STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus pada SD Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010) - Test Repository
STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Kasus p ada SD K um pulrejo 03 Salatiga Tahun P elajaran 2 0 0 9 /2 0 1 0 )
S K R I P S I Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
MUDZAKIR
NIM: 11408025 JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGAJl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: Email :administrasi(a)stainsalatisa. ac. id
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 Eks Hal : Naskah Skripsi
Saudara Modzakir
Kepada Yth: Ketua STAIN Salatiga Di - Salatiga
A SSA LA M U A L A IK U M , WR. WB
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Mudzakir
NIM : 11408025 Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Judul :
STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS PADA SISWA SD KUMPULREJO 03 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010) Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
W ASSALAM U’ALAIKU M , WR.WB Pembimbing D r . H. M. Zulfa. M.Ag
NIP 19520430 197703 1 001 KEMENTERIAN AGAMA R I SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433
Salatiga 50721
‘A:admimstrasi(a)stainsalatiea.ac.id Website: Ema m
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudara : MUDZAKIR dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408025 yang beijudul: STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS PADA SISWA SD KUMPULREJO 03 SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2009/2010) Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
25 September 2010 M Salatiga, -----------------------------
Syawal 1431 H Panitia Ujian kretaris Sidang
Dr. lahmat Hartvadi. M.Pd
NIP 19670112 199203 1 005 Penguji II
Peni Susanti. M.Si
NIP. 19670307 199403 1 002 NIP. 19700403 200003 2 003 Pembimbing
NIP. 19520430 197703 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : MUDZAKIR NIM : 11408025
Judul Skripsi : STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS PADA SISWA SD KUMPULREJO 03 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Salatiga, 25 September 2010 Yang Menyatakan MOTTO DAN PERSEMBAHAN
I Oi*W ^
- * „ j x x ■ ? -* * ^ . ->
j j j >J*Jl I
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
“
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa Derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ”
(Q. S. Al-Mujaadilah: 11)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ibundaku, yang selalu membimbing, mendo'akan dan
memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studiku, semoga Allah senantiasa meridhoinya.2. Keluarga besar SD N Kumpulrejo 03
3. Guru-guru Agama Islam se Kota Salatiga
4. Rekan-rekan di Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga
ABSTRAK
M udzakir. 2010. S tu d i K o re la si a n ta ra K em am puan M em baca A l-Q u r ’an dengan
P resta si B ela ja r P en d id ika n A g a m a Islam (Studi K asus p a d a S isw a S D K u m p u lrejo 03 S a la tig a Tahun P ela ja ra n 2009/2010). Skripsi. JurusanT arbiyah. P rogram Studi P endidikan A gam i Islam . S ekolah T inggi A gam a Islam N egeri S alatiga. P em bim bing: D R . H. M Z u ,f a, M. A g. K a ta K u n c i : K em am p u an m em b aca A l-O u r’an ia n prestasi belajar.
K em am puan m em b a ca A l-Q u r’an adalah suatu kesanggupan seseorang
dalam hal m elih a t dan m e m b u n y ik an atau m en g ucapkan rangkaian h u ru f-h u ru f
h ijaiy ah y ang te rd ap at d a la m A l-Q u r’an yang m erupakan w ahyu A llah S W T yang
dituru n k an k ep ad a N abi M uham m ad SA W dengan perantaraan m alaik at Jibril,
untuk d isam p aik an k ep ad a um atnya sam pai m am pu m em baca d engan baik, lancar,
dan fasih.P erm asalahan dalam penelitian ini adalah bagaim ai akah kem anij uan
m em b aca A l-Q u r’an sisw a? B agaim anakah p restasi b elajar P A I sisw a? D an
apakah ada korelasi an tara keduanya? P enelitian ini b ertujuan untuk m engetahui ada tidaknya korelasi antarak em am puan m em b aca A l-Q u r’an dengan prestasi b elajar PA I sisw a SDN
K um pulrejo 03 S alatiga T ahun Pelajaran 2009/2010.P en elitian ini m eru p ak an p enelitian kuantitatif. M etode p engum pulan d ata
yang digu n ak an untuk m em bahas sekaligus sebagai kerangka b erp ik ir pada
p enelitian ini adalah m eto d e tes, d okum entasi, dan observasi. M etode tes
oigu n ak an u n tu k m en g u ji kem am p u an sisw a dalam m em b aca A l-Q u r’an.
