T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Penggunaan Media Kampanye Politik: Studi Kasus Pemilihan Pilkada Kota Salatiga 2017 T1 BAB V

BAB V
EVALUASI PENGGUNAAN MEDIA KAMPANYE POLITIK
PASANGAN CALON NO URUT 1 DAN PASANGAN CALON
NO URUT 2 DI SALATIGA
5.1 Kampanye Pasangan calon nomor urut 1 dan 2 melalui media
konvensional dan media sosial
Pilkada tidak jauh dengan yang dilakukannya kampanye, yang melakukan
hal tersebut tentunya adalah pasangan calon itu sendiri dan tim sukses dengan
tujuan untuk memperoleh simpati masyarakat. Kampanye menggunakan media
konvensional dan menggunakan media sosial sangat perlu dilakukan selain untuk
memperoleh simpati dari masyarakat juga untuk menjadi pemenang kompetisi
ketika pemilihan. Hal tersebut dilakukan ketika sebelum pemilihan berlangsung dan
dilakukan di tempat-tempat strategis. Contohnya jika media konvensional yang
dilakukan oleh pasangan calon no urut 1 adalah media cetak dan yang di lakukan
dengan mem- branding pasangan calon untuk mengetahui bahwa dia mencalonkan
dirinya dengan menempel baliho, bilboard, dll di pinggir-pinggir jalan, adapun
menggunakan SPG yang membagibagikan bunga mawar di pusat kota Salatiga. Dan
jika media konvensional yang dilakukan oleh pasangan calon no urut 2 juga
membranding pasangan calon dengan media cetak tetapi lebih menonjolkan yang
sifatnya kampanye terbuka seperti mengadakan karnaval di kota Salatiga dan
sebagainya. Kemudian kedua pasangan calon juga menggunakan media sosial,

dimana media tersebut terdapat Facebook, instagram, dll.
Media berbicara mengenai media sifatnya adalah powerfull begitupun
berkampanye menggunakan media. Media menjadi salah satu strategi kampanye,
dari kedua pasangan calon calon memiliki cara yang berbeda agar tepat sasaran.
Pasangan calon yang pertama melakukan media kampanye dengan

lebih

mengandalkan media konvensional contoh dari penggunaan media promosi yang
digunakan adalah media cetak seperti spanduk, baliho, mmt, bilboard, stiker, dan
lain sebagainya. Berbeda pasangan calon yang kedua lebih menonjolkan media

38

sosial walaupun mereka tetap melakukan beberapa media konvensional karena itu
sudah menjadi syarat dari KPU.
“Sering menggunakan Media sosial mas, jelas itu. Dan itu
sa nga t efisien. Ka la u media -media la in ga efektif, ya a da
ba nner, ba liho, itu cuma bua t persya ra tan KPU. Dan hanya
di ta ruh di titik2 stra tegis ya ng suda h di a tur oleh KPU dan

keputusan panwas (pengawas pemilu).”1

Media konvensional juga sangat penting dan berpengaruh tetapi kita tidak
terus memukul rata harus menggunakan media konvensioal terus menerus. Karena
di zaman modern ini masyarakat di tuntut untuk melek media dimana semua
kalangan sudah mengenal apa yang namanya gadget. Mau tidak mau kita harus
mengikuti perkembangan tersebut.
Masalah-masalah yang sering terjadi dalam kampanye adalah money politic
penggunaan uang sebagai alat untuk membeli dukungan, suara maupun suap baik
pada pemilih maupun pada penyelenggara pemilu yang dapat memberi keuntungan
atau merugikan kandidat tertentu (Pasal 187A, UU 10/2016). Dimana uang tersebut
digunakan untuk

keperluan mempengaruhi pilihan pada masyarakat.

