Deskripsi tingkat penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial pada siswa kelas XI SMA Santo Bernardus Pekalongan tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

  

DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN SOSIAL

DALAM KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA PADA

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL PADA SISWA

KELAS XI SMA SANTO BERNARDUS PEKALONGAN

  

TAHUN AJARAN 2006/2007

S k r i p s i

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

MOTTO

  “Hidup Dengan Sepenuhnya” Setiap hari adalah saat yang berharga dan penuh dengan kemungkinan terjadinya keajaiban.

  Jangan habiskan hariku dengan menguatirkan segala masalahku.

  Tinggalkan segala kekuatiranku. Lebih baik isilah hidupku dengan kedamaian dan ketentraman. Nikmatilah kesenangan yang sederhana dalam dunia yang kompleks ini.

  Maka kebahagiaan akan menjadi milikku!

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 16 April 2007

  ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN SOSIAL

DALAM KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA PADA

  

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL PADA SISWA

KELAS XI SMA SANTO BERNARDUS PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2006/2007

  Alphonsina Susihandayani 011114013

  Penelitian ini bertujuan untuk memperolah gambaran tentang (1) Tingkat penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya siswa kelas XI SMA Santo Bernardus Pekalongan Tahun Ajaran 2006/2007 (2) dapat menyusun suatu usulan topik-topik bimbingan yang sesuai bagi siswa kelas XI SMA Santo Bernardus Pekalongan Tahun ajaran 2006/2007.

  Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Santo Bernardus Pekalongan yang berjumlah 139 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik

  

cluster random sampling . Sampel penelitian berjumlah 81 siswa yang terdiri dari

  siswa kelas XI Ia 2, XI Is 1, dan XI Is 3. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yaitu kuesioner penerimaan sosial yang telah dimodifikasi oleh peneliti dari kuesioner yang disusun oleh Donna. Kuesioner ini menggunakan skala Likert yang memiliki alternatif jawaban, yaitu: “Sangat sering”, “Sering”, “Jarang”,

  

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF SOCIAL ACCEPTANCE LEVEL

  

IN THE PEER GROUP

AND ITS IMPLICATION TO THE PROPOSAL OF PERSONAL-SOCIAL

COUNSELING TOPICS

FOR XI CLASS STUDENTS OF SAINT BERNARD PEKALONGAN

SENIOR HIGH SCHOOL ACADEMIC YEAR 2006/2007

  Alphonsina Susihandayani 011114013

  This observation was for acquiring the description of (1) The social acceptance in peer group of XI class students of St. Bernard Pekalongan Senior High School Academic Year 2006/2007 and (2) The composition of a suitable proposal of counseling topics for them.

  The population of this observation was the XI class students of St. Bernard Pekalongan Senior High School that consisted of 139 students. The sampling technique of this observation used the cluster random sampling technique. There were 81 students who became the sample of this observation that consisted of XI Ia, XI Is 1 and XI Is 3 students. Data collecting used questinaire i.e. the social acceptance questionaire that has been modified by author from which had Donna compiled. This questionaire was based on Likert scale that has some alternative

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, atas perlindungan dan penyertaan-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

  2. Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia dengan sabar meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  6. Siswa-siswi SMA Santo Bernardus Pekalongan, khususnya kelas XI yang bersedia mengisi kuesioner.

  7. Kedua orang tuaku dan kakakku Retno dan Andre, Heru, Sari serta keponakanku Nandya, yang telah memberikan dukungan, bantuan baik material maupun spiritual.

  8. Sahabatku yang sejati Fr Beny, yang selalu memberikan dukungan, bantuan dan kebersamaanmu selama ini yang takkan pernah kulupakan.

  9. Ririn, Reni, dan Oca, terima kasih untuk kebersamaannya.

  10. Fr Relly MSF dan Adi, yang telah memberikan dukungan dan bantuannya.

  11. Charli, Betty, Sandri, Okta, Kiki, Deni, Faulina, Anas, Sipri, Arni terima kasih atas suka maupun duka dan kebersamaan kita selama di Yogya.

  12. Teman-teman BK’2001, dan semua yang tidak kesebut….kamulah yang paling spesial….terima kasih untuk kalian.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v ABSTRAK ....................................................................................................... vi

  ABSTRACT ....................................................................................................... vii

  KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii

  2. Ciri-Ciri Masa Remaja....................................................... 6 3.

  Tugas-Tugas Perkembangan.............................................. 9 4. Kebutuhan Remaja............................................................. 11 B. Penerimaan Sosial Remaja....................................................... 14 1.

  Penerimaan Sosial.............................................................. 14 2. Penerimaan Sosial Remaja................................................. 15 3. Faktor-Faktor Penerimaan Sosial....................................... 16 4. Tanda-Tanda Penerimaan Sosial........................................ 23 5. Penerimaan Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya pada Remaja ....................................................................... 25

  C.

  Bimbingan................................................................................ 26 1.

  Pengertian Bimbingan........................................................ 26 2. Tujuan Bimbingan.............................................................. 27

  1. Tahap Persiapan................................................................. 38 2.

  Tahap Pelaksanaan............................................................. 39 F. Teknik Analisis Data................................................................ 39 G.

