UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI JATIRUNGGO 02 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008 - Test Repository

  

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PADA

SISWA KELAS II! SD NEGERI JATIRUNGGO 02

KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

  

TAHUN 2008

  SKRIPSI Diajukan Guna M emenuhi Kewajiban dan Syarat Untuk M emperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam

  

N I M :11406088

  J U R U S A N TA R B 1Y A H P R O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M

  

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PADA

SISWA KELAS III SD NEGERI JATIRUNGGO 02

KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2008

  SKRIPSI Diajukan Guna M em enuhi Kewajiban dan Syarat Untuk M emperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam Oleh :

  

L A M I N

  N I M : 1 1 4 0 6 0 8 8 J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E L O K A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I S A L A T IG A

  MOTTO Aw alilah setiap aktivitasmu dengan niat lillahi ta’ala. maka setiap hasil dari aktivitasmu tersimpanlah berkah didalamnya. . . . ( KH. Abdullah Gymnastiar ) " Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri " ( Q.S A r - R a ’d : 11)

  D rs. Im am B aihaqi, M .A g Dosen STAIN Salatiga

  JL Station No Sahtiga Telp. ( 0798 ) 23431. 23760 Kode Pos 57021

N O TA PE M B IM B IN G Lamp. : 3 eksemplar H a l : Naskah Skripsi Yth. Sdr. L a m i n Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di - Tempat Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan sperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : N a m a : L A M I N NIM ; 1140608S Jurusan/Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam J u d u l : U P A Y A M E N IN G K A T K A N M O T IV A SI B E L A JA R PE N D ID IK A N A G A M A

  ISL A M DENG AN M E N E R A P K A N M O D E L PE M B E L A JA R A N

  LEARNING TOGETHER F A D A SISW A K ELA S TU

  SD N E G E R I JA T IR U N G G O 02 K E C A M A T A N P R IN G A P U S K A B U PA T E N SE M A R A N G TA H U N 2008 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, "Pembimbing,,

  W h ,

  D E P A R T E M A N A G A M A ISL A M RI S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I

  JL Stadion No. Salatiga Telp. ( 0298 ) 23433, 23760 Kode Pos 57021

  P E N G E SA H A N Skripsi saudara: L A M IN dengan N om or Induk M ahasiswa : 114 06 088 Yang berjudul U P A Y A M E N IN G K A T K A N M O T IV A S I B E L A J A R P E N D ID IK A N A G A M A

  IS L A M D E N G A N M E N E R A P K A N M O D E L P E M B E L A JA R A N L E A R N IN G T O G E T H E R PA D A S IS W A K E L A S III SD J A T IR U N G G O 02, K E C A M A T A N P R IN G A P U S , K A B U P A T E N S E M A R A N G T A H U N 2008 Telah dimunaqasahkan oleh Dew an Penguji Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Islam Negeri Salatiga, dan dinyatakan lulus, pada hari : Senin. Tanggal : 23 Sya'ban 1429 H, yang bertepatan dengan tanggal : 25 Agustus 2008 M dan telah diterima sebagai syarat untuk m em peroleh gelar S arjan a dalam Ilm u T arbiyah.

  23 Sya’ban 1429 H Salatiga,---------------------------

  25 Agustus 2008 M

Panitia Ujian

  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini : Nam a : L a m i n NIM : 11406088 Judul : U P A Y A M EN IN G K A T K A N M OTIVASI BELAJAR PENDID IK AN A G A M A ISLAM D E N G A N M EN ER A PK A N M ODEL PEM BELAJARAN LEARNING TOGETHER PA D A SISW A KELAS III SD NEGERI JATIRUNGGO 02 K EC A M A TA N PRINGAPUS K A BU PA T EN SE M A R A N G TA H U N 2008 Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk mem peroleh gelar sarjana di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali tertulis dinukil dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Salatiga. Juli 2008 Yang menyatakan L a m i n

