DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK PARA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20112012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN MODUL PENGEMBANGAN MOTIVASI BELAJAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pen

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK PARA SISWA KELAS

  VIII SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN MODUL PENGEMBANGAN MOTIVASI BELAJAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh : Hesti Angeli NIM : 071114024 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK PARA SISWA KELAS

  VIII SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN MODUL PENGEMBANGAN MOTIVASI BELAJAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh : Hesti Angeli NIM : 071114024 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

MOTTO DAN PERSEMBAHAHAN

  

Bersukacitalah dalam Pengharapan, Sabarlah dalam

Kesesakan, dan Bertekunlah dalam Doa!

(Roma 12: 12)

  

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

¾ Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkatiku ¾ Kepada Ayah dan Ibuku yang tercinta

  ¾ Kedua Abangku yang tersayang ¾ Kakakku yang tersayang ¾ Keluarga besar ku tersayang ¾ Dosen pembimbingku dan semua dosen yang mengajar dengan penuh semangat dan sabar ¾ Kekasih ku yang ku kasihi

  ¾ Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

ABSTRAK

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK PARA SISWA KELAS

  

VIII SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN MODUL

PENGEMBANGAN MOTIVASI BELAJAR

  

Oleh :

Hesti Angeli

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta,

  

2012

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan tingkat motivasi belajar

intrinsik para siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran

2011/2012, (2) Mengidentifikasi butir-butir motivasi belajar intrinsik mana yang

teridentifikasi pada kategori rendah dan menyusun topik-topik bimbingan apa

yang implikatif disusun sebagai modul peningkatan motivasi intrinsik para siswa

kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

  Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek

penelitian adalah para siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran

2011/2012. Populasi penelitian ini adalah 271 siswa dan yang dijadikan sampel

adalah 111 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Motivasi

Belajar Intrinsik pada siswa yang berjumlah 45 item. Kuesioner disusun

berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar intrinsik yaitu menyadari akan

kebutuhan dalam belajar, belajar dengan gigih untuk meraih tujuan yang ingin di

capai, menunjukkan minat yang kuat dan emosi yang stabil, keyakinan tentang

kemampuan dan memiliki gambaran yang utuh dalam kemampuan-

kemampuannya. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan

persentase dengan pendistribusiannya berdasarkan pada teori yang dirumuskan

Azwar. Kriteria terdiri dari lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang,

tinggi dan sangat tinggi.

  Hasil Penelitian adalah (1) motivasi belajar intrinsik para siswa kelas VIII

SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012 masuk pada kategori tinggi

sebesar 58,26%. 24,32% pada kategori sangat tinggi, 16,22% pada kategori

sedang, 0,9% pada kategori rendah, dan 0% pada kategori sangat rendah. (2) pada

butir item 0% pada kategori sangat rendah, 0% pada kategori rendah, 20% pada

kategori sedang, 48,89% pada kategori tinggi, dan 31,11% pada kategori sangat

tinggi.

   

  

ABSTRACT

DESCRIPTION OF INTRINSIC LEARNING MOTIVATION OF THE

EIGHTH GRADE STUDENTS AT SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA IN

2011/2012 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS TOWARDS

THE PROPOSED TOPICS FOR LEARNING MOTIVATION

DEVELOPMENT MODULE

  

By:

Hesti Angeli

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta,

2012

The purpose of this research was (1) to describe the level of intrinsic

learning motivation of the eighth grade students at SMP Negeri 5 Yogyakarta in

  

2011/2012 academic year and (2) to identify the points of the intrinsic learning

motivation belonged to the low category and to set up guidance topics as a module

in order to increase the intrinsic learning motivation of the eighth grade students at

SMP Negeri 5 Yogyakarta in 2011/2012 academic year.

  This research belonged to a descriptive research with survey methodology.

The subjects of this research were the eighth grade students at SMP Negeri 5

Yogyakarta in 2011/2012 academic year. The population of this research was 271

students with 111 students as the sample. The research instrument used was

intrinsic motivation questionnaire on students’ learning that included 45 items.

  

The questionnaire was set up based on the aspects of intrinsic learning motivation.

They are realizing the needs in learning, learning persistently in order to achieve

the target goals, showing higher interests and stable emotions, having self-

confidence as well as complete descriptions for their own abilities. The data

analysis technique used was the percentage calculation with the distribution based

on a theory formulated by Azwar. The criteria consisted of five categories, i.e.

very low, low, medium, high and very high.

