MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA MUSLIM DI LINGKUNGAN PONPES DESA BENER KEC.TENGARAN KAB.SEMARANG TAHUN 2009 - Test Repository

  

SKRIPSI

MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA MUSLIM

DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DESA BENER

KEC. TENGARAN KA B. SEMARANG

TAHUN 2009

Diajukan dalam rangka memenuhi syarat mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan pada

  

Jurusan Tarbiyah

Disusun Oleh :

  

AHMAD YASIN

NIM: 111 050 42

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

NEGERI SALATIGA

  

2010

  

SKRIPSI

MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA MUSLIM

DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DESA BENER

KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG

TAHUN 2009

Diajukan dalam rangka memenuhi syarat mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan pada

  

Jurusan Tarbiyah

Disusun Oleh :

  

AHMAD YASIN

NIM : 111 050 42

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010

  D E P A R T E M E N A G A M A R I S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I ( S T A IN ) S A L A T IG A J in . S ta d io n 0 3 T elp (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 ,3 2 3 4 3 3 S a la tig a 5 0 7 2 1 W e b s i t e : a d m in is tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id .

  Yedi. Efriedi M.Ag

  DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Saudara AHMAD YASIN Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  A ssalam u’alaikum . Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara; Nama : AHMAD YASIN

  NIM : 11105042

  Jurusan / Progdi : Tarbiyah / PAI

  Judul : MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA MUSLIM DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DESA BENER KEC. TENGARAN. KAB. SEMRANG TAHUN 2009.

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana semestinya.

  W assalam u’alaikum. Wr. Wb.

  Salatiga,... Maret 2010 Pembimbing j

  )U S l/ Yem. Efriedi M. A p

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA Jin. Stadion 02 Tip (0298)323706,323433 Salatiga 50721

PENGESAHAN

Skripsi saudara : Ahmad Yasin dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 050 42

yang berjudul MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA MUSLIM DI

LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DESA BENER. KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2009 Telah Dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu 13 Maret 2010 M yang bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memporoleh gelar Sarjanah Dalam Ilmu Tarbiyah.

  24 Maret 2010 M Salatiga,

  08 Ramadhan 1431

Panitia Ujian

Kefrua Sidang Sekretaris

  X T Dr. Muh. Saeiozi. M.Ag

  Yr . Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19660215 199103 1 001 «P. 19580827 198303 1 Penguji II Drs. Kastolani, M.Ag NIP. 19690612 199403 1 003

  IP. 197109232 00604 1 002

edi Efriadi, M.Ae

NIP.19720721 2001121 1 002

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM(STAIN) SALATIGA

  Jitu Stadion 03 Tip (0298)323706,323433 Salatiga 50721 Website : www. Stainsalatiga. Ac.id :

  

DEKLARASI

^ js* } \ S*

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan orang lain.

  Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi Salatiga, 06 Maret 2010

  Penulis NIM: 111 05 042

  

( AG 'imron;103)

  

(Barang siapa yang menempufi jaCan untukjnenuntut ilmu, maka Jidah akan

mempermudahkan kepadanya jalan menuju Surga ( !H% CM.usG.rn )

(Bepeganglah kalian kepada Agama adati dan janganlah kgGan6ercerai 6erai,

dan ingatlah kgGan nikmat A dah yang £ karuniakan kepada kgGan, ketika

dahaul(masa JahiGah ) kgGan 6ermusuhan ,lalu (Dia menjinakkan diantara hati

kaGan sehingga kgGan menjadi orang-omg 6ersaudra sehaS nikm atnya...

  • t \y>-\

  

T T R S T M B A X A N

X a r y a tufts in i A n a n d a p ersem b a h ka n kepada IftuncCa Sutim afi dan A yahanda

M u n a w ir

m ereka senatiasa m em efthara dengan p e n u h kasih da n sayang m endidik p u tra

jm tr in y a tetap fturus akidah dan disipftn “

( Jasam u tiada tara, semoga A d a h memhaCas dengan kehaikan yang m ufta )

  

“'Bapak X y a i A s ’adJ-faris N asution, Bapak X y a i p a tkh u rro h m a n dan Ihundd N y a i

J a tik h a h 'Ulfah,

seCaku Tengasuh Ton-Tes A lM a n a r ”

( ya n g senantiasa yang kam i cadbng iftnu serta tetes a n harokahnya dan teCah

m em berikan m otifasi herhentuk apapun daCampenyeCesaian skripsi in i)

K akak-kakak k u ; M as Issroq, M as Samsodien, M as Im ron, M hak Sri, M bak 7utik,M bak

  

T ujiani

“ A d in d a banyak belajar d a ri kaftan, bersikap dan m engam biC keputusan tepat dan

bijaksana. D isaat-saat kum puC bar sam a, itulah hari yang p a ftn g m em bahagiakan ”

.............................. yaa

  

( A d a h Jagalah dan ftndungi keCuarga kam i dan Semoga A d a h membalas

segala kebaikan-m u)

A d ik k u U m i N asiroh yang sekarang sudah bekerja.

