ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA PRODUK PASA

Peneliti Muda
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA PRODUK PASAR MODAL
KONVENSIONAL DAN PASAR MODAL SYARIAH
Muhammad Wahyu Kurniawan
Mahasiswa Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang
penulis dapat dihubungi melalui handphone 085735406171 atau email
Muhammadwahyukurniawan@gmail.com
ABSTRAKSI

Pada perekonomian terbuka seperti di Indonesia peran pasar modal sangat penting dalam
perekonomian. Apalagi pada saat ini syariah lagi menjadi tren sehingga muncul pasar modal
syariah. Dalam paper ini ingin menjelaskan analisis perbandingan antara produk pasar modal
konvensional dengan pasar modal syariah. Disini penulis berharap dapat mengetahui apa
perbedaan produk pasar modal syariah dengan produk pasar modal konvensional. Dengan
adanya paper ini diharapkan pembaca mampu memahami perbedaan antara produk keduanya,
dan mampu memberi informasi mengenai produk tersebut. Secara umum tidak ada
perbedaan dalam produk pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah.
Perbedaannya hanya pada prinsipnya yaitu pada pasar modal syariah menggunakan prinsip
islam dalam transaksinya. Sedangkan dalam pasar modal konvensional produknya tidak
memperhatikan halal atau haramnya. Karena pada dasarnya orang yang terjun dalam pasar
modal konvensional ingin mendapatkan keuntungan pada jangka panjangnya.

Kata Kunci : Pasar Modal Konvensional, Pasar Modal Syariah, Produk

ABSTRACT
In the open economy like Indonesia's capital market is very important in the economy.
Especially at this time of sharia longer a trend that emerged Islamic capital market. In this
paper wants to explain the comparative between conventional capital market products with
the Islamic capital market. Here the authors hope to find out what difference the Islamic
capital market products with conventional capital market products. This paper is expected by
the reader is able to understand the difference between the two products, and is able to
provide information about the product. In general there is no difference in the conventional
capital market products to the Islamic capital market. The difference is only in principle that
the Islamic capital market using the principles of Islam in their transactions. Whereas in the
conventional capital market products are not paying attention lawful or illicit. Because
basically people who were involved in the conventional capital markets want to benefit in the
long term.
Keywords : conventional captal market, islamic capital market, product

Peneliti Muda
1. PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan faktor penting dalam perekonomian saat ini. Banyak industri

dan perusahaan terjun dalam pasar modal sebagai sarana untuk memperkuat keuangannya.
Dengan pasar modal, perusahaan dapat menarik para investor untuk menempatkan dananya
yang nantinya dana tersebut digunakan untuk menyatakan kepemilikan sebagian atau seluruh
dari perusahaan tersebut. Bukti dari kepemilikan pasar modal ini berupa saham maupun
utang atau biasa disebut obligasi. Keuntungan yang didapat dari pasar modal ini berupa
deviden yang dibagikan pada akhir periode bulanan maupun bulanan sesuai kesepakatan
investor dan perusahaan itu sendiri.
Pada 14 Maret 2003 yang lalu, pemerintah yang diwakili Menteri Keuangan
Boediono, Bapepam dan MUI secara resmi meluncurkan pasar modal syariah. Hal ini
dilakukan bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan Dewan
Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI).
Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun instrumen pasar modal
syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran
Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management.
Selanjutnya Bursa Efek Indonesia berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment
Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan
untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya
indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan
sarana berivestasi dengan penerapan prinsip syariah. Perkembangan selanjutnya, instrumen
investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT.

Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama
dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Indosat menerbitkan Obligasi
Syariah Mudharabah Indosat senilai Rp 100 milyar pada Oktober 2002 yang lalu. Obligasi
ini mengalami oversubribed dua kali lipat sehingga Indosat menambah jumlah obligasi yang
ditawarkan menjadi Rp 175 milyar. Langkah Indosat ini diikuti Bank Muamalat dan Bank
Syariah Mandiri (BSM). N amun dari waktu penerbitan terlihat pergeseran akad melandasi
obligasi tersebut.
Obligasi yang terbit tahun 2004 sampai 2006 sebagian besar menggunakan akad
ijarah. Sedangkan obligasi yang terbit tahun 2002 dan 2003 menggunakan akad mudharabah.
Keluarnya fatwa Obligasi Ijarah tahun 2004 telah mendorong sebanyak 7 (tujuh) emiten
mendapat pernyataan efektif dari Bapepam untuk dapat menawarkan Obligasi Syariah Ijarah
dengan total nilai emisi sebesar Rp.642 Miliar. Sehingga sampai dengan akhir 2004 ini,
secara kumulatif terdapat 13 (tiga belas) obligasi syariah dengan total nilai emisi sebesar
Rp.1,38 triliun. Hal ini berarti bahwa jumlah obligasi syariah telah tumbuh sebesar 116,67%
dan nilai emisi obligasi syariah tumbuh sebesar 86,7% jika dibandingkan dengan akhir tahun
2003
Untuk memenuhi kebutuhan jaman yang semakin berkembang sebagai negara hukum,
pemerintah Indonesia mengaktifkan beroperasinya pasar modal dengan tujuan untuk lebih
memacu laju pertumbuhan ekonomi nasional. Upaya tersebut dilandaskan oleh adanya
kebutuhan dana pembangunan yang semakin meningka. Dengan demikian melalui pasar

modal, dunia usaha akan dapat memperolehsebagian atau seluruh pembiayaan di perlukan.
Selain itu, juga dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil pembangunan melalui kepemilikan
saham-saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan usaha.

Peneliti Muda
Di dalam paper ini ingin dijelaskan perbandingan produk yang digunakan dalam pasar
modal konvensional dan pasar modal syariah. Produk yang ingin dijelaskan dalam paper ini
berupa karakteristik produk antara pasar modal konvensional dan syariah serta perbedaanperbedaan dari produk tersebut.

2. METODOLOGI
2.1 Pasar Modal Konvensional dan Pasar Modal Syariah
Pasar modal konvensional yaitu suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk
didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan,
serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit pasar modal adalah
suatu pasar yang digunakan untuk memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan
jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek
(Sunariyah,2004)
Pasar modal syariah pengertiannya sama dengan pasar modal konvensional, namun
dalam pasar modal syariah dari segi investasi dan intrumennya dikombinasikan dengan
prinsip syariah agama islam. Dalam pasar modal syariah instumen yang diperdagangkan

tidak boleh terkait dengan kegiatan bisnis yang diharamkan seperti riba (bunga/rente),
perjudian, spekulasi, produsen minuman keras, produsen makanan yang mengandung babi,
dan lain-lain. Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan
pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal
Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsipprinsip syariah.
Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al Quran
sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dari kedua
sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih.
Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu

Peneliti Muda
hubungan diantara sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar
modal syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah. Terdapat kaidah fiqih muamalah
yang menyatakan bahwa pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah di
Indonesia.
2.2 Instrumen Pasar Modal Konvensional dan Pasar Modal Syariah
Dalam pasar modal konvensional instrumen pasar modal yang diperdagangkan adalah
surat-surat berharga (securities) seperti saham, obligasi, dan instrument turunannya
(derivatif) opsi, right, waran, dan reksa dana. Dalam pasar modal syariah, instrumen yang

diperdagangkan adalah saham, obligasi syariah dan reksa dana syariah, sedangkan opsi,
waran, right tidak termasuk instrumen yang dibolehkan. Adapun yang dimaksud dengan
saham dan obligasi syariah harus datang dari emiten yang memenuhi kriteria-kriteria syariah
dan menggunakan prinsip mudharabah, musyarakah, ijarah, istisna’, salam, dan murabahah.
2.3 Mekanisme Transaksi Pasar Modal Konvesional dan Pasar Modal Syariah
Dalam konteks pasar modal syariah, menurut Alhabshi, idealnya pasar modal syariah
itu tidak mengandung transaksi ribawi, transaksi yang meragukan (gharar), dan saham
perusahaan yang bergerak pada bidang yang diharamkan. Pasar modal syariah harus bebas
dari transaksi yang tidak beretika dan amoral, seperti manipulasi pasar, transaksi yang
memanfaatkan orang dalam (insider trading), menjual saham yang belum dimiliki, dan
membelinya belakangan (short selling). Bedanya dengan pasar modal konvensional yang
meletakkan spekulasi saham sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam mekanisme transaksi produk pasar modal syariah, Irfan Syauqi
mengemukakan wacana bahwa transaksi pembelian dan penjualan saham tidak boleh
dilakukan secara langsung. Dalam pasar modal konvensional investor dapat membeli atau
menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa broker atau pialang. Keadaan ini
memungkinkan bagi para spekulan untuk memainkan harga.
Karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal syariah (Metwally,
1995) adalah sebagai berikut :
a. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek

b. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjualbelikan Melalui pialang.
c. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di Bursa
efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account) keuntungan
dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek,
dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan.
d. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap perusahaan
dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali.
e. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST
f. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST
g. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat
dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah.

Peneliti Muda
h. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode
perdagangan setelah menentukan HST.
i. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan, dan
dengan harga HST.
Sedangkan kegiatan pasar modal konvensional dengan lembaga-lembaga perantara
emisi dan bursa serta lembaga-lembaga perantara perdagangan adalah merupakan suatu

mekanisme,yang sekaligus digerakkan mengatur permintaan dan penawaran akan dana, dan
pengeluaran dana akan tertuju kepada sektor produksi.
Risiko pemilik dana dalam pasar modal relatif lebih besar. Untuk mengurangi risiko
maka digunakan bantuan lembaga-lembaga perantara yang telah diberi izin oleh pemerintah
untuk beroperasi. Dengan adanya lembaga-lembaga perantara tsb. maka jarak antara sumber
dana (investor) dengan yang butuh dana (perusahaan) menjadi semakin jauh, sehingga perlu
adanya aturan main sebagai berikut:
1.

Emiten, yaitu badan usaha yang bermaksud mengeluarkan & menawarkan efek
kepada masyarakat, dan yang harus dihubungi adalah perantara emisi.

2.

Perantara emisi, yang dimaksud disini adalah:
a. Penjamin Emisi (underwriter).
b. Akuntan publik.
c. Perusahaan penilai (appraisal company).

3.


Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), calon emiten mengajukan permohonan
pendaftaran emisi kepada Bapepam melalui perusahaan penjamin,dengan
melampirkan :
a. Pernyataan Pendaftaran.
b. Prospektus.
c. Laporan Keuangan.

4.

Bursa Efek. Untuk setiap permohonan yang mendapat persetujuan dari Bapepam
diberikan surat izin menawarkan efek di bursa. Setelah izin emisi diterima,
penawaran pertama dilakukan dengan penjualan perdana diluar bursa sesuai batas
waktu yang telah ditentukan. Dalam penjualan perdana tsb. biasanya yang dilayani
adalah pembeli-pembeli besar, seperti dana pensiun, perush asuransi, PT
Danareksa, yayasan perusahaan dan perusahaan penjamin.

5.

Perantara Perdagangan Efek. Efek yang sudah tercatat di bursa hanya boleh

diperdagangkan melalui perantara perdagangan efek. Prantara perdagangan efek
tersebut adalah:
- Makelar adalah yang melakukan usaha di bidang pembelian dan atau
penjualan efek untuk kepentingan orang lain dengan memperoleh imbalan.
- Komisioner adalah yang melakukan usaha di bidang pembelian dan atau
penjualan efek diri sendiri dan atau untuk orang lain dengan memperoleh
imbalan.

Peneliti Muda
6.

Investor/pemodal.
Sebelum membeli atau mmenjual efek, investor perlu mengadakan pilihan yang
tepat tentang hal berikut ini.
­ Efek yang dibeli hendaknya terdaftar pada Daftar Kurs Resmi yang
dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia.
­ Makelar dan Komisioner yang diminta untuk melaksanakan amanat/order
supaya terdaftar sebagai anggota Kurs Efek Indonesia.

7.


