Konsep diri pada anggota Mapasadha (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sanata Dharma) - USD Repository
KONSEP DIRI PADA ANGGOTA MAPASADHA
(Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sanata Dharma)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Lasro Bonaventura Situmorang
Nim : 019114166
There is a pleasure in the pathless woods
there is a rapture on the lonely shore;
There is society, where none intrudes,
By the deep blue sea and music in it's roar;
I love not man the less, but nature more...
(Lord Byron)
Dan saat engkau men ginginkan sesuatu, seluruh jagat raya
bersatu padu membantumu meraihnya…
(Paulo Coelho, the Alchemist)
AKU TAHU SEMUA SUDAH TERLAMBAT. TETAPI INI
PERLU DILAKUKAN : SEKARANG SEBELUM AKU
BERANGKAT UNTUK MENYANYI ATAU UNTUK
Karya yang terlambat dan ‘tak seberapa’ ini, Aku persembahkan untuk :
(Alm) Mama Heddy Henrika Br. Simarmata.
I LOVE YOU MOM…
See you when I see you…
I wrote this novel just for mom…
for all the mommy things she’s done,
for all the time she showed me wrong,
for all the time she sang God’s song…
And I said :
Thank you mom…
Hello Mom…
Thank you Mom…
Hi Mom…
(Placebo)
Ayahanda T. Situmorang yang telah memberikan banyak pelajaran
berharga dalam hidup ini. Buat Bapa yang telah memberikan sebuah
kepercayaan dan mengajariku bagaimana menggunakan kepercayaan itu
dengan baik. Maaf atas keterlambatan ini Bapa.
Abang Marulak Situmorang dan Kak Dhani. Terimakasih atas segala
perhatian, motivasi, kasih sayang, pelajaran dan dukungan moral dan
materi yang telah abang dan kakak berikan, terimalah ini sebagai
permintaan maaf-ku. Maaf atas keterlambatan ini.
Kak Marni, Bang Ambit dan Kak Anita, Kak Murni dan Lae Siboro,
Kak Betty dan Lae Siahaan, Kak Darma, Kak Santi, dan My Little Bro
‘Andra’. Tak ada yang bisa saya ucapkan selain beribu-ribu terimakasih.
Suatu saat aku pasti akan membalasnya.
ABSTRAK
KONSEP DIRI PADA ANGGOTA MAPASADHA
(Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sanata Dharma)
Lasro Bonaventura Situmorang
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang konsep diri pada
anggota Mapasadha. Menurut Fitts, konsep diri sebagai kesadaran Individu tentang
citra dirinya. Konsep diri terdiri dari beberapa dimensi yang saling berhubungan satu
sama lainnya, yaitu : Identitas diri, kepuasan, tingkah laku, diri fisik, diri pribadi, diri
keluarga dan diri sosial.Subjek penelitian ini adalah anggota Mapasadha yang tinggal di Yogyakarta,
berusia 20-30 tahun. Sampel yang digunakan yaitu dengan teknik purposive
sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 54 subjek.Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan menggunakan
skala konsep diri yang disusun oleh peneliti sendiri yang telah diujicobakan terlebih
dahulu sehingga validitas dan reliabilitas data dapat dipertanggungjawabkan. Daya
diskriminasi dalam penelitian ini menggunakan rix > 0, 300 dan koefisien reliabilitas
skala konsep diri sebesar 0,895. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk
menggambarkan konsep diri pada anggota Mapasadha yaitu berupa statistik deskriptif
persentase.Pada aspek konsep diri, aspek konsep diri tentang identitas diri memiliki mean
tertinggi (19.8), pada urutan ke dua yaitu aspek kepuasan (19) dan pada urutan ketiga
yaitu aspek tingkah laku (18.9). Pada urutan ke empat adalah aspek diri sosial (18.7)
dan diikuti aspek diri keluarga (18.42). Pada urutan ke enam dan ke tujuh, aspek diri
fisik dan dan diri pribadi memiliki mean yang sama yaitu sebesar 18, 09.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum Anggota Mapasadha
memiliki konsep diri yang positif, hasil penelitian membuktikan bahwa mean empirik
(131.092) lebih besar daripada mean teoritik (105).
ABSTRACT
The Self Concept of Mapasadha Members
Lasro Bonaventura Situmorang
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
Yogyakarta
This research aim to learn about self concept of Mapasadha members.According to Fitts, self concept is an individual awareness of their self image. Self
concept is consist of several dimensions that related each other, those are: self
identity, satisfaction, behavior, self physical, self personal, self family and self social.