( X a k a k p e se n carilah pendam ping hidupm u yang setia dan berh a tin ya m ufta, ja n g a n

sekali-kali m en y a kiti orang tu a dalam bentuk a p a p u n & rajinlah dalam beribadah )

  

"Olief M a rd iya tu n T ja sin t”

Semoga diberikan ridho dan berkah oleh A lla h SJV dnanti qita dalam m enjalankan

sunnah rosuftm engarungi bahterai rum ah tangga)sadina/i m aw adddA warraAmaA

A m ien. ”

  "Shobat-shobatku kam pus”

M ahsun,pajarC em en,N asrudinC abulB angA ll'R ohm atdi,Sriyanto,A nam ,X riw ul(Sm tra,

B johm adiJokoJrkham ,M urtadb,M isbakhulM unir,IkhsanJayuft,JV idiTurw ono,M effLS,N

itta ,

'RifaahNisa. 'U ftnuha, Cik Meme, A r ie f

  

(Trim akasih atas kebersam aannya selam a ini),

“Shobat-shobat Tondok”

X a n g N yueng, Tak Boni, Tak R t, X a n g fa iz in , kang T at XuQ X a n g A z iz Jedul, X ang

M ailCakiQ X a n g X h a m im kentet, X a n g Salim Spdi, X a n g 'Tafid, X ang

  

N urya n to M b a h 7uo,X angB akrienX angR ifai,X angN astain X en tu t,

X ang Sukron Bodong, X ang X o m a ri ”

( Semoga A d a h m em balas atas doa dan dukungan yang selam a in i kaftan berikan

dengan ikhlas)

  

ABSTRAK

  Ahmad Yasin NIM: (11105042). Model Pendidikan Islam dalam Keluarga Muslim di Lingkungan Pondok Pesantren Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, 2009. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Zedi. Efriedi M.Ag.

  Kata kunci: Model Pendidikan Islam dan Keluarga Muslim. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui: Model Pendidikan

  Islam dalam Keluarga Muslim di Lingkungan Pondok Pesantren. Pertanyaan yang ingin dijawab melaluai penelitian ini adalah 1. Bagaimana keberagaman keluarga muslim di lingkungan Pondok pesantren desa Bener 2. Bagaimana model pendidikan keagamaan anak dalam keluarga muslim di lingkungan Pondok pesantren, desa Bener. 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pendidikan keagamaan anak dalam keluarga muslim di lingkungan Pondok pesantren desa Bener.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kualitatif, dan untuk mendapatkan data, maka digunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisis dengan menggunakan reduksi data, penyusunan data dan mengambil kesimpulan.

  Setelah dianalisis disimpulkan bahwa keberagaman keluarga muslim di lingkungan Pondok pesantren desa Bener teijalinnya hidup yang rukun, tentram, dan harmonis. Model pendidikan keagamaan anak dalam keluarga muslim di lingkungan Pondok pesantren desa Bener meliputi dua model yaitu: model yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Faktor pendukung yang meliputi: peran orang tua yang mempunyai kesadaran yang tinggi akan pentingnya suatu pendidikan bagi anaknya. Faktor penghambat yang meliputi: kurangnya interaksi antara orang tua dan anak dalam segi apapun khususnya dalam bidang pendidikan Islam (kurangnya memotivasi anak).

  Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi keluarga muslim, para orang tua, bagi anak, kususnya bagi penulis yang dapat bermanfaat untuk penulisan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  J j f j s ^ J iy J J j —» j 5 #}L<ah &Cj *C»» 1»>*P~ «OiJ-ki-1

  Segala puji bagi Allah dengan semua pujian yang mampu memenuhi nikmat-nikmat-Nya dan mencukupi tambahan-Nya, dan Shalawat beserta salam kiranya terlimpah kepada al Musthafa. Sang Rasul yang teijaga dan mulia, berlimpah pula kepada keluarga, para sahabat dan pengikut yang setia.

  Berkat rahmat Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan ini apabila dalam tulisan ini ada kesalahan dan kekeliruan penulis mengharapkan kepada semua pembaca yang budiman untuk dibenarkan supaya lebih baik, dan akhirnya semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.

  Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mengakhiri program studi tingkat saijana (SI) pada Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, maka penulis mengajukan skripsi yang berjudul : MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA MUSLIM DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DESA BENER. KEC. TENGARAN. KAB. SEMARANG TAHUN 2009.

  Secara keseluruhan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis sampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

  2. Bapak. Drs. Fatkhurrohman. M.Ag, selaku ketua Progdi PAI, yang memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi

  3. Bapak. Suardi. M.Pd, selaku dosen PA, yang telah membantu memberikan motifasi waktu kuliyah dan dalam penyusunan skripsi.

  4. Bapak. Yedi Efriadi. S Ag, selaku pembimbing skripsi, yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan khusus dalam menyelesaikan skripsi dengan kesabaran dan ketelitian.

  5. Segenap karyawan Perpustakaan STAIN yang telah memberikan kemudahan dalam peminjaman literatur untuk penulisan skripsi ini.

