Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Pedagang Sayur dan Buah terhadap Keberadaan Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada di wilayah
khatulistiwa yang terbentang antara 23017’ lintang utara dan 23017’ lintang
selatan. Daerah ini memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dengan
subur. Berbagai macam buah-buahan tumbuh liar di hutan Sumatera dan
Kalimantan (Sunarjonoa, 2013).
Ditinjau dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta (tahun 2012)
berarti penyediaan bahan pangan termasuk buah-buahan, cukup besar pula.
Menurut Workshop on Food NAS-LIPI tahun 1968, untuk mencapai masyarakat
yang sehat gizi maka setiap penduduk Indonesia diharuskan makan buah
minimum 32,6 kg buah/kapita/tahun. Sayuran juga sangat penting dikonsumsi
untuk kesehatan masayarakat. Nilai gizi makanan kita sehari-hari dapat diperbaiki
karena sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, protein nabati, dan serat.
Menurut hasil seminar gizi tahun 1963 dan Workshop of Food tahun 1968, setiap
hari orang Indonesia memerlukan sayuran sebanyak 150 gr berat bersih/orang/hari
(Sunarjonob, 2013).
Agar pemenuhan kebutuhan akan produk pertanian sampai ke tangan konsumen,
maka diperlukan adanya kegiatan pemasaran produk pertanian tersebut. Dalam hal
melancarkan


penyampaian

dan

memindahtangankan

barang-barang

dari

produsennya ke pasar (konsumen), peranan lembaga-lembaga perpasaran
demikian besar. Perusahaan dagang, perusahaan pengepakan, perusahaan
1

Universitas Sumatera Utara

2
angkutan, perusahaan pertanggungan, kesemuanya memegang peranan dalam
menyampaikan produk-produk itu ke pasar (konsumen) dengan menjamin

sampainya produk-produk itu ke konsumen tanpa ada kerusakan-kerusakan
disamping waktu penyampaiannya yang tepat (Kartasapoetra, dkk,1986).
Di kota-kota besar, pihak pemerintah sangat memperhatikan tentang perlu dan
teraturnya tempat-tempat pertemuan antara pedagang besar dengan para pedagang
eceran serta memungkinkan pula para konsumen untuk secara langsung
mengadakan transaksi jual beli, yaitu dengan dibangunnya Pasaran Pusat
Distribusi /Pasar Induk (Kartasapoetra, dkk,1986).
Sebelumnya di kota Medan telah ada Pusat Pasar yang terletak di Kelurahan
Pandau Hilir Kecamatan Medan Kota yang resmi dibuka pada 1 Maret 1933,
seiring berjalannya waktu jumlah pedagang di Pusat Pasar tersebut terus
bertambah dan tata letak pasar sudah tidak teratur lagi sehingga membuat lokasi
ini menjadi kumuh. Mereka tertarik masuk ke sektor ekonomi ini karena tiga hal,
(1) hampir tiadanya prosedur resmi dalam pendirian usaha sektor ini, karenanya
hampir tidak memerlukan biaya dan waktu yang lama, (2) persyaratan modal
relatif kecil, dan (3) potensi keuntungannya cukup baik (Rachbini, 1994).
Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kota Medan merelokasi pedagang Pusat
Pasar tepatnya yang berada di bahu Jalan Sutomo dan Jalan Veteran ke Pasar
Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan. Hal ini membuat “wajah” Kota Medan
secara bertahap akan menjadi semakin indah, bersih, dan rapi, khususnya di Jalan
Sutomo dan sekitarnya. Selain itu, perelokasian ini juga bertujuan untuk