  The results showed that: (1) the intrinsic learning motivation of the eighth

grade students at SMP Negeri 5 Yogyakarta in 2011/2012 academic year belonged

to high (58.26%), very high (24.32%), medium (16.22%), low (0.9%), and very

low (0%). (2) on the point of 0% (which belonged to very low category), 0% was

on low sub category, 20% was in medium sub category, 48.89% was in high sub

category and 31.11% was in very high sub category.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan

berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis

menyadari bahwa seluruh pengalaman yang dialami saat mengerjakan sksipsi ini

merupakan penyertaan dan pertolongan yang terindah dari Tuhan. Skripsi ini

disusun sebagai tugas akhir memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan.

  Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu

kelancaran dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan

terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

2. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai dosen pembimbing yang selalu sabar

membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi, banyak memberi masukan, dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma yang telah membekali banyak ilmu kepada penulis selama kuliah.

  

4. Pak Moko sebagai pegawai administrasi Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia memberikan waktunya dalam proses penelitian maupun selama kuliah.

  

5. Dinas Perizinan pemerintahan kota Yogyakarta yang bersedia memberikan

izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMP Negeri 5 Yogyakarta.

  

6. Drs. Suparno, M.Pd., sebagai kepala Sekolah SMP Negeri 5 Yogyakarta yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

  

7. Siti Purbani, M.Pd., sebagai kepala kurikulum dan guru BK SMP Negeri 5

Yogyakarta yang telah meluangkan waktunya untuk mencari kelas yang bersedia menjadi subjek penelitian dan dukungan kepada peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  

8. Siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta yang dengan tulus memberikan

waktu dan pikirannya dalam pengisian kuesioner.

  

9. Bapak dan Ibu guru serta seluruh karyawan SMP Negeri 5 Yogyakarta atas

dukungan dan bantuan selama mengadakan penelitian.

  

10. Ayahku “Lukas Lidin” dan ibuku “Martina Baiyah” yang tercinta yang selalu

memberikan dukungan, cinta kasihnya, dan doa.

  

11. Kakak-kakak ku yang tercinta (Christianus Gesner, Niko Demus, dan Merry

Christina) yang selalu memberikan motivasi dan saling berbagi cerita yang telah memawarnai hidupku.

  

12. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2007 (Sr

Via, Sr Emil, Chacha, Ivone, Asthi, Tika, Ira, Lusi, Jarot, Kiyat, Jojo dan lainnya) atas kebersamaan dan saling berbagi suka dan duka selama duduk di bangku kuliah dan proses pengerjaan skripsi.

13. Yosafat Andrianus yang selalu memberikan bantuan, semangat, dukungan, dan mendengarkan curahan hati ku.

  

14. Ibu kos dan teman-teman kos ku (Pranti, Galuh, Anita, dan lainnya) atas

kebersamaan baik suka maupun duka yang dilalui bersama yang sudah kuanggap sebagai keluargaku di Jogyakarta.

  

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi

perhatian, bantuan dan dukungan yang baik secara tidak langsung maupun langsung selama penulisan skripsi ini.

  

Penulis menyadari akan kekurangan dan kelemahan penulis dalam

mengerjakan skripsi ini. Penulis mohon maaf apabila dalam skripsi ini terdapat

banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Terima Kasih.

  Penulis

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... vi ABSTRAK .................................................................................................. vii ABSTRACT .................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

  1 A. Latar Belakang ................................................................................

  1

  B. Rumusan Masalah ...........................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................

  4 D. Manfaat Penelitian ..........................................................................

  5 E. Definisi Istilah .................................................................................

  6 BAB II LANDASAN TEORI .....................................................................

  8 A. Belajar Pada Siswa Remaja .............................................................

  8 B. Motivasi Belajar ..............................................................................

  9

1. Pengertian Motivasi Belajar ......................................................

  9 2. Jenis-jenis Motivasi Belajar ......................................................

  11

a. Motivasi Intrinsik ................................................................

  12 1) Pengertian Motivasi Intrinsik ........................................

  12 2) Aspek-aspek Motivasi Belajar Intrinsik ........................

  13

b. Motivasi Ekstrinsik .............................................................

  20 3. Faktor-Faktor Motivasi Belajar .................................................

  21 4. Fungsi Motivasi Belajar ............................................................

  24 C. Bimbingan Belajar ..........................................................................

  25 D. Modul Pengembangan Motivasi Belajar .........................................

  26 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................

  28 A. Jenis Penelitian ................................................................................

  28 B. Subjek Penelitian .............................................................................

  28 C. Instrumen Penelitian .......................................................................

  31 1. Kuesioner ..................................................................................