  6. Segenap keluarga besar Pondok Pesantren Al-Manar, yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  Salatiga, 06 Maret 2010 Penulis

  DAFTAR ISI

   BAB

  

  4. Tujuan Pendidikan Islam Dalam

  

  3. Materi Pendidikan Islam Dalam

  

  

  

  II. LANDASAN TEORI

  

  

  

  

  

  

  

  

  I. PENDAHULUAN

   BAB

  

  5. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan

  B. Pengertian Model Pendidikan Islam Dalam

  48 5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama....

  

  

  

  

  9. Struktur Organisasi dan Tata Keija Pemerintahan Desa

  8. Keadaan Penduduk WNA/WNI Keturunan Desa Bener 49

  

  

  48

  4. Keadaan Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Bener

  

  

  

  

  

  III. LAPORAN PENELITIAN

   BAB

  

  

  

  

  

  BAB

  IV. ANALISIS MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN PADA MASYARAKAT MUSLIM DESA BENER

  A. Keberagaman Masyarakat Muslim Di Lingkungan Pondok

  

  

   BAB V. PENUTUP.........................................................................

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  )

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

  Pendidikan Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam membangun suatu bangsa, dan keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor manusia. Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk manusia bertakwa, jujur, ikhlas, sadar akan tanggung jawab terhadap masa depan bangsa dan umat manusia, masyarakat harus memiliki kecakapan keterampilan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Upaya untuk menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, maka diperlukan pendidkan Islam. Zuharini mengemukakan: "Pelaksanaan pendidikan Islam bertujuan untuk membimbing manusia agar mereka menjadi orang muslim yang beramal soleh, dan berakhlak baik, serta berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara” (Zuharini, 1983 : 93). Guna mencapai tujuan tersebut, maka pesantren harus sebagai subyek bagi keluarga muslim.

  Menurut Hasbullah (1999 : 11), Pendidikan Islam adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak yang mempunyai tujuan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota msyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

  Betapa pentingnya peran Pondok pesantren dalam menentukan

  2

  pesantren harus dapat memberikan model dalam pembelajaran pendidikan Islam bagi anak didik, karena dalam model pendidikan Islam bagi anak dipandang sebagai suatu proses yang membawa anak didik kearah pengalaman belajar bermasyarakat.

  Menurut Sutrisno (1994 : 22), model pembelajaran pendidikan Islam berfungsi sebagai daya penggerak di dalam diri anak untuk belajar secara aktif dan mandiri dalam setiap kegiatan belajar yang dilakukan.

  Sedangkan menurut Nasution (1995 : 75-77), model mempunyai tiga fungsi yaitu: mendorong manusia untuk berbuat, menentukan apa yang dibuat, dan memberikan arah tujuan perbuatannya.

  Memperhatikan model pendidikan Islam yang sangat besar faedahnya bagi keluarga maupun masyarakat, maka orang tua perlu mengenal kebutuhan dan minat anak, dan berperan untuk menghubungkan anak dengan dunia kepesantrenan. Melihat fungsi model pendidikan Islam tersebut, Pesantren merupakan salah satu penggerak yang menentukan tingkah laku anak dalam keluarga, dan mendorong untuk melakukan belajar pendidikan Islam di dunia pesantren. Mengingat juga dalam kehidupan dalam berkeluarga dan kehidupan bermasyarakat banyak teijadi masalah, baik masalah kodisi fisik maupaun masalah kondisi psikis, maka sangat diperlukan model pembelajaran pendidikan Islam untuk mencapai kehidupan dalam keluarga dan bermasyarakat yang baik.

  Salah satu wujud pendidikan Islam yang ada di lingkungan masyarakat Bener, yaitu berupa Pondok Pesantren yang ditujukan untuk anak-anak

  4

  hari, menghafal surat-surat pendek tidak diragukan lagi, dan anak-anak tersebut juga mempunyai akhlak yang baik, menghormati orang tua dan warga masyarakat sekitar.

  Dari permasalahan tersebut di atas, mendorong penulis untuk memilih dan membahas skripsi yang beijudul : ’’MODEL PENDIDIKAN ISLAM

  DALAM KELUARGA MUSLIM DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DESA BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG.” B. Rumusan Masalah.

  Berdasarkan latar belakang dan penegasan istilah tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana keberagaman keluarga muslim di lingkungan Pondok pesantren Desa Bener?

  2. Bagaimana model pendidikan keagamaan anak dalam keluarga muslim di imgkungan Pondok pesantren Desa Bener?

  3. Apa faktor pendukung dan penghambat pendidikan keagamaan anak dalam keluarga muslim di lingkungan Pondok pesantren Desa Bener?

  5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

  1. Tujuan Penelitian

  Setiap kegiatan atau aktivitas yang disadari mempuyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui:

  a. Mengetahui keberagaman keluarga muslim di lingkungan Pondok pesantren Desa Bener? b. Mengetahui model pendidikan keagamaan anak pada keluarga muslim di lingkungan Pondok pesantren Desa Bener? c. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pendidikan keagamaan anak pada keluarga muslim di lingkungan Pondok pesantren Desa

  Bener?