  NIM 11406088

  A B ST R A K U p aya M en in gk atk an M otivasi B elajar P endidikan A gam a Islam dengan M en erap k an M odel P em b elajaran

Learning Together Pada Sisw a K elas III

  SD N egeri Jatiru n ggo 02 K ecam atan P ringapus K ab u p aten S em a ra n g T ahun 2008. Kata Kunci : Pembelajaran K ooperatif model Learning Together

  Berbagai dampak negatif dalam menggunakan m etode kerja kelom pok tersebut seharusnya bisa dihindari jik a saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan m enyusun m etode kerja kelom pok. Yang diperkenalkan dalam m etode pembelajaran cooperative learning bukan sekedar kerja kelom pok, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem pengajaran

  cooperative learning bisa didevinisikan sebagai kerja atau belajar

  kelom pok yang terstruktur. Yang termasuk di daalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jaw ab individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama. dan proses kelompok. Penelitian ini berdasarkan permasalahan : (a), apakah pembelajaran kooperatif model learning together berpengaruh terhadap hasil belajar Pendidikan Agam a Islam? , ( b), seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran Pendidikan Agam a Islam dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model learning together ? Tujuan dari penelitian ini adalah : (a). Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran kooperatif model

  learning together terhadap hasil belajar

Pendidikan Agam a Islam, (b), ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan pengausaan mata pelajaran Pendidikan Agam a Islam setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif m odel learning together. Peenlitian ini menggunakan penelitian tindakan (

  action reseach) sebanyak

  tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi , dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah sisw a Sisw a K elas III SD Negeri Jatirunggo 02 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2 0 08. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi, kegaiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar sisw a mengalami peningkatan daii sikius I sampai siklus III yaitu siklus I ( 61, II % ), siklus 1! ( 75.86 % ), siklus III ( 89. 66 % ) Simpulan dari penelitian ini m etode kooperatif model

  learning together

  dapat berpengaruh p ositif terhadap m otivasi belaiar sisw a kelas III SD Negeri Jatirunggo 02 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2 008. serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif Pendidikan

  K A T A P E N G A N T A R Ahamdulillah, berkat rahmat Allah SW T, serta taufiq dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat m enyelesaikan tugas skripsi ini walaupun terkadung menjumpai hambatan dan rintangan.Namun semua itu penulis anggap sebagai pelajaran yang sangat berharga. Sholw at dan salam sem oga tercurah kepada baginda rasulullah SA W beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya. Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis m iliki sangatlah terbatas sehingga dalam penulisan skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Bim bingan dari berbagai pihak sangatlah membantu terselesaikannya skripsi ini. O leh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Drs. Imam Sutom o, M .A g, selaku ketua ST A IN Salatiga.

  2. Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Progdi PAI.

  3. Drs. Imam Baihaki, M .A g. selaku D osen pem bim bing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran.

  4. Segenap dosen dan karyawan ST A IN Salatiga yang selam a ini memberikan ilmu dan pelayanannya.

  5. Joko Sapto Priyono, S.Pd.selaku Kepala SD N egeri Jatirunggo 02, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang

  6. Bapak / Ibu Guru SD N egeri Jatirunggo 02, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang

  7. Anak - anakku tercinta khususnya K elas III SD Negeri Jatirunggo 02, Kecam atan Pringapus, Kabupaten Semarang yang telah menjadi objek penelitian.

  8. Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan lahir maupun batin.

  9. Istri dan anak - anakku tercinta yang telah memberikan m otivasi dalam pembuatan skripsi ini.

  10. Teman - teman dan sem ua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. S em oga amal baik m ereka diterima A llah SW T dan sem oga mendapatkan balasan yang setim pal. Akhirnya sem oga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pem baca pada umumnya.

  Wassalamu ’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 31 Juli 2008 Penulis Lamin NIM . 11406088

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  C. Tujuan Penelitian

  5

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  C. M eningkatkan M otivasi Belajar M elalui Learning Together . . . 3 1

  A. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I ( rencana, pelaksanaan, pengamatan,7

  

  

   , A.D iskripsi per siklus ( data hasil pengam atan/ wawancara, refleksi

  

  

   L A M PIR A N - L A M P IR A N ......................................................................................