  Penyusunan Usulan Topik Bimbingan Pribadi-Sosial............. 40

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 41 A. Hasil Penelitian........................................................................ 41 B. Pembahasan Hasil Penelitian................................................... 44 BAB V IMPLIKASI PENERIMAAN SOSIAL TERHADAP USULAN TOPIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL ................. 49 BAB VI PENUTUP...................................................................................... 59 A. Ringkasan................................................................................. 59 B. Kesimpulan ............................................................................. 60 C. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 61

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1 : Jumlah Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2006/2007 SMA Santo

  Bernardus Pekalongan.................................................................... 31 Tabel 2 : Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba......................................................... 33 Tabel 3 : Hasil Analisis Uji Validitas Item.................................................... 35 Tabel 4 : Sebaran Item Kuesioner Penelitian................................................. 36 Tabel 5 : Koefisiensi Reliabilitas................................................................... 38 Tabel 6 : Penggolongan Tingkat penerimaan Sosial...................................... 40 Tabel 7 : Penggolongan Berdasarkan PAP Tipe I ......................................... 41 Tabel 8 : Hasil Penggolongan Tingkat Penerimaan Sosial ........................... 42 Tabel 9 : Hasil Persentase Aspek-Aspek Penerimaan Sosial......................... 43

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 : Kuesioner Penerimaan Sosial................................................... 65 Lampiran 2 : Tabulasi Data Uji Coba ............................................................ 70 Lampiran 3 : Hasil Olah Data ........................................................................ 73 Lampiran 4 : Uji Validitas Kuesioner............................................................ 101 Lampiran 5 : Hasil Perhitungan Reliabilitas .................................................. 104 Lampiran 6 : Tabulasi Data Penelitian........................................................... 113 Lampiran 7 : Perhitungan Tingkat Penerimaan Sosial .................................. 115 Lampiran 8 : Kategori Tingkat Penerimaan Sosial........................................ 116 Lampiran 9 : Persentase Tingkat Penerimaan Sosial .................................... 118 Lampiran 10 : Total Skor yang didapat per aspek ........................................... 119

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah. A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian dan saling

  membutuhkan. Manusia juga dipandang sebagai mahluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain. Oleh karena itu, individu perlu bergaul dan berhubungan dengan orang lain sejak masa kecil sehingga individu berhasil menjadi manusia yang mampu hidup dalam masyarakat. Apabila individu tidak berhasil dalam bergaul dan berhubungan dengan orang lain, maka dapat menimbulkan masalah- masalah baik yang bersifat pribadi maupun sosial yaitu

  Individu yang dapat melakukan penyesuaian sosial secara baik dapat mengembangkan sikap sosialnya dalam membantu orang lain.

  Penerimaan sosial menurut Chaplin (2000) adalah tingkat sejauh mana seseorang merasa diterima oleh orang lain atau kelompok. Remaja yang diterima oleh kelompok teman sebaya akan menimbulkan rasa senang, gembira, puas, konsep diri yang positif, bahkan rasa bahagia sehingga memberi rasa percaya diri yang besar. Rasa percaya diri menimbulkan keberanian dan kesukaan-kesukaan berinisiatif memberi sumbangan pikiran atau membantu teman-teman sekelompoknya, semakin aktif dalam pergaulan di lingkungan sekolah yang kemudian dapat membuatnya lebih populer. Keadaan ini membawa pengaruh positif bagi perkembangan penyesuaian pribadi dan sosial yang dibawanya sampai masa dewasa.

  Siswa dapat juga mengalami penolakan dalam hubungan dan pergaulan teman sebayanya. Oleh karena itu dalam penelitian ini, difokuskan pada penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya.

B. Perumusan Masalah

  Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah tingkat penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya siswa kelas XI SMA Santo Bernardus Pekalongan Tahun Ajaran 2006/2007?

2. Topik bimbingan pribadi-sosial yang bagaimana yang sesuai bagi siswa kelas

  XI SMA Santo Bernardus Pekalongan Tahun Ajaran 2006/2007?

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah Bernardus Pekalongan yang dapat digunakan sebagai bahan pembicaraan dalam pertemuan tahunan orang tua siswa.

  2. Guru pembimbing Guru pembimbing di SMA Santo Bernardus Pekalongan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dalam rangka mengembangkan program bimbingan di sekolah, khususnya dalam merancang topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

  3. Peneliti Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bagian dari proses belajar dan berlatih menulis khususnya dalam penulisan ilmiah dan dapat mengembangkan pengetahuan peneliti baik teoritis maupun aplikasinya dalam bidang pelayanan Bimbingan dan Konseling.

  4. Peneliti lain

  3. Kelompok teman sebaya adalah individu yang memiliki usia dan tugas perkembangan yang relatif sama, di sekolah yang sama, dan tingkat kelas yang sama.