The subject of this research is member of Mapasadha who live in Yogyakarta,
with 20 to 30 years old range of age. The sampling technique being used is purposive
sampling, and the total of the sample for this research are 54 people.This research is mainly use self concept scale method which has been arrange
and tested by the researcher so that the data result is reliable. The indicators for
discrimination level in this research used rix > 0.300 and reliability coefficient of self
concept scale is 0.895. Descriptive analysis technique is used to show the self concept
of Mapasadha members in the form of descriptive statistic percentage In the self concept, the self identity aspect reach the highest value of mean at19,8. Second position is the satisfaction at 19. Then third position is the self behavior
at 18,9. Forth position is the self social at 18,7, followed by the self family at 18,42.
In the sixth and seventh position, the aspect of self physical and self personal have
the same mean at the point of 18,09.The research results indicated that, in general, the member of Mapasadha have
a positive self concept. The result show that the empiric mean reaches (131,092)
which is higher than theoretical mean (105).KATA PENGANTAR
Sebuah rasa syukur dan terimakasih yang tak terhingga saya haturkan kepada
Sang Keberadaan dan Kehidupan itu sendiri, atas segala anugerah dan pemberian-
Nya, atas semua ”pelajaran” tentang hidup ini. Atas semua pelajaran dan bimbingan-
Nya, akhirinya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “KONSEP
DIRI PADA ANGGOTA MAPASADHA”, sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini tak akan bisa terwujud tanpa kehadiran dan dukungan orang-orang
yang telah membantu penulis meraihnya. Maka pada kesempatan ini, ijinkanlah
penulis menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada :1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen penguji. Terimakasih banyak untuk motivasi dan masukan untuk revisinya.
2. Bu Sylvia Carolina Maria Yuniati Murtisari. S. Psi., M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen penguji.
Terimakasih untuk semua motivasi dan dukungan yang Ibu berikan. Semoga lekas sembuh ya Bu...
3. Bapak Drs. H. Wahyudi, M. si. yang telah meluangkan waktu dan pikiran dan membimbing skripsi ini. Terimakasih banyak Pak.
4. Segenap dosen di Fakultas Psikologi yang sudah mau berbagi pengetahuan.
Terimakasih juga untuk Pak Gie, Mas Gandung dan Mbak Nanik, Mas Muji dan Mas Doni.
5. Thanks for nothing… hehehe…Tris, Dimas, Ahok, Roy, leo ‘Shadu’… Dia
adalah sahabatku, bahkan lebih…Sekarang kita setara!!!
6. Kaeksi Yuliatriastuti dan keluarga besar. Mathur nuwun sanget… Thanks buat
Eksi, terimakasih atas dukungannya di saat aku jatuh, thanks untuk masa- masa yang indah... (...in good & bad times...)
7. Bapatua dan Mak Tua Si ringo-ringo… Mauliate Godang Pak Tua, Mauliate
Godang Mak Tua… Seandainya bisa membalas. Semoga!!!
8. Punguan Pomparan Situmorang Si Pitu Ama Djogjakarta & Naposo
Situmorang.
9. Bapatua dan Tante Tarutung dan keluarga besar, Keluarga besar Ibu pondok
kelapa, Bu Le Teti dan keluarga besar, Bu Le Bedingin dan keluarga besar, Bu Le Nanik dan Dona.
10. Keluarga Incest : Ijo, Oi, Uyi, Aco sendiri dan Bibi Nopi… Keluarga kere,
jorok, tapi musisi lho 11. teman-teman psikologi angkatan ’01 : Nino, Awan, Yofi, Mbut (kapan aku
nduwe keponakan? he), Tiwi (thanks buat masukannya) dan teman-teman yang masih dalam perjuangan : Angga, Dion, Silva, Jelly, Rini Tante, Aan,
12. Vembry, Rani, Tista, dan Rika ‘01… thanks atas persahabatannya di awal
semester…
13. Maria Retno Dwi Jayanti. Don’t come and go like you do… Yeah I need to
know all about you…14. Lim… yang udah ngajarin SPSS. Thanks a lot bro…
15. Aprilia Ariani… Thanks buat Abstract-nya, sharing, masukan, dll… kill ‘em
all and njuk rabi… kwkwkwk…16. INDONESIA JAYA!!!