Black

campaign biasannya Pilkada akan diwarnai dengan kampanye terselubung dan

informasi palsu, sesat dan negatif yang memanfaatkan jaringan online seperti blog,

web, maupun medsos yang memiliki jangkauan luas, intens, dll.2 Adapun masalah
lain yaitu golput (golongan putih) dimana masyarakat dengan sengaja tidak
menoblos ketika pemilu. Mungkin saja mereka memang tidak ada pilihan untuk
mencoblos paslon. Alangkah lebih baik jika kita ingin golput jadilah golput yang
aktif, bisa dikatakan demikian dengan datang ke tps dan tetap melakukan suara
tidak sah mencoblos semua paslon misalnya, itu lebih baik daripada suara yang
kosong malah bisa jadi disalahgunakan oleh pihak-pihak tak bertanggungjawab
untuk kepentingan seseorang.
Maka dari itu teori efek yang kuat sangat berperan penting dalam penulisan
ini, dimana Powerfull effect theory (Teori efek yang kuat) menurut Harold Laswell
1

Hasil wawancara penulis dengan Saiful Salah satu Tim Sukses no urut 2
Dilansir dari https://news.detik.com/kolom/d-3404925/pilkada-serentak-2017-danpermasalahan-aktualnya?single=1 19 Agustus 2017 pukul 09:12 WIB

2

39

dalam Vivian (2008 : 470) mengatakan bahwa menggunakan teori efek dalam

model komunikasi massanya yang terkenal: siapa yang mengatakan, Apa yang
dikatakannya, Lewat saluran mana, Kepada siapa, dan Apa efeknya. Pada titik
ekstrem, teori powerful effects mengasumsikan bahwa media dapat menyuntikkan
informasi, ide, dan bahkan propaganda ke publik. Teori ini dijelaskan dalam istilah
model jarum suntik atau model

peluru. Para sarjana pendukung teori ini

mengatakan bahwa liputan koran dan dukungan pada kandidat politik akan ikut
menentukan hasil pemilu.
Di bagian ini peneliti peneliti memiliki temuan jika paslon no urut 2 sudah
melakukan. Dimana timses dari paslon no urut 2 merangkul khalayak seperti
mengadakan kopdar (kopi darat) dengan remaja-remaja di Salatiga segmennya
adalah komunitas-komunitas yang ada di Salatiga dan juga masyarakat yang
memiliki keseninan drumblek juga di rangkul.
“Kita pilih segmen ya ng pemilih pemula disa na ba nya k
komunita s contohnya komunita s ska teboa rd, terus
komunita s seped motor itu, trs kita a da ka n kopda r disitu .
Ba nya k komunita s ya ng kita ra ngkul teruta ma drumblek
menca pa i 70% ketika a da kegia ta n Ya ris pasti mengundang

drumblek ”3

5.2 Strategi Kampanye Pasangan Calon
Di dalam strategi kampanye pasangan calon penulis menggunakan metode
POST (People, Objectives, Strategy, Technology).
People : Kenali terlebih dulu siapa kita dan siapa konstituen/pendukung

kita. Identifikasi juga stakeholder dan influencer kita. Apa yang akan kita tawarkan
untuk mereka? Pesan apa yang ingin

di bangun dan di sampaikan? Siapa

kompetitor dan apa saja yang telah mereka lakukan di sosial media?

3

Hasil wawancara penulis dengan Daris Salah satu Tim Sukses no urut 2

40


Menurut hasil wawancaara dengan beberapa tim sukses yang telah
dilakukan, penulis menemukan beberapa temuan diantarannya mengenai sasaran
pendukung, apa yang ditawarkan oleh khalayak.
Ja di begini, kema rin itu 4 sa sa ra n ja di usia rema ja
pemula 17-25, kemudia n dewa sa usia 30-40, trs
ma nula , da n tera khir pemilih cerda s. Ka la u pemilih
cerda s itu tida k usa h seheboh ya ng la in ma s, tida k
perlu di follow up ka ya k pemilih rema ja yng ma sih
pemula , misa lnya usia 17-25 ta di ya ng ma sih seneng
ga ul-ga ul ja di ka mi juga menyesua ika n da n tim
krea tif ya ng mengema s. 4