  4. Bimbingan pribadi-sosial adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu atau kelompok agar mereka dapat memahami, menilai, dan mengembangkan potensi, bakat, minat, serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

5. Topik-topik bimbingan adalah layanan bimbingan yang akan dibahas atau disajikan selama jangka waktu tertentu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan masa remaja, penerimaan sosial remaja, dan bimbingan. A. Masa Remaja

1. Pengertian

  Remaja merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menyebutkan orang yang berusia anatara 12 tahun sampai dengan 21 tahun. Menurut Hurlock (1992:206) istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin

  adolescere (kata bendanya adolescentia atau remaja) yang berarti

  “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Piaget (Hurlock, 1992:206) mengatakan bahwa istilah adolescence yang digunakan saat ini memiliki

  Perubahan fisik pada remaja berpengaruh pada perkembangan organ- organ seksual.

  b.

  Masa remaja sebagai periode peralihan.

  Seorang remaja akan memasuki tahap transisi dimana masa anak-anak ditinggalkan dan masa dewasa akan dimasuki. Namun dalam peralihan ini, identitas diri tidaklah begitu jelas. Hal ini menimbulkan keraguan dalam bertindak dan bereksplorasi. Lebih tepat dikatakan, masa ini menjadi masa coba-coba dan mencari pola yang cocok.

  c.

  Masa remaja sebagai masa perubahan.

  Perubahan-perubahan yang ditujukan pada masa ini antara lain semakin tingginya emosi, perubahan bentuk tubuh, perubahan minat dan pola tingkah laku, perubahan pemaknaan nilai dan munculnya keraguan dalam setiap perubahan masih kanak-kanak, misalnya cara berpakaian, penampilan, cara berjalan, dan sebagainya.

  f.

  Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.

  Seperti yang ditujukan oleh Majeres, “Banyak anggapan populer tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya, banyak yang diantaranya bersifat negatif”. Stereotip popular dapat mempengaruhikonsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya sendiri.

  Anthony (Hurlock, 1992:208) menjelaskan stereotip juga berfungsi sebagai cermin yang ditegakkan masyarakat bagi remaja, yang menggambarkan citra diri remaja sendiri yang lambat laun dianggap sebagai gambaran yang asli dan remaja membentuk perilakunya sesuai dengan gambaran ini.

  g.

  Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.

3. Tugas-Tugas Perkembangan

  Setiap individu mempunyai tugas-tugas perkembanga n yang harus di jalani dan diselesaikan. Ali dan Asrori (2004) menyatakan bahwa tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada periode tertentu yang harus diselesaikan sebaik-baiknya. Menurut Havighurst (Hurlock, 1992:9) mengatakan bahwa tugas perkembangan adalah tugas yang timbul pada periode tertentu dari kehidupan individu, apabila berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya, terhambatnya pelaksanaan tugas-tugas perkembangan suatu masa kehidupan dapat menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas- tugas perkembangan pada masa berikutnya.

  Berdasarkan pendapat beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan a.

  Mampu menerima keadaan fisiknya.

  Remaja diharapkan dapat menerima keadaan fisik dirinya apa adanya dan menggunakannya secara tepat.

  b.

  Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

  Remaja dapat menerima dan belajar perannya sebagai pria atau wanita dalam masyarakat sesuai dengan jenis kelaminnya.

  c.

  Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.

  Remaja belajar bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

  d.

  Mencapai kemandirian emosional.

  Remaja diharapkan sudah mulai mandiri dan tidak tergant ung terhadap orang tuanya. g.

  Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.

  Remaja diharapkan memiliki seperangkat nilai- nilai sebagai pegangan hidup dalam hubungannya dengan orang lain.

  h.

  Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.

  Remaja belajar berperan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah lakunya, perbuatan serta tindakannya sesuai dengan harapan masyarakat. i.

  Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

  Remaja sudah mulai memikirkan pasangan hidupnya. j.

  Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan a.

  Kebutuhan fisiologis.

  Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan makanan, air, udara, tidur dan seks. Pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat penting untuk kelangsungan hidup.

  b.

  Kebutuhan akan rasa aman.

  Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari rasa takut dan kecemasan.

  c. Kebutuhan akan memiliki dan cinta.

  Pemuasan kebutuhan ini dilakukan dengan menjalin hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain.

  d.

  Kebutuhan akan penghargaan baik penghargaan yang berasal dari orang lain maupun penghargaan terhadap diri sendiri. b.

  Kebutuhan untuk memberikan sumbangan kepada kelompoknya.

  Kebutuhan itu antara lain: menyatakan afeksi dan kegembiraan kepada keluarga dan teman-temannya, turut serta memikul tanggung jawab kelompok, menyatakan kesediaan dan kemenangan baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota kelompok.

  c.

  Kebutuhan untuk memahami.

  Remaja mempunyai kebutuhan untuk mengerti dan memahami persoalan-persoalan tertentu. Rasa bebas dari persoalan-persoalan tertentu akan memberikan rasa tenang dan aman pada remaja.

  d.

  Kebutuhan untuk mempelajari dan menyelidiki sesuatu.

  Remaja mempunya i kebutuhan untuk bebas melakukan percobaan- percobaan serta penyelidikan tentang kehidupan.

