MODEL PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA MUSLIM (Studi Kasus di Desa Pulutan Rw 03 Tahun 2015) SKRIPSI

MODEL PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA MUSLIM

   (Studi Kasus di Desa Pulutan Rw 03 Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh TAUFIQUR ROHMAN NIM. 11111093 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

  

MODEL PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA

MUSLIM

(Studi Kasus di Desa Pulutan Rw 03 Tahun 2015)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

TAUFIQUR ROHMAN

NIM 11111093

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

  

MOTTO

ًايريثَك َهَّللا َرَكَذَو َريخ ْلْا َمْوَ يْلاَو َهَّللا وُجْرَ ي َناَك نَمِّل ٌةَنَسَح ٌةَوْسُأ يهَّللا يلوُسَر يفِ ْمُكَل َناَك ْدَقَل

  Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (QS. Al-ahzab: 21).

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan izin Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan mimpiku:

  1. Bapak Sofyani dan Ibu Siti Maryam yang telah memberikan mahkota kasih sayangnya kepadaku dari aku kecil yang tak mengerti apa-apa hingga kini aku mengerti makna hidup.

  2. Kakakku Ika Rahmawati A.Md yang selalu memberikan teladan, semangat, dan tawa kebahagiaan dalam mengarungi perjalanan hidup.

  3. Bapak KH. Drs. Nasafi, M.pd.I selaku pengasuh pondok pesantren Nurul Asna yang telah sudi menjadi wakil kedua orang tuaku dalam membimbing dan mendidikku di pondok pesantren Nurul Asna tercinta.

  4. Teman-teman saya selama di pondok pesantren Nurul Asna, om kholis, mizin, birhan, agus kewes, edi prasetyo, mahbub, gus rifky, rudi dan yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Terima kasih atas kebersamaan yang mewarnai perjalanan saya selama belajar di pondok maupun di kampus, susah, senang, tertawa, bercanda, dan belajar bersama kalian merupakan tinta yang sangat indah yang tak akan pernah terlupakan yang terukir dalam hati dan pikiranku. Saya berharap persahabatan kekeluargaan tidak akan putus sampai kapanpun.

  5. Sahabat kampusku Irsyadul Ibad dan Muhammad Mukhib yang telah setia menemani, menjalin persahabatan yang utuh dan teman-teman PAI C angkatan 2011 seperjuangan yang telah memberikan banyak kenangan.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga .

  Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua program studi PAI.

  4. Ibu Dra. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.

  5. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis skripsi ini.

  6. Bapak ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  

ABSTRAK

Rahman, Taufiqur. 2015. Model pendidikan agama dalam keluarga muslim

Studi kasus Di Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Muh, Saerozi M.Ag Kata Kunci: Model pendidikan Agama dalam keluarga muslim.

  Penelitian ini membahas tentang Model Pendidikan Agama dalam keluarga muslim di Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Fokus yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa yang menjadi problematika pendidikan Islam dalam keluarga muslim di Desa Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dan bagaimana Model pendidikan agama dalam keluarga muslim di Desa Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jadi kehadiran peneliti di lapangan sangat penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung sebagai instrumen langsung dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan/responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data-data tersebut berupa keterangan dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Keseluruhan data tersebut selain wawancara diperoleh dari observasi dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini adalah mengadakan keabsahan data.

  Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Problematika Pendidikan Agama dalam Kelurga Muslim di Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor kurangnya perhatian dari orang tua dan faktor keteladanan dari orang tua serta minat anak yang kurang dalam mempelajari agama Islam. Model Pendidikan Agama dalam keluarga muslim di Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015 menggunakan model otoriter dan model demokratis.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii ABSTRAK ............................................................................................................ ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Fokus Masalah............................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 5 E. Penegasan Istilah ....................................................................................... 6 F. Metode Penelitian....................................................................................... 7 G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pendidikan Agama Islam.............................................................. 14 1. Pengertian Model ............................................................................... 14

  2. Pengertian Pendidikan Islam............................................................... 14 B. Dasar Pendidikan Islam............................................................................ 16 C.