Dapat dikatakan jika timses paslon nomer urut 2 lebih paham tentang
segmentasi atau sasaran yang akan di sasar. Berbeda dengan paslon nomer urut 1
yang mengatakan sasaran mereka semua elemen.
Semua elemen, seba b media sosia l itu sa nga t powerfull.5

Objectives : Tetapkan tujuan-tujuan dan target yang ingin dicapai melalui

sosial media. Misalnya untuk penggalangan dana, mencari relawan dan kontributor,

mendorong pemilih, dan sebagainya. Namun, perlu diingat bahwa tujuan utama
membangun kehadiran sosial media adalah untuk menjangkau dan membangun
hubungan lebih baik dengan para konstituen dan pendukung. Dan hubungan yang
baik tidak bisa diraih dalam sekejap, tapi membutuhkan proses.
Ja di sempa t kema rin itu na ma Ya ris dijadikan Sedulur
Ya ris ja di sedulur ya ris itu di ba gi da la m berba ga i
kelompok untuk penetra si ke ba wa h. Artinya
mengka mpa nyeka n ca lon ja di misa l ya ng ba gia n
ka wula muda , ba pa k2, ibu2, ka la u ya ng muda 2 itu
kegia ta nnya di medsos (media sosia l). 6

Jika dari sudut pandang pakar komunikasi politik mengenai objectives yang
ingin dicapai menggunakan sosial media.
Sederha na nnya bla ck ca mpa ign itu ma nipula si dia
tida k begitu dika ta ka n seperti itu, ka la u nega tif
4

Hasil wawancara penulis dengan Daris Salah satu Tim Sukses no urut 2
Hasil wawancara penulis dengan Alfred Tim Sukses no urut 1
6 Hasil wawancara penulis dengan Daris Salah satu Tim Sukses no urut 2

5

41

ca mpa ign sa ya ta u fa kta ya ng buruk tentang dia. Jadi
media sosia l sa nga t efektif untuk mela kuka n negatif
ca mpa ign.7

Strategy : Strategi di sini berfungsi untuk menyusun langkah-langkah yang

akan dilakukan selama kampanye. Bagaimana cara terlibat dengan konstituen dan
pendukung kita? Bagaimana strategi kontennya? Seberapa sering konten akan diupdate dan siapa yang akan bertanggung jawab membuat konten, membagi dan

merespon? Banyaknya fan di Facebook, follower di Twitter atau visitor di
website/blog bukan parameter keberhasilan kampanye. Hal terpenting dalam
strategi adalah bagaimana memberdayakan para pendukung online menjadi
relawan-relawan nyata dan melakukan tindakan-tindakan nyata yang mendukung
suksesnya kampanye.
Kita ha nya a da 2, ya ng perta ma membua t ora ng
mengerti dulu ba ga ima na ka ndida t kita la lu

membua t ora ng tersentuh diha ti ba ru setela h
tersentuh ka n pa sti memilih. 8
Ja di kita sifa tnya ya pa sti semua menga ja k ya, kita
jua la n produk bia r konsumen beli produk kita ,
misa lnya di grup sedulur ya ris kita pilih segmen
ya ng pemilih pemula disa na ba nya k komunita s
contohnya komunita s ska teboa rd, terus komunitas
sepeda motor itu, trs kita a da ka n kopdar disitu. Jadi
pa slon ha nya ha dir ya ng melakukan kegiatan itu EO
(event orga nizer) denga n tujua n perkena la n. 9

Menurut hasil wawancara dengan Sri Hastjarjo pakar komunikasi politik
jika ingin melakukan kampanye yang baik di media sosial ada beberapa tahap.
Bia sa nya ikla n politik itu a da tahap tahapnya, tahap
perta ma untuk memperkena lka n diri, ta ha p
berikutnya ini lho progra m sa ya , ta hap ketiga mulai
menyera ng ora ng la in. Ka la u di media sosial kalau
ingin mela kuka n ka mpa nye ya ng ba ik ka la u bisa
mela kuka n ta ha p-ta ha p tersebut. 10


