mesin cetak
Flatbed Half Rotation Press buatan Swiss. Dengan mesin baru itu Suara


30

Merdeka dengan 4 halaman bisa dicetak 6.000 eksemplar per jam. Sekitar
tahun 1962 percetakan tidak lagi menumpang di percetakan De Locomotief,
tapi pindah ke Jalan Merak 11A, yaitu Percetakan Dagang Milik Sendiri.
Dengan mesin Duplex dan mesin penyusunan huruf linotype serta intertype
atau lebih dikenal dengan hot metal alias timah panas. Gambar-gambar foto
masih harus mempergunakan klise maupun matrija buatan luar negeri. Waktu
itu mesin Duplex ini satu-satunya termodern di Jawa Tengah, sebab mesinnya
mencetak sekaligus bisa memotong dan melipat. Naskah berita masih
dipotong dalam beberapa bagian, untuk dibagikan kepada tukang mengeset
(setter ), dengan masing-masing potong diberi nomor serta judul berita.
Dengan peralatan sedemikian sederhananya, Suara Merdeka terus merangkak
maju.
Ruangan untuk redaksi sangat sederhana, hanya terdapat beberapa
meja tulis, meja besar untuk koreksi dan tiga lemari. Jumlah mesin ketik
sangat terbatas sehingga untuk membuat berita wartawan harus bergantian
menunggu mesin ketik menganggur. Saat itu berita yang diproduksi sendiri
hanya untuk berita kota dan daerah, selebihnya memanfaatkan bahan berita
dari Kantor Berita Antara terutama untuk berskala nasional dari Jakarta.

Untuk berita luar negeri memanfaatkan siaran radio luar negeri, sehingga
harus aktif mendengarkan radio dan mencatat hal-hal penting karena belum
ada alat rekam dan televisi pun belum ada. Pada awalnya Suara Merdeka
terbit sore. Tahun 1970 Suara Merdeka membeli mesin cetak offset buatan
Inggris bermerek Pacer 36. Saat itulah menata timah tidak diperlukan lagi.
Dengan empat unit mesin baru, bisa mencetak koran 16 halaman dengan
kecepatan 22.000 eksemplar per jam.
Pada tahun 1970-an, H Abdoelkadir menjual sahamnya kepada
Hetami, sehingga mulai saat itu Suara Merdeka menjadi milik penuh Hetami.
H Soetarso dipercaya menjadi komisaris. Karyawan Tata Usaha, termasuk
31

Bagian Langganan (Sirkulasi) lebih kurang berjumlah 10 orang. Di Bagian
Redaksi pun lebih kurang 10 orang.
Pada 11 Februari 1982, kantor redaksi pindah ke Jalan Raya Kaligawe
Km 5. Dioperasikan pula mesin offset baru dengan merek Goss Community
yang mempunyai kecepatan lebih tinggi dan bisa mencetak berwarna. Tahun
1988, komputer mulai dikenal para wartawan dan jajaran Redaksi. Memasuki
tahun 1990-an Suara Merdeka melangkah ke era komputerisasi. awal tahun
1990, wartawan mulai bekerja dengan menggunakan disket, bukan lagi kertas.

Tahun 1992, awal dilakukan lay out langsung pada layar. Kemudian pada
tahun 1996, tepatnya bulan Juli, sudah berlangsung jaringan on line di jajaran
Redaksi. Sistem on line ini mempersingkat waktu kerja, juga mengurangi
risiko error karena disket rusak.
Untuk mendukung kerja wartawan, perangkat teknologi pun
dilengkapi. Selain itu, dibentuk pula Departemen Pracetak yang langsung
mengoordinasi proses setelah naskah wartawan siap siar oleh redaktur sampai
proses mesin cetak sebelum plate dipasang ke mesin cetak, tanggung jawab
ada di Departemen Percetakan, kemudian setelah itu baru di bawah tanggung
jawab kepala percetakan. Alat penerima dan pengirim foto pertama kali
dipunyai Suara Merdeka pada tahun 1982, sejak kantor redaksi pindah ke
Kaligawe. Teknologi tercanggih pada masa itu adalah peralatan yang bernama
radiofoto, keluaran United Press International (UPI). Teknologi pengiriman
gambar melalui sinya-sinyal udara. Untuk mengefisienkan biaya, pengiriman
dari luar kota, terutama Jakarta yang frekuensi pengiriman fotonya sangat
tinggi dipergunakanperangkat radio SSB ( Single Side Band).
Pada tahun 1993, Suara Merdeka membeli alat pengirim foto yang
lebih canggih, yaitu radio foto merek Nikon. Wartawan bisa hanya mengirim
file negatif saja, untuk bisa diproses dengan alat ini dan ditampilkan di koran.