D okum entasi digu n ak an untuk m endapatkan d ata anak dan data nil; i hasil tes
sem ester dua. S ed an g k an observasi d ig u n ak an untuk m em p ero leh d ata sarana
p rasarana, dan k e ad aan u m u m sekolah.A d a p u n dalam m e n g an alisis d ata terseb u t p m ulis m enggunakan analisis d ata d e n g an ru m u s K o e fisien K ontingensi (K K ).
P en elitian ini m e n em u k an nilai korelasi antara kem am puan m em b aca A l-
Q u r’an den g an prestasi b ela jar P A I sisw a y a itu nilai K K seb esar 0 ,970 dan apabila
dilihat dalam tabel interval nilai koefisien korelasi d engan k ekuatan hubungan
m ak a K K yang d ip e ro le h (0,9 7 0 ) lebih b e sa r dari 0,90 d a n lebih k e cil dari 1,00
(0,90 < K K < 1,00). A rtin y a K em am p u an M em baca A l-Q u r’an sangat
berhu b u n g an era t d en g an Prestasi B elajar P A I sisw a.KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “STUDI KORELASI
ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS PADA SISWA
SD KUMPULREJO 03 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010). Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi.
3. Bapak Drs. H. Zulfa, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.
4. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.
Amin - amin yarobbal *alamin
Salatiga, Agustus 2010 Penulis
Madzakir
DAFTAR ISI
12 BAB II K A JIA N PUSTAKA
A . K eadaan U m um S ekolah D asai N egeri K um pulrejo 03 S alatiga .... 38
40
4. Keadaan Siswa dan fasilitas sekolah
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
15. T abel K erja untuk M encari K oefisien an tara K em am puan M em baca Al
6. Tabel D aftar Hasil B elajar PAI Sisw a S em ester II T ahun 2009/2010 ... 44
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al Qur’an sebagai kalam Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia itu memiliki keistimewaan terutama pada susunan bahasanya yang unik dan kandungan maknanya yang mendalam.
Al Qur’an merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW membacanya adalah ibadah1. Keutamaan mukjizat Al Qur’an bukan hanya ditujukan kepada bangsa arab, namun Al Qur’an dengan keutamaan mukjizatnya itu diperuntukkan kepada seluruh alam2.
Maka dari itu mempelajari Al Qur’an merupakan kewajiban mutlak bagi setiap yang beragama Islam, sebab semua ajaran Islam bersumber pada Al Qur’an, bahkan Al Qur’an itu sendiri merupakan induk atau pusatnya segala ilmu pengetahuan, yang berisi tentang hukum-hukum dan aqidah.
Firman Allah dalam surat Yusuf ayat 2: Artinya:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. ”3
1 Al Qur’an dan Terjemahnya, Sejarah A l Qur 'an, Departemen Agama, Jakarta, 1991, him. 23
2 Akhxnad Syadali, Ulumul Qur'an, Pustaka Setia, Bandung, 2000, him. 10
2 Dan Al Qur’an sebagai tata kehidupan umat dan petunjuk bagi makhluk, ia merupakan tanda kebenaran Rasulullah SAW. Disamping merupakan bukti yang jelas atas kenabian dan kerasulannya. Selain itu ia juga hujjah yang akan tetap tegak sampai pada hari kiamat4.
Berkaitan dengan masalah tersebut, pendidikan agama Islam dan membaca Al Qur’an di sekolah mulai di tingkat dasar tidak kalah pentingnya, disamping siswa diharapkan menjadi anak yang berbudi pekerti baik, rajin beribadah dan kuat imannya, maka tidak ada suatu alas an melainkan anak harus ditekan untuk belajar membaca Al Qur’an. Apalagi menghadapi keluhan dari pihak orang tua atau wali murid yang mengatakan, bahwa murid-murid tamatan sekolah dasar banyak yang belum dapat membaca dan menulis huruf Al Qur’an. Sehingga dengan penekanan belajar membaca Al Qur’an diharapkan murid-murid sekolah dasar dapat membaca dan menulis huruf Al Qur’an sebagai penghayatan terhadap sumber agama
Islam, yaitu Al Qur’an.
Bagi murid-murid tamatan sekolah dasar yang akan melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama diharapkan sudah mampu membaca dan menulis huruf Al Qur’an sehingga tidak menyulitkan bagi guru agama yang mengajar pada tingkat tersebut demikian pula pada tingkat selanjutnya5.
Berdasarkan kurikulum Sekolah Dasar (SD) tahun 1975 yang telah dibakukan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
4 Syeh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Ikhtisar Ulumul Qur'an, Pustaka Amani, Jakarta, 1981, him.
3-45 H.MT. Fatahudin, Pedoman M embaca dan M enulis H uruf AI Qur ’an, CV. Serajaya, Jakarta, tanggal 17 Januari 1975 No. 008C/U/1975 dan Keputusan Menteri Agama tanggal 31 Oktober 1974 pada bidang studi pendidikan agama Islam terdapat tujuan instructional umum antara lain ditetapkan bahwa murid lulusan sekolah dasar harus mampu membaca Al Qur’an dengan baik6.
Namun kenyataannya tidak seperti yang kita harapkan ternyata pembelajaran membaca dan menulis huruf Al Qur’an tingkat sekolah dasar ini kurang menarik dan para siswa mengalami kesulitan, maka dengan demikian pembelajaran ini kurang berhasil. Pengaruh perkembangan zaman dan teknologi telah banyak mempengaruhi kemampuan siswa, termasuk dalam membaca Al Qur'an. Banyak siswa yang lebih suka menonton televisi daripada ikut belajar di TPA/ TPQ. Dan akibatnya kemampuan membaca Al Qur'annya menjadi rendah. Akibatnya prestasi belajar PAI juga mengalami pengaruh.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern siswa. Faktor intem yang berpengaruh adalah motivasi dan intelegensi. Sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. Semua faktor tersebut dapat memberikan dampak terhadap prestasi belajar siswa.
Kehidupan anak di lingkungan perkotaan sebagaimana di Kota Salatiga menjadikan anak banyak terpengaruh oleh kondisi lingkungan.
Dampaknya kegiatan mengaji dan belajar di TPA/TPQ menjadi kalah oleh permainan-permainan game komputer ataupun pengaruh lingkungan yang
6 Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, Kurikulum 1975, Departemen Agama RI,
menuntut berbagai macam les pengetahuan umum. Dengan adanya hal tersebut maka kemampuan membaca Al Qur'an siswa dipengaruhi oleh lingkungannya.
B. Penjelasan Istilah
1. Korelasi Korelasi diartikan sebagai suatu hubungan antara suatu hal dengan hal lain7.
2. Kemampuan Mampu adalah kuasa atau sanggup melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya8.
3. Membaca Membaca yaitu memperhatikan, melihat, mendengarkan dan mengucapkan secara terus menerus untuk memperbaharui pengetahuan dan ketrampilan9.
4. Al Qur’an Qur’an menurut bahasa berarti bacaan. Menurut istilah : Al Qur’an adalah Kalam Allah yang bernilai mu’jizat yang diturunkan kepada pungkasan (penutup) para Nabi dan Rasul, dengan perantara Malaikat Jibril yang tertulis pada mashahif, diriwayatkan kepada kita dengan
7 WJS Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1991, him. 1642
8 Ibid, him. 344 mutawatir, membacanya terhitung ibadah. Diawali dengan surat Al fatikah dan ditutup dengan surat An Nas10.
5. Prestasi Belajar Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi.
Prestasi dapat dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar mengajar di kelas serta merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang optimal setelah menerima pelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Sudjana11
Prestasi belajar juga dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Hasil belajar memuat kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Pengalaman belajar adalah semua kegiatan fisik dan mental yang dialami siswa selama proses belajar mengajar.
Prestasi belajar merupakan tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Prestasi belajar mempunyai berbagai fungsi, diantaranya sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai atau diserap oleh anak didik dan sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan atau sebagai timbal balik bagi kemajuan mutu pendidikan
10 Syekh Muhammad A li A sh Shabuni, Ikhtisar Ulumul Q ur’an, Jakarta, Pustaka Amani,
him. 311 Nana Sudjana,
Rumusan Masalah C.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitiannya sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan membaca Al Qur'an siswa SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010?
2. Bagaimana prestasi belajar PAI SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun
Pelajaran 2009/2010?
3. Adakah korelasi antara kemampuan membaca al qur'an dengan prestasi belajar PAI SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al Qur'an siswa SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar PAI SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kemampuan membaca al qur'an dengan prestasi belajar PAI SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010.
£ . Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah "ada korelasi antara kemampuan membaca al qur'an dengan prestasi belajar PAI SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010"
F. Definisi Operasional Berdasarkan penjelasan istilah di atas maka dapat dirumuskan definisi operasional dari masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Kemampuan Membaca Al Qur’an Adapun indikator kemampuan membaca Al Qur'an adalah sebagai berikut:
Kriteria Komponen
Makhraj Tajwid Kelancaran
Tinggi l.Anak dapat l.A nak dapat l.Anak dapat mengucapkan mengucapkan membaca huruf Al Qur'an dengan benar dengan baik, dengan baik dan hukum bacaan lancar dan jelas benar nun sukun dan
2.Anak dapat
2.Anak dapat mim sukun merangkai kata membedakan
2. Anak dapat perkata dalam suara dengan mengucapkan ayat Al Qur’an jelas huruf- bacaan mad huruf hijaiyah dengan baik dan yang hampir benar sama
Sedang l.Anak tidak
1. Anak tidak
1. Anak dapat dapat mengenal secara membaca tetapi mengucapkan lengkap bacaan tidak lancar seluruh sifat- hukum nun
2. Anak sedikit sifat huruf sukun dan mim mengalami dengan tepat sukun kesulitan dalam
2. Anak kurang
2. Anak tidak merangkai kata perkata dari bisa mengenal secara membedakan lengkap bacaan ayat Al Qur'an suara huruf mad hijaiyah yang hampir sama denga baik
Rendah i. Anak tidak
1. Anak tidak
1. Anak tidak dapat mengerti bacaan dapat membaca al mengucapkan mm sukun dan qur'an dengan huruf hijaiyah mim sukun benar dan tidak dengan benar bertemu dengan lancar
2. Anak tidak
2. Anak tidak tahu
2. Anak tidak bisa dapat hukum bacaan merangkai kata membedakan mad perkata dari ayat suara huruf al qur'an hijaiyah yang hampir sama
2. Prestasi Belajar Sedangkan prestasi belajar pendidikan agama Islam dapat diketahui dari indikator: a. Nilai ulangan harian
b. Nilai Tugas
c. Nilai Semester
9 G. Metode Penelitian
L Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat serta menguji hipotesis yang diajukan12
2. Tempat dan Wakto Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VI SO N Kumpulrejo 03 Kota Salatiga.Ppenelitian dimulai bulan Mei 2010 sampai dengan selesai
3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
a. Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu atau orang dalam suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu13. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VI SD N Kumpulrejo 03 sebanyak 20 orang siswa.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi14,
12 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2008, him. 56
13 Ibid, him. 6
14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka
11
10
4. M etod e Pen gu m p ulan D ata
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes untuk mengetahui, kemampuan membaca al qur'an.
Sedangkan untuk prestasi belajar PAI penulis mengambil data dokumentasi, yaitu data nilai hasil tes semester dua.
5. Analisis Data
Analisis data untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus Koefisien Kontiengensi (KK) sebagai berikut: keterangan: KK : Koefisien Kontingensi X2 : Nilai Chi Square N : Sampel Sedangkan nilai chi square diperoleh hasil sebagai berikut:
..2 )2
Jh
Keterangan: X2 : Nilai Chi Square
BAB n
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Membaca Al Qur’an
Al Qur'an secara etimologi merupakan mashdar (kata benda) dari kata keija Qara-’a (b*) yang bermakna Talaa [keduanya berarti: membaca atau bermakna Jama ’a (mengumpulkan, mengoleksi)1. Atau dapat dikatakan Q ara-’a Q ar’an W a Qur’aanan (U lJj '* J 'J ) sama seperti mengucapkan, Ghqfaro Ghafran Wa Qhufroonan ( 'j'J ^ j 'J*. Jc.). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah kata benda yang semakna dengan Ism M afuul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah kata benda dari
Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum2.
Secara terminologi (syari’at) Al qur'an adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad SAW, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas3. Allah ta’ala berfirman dalam QS Al Isra’ ayat 106
1 D epag RI, Bimbingan Membaca A l Qur ’an, Depag RI, Jakarta, 1996, him. 12
2 Ibid, him. 12
Artinya:
Dan Al Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.’”4
Dan firman-Nya dalam Surat Yusuf ayat 2 ■" i*
- * ' t ' f 7^1
W t j A iU j j l b !