  2. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

  a. Memberikan masukan bagi dunia pendidikan Islam dan pengembangan bagi keluarga muslim di lingkungan Pondok pesantren.

  b. Berguna untuk mengangkat citra Pendidikan Islam kususnya dalam keluarga muslim Desa Bener.

  c. Memberikan sumbangan pikiran dan informasi khususnya keluarga dalam memiliki anak agar selalu termotivasi untuk dapat mendidik dengan baik dan benar sesuai tuntunan ajaran Islam.

  6 D. Penegasan Istilah.

  Penegasan istilah ini dikemukakan untuk menghindari kesalah pahaman dan kekaburan pengertian serta memberikan gambaran mengenai ruang lingkup dalam penelitian adalah sebagai berikut:

  L Model Model adalah program yang dioperasionalkan menurut instruksional yang disusun atau dibuat oleh guru sebagai kegiatan belajar mengajar (KBM) di suatu ruang lingkup tertentu. Model tersebut meliputi tujuan instruksional bahan pengajaran uraian kegiatan belajar anak serta alat evaluasi yang digunakan (Ramayulis, 1994 : 176).

  Menurut Djamarah (2004 : 42), model Interaksional manganggap manusia jauh lebih aktif. Komunikasi disini digambarkan sebagai pembentukan makna, yaitu penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh para peserta orang lain.

  Model Stimulus-Respon adalah model yang menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses ”aksi-reaksi” yang sangat sederhana.

  2. Pendikan Islam.

  Pendidikan Islam ialah berupa bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam (Marimba, 1989 : 23).

  Sedangkan pendidikan agama Islam adalah suatu pendidikan yang melatih perasaan anak sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan atau pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan mereka dipengaruhi oleh jenis spiritual dan sangat sadar akan etis Islam (An-

  7 3. Keluarga.

  Keluarga adalah pusat pendidikan pertama dan utama. Dikatakan sebagai pusat pendidikan pertama, karena anak mulai diperkenalkan dengan nilai-nilai yang baik dan nilai-nilai yang buruk dari kedua orang tuanya. Sedangkan dikatakan sebagai pusat pendidikan utama, karena yang lebih bertanggung jawab atas pendidikan dan pembentukan kepribadian anak (Hasbullah, 1999 : 127).

  Keluarga adalah lingkungan pertama di mana manusia hidup dan mendapatkan bimbingan. Dalam keluarga tumbuh berbagai bakat, terbentuk pemikiran, dan pemuda beraktivitas dalam keluarga. Keluaga adalah institusi pendidikan utama untuk membentuk generasi dan membentuk pemuda. Entah itu dengan pendidikan yang baik atau buruk, yang akan menghasilkan kebaikan atau keburukan, perasaan tertata atau tersesat, masyarakat akan membaik atau rusak, umat akan menguat atau justru melemah (Zuhaili, 2002 : 167).

  4. Lingkungan Pondok Pesantren.

  Pondok pesantren adalah lembaga pendidihan dan pengajaran pendidikan Islam umumnya dengan cara non klasikal dimana seorang kyai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santrinya yang berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan, dan para santri biasanya tinggal (bermukim) didalam Pondok pesantren (Depag RI, 2003 : 4).

  8 E. Kajian Pustaka

  Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian seperti ini pernah dilakukan oleh peniliti sebelumnya, diantaranya: Ninik wahyuni FAI-UMS (2004), dalam skripsinya yang beijudul

  ’’Pendidikan Islam diluar sekolah bagi anak yatim ( Studi kasus di Panti Asuhan Nurussalam Tengaran)” yang mengungkapkan bahwa pendidikan

  Islam luar sekolah di Panti Asuhan adalah untuk membentuk akhlak dan budi pekerti yang mulia pada anak yatim serta membekali mereka dengan pengetahuan dan kerampilan yang bermanfaat bagi kehidupan mereka di masa depan. Seluruh progam pendidikan di panti tersusun secara teratur melalui kegiatan panti. Adapun faktor pendukung, yaitu letak panti yang stategis sehingga menimbulkan kenyamanan, keseriusan dari pengasuh dalam mengelola panti serta adanya dukungan dari masyarakat muslim sekitarnya. Sedangkan yang merupakan faktor penghambat yaitu minimnya sumber daya menusia pengelola, masalah anak didik yang tidak semuanya memiliki semangat dan keinginan untuk maju serta keterbatasan waktu pendidikan.

  Ade wibowo PAI-STAIN Salatiga (2003), dalam skripsinya yang beijudul “Model Pendidikan Spiritual Di Pondok Pesantren Jombang Jawa

  Timur". Yang mengungkapkan bahwa pendidikan spiritual pesantren harus

  diperhatikan dengan hati-hati atau waspada dengan apa yang ditawarkan oleh zaman modem, kama dibalik kegemerlapan dan kemegahannya terhadap suatu watak yang disebut matrealisme. Bila manusia terus mengikuti arus secara sadar dan tidak akan membawa manusia pada ruang hampa.