  Tujuan Pendidikan Islam.......................................................................... 18 D.

  Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim........................................... 23 1.

  Pengertian keluarga muslim............................................................. 23 2. Peran Keluarga Muslim terhadap Pendidikan Islam........................ 24 3. Problematika Pendidikan Islam dalam keluarga Muslim................. 26 4. Model Pendidikan Islam dalam Keluarga Muslim........................... 28 5. Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga Muslim......................... 32

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data........................................................................................... 39 1. Letak Geografis ............................................................................... 39 2. Keadaan Demografi .......................................................................... 40 B. Profil Keluarga Muslim di Desa Pulutan RW 03.................................... 44 1. Profil Pendidikan .............................................................................. 44 2. Pekerjaan...................................................... ..................................... 48 C. Temuan Penelitian.................................................................................... 49 1. Urgensi Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim di Desa Pulutan Rw 03................................................................................................ 49 2. Problematika Model Pendidikan Agama dalam Keluarga dalam keluarga Muslim di Desa Pulutan RW 03......................................... 51

  3. Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim di Desa Pulutan RW 03............................................................................................... 55

  4. Metode Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim di Desa Pulutan Rw 03 ................................................................................................ 60

  BAB IV PEMBAHASAN A. Problematika Model Pendidikan Agama dalam Keluarga dalam keluarga Muslim di Desa Pulutan RW 03............................................................... 63 B. Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim di Desa Pulutan RW 03.............................................................................................................. 67

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 74 B. Saran........................................................................................................ 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Jumlah Penduduk Menurut golongan Umur..................................... 40TABEL 3.2 Keadaan penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan...................... 41TABEL 3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian......................... 42TABEL 3.4 Sarana Pendidikan Umum................................................................. 43TABEL 3.5 Sarana Ibadah.................................................................................... 43

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia,

  dimulai sejak lahir sampai meninggal dunia. Dengan kata lain pendidikan berlangsung seumur hidup yaitu sejak bayi hingga ke liang lahat. Oleh karena itu, pendidikan adalah aspek utama yang harus ditanamkan oleh para pendidik dimulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan Islam merupakan sebuah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan yang akan mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (Arifin,1994:14).

  Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang sangat penting dalam dirinya. Yakni, ajaran Islam benar- benar dipahami, diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental (Syafaat, 2008:15).

  Dalam agama Islam pendidikan sangat ditekankan kepada umatnya. Sebab pendidikan akan mengangkat derajat bagi orang-orang yang berilmu, diterangkan dalam Al-

  Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan:

  

ْمُكَل ُ َّاللَّ ِحَسْفَي اوُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا يِف اوُحَّسَفَت ْمُكَل َليِق اَذِإ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذَّلاَو ْمُكنِم اوُنَمآ َنيِذَّلا ُ َّاللَّ ِعَفْرَي اوُزُشناَف اوُزُشنا َليِق اَذِإَو

ريِبَخ َنو ُلَمْعَت اَمِب ُ َّاللََّو ٍتاَجَرَد

  Artinya :

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Berlapang-

lapanglah dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan Berdirilah kamu, Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Depag RI,

2005:543).

  Dalam praktik di Indonesia ada lembaga pendidikan non formal dan informal. Pendidikan jalur nonformaladalah pendidikan diluar jalur sekolah, pendidikan masyarakat dan keluarga.Pendidikan masyarakat dan keluarga ini termasuk dalam kategori informal.Dalam masyarakat banyak keluarga muslim yang sering mengikutiPengajian beramai-ramai di surau atau langgar dengan ustadz kyai atau guru ngaji dan merupakan bagian kehidupan keagamaan dewasa.Dari mengikuti kegiatan keagamaan itu Pengalaman keagamaan masa kanak-kanak merupakan modal dasar keberagamaan selanjutnya.