  D A FT A R R IW A Y A T H ID U P ..................................................................................

DAFTAR TABEL

  Halaman

  Lampiran Lampiran J : N ilai Form atif Pada Siklus I Lampiran II : N ilai Form atif Pada Siklus II Lampiran III : N ilai Form atif Pada Siklus III

  B A B I PENDAHULUAN

  A. Latar Belakang Masalah Pada abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali pratik-prakti pembelajaran disekolah- sekolah. Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendididkan dalam mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 ini akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh sekolah- sekolah. Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan juga sudah menjadi harapan sekolah. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas untuk mertgajar dan menyodori siswa dengan muatan- muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang mengetahui dan sumber informasi. Lebih celaka lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi oleh tuntutan- tuntutan mengejar nilai- nilai tes dan ujian yang tinggi. Tampaknya perlu ada perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanyalah kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan

  2

  itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya “

Peer Teaching “ ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru.

Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama dalam tugas - tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem Pembelarajan Gotong Royong (

  Cooperatif Learning ) dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.

  Ada beberpa alasan penting, mengapa sistem pengajaran ini perlu dipakai lebih sering di sekolah - sekolah , yakni proses globalisasi, transformasi sosial, ekonomi dan demografi yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan - keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah - ubah dan berkembang pesat. Sesungguhnya di kalangan guru - guru di negeri ini metode gotong - royong tidak terlampau asing dan mereka telah sering menggunakan dan mengenalnya sebagai metode keija kelompok. Memang tidak biasa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam kelompok. Jika keija kelompok tidak berhasil, siswa saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai atau rajin merasa rekannya yang kurang mampu

  3

  kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan keijasama, justru berakhir dengan ketidaksamaan dan kekecewaan Bukan hanya guru dan si^wa yang merasa pesimis mengenai penggunaan metode keija kelompok, bahkan kadang - kadang orang tua pun merasa was - was, jika anak mereka diamsukkan dalam satu kelompok dengan siswa lain yang dianggap kurang seimbang. Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode keija kelompok bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode keija kelompok. Yang diperkenalkan dalam metode pembelajaran Cooperatif

  

Learning bukan sekedar bekeija kelompok, melainkan pada

  penstrukturannya. Jadi sistem pengajaran Cooperatif Learning bisa didefinisikan ssebagai keija atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini ada lima unsur pokok yang saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi persoanal, keahlian bekeijasama, dan proses kelompok. Kekhawatiran bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa terancang dalam penggunaan metode kerja kelompok bisa dimengerti, karena dalam penugasan kelompok yang dilakukan secara sembarangan. Siswa bukannya belajar secara maksimal, melainkan belajar mendominasi ataupun melelmpar tanggung jawab.

  4

  sehingga m asing - masing anggota dalam astu kelompok melaksanakan tanggung jawab pribadinya karena ada sistem akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih panyah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin - poin perbaikannya. Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran terstruktur dan pemberian balikan terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “UPAYA M EN IN G K A TK A N M OTIVASI BELA JAR PENDID IK AN A G A M A

  ISLA M D EN G A N M EN ERA PK AN M ODfeL PE M BELAJAR AN LEA R N IN G TO G ETH ER PA D A K ELAS

  IH SD NEG ERI JA T IR U N G G O 02 K ECA M ATA N PRINGAPUS TA H U N 2007/2008

  B. R um usan M asalah Merujuk pada uraian latar belakang masalah di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah pembelajaran kooperatif model Learning Together dapat mendorong siswa unutk belajar lebih semangat ?

  2. Apakah siswa dapat menguasai materi dengan baik setelah mengikuti model pembelajaran

  Learning Together ?

  5

  C. Tujuan Penelitian . 'Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode Learning Together.

  2. Untuk mengetahui seberapa tinggi hasil penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari dengan model pembelajaran Learning Together.

  D. H ipotesis Tindakan Melalui Learning Together dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada pokok Bahasan mengenal ayat-ayat Al-Qur'an pada siswa kelas III SD Negeri Jatirunggo 02, Kecamatan Pringapus, Semester II Tahun 2007/2008.

  E. K egunaan Penelitian

  1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pembelajaran kooperatif model dalam

Learning Together

  pembelajaran Pendidikan Agama Islam

  2. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam uapaya meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

  3. Guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode

  6

  4. Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap sosial untak saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

  5. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Pendidikan Agama Islam.

  6. Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar Pendidikan Agama Islam.

  7. F. Definisi O perasional Variabel Agar tidak teijadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini maka perlu didefinisikan hal - hal sebagai berikut: 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model Learning Together. Adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekeija dalam kelompok - kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

  2. Motivasi belajar. Adalah suatu proses untuk menggiatkan m otif - m otif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

  7

  G. M etode Penelitian - ' Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (

  action research ),

  karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang dinginkan dapat dicapai. Menurut Sukidin dkk ada empat macam bentuk penelitian tindakan, yaitu : 1. Penelitian tindakan guru sebagai peneliti.

  2. Penelitian tindakan kolaboratif.

  3. Penelitian tindakan simultan terintegratif.

  4. Penelitian tindakan sosial eksperimental1. Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya.Menurut Oja dan Simulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (2000) dalam Sukidin, dkk. Ciri- ciri dari setiap penelitian tergantung pada: 1. Tujuan utamanya atau pada tekanannya.

  2. Tingkat learning together antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar.

  3. Proses yang digunakan dalam melakukan penelitian.

  4. Hubungan antara peneliti dengan sekolah.2

  8

  Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana' guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan praktik - praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

  1. R ancangan Penelitian Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal - hal yang teijadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenalkan pada masyarakat yang bersangkutan.3 Ciri atau karakter utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan

  learning together antara peneliti dengan anggota kelompok

  sasaran. Penelitian tindakan adalah suatu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovasi yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

  9

  Dalam prosesnya pihak - pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat ' saling mendukung satu sama lain. Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:

  a. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar - benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan keweanangan peneliti untuk melakukan peruabahan.

  b. Kegiatan penelitian baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh samapai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

  c. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran yang tidak memboroskan waktu, dana ,dan tenaga.

  d. Metodologi yang digunakan harus jelas, terinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian dapat mengecek setiap hipotesa dan pembuktiannya.

  e. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (

  on going ), mengingat bahwa pengembangan dan

  perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu.4

  10

  Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggari ( Arikunio Suiiarsimi), yaitu berbentuk spiral dari siklus yar.g satu ke siklus yang berikutnya. 5 Setiap siklus meliputi

  planning atau

  rencana,

  action atau tindakan, observation atau pengamatan, reflektion

  atau refleksi. Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direfisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Silkus spiral dari tahap - tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut: Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

  11

Gambar 3.1 Alur PTK Penjelasan alur diatas adalah :

  1. Rancangan atau rencana awal, sebelum penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, temasuk didalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

  2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran kontekstual model penagajaran berbasis masalah.

  3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

  4. Rancanagan atau rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga siklus, yaitu silkus 1 , 2, dan seterusnya, dimana masirlg - masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif akhir masing- masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

  12

  2. Lokasi <fan Subyek Penelitian

  a. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SD Jatirunggo 02, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/ 2008.

  b. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni Semester Genap Tahun 2007/2008.

  c. Subyek Penelitian Mengingat penelitian ini mengkaji tentang pembelajaran mode! kooperatif Learning Together dengan upaya meningkatkan motivasi belajar pendidikan agama Islam pada pokok bahsan mengenal ayat-ayat Al-Qur'an, maka yang menjadi subyek penelitian m eliputi: 1) Siswa - siswi Kelas III SD Jatirunggo 02 Semester II, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Tahun

  Pelajaran 2007/ 2008. Pada pokok bahasan mengenal ayat

  13

  peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut. Aktifitas dalam proses pembelajaran merupakan indikasi dalam keberhasilan penelitian ini. 2) Guru Pendidikan Agama Islam ( selaku peneliti), yaitu dengan mengamati kemampuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran melalui model

Learning Together pada mata pelajaran Pendidikan Agama

  Islam dalam pokok bahasan mengenal ayat-ayat A l- Qur'an pada anak. 3) Proses pembelajaran, yaitu mengamati proses pembelajaran yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

  3. Instrutnen Penelitian Instrumen yang pakai untuk mendapatkan data adalah sebagai beriloit: a. Butir soal tes / evaluasi.

  b. leitlbar observasi untuk mengamati peserta didik.

  c. Lembar observasi untuk mengamati guru.

  d. Lembar onservasi untuk mengamati rencana pembelajaran.

  14

  4. Pengum pulan Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah:

  1. Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.

  2. Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai.

  3. Untuk memperoleh suatu nilai.6 Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal. Disamping itu untuk mengetahui letak kasalahan - kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana letak kelemahannya. Khususnya pada bagian mana TPK yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar- mengajar.

  5. Analisa Data Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara penghitungannya untuk

  15

  mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar - mengajar sebagai berikut: 1. Merekapitulasi hasil tes.

  3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama kegiatan belajar- mengajar barlangsung.

  H. Sistem atika Penulisan. Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal meliputi halaman sampul, lembar logo, hlaman judul, lembar persetujuan, yang terdiri ( lembar persetujuan pembimbing dan lembar persetujuan dan pengesahan ), pernyataan keaslian tulisan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

  Bagian inti terdiri dari pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusart maslah, tujuan penelitian, hipotesi tindakan, kegunaan penelitian,

  16

  penelitian, langkah - langkah / siklus penelitian, instrument penelitian, pengumpulan data, dan analisis data), dan sistematika penulisan. Bab kedua tentang kajian pustaka. pada bab ini akan dipaparkan tentang arti dari model pembelajaran learning together. Bab ketiga tentang pelaksanaan penelitian, meliputi diskripsi pelaksanaan silkus I ( rencana, pelaksanaan, pengikatan atau pengumpulan data dan refleksi) diskripsi pelaksanaan siklus II ( rencana, pelaksanaan, pengmatan atau pengumpulan data dan refleksi) dan diskripsi siklus III ( rencana, pelaksanaan, pengmatan atau pengumpulan data dan refleksi). Bab keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini akan dipaparkan tentang diskripsi per siklus ( data hasil pengamatan / wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan). Bab kelima tentang penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian akhir, berisi tentang daftar pustaka, lampiran - lampiran dan riwayat hidup j)enulis.

  17

  B A B II K A J IA N P U S T A K A A . M O T IV A S I B E L A JA R Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sebagai mana firman A llah SW T. dalam surat A l- Baqarah ayat 30-32 : Y ang a rtin ya:

  30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat :” Sesungguhnya A ku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bum i”. M ereka berkata M engapa Engkau hendak menjadikan ( Kholifah )di bumi itu orang yang akan m em buat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau ?” Tuhan berfirman : “ Sesungguhnya A k u m engetahui apa yang tidak kamu

  18

  31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama

  ( benda-benda

  )selu'nihnya. Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:” Sebutkanlah kcpada-Ku nama benda-benda itu jika kamu orang-orang yang benar!”.

  32. Mereka menjawab:” Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang tekah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkau Yng Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.67 Pembelajaran juga sering dipakai untuk menunjukkan proses yang menekankan pada pola interaksi guru dan siswa atau interaksi antara belajar mengajar. Sedangkan belajar adalah berusaha berlatih supaya mendapat suatu kepandaian.8 Belajar merupakan proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.9 Belajar adalah suatu proses yang terintegrasi, dimana fiingsi dari satu fase atau sebagian mempengaruhi fiingsi yang lainnya.10 Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan.11 Hampir semua para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar. Sering pula rumusari- rurhusan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Belajar adalah inofasi atau memperteguh 7 Asy-Syarif, Qur'an terjemahan,(Saudi Arabia: Mujamma' Al-Malik Fahd Al-Mush-haf.

  1421 H ) him. 13-14.

  

8 WJS Poerwadarminta,Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka. 1984 ) him.

  104

  9 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2003 ) him. 36

  19

  kelakuan melalui pengalaman. Belajar adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang dengan sengaja dilakukan, sehingga memungkinkan siswa belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Bertitik tolak pada pendapat diatas dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses yang lebih banyak teijadi pada siswa, sedangkan mengajar merupakan dua kegiatan yang berbeda, namun keduanya saling berkaitan dengan tujuan akhir yang sama yakni bagaimana supaya teijadi perubahan yang optimal pada diri siswa. Jadi pembelajaran adalah suastu proses teijadinya interaksi guru dengan siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan, yakni kegiatan belajar siswa dengan kegiatan mengajar guru.

  1. K onsep Motivasi. Pengertian tradisional menitik beratkan pada metode inposisi, yakni pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru bagi murid.12. Cara ini tidak mempertimbangkan apakah bahan pelajaran yang diberikan itu sesuai atau tidak dengan kesanggupan, kebutuhan, minat, dan tingkat kesanggupan serta pemahaman murid. Tidak diperhatikan apakah bahan- bahan yang diberikan itu didasarkan atas m otif - m otif dan tujuan yartg ada pada murid.

  2 0

  Sejak adanya penemuan- penemuan baru dalam bidang psikologi tentang kepribadian dan tingkah laku manusia, serta perkembangan dalam bidang ilmu pendidikan, maka pandangan tersebut kemudian berubah. Faktor siswa didik justru menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya pengajaran berdasarkan “ pusat minat “ , anak makan, pakaian, permainan/ bekeija. Kemudian muncul tokoh pendidikan lainnya, seperti Dr. John Dew ey, yang dikenal dengan” pengajaran proyeknya “ yang berdasarkan masalah yang menarik minat siswa. Sehingga sejak itu pula para ahli berpendapat, bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif- m otif tertentu, dan perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada siswa. Siswa dapat dipaksa untuk mengikuti semua perbuatan, tetapi ia tidak dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan sebagaimana mestinya. Seekor kuda dapat digiring kesungai, tetapi tidak dapat dipaksa untuk minum. Demikian halnya dengan siswa, guru dapat memaksakan bahan pelajaran kepada mereka, akan tetapi guru tidak mungkin dapat memaksanya untuk belajar dalam arti sesungguhnya. Inilah yang manjadi tugas paling berat, yakni bagaimana caranya berusaha agar siswa mau belajar dan memiliki keinginan untuk belajar secara kontinyu. M otif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang

  21

  memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalanf arti individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.13 Sedangkan menurut Djamarah, motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.14 Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. 2 . M acam -M d cam M otivasi. Menurut macamnya, motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu : a. M otivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain, sehingga dalam kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu untuk belajar.15 Sedangkan menurut Djamarah, motivasi intrinsik adalah motif- m otif yang menjadi aktif atau

  28

  2 2

  berfungsinya tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri - Individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Ada beberapa strategi dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik, strategi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.

  2. Memberikan kebebasan dalam mamperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.

  3. Memberikan banyak waktu ekstra bagi sisw a untuk mengeijakan tugas memanfaatkan sumber bekajar di sekolah.

  4. Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekeijaannya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar.

  b. M otivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain, sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Dalam proses pendidikan, pendidik berperan besar dalam menimbulkan motivasi belajar pada

  23

  para peserta didik, khususnya motivasi eksternal.16 Seseorang mau belajar karena disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya.17 Sedangkan menurut Djamarah, motivasi ekstrinsik adalah m otif - m otif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.18 Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik antara lain :

  1. Kompetisi persaingan : Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan peserta penbelajaran, berusaha memperbaiki hasil peserta yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.