  Kebutuhan remaja menurut Winkel (1997:167) yaitu mendapat saja bersifat fisiologis yakni untuk memenuhi fisik-biologis tetapi juga kebutuhan yang bersifat psikologis yakni untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya. Oleh karena itu, banyak orang dalam hidupnya mencari cinta dan ketergolongan dalam kelompo, harga diri dan penghargaan dari orang lain, dan kebutuhan mewujudkan potensi atau bakat yang dimiliki.

B. Penerimaan Sosial Remaja

1. Penerimaan Sosial

  Hurlock (1955) penerimaan sosial adalah suatu tanggapan positif dari orang lain terhadap seluruh kepribadian seseorang yang merasa diterima. Menurut Chaplin (2000) penerimaan sosial adalah tingkat sejauh mana seseorang merasa diterima oleh orang lain. Penerimaan sosial merupakan sikap yang melihat orang lain sebagai manusia, sebagai senang, gembira, puas, bahkan rasa bahagia sehingga memberi rasa percaya diri yang besar dan memiliki konsep diri yang positif.

a. Penerimaan Sosial Remaja

  Penerimaan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan remaja dalam penyesuaian sosial. Oleh karena itu, penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya merupakan pengalaman yang menyenangkan karena remaja merasa diterima dalam kelompok. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama di mana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Menurut Zulkifli (2003), remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok teman sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomorduakan sedangkan kelompoknya

  (Gunarsa & Gunarsa, 1984:95), kelompok remaja sulit ditiadakan karena para remaja membutuhkan rasa aman dan terlindung yang diperolehnya dalam lingkungan kelompoknya.

  Remaja rentan terhadap pengaruh lingkungan khususnya dari teman sebaya. Hurlock (1992), menyatakan bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga. Bagi remaja kelompok atau teman- teman adalah sumber kekuatan, inspirasi, dan identitas diri. Ada kecenderungan pada remaja untuk menjadi apa yang diharapkan atau dikatakan oleh orang lain tentang dirinya karena mereka membutuhkan kelompoknya lebih dari apapun. Mereka beranggapan bahwa diterima di lingkungan sosialnya, remaja merasa berharga dan berarti serta dibutuhkan bagi atau oleh kelompoknya. Dengan demikian remaja dapat merasakan a.

  Kesan pertama Kesan pertama cenderung mempengaruhi seseorang dalam penerimaan sosialnya, baik dengan individu yang sudah dikenal maupun yang belum dikenalnya. Setiap individu cenderung menilai baik buruknya seseorang berdasarkan kesan pertama. Menurut Hurlock (1992:217) menyatakan bahwa kesan pertama yang menyenangkan sebagai akibat dari penampilan yang menarik perhatian, sikap yang tenang, dan gembira. Sedangkan kesan pertama yang kurang baik karena penampilan diri yang kurang menarik atau sikap menjauhkan diri yang mementingkan diri sendiri.

  b.

  Reputasi Reputasi atau nama baik seseorang dapat mempengaruhi penerimaan dalam bergaul dengan teman-teman. Seorang yang sportif i.

  Penampilan diri Individu yang berpenampilan diri yang sesuai dengan penampilan teman-teman sebaya cenderung akan diterima dengan senang hati dan mengarah pada sikap yang menyenangkan. Sedangkan penampilan yang kurang menarik atau berbeda dengan teman sebaya, maka cenderung akan ditolak dan membuat remaja merasa rendah diri sehingga segala cara akan diusahakan untuk menutupinya agar dapat diterimadalam kelompok.

  Minat terhadap penampilan diri pada remaja sangat penting. Cross dan Cross (Hurlock, 1996:219) menyebutkan pentingnya penampilan bagi remaja sebagai berikut: “kecantikan dan daya tarik fisik sangat penting bagi umat manusia”. Mathew (1996:136) menjelaskan bahwa “jika anda ingin mendapatkan banyak teman, pandai-pandailah bekerjasama, kreatif, mampu bertanggung jawab, bersikap bijaksana, dan sopan. Individu yang dapat berpartisipasi sosial mempunyai keterampilan dalam hal sosial misalnya dapat berperilaku apa adanya, bersedia mendengarkan, dapat menciptakan pembicaraan yang menarik dalam kelompok dan berbagai situasi sosial.

  Perilaku sosial yang menyebabkan individu kurang diterima antara lain individu tidak dapat diajak bekerjasama, kurang sopan, malas bergaul dengan temannya. Menurut Hurlock (1992:217) “perilaku sosial yang mengakibatkan penolakan sosial adalah perilaku yang menonjolkan diri, mengganggu dan menggertak orang lain, senang memerintah, tidak dapat bekerjasama dan kurang bijaksana.

  d.

  Kematangan Individu akan dianggap tidak matang secara sosial dan emosional e.

  Sifat pribadi Setiap individu mempunyai sifat kepribadian yang berbeda-beda dan dapat berubah mengingat adanya proses pendidikan dan pengaruh lingkungan. Sifat kepribadian dapat berubah seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman bergaul remaja itu sendiri.