32

Pada tahun 1996, selangkah lebih maju, Suara Merdeka mempunyai peralatan
scanning foto. Dengan alat ini pengiriman dilakukan dengan data elektronik,

sehingga bisa langsung di-lay out komputer.
Saat perkembangan teknologi di dekade terakhir milenium kedua,
keluarlah mesin faksimile dan dengan alat ini pengiriman berita menjadi lebih
praktis. Kemudian dengan teknologi modem, pengiriman berita pun menjadi
makin praktis. Kemudian setelah berkembang teknologi internet, pengiriman
berita menjadi makin cepat dan murah. Kini dari luar kota dan luar negeri,
berita bisa dikirim dengan fasilitas e-mail (elektronic mail). Penggunaan
internet baru bisa dilakukan mulai tahun 1998. Pada tahun ini pula, Suara
Merdeka sudah melakukan globalisasi distribusi, karena sudah mengikuti
teknologi siber internet system.
Mengimbangi persaingan dalam hal penyediaan data, dalam usia ke-50
Suara Merdeka sebagai koran Jawa Tengah telah mengadakan pembaruan
yang revolusioner dalam bidang pengorganisasian data. Mulai Agustus 1999
Suara Merdeka telah mengembangkan penyimpanan data dengan sistem dan
format baru, yaitu dengan menggunakan media komputer. Sistem dan format

baru di Suara Merdeka ini bernama PusIDa (Pusat Informasi Data). Tahap
pertama PusIDa digunakan untuk mendukung wartawan/desk dalam
pengadaan data, khususnya Suara Merdeka. Tahap kedua PusIDa akan
mengembangkan suatu hubungan jaringan (on-line) segi tiga antara Suara
Merdeka Kaligawe (pusat)-Wawasan-Suara Merdeka Pandanaran. Langkahlangkah pembaruan dan keberhasilan ini akan menempatkan Suara Merdeka
sebagai salah satu media yang siap bersaing dalam era globalisasi dan
informasi pada milenium ke-3.

33

4.2

Profil Harian Suara Merdeka
Pada usia 50 tahun Suara Merdeka, dengan label “Korannya Jawa

Tengah”, Suara Merdeka telah bulat membidik segmen psikografis, yakni
masyarakat Jawa Tengah. Sebagai koran orang Jawa Tengah, Suara Merdeka
punya karakteristik tersendiri. Prinsip yang ditekankan yakni Suara Merdeka
bisa


berperan sebagai

moderator

dan komunikator

untuk menjaga

keharmonisan antarkelompok masyarakat. Peran sebagai moderator terasa
menjadi lebih penting pada era reformasi sekarang, ketika dinamika
masyarakat meningkat. Suara Merdeka adalah alat komunikasi bagi satu
kelompok masyarakat yang punya persamaan kebutuhan informasi dan titik
singgung di bidang budaya, sebagai basis budaya Jawa Tengah. Koran ini
mengemban tugas merangsang daya pikir, nalar masyarakat, sehingga
menghidupkan kekerabatan fungsional antarkelompok. Suara Merdeka selalu
berusaha hadir dengan bahasa yang lugas, mudah dimengerti serta dicintai
pembaca.
Moto “Independen, Objektif, Tanpa Prasangka” bukan sekedar
semboyan asal pasang, melainkan dasar idealisme pengelolaan redaksional
sehari-hari.


Independen:

menempatkan

kepentingan

umum

di

atas

kepentingan kelompok. Objektif: pemberitaan tidak diwarnai oleh pamrih dan
harus seimbang. Tanpa Prasangka: setiap wartawan dalam membuat berita
harus bebas opini pribadi.
Suara Merdeka yang tidak bisa lepas dari nama pendirinya, H Hetami,
menjadi seperti sawah bagi pengasuhnya, mulai dari tingkat pimpinan sampai
tingkat paling bawah. Karena itu, suasana kerja pun selalu dipenuhi dengan
iklim kekeluargaan, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip manajemen modern.

Hetami memandang karyawannya sebagai keluarga sendiri. Para karyawan
sering diajak bicara, apalagi bagian Redaksi, setiap sebulan sekali diajak

34

makan bersama sambil diberi pengarahan hal-hal yang berkaitan dengan
berita.
Pada usia ke-60 tahun, Suara Merdeka mengubah label menjadi
“Perekat Komunitas Jawa Tengah”. Label tersebut sesungguhnya merupakan
2

pernyataan

posisi

(positioning

statement).

Dalam


teori

pemasaran

(marketing) positioning menunjukan persepsi konsumen terhadap suatu
produk. Suara Merdeka menetapkan label “Perekat Komunitas Jawa Tengah”
karena ingin dipersepsi oleh konsumen (masyarakat) sebagai perekat
komunitas di masyarakat Jawa Tengah. Begitu pula dengan moto
“Independen, Objektif, Tanpa Prasangka” maka koran ini berkehendak
dipersepsikan oleh masyarakat sebagai koran yang independen, objektif dan
tidak berprasangka dalam melakukan praktik-praktik jurnalisme. Oleh karena
itu bagi Suara Merdeka, independensi, objektivitas dan tanpa prasangka tetap
menjadi kiblat pemberitaan meskipun mustahil untuk tercapai seratus persen,
dengan menggeser positioning-nya menjadi “Perekat Komunitas Jawa
Tengah”. Koran ini ingin dipersepsi sebagai kekuatan yang hidup,
berkembang dan ikut mempersatukan berbagai komunitas di wilayah Jawa
Tengah, seiring dengan era otonomi daerah sejak tahun 1999. Tagline itu
antara lain diwujudkan dengan model penerbitan edisi-edisi lokal Semarang
Metro, Solo Metro, Suara Pantura, Suara Muria, dan Suara Kedu yang
melekat pada edisi nasional atau regional Suara Merdeka.
4.3