PT. Danareksa
Pada Hakekatnya PT Danareksa didirikan dalam rangka mewakili kepentingan
masyarakat golongan ekonomi lemah, maka dalam mekanisme pasar modal,
diperbolehkan bergerak hampir di semua kegiatan pasar modal, antara lain:
a) Dapat bertindak sebagai emiten
b) Dapat bertindak sebagai penjamin emisi
c) Dapat bergiat dalam usaha makelar/komisioner di bursa
d) Dapat bertindak sebagai investor (pembeli) dalam penjualan perdana
ataupun sebagai pembeli dan atau penjual di bursa

2.4 Pasar Modal Syari’ah dalam pandangan prinsip-prinsip ekonomi syariah
Berdasarkan ajaran Islam, kegiatan investasi dapat dikategorikan sebagai kegiatan
ekonomi yang termasuk ke dalam kegiatan muamalah, yaitu suatu kegiatan yang mengatur
hubungan antar manusia dengan manusia lainnya. Sementara itu dalam kaidah fiqhiyah
disebutkan bahwa hukum asal dari kegiatan muamalah adalah mubah (boleh), kecuali yang
jelas ada larangannya dala al Qur’an dan Al Hadits.
Adapun dasar diperbolehkannya transaksi jual-beli efek adalah Fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 80/DSN-MUI/VI 2011 tentang
Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangkan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar
Reguler Bursa Efek. Adapun isi utama fatwa mekanisme syariah perdagangan saham adalah:
a. Perdagangan Efek di Pasar Reguler Bursa Efek menggunakan akad jual beli (bai’)
b. Efek yang ditransaksikan adlah efek yang bersifat ekuitas yang sesuai dengan prinsip
syariah (terdapat dalam Daftar Efek Syariah)
c. Pembeli boleh menjual Efek setelah transaksi terjadi, meskipun settlemennya di
kemudian hari (T+3) berdasarkan prinsip qabdh hukmi
d. Mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan menggunakan akad bai’ alMusawamah. Harga yang wajar dan disepakati akan menjadi harga yang sah.
e. SRO dapat mengenakan biaya (ujrah) untuk setiap jasa yang diberikan dalam
menyelenggarakan perdagangan Efek bersifat Ekuitas.
f. Tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dalam
bertransaksi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1

Indeks Saham Konvensional dan Indeks Saham Syariah

Indeks saham syariah tidak hanya dapat dikeluarkan oleh pasar modal syariah
saja tetapi juga oleh pasar modal konvensional. Bahkan sebelum berdirinya institusi
pasar modal syariah disuatu Negara, bursa efek setempat yang tentu saja berbasis

Peneliti Muda
konvensional terlebih dahulu mengeluarkan indeks saham syariah. Di Bursa Efek
Jakarta misalnya, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bekerja sama dengan PT Danareksa
Invesment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index sebelum pasar modal
syariah sendiri diresmikan.
Adapun tujuan diadakannya indeks saham syariah sebagaiman Jakarta Islamic
Index yang melibatkan 30 saham terpilih, yaitu sebagai tolak ukur untuk mengukur
kinerja investasi pada saham yang berbasis syariah meningkatkan kepercayaan para
investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah atau untuk
memberikan kesempatan kepada investor yang ingin melakukan investasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.
Perbedaan mendasar antar indeks saham konvensional dengan indeks saham
syariah adalah indeks saham konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat di
bursa dengan mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten yang terdaftar
sudah sesuai aturan yang berlaku. Akibatnya bukanlah suatu persoalan jika ada emiten
yang menjual sahamnya dibursa bergerak disektor usaha yang bertentangan dengan islam
atau yang memiliki sefat merusak kehidupan masyarakat. Misalnya pada awal tahun
2003 yang lalu, di Australia ada rumah pelacuran yang masuk dibursa efek setempat.
Secara lebih rinci Dow Jones dalam websitenya membuat criteria saham yang
tidak boleh dimasukkan ke dalam perhitungan Indeks Pasar Modal Syariah yaitu
perusahaan yang bergerak dalam produksi : Alkohol, Babi yang terkait dengannya, jasa
keuangan konvensional / kapitalis, seperti bank dan asuransi, Industri hiburan.    Dow
Jones juga mengemukakan para sarjana islam agar tidak berinvestasi pada berusahaan
yang terkait dengan tembakau dan rokok serta industri senjata pemusnah massal.
Pada Bursa Efek (BEJ), menurut Adiwarman dari 333 emiten yang tercacat 236
saham diantaranya tergolong sesuai syariah. Sedangkan sisanya 59 saham tergolong
haram atau tidak sesuai dengan prinsip syariah, seperti saham perbankan, minuman keras
dan rokok. Sisanya 34 saham tegolong subhat seperti saham industri perhotelan dan 4
saham mudharat.
Dari uraian diatas dapat ditarik garis pemisah antara indeks saham syariah dan
indeks saham konvensioanal. Pertama, jika indeks saham syariah dikeluarkan oleh suatu
institusi yang bernaung dalam pasar modal konvensional, maka perhitungan indeks
tersebut berdasarkan kepada saham-saham yang digolongkan memenuhi kriteria-kriteria
syariah sedangkan indeks konvensional memasukkan semua saham yang terdaftar dalam
bursa efek tersebut. Kedua, jika indeks saham syariah dikeluarkan oleh institusi pasar
modal syariah, maka indeks tersebut didasarkan pada seluruh saham yang terdaftar
didalam pasar modal syariah yang sebelumnya sudah diseleksi oleh pengelola.
3.2