  9 Spiritualitas yang berdampak pada kehidupan timpang karena penafikannya

  terhadap pemenuhan fitroh atau hak asasi yang telah dibawa manusia sejak lahir yaitu kebutuhan sepiritual.

  Ninik Fitriyalina FAI-UMS (2005), dalam skripsinya beijudul “Stategi

  

Pendidikan Kurikulum Di Pondok Pesantren Nurul Huda Kajen Margoyoso

Pati’’ tahun 1980-2004, menyimpulkan bahwa perkembangan kurikulum

  dibagi menjadi dua periode: periode pertama tahun 1980-1990 disebut periode tradisional, karena dalam periode pembelajaran menerapkan sistem sorogan dan bandungan. Periode kedua: antara tahun 1991-2004 di sebut sistem klasikal. Pada periode ini ditandai dengan adanya kelas-kelas dalam pembelajaran dan semakin banyaknya buku acuan yang digunakan Pondok pesantren.

  Sa’adatul Khalimah PAI STAIN Salatiga (2004), dalam skripsinya beijudul “ Model Pendidikan Orang Tua siswa Madrasah Aliah Islamiyah

  

Assorkati Salatiga Dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah ”

  menyimpulkan bahwa Pendidikan Orang Tua siswa Madrasah Aliah Islamiyah Assorkati ternyata cukup besar dalam pendanaan terbukti dalam jumlah dana yang dimiliki 48% berasal dari orang tua. Orang tua siswa MAI juga ikut serta berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan.

  M. Sukron PAI STAIN Salatiga (2006), dalam skripsinya beijudul

  

“Pendidikan Partisipatif Di Pesantren” (studi atas fenomena Bahsul Masai 1

  di Pon-Pes Tremas Pacitan Jawa Timur), menyimpulkan perencanaan program pembelajaran, pelaksanaan program pembelajaran dan sekaligus evaluasi

  10

  pembelajaran yang telah terlaksana, bahwa setiap pendidikan itu harus ada evaluasi.

  Berpijak pada penelitian-penelitian sejenis yang sempat dikemukakan penulis tampak belum pernah ada penelitian tentang “Model Pendidikan Islam

  Dalam Keluarga muslim Di Lingkungan Pondok Pesantren Desa Bener”.

  Oleh karena itu, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini memiliki kriteria kebaharuan dalam pendidikan Islam dalam keluarga muslim.

F. Metode Penelitian.

1. Jenis Penelitian

  Dari bebrapa permasalahan yang penulis bahas, dalam tulisan ini maka harus menggunakan jenis penelitian kualitatif, penelitian ini adalah penyelidik yang hati-hati testematik, dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan tetentu dan keperluan tertentu (Nasir, 1985 : 27).

2. Metodologi Penelitian

  Metodologi penelitian ini penulis menggunakan pendekatan atau metode deskriptif yang merupakan sebuah penelitian kelompok manusia atau suatu objek, Set, kondisi, sistem pemikiran ataupun suatu kelas istimewa (Nasir, 185: 63).

  Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematik, faktual dan akurat, mengenal fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ciri penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencendraan

  11

  mengenai situasi atau kejadian Dan penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif survai, yang merupakan penyelidikan yang ada dan mencari keterangan-keterangn secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok daerah tertentu.

  G.

  Metode Pengumpulan Data

  a. Metode Observasi atau Pengamatan Adalah sebuah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik mengenai fenomena yang diteliti (Hadi, : 131). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data keadaan lokasi umum penelitian, keadaan masyarakat muslim Desa Bener sehingga dapat diperoleh deskripsi umum mengenai keadaan lembaga pendidikan keagamaan Islam dalam keluarga di lingkungan pesantren.

  b. Metode Interview atau Wawancara.

  Adalah metode pengumpulan data dengan proses tanya jawab dengan cara lisan di mana dua oiang atau lebih saling berhadapan secara fisik (Surakhmad, 1985 : 132). Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi ataupun data tentang keberagaman masyarakat, tentang model pendidikan keagamaan Islam anak, dan faktor-faktor pendukung dan penghambatnya.

  c. Metode Dokumentasi.

  Metode dokumentasi adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip buku,

  12 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran

  keberagaman masyarakat, struktur organisasi model pendidikan keagamaan Islam.

  D Metode Analisis Data.

  Dalam menganalisis data penulis menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri dari kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verikasi (Habermen, 1992 :

  16). Pertama setelah pengumulan data selesai, maka tahap selanjutnya melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilih. Kedua data yang telah direduksi akan dibentuk dalam narasi. Ketiga penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua.

H. Sistimatika Penulisan Skripsi

  Dalam penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sestematis untuk pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN, yang meliputi : Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi..