17. DJOGJAKARTA!!! “Aku mencintaimu Djogjakarta, sebagaimana aku
mencintai perjuangan hidup”18. MAPASADHA… Dan selamanya jaya!!!
19. Bapak Anand Krishna dan teman-teman di Anand Khrisna Center (AKC)
Jogjakarta… Be joyful and share your joy with others…
20. Ibu Joan, Mba Petra dan semua teman-teman di Sanggar Anak Cakrawala…
Thanks buat kesempatannya… buat Feni (Lempung), thanks buat singgungan dan ejekannya yang membuat semangat penulis terpacu kembali.
21. Carissa Sudjono… 5 days such a fairytale… yesterday was yesterday, Isn’t it
right??? Hahaha … Let’s moving forward!!!
22. Gita Rimba Angelina Nico Kelip. Inget Ta... udah UP (Usia Panik) hehehe...
Semoga cepat lulus
25. Anak-anak Budhaya… Robby (Thanks a lot bro…), Martin, Yo, Dedi Tamara.
26. Cah-cah Pondok… Thanks a lot buat semuanya, sebuah persahabatan dan
kekeluargaan sejati!!!27. Mbah Wungkal. Nuwun yo mbah atas ajakannya bertualang…
28. Mas Blorok (Saru tenan koe mas…), Sober (Si Bos), Pak Ndut (Saiki dadi pak
kuru), hehehe… makasih pak atas segala kesempatan yang diberikan. Kapan OUT BOND meneh? He.
29. Gamet “smile or death” dan Galih “work hard… drink hard…” dumb and
dumber… (Galih dan Rama) kwkwkwk…
30. Ngebi dan Congor… bali jauh dab… tapi koe wes nang bali… kwkwkwk,
ngko tak susul… tenan po? Btw kapan nikah??? kwkwkwkw31. Komboe & Vina… Mari berkarya Mboe…
32. Tomblok & Tessa. Urik tenan koe Mblok… Thanks a lot bro!!!
33. Plethot & Olive. Wani ora? Hehehe…
34. Benjoe & Adish… kapan nikah??? Sabar njoe, Hongkong jauh dab,
kkwkwkwkwkw 35. ‘GA’ Gending Angkrem… kwkwkwkw36. Pak Min ‘Menthok’, Pak Lencung, Mas Ledheng dan kos paingan atas… 37. (Alm) Ucup ‘Tilik’… I Hardly know ya!!! Selamat jalan kawan…
38. Tholo (kapan nyusul bro?), Sikil, Eno, Gembes… dan kos BBTnya
41. Mas Markus, Mas Eka, Mas Soel, Mas lakang, Mas Domble & Mbak Sruput, Pak koci, Mas Njendel, Mas Cawu, Bribil, Ngomple, Pecek, Belek, Sengkleh, Bange, Tubruk, Tumbung, Sempal, Trondol, Mbelek, Taji, Kuthuk, Tisil, Jember, Cucuk, Kepek, Mlanjer & Mrenges, Bribil, Ableh, Kabau, Kumprung, Jenggot, Ucrit, Dawung, Polo, Palkon, Su’uk, Cah-cah Tikus… Tempus (Autis), Cangus, Moci, Tiset, Muntu…Kobo ‘My Man’ & Bondes, Vembry, Tejo & Cethul, Danang, Domex, Sapi & Mbek… dan seluruh Mapasadha di seluruh dunia… Ada Seribu Matahari Bersinar…
42. Semua puncak-puncak keabadian-Nya, wounded knees, Sunset & Sunrise,
semua hutan dan lembah, edelweis-edelweis, embun, hujan, badai dan batu cadasnya!!! (The freedom and simply beauty is just too good to pass up…)
43. Dropkick Murphys, Ramones, NOFX, Elvis Costello, Joan Baez , Tori Amos, etc (…and I like my music like I like my life…)
44. Semua pihak dan hal-hal yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis. Thanks for all… Kiranya Sang Keberadaan dan Kehidupan itu sendiri bermurah hati dan akan
membalas berlipat ganda atas kehadiran dan setiap dukungan kepada penulis. Mari
berkarya dengan ketulusan dan kesungguhan. Untuk INDONESIA JAYA!!! Yogyakarta, Agustus 2009
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN MOTTO...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... viPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.................. x KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi
DAFTAR ISI................................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri.......................................................................................... 101. Pengertian Konsep Diri............................................................. 10
2. Peran Konsep Diri pada Pembentukan Perilaku ........................ 12
3. Sumber-sumber Konsep Diri .................................................... 13
4. Isi dan Aspek Konsep Diri........................................................ 15
5. Kriteria Konsep Diri Positif dan Kriteria Konsep Diri Negatif .. 18
B. Mapasadha ........................................................................................... 19
1. Mapala ..................................................................................... 19
C. Peran Konsep Diri pada Pembentukaan Perilaku Anggota Mapasadha.. 24
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................... 32 B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................ 32 C. Definisi Operasional............................................................................. 32 D. Subjek Penelitian ................................................................................. 33 E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 35 F. Uji Validitas, Seleksi Item dan Reliabilitas........................................... 37
1. Uji Validitas ............................................................................. 37
2. Seleksi Item.............................................................................. 38
3. Uji Reliabilitas.......................................................................... 40