7

Hasil wawancara penulis dengan Sri Hastjarjo pakar komunikasi politik UNS
Hasil wawancara penulis dengan Alfred Tim Sukses no urut 1
9 Hasil wawancara penulis dengan Daris Salah satu Tim Sukses no urut 2
10 Hasil wawancara penulis dengan Sri Hastjarjo pakar komunikasi politik UNS
8

42

Technology : Langkah terakhir yang perlu dipersiapkan yaitu memilih

saluran atau platform apa saja yang akan digunakan serta peralatan untuk
memonitor dan mengukurnya. Misalnya Facebook, Twitter, YouTube, Blog, dan
sebagainya. Ingat, tidak semua platform sosial media sesuai untuk kampanye kita.
Pilih

platform

dimana


konstituen

dan

pendukung

Anda

paling

banyak

menggunakan dan secara aktif berpartisipasi.
Ja di gini ma s, semua itu ha rus ba la nce/seimba ng
ja di ga bisa sa tu-sa tu, seca ra otoma tis ja di tuga s
ma sing2 tim sukses itu, a pa ya na ma nya
beba renga n. Ja di ka ya k ya ng media sosia l itu
a da la h menu seha ri-ha ri ja di wa ktu itu memang tiap
ha ri kita teka nka n untuk mengena lka n Ya ris.. 11
Media sosia l itu jela s, terus soa lnya itu sa nga t
efisien. Persya ra ta n di Kpu ha rus a da media cetak
ta pi menurut sa ya tida k efektif. Ka la u media sosial
ya tida k terkontrol. 12
Bia sa nya ka n a da grup WA, keba nya ka n sih di
Fa cebook. Ya ng di sa sa r semua elemen masyarakat
ya ng punya fa cebook. 13

Begitupula dengan hasil wawancara dengan pakar komunikasi politik mengatakan
jika media harus dipakai semua karena memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Dua -dua nya , kita tida k bisa murni ha nya denga n
sa tu media , semua media ha rus dipa ka i. Tida k
mungkin ha nya mengguna ka n media sosia l sa ja
tida k mungkin ka rena itu tida k cukup, setiap media
mempunya i ka ra kter da n punya keterba ta sa n
sendiri-sendiri14

5.3 Evaluasi Kampanye Pasangan Calon Nomor Urut 1 dan Nomor Urut 2
Melalui Media Konvensional dan Media Sosial

11

Hasil wawancara penulis dengan Daris Salah satu Tim Sukses no urut 2
Hasil wawancara penulis dengan Saiful Salah satu Tim Sukses no urut 2
13 Hasil wawancara penulis dengan Alfred Tim Sukses no urut 1
14 Hasil wawancara penulis dengan Sri Hastjarjo pakar komunikasi politik UNS
12

43

5.3.1 Tingkatan Kampanye
Pada level ini kita ingin mengetahui apakah khalayak sasaran
terterpa kegiatan kampanye yang dilakukan atau tidak? Pertanyaanya
adalah apakah kampanye yang dilakukan telah menjangkau khalayak
yang telah ditetapkan? Apakah khalayak memberi perhatian pada
kampanye tersebut?
Menurut penulis sasaran dari kegiatan kampanye yang telah
dilakukan oleh kedua pasangan calon belum teterpa sepenuhnya ke
masyarakat. Beberapa masyarakat hanya tau tetapi tidak lebih dalam
mengetahui strategi kampanye-kampanye yang telah dilakukan untuk
mempersuasif mereka memilih paslon tersebut.
Sa ya kura ng memberi perha tia n kepa da kampanye
pa slon ya ng sa ya pilih 15
Sa ya memberi perha tia n denga n menonton karnaval
ketika paslon yang sa ya pilih menda fta r di kpu. 16
Ya , sa ya memberi perha tia n teta pi tida k ba nya k
kepa da pa sa nga n ya ng sa ya pilih, ka rena sa ya
ka gum denga n ca ra dia berpromosi ya ng tida k
ta nggung-ta nggung. 17
Ya , sa ya memberi perha tia n. 18

