Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Ekuitas Merek Universitas Kristen Satya Wacana: Analisis Deskriptif Kuantitatif T2 912007016 BAB V

79 
 

Bab V

KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Penelitian

untuk

memperoleh

gambaran

mengenai ekuitas merek Universitas Kristen Satya
Wacana (UKSW) ini dilaksanakan di Salatiga dan
sekitarnya (Bawen, Ambarawa, Ungaran & Tengaran)
dengan responden siswa SMU kelas XII. Penelitian
dilaksanakan melalui kuesioner dengan pengukuran
konsep pada aras nominal dan ordinal. Pengolahan

data penelitian berupa statistik deskriptif dilakukan
dengan bantuan program SPSS versi 15.0
Dari hasil penelitian dan pengolahan data
tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Brand

awareness/kesadaran

merek

merupakan awal atau pendahuluan bagi terciptanya
ekuitas

merek.

Calon

konsumen

yang


diwakili

responden tidak hanya menunjukkan kemampuan
brand recall namun juga brand recognition. Brand

 
 

80 
 

recognition

terhadap

UKSW

dalam


benak

calon

konsumen telah mencapai tingkatan tertinggi yaitu
top-of-mind brand.

Dengan kata lain, brand UKSW

berhasil menempati urutan pertama dalam brand
recall. Kesadaran merek yang telah mencapai level
top-of-mind brand ini

merupakan hal yang sangat

strategis karena terkait erat dengan loyalitas merek,
khususnya loyalitas kognitif/cognitive loyalty. Dalam
hal ini, brand UKSW dapat langsung muncul dalam
benak calon konsumen dan ketika tiba waktunya
calon


konsumen tersebut mengambil keputusan

maka

brand

tersebut

akan

masuk

dalam

pertimbangan calon konsumen. Proposisi yang dapat
dimunculkan adalah: brand awareness berpengaruh
positif terhadap cognitive brand loyalty.
Brand association/asosiasi merek adalah segala
kesan/impresi yang diciptakan oleh suatu brand

dalam benak konsumen. Calon konsumen yang
diwakili responden memiliki asosiasi terhadap UKSW
berupa universitas yang mahal, bermutu, bergengsi,
memiliki

gedung

banyaknya
fasilitas

yang

pilihan

megah

fakultas

belajar-mengajar.


digolongkan

positif

serta
Asosiasi

ataupun

 
 

disertai

dengan

kelengkapan
ini

negatif,


dapat
sesuai

81 
 

positioning yang dikehendaki oleh pemilik brand.
Selanjutnya, asosiasi merek dapat diperkuat maupun
diperluas

melalui

pengalaman

langsung

dengan

produk/product experience serta paparan/exposure

komunikasi sesuai positioning yang dikehendaki oleh
pemilik

brand/UKSW.

Proposisi

yang

dapat

dimunculkan adalah: brand positioning berpengaruh
positif terhadap brand association.
Perceived quality/persepsi kualitas merupakan
perkiraan

subyektif

calon


konsumen

terhadap

kehebatan/superioritas suatu brand. Dalam hal ini,
calon konsumen meyakini bahwa UKSW lebih mahal,
lebih

bermutu,

lebih

bergengsi,

lebih

banyak

fakultas, lebih megah, dan fasilitas lebih lengkap
dibandingkan universitas lain yang sejenis. Persepsi

kualitas ini dapat mengarahkan konsumen untuk
memilih atau tidak memilih suatu brand tertentu.
Dengan memiliki pemahaman atas persepsi calon
konsumen terhadap brand UKSW, maka UKSW
selaku pemilik brand dapat meninjau ulang atau
merancang

ulang

positioning

yang

dikehendaki.

Proposisi yang dapat dimunculkan adalah: brand
positioning berpengaruh positif terhadap perceived
quality.

 

 

82 
 

Perceived

price/persepsi

merupakan persepsi subyektif

harga

yang

calon konsumen

UKSW menunjukkan hasil yang kurang positif. Hal
ini

dikarenakan

besar

antara

Kesenjangan
dalam

ini

terdapat

gap/kesenjangan

yang

persepsi

dengan

kenyataan.