  Remaja menyadari bahwa ada sifat-sifat pribadi yang mendukung penerimaan maupun penolakan. Hurlock (1996) menyebutkan adanya beberapa karakter pribadi yang disukai dan yang mendukung penerimaan yaitu jujur, setia, memperhatikan kepentingan orang lain, dan terbuka. Sifat kepribadian menjadi hal yang penting terutama sifat seperti periang, murah hati, ramah, mau bekerjasama, jujur, tena ng, suka humor, dan sportif (Hurlock, 1996:290).

  Adapun sifat-sifat kepribadian yang menyebabkan remaja kurang f.

  Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi sangat mempengaruhi penerimaan dan penolakan pada masa remaja. Tingginya status sosial ekonomi di dalam kelompok remaja biasanya menjamin seorang anak remaja akan menjadi pusat perhatian dan juga terkadang membuat cemburu kelompok. Remaja dinilai tidak hanya dengan apa yang dia miliki tetapi juga dengan siapakah dia dan anggota keluarganya dalam lingkungannya. Luft (Hurlock, 1955:98) menjelaskan bahwa status sosial ekonomi adalah “suatu ukuran yang penting untuk menentukan bagaimana seseorang memandang orang lain”. Orang cenderung menghargai kepada mereka yang berpenghasilan tinggi dan kurang menghargai kepada orang yang berpenghasilan rendah.

  Remaja yang kurang diterima di dalam kelompok biasanya dari sehingga mereka mudah untuk menyesuaikan diri dan mudah untuk bergaul dengan siapa saja. Apabia tempat tinggal individu yang terlalu jauh dari kelompok, maka kemampuan untuk berparisipasi bersama kelompok berkurang, sehingga mereka kurang dapat diterima dan kurang bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar.

  Remaja yang diterima denga n baik akan memiliki peluang lebih besar untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok teman sebaya dan dapat membuat individu menjadi populer, dibandingkan dengan anak yang tidak diterima dengan baik, maka individu akan memperoleh kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. Akibat langsung adanya penerimaan teman sebaya bagi remaja adalah adanya rasa berharga dan berarti serta dibutuhkan oleh kelompoknya, sehingga menimbulkan rasa senang, puas, dan bahagia. Selain itu, a.

  Individu akan merasa senang dan aman.

  b.

  Individu dapat mengembangkan konsep diri yang menyenangkan karena orang lain mengakuinya.

  c.

  Individu mempunyai kesempatan untuk mempelajari pola perilaku yang diterima secara sosial.

  d.

  Individu secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian mereka keluar dan untuk menaruh minat pada orang di luar dari mereka.

  e.

  Individu dapat menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh tradisi sosial.

4. Tanda-Tanda Penerimaan Sosial

  Hurlock (1996) menyebutkan ada beberapa ciri yang menimbulkan penerimaan sosial yaitu:

  Hurlock (1996:296), menyebutkan tanda-tanda yang menunjukkan individu diterima ole h orang lain adalah sebagai berikut: a.

  Ekspresi wajah atau nada suara seseorang.

  Individu memperoleh isyarat tentang bagaimana perasaan orang itu terhadap individu.

  b.

  Perlakuan yang diterima dari orang lain.

  Perlakuan yang diterima dari orang lain mengungkapkan dengan cukup akurat apakah mereka disukai atau tidak.

  c.

  Konformitas.

  Bila orang lain bersedia melakukan apa yang diinginkan oleh individu atau bila dengan sukarela mereka meniru cara bicara, perilaku, atau pakaiannya, individu akan memperoleh kepastian bahwa dia disukai.

  d.

  Jumlah teman.

5. Penerimaan Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya pada Remaja

  Penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya pada remaja sangat dibutuhkan karena dalam kelompok itu remaja dapat memenuhi kebutuhannya, misalnya kebutuhan dimengerti, kebutuhan dianggap, kebutuhan diperhatikan, kebutuhan mencari pengalaman baru, kebutuhan berprestasi, kebutuhan diterima statusnya, kebutuhan harga diri, rasa aman, yang belum tentu dapat diperoleh di rumah maupun di sekolah.

  Remaja SMA yang duduk di bangku kelas II adalah remaja yang berusia 15-17 tahun. Untuk mencapai aspek perkembangan ini, remaja harus dapat menyesuaikan tugas-tugas perkembangan yang telah dijelaskan sebelumnya.

  Dilihat dari tugas-tugas perkembangan remaja, nampak bahwa kebutuhan remaja di samping kelompok kebutuhan yang berhubungan dengan orang tua mereka (Mappiare, 1982:169).

  Dengan demikian penerimaan sosial yang dilakukan remaja merupakan upaya mempersiapkan diri remaja dalam memasuki masa dewasa.

  Penerimaan dalam kelompok teman sebaya dapat meningkatkan konsep diri yang positif, karena individu merasa diterima dan individu semakin aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.

C. Bimbingan

1. Pengertian

  Pengetian bimbingan menurut Nawawi (1982:26) bimbingan adalah usaha menolong orang lain atau siswa untuk mengembangkan pandangan positif terhadap diri sendiri, orang lain dan masyarakat sekitarnya, agar siswa mampu dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu proses membantu individu yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah agar dapat menemukan dan mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar.