Profil Portal Berita siber SuaraMerdeka.com
SuaraMerdeka.com adalah divisi usaha dari Suara Merdeka Group

yang bergerak di bidang pemberitaan siber. ``Didirikan pada tanggal 14
September 1996 oleh H. Tommy Hetami (alm), media siber ini di dunia maya
(Internet) dengan alamat website www.SuaraMerdeka.com . Pada awalnya,
2

http://eprints.undip.ac.id/38472/3/Bab_2.pdf

35

website SuaraMerdeka.com ini hanya berisikan berita edisi cetak yang
diambil dari media cetak Harian Suara Merdeka. Website SuaraMerdeka.com
ini hanya berisikan berita edisi cetak yang diambil dari media cetak Harian
Suara Merdeka.
Pada

11

Pebruari

2000,

SuaraMerdeka.com

menambahkan

pemberitaannya dengan edisi News Aktual beserta kanal-kanal lainnya. News
Aktual ini dimaksudkan agar SuaraMerdeka.com tidak tertinggal dalam
memberitakan sesuatu (up to date). Melihat pesatnya industri mobile,
SuaraMerdeka.com menyediakan konten yang dapat diakses melalui
perangkat

mobile

yang akan memberi kemudahan pembaca untuk

mendapatkan informasi Aktual SuaraMerdeka.com . SM Epaper di-siber-kan
pada 11 Pebruari 2010. SM Epaper merupakan jawaban Suara Merdeka dalam
menyikapi perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat. Anak muda
sekarang lebih banyak memperoleh informasi dari media Internet. Dengan
adanya SM Epaper diharapkan para pembaca dapat mengakses berita cetak
Harian Suara Merdeka secara utuh lewat media siber tersebut. Seiring dengan
perkembangan secara multimedia tersebut, SuaraMerdeka.com menambahkan
fitur SuaraMerdeka.tv.
Setiap portal berita siber lebih terfokus pada produk utamanya, yaitu
Breaking News. Breaking News mampu menambah rating pembaca portal
berita media cetak. Kecepatan unggah berita sangat ditunggu oleh pembaca.
Breaking news (Berita terkini) yang disajikan oleh SuaraMerdeka.com terdiri
dari Nasional, Semarang Metro, Solo Metro, Suara Muria, Suara Pantura,
Suara Banyumas, Suara Kedu, Ekonomi dan Bisnis, dan Internasional. Kanalkanal SuaraMerdeka.com yang disajikan untuk memudahkan pembaca
memilih rubik juga tersedia. Kanal yang disajikan yaitu, Kanal Entertaiment,
Kanal Bola, Kanal Sport, Kanal Travel, dan Kanal Bisnis.

36

4.4 Regenerasi SuaraMerdeka.com

AULIA MUHAMMAD (2002-2009) PEMIMPIN REDAKSI

ZAINAL ABIDIN (2009-2010) PEMIMPIN REDAKSI
REGENERASI
SuaraMerdeka.com

SARA ARIANA FIESTRI (2007-SEKARANG) PEMIMPIN UMUM

PRIE GS (2000- 2002) PEMIMPIN REDAKSI

AULIA MUHAMMAD (2002-2009) PEMIMPIN REDAKSI

SETIAWAN HENDRA KELANA (2010-SEKARANG) PEMIMPIN
REDAKSI

Bagan 4.1
Pemimpin Redaksi Suara Merdeka

37

4.5 Lokasi Harian Suara Merdeka
Kantor Suara Merdeka Semarang bertempat di tiga lokasi, diantaranya adalah:
1)

Jalan Pandanaran 30, Semarang

Terdiri dari kantor Direksi dan Manajemen, Kantor Biro Semarang,
Departemen Iklan, Pemasaran, TU, Keuangan, R&D, Akutansi, PR,
Suara Merdeka, CyberNews, Merdeka Suryatama, Merdeka Jati
Perkasa.
2)

Jalan Raya Kaligawe, Semarang

Terdiri dari Redaksi Suara Merdeka, PT. Masscomm Graphy, PT.
Masscomm Media.
3)

Jalan Merak 11A, Semarang

Terdiri dari Kantor Redaksi Tabloid Cempaka Minggu ini, Kantor
Redaksi Tabloid Otospeed, Kantor Wartawan Biro Semarang Suara
Merdeka, Bagian Kendaraan, Koperasi Karyawan, Pusat Dokumentasi
Koran.

38

1.6 Desain SuaraMerdeka.com

Gambar 1
Desain Homepage Website SuaraMerdeka.com

39

Gambar 2
Desain Homepage Website SuaraMerdeka.com

40

Gambar 3
Desain Homepage Website SuaraMerdeka.com

41

Gambar 4
Desain Homepage Website SuaraMerdeka.com

42