  Namun realitasnya, di masyarakat setelah seseorang dewasa hal tidak menutup kemungkinan akan terputus atau hilang. Pendidikan dalam keluarga akan membentuk karakter nilai-nilai agama anak. Peran keluarga dalam membimbing anak akan sangat menentukan sikap kedepan karena keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan pengembangan anak. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama dan kepercayaan, nilai-nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan anak untuk dapat berperan dalam keluarga ( Nur Ahid, 2010:100).

  Model pendidikan yang baik dari orang tua akan membentuk perilaku dan moral anak yang akan mengantarkannya dalam menjalani kehidupan yang baik.Orang tua berperan melindungi dan menjaga keselamatan keluarga. Orang tua berkewajiban memerintahkan anak- anaknya untuk taat kepada segala perintah Allah SWT, seperti shalat, puasa, membaca Al- qur’an dan lain-lain. Peran keluarga dalam menanamkan nilai agama sangatlah diperlukan dalam hal mendidik anak. Namun banyak juga terjadi di masyarakat yang dari kecil dididik agama oleh keluarganya setelah dewasa banyak yang telah kehilangan agama. Oleh karena itu, orang tua sebagai

  

central of figure harus semaksimal mungkin mengontrol anaknya

(Achmadi, 1987: 116).

  Orang tua harus memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak- anaknya, serta menanamkan nilai agama pada anak yang nantinya akan memberikan pengaruh positif kepada anak. Mereka akan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah mengemban tugas mulia yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT yaitu menjalankan perintah-Nya serta menjauhi seluruh larangan-larangan-Nya.

  Penelitian ini ditujukan kepada keluarga muslim yang berada di desa pulutan RW 03 Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatigayang notabenenya mayoritas Desa pulutan yang dulunya merupakan desa santri tetapi pada akhir-akhir ini mengalami kemerosotan dalam hal nilai-nilai agama. Banyak dari generasi muda sekarang ini yang enggan belajar agama. Orang tualah yang harus kembali mengontrol anak- anaknya untuk kembali mendidik anak agar tercipta keluarga yang di ridhoi Allah Swt.

  Peran keluarga khususnya orang tua dalam mendidik pendidikan agama bagi anaknya sangat diperlukan anak. Orang tua harus mempunyai model dalam mendidik keluarga agar berhasil dalam membina keluarga yang diridhoi Allah SWT.

  Berdasarkan kondisi tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui secara mendalam tentang “MODEL PENDIDIKAN

  AGAMA DALAM KELUARGA MUSLIM (Studi Kasus di Desa Pulutan Rw 03 Tahun 2015) .

B. Fokus Masalah

  Berdasar pada latar belakang masalah di atas, maka perlu masalah yang luas ini difokuskan agar dalam pelaksanaan penelitian menjadi jelas.

  Adapun fokus masalahnya adalah sebagai berikut:

  1. Apa yang menjadi problematika orang tua untuk mendidik agama keluarga muslim di Desa Pulutan RW 03 Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015? 2. Bagaimana model pendidikan agama dalam keluarga muslim di Desa

  Pulutan RW 03 Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui problematika model pendidikan agama dalam keluarga muslim di Desa Pulutan RW 03 Kelurahan Pulutan

  Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015.

2. Untuk mengetahui model pendidikan agama dalam keluarga muslim di

  Desa Pulutan RW 03 Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015.

D. Kegunaan Penelitian 1.

  Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan Islam, khususnya pendidikan dalam keluarga.

2. Praktik

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca mengenai problematika modelpendidikan agama dalam keluarga muslim di Desa Pulutan RW 03 Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015.

  b.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberi model yang tepat dan memberikan kontribusi pada masyarakat Desa Pulutan RW 03 Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga untuk lebih mengetahui problematika pendidikan agama bagi anak dalam keluarga.

E. Penegasan Istilah

  Sebelum penulis mengutarakan lebih lanjut, maka penulis tegaskan istilah-istilah dalam judul diatas sebagai berikut: Model pendidikan agama adalah Usaha yang lebih Khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani lainnya agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama (Achmadi 1992:103).