berpotensi

menjadi

penghalang

pengambilan

keputusan

beli/purchase

intention. Proposisi yang dapat dimunculkan adalah:
perceived

price

berpengaruh

positif

terhadap

purchase intention.
Brand loyalty/loyalitas merek calon konsumen
terhadap UKSW yang merupakan cognitive loyalty
(berwujud

keinginan

kuliah

dan

kesediaan

merekomendasikan kepada pihak lain) menunjukkan
hasil yang positif. Sebagaimana telah disebutkan
diatas, cognitive brand loyalty berkaitan erat dengan
brand awareness calon konsumen UKSW yang telah
mencapai

level

dimunculkan

top-of-mind

proposisi

bahwa

brand

sehingga

brand

awareness

berpengaruh positif terhadap cognitive brand loyalty.
Secara
aspek-aspek

ringkas,

dapat

ekuitas

disimpulkan
merek

bahwa
berbasis

konsumen/consumer-based brand equity bagi UKSW
berupa brand awareness/kesadaran merek, brand

 
 

83 
 

association/asosiasi

merek,

perceived

quality/persepsi kualitas, dan brand loyalty/loyalitas
merek menunjukkan hasil yang positif. Sedangkan
aspek perceived price/persepsi harga (dalam hal ini
biaya kuliah) masih menunjukkan hasil yang negatif.
Sejauh ini, UKSW melalui Biro Promosi dan
Hubungan Luar (BPHL) telah menjalankan berbagai
upaya untuk menegaskan dan menguatkan seluruh
aspek

ekuitas

merek

(brand

awareness,

brand

association, perceived quality, perceived price dan
brand loyalty) melalui beragam saluran komunikasi
produk/product
kepada

para

communication,
stakeholders

yang

(siswa

ditujukan
SMU/SMK,

orangtua siswa, guru BP dan pihak-pihak lain yang
terkait).
Khusus untuk aspek pengkomunikasian biaya
kuliah masih dijumpai kekurangan sebagai berikut:
penjelasan dan simulasi biaya kuliah disampaikan
secara lisan. Hal ini memiliki beberapa kelemahan.
Pertama; pada saat penyampaian informasi tersebut
daya konsentrasi dan/atau pemahaman para siswa
dapat

terganggu

oleh

berbagai

faktor

eksternal

sehingga mengurangi kemampuan dalam menyerap
informasi. Kedua;

tidak disediakan berkas tertulis

 
 

84 
 

mengenai simulasi biaya kuliah yang dapat dibawa
pulang

dan

dijadikan

pertimbangan
pengambilan

bahan

rujukan

serta

oleh orangtua siswa. Dalam hal
keputusan

memilih

tempat

kuliah,

siswa SMU/SMK pada umumnya masih sangat
dipengaruhi oleh orangtua karena masih berada
dalam

tanggungjawab

keuangan

orangtuanya.

Dengan demikian, informasi mengenai biaya kuliah
sebaiknya dikomunikasikan kepada orangtua (calon)
mahasiswa, dengan penekanan pada benefit yang
akan diperoleh.
Pada umumnya keputusan memilih universitas
bersifat high-involvement, yaitu produk digolongkan
mahal, beresiko, pengkonsumsian tidak sering dan
bersifat sangat mengekspresikan diri konsumen.
Calon konsumen akan terdorong untuk memahami
produk dengan sebaik-baiknya melalui suatu proses
pembelajaran/learning

process.

Proses

ini

tidak

hanya melibatkan pemahaman atas info produk
namun sekaligus membentuk keyakinan dan sikap
terhadap suatu brand tertentu.

Pemilik brand perlu

memahami proses pengumpulan info serta perilaku
konsumen dalam mengevaluasi pilihan-pilihan yang
ada.

Dalam

proses

pemilihan

 
 

universitas,

85 
 

pertimbangan biaya pada umumnya merupakan
faktor penentu yang relatif besar atau bahkan sangat
besar. Apabila ketersediaan informasi biaya kuliah
dinilai kurang memadai, sementara pada saat yang
kurang-lebih

bersamaan

memiliki

strategi

informasi

biaya

yang

pihak

lain/kompetitor

terfokus

pada

kejelasan

maka

tidak

tertutup

kuliah,

kemungkinan tumbuh keyakinan atau sikap calon
konsumen terhadap brand yang tidak sesuai dengan
yang

dikehendaki

pemilik

brand,

atau

bahkan

pengalihan opsi ke universitas lain yang dinilai lebih
jelas dan lengkap dalam menjabarkan perincian
biaya kuliah. Selain itu, UKSW selaku pemilik brand,
dapat meningkatkan upaya-upaya yang menekankan
pada benefit/manfaat yang akan diperoleh calon
konsumen, sehingga persepsi harga yang terbangun
minimal dinilai seimbang dengan benefit yang akan
didapat oleh calon konsumen.