  BAB II : MODEL PENDIDIKAN ISLAM, yang pertama meliputi: Pengertian pendidikan Islam, pengertian keluarga, materi

  13 Islam dalam keluarga, faktor yang mempengaruhi keberhasilan pandidikan Islam dalam keluarga muslim.

  MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA MUSLIM.Yang akan membahas tentang: Pengertian model pendidikan Islam dalam keluarga muslim, macam-macam pendidikan Islam dalam keluarga muslim, fungsi pendidikan Islam dalam keluarga muslim, faktor yang mempengaruhi keberhasilan model pandidikan Islam dalam keluarga muslim, tujuan model pendidikan Islam dalam keluarga muslim.

  BAB III : MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA MUSLIM DI LINGKUNGAN PESANTREN, dalam bab ini yang meliputi: Gambaran umum Desa Bener, yang terdiri atas letak geografis, strutur organisasi, keadaan agama penduduk, keberagaman keluarga keluarga Desa Bener dan pelaksanaan pendidikan Islam dalam keluarga keluarga muslim, model pendidikan keagamaan anak dalam keluarga, keluarga muslim

  BAB IV : ANALISIS DATA TENTANG MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA MUSLIM DI LINGKUNGAN PESANTREN DESA BENER, yang akan membahas tentang:

  14 Keberagaman keluarga muslim Desa Bener, model

  pendidikan keagamaan anak dalam keluarga muslim, faktor pendukung dan penghambat pendidikan keagamaan anak dalam keluarga muslim.

  BAB V : PENUTUP, yang meliputi: Kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Asas-Asas Pendidikan Isiam

  1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah suatu pendidikan yang melatih perasaan anak sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan atau pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan, mereka dipengaruhi oleh nilai spiritual dan sangat sadar akan etis Islam (An- Nahlawi, 1995 : 26).

  Pendidikan Islam mengantarkan manusia pada perilaku dan perbuatan yang berpedoman pada syariat Allah. Sejalan dengan hal tersebut pendidikan Islam adalah segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dan sumber daya insani menuju terbentuknya insan kamil, yang dimaksud insan kamil disini adalah muttaqin yang terefleksikan dengan perilaku baik, dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama maupun dengan alam sekitarnya (Achmadi, 1987 : 10).

  Oleh karena itu pendidikan Islam bukan sekedar transfer o f

  knowledge ataupun transfer o f training, tetapi lebih merupakan yang terkait secara langsung dengan Tuhan.

  Dengan demikian pendidikan Islam adalah suatu kegiatan yang mengarahkan dengan sengaja perkembangan seseorang sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai Islam. Sosok pendidikan Islam digambarkan sebagai suatu sistem yang membawa manusia kearah kebahagiaan dunia dan

  16

  akhirat melalui ilmu dan ibadah. Karena pendidikan Islam membawa manusia untuk kebahagiaan dunia akhirat, maka yang harus diperhatikan adalah nilai-nilai Islam tentang manusia, hakekat dan sifat-sifatnya, manusia dan tujuan hidupnya di dunia ini dan akhirat nanti, hak dan kewajibannya, sebagai individu dan anggota masyarakat, Al-Qur'an dan As-Sunnah (Isna, 2001 : 40).

  Jadi persepsi pendidikan Islam, tidak hanya melihat bahwa pendidikan itu sebagai upaya mencerdaskan semata (pendidikan intelektual, kecerdasan), melainkan sejalan dengan konsep Islam, pendidikan Islam tentang manusia dan hakikat eksistensinya. Pendidikan Islam sebagai suatu pranata sosial juga sangat terkait dengan pandangan Islam tentang hakekat keberadaan eksistensi manusia. Oleh karena itu pendidikan Islam juga berupaya untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran bahwa manusia itu sama di depan Allah, perbedaannya adalah kadar ketakwaan, sebagai bentuk perbedaan secara kualitatif, karena pendidikan berupaya untuk menumbuhkan dan kesadaran pada manusia, maka sangat urgen sekali memperhatikan konsep atau pandangan Islam tentang manusia sebagai makhluk yang diproses kearah kebahagiaan dunia dan akhirat.

  2. Pengertian Keluarga Keluarga adalah sebagai sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan. Di dalam hidup bersama pasangan suami istri secara sah karena pernikahan. Mereka hidup semati bersama, ringan sama

  17

  dijinjing, berat sama dipikul, selalu rukun dan damai dengan suatu tekad atau cita-cita untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera lahir dan batin (Djamarah, 2004 : 16).

  Menurut Buseri (1990 : 4), keluarga adalah satu pusat pendidikan kelembagaan tempat berlangsungnya pendidikan. Dengan demikian, keluarga sebagai pusat pendidikan alamiah dibandingkan dengan pusat pendidikan lainnya, dan diperkirakan pendidikan dalam keluarga berlangsung, dengan kewajaran, keluarga juga merupakan kelembagaan masyarakat yang memegang peran kunci dalam proses sosialisasi. Jadi peran orang tua dan seluruh anggota keluarga adalah hal yang sangat penting dalam proses pembentukan dan pengembangan pribadi yang ada di dalamnya.

  Keluarga pada hakekatnya merupakan hubungan seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang diatur melalui kehidupan perkawinan bersama (Khoeruddin, 1997 : 4)

  Dilihat pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kelompok sosial yang terdiri dari ayah, ibu, anak, yang di dalamnya terjadi proses pembentukan dan pengembangan kepribadian anak.