  Keluarga muslimadalah keluarga yang beragama Islam sebagaiwadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan pengembangan anak (Darajat, 1993:47).

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.

  Pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara lain dari kualifikasi atau pengukuran (Ghani, 1997:11).

  Sedangkan jenis penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (uraian atau paparan) mengenai situasi kejadian-kejadian (Suryabrata, 1998:19).Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini.Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada (Mardalis, 2007:26).

  Berdasarkan pendapat diatas, pendekatan kualitatif inidimaksudkan untuk menjelaskan peristiwa atau kejadian yang ada pada saat penelitian berlangsung yaitu tentang model pendidikan agama dalam keluargamuslimdi Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015.

2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sangatlah penting sekali, peneliti bertindak sebagai instrumen langsung ke lapangan sehingga mendapatkan data yang riil dalam meneliti model pendidikan agama dalam keluargamuslim.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulutan RW 03

  Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena di Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tersebut kesadaran untuk mengetahui pendidikan Islamakhir-akhir ini mulai menurundari faktor-faktor didikan dari orang tua dalam keluarga.

  4. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis dapat memperoleh informasi data dari beberapa literatur buku maupun jurnal sebagai bahan teoritik. Penulis memperoleh sumber informasi riil dan proses observasi data dan wawancara yang peneliti lakukan secara langsung dengan orang tua, anak, pendidik anak dari keluarga muslim yang kemudian dianalisis.

  5. Prosedur Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode yaitu: a.

  Observasi Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Observasi merupakan hasil suatu perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis, 2007:63).

  Metode observasi ini, penulis gunakan untuk memperoleh data secara langsung tentang model pendidikan agama dalam keluargamuslim (Studi kasus di Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015). Penulis melakukan pengamatan secara langsung mengenai keterkaitan antara modelpendidikan agama dengan keluarga muslim yang mendidik anak-anaknya.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti (Mardalis, 2007:64).

  Jadi peneliti akan meneliti subjek penelitian dengan wawancara langsung guna mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai Model pendidikan agama dalam keluarga muslim (Studi kasus di Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015). c.

  Dokumentasi Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal yang beupa catatan-catatan, buku-buku, surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:188).

  Dengan metode dokumentasi penulis gunakan untuk lebih memperluas pengamatan dan pengumpulan data terhadap sesuatu yang diteliti oleh peneliti.

  6. Analisis Data Dalam penelitian ini digunakan metode analisis induktif, yaitu mentransformasi fakta-fakta khusus sebagai bahan untuk membangun teori.Metode ini digunakan untuk menganalisis Model pendidikan agama dalam keluargamuslim (Studi kasus di Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015).

  7. Pengecekan Keabsahan Data Agar diperoleh data yang akurat, peneliti terjun langsung untuk observasi dan wawancara. Selain itu juga mengecek hasil wawancara dan observasi dengan dicocokkan melalui tingkah laku langsung dari subyek penelitian, sehingga penulis benar-benar mendapatkan data yang langsung dari keluarga tersebut. Kemudian data tersebut tentuakan penulis simpulkan dengan perilaku seseorang tersebut.

8. Tahap-Tahap Penelitian

  Ada tiga tahapan dalam melakukan penelitian yaitu: tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data (Moleong, 2002:85-103).

  c.

  Penemuan hal-hal penting dari data penelitian

  Pengkategorian data 5)

  Sintesa data 4)

  Pemindahan data-data menjadi satuan-satuan tertentu 3)

  Pengorganisasian 2)

  Tahap analisis data 1)

  2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian

  Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a.

  1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

  Menghubungi lokasi penelitian b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi :

  Menyiapkan perlengkapan penelitian 5)

  Mengurus izin penelitian 4)

  Konsultasi penelitian kepada pembimbing 3)

  Menyusun proposal penelitian 2)

  Tahap pra lapangan meliputi : 1)

3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan.

  6) Pengecekan keabsahan data.

  d.