2. Tujuan Bimbingan

  Tujuan pelayanan bimbingan di sekolah menurut Djumhur dan Surya (1975:30) adalah mencapai tingkat perkembangan yang optimal bagi setiap individu sesuai dengan kemampuannya, agar dapat menyesuaikan dirinya kepada lingkungan. Winkel (1997:103) menyebutkan bahwa tujuan pelayanan bimbingan yaitu supaya siswa dan mahasiswa berkembang seoptimal mungk in dan mengambil manfaat sebanyak mungkin dari pengalamannya selama bersekolah dengan mengindahkan ciri-ciri kepribadiannya dan tuntutan jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan dan dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.

  b.

  Bimbingan Akademik adalah bimbingan dalam hal menentukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.

  c.

  Bimbingan Pribadi-Sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, serta bimbingan dalam membina hubungan kemandirian dengan sesama diberbagai lingkungan (pergaulan sosial).

4. Pelayanan Bimbingan Pribadi-Sosial (Depdiknas, 2003:13-12) sebagai

  d.

  Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.

  e.

  Pemantapan kemampuan mengambil keputusan dan mengarahkan diri secara mandiri sesuai dengan sistem etika, nilai kehidupan dan moral, serta apresiasi seni.

  f.

  Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah, termasuk perencanaan hidup berkeluarga. Isi pokok bimbingan sosial ini menyangkut: a.

  Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif, efisien dan produktif.

  b.

  Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis dan kreatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan

  metodologi penelitian, yaitu jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, penyusunan usulan topik bimbingan pribadi-sosial.

A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survai.

  Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya (Arikunto, 2003:309). Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi penelitian ini disebut penelitian sampel (Arikunto, 1997:109). Sampel penelitian diambil dari jumlah populasi penelitian yang ada di SMA Santo Bernardus Pekalongan. Sampel penelitian berjumlah 84 siswa yang terdiri dari siswa kelas

  XI Ia 2, XI Is 1, dan XI Is 3 yang diambil cluster random sampling. Pada saat itu ada 3 siswa yang tidak masuk sekolah, sehingga yang menjadi sampel penelitian berjumlah 81 siswa. Sedangkan sisanya siswa kelas XI Ia 1 dan XI Is 2 sebagai uji coba yang berjumlah 55 siswa, namun pada saat itu ada siswa yang tidak hadir yang berjumlah 3 siswa, sehingga yang mengikuti uji coba berjumlah 52 siswa. Jumlah siswa masing- masing kelas dapat dilihat pada tabel 1.

  Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas XI Tahun Ajaran 2006/2007

  Kelas L P Jumlah Siswa

  XI Ia 1

  12

  14

  26 XI Ia 2

  13

  14

  27 XI Is 1

  14

  14

  28 pengenalan lingkungan sekitar, siswa kelas XII konsentrasi untuk menghadapi ujian.

C. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini digunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.

  Kuesioner adalah sekumpulan daftar pernyataan tertulis yang diberikan kepada subjek penelitian (Furchan, 1982:249). Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian adalah Kuesioner Tingkat Penerimaan Sosial yang di susun oleh Dona (2005) yang sudah di modifikasi oleh peneliti.

  Kuesioner ini termasuk kusioner tertutup karena pernyataan dalam kusioner ini sudah memiliki alternatif-alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia (Furchan,1982:249). Kuesioner ini menggunakan teknik skoring skala Likert dengan menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu “Sangat Sering atau Selalu” antara 81%-100%, “Sering” antara

a. Sportivitas

  25 28, 31, 42, 37 26 33, 34, 40

  Perilaku sosial a.

  Bekerjasama b.

  Tanggung jawab c. Kreatif d.

  Kesenangan

  27

  29 30, 32, 36 35, 41, 39, 38

  25-42

  23

  18 5.

  Kematangan a.

  Pengendalian emosi b.

  Mengikuti peraturan 43, 44, 49, 46, 51 45, 47, 48, 52, 50

  43-52

  10

  12 4.

  21 16, 14 17, 20 15, 18, 22

  Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba

  4

  Aspek-Aspek Item Positif Item Negatif No item Total 1.

  Kesan pertama a.

  Menarik perhatian b.

  Sikap yang tenang

  1

  3

  2 1-4 4 2.

  13

  Reputasi

  b. Menyenangkan 5, 10, 8 6 7, 11, 9

  12 5-12 8 3.

  Penampilan diri a.

  Penampilan yang sesuai dengan teman b.

  Wajah yang menarik c. Penampilan yang rapi d.

  • 13-24

  Mode pakaian 19, 24

D. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

  Validitas adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur mampu menguk ur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk atau konsep, yaitu suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu konsep ya ng seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut (Masidjo, 1995:244). Perhitungan validitas item dengan menjumlahkan skor setiap item dikorelasikan dengan skor total item peraspek (Arikunto, 2002:153).