G. Metode Analisis Data ........................................................................... 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah.................................................................................. 44 B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 44 C. Hasil Penelitian .................................................................................... 45
1. Uji Normalitas.......................................................................... 45
2. Deskriptif Data Penelitian......................................................... 46
3. Kategorisasi Konsep Diri pada Anggota Mapasadha................. 48
4. Data pada Setiap Aspek Konsep Diri ........................................ 48
D. Pembahasan ......................................................................................... 50
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.......................................................................................... 54 B. Saran.................................................................................................... 54 C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 56
LAMPIRAN .................................................................................................... 58
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai / Skor Berdasarkan Kategori Jawaban........................................ 36
Tabel 2. Blue Print Skala Konsep Diri ............................................................. 37
Tabel 3. Blue Print Skala Konsep Diri Setelah Try-Out.................................... 39
Tabel 4. Norma kategori jenjang...................................................................... 41
Tabel 5. Kategori Skala ................................................................................... 43
Tabel 6. Deskripsi Keanggotaan Subjek ............................................................. 44
Tabel 7. Uji Normalitas ................................................................................... 46
Tabel 8. Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 47
Tabel 9. Kategori Skor Total Subjek ................................................................ 48
Tabel 10. Deskripsi Data Tiap Aspek Konsep Diri........................................... 49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mapala atau Mahasiswa Pecinta Alam adalah organisasi yang
beranggotakan para mahasiswa yang mempunyai kesamaan minat, kepedulian dan kecintaan dengan alam sekitar dan lingkungan hidup (www.id.wikipedia.org).
Hampir setiap perguruan tinggi / universitas di Indonesia memiliki Mapala. Universitas Sanata Dharma (USD) sebagai salah satu universitas yang berada di Yogyakarta memiliki sebuah Mapala. Mapala Universitas Sanata Dharma bernama Mapasadha. Mapasadha (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sanata Dharma) adalah organisasi dalam bidang kepecintaalaman yang ada di Universitas Sanata Dharma. Sebagai organisasi, Mapasadha termasuk dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang ada di USD. UKM sendiri adalah wadah aktivitas kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu. Minat yang yang dikembangkan di Mapasadha adalah seperti pengembangan kemampuan berorganisasi, kemampuan dalam membaca peta dan navigasi darat di hutan dan gunung, pemahaman mengenai panjat tebing dan penelusuran gua. Beberapa UKM lain yang ada di USD antara lain UKM KSR (Korps Suka Rela), UKM Kerohanian, UKM Natas, UKM PSM (Paduan Suara Mahasiwa) UKM KOPMA (Koperasi Mahasiswa).
Menurut Stan Kossen (dalam Udai Pareek, 1985) organisasi merupakan
suatu kelompok individu yang terbentuk oleh kegiatan-kegiatan spesialisasi dan
tingkat wewenang guna mencapai secara efektif tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
khusus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa organisasi adalah sekumpulan
orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Anggota Mapasadha adalah mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan
dan berbagai macam daerah yang ada di Indonesia, mulai dari daerah yang berasal
dari Sumatera, Jawa, bali, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Latar belakangnya
pun berbeda-beda mulai dari latar belakang budaya, keluarga, pengalaman hidup
dan lingkungan tempat tinggal. Dalam berorganisasi setiap anggota memiliki
kebutuhan masing-masing dan kebutuhan ini yang menjadikan alasan dan
motivasi mereka menjadi anggota Mapasadha. Kebutuhan seperti aktualisasi diri
dapat diperoleh melalui kegiatan-kegiatan dalam organisasi, naik gunung, panjat
tebing dan pelusuran gua. Kebutuhan akan rasa aman dan cinta kasih dapat
dipenuhi setelah anggota tersebut menjadi anggota dengan adanya keakraban
yang terjalin. Melalui peran atau jabatannya individu dapat memenuhi
kebutuhannya tersebut dalam organisasi. Setiap anggota dan organisasi akan
bersatu padu dalam mencapai kebutuhan anggotanya dan tujuan-tujuan organisasi.