  Tahap penulisan laporan, meliputi: 1)

  Penyusunan hasil penelitian 2)

  Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3)

  Perbaikan hasil konsultasi 4)

  Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian 5) Ujian munaqosah skripsi.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah dalam penulisan dan pembahasan maka penulis perlu menyusun langkah-langkah sistematis:

  1. Bagian Awal

  Bagian ini terdiri dari halaman sampul, halaman lembar logo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman motto, halaman persembahan, halaman abstrak, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar table, serta daftar lainnya.

  2. Bagian Inti

  Bagian ini menguraikan isi skripsi yang terdiri dari beberapa bab, yaitu:

  BAB I: Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II: Kajian pustaka Bab ini membahas tentang kajian teoritik mengenai model pendidikan agama dalam keluargamuslim (Studi kasus di Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015).

  BAB III: Paparan data dan temuan penelitian Bab ini membahas tentang gambaran umum mengenai model pendidikan agama dalam keluarga muslim (Studi kasus di Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015).

  BAB IV: Pembahasan Bab ini membahas tentang analisis mengenai model pendidikan agama dalam keluarga muslim (Studi kasus di Desa Pulutan RW 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015).

  BAB V: Penutup Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran yang dibuat oleh penulis.

3. Bagian Akhir

  Bagian ini terdiri atas daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Model Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang

  digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan (Sagala, 2005: 175). Selain itu juga dapat dipahami sebagai tipe desain atau diskripsi yang dari suatu sistem yang disederhanakan agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya. Sedangkan Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, dan berlangsung sepanjang hayat, yang dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2. Pengertian Pendidikan Islam

  Pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan.Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogos. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Suwarno, 2006:19)

  Pendidikan agama Islam juga bisa di artikan sebagai usaha yang lebih khusus yang ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan subjek didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam (Achmadi, 1992:20).

  Pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam.Sebagai bimbingan pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman (Ramayulis, 2005:21).

  Menurut Zakiah Darajat (1992:86), pendidikan agama Islam ialahusaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Majid & Andayani, 2004:130).

  Berdasarkan beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan berdasarkan Alquran dan Al-hadis untuk mengembangkan fitrah keberagaman subjek didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

  Jadi, dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa Model pendidikan Islam adalah kerangka konseptual atau cara pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan berdasarkan Alquran dan Al-hadis untuk mengembangkan fitrah keberagaman subjek didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

B. Dasar Pendidikan Islam

  Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal atau sumber pendidikan Islam. Menurut Hasan Langgulung, dasar operasional pendidikan Islam terdapat enam macam, yaitu: historis, sosiologis, ekonomi, politik dan administrasi, psikologis, dan filosofis, yang mana keenam macam dasar itu berpusat pada dasar filosofis (Mujib, 2006:44).

  Dalam Islam, dasar operasional segala sesuatunya adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi setiap aktivitas yang bernuansa keislaman. Dengan agama maka semua aktivitas kependidikan menjadi bermakna, mewarnai dasar lain, dan bernilai ubudiyah. Oleh karena itu dasar keenam diatas perlu ditambah lagi yaitu agama.

  1. Dasar Historis Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengamalan pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik.

  2. Dasar sosiologi Dasar sosiologi adalah dasar yang memberikan kerangka sosiobudaya, yang mana dengan sosiobudaya itu pendidikan dilaksanakan. Dasar ini juga berfungsi sebagai tolok ukur dalam prestasi belajar.

  3. Dasar ekonomi Dasar ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi- potensi finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran pembelanjaannya. Misalnya, karena pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang luhur, maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan pendidikan harus bersih, suci dan tidak bercampur dengan harta benda yang syubhat. Ekonomi yang kotor akan menjadikan ketidak-berkahan hasilpendidikan.

  4. Dasar Politik dan Administratif Dasar politik dan administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai ideologis yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan direncanakan bersama.

  5. Dasar Psikologi Dasar psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi, serta sumber daya manusia yang lain.

  6. Dasar Filosofis Dasar filosofis adalah dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya.

7. Dasar Religius

  Dasar religius adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama(Mujib, 2006: 44-47).

  Dasar pendidikan Islam terdapat pada Q.S Al Alaq ayat 1-5: .

  ١ َقَلَخ يِذَّلا َكِّبَر ِم ْساِب ْأَرْقا .

  ٢ ٍقَلَع ْنِم َناَسنِ ْلْا َقَلَخ .

  ٣ ُمَرْكَ ْلْا َكُّبَرَو ْأَرْقا .

  ٤ ِمَلَقْلاِب َمَّلَع يِذَّلا .

  ٥ ْمَلْعَي ْمَل اَم َناَسنِ ْلْا َمَّلَع

  1.

bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan,

  2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

  3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],

  5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

  Kalam Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

C. Tujuan Pendidikan Islam

  Tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu hidup (Achmadi, 1992:59).

  Dalam hal ini, Zakiyah Daradjat mengemukakan: Tujuan Pendidikan adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang shaleh, teguh imannya, taat beribadah dan berakhlak terpuji. Bahkan keseluruhan gerak dalam kehidupan setiap muslim, mulia dari perbuatan, perkataan dan tindakkan apa pun yang dilakukan dengan nilai mencari ridha Allah, memenuhi segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya adalah ibadah. Maka untuk melaksanakan semua tugas kehidupan itu, baik bersifat pribadi maupun sosial, perlu dipelajari dan dituntun dengan iman dan akhlak terpuji. Dengan demikian, identitas muslim akan tampak dalam semua aspek kehidupannya (Roqib, 2009:31).

  Adapun tujuan utama pendidikan Islam adalah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam, sehingga ia mampu mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan agama. Tujuan pendidikan Islam yang sejalan dengan tujuan ajaran Islam itu sendiri, yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak, sehingga mencapai tingkat akhlaqul karimah. Faktor kemuliaan akhlak dalam pendidikan agama Islam dinilai sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang menurut pandangan Islam berfungsi untuk menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera di dunia dan akhirat (Said, 1994: 38).

  Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas maka secara umum dapatlah dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim paripurna (kaffah). Pribadi yang demikian adalah pribadi yang menggambarkan terwujudnya keseluruhan esensi manusia secara kodrati, yaitu sebagai makhluk individual, makhluk sosial, makhluk bermoral, dan makhluk yang ber-Tuhan. Citra pribadi muslim seperti itu sering disebut sebagai manusia paripurna (insan kamil) atau pribadi yang utuh, sempurna seimbang dan selaras dengan pola takwa. Dalam hal ini ada beberapa tujuan pendidikan Islam yaitu tujuan tertinggi, tujuan umum, tujuan khusus (Achmadi, 1992: 63).

  a.

  Tujuan Tertinggi Tujuan tertinggi ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku umum, karena sesuai dengan konsep Ilahi yang mengandung kebenaran mutlak dan universal. Tujuan tertinggi dan terakhir ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia dan peranannya sebagai ciptaan Allah, yaitu: 1.

  Menjadikan hamba Allah yang paling taqwa Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaan manusia, yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah Swt.

  2. Mengantarkan subjek didik menjadi Khalifatullah fil ard (wakil Tuhan di bumi) yang mampu memakmurkannya (membudayakan alam sekitar) dan lebih jauh lagi, mewujudkan rahmah bagi alam sekitarnya, sesuai dengan tujuan penciptaan manusia dan sebagai konsekuensi setelah menerima Islam sebagai pedoman hidup.

3. Untuk memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup di dunia sampai di akhirat, baik individu maupun masyarakat.

  Tujuan ini sesuai dengan cita-cita setiap muslim sebagaimana doa yang paling mencakup dan selalu dimohonkan kepada Allah, Rabbana

  atina fid-dunya hasanah, wa fil-akhirati hasanah wa qina azaban-nar.