  31

  2. Validitas Kuesioner ...................................................................

  33 3. Reliabilitas Kuesioner ...............................................................

  34 4. Pengembangan Instrumen .........................................................

  36 D. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................

  40 1. Persiapan ...................................................................................

  40 2. Pelaksanaan ...............................................................................

  40 E. Teknik Analisis Data .......................................................................

  41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................

  44 A. Hasil Penelitian ...............................................................................

  44

  

1. Motivasi Belajar Intrinsik Para Siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012 ......................................................

  44

  2. Butir-butir Instrumen Motivasi Belajar Intrinsik pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012

  46 B. Pembahasan dan Hasil Penelitian ...................................................

  49 C. Usulan Topik-topik Bimbingan dan Konseling Belajar ..................

  55 D. Usulan Modul Peningkatan Motivasi Belajar Intrinsik ...................

  57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

  96 A. Kesimpulan .....................................................................................

  96 B. Saran ................................................................................................

  96 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

  98 LAMPIRAN ................................................................................................ 100

  DAFTAR TABEL Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 ..........................................................

  29 Tabel 2 : Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 Sebagai Sampel Penelitian ..........................

  30 Tabel 3 : Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Intrinsik Setelah di Uji Coba

  32 Tabel 4 : Pengelompokan Kualifikasi Koefisien Reliabilitas .....................

  35 Tabel 5 : Hasil Revisi Kuesioner Berdasarkan Telaah Ahli (Ekspert Judgment) 37 Tabel 6 : Butir Item yang Diperbaiki ..........................................................

  39 Tabel 7 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ..........................................

  41 Tabel 8 : Kategori Motivasi Belajar Intrinsik ............................................

  43 Tabel 9 : Penggolongan Subjek dalam Lima (5) Kategori ..........................

  45 Tabel 10 : Penggolongan Butir-butir Item dalam lima (5) Kategori ...........

  47 Tabel 11 : Butir-butir Kuesioner yang Belum Tercapai pada Diri Siswa ...

  47 Tabel 12 : Rumusan Butir-butir yang Belum Tercapai dan Usulan Topik- Topik Bimbingan .....................................................................

  56

DAFTAR GRAFIK

  Gambar 1 : Profil Capaian Skor Rata-rata Motivasi Belajar Intrinsik Pada Subjek .......................................................................................

  46 Gambar 2 : Profil Capaian Skor Rata-rata Tiap Item Motivasi Belajar Intrinsik ....................................................................................

  48

DAFTAR LAMPIRAN

  

Lampiran 1 : Data Uji Coba (Kuesioner Uji Coba, Tabulasi Data Uji Coba, Hasil

Pengolahan SPSS, Hasil Perihitungan Reliabilitas dan Reliabilitas) 100

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian .............................................................. 125

Lampiran 3 : Tabulasi Data Penelitian dan Hasil Pengolahan Data Penelitian 129

Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian ............................................................... 140

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian, dan definisi istilah. A. Latar Belakang Setiap manusia memiliki motivasi untuk memenuhi suatu tujuan

  tertentu yang ingin dicapai. Motivasi tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai macam perilaku manusia. Perilaku pada individu muncul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan tertentu. Siswa melakukan kegiatan belajar karena memiliki motivasi untuk belajar dan kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan.

  Belajar sangat erat hubungannya dengan motivasi, tanpa motivasi siswa tidak akan dapat belajar dengan baik. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman,1986: 75).

  Motivasi belajar siswa merupakan faktor yang paling menentukan dalam menciptakan generasi baru yang kelak akan menciptakan dan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Siswa belajar dengan penuh perhatian agar mendapat nilai yang baik. Dengan motivasi yang kuat, siswa dapat terdorong untuk berusaha keras agar menguasai bahan mata pelajaran tersebut secara baik. Idealnya, siswa mengikuti pendidikan dengan tujuan agar menguasai bidang ilmu pengetahuan yang ia pelajari, sehingga pengetahuan yang dipelajari melalui setiap bahan mata pelajaran tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan, bukan hanya untuk sekedar lulus meski dengan nilai yang sangat baik sekalipun.