Dari kutipan di atas dapat di simpulkan jika masyarakat terterpa
dengan media konvensional kampanye yang dilakukan oleh masing-masing
calon sudah ada yang menjangkau khalayak dan belum menjangkau
khalayak. Pada kampanye terebut masyarakat belum sepenuhnya memberi
perhatian.
5.3.2 Tingkatan Sikap
Pada tingkatan sikap evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
metode survei atau uji sederhana. Metode survei untuk penggunaan
15

Hasil wawancara penulis dengan Sulis Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 2
Hasil wawancara penulis dengan Prima Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
17 Hasil wawancara penulis dengan Alfian Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
18 Hasil wawancara penulis dengan Bagus Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
16

44

sample berjumlah besar, sedangkan uji sederhana digunakan untuk
kelompok sasaran yang terbatas, dan juga sangat populer untuk
mengukur pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh seseorang
sebagai akibat diselenggarakannya kampanye. Terdapat empat aspek :
a) Kognitif (Pengetahuan, kesadaran, kepercayaan)
Sa ya mengeta hui da ri wa likota sebelumya
ya ng terpilih, media ya ng sa ya keta hui
ba nner sa ma mmt a ja sih, kura ng jela s.
Sa ya kura ng ta u jika paslon yang saya pilih
berka mpa nye mengguna ka n
sosia l
media . 19
Sa ya mengeta hui da ri ba liho, iklan radio,
ikla n ceta k da n sura t ka ba r. pesa nnya
sa nga t jela s ka rena mereka mempersuasif
da n mennunjukka n ikon coblos brengose
denga n tujua n mencoblos mereka . 20
Untuk media sa nga t ba nya k, mula i da ri
poster, terus ba liho, terus brosur,
selemba ra n kecil2, da n MMT Nampaknya
sosia l media a da , teta pi tida k sa mpa i ke
sa ya . Ka la u da ri media ceta k isi /
pesa nnya sih Ada sa tu ka lima t a ta u copy
writing seingat saya “ora nek o-neko”.21
Sa ya ta u pa slon ya ng sa ya pilih da ri
pera ga ka mpa nye da n deba t ketika di BU
UKSW.
Media
ceta k,
fa cebook
insta gra m.22

b) Afektif (Kesukaan, simpati, penghargaan dukungan)
Sa ya tida k memiiki kedeka ta n, ka rena
sblmya belia u suda h menja ba t ja di
wa likota da n sa ya suka denga n ga ya
kepemimpina nnya .23

19

Hasil wawancara penulis dengan Sulis Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 2
Hasil wawancara penulis dengan Prima Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
21 Hasil wawancara penulis dengan Alfian Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
22 Hasil wawancara penulis dengan Bagus Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
23 Hasil wawancara penulis dengan Sulis Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 2
20

45

sa ya tida k memiliki kedeka ta n, sa ya ingin
ga ya kepemimpina n ya ng ba ru. 24
tida k memiliki kedeka ta n Cuma lingkungan
sa ya keba nya ka n ora ng-ora ng PDI. Saya
ingin a da nya peruba ha n. 25
tida k memiliki kedeta ka n
seca ra
emosiona l, teta pi sa ya ingin meliha t
ba ga ima na kota Sa la tiga jika di pimpin
ora ng ya ng ba ru. 26