Artinya:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. ”5 6
Allah ta’ala telah menjaga al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Allah telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya. Membaca diartikan sebagai mengeja huruf per huruf dalam suatu suku kata. Membaca juga diartikan sebagai sebuah tahapan dimana seseorang mengeja huruf sehingga menjadi suatu kata atau kalimat yang dapat dipahami. Firman Allah dalam Surat Al Furqan ayat 32:
, c4& iV 3 # cftjili Jiij
&V 9 Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartif.
4 Depag RI, A l Qur'an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 1976
5 Ibid, him. 674
6 Depag RI,
14 Membaca Al Qur’an dengan tartil bertujuan agar dapat membaca Al Qur’an dengan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dengan membaca Al Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah, maka dalam kegiatan beribadah, terutama ibadah wajib maka akan dapat melafalkan ayat-ayat Al
Qur’an dengan fasih sehingga ibadahnya menjadi lebih baik dan khusyuk.7 8 Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al A’raf ayat 204:
b f S i ) i JJ ] bnyttmj
Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmaf.Tujuan lain yang dapat dicapai dengan pembelajaran Al Qur’an dengan metode iqro’ adalah mampu menghafal surat-surat pendek Al Qur’an, ayat-ayat pilihan serta do’a dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dengan metode iqro’ dalam pembelajaran Al Qur’an banyak sekali faedah dan kegunaannya yang berhubungan dengan ibadah yang dilaksanakan sehari-hari. Selain itu metode tersebut juga melatih agar terampil dalam menulis huruf-huruf hijaiyah.
Kebenaran menurut akal pikiran bersifat nisbi sulitlah menentukan ukuran dan takaran, antara kebenaran dan kebatilan. Masing-masing mengukur dengan ruang lingkup dimana mereka berada dan hawa nafsu 7 Depag RI, M etode B elajar M embaca A l Qur'an, Jakarta, Depag RI, 2000, him. 6.
8 Depag RI, Op.cit, him. 386.
15 yang sedang berkuasa,9 Tuhan kemudian menurunkan pedoman, sebagai penerang penunjuk jalan. Pedoman tersebut adalah Al Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurnaan kita-kita
suci terdahulu.Karena Al Qur’an diturunkan kepada manusia sebagai pedoman dalam kehidupannya, maka manusia diperintahkan untuk mengkajinya secara keseluruhan, bahkan perintah untuk mengkajinya merupakan kewajiban yang bersifat fardhu kifayah. Untuk mengkajinya seorang muslim harus dapat membaca dan mengetahui maksud yang terkandung didalamnya.
Di dalam Asy-Syiasyahnya Ibnu Sina, menasehati agar kita mengajari anak-anak mulai mengajarkan Al Qur’an. Segenap potensi anak, baik jasmani maupun akalnya, hendaknya dicurahkan untuk menerima
pelajaran ini, agar anak mendapat bahasa asli dan agar aqidah dapat mengalir tertanam kokoh dalam kalbunya Dalam muqoddimah Ibnu Khaldun dan Ibnu Sina dapat menunjukkan betapa pentingnya mengajarkan dan menghafal Al Qur’an kepada anak-anak. Ia menjelaskan bahwa pelajaran Al Qur’an merupakan pondasi pengajaran bagi seluruh kurikulum, sebab Al Qur’an merupakan syiar addin yang menggunakan aqidah dan mengkokohkan keimanan.
16 Setelah mampu membaca Al Qur’an hendaknya dibarengi dengan kemampuan memahami ayat-ayat yang terkandung didalamnya. Upaya yang dapat dilakukan dalam memahami ayat adalah sebagai berikut:10
1. Memahami ayat dengan ayat
Menafsirkan satu ayat Qur’an dengan ayat Qur’an yang lain, adalah jenis penafsiran yang paling tinggi. Karena ada sebagian ayat Qur’an itu yang menafsirkan (baca, menerangkan) makna ayat-ayat yang lain.
2. Memahami ayat Al-Qur’an dengan Hadits Shahih
Menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan hadits shahih sangatlah urgen, bahkan harus. Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasalam. Tidak lain supaya diterangkan maksudnya kepada semua manusia.