      N

  XY

  X Y − ∑ ∑ ∑

      rxy

  =   2

  2  2

  2

      N

  X X N Y Y ∑ − ∑ −

  

( )

 

  { } ∑ ∑

    r : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y xy

  Tabel 3. Hasil Analisis Uji Validitas Item

  No Aspek Jumlah Jumlah Jml Item yang Revisi Jumlah Item yang tidak valid item item uji coba valid penelitian

  4

  4 4 -

  • 1. Kesan pertama

  2. Reputasi

  8

  7

  1

  1

  8

  3. Penampilan

  12

  6

  6

  3

  9 diri

  4. Perilaku sosial

  18

  10

  8

  3

  13

  5. Kematangan

  10

  5

  5

  2

  7

  16

  12

  4

  • 6. Sifat

  12 kepribadian

  7. Status sosial

  8

  6

  2

  1

  7 ekonomi

  8. Tempat tinggal

  4

  4 - -

  4 Jumlah

  80

  54

  26

  10

  64 Hasil analisis validitas item dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 101. Tabel 4. Sebaran Item Kuesioner Penelitian

  Item Positif Item Negatif Total No Item Aspek

1. Kesan pertama

  4 1-4

  a. Menarik perhatian

  1

  2

  b. Sikap yang tenang

  3

  4 2. 5, 6, 8, 10 7, 9, 11, 12 8 5-12 Reputasi a. Sportifitas

  b. Menyenangkan 3.

  9 13-21 Penampilan diri a 21 16, 17 Penampilan yang sesuai dengan teman b Wajah yang menarik

  13 15, 19 c Penampilan yang rapi

  18

  20

  14 - d Mode pakaian 4.

  13 22-34 Perilaku sosial a.

  • b.

23 Bekerjasama

  • c. 25, 27, 30

  24, 26, 42 Tanggung jawab

  22 Kreatif

d. 29, 32, 41

  31 Kesenangan 5.

  7 35-41 Kematangan

2. Reliabilitas

  Reliabilitas instrumen adalah tingkat keajegan atau ketetapan suatu alat ukur dalam mengukur apa yang seharusnya diukur (Furchan, 1982:295).

  Sedangkan menurut Masidjo (1995:209), reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil.

  Untuk mengukur koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2005:109) sebagai berikut:

  2 n

   Σ σ  i

   

  11

  1 Γ = −  

  2   n

  1 −   σ t

   

  Keterangan: reliabilitas yang dicari

  Γ 11 = 2

  =jumlah varians skor tiap-tiap item

  Σ σ i

  Masidjo (1995:209), menyebutkan koefisiensi reliabilitas sebagai berikut: Tabel 5. Koefisiensi Reliabilitas

  Koefisien Korelasi Kualifikasi

  0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah

  Negatif – 0,20 Sangat Rendah

E. Prosedur Pengumpulan Data 1.

  Tahap persiapan a.

  Menyusun kusioner . Peneliti membuat kisi-kisi dengan menentukan aspek-aspek penerimaan sosial dan indikator- indikator yang mendukung, setelah kisi-kisi kusioner dibuat kemudian di konsultasikan kepada dosen

2. Tahap pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 September dan 3 Oktober 2006.

  Kelas XI Is 1 pada hari Jumat, 29 September 2006 pukul 07.35 - 08.10 WIB. Kelas XI Ia 2 pada hari Jumat, 29 September 2006 pukul 09.35 – 10.10 WIB. Kelas XI Is 3 pada hari Selasa, 3 Oktober 2006 pukul 11.35 – 12.10 WIB.

  Jumlah seluruh siswa dari ketiga kelas tersebut adalah 84 siswa. Pada saat itu ada siswa yang tidak masuk sekolah, sehingga kuesioner yang diisi oleh siswa sejumlah 81.

  Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti di sekolah dengan menggunakan jam bimbingan dan konseling sehingga peneliti terlibat langsung mendampingi para siswa untuk mengisi kuesioner. Sebelum pengumpulan data dilaksanakan, peneliti memperkenalkan dan menjelaskan maksud peneliti datang ke setiap kelas yang bersangkutan. Peneliti

  Tabel 6. Penggolongan Tingkat Penerimaan Sosial Tingkat Penerimaan Sosial Kualifikasi

  90%-100% Sangat Tinggi 80%-89% Tinggi 65%-79% Cukup Tinggi 55%-64% Rendah

  Di bawah 55% Sangat Rendah

G. Penyusunan Usulan Topik Bimbingan Pribadi-Sosial

  

Usulan topik bimbingan pribadi-sosial disusun berdasarkan hasil penelitian

  dari persentase tingkat penerimaan yang terkecil peraspek yang dijawab oleh responden.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian

  ini menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu: Bagaimana tingkat penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya siswa kelas XI SMA Santo Bernardus Pekalongan tahun ajaran 2006/2007.

A. Hasil Penelitian

  Hasil penelitian mengenai tingkat penerimaan siswa kelas XI SMA Santo Bernardus pekalongan tahun ajaran 2006/2007, peneliti menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I. PAP Tipe I merupakan suatu penilaian yang memperbandingkan skor real dengan skor yang seharusnya (Masidjo,1995).

  Penggolongan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I dapat dilihat

  Tabulasi data hasil penelitian tingkat penerimaan sosial siswa kelas XI SMA Santo Bernardus Pekalongan tahun ajaran 2006/2007 dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 113.