  Ketiga tujuan tertinggi tersebut diyakini sebagai sesuatu yang ideal dan dapat memotivasi usaha pendidikan dan bahkan dapat menjadikan aktivitas pendidikan yang lebih bermakna.

  b.

  Tujuan Umum Tujuan Umum adalah sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat di-ukur karena menyangkut perubahan sikap, perilaku dan kepribadian subjek didik.Dalam hal tujuan umum mengenai pendidikan Dr. Muhammad Fadil Al-Jamali menyimpulkan sebagai berikut: 1.

  Mengenalkan manusia akan peranannya diantara makhluk dan tanggung jawab pribadinya dalam hidup ini.

  2. Mengenalkan manusia akan hubungannya dengan lingkungan sosialnya dan tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.

  3. Mengenalkan manusia dengan ala mini dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah diciptanya serta memberikan kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaatnya.

  4. Mengenalkan manusia dengan pencipta alam (Allah) dan memerintahkan beribadah kepada-Nya (Achmadi, 1992: 65).

  Keempat tujuan tersebut merupakan satu rangkaian atau kesatuan, dengan kembali kepada Al- qur’an dapat disimpulkan bahwa realisasi diri sebagai tujuan umum pendidikan Islam tidak lain adalah terpadunya pikir, zikir, dan amal pada pribadi seseorang. Dan ini merupakan kunci utama untuk sampai pada tujuan tertinggi

  “Ma’rifatullah an ta’abud ilallah”.

  c.

  Tujuan Khusus Tujuan khusus adalah pengkhususan atau operasionalisasi tujuan tertinggi dan terakhir dan tujuan umum pendidikan islam. Tujuan khusus bersifat relatif sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan di mana perlu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi dan umum itu. Pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada:

  1. Kultur dan cita-cita suatu bangsa di mana pendidikan itu diselenggarakan.

  2. Minat, bakat, kesanggupan subjek didik.

  3. Tuntutan situasi, kondisi pada kurun waktu tertentu.

  Dengan demikian tujuan khusus harus tetap mengacu pada tujuan tertinggi dan senantiasa dijiwai dengan akhlaqul karimah, karena pendidikan budi pekerti (akhlaq) adalah jiwa dari pendidikan islam dan Tujuan Akhir Pendidikan Islam adalah berkaitan dengan penciptaan manusia di muka bumi ini, yaitu membentuk manusia sejati, manusia abid yang selalu mendekatkan diri kepada Allah, melekatkan sifat-sifat Allah dalam pribadinya dan menjalankan fungsi-fungsi kehidupannya sebagaikhalifatul fil ard (Ahid, 2010:46). Hal ini seperti yang diterangkan dalam Q.S Adz Dzariyat ayat 56:

  ِنوُدُبْعَيِل َّلَِّإ َسنِ ْلْاَو َّنِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو 56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

  Dengan demikian tujuan pendidikan agama Islam adalah dalam rangka untuk menumbuhkan pola kehidupan manusia yang utuh melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak penalaran, perasaan dan indera.Jadi pendidikan itu harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspek baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, maupun bahasannya.Pendidik pada dasarnya mendorong semua aspek tersebut ke arah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup (Mansur, 2005:333).

D. Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim 1. Pengertian Keluarga Muslim

  Keluarga adalah sanak saudara yang bertalian dengan turunan atau sanak saudara yang bertalian dengan perkawinan (Poerwadarminta, 2006:553). Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan pengembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan, maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah pertumbuhan anak tersebut (Darajat, 1995:47).

  Keluarga merupakan sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan. Pada dasarnya keluarga itu adalah sebuah komunitas dalam “satu atap”. Kesadaran untuk hidup bersama dalam satu atap sebagai suami istri dan saling interaksi dan berpotensi punya anak akhirnya membentuk komunitas baru yang disebut keluarga. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia (Djamarah, 2004:16-17).