  Siswa dapat dimotivasi untuk mengerahkan segala tenaga yang dibutuhkan untuk belajar, antara lain dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri dan motivasi dengan stimulasi dari luar diri (Sri Esti, 2002: 356). Misalnya, siswa memiliki keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar dengan adanya dorongan dari orang tua yang akan memberikan hadiah apabila prestasinya meningkat. Siswa tersebut mengerahkan segala upaya untuk memenuhi keinginan tersebut dengan cara belajar. Motivasi dari dalam diri yang muncul yaitu adanya keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar sedangkan motivasi dengan stimulasi dari luar diri yaitu apabila berhasil meningkatkan prestasi belajar akan memperoleh hadiah dari orang tua.

  Dalam penelitian ini yang lebih ditekankan adalah motivasi belajar intrinsik para siswa, mengingat keberhasilan belajar lebih ditentukan dari faktor-faktor dalam diri siswa. Diri siswa yang menentukan seutuhnya keberhasilan dalam belajar termasuk menentukan tempat untuk melanjutkan sekolah yang diimpikan. Tanpa adanya motivasi intrinsik siswa tidak akan memperoleh hasil belajar dengan baik, karena ia tidak dapat menguasai bahan pelajaran seutuhnya, tidak bersemangat dan melakukan kegiatan lainnya selain belajar. Misalnya, siswa yang baru lulus Sekolah Dasar (SD) melanjutkan memilih tempat untuk sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) favorit di daerahnya. Siswa tersebut pastinya memiliki motivasi tertentu yang ada dalam dirinya untuk menggapai cita-citanya kelak. Siswa yang memiliki hasrat dan semangat untuk belajar lebih giat dan bersaing secara sehat dengan teman- teman yang ada di SMP favorit tersebut.

  Penelitian diadakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta. SMP Negeri 5 Yogyakarta merupakan sekolah yang termasuk dalam sekolah favorit di Yogyakarta dan bertaraf internasional. Tentunya, siswa yang masuk di sekolah tersebut memiliki seleksi yang ketat seperti nilai ebtanas murni (NEM) harus memenuhi standar di sekolah. Para siswa yang masuk di sekolah tersebut sudah memiliki hasil belajar yang tinggi dan tentunya dari dalam diri siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi juga.

  Masalahnya sekarang adalah jika ditemukan ada siswa yang kurang menyadari betapa pentingnya motivasi belajar intrinsik dan tidak mendapatkan program-program perbaikan/ peningkatan siswa tersebut tidak dapat mengembangkan potensinya secara utuh dan prestasi yang baik akan sukar diperoleh. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti mengangkat judul mengenai deskripsi motivasi belajar intrinsik para siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012 dan implikasinya terhadap usulan modul pengembangan motivasi belajar.

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

  1. Seberapa tinggi tingkat motivasi belajar intrinsik para siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012?

  2. Berdasarkan hasil analisis butir-butir instrumen motivasi intrinsik yang teridentifikasi pada kategori rendah, topik-topik bimbingan apa yang implikatif disusun sebagai modul peningkatan motivasi intrinsik bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta?

  C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan tingkat motivasi belajar intrinsik para siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

  2. Mengidentifikasi butir-butir motivasi belajar intrinsik mana yang teridentifikasi pada kategori rendah dan menyusun topik-topik bimbingan apa yang implikatif disusun sebagai modul peningkatan motivasi intrinsik para siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat teoritis Secara teoritis, penelitian ini memberikan sumbangan ilmu/ wawasan bagi para calon guru Bimbingan dan Konseling mengenai motivasi belajar intrinsik.

2. Manfaat praktis

  a. Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, karena peneliti memperoleh pengalaman melalui penelitian yang menghasilkan informasi mengenai motivasi belajar intrinsik para siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian tersebut peneliti juga memperoleh kesempatan berlatih membuat usulan modul bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

  b. Bagi guru pembimbing Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi pengembangan program bimbingan di sekolah mengenai motivasi belajar intrinsik siswa dan juga memberikan usulan modul pengembangan motivasi belajar.

  c. Bagi peneliti lain Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti lain, dengan melihat hasil penelitian ini dapat membuka wawasan yang lebih luas untuk melakukan penelitian yang baru atau berkaitan dengan topik ini.

E. Definisi Istilah

  1. Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 1986:89).

  2. Aspek-aspek motivasi intrinsik menurut Woolfolk (2009) yaitu kebutuhan, tujuan, minat, emosi, keyakinan dan skema diri. Kebutuhan berarti siswa menyadari akan kebutuhan dalam belajar, seperti kebutuhan untuk meraih prestasi, menguasai pelajaran dan membina hubungan yang

  baik dengan orang lain untuk pemenuhan dalam proses belajar. Tujuan berarti siswa belajar dengan gigih untuk meraih tujuan yang ingin dicapai, seperti memberi energi pada usaha untuk mengerjakan tugas yang menantang, meningkatkan kinerja belajar agar hasil yang diperoleh maksimal, dan mendukung perkembangan pengetahuan yang sedang dihadapi dan mengubah strategi lama dalam belajar yang belum berhasil. Minat dan emosi berarti siswa menunjukkan minat yang kuat dan emosi yang stabil, seperti siswa menunjukkan minat yang tinggi pada pelajaran dan siswa memiliki usaha yang keras untuk membangkitkan minat belajar. Keyakinan dan skema diri berarti siswa memiliki keyakinan tentang kamampuan dan memiliki gambaran yang utuh dalam kemampuan-kemampuannya, seperti keyakinan siswa tentang penyebab dan kontrol yang menentukan hasil belajar, keyakinan siswa tentang kompetensi atau efektivitas siswa di bidang tertentu dalam belajar dan keyakinan siswa mengenai harga diri.

3. Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi uraian tentang belajar pada siswa remaja, motivasi belajar dan jenis-jenis motivasi belajar, dan bimbingan belajar. A. Belajar pada Siswa Remaja Hurlock (1996: 206) berpendapat bahwa “awal masa remaja

  berlangsung kira-kira 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum”.

  Siswa kelas VIII SMP adalah individu yang berada pada usia remaja awal, dimana remaja mengalami peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

  Masa remaja merupakan masa yang paling singkat dan mengalami perubahan yang sangat drastis. Perubahan yang terjadi yaitu mengalami kematangan pada organ-organ kelamin, tumbuhnya kumis, tumbuhnya bulu pada bagian-bagian tertentu pada badan, atau dengan timbulnya perubahan suara pada laki-laki (Hamalik, 2009: 118). Remaja sering kali dikenal dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai” (Ali & Asrori, 2005: 9). Siswa terkadang menganggap bahwa dirinya sudah dewasa dan karena perubahan yang drastis juga membuat motivasi belajar siswa berkurang.

  Menurut Winkel (2007: 59) “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap”.

  Belajar menjadi hal yang sangat penting bagi siswa untuk menempuh pendidikan di sekolah. Karena, dengan belajar siswa memperoleh informasi sebanyak mungkin dan juga dapat mengetahui sejauh mana proses belajar itu dapat dilaksanakannya dengan baik.

  Menurut Imron (1996: 21) ada empat alasan tujuan belajar yaitu: 1. Agar ia mempunyai target tertentu setelah mempelajari sesuatu.

  2. Agar ia mempunyai arah dalam berkreativitas belajar.

  

3. Agar ia dapat menilai seberapa target belajar telah ia capai atau belum.

  4. Agar waktu tenaganya tidak tersita untuk kegiatan selain belajar.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

  Motivasi berasal dari kata motif, yaitu menunjuk kepada bagaimana siswa dapat berbuat sesuatu. Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 1986: 73). Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Uno, 2007: 3). Jadi, siswa melakukan suatu aktivitas karena ada motif tertentu. Untuk mencapai tujuan dari aktivitas tersebut harus ada motivasi.

  Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi sangat berperan penting dalam kegiatan belajar.

  Apabila dalam proses belajar, siswa memiliki motivasi yang kuat maka hasil yang diperoleh juga baik. Motivasi merupakan faktor yang menentukan hasil yang diperoleh siswa. Belajar merupakan perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu (Uno, 2007: 23). Siswa belajar karena memiliki motivasi tertentu, misalnya siswa belajar karena ingin memperoleh nilai yang baik.

  Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 2007: 169). Motivasi belajar menjadi peranan yang sangat penting karena dapat memberikan gairah pada siswa sehingga menimbulkan energi yang sangat besar untuk belajar.

  Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi pasti memiliki hasil yang memuaskan. Motivasi belajar terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

  Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut: (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir, contohnya, setelah seorang siswa membaca suatu bab buku bacaan, dibandingkan dengan teman sekelas yang juga membaca bab tersebut; ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi. (2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil. (3) mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya. (4) membesarkan semangat belajar; sebagai ilustrasi, jika ia telah menghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia berusaha agar cepat lulus. (5) menyadarkan tentang adanya perajalanan belajar dan kemudian bekerja (disela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang bersinambung; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga berhasil. Sebagai ilustrasi, setiap hari siswa diharapkan untuk belajar di rumah, membantu pekerjaan orang tua, dan bermain dengan teman sebaya; apa yang dilakukan diharapkan dapat berhasil memuaskan. Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik (Dimyati & Mudjiono, 1999: 85).

2. Jenis-jenis Motivasi Belajar

  Motivasi belajar terbagi menjadi dua bagian yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) dan motivasi yang berasal dari luar diri (ekstrinsik) yang akan dibahas sebagai berikut :

a. Motivasi Intrinsik 1) Pengertian Motivasi Intrinsik

  Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 1986: 89). Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri individu tanpa ada pengaruh dari luar. Misalnya, siswa senang membaca, menulis, dan lain-lain tanpa ada paksaan dari orang lain.

  Siswa sendiri yang berkeinginan melakukan akivitas tersebut dengan senang hati, nyaman, dan tidak merasa dibebani. Dengan memiliki motivasi intrinsik siswa akan dapat memperoleh hasil yang maksimal dan juga dapat memaknai apa yang sudah dilakukan.

  Menurut Sardiman (1986: 83) motivasi yang ada pada diri setiap orang atau disebut juga motivasi intrinsik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  a) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai) b) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya)”.

  d) Lebih senang bekerja mandiri.

  e) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

  f) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

  

g) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

  h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

  Motivasi intrinsik (intrinsic motivation) adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri (Santrock, 2009: 204). Siswa melakukan aktivitas karena demi kepentingan dan kemajuan yang ada pada dirinya. Misalnya, pada saat menjelang ulangan siswa belajar lebih giat lagi agar mendapat nilai yang memuaskan.

2) Aspek-aspek Motivasi Belajar Intrinsik

  Menurut Woolfolk (2009) aspek-aspek motivasi belajar intrinsik seperti kebutuhan, tujuan, interes/minat, emosi, keyakinan dan skema diri. Keenam aspek tersebut akan dijelaskan secara rinci di bawah ini: a) Kebutuhan Setiap aktivitas yang dilakukan siswa karena adanya dorongan dan kebutuhan tertentu. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan (Dimyati & Mudjiono, 1999: 81). Kebutuhan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk memenuhinya (Uno, 2007: 5). Adanya suatu proses yang dilalui siswa agar kebutuhan tersebut tercapai. Motivasi intrinsik yang muncul yaitu dengan mengerahkan segala kekuatan-kekuatan yang ada pada diri.

  Menurut Pintrich (Woolfolk, 2009: 196) terdapat tiga kebutuhan utama yang dapat dikaji secara intensif adalah kebutuhan akan prestasi, kekuasaan, dan afiliasi/hubungan. Kebutuhan akan prestasi menjadi sangat penting bagi siswa untuk belajar lebih giat lagi agar memperoleh prestasi yang baik. Kebutuhan akan kekuasaan seperti siswa memiliki kebutuhan untuk menguasai setiap mata pelajaran yang ada.

  Kebutuhan akan hubungan adalah keinginan untuk membangun pertalian emosional yang erat dan kelekatan dengan orang lain (Woolfolk, 2009: 196-197). Dengan menjalin hubungan yang baik maka secara otomatis akan meningkatkan motivasi untuk belajar, seperti siswa dapat belajar bersama dengan siswa lainnya, berani bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dimengerti.

  b) Tujuan Menurut Locke dan Latham (Woolfolk, 2009: 198) tujuan adalah hasil atau pencapaian yang pemenuhannya diperjuangkan oleh seseorang. Dalam mengejar tujuan, siswa pada umumnya menyadari tentang kondisi tertentu saat ini (saya belum membuka buku), kondisi ideal tertentu (saya sudah memahami setiap halaman), dan ketidaksesuaian antara situasi

saat ini dan situasi ideal (Woolfolk, 2009: 198).

  Menurut Locke dan Latham (Woolfolk, 2009 : 198) ada empat alasan mengapa menetapkan tujuan dapat memperbaiki kinerja.

  Tujuan: (1) Mengarahkan perhatian kita ke tugas yang ada di tangan dan menghindari distraksi. Tiap kali pikiran saya berkelana, menjauh dari klaster, tujuan saya untuk menyelesaikan

bagian ini membantu mengarahkan perhatian saya kembali ke pekerjaan menulis.

  (2) Memberi energi pada usaha. Sampai titik tertentu, semakin menantang tujuannya, semakin besar pula usahanya.

  (3) Meningkatkan persistensi. Bila kita memiliki tujuan yang jelas, kecil kemungkinan kita untuk menyerah sampai kita meraih tujuan itu: tujuan yang sulit menuntut usaha dan tenggat waktu yang ketat menghasilkan kerja yang lebih cepat. (4) Mendukung perkembangan pengetahuan dan strategi lama tidak berhasil. Sebagai contoh, bila tujuan anda adalah mendapat nilai A dan anda tidak mencapai tujuan itu di kuis yang pertama, anda mungkin mencoba pendekatan belajar baru untuk kuis berikutnya, seperti menjelaskan poin-poin kuncinya kepada seorang teman.

  c) Interes/minat dan emosi Interes/minat dan emosi merupakan dua hal yang saling berkaitan dalam berbagai kegiatan seperti belajar. Siswa lebih cenderung memperhatikan, mempelajari, dan mengingat berbagai kejadian, gambaran, dan bacaan yang membangkitkan respons emosional (Alexander & Murphy; Cowey & Underwood; Reisberg & Heueur, dalam Woolfolk, 2009: 204) atau yang berhubungan dengan interes/minat siswa (Renninger,

Hidi, & Krapp, dalam Woolfolk, 2009:204). Menurut Schiefele; Wigfield dkk (Santrock, 2008: 206) yaitu riset pada minat terutama telah berfokus pada hubungan antara minat dengan pembelajaran. Minat siswa dihubungkan terutama dengan tindakan pelajaran siswa yang mendalam, seperti ingatan atas gagasan pokok dan respon terhadap pertanyaan pemahaman yang lebih sulit, dibanding pembelajaran yang hanya pada permukaan, seperti respon terhadap pertanyaan yang sederhana dan ingatan kata-demi- kata atas teks.

  Ada dua macam interes/minat yaitu personal (individual) dan situasional. Personal interes/minat atau individual interes adalah aspek yang lebih enduring (tahan lama) pada diri seseorang, misalnya kecenderungan enduring untuk tertarik atau menikmati subjek-subjek seperti bahasa, sejarah, atau matematika, aktivitas-aktivitas seperti olah raga, musik, atau film. Siswa dengan minat individual pada belajar secara umum berusaha mencari informasi baru dan memiliki sikap yang lebih positif terhadap sekolah. Situasional interest adalah aspek yang berumur lebih pendek dari aktivitas, teks, atau materi yang membangkitkan dan mempertahankan perhatian siswa.

  Situasiasional interest yang berhubungan dengan belajar dari teks atau materi dengan minat yang lebih besar sehingga menghasilkan respons emosional yang lebih positif terhadap materinya, lalu menghasilkan persistensi yang lebih tinggi, pemrosesan yang lebih mendalam, dan ingatan yang lebih baik tentang materinya dan prestasi lebih tinggi. Sebagai contoh dari Situasional interest adalah puzzle pada pelajaran matematika SMP yang dapat membangkitkan minat belajar siswa pada pelajaran matematika tetapi tidak bertahan lama, untuk tetap bertahan maka seorang guru lebih terampil memasukan kegiatan-kegiatan matematika dengan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang ada pada kehidupan nyata. Menurut Stipek (Woolfolk, 2009: 204) minat meningkat bila siswa merasa kompeten, jadi bahkan bila siswa pada awalnya tidak tertarik dengan suatu objek atau kegiatan, siswa dapat mengembangkan minat bila siswa mengalami kesuksesan.

  d) Keyakinan dan skema-diri (1) Keyakinan tentang kemampuan Sebagian keyakinan paling kuat yang memengaruhi motivasi di sekolah adalah keyakinan tentang kemampuan. Dengan kerja keras, belajar atau latihan, pengetahuan dapat ditingkatkan dan oleh sebab itu kemampuan dapat ditingkatkan (Woolfolk, 2009: 215) (2) Keyakinan tentang penyebab dan kontrol : teori atribusi Teori atribusi menyatakan bahwa individu termotivasi untuk mengungkapkan penyebab yang mendasari kinerja dan perilaku mereka sendiri. Atribusi adalah penyebab-penyebab yang menentukan hasil (Santrock, 2009: 211).

  Weiner mengidentifikasikan tiga dimensi dari penyebab atribusi: (1) Lokus, apakah penyebab tersebut internal atau eksternal terhadap perilaku; (2) stabilitas, tingkat dimana penyebab tersebut tetap sama atau berubah; dan (3) kemampuan mengendalikan, tingkat dimana individu dapat mengendalikan penyebab tersebut. Sebagai contoh, seorang siswa dapat merasakan bahwa kecerdasannya berlokasi secara internal, stabil, tidak dapat dikendalikan (Santrock, 2009: 212).

  (3) Keyakinan tentang self-efficacy dan learned-helplessness Self-efficacy adalah keyakinan siswa tentang kompetensi atau efektivitas siswa di bidang tertentu (Woolfolk, 2009: 219). Self- efficacy dan atribusi saling memengaruhi. Bila kesuksesan diatribusikan pada penyebab-penyebab internal atau dapat dikontrol seperti kemampuan atau usaha, maka Self-efficacy meningkat. Akan tetapi, bila kesuksesan diatribusikan pada nasib atau intervensi orang lain, maka Self-efficacy mungkin tidak diperkuat (Woolfolk, 2009: 219).

  Learned helplessness adalah ekspektasi seseorang, berdasarkan pengalaman sebelumnya bahwa dirinya kurang/tidak memiliki kontrol, bahwa semua usahanya akan gagal (Woolfolk, 2009: 220). Siswa yang memiliki ketidakberdayaan yang dipelajari akan berdampak negatif bagi perkembangan selanjutnya.

  (4) Keyakinan tentang harga diri Keyakinan tentang harga diri yaitu perasaan seseorang bahwa dirinya berharga. Siswa yang memfokuskan pada tujuan belajar karena mereka menghargai prestasi dan melihat bahwa kemampuan dapat ditingkatkan. Siswa tidak takut gagal, karena kegagalan tidak mengancam kompentensi dan harga- dirinya (Woolfolk, 2009: 221).

b. Motivasi Ekstrinsik

  Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, seperti mendapat pujian, hadiah dan lain-lain (Sardiman, 2008: 90-91). Sedangkan menurut Woolfolk (2009: 188) motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang diciptakan oleh faktor-faktor yang berasal dari luar seperti reward (hadiah) dan hukuman. Sebagai contoh siswa giat belajar menjelang ujian agar mendapat hasil yang baik dengan tujuan agar mendapat pujian dari guru dan temannya. Siswa mengerjakan tugas dengan serius karena takut mendapat hukuman dari guru dan orang tua. Siswa belajar lebih giat agar mendapat peringkat satu di kelas dengan tujuan agar mendapat hadiah yang dijanjikan oleh orang tuanya.

  Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada di dalam diri siswa untuk belajar (Prayitno, 1989:13).

  Winkel (2004:195) mengemukakan, yang tergolong motivasi belajar ekstrinsik antara lain:

1. Belajar demi memenuhi kewajiban.

  2. Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan.

  3. Belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan.

  4. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.

  5. Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting, misal guru dan orang tua.

  6. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan jenjang/ golongan administratif.

  Motivasi ekstrinsik juga menjadi peranan penting bagi guru yang mengajar yaitu memberi memberi hadiah, pujian, hukuman dan sebagainya. Guru dapat memberi rangsangan bagi peserta didik untuk semakin giat dalam belajar. Motivasi ekstrinsik juga akan sangat mempengaruhi motivasi belajar intrinsik siswa, yaitu dengan mendapat rangsangan belajar dari luar, lambat laun siswa akan menyadari akan makna dari belajar dan melaksanakan kegiatan tersebut tanpa ada dorongan dari luar.

3. Faktor-Faktor Motivasi Belajar

  Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 97-100) unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran dan upaya guru dalam membelajarkan siswa. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut: a. Cita-cita atau Aspirasi Siswa

  Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makanan yang lezat, berebut mainan, dapat membaca, dapat menyanyi, dan lain-lain (Dimyanti & Mudjiono, 2009: 97). Dengan adanya cita-cita, siswa menjadi termotivasi dari dalam diri siswa yang memiliki tekad untuk belajar demi menggapai cita-cita. Cita-cita dapat berubah-ubah tergantung dari setiap siswa mensikapinya, dapat berupa jangka panjang maupun jangka pendek.

  Cita-cita merupakan keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemamuan dan semangat belajar (Dimyanti & Mudjiono, 2009: 97). Misalnya, siswa memiliki cita-cita ingin menjadi dokter, pilot, ilmuwan, guru, pedagang tentunya memiliki hasrat yang kuat untuk belajar.

Dokumen yang terkait

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 15

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

DESKRIPSI KECERDASAN INTRAPERSONAL PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR ST.YOSEF SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20062007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

0 0 142

DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ge

0 0 122

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbinga

0 0 146

DESKRIPSI KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20112012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program

0 1 150

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN SUASANA BELAJAR DALAM KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20112012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progr

0 7 233

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK DALAM BELAJAR SISWA KELAS VII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20112012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidi

0 0 115