3. Memahami ayat dengan pemahaman sahabat
Merujuk kepada penafsiran para sahabat terhadap ayat-ayat Qur’an seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud sangatlah penting sekali untuk mengetahui maksud suatu ayat. Karena, di samping senantiasa menyertai Rasulullah, mereka juga belajar langsung dari beliau.
4. Harus mengetahui gramatika Bahasa Arab
Tidak diragukan lagi, untuk bisa memahami dan menafsiri ayat- ayat Qur’an, mengetahui gramatika bahasa Arab sangatlah urgen.
Karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab.
17 Tanpa mengetahui bahasa Arab, tak mungkin bisa memahami makna ayat-ayat Qur’an. Sebagai contoh ayat: “tsummastawaa ilas
samaa’i ”. Makna istawaa ini banyak diperselisihkan. Kaum Mu’tazilah
mengartikannya menguasai dengan paksa. Ini jelas penafsiran yang salah. Tidak sesuai dengan bahasa Arab. Yang benar, menurut pendapat ahli sunnah wal jamaah, istanvaa artinya ‘ala wa irtafa’a (meninggi dan naik). Karena Allah mensifati dirinya dengan Al- ’Ali (Maha Tinggi).
Anehnya, banyak orang penganut faham Mu’tazilah yang menafsiri lafadz istawa dengan istaula. Pemaknaan seperti ini banyak tersebar di dalam kitab-kitab tafsir, tauhid, dan ucapan-ucapan orang. Mereka jelas mengingkari ke-Maha Tinggian Allah yang jelas-jelas tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits shahih, perkataan para sahabat dan para tabi’in, Mereka mengingkari bahasa Arab di mana Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa itu. Ibnu Qayyim berkata, Allah memerintahkan orang-orang Yahudi supaya mengucapkan “hitthotun” (bebaskan kami dari dosa), tapi mereka pelesetkan atau rubah menjadi
“hinthotun” (biji gandum). Ini sama dengan kaum Mu’tazilah yang
mengartikan istawa dengan arti istaula
5. Memahami Nash Al-Qur’an dengan Asbabun Nuzul
Mengetahui sababun nuzul (peristiwa yang melatari turunnya ayat) sangat membantu sekali dalam memahami Al-Qur’an dengan benar.
18 B. Belajar dan Pembelajaran
1. Definisi Belajar Belajar merupakan proses perubahan yang teijadi pada diri seseorang melalui penguatan {reinforcement), sehingga teijadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman {Learning is a change o f behaviour as a result o f
experience), demikian pendapat John Dewey, salah seorang ahli
pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach11 Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesmpumaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan {cognitive domain), aspek afektif {afektive
domain) maupun aspek psikomotorik {psychomotoric domain). Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan12.
Belajar bukan merupakan tujuan melainkan suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh sehingga dapat dikatakan belajar sebagai suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap
11 M Ngalim Purwanto,
Belajar dan Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hal. 12 penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan13. Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung dari proses yang dialami siswa, baik ketika di sekolah, lingkungan rumah atau keluarga. Belajar mempunyai pengertian yang sangat kompleks, sehingga banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan dan pandangan yang berbeda-beda.
Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu14:
a.
Learning to Know, yaitu suatu proses pembelajaran yang
memungkinkan siswa menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh pengetahuan.
b. Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening,
Designing, Organizing. Belajar dengan melakukan sesuatu dalam
potensi yang kongkret tidak hanya terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan berkomunikasi, bekeijasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi konflik c. Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling pengertian dan tanpa prasangka.
d. Learning to be adalah keberhasilan pembelajaran yang untuk
13 Oemar Hamalik, B elajar dan M engajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, him. 16 14 Nurhadi dan Senduk, Pendekatan Baru dalam Pembelajaran, Graha Ilmu, Jakarta, 2004, him.
mencapai tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua dan ketiga. Tiga pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahuan yang mampu memecahkan masalah, bekeijasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya berhasil dengan memuaskan akan menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang dapat mengendalikan dirinya dengan konsisten, yang disebut emotional intelegence (kecerdasan emosi).
Dari berbagai pendapat mengenai belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang karena bereaksi dengan keadaan.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Menurut Darsono dkk, ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut:15 a Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. b Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
15 Darsono dkk,
c Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa. d Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. e Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa. f Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
3. Belajar Mengajar Belajar di bidang pendidikan berhubungan dengan kegiatan mengajar. Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi kependidikan ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa.