  Menurut tim penyusun kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud Muslim adalah penganut agama Islam atau orang yang memeluk agama Islam (TPKBBI, 2008: 987). Muslim kalau ditinjau dari segi bahasa dan istilah asal usul katanya yaitu dimulai dari kata

  ” Islam” berasal dari

  bahasa Arab:

  “salima” yang artinya selamat, dari kata itu terbentuk “aslama”yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Dari kata

  “aslama” itulah terbentuk kata Islam dan pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah, siap patuh pada ajaran-Nya dan yang pasti orang yang sudah mengucapkan syahadat berarti dia sudah Muslim, tetapi untuk menjadi muslim yang sebenarnya setiap orang harus menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan sebenar-benarnya.

  Jadi, Keluarga Muslim menurut penulis adalah keluarga yang beragama Islam sekaligus menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya.

2. Peran Keluarga Muslim terhadap Pendidikan Islam

  Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan pengembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan, maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah pertumbuhan anak tersebut (Darajat, 1995: 47). keluarga adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan melalui ikatan pernikahan, hubungan kelahiran, adopsi, atau ikatan darah yang biasanya memiliki tempat tinggal yang sama (Fatkhurrohman, 2012: 28).

  Lingkungan pertama yang mempunyai peran penting adalah lingkungan keluarga. Disinilah anak dilahirkan, dirawat, dan dibesarkan.

  Di sini juga proses pendidikan berawal, Orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua adalah guru agama, bahasa, dan sosial bagi anak. Karena, orang tua (ayah) adalah orang yang pertama kali melafalkan azan dan iqamah di telinga anak di awal kelahirannya. Orang tua adalah orang yang pertama mengajarkan anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar (Musbikin, 2009: 111). Keluarga merupakan lembaga utama yang dikenal oleh anak. Hal ini disebabkan karena kedua orang tuanyalah orang yang pertama dikenal, dan diterimanya pendidikan, bimbingan, perhatian dan kasih sayang yang terjalin antara kedua orang tua dan anak-anaknya merupakan basis yang ampuh bagi pertumbuhan dan perkembangan psikis serta nilai-nilai sosial dan religius pada diri anak didik (Ahid, 2010: 61).

  Menurut Ahid (2010: 137-140) peran keluarga dalam pendidikan meliputi: a.

  Dalam bidang jasmani dan kesehatan anak

  Keluarga mempunyai peranan penting untuk menolong pertumbuhan anak-anaknya dari segi jasmaniah, baik aspek perkembangan maupun aspek perfungsian.Didalamnya termasuk perlindungan, pengobatan dan pengembangan untuk menunaikan tanggung jawab.

  b.

Dokumen yang terkait

Proses Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Studi di Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Tahun 2015)

4 27 45

MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA PADA MASYARAKAT (Studi pada Kader di Desa Tumpang, Kabupaten Malang)

1 6 26

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK MENJADI SENTRAL DI DALAM KELUARGA SEBAGAI

0 1 24

PENGARUH ISTRI BEKERJA DI LUAR NEGERI DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus TKW di Dusun Ringin Desa Payaman, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan) SKRIPSI

0 0 11

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN (Studi Kasus di SMA 1 Pabelan Kabupaten Semarang dan SMK Muhammadiyah Kota Salatiga Tahun 2008) SKRIPSI

0 2 233

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU BERAGAMA SISWA SMP NEGERI 02 KANGKUNG KENDAL TAHUN 20052006 SKRIPSI

0 4 91

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUISISTEM ASRAMANISASI (Studi Kasus Pada Santri Ma’had STAIN Salatiga Tahun 2008) SKRIPSI

0 0 166

MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA MUSLIM DI LINGKUNGAN PONPES DESA BENER KEC.TENGARAN KAB.SEMARANG TAHUN 2009 - Test Repository

0 0 102

MODEL PENDIDIKAN AKHLAK ANAK USIA DINI (Studi Kasus pada Masyarakat Alas Roban Desa Sentul Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang Tahun 2009)

0 0 174

STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus pada SD Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010) - Test Repository

0 1 78