Atas dasar berbagai macam kebutuhan dan minat, Mapasadha sebagai
organisasi kepecintaalaman memiliki kegiatan-kegiatan berupa pendakian gunung
berupa kegiatan-kegian sosial berupa bakti sosial, donor darah, workshop, bersih
gunung, penanaman bibit pohon, kegiatan seni dan budaya.Akhir-akhir ini di mana degradasi lingkungan dirasa semakin parah, maka
peran mapala sangat penting untuk membantu melestarikan lingkungan
(www.id.wikipedia.org). Mapasadha sebagai organisasi kepecintaalaman sudah
seharusnya lebih peka terhadap isu-isu lingkungan hidup yang berkembang
belakangan ini seperti perubahan iklim dan pemanasan global dan lebih
menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat mencintai alam. Langkah-
langkah konkrit pun telah direncanakan dan dilaksanakan seperti pengadaan
workshop pengolahan sampah dan penanaman bibit pohon.Interaksi sosial di Mapasadha hampir sama dengan interaksi dalam
masyarakat pada umumnya. Kegiatan sehari-hari dalam kehidupan berorganisasi
seperti rapat anggota, pelaksanaan kegiatan, evaluasi setelah kegiatan,
keberhasilan studi, menyelesaikan suatu tugas-tugas maupun berkegitan di alam
bebas seperti pendakian gunung, panjat tebing, penelusuran gua, tentu ada
dinamika yang terjadi seperti keakraban, konflik, konformitas, kebutuhan akan
cinta kasih. Dalam interaksi sosial tersebut, setiap anggota berinteraksi dengan
konsep diri masing-masing maksudnya adalah perilaku masing-masing individu
merupakan perwujudan dari konsep dirinya. Setiap individu tentu berbeda antara
yang satu dengan yang lain, begitu juga dengan konsep dirinya.Menurut Burns (1993) ada beberapa sumber yang memiliki fungsi penting
dalam pembentukan konsep diri individu, yaitu : citra diri, bahasa, umpan balik
dari orang lain dan identifikasi diri.Citra diri memiliki fungsi penting dalam pembentukan konsep diri
individu, citra diri dapat diartikan bagaimana seseorang mempersepsikan dan
mengevaluasikan tubuh dan bagian-bagiannya. Bagaimana setiap anggota
memandang dan mengevaluasi diri sendiri dan dari evaluasi tersebut anggota
dapat mengetahui gambaran lengkap terhadap dirinya.Bahasa merupakan alat komunikasi verbal maupun non verbal yang
membentuk individu untuk mendefinisikan dirinya dan mencerminkan tentang
apa yang dipikirkan individu pada orang lain. Bahasa juga hal yang penting dalam
penyampaian pendapat dan berinteraksi dengan orang lain.Umpan balik yang diberikan orang lain (masyarakat, keluarga atau teman
dekat) memiliki peranan penting dalam pembentukan konsep diri. Clooney (
dalam Burns, 1993) menguraikan sebuah teori looking glass self yang intinya
individu mempersepsikan dirinya sesuai dengan apa yang dipersepsikan orang
lain terhadap dirinya. Hasil penilaian orang lain terhadap individu memiliki
pengaruh baik secara positif maupun negatif bagi terbentuknya konsep diri,
misalnya beberapa opini yang berkembang dalam masyarakat tentang mapala ada
yang terkesan negatif. Timbulnya kesan negatif ini karena penampilan mapala itu
demikian). Kuliah lama bisa disebabkan karena banyaknya waktu yang
dihabiskan di alam bebas, konsep diri akan mempengaruhi individu tersebut
dalam membagi waktu secara efisien antara kehidupan di alam bebas, organisasi
dan kuliah. Kegiatannya pun seperti naik gunung, dan kegiatan lain di alam bebas
sering dianggap sebagai kegiatan yang mubazir, buang-buang waktu, uang,
tenaga, dan dianggap menantang maut. Ada pula anggapan bahwa "pecinta alam
seringkali tidak benar-benar mencintai alam", apakah pecinta alam itu termasuk
orang yang suka naik gunung? penelusur gua? arung jeram? bagi saya tukang
sapu jalanan juga pecinta alam, juga siapapun yang mencintai lingkungan
sekitarnya, keluarganya, dirinya adalah pecinta alam (www.astacala.org).Sedangkan penilaian yang positif seperti adanya kegiatan mapala dalam
penanaman bibit pohon, penelitian, konservasi alam, kegiatan sosial, seni dan