Menurut Nasution mengajar adalah suatu usaha dari pihak guru, yakni mengatur lingkungan sehingga terbentuklah suasana yang sebaik-baiknya bagi anak untuk belajar. Teaching is the guidance o f
learning, artinya dalam mengajar yang aktif adalah siswa yang
mengalami proses belajar dan guru hanya membimbing dan menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa16.
16 Nasution,
Menurut Rusyan ada tiga pandangan mengajar, yaitu17: 1) mengajar adalah menyampaikan pengetahuan dari seseorang kepada kelompok; 2) mengajar adalah membimbing peserta didik untuk belajar; 3) mengajar adalah mengatur lingkungan agar teijadi proses belajar mengajar yang baik. Sedangkan menurut Hasibuan dan Moedjiono berpendapat bahwa mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan teijadinya proses belajar. Lebih lanjut dikatakan bahwa mengajar adalah melatih ketrampilan, menyampaikan pengetahuan, membentuk sikap dan memindahkan nilai-nilai18.
Mengajar adalah kegiatan terorganisasi yang bertujuan membantu atau membimbing siswa untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill (keahlian), tingkah laku dan pengetahuan dengan cara penyajian konsep secara bertahap sehingga teijadi proses belajar. Mengajar menurut Sardinian dalam Hasibuan, adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Mengajar diartikan sebagai aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga teijadi proses belajar19.
Menurut Joni dalam Sumantri dan Permana bahwa mengajar sebagai pencipta dan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan
17 Rusyan, Teknik Belajar Mengajar, Alfabeta, Bandung, 1994, him.
27
18 Hasibuan dan Moedjiono, Konsep dan Strategi Belajar M engajar, Studia Press, Jakarta, 2004, him. 47 teijadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan intruksional yang ingin dicapai, guru dan peserta didik yang memainkan peran senada dalam hubungan social tertentu, materi yang diajarkan, bentuk kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia20.
Mengajar adalah suatu proses yaitu mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitarnya, sehingga dapat menimbulkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang kelas tetapi juga meliputi guru, alat perpustakaan, laboratorium, metode mengajar dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar mengajar. Guru hanya berperan sebagai pemimpin belajar dan fasilitator belajar, sedangkan yang berperan membelajarkan adalah siswa.
Proses belajar mengajar menurut Syah dalam Sumantri dan Permana adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh) dan terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar21. Rusyan, dkk berpendapat bahwa proses belajar mengajar memiliki empat komponen yaitu tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi saling berhubungan dan saling
20 Sumantri dan Permana, M etode Belajar Mengajar, Graha Ilmu, Jakarta, 2004, him. 62
21 Ibid., him. 64
24 mempengaruhi satu sama lain (Gambar 1 f 2.
Gambar 1. Komponen Proses Belajar Mengajar
Makmum dalam Rusyan menyatakan bahwa proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Proses belajar mengajar adalah suatu interaksi antara guru dengan siswa yang saling berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu2
2 Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar). Menurut
23.
Slameto faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat24. Faktor sekolah antara lain
22 Rusyan, opcit., him. 29
23 Ib id , him. 29
25 meliputi metode mengajar, alat atau media pembelajaran, kurikulum dan lain-lain. Faktor keberhasilan pendidikan di sekolah salah satunya menjadi tanggung jawab guru sebagai fasilitator. Hal lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ialah beberapa sifat peserta didik dalam belajar y aitu : cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, anak kreatif, anak drop out dan anak berprestasi kurang.
Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru tersebut mengajarkan pengetahuan terhadap anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak. Faktor guru sangat berperan dalam proses belajar mengajar. Guru yang dapat mengembangkan metode mengajar dan media pembelajaran sangat membantu siswa dalam menerima materi pelajaran sehingga prestasi belajarpun meningkat. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat ditingkatkan apabila guru mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu pembahan yang khas yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan yang telah ditetapkan disetiap mata pelajaran dalam waktu tertentu25. Keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Slameto faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu26, a. Faktor intern
1) Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan fungsi alat indera serta tubuhnya.
2) Inteligensi dan bakat Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektifj mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteleginsi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingakat
25 Suharsimi Arikunto, D isiplin dalam Pem belajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, him.
37.