efektivitas akses bagi konsumen dan produsen, pemanfaatan tata ruang kota, serta

Universitas Sumatera Utara

3
untuk efisiensi transportasi dan waktu, karena produsen sayur dan buah dominan
berasal dari Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun. Namun sayangnya
pemindahan pedagang yang sudah berlangsung dalam setahun ini belum tuntas,
terdapat perbedaan persepsi antar individu, masih ada pedagang yang kembali
berjualan di Pusat Pasar Kota Medan dengan berbagai alasan. Bahkan sempat
terjadi konflik antara pedagang dengan aparat Satuan Polisi Pamong Praja.
Menurut Fahmi (2014), konflik merupakan sebuah persepsi yang berbeda dalam
melihat suatu kondisi dan situasi yang selanjutnya teraplikasi dalam bentuk aksiaksi sehingga telah menimbulkan pertentangan dengan pihak-pihak tertentu.
Tabel 1. Kondisi Pusat Pasar Kota Medan dan Pasar Induk Sayur Mayur
dan Buah-Buahan Kota Medan
Kondisi Pasar
Jarak dari Kecamatan
Medan Kota-Kecamatan
Medan Tuntungan
Jumlah Pedagang

Asal Pedagang

Luas Pasar
Sarana dan Prasarana

Pusat Pasar Kota
Medan

Pasar Induk Sayur
Mayur dan BuahBuahan Kota Medan

0 KM

14 KM

±2.863 jiwa

±1.152 jiwa

Belawan, Tj. Morawa,

Amplas, Berastagi,
Binjai, Marelan, Tj.Anom
8,5 Ha
Gedung Besar, Kantor,
Kios, Stand, Meja
Daging, Stand Ikan
Basah, Warung Makanan,
Toilet, Listrik, Musholla,
Eskalator, Tempat Parkir,
Jalan Raya, Angkutan
Umum

Berastagi, Binjai,
Marelan, Tj.Anom
12 Ha
Gedung Grosir, Gedung
Sub Grosir I, Gedung Sub
Grosir II, Kantor, Kios,
Stand, Warung Makanan,
Toilet, Listrik, Musholla,

Tempat Parkir,
Keamanan, Jalan Raya,
Angkutan Umum.

Sumber : Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan, 2015

Universitas Sumatera Utara

4
Persepsi timbul karena adanya dua faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor
internal di antaranya tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di
dalamnya sistem nilai tujuan, kepercayaan, dan tangapannya terhadap hasil yang
dicapai. Faktor eksternal berupa lingkungan. Kedua faktor ini menimbulkan
persepsi karena didahului oleh suatu proses yang dikenal dengan komunikasi
(Thoha, 2008). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pedagang sayur dan
buah dalam pengambilan keputusan untuk tetap bertahan di Pusat Pasar Kota
Medan atau bersedia untuk direlokasi ke Pasar Induk Sayur Mayur dan BuahBuahan Kota Medan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi pedagang sayur dan buah
terhadap keberadaan Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan.

1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1.

Bagaimana persepsi pedagang sayur dan buah terhadap keberadaan Pasar
Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan?

2.

Apa saja faktor yang berhubungan dengan persepsi pedagang sayur dan buah
yang bertahan di Pusat Pasar Kota Medan?

3.

Apa saja faktor yang berhubungan dengan persepsi pedagang sayur dan buah
yang bersedia direlokasi ke Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota
Medan?

4.


Bagaimana hubungan antara persepsi pedagang sayur dan buah dengan
keputusan pemilihan lokasi?

Universitas Sumatera Utara

5
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1.

Untuk menganalisis persepsi pedagang sayur dan buah terhadap keberadaan
Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan

2.

Untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan persepsi pedagang
sayur dan buah yang bertahan di Pusat Pasar Kota Medan


3.

Untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan persepsi pedagang
sayur dan buah yang bersedia direlokasi ke Pasar Induk Sayur Mayur dan
Buah-Buahan Kota Medan

4.

Untuk menganalisis hubungan antara persepsi pedagang sayur dan buah
dengan keputusan pemilihan lokasi

1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.

Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi para pengambil
keputusan dan kebijaksanaan dalam pengembangan Pasar Induk di Kota
Medan

2.


Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang
berhubungan dengan penelitian ini

3.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara