Peta digital Kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

PETA DIGITAL KAMPUS UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Komputer

Oleh:
Yulius Dwi Haryanto
033124032

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

i

CAMPUS DIGITAL MAP OF SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA
FINAL PROJECT

Presented as Partial Fullfilment of the Requirements
To Obtain Sarjana Sains Degree
Computer Science Study Program

By :
Yulius Dwi Haryanto
033124032

COMPUTER SCIENCE STUDY PROGRAM
FACULTY OF SAINS AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2008

ii

*

!

"# #

#

$

# $
&

# % "# #

$ %

#

$

!

$
'

%
)

(

"#

&
*
+

,
)

+ ($-*

#)


,
.
-

+

.

$
$

v

,

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.


Yogyakarta, 21 Januari 2008
Penulis,

Yulius Dwi Haryanto

vi

ABSTRAK
PETA DIGITAL KAMPUS UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adalah salah satu Universitas swasta
di Yogyakarta yang cukup memiliki banyak peminat baik dari dalam maupun luar
kota. Universitas Sanata Dharma memiliki lima kampus yang tersebar di beberapa
lokasi terpisah. Informasi mengenai kelima lokasi kampus tersebut secara singkat
akan disajikan dalam sistem yang disebut Peta Digital Kampus Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Peta Digital Kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta merupakan
suatu sistem yang dibuat untuk memberikan informasi tentang Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta berdasarkan letak geografis dalam peta. Informasi yang disajikan

berupa foto kampus-kampus yang dimiliki Universitas Sanata Dharma, alamat
kampus, nomor telepon, fakultas-fakultas yang terdapat pada masing-masing kampus,
dan alat transportasi darat yang dapat digunakan menuju kampus-kampus Universitas
Sanata Dharma.
Sistem yang dibuat dengan bantuan perangkat lunak Macromedia Flash 8 ini
dapat membantu para pengunjung dari luar kota Yogyakarta yang akan mengunjungi
Universtas Sanata Dharma Yogyakarta. Sistem ini memiliki fasilitas untuk melihat
alamat-alamat di Yogyakarta dan lokasi-lokasi kampus Universitas Sanata Dharma
secara lebih cepat, lebih jelas, dan lebih fleksibel yang ditampilkan dalam bentuk
animasi 2 dimensi.

vii

ABSTRACT

CAMPUS DIGITAL MAP OF SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
Sanata Dharma University Yogyakarta is one of private universities in
Yogyakarta which has much people who are interested, both from inside and outside
of the city. Sanata Dharma University has five location which are spread in separated

location. The information about those five location is shortly, shown in the system
which is called campus digital map of Sanata Dharma University Yogyakarta.
Campus digital map of Sanata Dharma University Yogyakarta is a system that
is made for giving the information about Sanata Dharma University based on
geographical place on the map. The informations are about the pictures of the campus
that are owned by Sanata Dharma University, the campus address, the telephone
number, the faculties on each location, and the land transportation that can be used to
go to the Sanata Dharma University campus.
The system that is made by software Macromedia flash 8 can help the visitors
from outside Yogyakarta who will visit Sanata Dharma University Yogyakarta. It has
facility to look the addresses in Yogyakarta and the Sanata Dharma University
locations faster, clearer, and more flexible which is shown into 2 dimenson feature.

viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
sains Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Ilmu Komputer Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam perjalanan penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang
telah berperan besar dalam memberikan sumbangan pikiran, doa, semangat, maupun
tenaga. Oeh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Bpk. Yanuarius Joko Nugroho, S.Si. selaku dosen pembimbing untuk kesabaran
dan ketelitiannya dalam mengkoreksi setiap titik tinta kesalahan penulisan skripsi
(ketelitian anda tiada tanding, tiada banding).
2. Bpk. Iwan Binanto, S.Si. yang telah bersedia untuk menjadi dosen penguji dan
banyak memberikan saran demi terbentuknya sistem ini (andalah ‘guru besar’
saya di ilmu grafis).
3. Anastasia Rita Widiarti, S.Si., M.Kom. yang telah bersedia untuk menjadi dosen
penguji.
4. Romo Ir. Greg. Heliarko S.J., S.S, B.S.T., M.A., M.Sc selaku Dekan FST yang
telah banyak memberikan banyak inspirasi bagi penulis.

ix

5. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si., M.Sc.selaku KaProdi Ilmu Komputer yang telah
bersedia menemani teman-teman ilmu komputer hingga tahun penghabisan di

2008 (Saya Bangga telah mengenal Ibu).
6. Dosen-dosen di Ilmu Komputer. Ilmu anda semua telah saya serap dengan baik.
7. Bpk. Eko Hari Parmadi S.Si., M.Kom. selaku dosen dan teman dalam proyek
maupun study tour.
8. Bpk. Tukijo dan Bu Linda di Sekretariat. Senang bisa mengenal anda lebih dekat
(keramahan anda tidak tergantikan).
9. Mas Susilo selaku Laboran Ikom (Pajak penghasilan saya akan saya setorkan
secepatnya mas !!, atau saya ganti di RM. Padang ‘Ca Rano’?).
10. Bpk Tatang di Humas USD. Terimakasih atas kerja samanya.
11. Bapak FX. Maryono & Ibu Y. Suhartini di Purwakarta (“Saya akan pulang
dengan membawa kemenangan Bos !”).
12. Kakak & adik di Purwakarta (Tar ta beliin pulsa gratis dah..).
13. Sahabatku Johanes Puguh (Trims dah ngenalin ke semua temen-temen Van Lith
angkatan 10. Kapan kita nginep di Hotel Inna Garuda lagi Guh ?).
14. Sahabatku Ferry yang selalu direpotkan (curhatlah, dunia mistiklah, politiklah,
sampai urusan Biara Seminari Tinggi PR). Bilang sama Bapak dan Ibumu, “Maaf
aku sering ngerepotin karena sering banget tidur di kamar atas rumahmu, dan di
pagi hari sarapan sudah tersaji dengan kopi susu hangat buatan Ibu atau
Bapakmu.”