5.2 IMPLIKASI MANAJERIAL

Brand adalah suatu penanda eksternal yang
berfungsi untuk membukakan atau menyatakan

 
 

86 
 

kualitas-kualitas produk yang masih tersembunyi,
yang belum diketahui ataupun belum dapat diakses
oleh

konsumen.

memberikan

Suatu

kepada

brand

konsumen

harus

mampu

keyakinan

akan

kualitas, kepercayaan dan citra yang positif, bahkan
yang lebih tinggi dibanding brand sejenis dalam
kategori yang sama.

Branding yang tepat akan

membawa implikasi finansiil maupun non-finansiil.
Dengan kata lain, brand dapat menciptakan value
bagi konsumen maupun bagi pemilik brand.
Kegiatan branding yang dilakukan oleh suatu
perusahaan

atau

holistic/menyeluruh
memerlukan

organisasi
dan

manajemen

harus

strategis.
brand

yang

bersifat
Branding
kuat

dan

disertai komitmen internal untuk mewujudkannya.
Branding diawali dari penentuan identitas brand
yang akan tersampaikan melalui keseluruhan fakta
brand maupun aspek ikatan emosional brand dengan
konsumen. Identitas brand merupakan hal yang
paling mendasar yang dapat diibaratkan sebagai DNA
dari brand tersebut. Berdasarkan identitas brand
inilah dapat ditentukan positioning yang dikehendaki
untuk brand tersebut dan pada akhirnya akan

 
 

87 
 

terbentuk citra dan asosiasi brand sesuai yang
dikehendaki oleh pemilik brand.
Selanjutnya,
review/peninjauan

setelah
ulang

atas

dilaksanakan
brand

positioning

UKSW, manajemen brand perlu diperkuat kembali.
Salahsatu langkah kongkritnya adalah membentuk
suatu

unit

khusus

yang

berwujud

Product

Development Unit. Unit tersebut diharapkan dapat
menetapkan, menggodok, dan mengelola seluruh
tahapan branding UKSW secara keseluruhan, sejak
konsep awal berupa identitas brand, berlanjut ke
tahapan upaya dan aktifitas yang dapat mendukung
penguatan brand yang telah dicitrakan tersebut,
hingga ke muara akhir berupa evaluasi dalam wujud
brand audit.
Unit

ini

Secara internal, Product Development
memerlukan

dukungan

sekaligus

mengkoordinir beberapa unit lain di dalam UKSW
seperti PPMA (Pusat penjaminan Mutu Akademik)
dan BPHL (Biro Promosi dan Hubungan Luar) yang
sudah ada saat ini agar bersama-sama mendukung
gambaran besar dari strategi branding yang telah
ditetapkan.
Sejauh

ini

kegiatan

branding

di

UKSW

dilaksanakan oleh Biro Promosi dan Hubungan Luar

 
 

88 
 

(BPHL) dan telah mampu membawa kepada tingkat
awareness yang sangat tinggi (top-of-mind brand),
serta brand association, perceived quality dan brand
loyalty yang positif. Aspek yang masih memerlukan
penanganan lebih lanjut adalah aspek perceived
price. Aspek ini sudah tercakup dalam kegiatan BPHL
berupa penjelasan lisan serta simulasi biaya kuliah
di UKSW, namun hasil penelitian menyatakan bahwa
calon konsumen masih berpegang pada persepsi
bahwa kuliah di UKSW memerlukan biaya tinggi
(mahal)

dan

bahkan

lebih

tinggi

(lebih

mahal)

dibanding universitas lain yang sejenis.
Sikap konsumen membangun persepsi harga
yang cenderung tinggi tersebut dapat memiliki dua
jenis dampak. Pertama; pengorbanan/cost berupa
harga/biaya

tersebut

dinilai

terlampau

tinggi

sehingga kurang sebanding dengan value yang akan
diperoleh. Hal ini akan berdampak negatif berupa
dikeluarkannya

brand

ini

dari

pertimbangan

konsumen. Kemungkinan kedua justru sebaliknya;
harga/biaya

yang

dipersepsikan

tinggi

tersebut

justru diasumsikan sebagai penanda kualitas produk
yang

tinggi

pula.