  3. Materi Pendidikan Islam dalam Keluarga Dalam pelaksanaan tugas orang tua sebagai pendidik utama dan pertama, lebih-lebih dalam melaksanakan inti pendidikan yaitu berupa pendidikan keimanan, sebaiknya orang tua terlebih dahulu untuk mengetahui cerita tentang Luqman Hakim. Lukman Hakim diceritakan

  18

  dalam Al-Qur'an, maksudnya sebagai berikut untuk dijadikan contoh dalam cara mendidik anak.

  Para ahli sejarah mengajukan berbagai pendapat tentang siapa Luqman Al Hakim yang diceritakan dalam Al-Qur'an itu. Sekalipun ada perbedaan pendapat, mereka sependapat dalam hal bahwa Luqman itu orang yang alim dan bukan Nabi. Al-Qur'an surat Luqman ayat : 1 2 - 1 4 sebagai berikut:

  "Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu : "bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri : dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadnaya : "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

  "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tua ibu bapaknya : ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu" (QS. Luqman [31] : 12-14).

  19 Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Luqman diberi Al Hikmah

  oleh Allah artinya Luqman itu orang yang bijak, ciri kebijakannya antara lain terlihat dalam materi pendidikan yang diberikan kepada anaknya.

  Materi pendidikan yang diberikan Luqman itu perlu diperhatikan oleh orang tua yang juga berkewajiban mendidik anaknya (Tafsir, 1994 : 189 — 190).

  Adapun materi pendidikan Islam mencakup lima hal yaitu:

  a. Pendidikan ketauhidan: artinya anak-anak harus didampingi agar bertuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Materi ini mencakup mensyukuri nikmat, meyakini hari pembalasan, dan melarang keras syirik. Materi ini sebenarnya merupakan harapan utama dalam pendidikan yang mendasari materi pendidikan lainnya.

  b. Pendidikan akhlak: maksudnya anak-anak itu harus dilatih agar memiliki akhlak terpuji. Materi ini mencakup: akhlak kepada Tuhan, orang tua, dan masyarakat. Hal ini nanti akan mendasari akhlak anak kepada gurunya.

  c. Pendidikan sholat: artinya anak-anak harus dilatih dan dibiasakan mengerjakan sholat sebagai salah satu tanda kepatuhan kepada (Allah).

  Pendidikan shalat itu kelak akan menjadi dasar bagi amal-amal shalih, dan apabila shalatnya baik, maka amal-amal lainnya akan baik pula dan sebagainya.

  d. Pendidikan amar ma'ruf nahi mungkar: artinya anak harus dibimbing untuk memiliki sifat konstruktif bagi perbaikan kehidupan masyarakat.

  20 Hal ini tidak akan dapat dilakukan bila materi pertama dan ketiga belum dimiliki.

  e. Pendidikan ketabahan dan kesabaran: artinya anak harus ulet dan sabar, dua sifat yang memang tidak dapat dipisahkan. Sifat konstruktif pada butir keempat tidak mudah untuk memerlukan keuletan dan kesabaran. Dalam mencapai cita-cita tidaklah selalu mudah, dan seringkah adanya keruwetan yang merintanginya, maka keuletan dan kesabaranlah yang sangat diperlukan (Tafsir, 1994 : 190).

  Lebih jauh Ahmad Tafsir mengemukakan "bahwa materi pendidikan yang diberikan Luqman kepada anak-anaknya tidak ada yang mengandung pendidikan ketrampilan (psikomotor) dan juga pendidikan pengetahuan (akal, kognitif)".

  Luqman adalah orang yang bijaksana ia tahu bahwa pendidikan psikomotor dan pendidikan kognitif itu tidak sulit, pendidikan efektif itulah yang sulit, oleh karena itu ia tidak menekankan psikomotor dan pendidikan kognitif tanpa diingatkan, manusia akan tahu dengan sendirinya bahwa aspek psikomotor dan kognitif itu perlu dikembangkan sedangkan aspek efektif perlu diingatkan (Tafsir, 1994 : 190).

  Sejak kecil anak harus dikenalkan dengan hal-hal yang baik. Oleh karena itu orang tua harus melaksanakan beberapa hal antara lain: a. Menanamkan nilai tauhid yang pertama kali dilakukan orang tua adalah menanamkan nilai tauhid misalnya, menanamkan rasa keimanan dan cinta kepada Allah SWT dihati mereka, disamping itu

  21

  juga mengajarkan agar meminta pertolongan dan beribadah semata- mata kepada Allah SWT.

  b. Membiasakan anak berlaku jujur dan adil baik perkataan maupun perilaku. Hendaknya orang tua tidak pernah berbohong kepada mereka sekalipun hanya bergurau.