  2. Pace Making ( membuat tujuan sementara atau dekat ): Pada awal kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TIK yang akan dicapai, sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.

  3. Tujuan yang jelas: m otif pendorong individu untuk mencapai tujuan makin jelas. Makin jelas nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan sesuatu perbuatan.

  24

  4. Kesempurnaan untuk sukses : kesuksesan dapat menimbulkan - ' rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.

  5. Minat yang besar : m otif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.

  6. Mengadakan penilaian atau tes : Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan, barulah siswa giat belajar dan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa. Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar, misalnya adanya persaingan dari luar, untuk mencapai nilai yang tinggi.

  25

  Telah disepakati oleh ahli pendidikan bahwa guru merupakan kunci'dalam proses belajar mengajar. Bila hal ini dilihat dari segi nilai lebih yang dimiliki oleh guru dibandingkan dengan siswanya. Nilai lebih ini dimiliki oleh guru terutama dalam ilimu pengetahuan yang dimiliki oleh guru bidang studi pengajarannya. Walau demikian, nilai lebih itu tidak akan dapat diandalkan oleh guru apabila ia tidak memiliki teknik - teknik yang tepat untuk mentransferkan kepada siswanya. Disamping itu kegiatan mengajar adalah suatu aktivitas yang sangat kompleks, karena itu sangat sukar bagi guru Pendidikan Agama Islam bagaimana caranya mengajar dengan baik agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam. Untuk merealisasikan keinginan tersebut, maka ada beberapa prinsip umum yang harus dipegang oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam menjalankan tugasnya. Prinsip - prinsip umum yang harus dipegang oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai berikut: 1. Guru yang baik memahami dan menghormati siswa.

  2. Guru yang baik harus memahami bahan pelajaran yang diberikannya.

  3. Guru hendaknya menyesuaiakan bahan pelajaran yang diberikan dengan kemampuan sisw anya.

  4. Guru hendaknya menyesuaiakan metode mengajar dengan

  26

  5. Guru yang baik hendaknya mengaktifkan siswa dalam belajar.

  6. Guru yang baik memberikan pengertian, bukan hanya kata - kata belaka. Hal ini untuk menghindari verbalisme pada siswa.

  7. Guru menghubungkan pelajaran pada kehidupan siswa.

  9. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan, melainkan senantiasa membentuk kepribadian siswanya. Sehubungan dengan upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, ada dua prinsip yang harus diperhatikan oleh guru sebagaimana yang dikemukakan oleh Thomas F. Suton sebagai berikut:

  1. Menyelidiki dengan jelas dan tegas apa yang diharapkan dari pelajaran untuk dipelajari dan mengapa ia diharapkan mempelajarinya.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 26 61

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS IVB SD NEGERI 02 TULUNG BALAK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

5 36 82

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS 5 SD NEGERI BUTUH 1 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 20142015 SKRIPSI

0 0 15

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN BACA TULIS AL-QURAN DENGAN METODE STRUKTUR ANALISA SINTESA (SAS) PADA SISWA KELAS III SD NEGERI MERTOYUDAN I KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2008 - Test Repository

0 0 102

PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI DI SD NEGERI CANDIGARON 02 DESA CANDIGARON KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 1 97

HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 113

USAHA-USAHA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS II MTs AL MANAR DESA BENER KEC.TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 - Test Repository

0 1 105

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SALAT KELAS III MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SD NEGERI 3 PINGIT PRINGSURAT TEMANGGUNG - Test Repository

0 2 126

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATAP PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU SISWA (STUDI KASUS PADA SDN BATUR 01 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 72

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA KELAS LIMA SD NEGERI TLOGOREJO KEC GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 0 127