x

15. Randy (adiknya Ferry) yang sudah menerima saya dengan ramah di rumah.
“Dirimu akan lebih sukses dari Bapakmu Mas Randy !”.
16. Kornelius Heru Cakra Murti (satu-satunya programmer handal yang pernah aku
temui). Aku ga bakalan bisa jalan kalau ga dapet bimbingan khusus dari kamu.
17. Hendro Gunawan, temanku satu ini mengajarkan gimana caranya bertahan hidup.
18. Yulita Fitri Rosanti, Reynard, Guritno, Lilik, Fatso, Aris, Wiwid, Merry (dan
teman-teman kosnya yang sudah bersedia ngisi kuisioner), Harry Eka (Ikom ’02),
Beni (Ikom ’04), dan teman-teman Ilmu Komputer yang belum bisa saya sebut
satu persatu. Terima kasih atas koreksinya.
19. Wishnu (Teman kos) yang sering diminta tolong cek motor saya. Bapak dan Ibu
Bugel di kos Saren 68. Terima kasih sudah jadi orang tua saya selama di Yogya.
20. Honda Astrea Prima ’91 T 4307 DB, yang sudah mengantarkan saya hingga ke
ujung bumi (ditukar BMW sekalipun saya masih 1000 kali mikir untuk
melepasnya).
21. Semua pihak yang BELUM sempat tertulis di sini. Nama anda sudah terukir di
hati saya.
Akhir kata, semoga karya tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
dan masyarakat banyak. Apabila terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan

maupun implementasi penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis

xi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...................................................
vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
HALAMAN KATA PENGANTAR.....................................................................
ix
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR....................................................................... xiii
HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................... xv
HALAMAN DAFTAR DIAGRAM ..................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................................
C. Batasan Masalah ....................................................................................
D. Tujuan ....................................................................................................
E. Manfaat ..................................................................................................
F. Metodologi .............................................................................................
G. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................

1
1
2
2
3
4
4
5

BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................
A. Sistem Informasi ....................................................................................
B. Sistem Informasi Geografis ...................................................................
1. Komponen SIG ..................................................................................
2. Karakteristik SIG ...............................................................................
3. Subsistem SIG....................................................................................
4. Kemampuan SIG................................................................................
C. Peta.........................................................................................................
1. Jenis Peta............................................................................................
2. Komponen Peta ..................................................................................
3. Peta Digital.........................................................................................
D. Graphical User Interface (GUI) ............................................................
1. Bagian Dialog ....................................................................................
2. Warna .................................................................................................
3. Bahasa ................................................................................................
E. Macromedia Flash .................................................................................

7
7
9
10
12
13
15
17
18
19
23
24
25
29
30
31

BAB III Analisis dan Perancangan Sistem .........................................................

33

xii

A. Analisis sistem .....................................................................................
1. Identifikasi Masalah.........................................................................
2. Prosedur sistem lama .......................................................................
3. Menganalisis sistem .........................................................................
4. Pengumpulan data alamat-alamat di Yogyakarta.............................
B. Perancangan Sistem .............................................................................
1 Tujuan desain sistem secara umum...................................................
2. Prosedur sistem yang baru ...............................................................
3. Desain model secara umum .............................................................
4. Desain Peta.......................................................................................
C. Perangkat keras dan perangkat lunak...................................................
D. Perancangan menu antarmuka .............................................................

33
33
34
34
36
36
36
37
37
42
44
44

BAB IV Implementasi Sistem dan Pembahasan.................................................
A. Implementasi penggambaran peta Yogyakarta dan denah kampus USD......
B. Implementasi antarmuka dan dialog ....................................................
1. Halaman ‘Denah Kampus USD’......................................................
2. Isi halaman jika salah satu Kampus USD ditekan ...........................
3. Halaman ‘USD dalam Peta Yogyakarta’ .........................................
4. Halaman jika pengguna menekan tombol alamat ............................
5. Halaman jika pengguna menekan tombol transportasi umum .........
6. Halaman bantuan .............................................................................
C. Implementasi Action Script..................................................................
1. Halaman utama ................................................................................
2. Halaman ‘Denah Kampus USD’......................................................
3. Halaman ‘USD dalam Peta Yogyakarta’ .........................................
4. Halaman batuan ...............................................................................

51
51
53
54
55
56
57
58
59
60
60
61
63
76

BAB V Hasil kuisioner dan pengembangan .......................................................
A. Kuisioner dan cara pengumpulan datanya ...........................................
B. Sasran kuisioner ...................................................................................
C. Form kuisioner .....................................................................................
D. Hasil dan Pembahasan .........................................................................

77
86
86
79
80

BAB V PENUTUP .............................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

86
86
86

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................

88
90

xiii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2.1 Komponen kunci dalam SIG......................................................... 11
2. Gambar 2.2 Konsep Data Geografis ................................................................. 12
3. Gambar 2.3 Subsistem SIG............................................................................... 14
4. Gambar 2.4 Perbandingan 2 dialog dengan tombol “yes” dan “no”................. 25
5. Gambar 2.5 Dialog yang berlebihan ................................................................. 26
6. Gambar 2.6 Perbandingan jarak pada 2 dialog ................................................. 26
7. Gambar 2.7 Dialog yang salah.......................................................................... 27
8. Gambar 2.8 Menu yang ambigu........................................................................ 27
9. Gambar 2.9 Metafora yang realistik ................................................................. 28
10. Gambar 2.10 Contoh text yang sulit dibaca .................................................... 29
11. Gambar 2.11 Contoh asosiasi warna yang tepat ............................................. 30
12. Gambar 2.12 Contoh pilihan bahasa yang tepat ............................................. 31
13. Gambar 3.1 Diagram Use Case ...................................................................... 38
14. Gambar 3.2 Suktur menu ................................................................................ 41
15. Gambar 3.3 Diagram Flow Chart ................................................................... 42
16. Gambar 3.4 Salah satu acuan bentuk peta Yogyakarta................................... 43
17. Gambar 3.5 Tampilan antarmuka awal ........................................................... 45
18. Gambar 3.6 Tampilan antarmuka jika memilih menu ‘Denah Kampus USD’........
46
47
19. Gambar 3.7 Tampilan antarmuka jika salah satu kampus USD ditekan ................
20. Gambar 3.8 Tampilan antarmuka jika salah satu fakultas/sarana ditekan...............
48
21. Gambar 3.9 Tampilan antarmuka jika memilih menu ‘USD dalam Peta Yogyakarta’ ....... 49
22. Gambar 3.10 Tampilan jika memilih menu bantuan....................................... 50
23. Gambar 4.1 Peta Yogyakarta .......................................................................... 51
24. Gambar 4.2 Denah lokasi kampus USD ......................................................... 52
25. Gambar 4.3 Tampilan antarmuka halaman utama .......................................... 53
26. Gambar 4.4 Tampilan antarmuka halaman ‘Denah Kampus USD’................ 54
27. Gambar 4.5 Tampilan antarmuka halaman ‘Denah Kampus USD’................ 55
28. Gambar 4.6 Tampilan antarmuka halaman fakultas/fasilitas.......................... 56
29. Gambar 4.7 Tampilan antarmuka halaman ‘USD dalam peta Yogyakarta’ ... 57
30. Gambar 4.8 Halaman jika menekan salah satu tombol alamat ....................... 58
31. Gambar 4.9 Halaman jika menekan tombol transportasi umum..................... 59
32. Gambar 4.10 Tampilan antarmuka halaman bantuan ..................................... 60
33. Gambar 4.11 Contoh tombol yang diberi action script .................................. 61
34. Gambar 4.12 Pembuatan sistem terbagi dalam beberapa scene...................... 61
35. Gambar 4.13 Tombol keluar ........................................................................... 62
36. Gambar 4.14 Tombol back ............................................................................. 62
37. Gambar 4.15 Komponen terluar dari scene ‘hal1’ tanpa masking.................. 63
38. Gambar 4.16 Proses masking ......................................................................... 64
39. Gambar 4.17 Didalam tombol masking .......................................................... 64

xiv

40. Gambar 4.18 Kotak tombol (berwarna hijau) .................................................
41. Gambar 4.19 Tombol alamat yang disatukan dalam movie clip .....................
42. Gambar 4.20 Tombol next dan back dalam tombol alamat ............................
43. Gambar 4.21 Tombol transportasi ..................................................................
44. Gambar 4.22 Peletakan beberapa fungsi dalam satu layer ............................
45. Gambar 4.23 Tombol Zoom in dan Zoom Out................................................
46. Gambar 4.24 Tampilan penunjuk waktu.........................................................

xv

65
66
67
69
70
73
76

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 3.1 Penjelasan Use Case ......................................................................... 39
2. Tabel 4.1 Perhitungan kuisioner pernyataan 1.................................................. 80
3. Tabel 4.2 Perhitungan kuisioner pernyataan 2.................................................. 81
4. Tabel 4.3 Perhitungan kuisioner pernyataan 3.................................................. 82
5. Tabel 4.4 Perhitungan kuisioner pernyataan 4.................................................. 83
6. Tabel 4.5 Perhitungan kuisioner pernyataan 5.................................................. 84

xvi

DAFTAR DIAGRAM
Halaman
1. Diagram 4.1 Perhitungan kuisioner pernyataan 1............................................. 80
2. Diagram 4.2 Perhitungan kuisioner pernyataan 2............................................. 81
3. Diagram 4.3 Perhitungan kuisioner pernyataan 3............................................. 82
4. Diagram 4.4 Perhitungan kuisioner pernyataan 4............................................. 83
5. Diagram 4.5 Perhitungan kuisioner pernyataan 5............................................. 84

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Peta sebagai gambaran dari permukaan bumi pada suatu bidang datar merupakan
gambaran wilayah geografis, dan salah satu media penyajian informasi dari unsurunsur alam dan unsur-unsur buatan manusia. Sajian tersebut harus mempunyai nilai
informatif, komunikatif, artistik dan estetik (Jogianto, 1999).
Teknologi komputer saat ini memiliki kemampuan kapasitas memori yang
semakin besar, proses data yang semakin cepat dan fungsi yang sangat majemuk
(multi fungsi). Perkembangan teknologi komputer yang semakin cepat, canggih dan
berkemampuan tinggi memungkinkan pembuatan peta dalam format digital. Peta
digital adalah peta dimana data grafis, data tekstual dan segala atributnya tersimpan
dalam bentuk softcopy (file). Peta digital lebih serba guna dan lebih dinamis karena
bisa menunjukkan banyak tampilan yang berbeda dengan subjek yang sama. Peta ini
juga memungkinkan perubahan skala, animasi gabungan, gambar, suara, dan bisa
terhubung ke sumber informasi tambahan melalui internet.
Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta adalah salah satu Universitas
swasta di Yogyakarta yang cukup memiliki banyak peminat baik dari dalam maupun
luar kota. USD memiliki 5 kampus yang tersebar di beberapa lokasi terpisah.
Informasi mengenai kelima lokasi kampus tersebut secara singkat dijelaskan dalam
bentuk peta yang terdapat pada brosur promosi USD. Saat ini penunjuk arah lokasi

1

2

kampus yang tersedia di USD masih bersifat konvensional yaitu berupa peta yang
terdapat pada brosur promosi tersebut dan pada papan yang terletak di kampus I
ataupun peta analog yang terdapat dalam website USD. Hal ini terkadang menjadi
masalah bagi masyarakat yang belum mengerti tentang lokasi dan jalan-jalan yang
harus ditempuh menuju lokasi kampus yang bersangkutan, termasuk untuk
mendapatkan brosur USD tersebut. Diharapkan dengan bantuan peta digital,
masyarakat yang belum mengerti tentang lokasi dan jalan-jalan yang harus ditempuh
menuju ke lokasi kampus USD dapat terbantu.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana

membangun

Peta

Digital

yang

memiliki

fasilitas

untuk

memperkenalkan informasi tentang lokasi kampus Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.

C. Batasan Masalah
Batasan masalah dari pembuatan sistem ini antara lain :
1. Sistem ini akan memiliki tampilan 2D (dua dimensi).
2. Sistem ini tidak memiliki data base yang disimpan dalam sebuah aplikasi (seperti
mySql), namun data-data alamat yang ada dibuat dalam bentuk movie clip.
3. Sistem ini tidak memiliki fasilitas update.
4. Sistem ini nantinya akan berbentuk aplikasi ( .exe ).

3

5. Pemilihan alat transportasi umum dibatasi hanya berasal dari sarana transportasi
umum yang ada di Yogyakarta, yaitu Terminal Giwangan, Terminal Jombor,
Terminal, Condong catur, Stasiun Tugu, Stasiun Lempuyangan, dan Bandara
Adisucipto.
6. Pemilihan alat transportasi pribadi dibatasi pada 4 arah utama yaitu utara
(diwakili dari arah Semarang), selatan (diwakili dari arah Bantul), barat (diwakili
dari arah Purworejo), dan timur (diwakili dari arah Solo/Klaten). Jalur / rute yang
digunakan merupakan jalur termudah.
7. Pemilihan alat transportasi umum (bis) yang terdapat pada sistem didasarkan pada
bis yang sering digunakan penumpang melewati daerah-daerah kampus USD
menurut Dinas Perhubungan Provinsi DIY. User dapat menggunakan dan melihat
jalur-jalur bis alternatif lainnya melalui menu Bantuan yang terdapat pada sistem.

D. Tujuan
Tujuan dibuatnya sistem ini adalah untuk memperkenalkan USD yang memiliki
kampus lebih dari satu lokasi. Dengan peta digital yang memiliki fasilitas transportasi
ini, lokasi dari setiap fakultas yang dimiliki USD dapat ditelusuri dengan mudah.

E. Manfaat
Manfaat dibuatnya Peta Digital ini antara lain :

4

1. Masyarakat bisa dengan mudah memperoleh informasi tentang lokasi kampus
USD dan cara menjangkau USD dengan menggunakan kendaraan umum maupun
pribadi.
2. Universitas yang memiliki sistem ini dapat memperkenalkan secara singkat
kampus-kampus yang dimiliki dan data yang ada pada masing-masing kampus
tersebut.

F. Metodologi
Metode yang digunakan dalam pembuatan peta digital ini adalah metode
prototyping (Roger Pressman, 1994) yang meliputi beberapa proses diantaranya :
1. Pengumpulan kebutuhan
Pengembang dan user menemukan bersama tujuan perangkat lunak beserta
seluruh kebutuhannya.
2. Desain cepat
-

Desain memfokuskan pada representasi dari semua aspek perangkat lunak,
seperti pendekatan untuk memasukkan data, format keluaran.

-

Perancang mengarah pada pembangunan prototype

3. Pembangunan prototype
Pembangunan prototype didasarkan pada proses desain cepat.
4. Evaluasi pelanggan terhadap prototype

5

Prototype diberikan pelanggan untuk dievaluasi apakah sesuai dengan permintaan
pengguna.

Pengguna

dan

pengembang

mendiskusikan

perubahan

yang

diinginkan.
5. Perbaikan prototype
Perbaikan prototype dilakukan berdasarkan hasil evaluasi. Proses iterasi terjadi
menyertai proses ini, kecuali jika kebutuhan pengguna sudah terpenuhi.
6. Produk rekayasa
Berupa perangkat lunak yang mendekati kebutuhan pengguna.

G. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan, metodologi, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam dasar teori akan dibahas tentang berbagai landasan yang mempengaruhi
dan mendasari pembuatan peta digital ini.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini akan berisi analisis sistem yang sudah ada sekarang, permasalahan yang
dihadapi, kebutuhan user, perancangan basis data, dan antar muka pengguna.
BAB IV IMPLEMENTASI
Bab ini berisi implementasi proses, implementasi basis data, dan implementasi
antar muka pengguna.

6

BAB V HASIL KUISIONER DAN PENGEMBANGAN
Bab ini berisi hasil perhitungan dari kuisioner yang disebarkan kepada pengguna
secara acak.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari penulisan skripsi secara keseluruhan dan saran
untuk pengembangan sistem selanjutnya.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang mempunyai fungsi
berbeda-beda, saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan satu tujuan
yang sama (Jogianto, 1999). Tujuan dari sistem informasi adalah untuk menyediakan
dan menyusun informasi yang merefleksikan seluruh kejadian yang diperlukan untuk
mengendalikan beberapa operasi. Operasi tersebut diantaranya

mengambil,

mengolah, menyimpan, dan menyampaikan informasi yang diperlukan.
Kriteria sistem informasi yang baik mengacu pada 3 hal, yaitu akurat, tepat
pada waktunya, dan relevan (Jogianto, 1999). Akurat berarti kualitas dari sistem
informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak menyesatkan, serta harus jelas
mencerminkan maksudnya. Tepat pada waktunya berarti informasi yang datang pada
penerima tidak boleh terlambat karena informasi merupakan landasan dalam
pengambilan keputusan. Mahalnya nilai informasi disebabkan cepatnya informasi
tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi yang mutakhir untuk mendapatkan,
mengolah dan mengumumkan. Sedangkan relevan berarti informasi harus
mempunyai manfaat dan dapat semakin mempermudah kinerja dari pemakainya.
Relevansi informasi untuk setiap orang satu sama lain berbeda, tergantung dari
maksud dan tujuan masing-masing orang tersebut.

7

8

Tahap-tahap

pembuatan

Sistem

Informasi

mencakup

beberapa

hal,

diantaranya :
1. Perencanaan
Sebelum suatu sistem informasi dikembangkan umumnya terlebih dahulu dimulai
dengan adanya suatu kebijakan dan perencanaan untuk mengembangkan sistem
itu. Tanpa adanya perencaan sistem yang baik, pengembangan system tidak akan
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Analisa Sistem
Didalam tahap analisia sistem tedapat langkah-langkah dasar yang harus
dilakukan, yaitu :
-

Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

-

Understand, yaitu memahami kerja sistem yang ada.

-

Analyze, yaitu menganalisa sistem.

3. Desain Sistem
Tahap desain sistem mempunyai beberapa tujuan yaitu :
-

Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.

-

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap
kepada progamer yang terlibat.

4. Implementasi sistem dan testing
Merupakan proses pembuatan program dari sistem baru yang diusulkan dan
sebelum program diterapkan maka program harus terlebih dulu bebas dari

9

kesalahan. Oleh karena itu program harus diuji untuk menemukan kemungkinan
yang terjadi. (Jogianto, 1999)

B. Sistem Informasi Geografis
Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG)
diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,
memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi
geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan
transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya ((Edy Prahasta, 2004)
SIG dapat juga dikatakan sebagai suatu alat yang telah terkomputerisasi untuk
pemetaan dan penganalisaan sesuatu yang ada dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
muka bumi ini. SIG mengintregasikan berbagai operasi basis data seperti query dan
analisa statistik dengan visualisasi dan manfaat analisis geografis tingkat pendapatan
secara unik melalui pemetaan atau menggunakan peta. Kemampuan inilah yang
membedakan SIG dengan sistem informasi lain dan membuatnya berharga atau
bermanfaat untuk menjelaskan kejadian atau peristiwa, memprediksikan pengeluaran
dan pendapatan, serta perencanaan strategis dengan jangkauan yang luas. Alasan
dibutuhkannya SIG antara lain karena penanganan data geospatial kurang baik, peta
dan statistik sangat cepat kadaluarsa, data dan informasi sering tidak akurat, tidak ada
pelayanan penyediaan data, tidak ada pertukaran data.

10

Pembuatan peta dan analisis geografis sebenarnya bukanlah hal yang baru,
akan tetapi SIG memanfaatkan serta melaksanakan tugas-tugas tersebut lebih cepat
dan lebih baik dari pada metode-metode yang telah ada sebelumnya. Sebelum adanya
SIG, hanya sedikit yang mempunyai kemampuan untuk menggunakan informasi
geografis untuk membantu pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
Namun teknologi ini berkembang pesat dalam dua dasawarsa terakhir dan kini
digunakan sebagai perangkat utama untuk pengolahan informasi geografis.
SIG adalah sistem yang memiliki beberapa komponen penyusun, memiliki
karakteristik

tersendiri,

memiliki

subsistem untuk

pendukung pengambilan

keputusan, dan memilki kemampuan yang tidak dimiliki sistem yang lain.
1. Komponen SIG
Komponen utama SIG adalah sistem komputer, data geospatial dan pengguna,
seperti diperlihatkan pada gambar 2.1. Sistem komputer untuk SIG terdiri dari
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan prosedur untuk
penyusunan pemasukkan data, pengolahan, analisis, pemodelan (modelling), dan
penayangan data geospatial. Sumber-sumber data geospatial adalah peta digital,
foto udara, citra satelit, tabel statistik dan dokumen lain yang berhubungan. Data
geospatial dibedakan menjadi data grafis (data geometris) dan data atribut (data
tematik) (lihat gambar 2.2).

11

Hardware dan Software untuk
pemasukan, penyimpanan,
pengolahan, analisis, tampilan
data, dsb.

Peta, Foto Udara, Citra
Satelit, Data statistik, dll.

Desain Standar, updating,
analisis, dan penerapan

Gambar 2.1 Komponen kunci dalam SIG
( Sumber : http://www.geografiana.com )
Data grafis mempunyai tiga elemen yaitu titik (node), garis (arc) dan luasan
(poligon) dalam bentuk vektor ataupun raster yang mewakili geometri topologi,
ukuran, bentuk, posisi dan arah. Fungsi pengguna adalah untuk memilih informasi
yang diperlukan, membuat standar, membuat jadwal pemutakhiran (updating)
yang efisien, menganalisis hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan yang
diinginkan dan merencanakan aplikasi.

12

Gambar 2.2 Konsep Data Geografis
( Sumber : http://www.geografiana.com )

2. Karakteristik SIG
Beberapa karakteristik yang terdapat dalam SIG diantaranya :
a. Merupakan hasil pengembangan perangkat lunak dan keras untuk tujuan
pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis
komputer.
b. Melibatkan ahli geografi , informatika, dan komputer, serta aplikasi terkait.

13

c. Masalah dalam pengembangan meliputi : cakupan, kualitas dan standar data,
struktur, model

dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan etika,

pendidikan, expert system dan decision support system serta penerapannya.
d. Perbedaannya dengan Sistem Informasi lainnya yaitu data dikaitkan dengan
letak geografis , dan terdiri dari data tekstual maupun grafis.
e. Bukan hanya sekedar pengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentuk
peta digital untuk kemudian disajikan kembali tetapi mampu mengumpulkan,
menyimpan, mentransformasikan, menampilkan, memanipulasi, memadukan,
dan menganalisis data spasial dari fenomena geografis suatu wilayah.
f. Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu
masalah, contohnya penyelesaian masalah perubahan iklim memerlukan
informasi dasar seperti curah hujan, suhu, angin, kondisi awan. Data dasar
biasanya dikumpulkan secara berkala dalam jangka waktu yang cukup
panjang.
g. SIG memiliki keunggulan karena penyimpanan data dan presentasinya
dipisahkan. Sehingga data dapat dipresentasikan dalam berbagai cara dan
bentuk.
3. Subsistem SIG
SIG merupakan sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial
dan mampu mengintregasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-

14

karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG dapat diuraikan
menjadi beberapa subsistem seperti pada gambar 2.3.
Manipulasi dan
Data Analisis

INPUT DATA

SIG

OUTPUT

Manajemen
Data

Gambar 2.3 Subsistem SIG (Yeyep Yousman, 2004)
a. Subsistem Masukan (input)
Subsistem ini bertugas mengumpulkan serta mempersiapkan data spasial
dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggungjawab
mengkonversi atau mentransformasi format-format data asli ke dalam format
yang dapat digunakan oleh SIG.
b. Subsistem Manajemen
Subsistem ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam
sistem basis data sedemikian rupa sehingga data spasial tersebut mudah dicari,
di-update, dan di-edit.

15

c. Subsistem Manipulasi dan Analisis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan
oleh SIG. Selain itu subsistem ini juga melakukan manipulasi dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
d. Subsistem Keluaran (Output)
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau
sebagian basis data, baik dalam bentuk softcopy, maupun hardcopy, dalam
bentuk tabel, grafik, peta, atau format lainnya. (Yeyep Yousman, 2004)
4. Kemampuan SIG
SIG dapat merepresentasikan real word (dunia nyata) di dalam monitor
komputer, seperti lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas
kertas. Tetapi SIG lebih fleksibel dari pada peta dalam lembaran kertas. Peta
merupakan

representasi

grafis

dari

dunia

nyata.

Objek-objek

yang

direpresentasikan di atas peta disebut unsur peta/map features (contohnya :
sungai, taman, kebun, dll.). Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur
berdasarkan lokasi-lokasinya, peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan /
relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya.
Peta menggunkan titik, garis, dan polygon dalam merepresentasikan objeobjek dunia nyata. Peta juga menggunakan simbol-simbol grafis dan warna untuk
membantu dalam mengidentifikasikan unsur-unsurnya. Skala peta menentukan
ukuran dan bentuk representasi unsur-unsurnya.

16

SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atibutatribut di dalam basis data. Kemudian SIG membentuk dan menyimpannya di
dalam tabel-tabel. Setelah itu SIG mengubungkan unsur-unsur di atas dengan
tabel-tabel yang bersangkutan.
Namun kekuatan SIG yang sebenarnya terletak pada kemampuannya untuk
menganalisa dan mengolah data dengan volume yang besar. Pengetahuan
mengenai bagaimana cara mengekstraksi dan bagaimana menggunakannya
merupakan kunci analisis dalam SIG.
Kemampuan analisis berdasarkan aspek spasial yang dapat dilakukan oleh
SIG diantaranya :
a. Klasifikasi, yaitu mengelompokan data spasial menjadi data spasial yang
baru. Contohnya adalah mengklasifikasi beban yang ditanggung oleh sebuah
trafo berdasarakan analisis data pelanggan.
b. Overlay, yaitu menganalisis dan mengintregasikan dua atau lebih data spasial
yang berbeda, misalnya menganalisis panjang titik tarikan kabel dari trafo ke
rumah pelanggan dengan kemampuan trafo.
c. Networking, yaitu analisis yang bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari
garis-garis dan titik-titik yang saling terhubung. Analisis ini sering digunakan
dalam berbagai bidang, misalnya sistem jaringan kabel listrik, telepon, pipa,
ataupun air minum.

17

d. Buffering, yaitu analisis yang akan menghasilkan buffer yang bisa berbentuk
lingkaran atau polygon yang melingkupi suatu objek sebagai pusatnya ,
sehingga kita bisa mengetahui beberapa parameter objek dan luas wilayahnya.
Buffering dapat digunakan untuk menentukan jalur hijau, menggambarkan
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), mengetahui daerah yang terjangkau telepon
selular.
e. Analisis 3 Dimensi (3D), analisis ini sering digunakan untuk memudahkan
pemahaman, karena data divisualisasikan dalam betuk 3 dimensi. Contoh
penggunaanya adalah untuk menganalisis daerah yang terkena banjir atau
tanah longsor.

C. Peta
Peta merupakan gambaran wilayah geografis, biasanya bagian permukaan
bumi. Peta sebagai gambaran dari permukaan bumi pada suatu bidang datar
merupakan media penyajian informasi dari unsur-unsur alam dan unsur-unsur buatan
manusia, dibuat secara kartografis menurut proyeksi tertentu dan skala tertentu, sajian
tersebut harus mempunyai nilai informatif, komunikatif, artistik dan estetik . Peta bisa
disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang
tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer.
Peta bisa menjadi petunjuk bagi wisatawan, atau menjelaskan dunia dengan
menyertakan jenis informasi geografi khusus. Peta juga dapat mengundang

18

eksplorasi. Sebagai contoh, peta berwarna Pulau Marquases dengan pelabuhan yang
eksotik seperti Hakapehi di Nuku Niva mungkin kedengaran menarik bagi seseorang.
Dengan kata lain, peta yang berisi banyak detail yang menarik dari suatu
daerah/wilayah dapat menggoda/menarik orang lain ke wilayah tersebut.
Peta dapat digambar dengan berbagai gaya, masing-masing menunjukkan
permukaan yang berbeda untuk subjek yang sama yang memungkinkan kita untuk
men-visualisasikan dunia dengan mudah, informatif dan fungsional.
1. Jenis Peta
Berdasarkan temanya, peta dapat dibagi menjadi tiga kategori. Yang pertama,
peta umum, biasanya terdiri dari banyak tema dan memberikan gambaran umum.
Peta umum biasanya praktis, menunjukkan dunia yang memungkinkan orang dari
satu ujung menuju ujung lain tanpa tersesat, atau menunjukkan layout
keseluruhan suatu tempat yang belum dikenal tanpa harus pergi ke sana. Contoh
peta umum adalah peta jalan suatu negara yang juga menunjukkan kota besar,
pegunungan, sungai, landmark dan lain-lain.
Yang kedua, adalah peta tematik, yang terdiri dari satu atau beberapa tema
dengan informasi yang lebih dalam/detail. Peta tematik juga dapat menunjukkan
hampir semua jenis informasi yang beragam dari satu tempat ke tempat lain.
Contoh peta tematik adalah peta penyebaran penduduk atau tingkat penghasilan
menurut negara, propinsi atau kabupaten, dengan masing-masing bagian diberi
warna yang berbeda untuk menunjukkan tingkat relativitas jumlah penduduk atau
penghasilan.

19

Peta kategori ketiga adalah grafik, di mana keakuratan peta rute perjalanan
digunakan untuk navigasi laut dan udara. Peta grafik sering dijadikan acuan bagi
para pilot maupun nahkoda.
2. Komponen Peta
Penggunaan peta tergantung pada jenis peta yang ada dan jenis informasi yang
diinginkan dari peta tersebut. Dalam kasus peta sederhana, hanya satu atau dua
jenis informasi yang mungkin tersedia sehingga sedikit atau bahkan tidak perlu
keahlian

membaca

peta

untuk

menggunakannya.

Peta

lengkap

dapat

menggambarkan jarak yang sebenarnya, lokasi lahan dengan tepat, elevasi,
vegetasi dan aspek lainnya. Untuk menginterpretasikan peta secara lebih lengkap,
diperlukan beberapa komponen dasar penyusun peta yang terdiri dari proyeksi,
skala, koordinat, legenda, arah, elevasi.
a. Proyeksi
Permukaan bumi adalah bidang lengkung, dan peta baik yang tercetak
maupun dalam bentuk gambar di layar komputer adalah bidang datar. Artinya,
semua peta tidak terkecuali globe (bola dunia) mengalami distorsi dari bumi
yang sebenarnya. Untuk wilayah yang lebih kecil, distorsi tidak signifikan
karena wilayah yang kecil dalam globe kelihatan seperti permukaan datar.
Untuk wilayah yang lebih luas atau untuk tujuan yang butuh akurasi yang
tinggi, bagaimanapun distorsi merupakan hal yang sangat penting.
Proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bola (bidang lengkung) ke
bentuk bidang datar dengan persyaratan; bentuk yang diubah harus tetap

20

sama, luas permukaan yang diubah harus tetap dan jarak antara satu titik
dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.
b. Skala
Ukuran peta dalam hubungannya dengan bumi disebut dengan skala,
biasanya dinyatakan dengan pecahan atau rasio/perbandingan. Pembilang,
yang terletak di bagian atas pecahan merupakan satuan unit peta dan penyebut
yang terletak di bagian bawah pecahan merupakan angka dalam unit yang
sama yang menunjukan jarak yang sebenarnya di lapangan/bumi. Sebagai
contoh skala 1/10.000 artinya jarak satu centimeter di peta eqivalen dengan
10.000 centimeter di lapangan. Sebagai perbandingan, skala ini akan
ditunjukkan sebagai 1:10.000. Jika penyebut makin besar atau pecahan makin
kecil maka semakin luas permukaan bumi yang dapat ditunjukkan dalam peta
tunggal. Oleh karena itu, peta berskala kecil akan menunjukkan bagian bumi
yang lebih luas dan peta berskala besar relatif menunjukkan bagian bumi yang
lebih kecil.
c. Koordinat
Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan
ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni
perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem
koordinat yang dipakai adalah koordinat geografis (geographical coordinate).
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang
tegak lurus dengan garis katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan

21

lintang selatan) yang sejajar dengan garis katulistiwa. Garis bujur adalah garis
khayal yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan, mengukur
seberapa jauh suatu tempat dari meridian. Sedangkan garis lintang adalah
garis khayal di atas permukaan buni yang sejajar dengan khatulistiwa, untuk
mengukur seberapa jauh suatu tempat di utara/selatan khatulistiwa.
Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik.
Derajat dibagi dalam 60 menit dan tiap menit dibagi dalam 60 detik. Sebagai
contoh Menara Eiffel di Paris mempunyai koordinat 48? 51? 3? Lintang Utara
dan 2? 17? 35? Bujur Timur. Kadang-kadang koordinat ditunjukkan dalam
desimal sebagai ganti dari menit dan detik. Jadi koordinat Menara Eiffel dapat
juga ditulis sebagai 48? 51,53333 Lintang Utara dan 2? 17,5833 Bujur Timur
d. Legenda
Agar peta mudah dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi peta
pada skala tertentu harus disajikan dengan cara-cara tertentu, beberapa cara
tersbut diantaranya dengan menggunakan simbol dan warna. Simbol
digunakan untuk membedakan berbagai obyek, misalnya jalan, sungai, rel dan
lain-lainnya.

Sedangkan

warna

digunakan

untuk

membedakan

atau

memerincikan lebih jauh dari simbol suatu obyek, misalnya laut yang lebih
dalam diberi warna lebih gelap, berbagai kelas jalan diberi warna yang
berbeda-beda.
Legenda adalah daftar kumpulan simbol beserta penjelasannya yang
terdapat dalam peta. Gunanya agar pembaca dapat dengan mudah memahami

22

isi peta. Contoh simbol legenda adalah ikon-ikon yang melambangkan
bangunan, perbedaan warna yang melambangkan elevasi, perbedaan jenis
garis yang melambangkan batas-batas atau jenis ukuran jalan, titik dan
lingkaran yang menunjukkan populasi suatu kota. Jika detail peta kelihatan
tidak familiar, mempelajari legenda peta akan sangat membantu sebelum
melanjutkan proses lebih jauh
e. Arah
Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah utara
lazimnya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata letak
tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta nyaman dibaca dengan tidak
membolak-balik peta. Lebih dari itu, arah juga penting sehingga si pemakai
dapat dengan mudah mencocokkan objek di peta dengan objek sebenarnya di
lapangan.
f. Elevasi
Salah satu unsur yang penting lainnya pada suatu peta adalah informasi
tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Unsur ini disebut dengan
elevasi, yaitu ketinggian sebuah titik di atas muka bumi dari permukaan laut.
Kartograf menggunakan teknik yang berbeda untuk menggambarkan
ketinggian, misalnya permukaan bukit dan lembah. Peta yang sudah modern
menggambarkan pegunungan dengan relief yang diberi bayangan, yang
disebut dengan hill shading. Peta Topografi tradisional menggunakan garis
lingkaran yang memusat yang disebut dengan garis kontur, untuk

23

menggambarkan elevasi. Setiap garis menandakan ketinggian di atas
permukaan laut.
Sebagai ganti garis kontur, peta berwarna seringkali menggunakan
standarisasi skala warna untuk menunjukkan elevasi; laut diberi warna biru,
elevasi rendah digambarkan dengan bayangan hijau, elevasi tinggi
digambarkan dari range sawo matang sampai coklat, dan puncak tertinggi
diberi warna putih,menunjukkan salju. Semakin tajam bayangan warna biru
sama artinya dengan semakin dalam kedalaman suatu laut atau danau.
( Sumber : http://www.cybermap.cbn.net.id )

3. Peta Digital
Dengan berkembangnya teknologi satelit utamanya satelit navigasi yang dapat
dipadukan dengan teknologi komputer, dampaknya terhadap bidang pemetaan
juga semakin besar, yakni pembuatan peta melalui pemanfaatan citra satelit yang
diolah dengan komputer. Mudahnya proses pembuatan peta tersebut juga
dibarengi dengan kemudahan dalam hal memperbanyak, mentransfer, membuat
duplikat kedalam disket atau media penyimpan/perekam lainnya sehingga
mempermudah untuk disebar luaskan ataupun diperjual-belikan.
Peta digital adalah peta yang data grafis, data tekstual dan segala atributnya
tersimpan dalam bentuk softcopy pada komputer. Peta ini dihasilkan dari proses
digitasi dengan menggunakan meja digitizer ataupun onscreen digitasi dari hasil

24

scan sebuah peta. Penggunaan peta digital pada dasarnya sama saja dengan peta
biasa, hanya wujudnya yang agak berbeda.
Peta berbasis komputer (digital) lebih serba guna. Peta yang terprogram akan
lebih dinamis karena bisa menunjukkan banyak view yang berbeda dengan subjek
yang sama. Peta ini juga memungkinkan perubahan skala, animasi gabungan,
gambar, suara, dan bisa terhubung ke sumber informasi tambahan melalui
internet. Peta digital dapat di-update ke peta tematik baru dan bisa menambahkan
detail informasi geografi lainnya. Hal ini disebabkan informasi baru dapat
dimasukkan ke dalam database setiap saat. Mempunyai peta digital sama seperti
mempunyai selusin peta tematik cetak yang meng-overlay daerah tertentu yang
terhubung secara elektronik ke sebuah perpustakaan besar dalam tema utama atau
yang berhubungan dengan tema utama.
( Sumber : http://www.bakosurtanal.go.id )

D. Graphical User Interface (GUI)
Sebuah sistem yang baik adalah sistem yang dapat memenuhi kebutuhan
pengguna. Selain itu sistem yang baik juga harus memiliki tampilan antar muka yang
baik bagi pengguna. Ukuran baik bagi pengguna dapat bermacam-macam,
diantaranya warna yang digunakan tidak cepat membuat mata lelah, dan warna
tersebut dapat mewakili warna organisasi/perusahan yang akan menggunakan sistem
tersebut.

25

Ada banyak pendapat mengenai bagaimana tampilan yang baik. Meskipun baik
untuk seseorang belum tentu baik bagi orang lain. Di dalam konsep Graphical User
Interface (GUI) berikut akan dijelaskan bagaimana sistem yang baik di mata
pengguna. ( Ben Shneiderman and Plaisant, 2005 )
1. Bagian dialog
Melalui dialog pengguna dapat dengan mudah melakukan interaksi dengan
sistem, tetapi dialog yang tidak tepat dapat membuat pengguna merasa kesulitan
dalam menggunakan sistem atau dapt juga menjadi malas untuk menggunakannya
karena membingungkan. Berikut adalah contoh bagaimana menata dialog agar
nyaman digunakan oleh pengguna.
a. Menghilangkan ”yes” or ”no”.

Gambar 2.4 Perbandingan 2 dialog dengan tombol ”yes” dan ”no”
Pada dialog pertama terdapat tombol yes dan no. Jika pengguna adalah
seorang yang masih awam dalam memakai sistem ini maka pengguna
mungkin akan merasa bingung dengan kedua tombol ini. Mungkin akan
timbul banyak pertanyaan seperti jika memilih yes akan terjadi apa dan jika
memilih no akan terjadi apa. Akan tetapi pada dialog kedua pengguna akan

26

langsung mengerti harus melakukan apa. Pengguna dapat langsung mengerti
apakah akan menekan tombol save atau don’t save.
b. Hindari dialog informatif yang berlebihan

Gambar 2.5 Dialog yang berlebihan
Dialog diatas menjelaskan tentang pesan error. Seharusnya pesan-pesan
singkat seperti error,tips, dll tidak perlu diberi dialog yang berisi banyak
tombol. Cukup dengan tombol ok saja agar pengguna tidak merasa jenuh.
c. Gunakan jarak dengan tepat

Gambar 2.6 Perbandingan jarak pada 2 dialog
Pada dialog pertama pengguna akan merasa tidak nyaman dengan
tampilan yang kesannya padat, tetapi lain halnya dengan dialog