budaya, pengadaan workshop tentang lingkungan dan pengolahan sampah serta
adanya kegiatan SAR akan menambah hal positif dalam setiap diri anggota
sehingga mampu membuat kegiatan-kegiatan yang lebih berguna bagi
masyarakat. Menurut Burns (1993) evaluasi yang diberikan orang lain memiliki
peranan penting dalam pembentukan konsep diri, umpan balik dari masyarakat
akan mempengaruhi konsep diri pada individu.Satu lagi yang mempunyai fungsi penting dalam pembentukan konsep diri
adalah Identifikasi diri, identifikasi diri dibentuk mulai dari masa kanak-kanak,
individu. Sikap penerimaan dari anggota lain akan membentuk perasaan positif
pada diri anggota sedangkan penolakan akan membentuk perasaan negatif.Menurut Kamus Lengkap Psikologi konsep diri adalah evaluasi individu
mengenai diri sendiri ; penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh
individu bersangkutan (Kamus Lengkap Psikologi, J.P Chaplin). Sedangkan
menurut Gunarsa dan Gunarsa (dalam Apollo, 2007), konsep diri adalah sikap
atau pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri.Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa cara individu memandang dirinya
akan mempengaruhi afeksi, emosi dan kognisi. Perasaan individu bahwa ia
memiliki kemampuan atau tidak akan berakibat baik atau tidak pula hasil yang
diperolehnya karena keberhasilan tergantung dari cara individu memandang
kualitas kemampuan yang dimilikinya.Pentingnya konsep diri dalam berinteraksi dan berorganisasi di
Mapasadha akan menentukan pula kualitas interaksi dan tujuan-tujuan yang akan
dicapai oleh organisasi. Individu yang mempunyai konsep diri positif akan
terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap
segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan
dipandang sebagai keputus-asaan, namun lebih menjadikannya sebagai pelajaran
berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan
mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan
Sebaliknya individu yang memiliki konsep diri negatif akan meyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa,
tidak kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik
terhadap hidup. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih
sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah dan
cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan organisasi beserta tujuan-
tujuannya.Konsep diri menurut Fitts (Burns, 1993) adalah sebagai kesadaran
Individu tentang citra dirinya. Dan dimensi-dimensi di dalamnya yang saling
berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, meliputi : identitas diri,
tingkah laku, kepuasan, diri pribadi, diri fisik, diri keluarga dan diri sosial.Identitas diri sebagai anggota Mapasadha tentu berbeda dengan identitas
diri UKM lainnya, anggota Mapasadha orang-orang yang berkegiatan di alam
bebas dan mengemban nama sebagai seorang pecinta alam, apakah mereka orang-
orang yang benar-benar mencintai alam atau orang-orang yang suka naik gunung.
Penampilan pun apa adanya, lusuh, berambut gondrong dan kuliah lama. Dari hal
tersebut pandangan dan evaluasi yang diberikan oleh masyarakat tentu pula
berbeda-beda. Ada yang beranggapan anggota-anggota Mapasadha itu adalah
orang yang suka berkegiatan di alam bebas seperti naik gunung dan kuliah lama,
dan ada juga yang beranggapan bahwa kegitan-kegiatan Mapasadha itu bersifat
Beranjak dari hal tersebut di atas, pemaparan tentang kehidupan berorganisasi khususnya Mapasadha, peneliti ingin mengetahui ada masalah apa dengan konsep diri yang dimiliki oleh anggota Mapasadha. Kancah penelitian ini dilakukan di Mapasadha karena di Mapasadha inilah peneliti dapat mengalami dan mengamati secara langsung kehidupan tersebut.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan bahwa masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana konsep diri yang dimiliki pada anggota Mapasadha.