Calon

konsumen

tidak

berkeberatan dengan harga/biaya tinggi yang justru
diartikan sebagai premium price yang layak bagi

 
 

89 
 

suatu premium brand. Pendidikan tinggi adalah
salahsatu contoh dimana harga/biaya cenderung
dipersepsikan sebagai gambaran kualitas.
Sejalan

dengan

penjelasan

mengenai

penentuan identitas brand yang telah dijabarkan
sebelumnya, UKSW selaku pemilik brand hendaknya
menetapkan sejak awal, positioning seperti apa yang
dikehendaki dalam kaitannya dengan harga/biaya.
Apakah akan diposisikan sebagai universitas dengan
kualitas prima dalam segala aspek namun tentunya
menuntut pengorbanan konsumen berupa biaya
yang

relatif

positioning

lebih
yang

pendidikan

tinggi.
sejauh

berkualitas

Ataukah
ini

memperkuat

diterapkan

dengan

biaya

yaitu
yang

terjangkau. Selanjutnya, brand positioning tersebut
harus dikomunikasikan kepada calon konsumen
secara kontinyu dan konsisten, hingga terbentuk
citra atau persepsi tertentu dalam benak konsumen
sesuai

yang

dikehendaki

UKSW

selaku

pemilik

brand.
Selain itu, aspek yang memerlukan kajian lebih
lanjut adalah persepsi harga/biaya kuliah di UKSW
jika dibandingkan dengan universitas lain yang
sejenis. Apabila sudah di dalam kategori yang sama
(universitas swasta di Jawa Tengah) maka objective

 
 

90 
 

price bahwa biaya kuliah di UKSW tergolong lebih
terjangkau harus dikomunikasikan seefektif mungkin
agar benar-benar dipahami oleh calon konsumen.
Sejauh ini upaya UKSW melalui BPHL sudah
cukup baik, yaitu menjelaskan dan mensimulasikan
biaya kuliah di UKSW maupun
Salatiga

(jika

diperlukan).

ditambahkan

adalah

biaya hidup di

Aspek

bentuk

yang

perlu

tertulis/cetak

dari

penjelasan serta simulasi biaya kuliah tersebut,
misalnya

sebagai

lampiran

dari

brosur

UKSW.

Dengan demikian, siswa maupun orangtua atau
pihak pemberi dana memiliki gambaran yang lebih
jelas dan akurat, yang dapat difungsikan sebagai
acuan dalam pengambilan keputusan.
Selanjutnya,
mengagendakan

disarankan

brand

audit

agar

secara

UKSW

terstruktur.

Dengan demikian tidak hanya sekedar memperoleh
gambaran mengenai ekuitas merek UKSW namun
juga

dapat

menangkap

perubahannya,

yang

segala

akan

dinamika

berdampak

dan
pada

perencanaan stratejik dalam memantapkan brand
UKSW di mata calon konsumen.

 
 

91 
 

5.3 KETERBATASAN PENELITIAN &
AGENDA PENELITIAN MENDATANG
1. Penelitian

ini

bersifat

deskriptif

(berupa

penjabaran dan penjelasan), tanpa disertai
hipotesis.
dilakukan

Penelitian
dengan

selanjutnya

menambahkan

dapat
hipotesis

serta pengembangan ke arah metode penelitian
lainnya (korelasi, komparatif, dan sebagainya)

2. Teknik kuesioner dalam tesis ini meskipun
telah

disusun

kuesioner

sesuai

untuk

kaidah

riset

penyusunan

pemasaran,

namun

masih memerlukan pengujian ulang agar dapat
lebih disempurnakan lagi.

3. Dalam upaya memperoleh gambaran ekuitas
merek di mata (calon) konsumen, sebaiknya
dilakukan

eksplorasi

lebih

lanjut

melalui

penelitian kualitatif dengan teknik in-depth
interview agar diperoleh gambaran consumerbased brand equity yang lebih mendalam.

 
 

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Christian Entrepreneurship T2 912010027 BAB V

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Culture Shock dan Adaptasi Budaya Mahasiswa Timor Leste di Universitas Kristen Satya Wacana T2 912013013 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Ekuitas Merek Universitas Kristen Satya Wacana: Analisis Deskriptif Kuantitatif T2 912007016 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Ekuitas Merek Universitas Kristen Satya Wacana: Analisis Deskriptif Kuantitatif T2 912007016 BAB II

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Ekuitas Merek Universitas Kristen Satya Wacana: Analisis Deskriptif Kuantitatif T2 912007016 BAB IV

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Ekuitas Merek Universitas Kristen Satya Wacana: Analisis Deskriptif Kuantitatif

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Ekuitas Merek Universitas Kristen Satya Wacana: Analisis Deskriptif Kuantitatif

0 0 10

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Spedagi: Studi Sosiologis Peran Aktor dalam Memfasilitasi Pembangunan Pasar Papringan Melalui Modal Sosial pada Masyarakat Desa Carubanabupaten Temanggung T1 Full text

0 1 28

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Spedagi: Studi Sosiologis Peran Aktor dalam Memfasilitasi Pembangunan Pasar Papringan Melalui Modal Sosial pada Masyarakat Desa Carubanabupaten Temanggung

0 0 1

T2__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kontekstual Bidang Studi Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga T2 BAB V

0 2 11