c) Konatif (Komitmen untuk bertindak)
Ya , ya ng pa ling sa ya sa ya liha t ya media
ceta k ba nner da n MMT. Sa ya memilih
pa slon no 2 ka rena ingin melihat kelanjutn
progra m sebelumnya . 27
Media ceta k ba liho, mmt, sura t kabar, dan
media sosia l. Iya sa ya memilih ka rena
media ya ng mereka pa ka i da n juga
menurut sa ya da ri segi presta sinya sih,
ka la u Rudi itu ma nta n Sekda da n pegawai
negri juga pa sti suda h ta u seluk beluk
Sa la tiga da n menja di seora ng pemimpin
ya ng ba ik. 28
Sa ya sa nga t sering meliha t media pa slon
ya ng sa ya pilih. Pa ling jela s ya media
ceta knya , ya ng sering sa ya lihat Poster dan
Ba liho. Sa la h sa tu a la sa n sa ya memilih
pa slon ya da ri media nya la lu a da a la sa n
la in ya itu Sa ya ta u ka la u ca lon nomer 2
ya itu Yulia nto sblmnya perna h terjera t
ka sus korupsi ja la n lingka r, wa la upun
ya ng di penja ra a da la h istrinya tapi paling
tida k itu suda h mencoreng na ma ba ik dia
seba ga i wa likota sblmnya . Ma ka nya saya
memilih pa sa nga n ca lon ya ng sa tunya
ka rena blm perna h mendenga r ka sus2
tertentu. 29

24

Hasil wawancara penulis dengan Prima Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
Hasil wawancara penulis dengan Alfian Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
26 Hasil wawancara penulis dengan Bagus Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
27 Hasil wawancara penulis dengan Sulis Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 2
28 Hasil wawancara penulis dengan Prima Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
29 Hasil wawancara penulis dengan Alfian Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
25

46

Perna h sa ya ikut grupnya yang di fb dan ig,
skg sih udh ga a ktif soa lnya kalah itu. Yang
sering sa ya liha t Insta gra m, ka la u
fa cebook pa ling seminggu seka li sa mpe
seminggu dua ka li buka nya . Ingin melihat
beda nya dima na jika visi misi pa k Rudi
meenja la nka n sa la tiga , tp sayangnya kalah
ya ga ja di. 30

d) Aspek

keterampilan

ditambahkan

dengan

atau

Aspek

keterampilan

mempertimbangkan

bahwa

skill,

keterampilan adalah sesuatu yang harus dikuasai bila kita
menghendaki adanya perubahan perilaku.
Ka la u kegia ta n ya ng sa ya la kuka n ketika
menja di timses no urut 2 a da la h kebetula n
untuk pengenda lia n ma ssa ma s, ja di bukan
untuk kegia ta n-kegia ta n itu tida k. Lebih
tepa tnya
penca ri
sua ra
da n
31
mengkondisika n.
Kegia ta n ya ng sa ya la kuka n ketika menjadi
timses no urut 2 a da la h pa ling sosialisasi ke
ma sya ra ka t, memberi informa si jika a da
kema tia n. Jujur sa ya membentuk tim untuk
memberika n informa si2 tersebut. 32
Ka la u kegia ta n ketika menja di pa slon no
urut 1, sa ya lebih menja di mengkoordinir
pengurus, bisa dika ta ka n gera k di
la pa nga n. 33

5.3.3 Tingkatan Perilaku
Para ahli kampanye memandang tingkatan perilaku sebagai level
yang paling

penting dalam kebanyakan evaluasi kampanye.

Untuk

memperoleh data yang akurat tentang perubahan perilaku para ahli
30

Hasil wawancara penulis dengan Bagus Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
Hasil wawancara penulis dengan Daris Sal ah satu Tim Sukses no urut 2
32 Hasil wawancara penulis dengan Saiful Salah satu Tim Sukses no urut 2
33 Hasil wawancara penulis dengan Alfred Tim Sukses no urut 1
31