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep diri seperti apa yang dimiliki oleh anggota Mapasadha.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini ada dua yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan pengetahuan dalam bidang ilmu psikologi, khususnya bidang psikologi sosial mengenai konsep diri dalam organisasi tertentu. dan menambah khasanah penelitian Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah wawasan anggota Mapasadha mengenai konsep diri anggota Mapasadha sehingga dapat mengembangkan konsep diri para anggota dalam berinteraksi antara sesama anggota maupun anggota dengan organisasi dan mengembangkan organisasi secara umumnya.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian sejenis di masa yang akan datang.
c. Bagi peneliti sebagai tambahan ilmu dimana peneliti dapat melihat kemampuan mengkombinasikan teori dan praktek di lapangan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Menurut Kamus Lengkap Psikologi (J.P Chaplin), konsep diri adalah evaluasi individu mengenai diri sendiri ; penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu bersangkutan.
Marsh (1998) menyatakan bahwa konsep diri merupakan persepsi diri individu mengenai berbagai hal di dalam dirinya seperti mengenai kondisi fisik, mental, sosial, emosional, pekerjaan dan akademis. Persepsi diri dapat membentuk perilaku individu sehingga berdasar pengertian konsep diri dapat diprediksi perilaku dari individu. Menurut Fitts (dalam Burns, 1993) yang mendefinisikan konsep diri sebagai kesadaran Individu tentang citra dirinya.
Sedangkan menurut Gunarsa dan Gunarsa (dalam Apollo, 2007), konsep diri adalah sikap atau pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri.
Allport menyatakan konsep diri merupakan semua wilayah yang ada pada kehidupan individu yang sifatnya erat dan esensial (dalam Burns, 1993) yang terdiri dari tujuh aspek : a. Indera badan sensasi. c. Peningkatan diri – penonjolan cinta diri.
d. Perluasan diri – mengidentifikasikan dengan orang lain dan dengan hal lain di dalam diri.
e. Rasionalis, perencanaan, penguasaan.
f. Citra diri.
g. Upaya yang terpusat pada keberadaan diri, tingkah laku yang dimotivasi untuk meningkatkan citra diri.
Menurut Rogers (1980), konsep diri merupakan suatu konfigurasi
persepsi mengenai karakteristik dan kemampuan seseorang, hal-hal yang
diamati dan konsep mengenai diri di dalam hubungannya dengan orang lain
dan dengan lingkungannya. Kualitas nilai yang dipersepsikan sebagaimana
dihubungkan dengan pengalaman dan objek.Marsh (1998), dalam penelitiannya menyimpulkan definisi mengenai konsep diri, antara lain : a. Konsep diri suatu cerminan multidimensional, dengan dimensi tertentu yang mencerminkan system self-referent yang menunjukkan kriteria individu maupun kriteria kelompok.
b. Konsep diri adalah suatu hirarkis, yang merupakan persepsi mengenai sikap dan perilaku individu di dalam situasi khusus yang bersifat
c. Konsep diri secara global adalah suatu kondisi diri yang stabil dan terus meningkat dari situasi yang spesifik.
Berdasarkan uraian diatas, maka di dalam penelitian ini pengertian konsep diri dapat diartikan sebagai persepsi individu mengenai dirinya secara utuh dan menyeluruh baik mengenai citra diri, kesehatan, emosional, hubungan sosial, pekerjaan, dan bidang akademik yang digelutinya.
2. Peran konsep diri pada pembentukan perilaku
Konsep diri selalu mengorganisasikan persepsi di dalam suatu sistem kerja otak kemudian diaplikasikan dalam bentuk perilaku, artinya perilaku individu dipengaruhi oleh persepsi dari konsep diri yang dimilikinya. Persepsi mempengaruhi konsep diri yang berperan penting terhadap terbentuknya perilaku individu dalam membentuk suatu pengertian terhadap sesuatu yang dihadapi. Dengan menggunakan logika, individu mempertahankan integritasnya sebagai pribadi yang dia persepsikan sehingga perilaku yang muncul adalah hasil dr konsep diri yang dimilikinya. Clooney (dalam Burns, 1993) dengan teori looking glass self menyatakan konsep diri mempengaruhi perilaku yang merupakan hasil dari penilaian atau evaluasi terhadap diri sendiri dan pendapat orang lain.