Instrumen Pasar Modal Konvensional dan Pasar Modal Syariah

Dalam pasar modal konvensional, instrumen yang diperdagangkan adalah surat-surat
berharga (securities) seperti saham, obligasi dan derivatif : opsi, right, waran, dan reksadana.
1. Saham merupakan surat tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
terhadap perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, sedangkan obligasi

Peneliti Muda
merupakan bukti pengakuan utang dari perusahaan kepada para pemegang
obligasi yang bersangkutan. Saham terbagi atas dua jenis, yaitu :
a. Saham Biasa (Common Stocks)
Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham
biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Di antara emiten
(perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang
paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa
paling menarik, baik bagi pemodal maupun bagi emiten. Secara sederhana, saham
dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas
tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank. S etiap kali kita menabung, maka kita
akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah uang. Bila
kita membeli saham, maka kita akan menerima kertas yang menjelaskan bahwa kita
memiliki perusahaan penerbit saham tersebut.
b. Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham Preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan
antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki
investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena dua hal, yaitu: mewakili
kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas
lembaran saham tersebut; dan membayar dividen. Sedangkan persamaan antara
saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal: ada klaim atas laba dan aktiva
sebelumnya; dividennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham; memiliki hak
tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Oleh karena saham
preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka
secara praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan
tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar. Walaupun demikian,
obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih senior dibanding dengan saham
preferen.
2. Obligasi (Bond)
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi dana (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi dana (emiten). Jadi surat
obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah
membeli hutang perusahaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit membayar bunga
atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yg telah ditentukan secara periodik, dan
pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan
mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yg terutang. Pada
umumnya, instrumen ini memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga
dalam sistem ekonomi menurun, nilai obligasi naik; dan sebaliknya jika bunga
meningkat, nilai obligasi turun.
3. Opsi merupakan produk turunan (derivatif) dari efek (saham dan obligasi). Robert
Angg (1997) sebagaimana dikutip Anoraga dan pakarti mendefinisikan opsi
sebagai produk efek yang akan memberikan hak kepada pemegangnya (pembeli)

Peneliti Muda
untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu dari asset financial tertentu,pada
harga tertentu, dan dalam jangka tertentu.
4. Right adalah efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk
membeli saham baru yang akan dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga
tertentu.
5. Waran merupakan turunan dari saham biasa yang bersifat jangka panjang dan
memberikan hak kepada para pemegangnya untuk membeli saham atas nama
dengan harga tertentu.
6. Reksadana adalah perusahaan investasi yang mengelola investasi saham.
Obligasi, dan lain-lainnya, dengan menerbitkan surat berharga tersendiri yang
yang ditujukan kepada investor, sehimgga para investor tidak perlu lagi
melakukan investasi langsug terhadap berbagai surat berharga yang diterbitka
reksa dana tersebut.
Dalam pasar modal syariah, Intrumen pasar modal syariah yaitu meliputi saham
syariah, obligasi syariah, reksadana syariah, surat berharga syariah Negara (SBSN), dan efek
beragun Aset Syariah (EBA Syariah)
1. Saham Syariah
Diartikan sebagai saham perusahaan emiten yang kegiatan usahanya tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. saham merupakan surat berharga yang
merepresentasikan penyertaan modal didalam suatu perusahaan. Berdasarkan prinsip
syariah penyertaan modal tidak boleh dilakukan untuk perusahaan-perusahaan emiten
yang dianggap melanggar prinsip syariah seperti perusahaan perjudian, perusahaan yang
menerapkan riba, perusahaan yang memproduksi haram dan lain-lain.
Kriteria dalam proses pemilihan saham yang masuk Jakarta Islamic index (JII),
bursa efek Indonesia melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga mempertimbangkan
aspek likuiditas dan kondisi keuangan emiten sebagai berikut:
a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga
bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar).
b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau laporan
tengah tahun terakhir yang memilki rasio kewajiban terhadap aktiva
maksimum sebesar 90%.
c. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan ratarata kapitlisasi pasar terbesar selam satu tahun terakhir.
d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas ratarata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir. Selanjutnya,
pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan
komponen indeks pada awal januari dan juli setiap tahunnya.
Sementara itu perubahan jenis usaha emiten akan dimonitoring secara
terus-menerus berdasarkan data-data public yang tersedia. 