  Tingkat penerimaan siswa kelas XI SMA Santo Bernardus Pekalongan tahun ajaran 2006/2007 dapat digolongkan menjadi lima kategori, yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, dan sangat rendah. Dapat di lihat pada tabel 8 sebagai berikut:

  Tabel 8 Hasil Penggolongan tingkat penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya siswa kelas XI SMA Santo Bernardus Pekalongan tahun ajaran 2006/2007

  Patokan Rentangan Skor Frekuensi Persentase Kategori 90%-100% 230,4 -256 4 4,9 % ST

  80%-89% 204,8 - 229,4 40 49,1% T 65%-79% 166,4 - 203,8 34 41,9% CT 55%-64% 140,8 -165,4 3 3,7% R

  Hasil penelitian berikutnya yaitu tentang aspek penelitian. Perhitungan ini didapat dari jumlah total skor setiap aspek dibagi dengan skor maksimal yang harus dicapai per aspek, kemudian dikalikan 100%. Hasil persentase penelitian peraspek dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:

  Tabel 9 Hasil Persentase aspek-aspek penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya siswa kelas XI SMA Santo Bernardus Pekalongan tahun ajaran 2006/2007

  Skor yang Jumlah Skor yang

No Aspek seharusnya Prosentase Kategori

item (n) diperoleh dicapai tiap aspek

  1 Kesan pertama 4 877 1296 67,6% Cukup

  2 Reputasi 8 2062 2592 79,5% Tinggi

  3 Penampilan diri 9 2221 2916 76,1% Cukup

  4 Perilaku sosial 13 3333 4212 79,1% Tinggi

  5 Kematangan 7 1837 2268 80,9% Tinggi Sifat 6 12 3160 3888 81,2% Tinggi kepribadian

B. Pembahasan Hasil Penelitian

  Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasi- hasil penelitian sesuai dengan pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti. Pembahasan di sini dibagi menjadi dua bagian, yang pertama dibahas mengenai bagaimana penerimaan sosial secara keseluruhan dan yang kedua akan dibahas mengenai penerimaan sosial ditinjau dari tiap aspek penerimaan.

1. Tingkat penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya siswa kelas XI

  SMA Santo Bernardus Pekalongan termasuk dalam kategori tinggi, karena ada 40 siswa (49,3%) termasuk dalam kategori tinggi; ada 34 siswa (41,9%) termasuk dalam kategori cukup tinggi; ada 4 siswa (4,9%) termasuk dalam kategori sangat tinggi; dan ada 3 siswa (3,7%) termasuk dalam kategori rendah. Dari ke tiga siswa tersebut ternyata aspek kesan pertama dan reputasi yang paling rendah persentasenya. Hal ini menunjukkan bahwa kesan pertama dalam menjalankan perannya. Hurlock (1992:201) menyatakan bahwa “yang paling penting dalam kebahagiaan adalah penerimaan, baik penerimaan diri sendiri maupun penerimaan/dukungan sosial”. Hasil perhitungan persentase aspek tingkat penerimaan berdasarkan kategori rendah dapat di lihat pada lampiran 12 halaman 127.

2. Deskripsi tingkat penerimaan sosial siswa kelas XI SMA Santo Bernardus Pekalongan tahun ajaran 2006/2007 dilihat dari tiap aspek.

  Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat kategori siswa mengenai tingkat penerimaan sosial dari tiap aspek sebagai berikut: a.

  Kesan pertama. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat penerimaan sosial siswa berdasarkan aspek pertama termasuk dalam kategori cukup tinggi (67,6%). Sesuai dengan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa aspek ini perlu ditingkatkan. Hal ini berarti bahwa siswa belum memenuhi diterima oleh teman kelompoknya, sehingga ia dapat bergaul dengan teman-teman. Apabila individu memiliki reputasi atau nama baik yang kurang baik, maka mereka tidak disukai dan diterima oleh kelompoknya.

  c.

Dokumen yang terkait

Efektifitas penerapan metode ekperimen dengan kerja kelompok pokok bahasa bunyi pada siswa kelas II A Cawu 2 SLTP Negeri 2 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 6 76

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Penerimaan diri dan penyesuaian sosial siswa berbakat pada kelas akselerasi

0 5 148

Korelasi antara konformitas kelompok sebaya dengan hubungan interpersonal dalam keluarga pada remaja

0 5 81

Hubungan antara konformitas kelompok sebaya dengan kenakalan pada remaja awal siswa MTS al Hidayah Depok

0 12 119

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi himpunan pada siswa kelas vii smp swasta Al-Washliyah 8 Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

1 4 153

Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal uraian terstruktur pokok bahasan teori kinetik gas pada kelas XI semester II MAN Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 22

Penerapan metode pembelajaran CIRC dalam meningkatkan keterampilan membaca peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 0 477

Penerapan strategi card sort dalam meningkatkan pengawasan mufradat pada siswa kelas VIII A di MTs Negeri 1 Tanggamus tahun ajaran 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 2 125

Pengaruh Kompetensi Guru dan lingkungan teman sebaya terhadap prestasi belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran pada Mata Pelajaran Korespondensi SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2016/2017 - UNS Institutional Repository

0 0 19