Konsep diri yang positif menghasilkan bentuk perilaku yang mandiri, menghargai diri sendiri dan orang lain, serta percaya diri yang tinggi, artinya berharga, rendah diri, merasa selalu gagal dan tidak memiliki rasa percaya diri (Burns, 1993). Konsep diri terbentuk dari pengalaman pada masa lalu yang akan mempengaruhi pengalaman baru sesuai dengan pola yang telah terbentuk, sehingga memunculkan tingkah laku sebagai bentuk mempertahankan konsistensi dari konsep diri yang dimiliki. Konsistensi konsep diri adalah penting bagi pemeliharaan integritas diri. Konsistensi konsep diri ini merupakan indikator penting yang mempengaruhi kesuksesan dan kesehatan mental individu (Funder, 1995).
Pembentukan konsep diri merupakan hasil proses pembelajaran dari pengalaman-pengalaman individu terutama pengalaman menganai diri sendiri, serta penilaian orang lain terhadap dirinya. Konsepsi-konsepsi individu terhadap diri mempengaruhi pilihan tingkah laku dan pengharapannya dalam hidup. Tingkah laku itu mengekpresikan upaya untuk mempertahankan integritas diri ndividu berdasarkan konsep tentang dirinya.
3. Sumber-sumber konsep diri
Untuk memiliki konsep diri yang kuat, individu harus memandang dirinya sebagai objek dan mampu melihat dirinya dari objek-objek lain, sehingga menimbulkan kesadaran individu akan perspektif-perspektif baru terhadap evaluasi-evaluasi orang lain terhadapnya. Ada beberapa sumber yang memiliki fungsi penting dalam pembentukan konsep diri individu (Burns, a. Citra diri Skema tubuh merupakan hal yang sangat fundamental terhadap perkembangan citra diri. Seseorang mempersepsikan dan mengevaluasikan tubuh dan bagian-bagiannya dengan cara yang sama seperti dia mempersepsikan dan mengevaluasikan setiap objek lainnya. Kesadaran tubuh dan citra tubuh melalui proses indrawi adalah inti dari proses pembentukan identitas diri.
b. Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi verbal maupun non verbal “body language” yang membentuk individu untuk mendefiisikan dirinya dan mencerminkan tentang apa yang dipikirkan individu pada orang lain.
c. Umpan balik pada orang lain Evaluasi yang diberikan orang lain (keluarga atau teman dekat) memiliki peranan penting dalam pembentukan konsep diri. Clooney (dalam Burns, 1993) menguraikan sebuah teori looking glass self yang intinya individu mempersepsikan dirinya sesuai dengan apa yang dipersepsikan orang lain terhadap dirinya. Hasil penilaian orang lain terhadap individu memiliki pengaruh baik secara positif maupun negatif bagi terbentuknya konsep diri, misalnya penilaian yang mengembangkan atau mengurangi pemahaman terhadap harga diri individu.
d. Identifikasi diri; Identifikasi diri dibentuk mulai dari masa kanak-kanak, hal ini berkaitan erat dengan umpan balik yang diberikan orang lain terhadap diri individu. Sikap penerimaan yang diberikan orang tua akan membentuk perasaan positif pada diri individu sebaliknya penolakan
orang tua akan membentuk perasaan negatif pada individu.
4. Isi dan Aspek Konsep Diri
Konsep diri berkembang seiring perkembangan individu dan mencapai puncaknya ketika masa dewasa. Proses pembentukan konsep diri ini berlangsung secara terus menerus dengan aktif dari kelahiran sampai kematian sejalan dengan menggali potensi-potensi yang ada. Sejalan perkembangan individu, konsep diri pun mengalami perkembangan meluas melalui proses identifikasi diri. Konsep diri berkembang sesuai dengan proses kedewasaan fisik dan psikologis. Isi konsep diri (Burns,1993) antara lain :
a. Karakteristik-karakteristik fisik (penampilan fisik, bentuk, dan ukuran tubuh). Pada masa kanak-kanak, individu lebih menekankan kriteria- kriteria fisiknya, namun pada masa dewasa, individu lebih menjelaskan posisi mereka di dalam hubungan dengan orang lain
b. Penampilan yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu
mencerminkan kematangan kepribadian individu.
c. Kesehatan dan kondisi fisik akan mengalami perubahan berarti seiring
perjalanan usia.d. Memiliki ketertarikan terhadap benda-benda yang disenangi (hobi).
e. Bagaimana sikap dan perlakuan individu terhadap binatang peliharaan
mereka.