Peneliti Muda

2. Obligasi syariah
Obligasi syariah atau disebut juga sukuk, sesuai fatwa DSN-MUI nomor 32/DSNMUI/X/2002, diartikan sebagai suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan
emiten untuk membaayar pendapatn kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/
margin/ fee serta membayar kembali obligasi pada saat jatuh tempo.
Di Indonesia ada dua skema obligasi syariah atau sukuk, yaitu obligasi syariah
mudharabah (sukuk mudharabah) dan obligasi syariah ijarah (sukuk ijarah).
­

Obligasi syariah mudharabah (sukuk mudharabah) merupakan obligasi
syariah yang mengguankan akad bagi hasil sehingga pendapatan yang
diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui
pendapatan emiten.

­

Obligasi syariah ijarah (sukuk ijarah) merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian hingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap
dan bisa diketahui atau diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

Dalam penerbitan efek syariah dipasar modal dikenal juga adanya istilah akad
kafalah dan wakalah.
­ Kafalah adalah perjanjian akad yang berisi pihak penjamin (kafil atau
guarantor) berjanji memberikan jaminan kepada pihak yang dijamin
(makful anhu atau ashil atau debitur) untuk memenuhi kewajiban pihak
yang dijamin kepada pihak lain(makful lahu atau kreditur). Penjaminan
dalam khafalah dapat berupa jaminan kebendaan atau jaminan umum
seperti jaminan perusahaan (corporate guarante) dan jaminan pribadi
(personal guarante).
­

Wakalah adalah perjanjian akad yang menjelaskan pihak yang memberi
kuasa (muwakil) memberikan kuasa kepada pihak yang menerima kuasa
(wakil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu. Objek wakalah
adalah perbuatan hokum yang memenuhi syarat. 1. Diketahui dengan jelas
jenis perbuatan hokum yang dikuasakan serta cara melaksanakan
perbuatan hokum yang dikuasakan tersebut. 2. Tidak bertentangan dengan
syariat islam. 3. Dapat dikuasakan menurut syariat islam.

Selain sukuk mudharabah dan sukuk ijarah, juga dikenal adanya sukuk istisna’
dan sukuk salam. Istisna adalah perjanjian kontrak untuk barang-barang industry
yang mmeperbolehkan pembayaran tunai dan pengiriman pada masa depan atau
pembayaran dan pengiriman dimasa depan dari barang-barang yang dibuat
berdasarkan kontrak tertentu.
Sementara itu salam adalah kontrak dengan
pembayaran harga dimuka yang dibuat untuk barang-barang yang dikirim kemudian.
3. Reksadana Syariah