  Langkah yang harus ditempuh orang tua untuk menambah kepribadian yang baik dalam jiwa anak agar menjadi anak tersebut menjadi anak yang terbaik dalam kepribadiannya maka harus melalui sebagai berikut: a. Pembinaan ibadah, seperti membacakan kalimah tauhid pada anak, menanamkan kecintaan mereka kepada Allah SWT, pada Rasulullah

  Muhammad SAW, mengajarkan Al-Qur'an dan menanamkan nilai peijuangan, serta pengorbanan pada mereka.

  b. Pembinaan perasaan kejiwaan, maksudnya orang tua memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup bagi anaknya.

  c. Pembinaan intelektual, dilakukan dengan menambahkan kecintaan anak kepada ilmu, misalnya anak dibimbing untuk menghafalkan ayat- ayat Al-Qur'an.

  Di dalam rumah tangga muslim, moral, tata krama, dan tata cara keagamaan yang paling baik adalah diajarkannya dengan percontohan berbagai materi dalam pendidikan Agama Islam bagi anak muslim, tentang dasar pendidikan Agama Islam yaitu:

  22

  a. Thoharoh: prinip utama yang perlu dipelajari anak adalah kesucian seperti wudhu sebelum sholat.

  b. Menghormati orang tua yakni hormat kepada orang tua, kakak, dan kerabat, guru, orang yang lebih tua usianya dan umumnya pada manusia lainnya.

  c. Adab berkaitan dengan akhlak yang baik, kepribadian dan moral yang baik.

  Memperhatikan pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa materi pendidikan Islam yang diberikan oleh orang tua kepada anak hendaknya meliputi pendidikan tentang ketauhidan, pendidikan tentang akhlak, pendidikan tentang sholat dan pendidikan tentang amar ma'ruf nahyi mungkar dan juga pendidikan ketabahan dan kesabaran.

  4. Tujuan Pendidikan Islam dalam Keluarga Orang tua mendidik anaknya karena sebuah kewajiban, karena kodratnya selain itu juga karena cinta. Mengingat uraian di atas, maka secara sederhana tujuan pendidikan anak dalam keluarga di lingkungan pesantren adalah agar anak tersebut menjadi anak yang sholeh. Tujuan lain yaitu: agar anak tersebut kelak tidak menjadi musuh terhadap orang tuanya yang akan mencelakakan orang tuanya, agar tidak sewenang-wenang dalam perkataan dan berperilaku (Tafsir, 1992 : 163).

  Secara praktis anak harus mendapat pengarahan dan pendidikan agar pada usia dewasanya menjadi anak yang baik dengan harapan agama.

  Anak merupakan belahan jiwa dan tetesan darah daging orang tua, maka

  23

  mengasuh, membimbing, dan mendidiknya yang secara alami menjadi tanggung jawab orang tua.

  Menurut Buseri (1990 : 29), Pendidikan kodrati maksudnya adalah tanggung jawab yang melekat pada orang dalam rangka menghantarkan anak menjadi anak muslim yang berkepribadian muslim (baik). Tujuan akhir pendidikan Islam adalah kedewasaan baik jasmani maupun rohani.

  Sedangkan pendidikan agama bertujuan untuk membentuk kepribadian anak sesuai dengan ajaran agama Islam (Drajat, 1987 : 107).

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama dalam keluarga di lingkungan pesantren adalah membentuk kepribadian anak dan membimbingnya agar menjadikan seseorang (anak) yang taat menjalankan perintah sesuai dengan syariat Agama Islam.

  5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Islam dalam Keluarga muslim.

  Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan Islam dalam keluarga muslim, yaitu:

  a. Faktor pendidik (orang tua) Pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sangat penting karena pendidik itulah yang akan bertanggung jawab dalam pembentukan kepribadian anak.

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PESERTA DIDIK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 79

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PESERTA DIDIK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 24

PENDIDIKAN KELUARGA MUSLIM DI TENGAH MASYARAKAT MULTI-AGAMA: ANTARA SIKAP KEAGAMAANDAN TOLERANSI (STUDI DI DESA SURO BALI KEPAHIANG-BENGKULU)

0 0 24

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA SECARA ISLAM PADA KELUARGA MUSLIM DI SURABAYA (STUDI KASUS DUA KELUARGA PADA ETNIS PADANG DAN MAKASAR DI SURABAYA) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 16

KONSBP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM ISLAM (Kajian Pemikiran A1 Ghazali dalam Kitab Ihya ‘Ulumuddin) - Test Repository

0 1 128

KONSEP KESETARAAN TANGGUNG JAWAB SUAMI-ISTERI DALAM PENDIDIKAN ANAK MENURUT PERSPEKTIF FEMINISME ISLAM - Test Repository

0 1 86

PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH TERHADAP KEPR1BADIAN ANAK DI PANTIASUHAN ULYA DESA KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009 - Test Repository

0 0 102

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007 - Test Repository

0 1 83

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DIDESA GEGANGAN KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG (STUDI KASUS PADA SISWA SMP DI DESA GEDANGAN TAHUN 2005/2006) - Test Repository

0 0 94

USAHA-USAHA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS II MTs AL MANAR DESA BENER KEC.TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 - Test Repository

0 1 105