47

kampanye menyarankan agar dilakukan observasi dan melihat secara
langsung perilaku tersebut secara apa adanya dalam situasi yang normal.
Ya menurut sa ya priba di ketika paslon yang
sa ya pilih mena ng itu ba ngga , da n untuk
pa sa nga n ya ng ka la h mungkin bisa
menca lonkan la gi di pilka da menda ta ng. 34
Ya ga k gima na 2 sih, Cuma ya ka la u ka lah
ya ka la h a ja na ma nya juga politik itu
kera s. 35
Sa ya bingung ka rena ya ng perta ma jela s
kedua pa slon tsb da pa t terliha t jela s mana
ya ng mengguna ka n media ikla n mana yang
tida k, a pa la gi di lingkunga n sa ya sa nga t
ba nyak seka li bra ndingnya ya ng kumis.36
Bia sa a ja sih ma s, ka rena gini pa k rudi
ka la h itu wa ja r ka rena komunika si
politiknya ga ba gus, seca ra tertulis sih
ba gus da ri a -z, setela h dia menyampaikan di
publik tida k tersa mpa ika n semua ya ng di
tulis ta di justru pa k Da nce yang lebih bagus
komunika si politiknya , ka la u pa k Yuli
mema ng pinter omong da n pinter mencuri
ha ti konstituen. 37

5.3.4 Tingkatan Masalah
Level evaluasi adalah tingkatan masalah. Pada tingkat ini evaluasi
bisa di dapat dilakukan secara mudah atau sebaliknya sangat sulit dan
memakan waktu lama. Problem atau masalah disini diartikan sebagai
kesenjangan antara kenyataan dengan harapan atau yang seharusnya terjadi.
Terkait dengan hasil.
Sesua i,ka rena menurut sa ya cslon terpilih
ini seja k a wa l suda h sa ya prediksi ba ka l
mena ng sua ra ka rena ma sih banyak pihak2
ya ng ba ka l memilih belia u kemba li 38
34

Hasil wawancara penulis dengan Sulis Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 2
Hasil wawancara penulis dengan Prima Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
36 Hasil wawancara penulis dengan Alfian Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
37 Hasil wawancara penulis dengan Bagus Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
38 Hasil wawancara penulis dengan Sulis Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 2
35

48

Tida k sepenuhnya sesua i, ka rena sebagian
ha nya ja nji pa lsu. 39
Tentu sa ya sedikit ka get, ka rena ketika
mela kuka n kompa ra si a ta u perba ndingan
seca ra tersira t a nta ra bra nding pa slon 1
da n pa son 2 terliha t sa nga t jelas mana yang
mema ng bernia t untuk membra nding
dirinya da n ma na ya ng tida k. Terlihat jelas
dr kua ntita s ikla n ya ng diseba r, da n
konten2ya . Na mun kenya ta a nnya , justru
ya ng menurut sa ya lebih tida k nia tlah yang
ma la ha n mena ng. 40
Sesua i, dika rena ka n Pa k Yuli ma ssa nya
lebih kua t da n lebih bisa di terima di
ka la nga n menenga h kebawah, dan juga pak
Yuli ora ng ya ng sa ntun denga n masyarakat
kecil. 41

5.4 Refleksi mengenai efektif dan tidak efektif penggunaan media kampanye
politik
Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa peggunaan media
kampanye politik di Salatiga masih belum efektif, terutama media sosial. Dan
yang lebih efektif sebenarnya menggunakan media konvensional yaitu media
cetak karena masyarakat lebih mengerti dan lebih mengenal dengan pasangan
calon yang menggunakan alat-alat peraga seperti itu, tetapi masyarakat hanya
sekedar tau tetapi tidak menutup kemungkinan tidak memilih dikarenakan
masyarakat hanya sekedar tau saja. Kemudian media kampanye secara langsung
yang sifatnya terbuka itu sangat berpengaruh, contohnya mengadakan karnaval
budaya/kesenian, interaksi langsung dengan masyarakat lebih efektif.

39

Hasil wawancara penulis dengan Prima Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
Hasil wawancara penulis dengan Alfian Masyarakat Salatiga yang memili h paslon no urut 1
41 Hasil wawancara penulis dengan Bagus Masyarakat Salatiga yang memilih paslon no urut 1
40

49

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52