Peneliti Muda
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh menejer investasi. Fatwa DSN nomor: 20/DSNMUI/IX/2000 tentang pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah.
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
syariah islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib almal/ rabb al-mal) dengan menejer investasi sebagai wakil shahib al-mal maupun antara
menejer investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi. Berdasarkan
hal tersebut, batasan untuk produk-produk yang dapat dijadikan portofolio bagi reksa dana
syariah adalah produk-produk investasi yang sesuai dengan ajaran islam.
4. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
SBSN atau sukuk Negara adalah surat berharga Negara yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap asset SBSN,
baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Asset SBSN adalah objek pembiayaan
SBSN dan atau barang milik Negara yang memilki nilai ekonomis, berupa tanah dan atau
bangunan maupun selain tanah atau bangunan, yang dalam rangka penerbitan SBSN
dijadikan sebagi dasar penerbitan SBSN. SBSN merupakan bagian dari surat berharga
Negara, selain surat utang Negara (SUN) perbedaan SBSN dengan SUN adalah dalam hal
imbal hasil yang diberikan. SUN masih mengandung riba sebab memberikan imbalan
berupa bagi hasil.
Berikut ini jenis SBSN:
5. SBSN ijarah , yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah.
6. SBSN mudharabah, Yang diterbitkan berdasarkan akad mudharabah.
7. SBSN musyarakah, yang diterbitkan berdasarkan akad musyarakah.
8. SBSN istisna, yang diterbitkan berdasarkan akad istisna.
9. SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad lainya sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
10. SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih dari akad
sebagimana dimaksud pada 1-5.
5. Efek Beragun Aset Syariah (EBA Syariah)
Penerbitan EBA Syariah diatur dalam keputusan ketua bapepam-lk nomor Kep.
130/BL/2006 (peraturan nomor IX.A.13) tenteng penerbitan efek syariah. Sepanjang tidak
diatur dalam peraturan ini pihak yang melakukan penawaran umum EBA syariah wajib
melakukan hal-hal berikut:
­

Mengikuti ketentuan peraturan nomor IX.A.1 tentang ketentuan umum
pengajuan pernyataan pendaftaran, peraturan nomor IX.C.9 tentang
pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum efek beragun asset,
serta ketentuan tentang penawaran umum terkait lainya.

­

       Mencantumkan ketentuan dalam kontrak investasi kolektif (KIK) EBA

syariah dan informasi tambahan.

Peneliti Muda

3.3

Instrument yang Diharamkan dalam Pasar Modal Syariah

1. Preferred Stock (saham istimewa)
Saham jenis ini diharamkan oleh ketentuan syariah karena terdapat dua karakteristik
utama, yaitu:
a. Adanya keuntungan tetap (pre-determinant revenue). Hal ini menurut
kalangan ulama dikategorikan sebagai riba.
b. Pemilik saham preferen mendapatkan hak istimewa terutama pada saat
likuidasi. Hal ini mengandung unsur ketidakadilan.
2. Forward Contract Forward contract
Diharamkan karena segala bentuk jual beli utang (dayn bi dayn) tidak sesuai dengan
syariah. Bentuk kontrak forward ini dilarang dalam Islam karena dianggap jual beli
utang/piutang terdapat unsur ribawi, sedangkan terjadinya transaksi jual beli dilakukan
sebelum tanggal jatuh tempo.
3. Option
Option merupakan hak, yaitu untuk membeli dan menjual barang yang tidak disertai
dengan underlying asset atau real asset. Transaksi option ini bersifat tidak ada (non exist) dan
dinilai oleh kalangan ulama bahwa kontrak option ini termasuk future, yaitu mengandung
unsur gharar (penipuan/spekulasi) dan maysir (judi).
4. Transaksi margin on trading
­
­
­
­
­

Bentuk transaksi ini dilarang karena hal-hal berikut :
Kondisi di mana sisa harga akad yang belum dibayar dengan imbalan berupa bunga
yang diharamkan oleh syariah.
Surat berharga yang menjadi objek akad dijadikan jaminan pada pialang yang
mengambil manfaat dari keuntungan.
Adanya dua akad secara bersamaan dalam satu akad, yaitu akad jual beli dan utang.
Transaksi ini menimbulkan ketidakadilan, karena hanya menguntungkan satu pihak
dan merugikan pihak yang lain.
Adanya praktik perjudian atas surat berharga.
5. Transaksi short selling

Merupakan suatu bentuk transaksi jual beli, di mana penjualan terhadap surat
berharga belum dimiliki pada waktu akad. Transaksi ini dilarang dalam Islam karena
memiliki unsur-unsur yang bersifat spekulatif dan penipuan. Pasar modal syariah harus
membuang jauh-jauh setiap transaksi yang berlandaskan spekulasi. Inilah bedanya dengan

Peneliti Muda
pasar modal konvensional yang meletakkan spekulasi saham sebagai cara untuk mendapatkan
keuntungan. Meskipun dalam kasus-kasus tertentu seperti insider trading dan manipulasi
pasar dengan membuat laporan keuangan palsu dilarang dalam pasar modal konvensional.

3.4

Perbedaan saham Syariah dan konvensional

Saham Syariah:
­

Investasi terbatas pada sektor tertentu (sesuai dengan syariah), dan tidak atas dasar
utang.

­

Didasarkan pada prinsip syari’ah (penerapan loss-profit sharing).

­

Melarang berbagai bentuk bunga, spekulasi dan judi.

­

Adanya syari’ah guidline yang mengatur berbagai aspek seperti alokasi aset, praktek
investasi, perdagangan dan distribusi pendatapan.

­

Terdapat mekanisme screening perusahaan yang harus mengikuti prinsip syari’ah.
Saham Konvensional :

­

Investasi bebas pada seluruh sektor.

­

Didasarkan pada prinsip bunga.

­

Membolehkan spekulasi dan judi yang pada gilirannya akan mendorong fluktuasi
pasar yang tidak terkendali.

­

Guidline investasi secara umum pada produk hukum pasar modal
3.5 Prinsip-Prinsip Umum Investasi Syariah
1. Prinsip halan dan tayyib. Pembiayaan dan investasi hanya dapat dilakkan pada
aset atau kegiatan usaha yang halal, tayyib, tidak membahayakan, bermanfaat
dan merupakn kegiata usaha yang spesifik dan dapat dilakukan bagi hasil dari
manfaat yang timbul.
2. Prinsip transparansi guna menghindari kondisi yang gharar (sesuatu yang tidak
diketahui pasti akan kebenarannya) dan berbau maisir.
3. Prinsip keadilan dan persamaan. Kebijakan pengambilan keuntungan senantiasa
diarahkan pada suatu kegaitan bisnis yang berorientasi pada pendekatan proses
dan cara yang benar dalam emmperoleh keuntungan, bukan pendekatan yang
semata mengedepankan besarab nominal hasil keuntungan yang diperoleh.
4. Dari segi penawaran (supply) maupun permintaan (demand), pemilik harta
(investor) dan pemilik usaha (emiten) maupun bursa dan self regulating
organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang menyebabkan
gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar.

Peneliti Muda

6. SIMPULAN

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai intrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang atau modal sendiri.
Pasar modal di Indonesia ada dua jenis yaitu pasar modal konvensional dan pasar modal
syariah. Perbedaan antara kedua pasar modal tersebut terletak pada instrument-instrumennya.
Intrumen dalam pasar modal konvensional yaitu meliputi saham, obligasi, bukti right, Waran,
dan Reksadana. Sedangkan intrumen dalam pasar modal syariah yaitu meliputi saham
syariah, obligasi syariah, reksadana syariah, surat berharga syariah Negara (SBSN) dan efek
beragun aset syariah (EBA syariah).
Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar
modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal Syariah
yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah. Dibukanya Jakarta Islamic Indeks di Indonesia (JII) pada tahun 2000 sebagai pasar
modal syariah memberikan kesempatan para investor muslim maupun non mulim untuk
menginvestasikan dananya pada perusahaan yang sesuai prinsip syariah. Beragam produk
ditawarkan dalam indeks syariah dalam JII antara lain berupa saham syariah, obligasi syariah,
reksadana syariah, dll.

Peneliti Muda

Daftar Pustaka
Nor Hadi, Pasar Modal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Iswi Harianti dan R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Jakarta: Visi Media,
2010.
Sebelasduabelas.blogdetik.com/perbedaan-pasar-modal-syariah-dengan-konvensional/(13-1213, 11.00)
Adrian Sutedi. 2011. Pasar Modal Syariah. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika
Firdaus, NH Muhammad, dkk. 2005. Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem
Keuangan & Investasi Syariah. Jakarta :Renaisan.
Huda, Nurul dan Nasution, Mustofa ,Edwin. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syariah.
Jakarta:Kencana.
Iqbal, Zamir & Mirakhor, Abas. 2008. Pengantar Keuangan Islam: Teori &Praktik.
Jakarta:Kencana.
Sholihin, Ahmad, Ifham.2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta:PT Gramedia